SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 47
Pengetahuan Hasil
Ternak (susu)
 PENGERTIAN
 KOMPOSISI SUSU
 SIFAT FISIK SUSU
 SIFAT KIMIA SUSU
 SIFAT MIKROBIOLOGI SUSU
 KERUSAKAN SUSU
 PENANGANAN SUSU
 PENGUJIAN KUALITAS SUSU
BATASAN/DEFINISI SUSU
 1. AIR SUSU : air susu sapi yang tidak
dikurangi atau ditambahi sesuatu apapun
dan diperoleh dengan pemerahan secara
sehat dan sekaligus (Ressang dan
Nasution, 1963)
 2. AIR SUSU : air susu sapi dan semua
benda cair yang diperoleh dari pemerahan
sapi, demikian pula es yang dibuat dari air
susu (Perda Kotapraja Semarang, 1966)
 3. AIR SUSU : Sekresi ambing yang bebas
kolostrum dihasilkan dari pemerahan secara
lengkap dari 1 ekor atau lebih sapi yang
sehat yang mengandung minimal 8,25 %
BKTL dan minimal 3,25 % lemak. (Eckles,
Combs, Macy, 1994)
 4. AIR SUSU : Produk berupa cairan putih
yang dihasilkan ambing bebas dari
kolostrum diperoleh dengan cara
pemerahan yang sempurna dari 1 atau lebih
sapi yang sehat mengandung minimal 8,25
% BKTL dan lemak minimal 3,25% (Atherton
& Newlander, 1977)
5. AIR SUSU : Hasil pemerahan sapi atau
hewan menyusui lainnya yang susunya
dapat dimakan atau digunakan sebagai
bahan makanan yang sehat (Hadiwiyoto,
1982)
6. SUSU : Cairan yang diperoleh dari
ambing ternak perah sehat, dengan cara
pemerahan yang benar, terus menerus,
dan tidak dikurangi sesuatu dan/atau
ditambah ke dalamnya sesuatu bahan lain
(SNI No. 01-6366-2000)
RANGKUMAN DEFINISI SUSU
 AIR SUSU AIR SUSU SAPI
 PEMERAHAN SEMPURNA
 BEBAS KOLOSTRUM
 MURNI (TIDAK DIKURANGI DAN DITAMBAH)
 TANPA PENGOLAHAN KECUALI SUHU RENDAH
 NUTRISI (BKTL MINIMAL 8,25%, LEMAK MINIMAL
3,25%)
 SEHAT
 TERNAK PERAH (SAPI, KERBAU, KAMBING, KUDA)
KOMPOSISI SUSU
 PROTEIN 3,2% (ALBUMIN 0,5%, KASEIN
2,7%)
 LEMAK 3,45%
 LAKTOSA 4,6%
 MINERAL 0,85%
 VITAMIN (A,D,E,K) SEDIKIT
 BAHAN KERING ± 12%
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOMPOSISI SUSU
1. JENIS HEWAN
2. BANGSA SAPI
3. MASA / tahun LAKTASI
4. BULAN LAKTASI
5. UMUR SAPI
6. GENETIS
7. FREKUENSI & WAKTU PEMERAHAN
8. PAKAN
1.Jenis hewan
Air (%)
Protein
(%)
Lemak
(%)
Laktosa
(%)
Mineral
(%)
BJ
Sapi 87.25 3.50 3.80 4.80 0.65 1.028
Kambing 87.88 3.21 3.82 4.54 0.55 1.031
Domba 80.82 6.52 6.86 4.91 0.89 1.035
Kuda 90.70 2.00 1.20 5.70 0.40 1.034
Babi 84.09 7.23 4.55 5.13 1.05 1.038
Kolostrum 72.00 19.00 5.00 2.50 1.50 1.060
2. Bangsa Sapi
Air (%) BK (%)
Lemak
(%)
Protein
(%)
Laktosa
(%)
Mineral
(%)
FH 88.07 11.93 3.45 3.15 4.65 0.68
Guernsey 85.45 14.55 4.98 3.84 4.98 0.75
Jersey 85.43 14.57 5.14 3.80 4.87 0.76
Ayrshire 87.25 12.72 3.85 3.32 4.90 0.65
Shorthorn 87.19 12.81 3.80 3.32 4.99 0.70
3. Masa laktasi (tahun laktasi)
4. Bulan laktasi
Kadar lemak
produksi
III IV
2
Kadar lemak
Produksi
5. Umur Sapi
Produksi tertinggi
kadar lemak
terendah
6. Genetis
Variasi individu
6-7 tahun
Produksi/komposisi
berbeda
7. Frekuensi & waktu
pemerahan
8. Pakan
Produksi & Komposisi
Berbeda
SIFAT KIMIA AIR SUSU
1. PROTEIN
- Kasein (protein utama susu) : 80 %
- Laktalbumin : 18 %
- Globulin : 0,5 – 0,7 %
Kasein + Ca
Ca-kaseinat + as lemah Gumpal
Karena Ca diikat oleh asam lemah
Ca-kaseinat (suspensi)
2. LEMAK
 Bentuk butiran (globular lemak) diameter
0,001-0,01 mm.
