Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pelayanan gizi di rumah sakit yang mencakup asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, dan penelitian serta pengembangan gizi."
2. PPJA
Apoteker
Dietisien
DPJP
Lainnya
Profesional Pemberi Asuhan
:
• Mereka yg secara langsung
memberikan asuhan kpd
pasien, a.l. DPJP, PPJA,
Dietisien, Apoteker, dan
Lainnya.
• Kompetensi Profesi &
Kolaborasi Interprofesional
• Tugas Mandiri, Tugas
Kolaboratif,
Tugas Delegatif/Mandat
Clinical
Team Leader
SUMBER : (KARS, 2018)
Profesional Pemberi
Asuhan
PPA
Dalam SNARS Ed 1
3. Rumah Sakit menetapkan regulasi bahwa
setiap pasien harus dikelola oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) untuk
memberikan asuhan kepada pasien.
Maksud dan Tujuan : Asuhan pasien diberikan
oleh PPA yang bekerja sebagai TIM interdisiplin
dengan kolaborasi interprofesional dan dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) berperan
sebagai ketua TIM (Clinical Leader)
4.
5. 1. Melakukan pengkajian gizi
2. Membuat Diagnosis Gizi
3. Membuat Intervensi Gizi meliputi perencanaan,
preskripsi diet, implementasi, konseling, edukasi,
fortifikasi dan suplemen zat gizi makro dan mikro
4. Melakukan Monitoring/pementauan dan Evaluasi
5. Melakukan dokumentasi
6. Merujuk kasus gizi
7. Melakukan Konseling dan Edukasi gizi dan dietetik
8. Melakukan Pendidikan, pelatihan, penelitian,
pengembangan pelayanan gizi
9. Menyelenggarakan makanan untuk orang banyak
6. PEDOMAN PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT
Mengacu Per Menkes No.78 Tahun 2013
1. Asuhan Gizi Rawat Jalan
2. Asuhan Gizi Rawat Inap
3. Penyelenggaraan Makanan
4. Penelitian & Pengembangan Gizi
7.
8. Melayani pasien yang dirujuk oleh dokter
Kegiatan Konseling Gizi
(Format dokumen ADIME)
Skrining Gizi masuk dalam pengkajian awal
perawat
Petugas pemberi konseling Ahli gizi/
Nutrisionis/Dietisien
Melakukan modifikasi pola gaya hidup,
mengatur makanan (jadwal, jumlah dan jenis)
sesuai penyakit dengan mempertimbangkan
kondisi pasien
9.
10.
11.
12. Zhang 2013 berdasarkan asesmen
pasien dewasa di RS Jingling
menggunakan BMI dan penurunan
berat badan lebih 5% dalam 3 bulan
ditemukan 42,5% pasien Malnutrisi
Fang 2013 berdasarkan asesmen
2550 pasien di Chines Hospital
dengan umur pasien rata2 56 tahun
menemukan kurang gizi pada 17.8%
dan berisiko malnutrisi 41.5%
Sumber : Asia Pac J Clin Nutr
2017:26(2):202-211
14. Alat Skrining Gizi Grade
Nutritional Risk Screening 2002 (NRS-2002) I
Malnutrition Screening Tool (MST) II
Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) II
15. 1. Apakah ada
penurunan BB dalam
6 bulan terakhir..?
Bila ya, berapa kg
penurunan BB nya?
2. Apakah asupan
makan menurun
karena kurang nafsu
makan ?
