Materi dari acara Kumpul-Kumpul di Rumah Dandelion, 6 Desember 2014.
Apa itu permainan sensori, dan mengapa permainan sensori penting bagi anak?
Artikel-artikel lainnya mengenai perkembangan anak dapat dilihat di http://rumahdandelion.com
2. Rumah kegiatan dan pendidikan bagi orang tua dan anak, yang berperan sebagai rekan orangtua dalam mengoptimalkan perkembangan anak.
Inisiator Rumah Dandelion adalah para psikolog dan pemerhati di bidang pendidikan dan perkembangan anak.
Ingin tahu lebih lanjut siapa kami, silahkan ke rumahdandelion.com
Apa itu Rumah Dandelion?
3. Apa yang akan kita lakukan hari ini?
•Lebih tahu tentang permainan sensorial
•Aktifkan indera-indera kita sambil bersenang- senang
5. Kegiatan apapun yang menstimulasi indera
Permainan sensori
Proprioseptif (beri informasi tentang keberadaan dan aktivitas anggota tubuh)
Vestibular
(beri nformasi tentang posisi tubuh dalam ruang, terkait gerakan dan keseimbangan)
6. Mengapa perlu permainan sensori?
Anak perlu belajar menggunakan seluruh inderanya.
Semakin kaya informasi yang diterima melalui berbagai indera, jalur saraf-saraf di otak semakin terhubung meningkatkan pemahaman, mempercepat proses belajar, dan merangsang kreativitas.
7. Bisa jadi tiba-tiba…
tidak mau coba makanan baru (karena rasa/tesktur/ baunya)
menolak aktivitas yang menuntut keseimbangan (memanjat, ayunan)
teriak kalau muka tersiram air / tubuh dikelitik
menghindari tempat terang
terganggu label baju
takut suara keras
Seiring pertumbuhan,
kepekaan sensorial meningkat.
Perlu ditingkatkan ambang batasnya melalui permainan sensori
8. Bisa juga lingkungan kurang memberikan stimulasi yang dibutuhkan anak meminta atau cari cara stimulasi sendiri
suka dipeluk dengan ketat
suka dilempar ke udara
lompat-lompat
berputar-putar
remas-remas sesuatu.
Perlu difasilitasi kebutuhannya melalui permainan sensori
10. Permainan 1: Dance & Freeze!
1.Siapkan lagu
2.Putar lagu, ajak anak menari ikuti irama
3.Pelankan suara, instruksikan anak untuk jadipatung
4.Keraskan suara, ajak anak kembali bergoyang
5.Ulangi beberapa kali
Meski tampak sederhana, permainan ini dapat melatih kepekaan auditori, konsentrasi, kontrol gerak tubuh, dan kemampuan mengikuti instruksi.
11. Permainan 2: Sniff..sniff…
1.Letakkan bahan-bahan yang memiliki bau menyengat (daun sirih, jahe, jeruk, dll) di wadah- wadah tertutup /toples-toples kecil
2.Siapkan bahan-bahan yang sama, di wadah-wadah terbuka/ piring-piring kecil
3.Ajak anak mengambil salah satu toples tertutup dan cium bau bahan di dalamnya
4.Minta anak mencari di antara bahan-bahan di piring-piring kecil, mana yang baunya sama dengan bahan yang ia cium sebelumnya di dalam toples
5.Ulangi kegiatan untuk bahan erikutnya
12. Permainan 3: Mengejar Cahaya
1.Siapkan senter
2.Arahkan ke dinding
3.Minta anak mengejar cahaya dari satu spot ke spot lainnya, lalu menginjak atau menepuk cahaya tersebut
4.Variasikan arah cahaya (tinggi, rendah, kiri, kanan, di dinding, di lantai) untuk merangsang anak lebih banyak bergerak
13. Permainan 4: Sama atau Beda?
1.Siapkan bahan-bahan yang tampak serupa namun beda (contoh: tepung dengan gula bubuk, kopi dengan bubuk kayu manis, jus kiwi dengan jus melon)
2.Minta anak mencicipi kedua bahan tersebut, dan tanyakan apakah rasanya sama atau beda
3.Bantu anak menamai rasa (manis, hambar, asin, pahit, asam, pedas)
Untuk melatih indera perasa, sering-sering kenalkan anak dengan berbagai rasa dan juga tekstur (kenyal, crunchy, leleh di mulut, dll)
14. •Kalau mendengar permainan sensori, apa yang terbayang?
Permainan 5: Lets Get Messy!
Permainan sensori taktil dapat menggunakan apa saja: air, pasir, water beads, foam, beras, makaroni rebus, jagung, bulu kemoceng, lumpur, jelly, kancing, bubur kertas, dll.
15. Bahasa
Motorik halus
Motorik kasar
Sosial Emosional
Kreativitas
Keterampilan Berpikir
Konsentrasi
Apa manfaat permainan sensorial?
16. Perkembangan bahasa
perkaya kosa kata
paham makna kata
Kata-kata tertentu akan jauh lebih mudah dipahami bila dialami langsung (bukan dijelaskan lisan). Contoh: licin, kenyal, kasar, asin, kencang, wangi, lembek, halus, terang, mengapung, atau meleleh.