 Tiap globular dilapisi lesitin
 Globular lemak tidak larut
berbentuk emulsi dengan Protein
 Penyusun Lemak yaitu gliserol dan asam
lemak.
 As lemak VFA : butirat, kaproat, kaprilat,
kaprat dan laurat.
 Non VFA : miristat, palmitat, stearat, oleat
dan linoleat
3. LAKTOSA
 Merupakan disakarida terdiri dari glukosa
dan galaktosa
 Streptococcus lactis homofermentatif
laktosa as. Laktat
 Escherichia coli
heterofermentatif
4. MINERAL
Makro : Ca, K, Cl, Na,S,P,Mg
Mikro : Fe, Zn, Si, Cu, Fe, Al,
Mn, I
5. VITAMIN
- A,D,E,K
- B1,B2,B6, C sedikit
(rusak bila dipanaskan)
6. ENZIM
 Lipase : inaktif 470
C, rusak 550
C
 Protease : inaktif 74 – 800
C
 Katalase : dihasilkan mikroba mastitis
air susu + H2O2 O2
● Peroksidase : inaktif 80o
C
● Reduktase : dihasilkan oleh mikroba (uji
dengan menggunakan metilen blue)
● Fosfatase : dihasilkan oleh mikroba, inaktif pada
62o
C 30 menit sebagai uji efektifitas proses
pasteurisasi
● Laktase mikroba
katalase
7. GAS
 O2, CO2, N2 jumlahnya tergantung pada
kontak dengan udara (pemerahan,
Pengadukan)
 Dengan mesin perah gas-
gasnya
 Pengaruh terhadap air susu tidak ada
SIFAT FISIK AIR SUSU
1. Warna : putih kekuningan (normal)
putih : pantulan sinar oleh lemak dan
garam-garam
Kekuningan : Vitamin A
Kemerahan : eritritrosit, Hb (mastitis)
Kebiruan : dicampur air
2. RASA & BAU
- asam/manis/pahit rusak karena
lama disimpan
- Hambar : ditambah air
- Busuk : rusak
- “khas’ (normal): agak manis & agak
gurih karena laktosa & lemak
3. pH
- 6,6 – 6,7
- total asam 0,10 – 0,20%
> 0,24 % (rusak)
4. KEKENTALAN
 1,5 – 1,7 kekentalan air ( kekentalan air =
1,0 cp)
 > 2 cp susu dianggap telah rusak
 Pengadukan
Penambahan air
 Pengasaman
laktosa asam laktat
menggumpalkan protein
Kekentalan menurun
Kekentalan naik
5. BERAT JENIS (BJ)
 1.027 – 1,035
 Dipengaruhi : lemak, laktosa, protein dan
garam
 BJ lemak : 0,93
BJ laktosa : 1,666
BJ Protein (kasein) : 1,31
BJ garam-garaman : 4,12
6. TITIK BEKU (TB)
(- 0,5) – (-O,52) O
C
Pencampuran dengan bahan lain mengubah
Titik Beku
7. TITIK DIDIH (TD)
 100,17 O
C
 Garam, Gula meningkatkan titik didih
8. PEMISAHAN KRIM
 Susu didiamkan lemak (krim) memisah,
terutama pada suhu rendah
 Kolostrum, krim cepat memisah sebab
globula lemaknya besar.
KERUSAKAN SUSU
 UTAMA : MIKROBA
PRIMER : SEBELUM PEMERAHAN
(MASTITIS)
SEKUNDER : SELAMA PEMERAHAN
S/D PENGOLAHAN.
KERUSAKAN SUSU
 Nutrisi ideal untuk pertumbuhan mikroba
 Sapi sehat susu dalam ambing
steril.
 Mikroba mulai ada dalam saluran puting
susu. Pada saat memerah 3-4 pancaran
pertama dibuang.
SUMBER PENCEMARAN SUSU
1. Sapi, saluran putting susu, tubuh (kulit,
bulu), kotoran sapi
2. Lingkungan kandang (lantai kandang,
debu, udara, air)
3. Pakan
4. Peralatan
5. Pekerja
6. Penangan Susu (Handling)
Penyimpanan
Pengangkutan
Pemasaran
Siap dikonsumsi
7. Kontaminasi Silang
BENTUK-BENTUK KERUSAKAN SUSU
1. Produksi Asam
10 – 37 o
C : Streptococcus lactis
(dominan)
37 – 50 o
C : S. thermophilus
50o
C : Lactobacillus bulgaricus
2. Produksi Gas
 Coliform
 Clostridium
 Bacillus
 Bakteri heterofermentatif laktat dan
propionat
 Khamir (yeast)
3. Proteolisis
 Streptococcus faecalis var liquefaciens
 Bacillus cereus
 Micrococcus
 Flavobacterium
 Pseudomonas (tahan suhu refrigerator)