Total skor : ≥ 2
beresiko malnutrisi
Sumber : ADA pocket Guide To
Nutrition Assessment 2009
17. Masuk Rumah sakit
Skrining Gizi
Kurang gizi/Malnutrisi
atau berisiko
Tidak berisiko
Monitor & skrining ulang
Asesmen/
Pengkajian Gizi
Dilakukan Penilaian
Asesmen Gizi
Intervensi otomatis
dalam EHR
Pasien makan dan
Pemantauan asupan
Perawat
Setiap pasien dilakukan skrining ≤ 24 jam
menggunakan perangkat/tool yang telah di
validasi. Hasil screening dokumentasi di EHR
Perawat :
• Memulai Asupan/ Oral Nutrition Suplement
(ONS) dalam 24 jam
• Mengelola situasi kondisi untuk
memaksimalkan asupan makan
Sumber : Alliance to Advance Patient Nutrition Litho in
USA 2014
18. Melakukan Pengkajian/
Asesmen Gizi
Edukasi pasien
dan keluarga
Membuat
Perencanaan/Order
Jika Malnutrisi, lakukan
diagnosis dokumen
Monitoring dan
evaluasi ulang
Memperbarui
Rencana
pemulangan
Interdisipliner
• Dietisien : Membuat
rencana asuhan gizi,
pemesanan dan
dokumen di EHR
•Perawat:
Memfasilitasi
•Dokter : Turut serta
dalam masalah nutrisi
harian/ kontribusi
dalam Tim
Pasien
pulang
dengan
care plan
gizi yang
sesuai
Perencanaan
asuhan gizi
beralih/pindah
ke pengaturan
perawatan
berikutnya
Interdisipliner
Dalam masa
transisi dan
evaluasi untuk
Asuhan Gizi
dapat dihubungi
Interdisiliner
• Asuhan gizi
termasuk ke
dalam rencana
pemulangan
• Asuhan gizi
dipantau sesuai
jadwal
Dietisien
• Penilaian termasuk yang
ada pada AND & A.S.P.E.N
karakteristik malnutrisi
Dokter
•Menentukan kode
diagnosis dalam
dokumen EHR
Interdisipliner
• Dietisien :
Memimpin edukasi yang
komperhensif / konseling
• Perawat:
•Memperkuat
pembelajaran dan
menanggapi pertanyaan
•Dokter :
•Mendiskusikan rencana
dan status gizi
Interdisipliner
• Dietisien :
Menyesuaikan rencana
asuhan gizi,
pemesanan yang
dibutuhkan dan
dokumen di EHR
•Perawat : Memonitor,
dokumentasi
perubahan asupan,
dan berat badan
•Dokter :
Mediskusikan asuhan
gizi secara kontinyu
19. ASESMEN GIZI
DIAGNOSIS
GIZI INTERVENSI
GIZI
MONITORING
EVALUASI
Tujuan belum
tercapai
RE-ASESMEN
Tujuan
Tercapai
SELESAI
Pelanggan:
- Pasien Rawat
Inap
- Pasien Rawat
Jalan
Kepuasan
Pelanggan
Tindakan
Koreksi &
perbaikan
Skrining Gizi
Rujukan
-Komite Medik
-Komite Etik
-KMKK
-Komite Keperawatan
-Komite Tenaga
Kesehatan
-Bagian Perencanaan
-Bagian Teknik
-Bagian SDM
-Bagian penelitian
-Bagian pemasaran
-Bagian asset
-Bagian anggaran
-Bagian perbendaharaan
-Bagian akuntansi
-Bagian administrasi
-Bagian Diklat
-Bagian HUKOR
- Seluruh Deoartemen
- Rawat inap Gedung A,
- Rawat inap Kencana,
- Rawat inap Kirana,
- Ruang rawat inap PJT
- Ruang rawat inap dan
Rawat jalan Kiara
- ICU
- ULB
- Instalasi Gawat Darurat
- BCH
Permintaan, Pembatalan,
Perubahan Diet ke Unit
Produksi Makanan
(untuk Rawat inap)
- Unit Rawat Jalan Terpadu
- Instalasi Farmasi
- Unit Sanitasi & Lingkungan
- Instalasi Sterilisasi Pusat
20.
21. Setiap elemen dilengkapi dengan tanda R, D, W,
O, S atau kombinasi dengan arti sebagai berikut :
R = Regulasi arti nya ada dokumen pengaturan
yang disusun oleh RS yang dapat berupa
Kebijakan, Prosedur (SPO), Pedoman, Panduan,
Peraturan Direktur RS, Keputusan Dir RS dan atau
Program
22. D = Dokumen, adalah bukti proses kegiatan
atau pelayanan yang dapat berbentuk berkas,
rekam medis, laporan, dan atau notulen rapat
dan atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti
dokumen pelaksanaan kegiatan lain nya
O = Observasi yang dimaksud adalah bukti
kegiatan yang didapatkan berdasarkan hasil
penglihatan/observasi yang dilakukan oleh
surveyor
23. S = Simulasi adalah peragaan kegiatan
yang dilakukan oleh staf RS yang diminta
oleh surveyor
W = Wawancara adalah kegiatan tanya
jawab yg dilakukan oleh surveyor yg
ditujukan kepada pemilik RS, direktur RS,
pimpinan RS, profesional pemberi asuhan
(PPA), staf klinis, staf non klinis, pasien,
keluarga, tenaga kontrak, dll
25. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas
Pelayanan (ARK)
Hak pasien dan keluarga (HPK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
26. Standar PAP 4
Tersedianya berbagai pilihan makanan sesuai dengan
status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis nya
Maksud dan Tujuan
Makanan yang diberikan harus sesuai dengan usia,
budaya, pilihan, rencana asuhan, diagnosis pasien,
termasuk diet khusus. Berdasarkan atas asesmen
kebutuhan dan rencana asuhan maka DPJP atau PPA lain
yang kompeten memesan makanan dan nutrisi lainnya
untuk pasien.
