This gives some information how to measure energy needed for football players according to their physical activities, ages, growth and Specific Dinamic Action. The measure result gives a guident to atlets for improving their performance.
3. Kebutuhan Gizi Atlet Sepakbola
Energi
1,5 kali kebutuhan energi orang dewasa
normal dengan postur tubuh relatif sama,
karena pemain sepakbola dikategorikan
dengan seseorang yang melakukan aktivitas
fisik yang berat, memperhatikan :
a. Basal Metabolic Rate (BMR)
b. Specific Dynamic Action (SDA
c. Aktivitas Fisik
d. Pertumbuhan (usia < 18 thn)
5. BMR untuk laki-laki berdasarkan Berat Badan
Jenis
Kelamin
Berat
Badan (Kg) Energi (Kal)
10-18 th 18-30 th 30-60 th
Laki-laki 40 1224 1075 1167
45 1291 1149 1207
50 1357 1223 1248
55 1424 1296 1288
60 1491 1370 1329
65 1557 1444 1369
70 1624 1518 1410
75 1691 1592 1450
(Sumber : Burke, 1992 )
6. Rata-rata Tingkat Aktivitas Harian (di luar
latihan), Burke, 1992
Tingkat Aktivitas
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Istirahat di tempat tidur 1.2 1.2
Kerja sangat ringan 1.4 1.4
Kerja ringan 1.5 1.5
Kerja ringan-sedang 1.7 1.6
Kerja sedang 1.8 1.7
Kerja berat 2.1 1.8
Kerja berat sekali 2.3 2.0
7. Kebutuhan Energi Aktivitas Olahraga
Berdasarkan Berat Badan (Kal/menit)
(Sumber : Burke, 1992 )
Aktifitas Berat Badan (Kg)
50 60 70 80 90
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sepak bola 7 8 9 10 12
Lari :
- 5,5 menit/km 10 12 14 15 17
- 5 menit/km 10 12 15 17 19
- 4,5 menit/km 11 13 15 18 20
- 4 menit/km 13 15 18 21 23
Jalan kaki :
- 10 menit/km 5 6 7 8 9
- 8 menit/km 6 7 8 10 11
- 5 menit/km 10 12 15 17 19
8. Langkah perhitungan energi atlet
sepakbola
Data Responden
Nama : Andi Sudarmaji
Tempat/Tgl. Lahir : 24 Mei 1992
Alamat : Jl. Raya Panggul Km 1.
RT 05/41 No. 65 Semanu
Kab.Gunungkidul Daerah
Istimewa Yogyakarta
Umur : 19 Tahun
BB/TB : 60 kg/ 160 cm
Pendidikan : SLTA
Sekolah : SMU N 2 Wonosari, DI.
Yogyakarta
9. Gambaran Aktifitas
Aktifitas belajar sekolahnya dimulai dari
jam 07.00 wib hingga 14.00 wib
Lari pagi (Minggu & Rabu ), selama 30
mnt dgn jarak ± 5 km. (aktifitas OR
diluar latihan), kecepatan 5,5 menit per
km
Latihan resmi : Minggu, Rabu dan Jumat
setiap jam 15.30 wib (sore), ± 90 mnt
tiap latihan
10. Perhitungan Kebutuhan Energi
Langkah 1 :
Tentukan status gizi atlet dengan
menggunakan IMT dan presentase lemak.
IMT = 60 = 23,4
1,6 x 1, 6
Langkah 2 :
BMR = 1.589 Kal. (lihat tabel 1)
SDA 10 % = 10 % x 1.589 = 158,9
Jumlahkan BMR dengan SDA yaitu 1.589 + 158,9
= 1.747,9 kalori
11. Langkah 3 dan 4 :
Faktor tingkat aktivitas sedang = 1,8 (lihat tabel
3)
1,8 x 1.747,9 = 3.146,2 Kal.
Langkah 5 :
Kebutuhan energi untuk aktivitas lari 5,5
menit/km dengan BB 60 Kg adalah 12
kal/menit dan untuk sepakbola 8 Kal/ menit
(lihat tabel 4), sehingga untuk tiap minggu :
Berlatih lari = (2 x 60 menit x 12 Kal) = 1.440
Kal/minggu
Berlatih sepakbola = (3 x 90 menit x 8 Kal) = 2.160 Kal/
minggu
12. Hasil perhitungan
Jadi kebutuhan kalori/minggu untuk
berlatih lari dan sepakbola adalah =
3.600 kal atau sama dengan 514,9
Kal/hari.
Total energi yang dibutuhkan per hari =
(3.146,2 + 514,9) Kal = 3.661,1 Kal/hari.
13. Perbandingan hasil recall thd standart
kebutuhan kalori protein (Burke, 1992)
JK BB Umur(18 – 30 thn) Hasil Recall
(Nutrisurvey)
Energi
(kkal)
Prot
(gr)
KH
(gr)
Energi Prot KH
Laki-
laki
55
60
65
70
75
80
85
90
3268
3455
3603
3790
3939
4126
4274
4500
55
60
65
70
75
80
85
90
658,5 2704
(78,26%)
107
(178,33%)
394.5
(60%)
14. Evaluasi dan Saran
Evaluasi asupan kalori, protein dan
karbohidrat, dengan prinsip :
Mengganti sumber energi dari protein
dengan sumber energi dari karbohidrat
Mengurangi porsi daging, menambah porsi
makanan sumber karbohidrat
(kentang/pasta, biskuit, roti tawar, crackers
dan jagung).
15. Saran
Konsep menu dgn gizi seimbang, pada :
Masa istirahat
Pasca pertandingan &
latihan
untuk pemulihan stamina & keseimbangan
zat gizi
mengantisipasi kenaikan glukosa dalam
darah
16. Air dan Elektrolit
Penambahan konsumsi air putih (sesuai
dengan kondisi cuaca, pengeluaran keringat,
indurance pertandingan dan latihan)
Mengatasi dehidrasi
Keseimbangan elekrolit
Menghindari resiko heat process heat stroke