Kebusuka
n
4. Berlendir
Alcaligenes viscolactis
Enterobacter
Bakteri asam laktat (BAL)
5. Produksi Alkali
Pseudomonas fluorescens
Alcaligenes faecalis
6. Perubahan Warna
 Pseudomonas syncyanea ( biru, abu-abu
menjadi coklat)
 P. synxantha (kuning pada lapisan krim
susu
 P. fluorescens ( kecoklatan)
 Streptococcus lactis (biru tua)
 Serratia marcescens ( merah)
PENANGANAN SUSU SEGAR
Penanganan susu sesudah pemerahan
1. Pengangkutan dari tempat pemerahan
hingga konsumen dan IPS
2. Penanganan untuk penyimpanan
sementara di KUD/GKSI
3. Penanganan untuk dipasarkan
Susu baru saja diperah suhu sekitar 37o
C
merupakan suhu optimum untuk
pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme terhambat pertumbuhannya
pada :
- suhu < 5o
C
- Suhu > 60o
C
SUHU DANGER ZONE
100o
C
60O
C
49O
C
21O
C
5O
C
-18O
C
SEBAGIAN BESAR
BAKTERI MATI
Pertumbuhan bakteri
cepat
Pertumbuhan bakteri
sedang
Tidak ada/sedikit bakteri
Yang tumbuh
SUHU
DANGER ZONE
PENANGANAN SUSU DI TINGKAT
PETERNAK
 Membersihkan kandang dari kotoran
 Memandikan sapi
 Sebelum pemerahan ambing dicuci
dengan air hangat
 Peralatan pemerahan (mudah dibersihkan
dan mudah dicuci)
 Pancaran I s/d III-IV pada saat pemerahan
dibuang
PENANGANAN DI TINGKAT
PENGUMPUL (KUD/GKSI) :
 Pendinginan
(susu dialirkan di
antara plat pendingin
(plate cooler) bersuhu
0 – 2o
C
PENANGANAN AIR SUSU
 Penyaringan (dibuang kotorannya)
 Pengadukan/homogenisasi
- emulsi baik (globula lemak menyebar)
- Menghindari terbentuknya lapisan krim
. Pendinginan s/d 4o
C
(menghambat pertumbuhan mikroba)
PEMERIKSAAN KUALITAS AIR
SUSU
I. KEADAAN AIR SUSU
1. UJI RASA, WARNA, BAU
Bila terdapat kemungkinan penyimpangan
2. UJI MASAK/DIDIH
- untuk mengetahui penggumpalan protein
- mengumpal : pecah, komposisi tidak
seimbang, asam meningkat.
3. UJI ALKOHOL
alkohol 90% (1 :1) bila mengumpal maka
derajat asam > 9 SH
alkohol 70% (1 : 2) bila mengumpal maka
derajat asam> 8 SH
4. UJI DERAJAT ASAM
Jumlah ml NaOH 0,25 N yang
dipergunakanuntuk menetralisir air susu
dengan indikator PP sebanyak 2 ml normal
4,5 – 7 SH
5. UJI REDUKTASE
 Bakteri menghasilkan enzim yang mereduksi
 H2O2 H2O + ½ O2
 Bila senyawa pereduksi tinggi jumlah bakteri
banyak
 1 ml MB 1% + 20 ml air susu, inkubasi 37 -38o
C
amati tiap ½ jam
 Air susu baik warna biru hilang dalam waktu 5
jam
 Air susu jelek kurang dari 2 jam sudah berubah.
Warna metilen blue
Waktu reduksi
MB (jam)
Perkiraan jumlah koloni
(x 104
)
0,5 – 3,5 ≥ 80
4 40
4,5 25
5 15
5,5 10
6 6
6,5 – 8 2,5
8 1
6. UJI PERAGIAN
Yeast fermentasi membentuki alkohol
dan CO2 dalam suhu inkubasi
37 – 37,5o
C.
7. UJI KATALASE
Angka katalase : Jumlah ml O2 yang dihasilkan
dari 25 ml air susu + 15 ml H2O2 0,5% dan
diinkubasikan pada suhu 37 – 37,5 selama 4
jam.
8. UJI SEDIMEN (endapan)
Baik jika angka sedimen ≤ 0,3%
II. UJI KIMIAWI AIR SUSU
1. BJ (Protein tinggi, berat jenis naik,
lemak tinggi, berat jenis turun)
2. Kadar lemak : metode Gerber, Babcock
3. BKTL : BK – L
4. Protein : Kjedhal, Spektrofotometer
5. Laktosa
BJ 1,028 g/cm2
TB 0,520o
C
Lemak 2,7 %
BKTL 8 %
Protein 3 %
pH 4,5 – 7
mineral 0,7 %
Laktosa 4,2 %
Katalase negatif
Mikroba hidup 1 juta/ ml (TPC)
SYARAT FISIK & KIMIAWI SUSU
(MINIMAL) MENURUT CODEKS SUSU
INDONESIA :