27. Pasien berhak menentukan makanan sesuai dengan nilai
yang dianut
Bila memungkinkan pasien ditawarkan pilihan makanan
yang konsisten dengan status gizi
Jika keluarga atau orang lain ingin membawa makanan
untuk pasien harus diberikan edukasi mengenai kontra
indikasi, kebersihan makanan, kebutuhan asuhan,
termasuk interaksi obat dan makanan
Makanan yang dibawa oleh keluarga atau orang lain
harus disimpan dengan benar untuk mencegah
kontaminasi
28. 1. RS menetapkan regulasi yang berkaitan dengan
pelayanan gizi (R)
2. RS menyediakan makanan sesuai dengan
kebutuhan pasien (D, O, W)
3. Ada bukti proses pemesanan makanan pasien
sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien
serta dicatat di rekam medis (D, W)
4. Makanan disiapkan dan disimpan dengan
mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan (O,W)
29. 5. Distribusi makanan dilaksanakan tepat
waktu sesuai dengan kebutuhan (D,O,W)
6. Jika keluarga membawa makanan bagi
pasien, mereka diberi edukasi tentang
pembatasan diet pasien dan risiko
kontaminasi serta pembusukan sesuai
dengan regulasi (D, O, W, S)
7. Makanan yang dibawa keluarga atau orang lain
disimpan secara benar untuk mencegah kontaminasi
(D, O, W)
30.
31. Asesmen awal pasien mencakup juga skrining
status nutrisi, kebutuhan fungsional, dan
kebutuhan khusus lain nya, kemudian dirujuk
untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut bila perlu
Maksud dan Tujuan :
Asesmen Awal keperawatan memuat kriteria dasar
untuk menyaring status nutrisional, Dietisien yang
memberi saran intervensi diet dan nutrisionis yang
akan mengintegrasikan kebutuhan nutrisi dan
kebutuhan lain pasien
32. Rumah Sakit menetapkan kriteria risiko
nutrisional yang dikembangkan bersama staf
yang kompeten dan berwenang (R)
Pasien di skrining untuk risiko nutrisional
sebagai bagian dari asesmen awal (D,W)
Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan
dengan asesmen gizi (D,W)
33.