17. Perkembangan Motorik Halus
Permainan sensorial mendorong manipulasi material (menjepit, menuang, menciduk, meremas, menggengam , mengaduk ) mengembangkan koordinasi mata tangan yang penting untuk kegiatan menulis, mengikat sepatu, memakai baju berkancing, dan membuka-tutup resleting
18. Perkembangan Motorik Kasar
Kegiatan lain yang mengeksplorasi permukaan, mengangkat, melempar, berguling, meniti mengembangkan keterampilan motorik kasar, koordinasi bilateral, keseimbangan, dan postur tubuh.
19. Perkembangan Kognitif
•Melatih konsentrasi
•Pemecahan masalah dan analitis
“Bagaimana agar pasirnya bisa dicetak?”
“Bagaimana supaya biji-bijian bisa masuk botol tanpa tumpah?”
•Keterampilan matematika
Perbandingan ukuran, menghitung, klasifikasi benda berdasarkan jenis/ warna/ bentuk/ ukuran
•Belajar sains
Perubahan wujud (es mencair di tempat panas, foam berubah warna jika diberi cat); gravitasi (air mengalir dari tempat tinggi ke rendah; momentum (semakin diberi tekanan, loncatan makin tinggi).
20. Perkembangan Sosial Emosional
Tidak ada benar dan salah, terlebih menyenangkan! Anak punya kendali penuh terhadap apa yang ingin ia lakukan mengembangkan harga diri, kepercayaan diri untuk mengambil keputusan, mengasah rasa ingin tahu untuk belajar dan bereksperimen.
Melatih kerjasama berbagi material, bermain berdampingan, belajar cara anak lain mengeksplorasi material, berbagi ide, mencoba ide teman.
21. Pernah perhatikan anak menjadi lebih tenang setelah dimandikan atau setelah loncat-loncatan secara bersemangat?
Ada sifat terapeutik dan menenangkan pada pengalaman sensorial membantu meregulasi ketidaknyamanan dalam diri (bosan, gelisah, kesal, cemas, frustrasi)
22. Perkembangan Kreativitas
Pengalaman sensorial memberikan kesempatan memanipulasi material dan berkreasi, dimana proses lebih penting daripada produk.
Dapat menggunakan berbagai benda mengasah keluwesan berpikir
Bermain pura-pura mengasah kreativitas
23. Apa peran orang tua saat permainan sensorial?
Penjaga keamanan
Pastikan tidak termakan dan hindari benda-benda tajam.
Penimbang
“Messy?” vs “Learning opportunity?”
Pengajar
Ajarkan konsep yang relevan
Pengamat
Pantau minat, tingkat pemahaman. Kenali kapan perlu melibatkan diri dalam permainan dan kapan membiarkan anak asyik sendiri.
Teman bermain
Bersenang-senang bersama yuk!
25. Gadget vs Permainan Sensori
Mengapa gadget kurang direkomendasikan untuk anak usia dini?
Minimum interaksi dengan orang lain dapat menghambat bahasa
Perubahan layar cepat dapat menimbulkan masalah konsentrasi
Memberi stimulasi berlebihan pada indera visual dan auditori ketidakseimbangan sensori
Kurang memberikan kesempatan untuk benar-benar menyentuh/ merasakan/ eksplorasi bebas
Permainan cenderung di dalam ruangan, temperatur konstan, bau dan suara alam kurang bisa dirasakan
26. Anak usia dini butuh 3-4 jam permainan aktif
terutama untuk stimulasi sensori vestibular, proprioseptif, dan taktil.
Let them play!
28. Terka Benda
Ada dua alternatif cara main:
1.Masukkan hanya satu barang, minta anak menebak apa isinya. Ia boleh meraba bentuk, mendengarkan suara, mencium baunya, tetapi tidak boleh melihat bentuknya.
2.Masukkan beberapa benda ke dalam kantong, lalu siapkan flashcard gambar dari setiap benda tersebut. Tunjuk salah satu flashcard, minta anak mencari benda yang dimaksud (tanpa melihat).
29. Tebak Gambar
1.Siapkan gambar-gambar aneka ragam (binatang, obyek, makanan, anggota keluarga)
2.Siapkan potongan-potongan kertas untuk menutupi gambar
3.Singkirkan satu per satu potongan kertas, sehingga memperlihatkan gambar sedikit demi sedikit
4.Minta anak menebak gambar apa yang ada di balik potongan- potongan kertas tersebut.
30. Cari Sumber Suara
1.Minta anak menutup mata selagi ayah/ ibu bersembunyi
2.Ayah / Ibu memberi petunjuk tempat persembunyian dengan sesekali bertepuk tangan
3.Minta anak untuk mencari dimana ayah/ ibu bersembunyi
31. Geli Kelitik
1.Minta anak menutup mata
2.Kelitik anggota tubuh anak secara bergantian (bisa menggunakan jari-jari atau material seperti bulu, spons, kapas)
3.Minta anak untuk menebak anggota tubuh mana yang sedang dikelitik (untuk anak yang belum bisa bicara, orang tua dapat menarasikan “mama sedang kelitik telapak kaki kananmu..geli ya?”
32. Halang Rintang
Siapkan halang rintang yang beragam bentuk dan teksturnya, serta menuntut tindakan-tindakan berbeda(misalnya merangkak, memanjat, meniti, berjalan mengikuti garis, melompat, dll).