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
Titis Sari
 
Penyebab dan aturan pse dan dfd
Penyebab dan aturan pse dan dfdPenyebab dan aturan pse dan dfd
Penyebab dan aturan pse dan dfd
Habyb Palyoga
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Susy Amelia
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
Bioenergitika
Ainur
 

Was ist angesagt? (20)

kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
Telur
Telur Telur
Telur
 
Analisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestAnalisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soest
 
Teknologi fermentasi kecap
Teknologi fermentasi kecapTeknologi fermentasi kecap
Teknologi fermentasi kecap
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Penyebab dan aturan pse dan dfd
Penyebab dan aturan pse dan dfdPenyebab dan aturan pse dan dfd
Penyebab dan aturan pse dan dfd
 
Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 
Jagung
JagungJagung
Jagung
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
 
Uji lipid 1
Uji lipid 1Uji lipid 1
Uji lipid 1
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
Bioenergitika
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
 
PROTEIN
PROTEINPROTEIN
PROTEIN
 
kerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangankerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangan
 

Ähnlich wie Pengetahuan teknologi susu

tht-daging-2-2012.ppt
tht-daging-2-2012.ppttht-daging-2-2012.ppt
tht-daging-2-2012.ppt
ariani99
 
PPT_Teknologi_Fermentasi.pptx
PPT_Teknologi_Fermentasi.pptxPPT_Teknologi_Fermentasi.pptx
PPT_Teknologi_Fermentasi.pptx
AtikaAzri1
 
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptxpembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
TheReaper87
 
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organikPembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
Firlita Nurul Kharisma
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
udayana
 
Ransum itik petelur
Ransum itik petelurRansum itik petelur
Ransum itik petelur
Edy_Susanto
 

Ähnlich wie Pengetahuan teknologi susu (20)

Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan Makanan
 
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternakMemanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
 
Mikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansiaMikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansia
 
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptxK_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
 
Laporan susu telur
Laporan susu telurLaporan susu telur
Laporan susu telur
 
tht-daging-2-2012.ppt
tht-daging-2-2012.ppttht-daging-2-2012.ppt
tht-daging-2-2012.ppt
 