34. Pasien dengan resiko nutrisi (berisiko malnutrisi)
menerima terapi gizi terintegrasi
Maksud & Tujuan :
Pada asesment awal di skrining untuk
risiko nutrisi. Pasien dikonsultasikan ke ahli gizi untuk
dilakukan asesmen lebih lanjut. Jika ditemukan resiko
malnutrisi maka dibuat rencana terapi gizi dan
dilaksanakan. Kemajuan dimonitor dan dicatat. DPJP,
perawat, ahli gizi, dan kel pasien bekerjasama dalam
konteks asuhan gizi terintegrasi
35. 1. RS menetapkan regulasi untuk terapi gizi
terintegrasi (R)
2. Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi
pada pasien berisiko malnutrisi (D,W)
3. Asuhan Gizi terintegrasi mencakup rencana,
pemberian, dan monitor terapi gizi (D,W)
4. Evaluasi dan Monitoring terapi gizi dicatat
direkam medis pasien (D)
36. MKE 10 Edukasi pasien dan Keluarga termasuk topik
Diet dan Nutrisi
MKE 10.3
Pemberian Edukasi kepada pasien dan keluarga
terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi diet
dan nutrisi/gizi yang memadai (D,W)
Pasien/Kel pasien yang membawa makanan dari luar
diberi edukasi
Edukasi/konseling yang diberikan dicatat di lembar
edukasi terintegrasi
37. Kegiatan Pelayanan Gizi
Skrining Gizi masuk pengkajian perawat ≤ 24 jam
Penentuan Preskripsi/order diet awal oleh dokter ≤
24 jam
Asesmen Gizi pada pasien berisiko malnutrisi ≤ 48
jam) kegiatan lanjutan dari skrining gizi ditulis pada
form asuhan Gizi oleh Dietisien
Asuhan Gizi menggunakan format Asesmen
Diagnosis, Intervensi, Monev (ADIME)
Sumber IDNT 2018, Asia Pac J Clin Nutr 2017
38. Asosiasi Dietisien Indonesia Jabar-
2013 38
4 langkah Standardized Nutrition Care Process
yang masuk dalam Clinical Pathway Terintegrasi
A sesmen gizi
D iagnosis gizi
I ntervensi gizi
M onitoring gizi
Evaluasi gizi
39. 39
o Proses berkelanjutan, dinamis
o Dilakukan pada pasien / klien yang beresiko malnutrisi/ sudah
terjadi malnutrisi berdasarkan hasil skrining atau rujukan gizi
PENGERTIAN
Metoda pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data yang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah gizi (etiologi), penyebab,
tanda dan gejalanya (sign and symtom) secara sistematik
40. Asesmen Gizi
Data Antropometri :Tinggi Badan, Berat Badan,
IMT, LLA, Tinggi Lutut, dll
Data Biokimia terkait gizi : Albumin, HD, Kalium,
Kalsium, Ureum, Fosfor, dll
Data Fisik : kehilangan lemak, kehilangan masa
otot, iga gambang, udema, dll
Data Riwayat Makan, riwayat alergi makanan,
pola kebiasaan makan, asupan zat gizi, dll
Data Riwayat Klien, riwayat personal, sosek,
riwayat penyakit, dll
41. DEFINISI
“Identifikasi dan memberi nama masalah gizi yang spesifik
dimana profesi dietetik bertanggung jawab untuk
merawatnya secara mandiri”. Diagnosis Gizi terdiri dari PES
(Problem, Etiologi, Tanda dan Gejala)
Diagnosis Gizi BUKAN Diagnosis Medis
42. Kelebihan asupan kalium berkaitan dengan
banyak mengkonsumsi buah2an ditandai
dengan serum kalium/potasim darah 6 meq/l
Asupan makan kurang berkaitan dengan
mual muntah ditandai dengan makanan yg
dapat dikonsumsi hanya 50% dari kebutuhan
Asupan makanan enteral tidak mencukupi
berkaitan dengan dibatasinya asupan cairan
ditandai dengan hanya 70% makanan cair
yang terkonsumsi dari kebutuhan
43. Tindakan terencana yang dirancang untuk
mengubah ke arah positif dari perilaku, kondisi
lingkungan terkait gizi atau aspek aspek
kesehatan individu termasuk keluarga dan
pengasuh
Ada 2 Fungsi
-1. PERENCANAAN (CARE PLAN)
-2. IMPLEMENTASI
LANGKAH : 3 INTERVENSI GIZI
43
44. Makanan Biasa
Komposisi makanan utama /makanan selingan.
Modifikasi bentuk makanan cair, saring, lunak, biasa.
Modifikasi diet Energi ( Diet rendah energy/kalori, diet tinggi energy/kalori).
Modifikasi diet Protein ( Diet rendah protein, Diet tinggi protein).
Modifikasi diet Karbohidrat ( Diet rendah karbohidrat, Diet tinggi
karbohidrat komplek).
Modifikasi diet lemak ( Diet rendah lemak, Diet rendah kolesterol).
Modifikasi diet serat ( Diet tinggi serat, Diet rendah sisa).
Modifikasi diet cair ( Diet cair penuh, Diet Cair jernih, Diet cair tanpa susu).
Modifikasi diet spesifik /Diet khusus ( Diet dengan perhitungan khusus).
Modifikasi diet terkait vitamin.
Modifikasi diet terkait mineral.