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
 
PPT_Teknologi_Fermentasi.pptx
PPT_Teknologi_Fermentasi.pptxPPT_Teknologi_Fermentasi.pptx
PPT_Teknologi_Fermentasi.pptx
 
Sistem pencernaan ruminansia
Sistem pencernaan ruminansiaSistem pencernaan ruminansia
Sistem pencernaan ruminansia
 
NATA_DE_COCO.pptx
NATA_DE_COCO.pptxNATA_DE_COCO.pptx
NATA_DE_COCO.pptx
 
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptxpembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
pembuatan nata de coco dari awal sa.pptx
 
Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)
Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)
Fermentasi Yoghurt (Dwi Yuliani dan Sujud Arisandi Gea)
 
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organikPembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
 
Ransum itik petelur
Ransum itik petelurRansum itik petelur
Ransum itik petelur
 
Teknologi Fermentasi Kimchi (Dita Ocktasia Usman dan Dwi Elfiani)
Teknologi Fermentasi Kimchi (Dita Ocktasia Usman dan Dwi Elfiani)Teknologi Fermentasi Kimchi (Dita Ocktasia Usman dan Dwi Elfiani)
Teknologi Fermentasi Kimchi (Dita Ocktasia Usman dan Dwi Elfiani)
 
2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahuna2. kemunduran mutu ikan tahuna
2. kemunduran mutu ikan tahuna
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum Kamaboko
 

Mehr von Muhammad Eko

Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutrition
Muhammad Eko
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guide
Muhammad Eko
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feeding
Muhammad Eko
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Muhammad Eko
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feeding
Muhammad Eko
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]
Muhammad Eko
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Muhammad Eko
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition development
Muhammad Eko
 

Mehr von Muhammad Eko (20)

Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualNutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
 
Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutrition
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guide
 
Tabel hartadi
Tabel hartadiTabel hartadi
Tabel hartadi
 
Komposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanKomposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakan
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feeding
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultry
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feeding
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition development
 
hatchery design and technology
hatchery design and technologyhatchery design and technology
hatchery design and technology
 
grading of day old-chicks
grading of day old-chicksgrading of day old-chicks
grading of day old-chicks
 
hatchery design
hatchery designhatchery design
hatchery design
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASAN
 
Nekropsi ayam
Nekropsi ayamNekropsi ayam
Nekropsi ayam
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGAS
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamurPenyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
 

Kürzlich hochgeladen

Kürzlich hochgeladen (9)

Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 

Pengetahuan teknologi susu

  • 2.  PENGERTIAN  KOMPOSISI SUSU  SIFAT FISIK SUSU  SIFAT KIMIA SUSU  SIFAT MIKROBIOLOGI SUSU  KERUSAKAN SUSU  PENANGANAN SUSU  PENGUJIAN KUALITAS SUSU
  • 3. BATASAN/DEFINISI SUSU  1. AIR SUSU : air susu sapi yang tidak dikurangi atau ditambahi sesuatu apapun dan diperoleh dengan pemerahan secara sehat dan sekaligus (Ressang dan Nasution, 1963)  2. AIR SUSU : air susu sapi dan semua benda cair yang diperoleh dari pemerahan sapi, demikian pula es yang dibuat dari air susu (Perda Kotapraja Semarang, 1966)
  • 4.  3. AIR SUSU : Sekresi ambing yang bebas kolostrum dihasilkan dari pemerahan secara lengkap dari 1 ekor atau lebih sapi yang sehat yang mengandung minimal 8,25 % BKTL dan minimal 3,25 % lemak. (Eckles, Combs, Macy, 1994)  4. AIR SUSU : Produk berupa cairan putih yang dihasilkan ambing bebas dari kolostrum diperoleh dengan cara pemerahan yang sempurna dari 1 atau lebih sapi yang sehat mengandung minimal 8,25 % BKTL dan lemak minimal 3,25% (Atherton & Newlander, 1977)
  • 5. 5. AIR SUSU : Hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya yang susunya dapat dimakan atau digunakan sebagai bahan makanan yang sehat (Hadiwiyoto, 1982) 6. SUSU : Cairan yang diperoleh dari ambing ternak perah sehat, dengan cara pemerahan yang benar, terus menerus, dan tidak dikurangi sesuatu dan/atau ditambah ke dalamnya sesuatu bahan lain (SNI No. 01-6366-2000)
  • 6. RANGKUMAN DEFINISI SUSU  AIR SUSU AIR SUSU SAPI  PEMERAHAN SEMPURNA  BEBAS KOLOSTRUM  MURNI (TIDAK DIKURANGI DAN DITAMBAH)  TANPA PENGOLAHAN KECUALI SUHU RENDAH  NUTRISI (BKTL MINIMAL 8,25%, LEMAK MINIMAL 3,25%)  SEHAT  TERNAK PERAH (SAPI, KERBAU, KAMBING, KUDA)
  • 7. KOMPOSISI SUSU  PROTEIN 3,2% (ALBUMIN 0,5%, KASEIN 2,7%)  LEMAK 3,45%  LAKTOSA 4,6%  MINERAL 0,85%  VITAMIN (A,D,E,K) SEDIKIT  BAHAN KERING ± 12%
  • 8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPOSISI SUSU 1. JENIS HEWAN 2. BANGSA SAPI 3. MASA / tahun LAKTASI 4. BULAN LAKTASI 5. UMUR SAPI 6. GENETIS 7. FREKUENSI & WAKTU PEMERAHAN 8. PAKAN
  • 9. 1.Jenis hewan Air (%) Protein (%) Lemak (%) Laktosa (%) Mineral (%) BJ Sapi 87.25 3.50 3.80 4.80 0.65 1.028 Kambing 87.88 3.21 3.82 4.54 0.55 1.031 Domba 80.82 6.52 6.86 4.91 0.89 1.035 Kuda 90.70 2.00 1.20 5.70 0.40 1.034 Babi 84.09 7.23 4.55 5.13 1.05 1.038 Kolostrum 72.00 19.00 5.00 2.50 1.50 1.060
  • 10. 2. Bangsa Sapi Air (%) BK (%) Lemak (%) Protein (%) Laktosa (%) Mineral (%) FH 88.07 11.93 3.45 3.15 4.65 0.68 Guernsey 85.45 14.55 4.98 3.84 4.98 0.75 Jersey 85.43 14.57 5.14 3.80 4.87 0.76 Ayrshire 87.25 12.72 3.85 3.32 4.90 0.65 Shorthorn 87.19 12.81 3.80 3.32 4.99 0.70
  • 11. 3. Masa laktasi (tahun laktasi) 4. Bulan laktasi Kadar lemak produksi III IV 2 Kadar lemak Produksi
  • 12. 5. Umur Sapi Produksi tertinggi kadar lemak terendah 6. Genetis Variasi individu 6-7 tahun Produksi/komposisi berbeda
  • 13. 7. Frekuensi & waktu pemerahan 8. Pakan Produksi & Komposisi Berbeda
  • 14. SIFAT KIMIA AIR SUSU 1. PROTEIN - Kasein (protein utama susu) : 80 % - Laktalbumin : 18 % - Globulin : 0,5 – 0,7 % Kasein + Ca Ca-kaseinat + as lemah Gumpal Karena Ca diikat oleh asam lemah Ca-kaseinat (suspensi)
  • 15. 2. LEMAK  Bentuk butiran (globular lemak) diameter 0,001-0,01 mm.  Tiap globular dilapisi lesitin  Globular lemak tidak larut berbentuk emulsi dengan Protein  Penyusun Lemak yaitu gliserol dan asam lemak.  As lemak VFA : butirat, kaproat, kaprilat, kaprat dan laurat.  Non VFA : miristat, palmitat, stearat, oleat dan linoleat
  • 16. 3. LAKTOSA  Merupakan disakarida terdiri dari glukosa dan galaktosa  Streptococcus lactis homofermentatif laktosa as. Laktat  Escherichia coli heterofermentatif
  • 17. 4. MINERAL Makro : Ca, K, Cl, Na,S,P,Mg Mikro : Fe, Zn, Si, Cu, Fe, Al, Mn, I 5. VITAMIN - A,D,E,K - B1,B2,B6, C sedikit (rusak bila dipanaskan)
  • 18. 6. ENZIM  Lipase : inaktif 470 C, rusak 550 C  Protease : inaktif 74 – 800 C  Katalase : dihasilkan mikroba mastitis air susu + H2O2 O2 ● Peroksidase : inaktif 80o C ● Reduktase : dihasilkan oleh mikroba (uji dengan menggunakan metilen blue) ● Fosfatase : dihasilkan oleh mikroba, inaktif pada 62o C 30 menit sebagai uji efektifitas proses pasteurisasi ● Laktase mikroba katalase
  • 19. 7. GAS  O2, CO2, N2 jumlahnya tergantung pada kontak dengan udara (pemerahan, Pengadukan)  Dengan mesin perah gas- gasnya  Pengaruh terhadap air susu tidak ada
  • 20. SIFAT FISIK AIR SUSU 1. Warna : putih kekuningan (normal) putih : pantulan sinar oleh lemak dan garam-garam Kekuningan : Vitamin A Kemerahan : eritritrosit, Hb (mastitis) Kebiruan : dicampur air
  • 21. 2. RASA & BAU - asam/manis/pahit rusak karena lama disimpan - Hambar : ditambah air - Busuk : rusak - “khas’ (normal): agak manis & agak gurih karena laktosa & lemak 3. pH - 6,6 – 6,7 - total asam 0,10 – 0,20% > 0,24 % (rusak)
  • 22. 4. KEKENTALAN  1,5 – 1,7 kekentalan air ( kekentalan air = 1,0 cp)  > 2 cp susu dianggap telah rusak  Pengadukan Penambahan air  Pengasaman laktosa asam laktat menggumpalkan protein Kekentalan menurun Kekentalan naik
  • 23. 5. BERAT JENIS (BJ)  1.027 – 1,035  Dipengaruhi : lemak, laktosa, protein dan garam  BJ lemak : 0,93 BJ laktosa : 1,666 BJ Protein (kasein) : 1,31 BJ garam-garaman : 4,12
  • 24. 6. TITIK BEKU (TB) (- 0,5) – (-O,52) O C Pencampuran dengan bahan lain mengubah Titik Beku 7. TITIK DIDIH (TD)  100,17 O C  Garam, Gula meningkatkan titik didih
  • 25. 8. PEMISAHAN KRIM  Susu didiamkan lemak (krim) memisah, terutama pada suhu rendah  Kolostrum, krim cepat memisah sebab globula lemaknya besar.
  • 26. KERUSAKAN SUSU  UTAMA : MIKROBA PRIMER : SEBELUM PEMERAHAN (MASTITIS) SEKUNDER : SELAMA PEMERAHAN S/D PENGOLAHAN.
  • 27. KERUSAKAN SUSU  Nutrisi ideal untuk pertumbuhan mikroba  Sapi sehat susu dalam ambing steril.  Mikroba mulai ada dalam saluran puting susu. Pada saat memerah 3-4 pancaran pertama dibuang.
  • 28. SUMBER PENCEMARAN SUSU 1. Sapi, saluran putting susu, tubuh (kulit, bulu), kotoran sapi 2. Lingkungan kandang (lantai kandang, debu, udara, air) 3. Pakan 4. Peralatan 5. Pekerja
  • 29. 6. Penangan Susu (Handling) Penyimpanan Pengangkutan Pemasaran Siap dikonsumsi 7. Kontaminasi Silang
  • 30. BENTUK-BENTUK KERUSAKAN SUSU 1. Produksi Asam 10 – 37 o C : Streptococcus lactis (dominan) 37 – 50 o C : S. thermophilus 50o C : Lactobacillus bulgaricus
  • 31. 2. Produksi Gas  Coliform  Clostridium  Bacillus  Bakteri heterofermentatif laktat dan propionat  Khamir (yeast)
  • 32. 3. Proteolisis  Streptococcus faecalis var liquefaciens  Bacillus cereus  Micrococcus  Flavobacterium  Pseudomonas (tahan suhu refrigerator) Kebusuka n