Jadwal makan/minum
45. MONITORING GIZI:
Mengkaji ulang/ Re Asesmen mengukur secara terjadwal
indikator asuhan gizi dari status pasien sesuai dengan
kebutuhan yang ditentukan, diagnosis gizi, intervensi
EVALUASI GIZI:
Membandingkan secara sistematik data data saat ini dengan
status sebelumnya, tujuan intervensi gizi, efektifitas asuhan
gizi secara umum dan atau rujukan standar
46. Apa yang di Monev.....?
Data Antropometri :Tinggi Badan, Berat
Badan, IMT, LLA, Tinggi Lutut, dll
Data Biokimia terkait gizi : Albumin, HD,
Kalium, Kalsium, Ureum, Fosfor, dll
Data Fisik : kehilangan lemak, kehilangan
masa otot, iga gambang, udema, dll
Data Riwayat Makan, riwayat alergi makanan,
pola kebiasaan makan, asupan zat gizi, dll
47. Skrining masuk kedalam asesmen perawat
apabila berisiko malnutrisi dan atau kondisi
khusus lanjut asesmen Gizi
Asuhan Gizi Dewasa/ Anak/Neonatus dengan
format ADIME
Care Plan Terintegrasi untuk semua profesi
Re Asesmen Gizi pada Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT) dengan format ADIME
Edukasi Terintegrasi semua profesi
Rujukan dari dokter untuk Asuhan Gizi &
Konseling Gizi di Rawat Jalan
48.
49. Skrining Gizi
1. Penurunan Berat Badan 6 Kg
dalam 3 bulan
skor : 2
2. Asupan kurang karena ada
penurunan nafsu makan : Ya
skor : 1
TOTAL SKOR MST : 3
Pasien dengan
diagnosa/kondisi khusus : Ya
(bedah digestive)
3
09.00
Karima RA
50. Asesmen Gizi (lanjutan dari
skrining gizi pada pasien
baru yang berisiko
malnutrisi
1. Diagnosa : Ca Caput
Pankreas Post Wipple
dengan DM Tipe 2
2. Risiko malnutrisi : Risiko
Sedang
3. Kondisi Khusus : Ya
4. Alergi Makanan : Tidak Ada
5. Preskripsi Diet : Diet Khusus
6. Tindak Lanjut : Perlu Asuhan
Gizi
Ca Caput Pankreas Post Wipple dengan DM Tipe 2
Ny. N
51. Care Plan
Tanggal/ jam :
18 Maret 2016/ 10.00
Daftar Masalah :
Malnutrisi Energi Protein
Intervensi (Farmakologis & Non
Farmakologis) :
Diet DM 1700 kkal protein 61
gram, 4 porsi bentuk Lunak
Tujuan dan Keluaran (outcome) :
Memenuhi kebutuhan energi dan
protein minimal 80 %
Optimalisasi status gizi secara
bertahap IMT mencapai 18,5
kg/m2
Waktu evaluasi (tanggal) :
21 Maret 2016
52. Re-Assessment
Asesmen Gizi
Antropometri
BB = 39 kg
Biokimia
Albumin = 2,94
Klinis/Fisik
TD = 120/80 mmHg; N = 84 x/mnt; RR= 20x/mnt; S=
36,8ºC.
Nafsu makan baik
Nyeri perut tidak ada
Asupan makan
TDM 1300 kkal +MC Komersial 200 ml + Roti porsi ke-4 +
Sayur Berkuah (Luar RS)
E =1750 kkal, P=63g, L=45g, KH=261g
Diagnosa Gizi
Malnutrisi (NC 4.1) berkaitan dengan peningkatan
kebutuhan zat gizizi ditandai oleh % asupan makan
SMRS E=72%, L=74%, KH=55% dan status gizi kurang
(IMT 17,3)
Intervensi Gizi
Diet Lunak DM 1700 kkal, protein 61 gram
TDM 1500 kkal + MC komersial 1x200ml + Roti porsi
ke-4
Monitoring & Evaluasi
Asupan makan, daya terima, berat badan, biokimia
59. Keterangan Gambar :
1) Pilih menu
Administrasi Pasien
2) Lalu pilih Asuhan
Gizi
3) Kemudian input
nama atau no.rekam
medis untuk mencari
pasien. Atau pilih
dan
klik salahsatu nama
pasien yang tertera
pada halaman