  • 33. 4. Berlendir Alcaligenes viscolactis Enterobacter Bakteri asam laktat (BAL) 5. Produksi Alkali Pseudomonas fluorescens Alcaligenes faecalis
  • 34. 6. Perubahan Warna  Pseudomonas syncyanea ( biru, abu-abu menjadi coklat)  P. synxantha (kuning pada lapisan krim susu  P. fluorescens ( kecoklatan)  Streptococcus lactis (biru tua)  Serratia marcescens ( merah)
  • 35. PENANGANAN SUSU SEGAR Penanganan susu sesudah pemerahan 1. Pengangkutan dari tempat pemerahan hingga konsumen dan IPS 2. Penanganan untuk penyimpanan sementara di KUD/GKSI 3. Penanganan untuk dipasarkan
  • 36. Susu baru saja diperah suhu sekitar 37o C merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme terhambat pertumbuhannya pada : - suhu < 5o C - Suhu > 60o C
  • 37. SUHU DANGER ZONE 100o C 60O C 49O C 21O C 5O C -18O C SEBAGIAN BESAR BAKTERI MATI Pertumbuhan bakteri cepat Pertumbuhan bakteri sedang Tidak ada/sedikit bakteri Yang tumbuh SUHU DANGER ZONE
  • 38. PENANGANAN SUSU DI TINGKAT PETERNAK  Membersihkan kandang dari kotoran  Memandikan sapi  Sebelum pemerahan ambing dicuci dengan air hangat  Peralatan pemerahan (mudah dibersihkan dan mudah dicuci)  Pancaran I s/d III-IV pada saat pemerahan dibuang
  • 39. PENANGANAN DI TINGKAT PENGUMPUL (KUD/GKSI) :  Pendinginan (susu dialirkan di antara plat pendingin (plate cooler) bersuhu 0 – 2o C
  • 40. PENANGANAN AIR SUSU  Penyaringan (dibuang kotorannya)  Pengadukan/homogenisasi - emulsi baik (globula lemak menyebar) - Menghindari terbentuknya lapisan krim . Pendinginan s/d 4o C (menghambat pertumbuhan mikroba)
  • 41. PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUSU I. KEADAAN AIR SUSU 1. UJI RASA, WARNA, BAU Bila terdapat kemungkinan penyimpangan 2. UJI MASAK/DIDIH - untuk mengetahui penggumpalan protein - mengumpal : pecah, komposisi tidak seimbang, asam meningkat.
  • 42. 3. UJI ALKOHOL alkohol 90% (1 :1) bila mengumpal maka derajat asam > 9 SH alkohol 70% (1 : 2) bila mengumpal maka derajat asam> 8 SH 4. UJI DERAJAT ASAM Jumlah ml NaOH 0,25 N yang dipergunakanuntuk menetralisir air susu dengan indikator PP sebanyak 2 ml normal 4,5 – 7 SH
  • 43. 5. UJI REDUKTASE  Bakteri menghasilkan enzim yang mereduksi  H2O2 H2O + ½ O2  Bila senyawa pereduksi tinggi jumlah bakteri banyak  1 ml MB 1% + 20 ml air susu, inkubasi 37 -38o C amati tiap ½ jam  Air susu baik warna biru hilang dalam waktu 5 jam  Air susu jelek kurang dari 2 jam sudah berubah. Warna metilen blue
  • 44. Waktu reduksi MB (jam) Perkiraan jumlah koloni (x 104 ) 0,5 – 3,5 ≥ 80 4 40 4,5 25 5 15 5,5 10 6 6 6,5 – 8 2,5 8 1
  • 45. 6. UJI PERAGIAN Yeast fermentasi membentuki alkohol dan CO2 dalam suhu inkubasi 37 – 37,5o C. 7. UJI KATALASE Angka katalase : Jumlah ml O2 yang dihasilkan dari 25 ml air susu + 15 ml H2O2 0,5% dan diinkubasikan pada suhu 37 – 37,5 selama 4 jam.
  • 46. 8. UJI SEDIMEN (endapan) Baik jika angka sedimen ≤ 0,3% II. UJI KIMIAWI AIR SUSU 1. BJ (Protein tinggi, berat jenis naik, lemak tinggi, berat jenis turun) 2. Kadar lemak : metode Gerber, Babcock 3. BKTL : BK – L 4. Protein : Kjedhal, Spektrofotometer 5. Laktosa
  • 47. BJ 1,028 g/cm2 TB 0,520o C Lemak 2,7 % BKTL 8 % Protein 3 % pH 4,5 – 7 mineral 0,7 % Laktosa 4,2 % Katalase negatif Mikroba hidup 1 juta/ ml (TPC) SYARAT FISIK & KIMIAWI SUSU (MINIMAL) MENURUT CODEKS SUSU INDONESIA :