SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami berterima
kasih pada Ibu selaku Dosen mata kuliah Pengantar Psikologi dan Penggerak Mula
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ilmu psikologi khususnya persepsi.
Persepsi berarti memeberiken pandangan atau pengertian, yaitu bagaiman seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi menentukan kita memilih suatu pesan
dan mengabaikan pesan yang lain. Persepsi disebut inti ilmu komunikasi, karena jika
persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Somba Opu, 2 Oktober 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi
B. Proses Persepsi
C. Perkembangan Perseptual
D. Fungsi dan Sifat-Sifat Dunia Persepsi
E. Persepsi dan Sensasi
F. Persepsi dan Kognisi
G. Dunia Persepsi sebagai Dunia Bentuk
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbedaan pandangan bukanlah merupakan hal yang baru dalam
lapangan ilmu lebih-lebih dalam lapangan ilmu sosial. Masing-masing ahli
mempunyai sudut pandangan sendiri-sendiri mana yang dianggap penting,
sehingga akan berbeda dalam meletakkan titik beratnya. Perbedaan
pandangan ini mungkin karena perbedaan bidang studi ataupun metode
yang digunakan dalam pendekatan masalah. lni akan jelas apabila dilihat
tentang batasan yang dirnaksud dengan psikologi itu.
Karena psikologi itu merupakan ilmu mengenai jiwa, maka persoalan
yang pertama-tama timbul ialah apakah yang diimaksud dengan jiwa itu.
Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan ini bukanlah merupakan hal
yang mudah seperti diperkirakan orang banyak. Proses psikologi yang
didahului oleh penginderaan berupa pengamatan, pengingat dan
pengidentifikasian suatu objek disebut dengan persepsi. Agar individu
dapat menyadari dan mengadakan persepsi, maka ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi, salah satunya dengan adanya obyek atau stimulus
yang dipersepsikan.
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentunya ada faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Faktor- faktor itulah yang menyebabkan
mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interpretasi
yang berbeda tentang yang dilihatnya itu. Dengan demikian, studi
mengenai persepsi juga harus menyelidiki faktor-faktor yang
memengaruhi persepsi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persepsi?
2. Bagaimana proses persepsi?
3. Bagaimana perkembangan perseptual?
4. Bagaimana fungsi dan sifat-sifat dunia persepsi?
5. Bagaimana hubungan persepsi dan sensasi?
6. Bagaiman hubungan persepsi dan kognisi?
7. Bagaimana dunia persepsi sebagai dunia bentuk?
C. Tujuan
4
1. Untuk mengetahui pengertian persepsi.
2. Untuk mengetahui proses persepsi.
3. Untuk mengetahui perkembangan perseptual.
4. Untuk mengetahui fungsi dan sifat-sifat dunia persepsi.
5. Untuk mengetahui hubungan persepsi dan sensasi.
6. Untuk mengetahui hubungan persepsi dan kognisi.
7. Untuk mengetahui dunia persepsi sebagai dunia bentuk.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi
Secara etimilogis, persepsi atau dalam bahasa inggris perseption berasal dari
bahasa latin perseptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Kata “persepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, menjadi; persepsi diri,
persepsi sosiol (Calhoun & Acocella, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987),
dan persepsi interpersonal (Rakhmat, 1994). Menurut De Vito (1997:75),
persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang
mempengaruhi indera kita. Gulo (1982:207) mendefinisikan persepsi sebagai
proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya
melalui indera-indera yang dimilikinya. Menurut Atkinson, persepsi adalah
proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam
lingkungan. Teguiri (dalam Muhadjir, 1992) menawarkan istilah “la connaisance
d’atrui” atau menagenal orang lain. Dalam kepustakaan berbahasa inggris, istilah
yang banyak digunakan adalah “social perception”. Objek fisik umumnya
memberi stimulus fisik yang sama, sehinga orang mudah membuat persepsi
sama. Pada dasarnya, objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula,
namun kenyataannya tidaklah demikian. Sarlito Wiraman Sarwono, persepsi
merupakan kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan,
memfokuskan dan sebagainya. Irwanto dkk mengemukakan bahwa persepsi ialah
proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun
peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Jalaluddin Rakhmat
mengatakan persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Clifford T. Morgan mengatakan bahwa “Perception is the
process of discriminating among stimuli and interpreting their meaning”.
Persepsi adalah proses bagai mana membedakan rangsangan (stimulus) dan
menginterpretasikan stimulus- stimulus yang diterima.
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang
melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian,
yaitu bagaiman seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978).
“Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan mengartikanraksi kepada
6
rangsangan pancaindra atau data.” Persepsi disebut inti ilmu komunikasi, karena
jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif.
Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan
yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin
mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya,
semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas
(Mulyana, 2000: 167-168).
B. Proses Persepsi
Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja, ada tahapan-tahapan atau
proses tertentu yang harus dilalui oleh seseorang untuk bisa berpersepsi. Menurut
Sunaryo (2004) persepsi melewati tiga proses, yaitu:
1. Proses fisik (kealaman) — objek stimulus reseptor atau alat indera
2. Proses fisiologis — stimulus saraf sensoris otak
3. Proses psikologis — proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus
yang diterima
Sejalan dengan hal itu Bimo Walgito (2002) mengemukakan proses-proses
terjadinya persepsi :
1. Suatu obyek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus
tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini berlangsung secara alami dan
berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman.
2. Stimulus suatu obyek yang diterima oleh alat indera, kemudian disalurkan ke
otak melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut
proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara normal.
3. Otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari obyek yang
diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam
hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana individu
mengetahui dan menyadari suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai
alat inderanya.
Kemudian secara lebih detail Gibson (1990) berpendapat mengenai proses
terjadinya persepsi yaitu mencakup penerimaan stimulus (inputs),
pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah
diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk
sikap.
7
Dari beberapa pendapat di atas, maka proses terjadinya persepsi dapat kita
visualisasikan dalam bagan sebagai berikut:
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi
dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku
seseorang, harus mulai dari mengubah persepsinya. Dalam proses persepsi,
terdapat tiga komponen utama berikut.
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai
arti bagi seseorang.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku
sebagai reaksi (Depdikbud, 1985, dalam Soelaeman, 1987).
Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan
terhadap informasi yang sampai.
Meskipun banyak stimulus berbeda-beda yang sampai kepada kita tentang
masalah yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah terbatas pada saat-saat
tertentu. Apa yang kita hayati tidak hanya bergantung pada stimulus, tetapi juga
pada proses kognitif yang merefleksikan munat, tujuan, dan harapan seseorang
pada saat itu. Pemusatan persepsi ini disebut “perhatian”.
Perhatian mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan ransangan-ransangan
yang sampai kepada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau. Perhatian
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar
8
adalah faktor-faktor yang erdapat pada objek yang diamatiitu sendiri, yakni
intensitas, atau ukuran, kontras, pengulangan, dan gerakan; sedangkan faktor
dalam adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu si pengamat, yaitu
motif, kesediaan, dan harapan (Dirgagunarsa, 1996:107).
Persepsi bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawam satu antara pesan
yang terjadi di luar “luar sana” – dalam getaran udara dan dalam tanda-tanda
hitam di atas sebelah kertas – dengan pesan yang akhirnya memasuki otak kita.
Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga
langkah yang terlibat dalam proses ini. Tahap-tahap ini tidaklah saling terpisah
benar. Dalam kenyataan, ketiganya bersifat kontinu, bercampur baur, dan
bertumpah tindih satu sama lain.
1. Terjadinya Stimulsi Alat Indra (Sensory Stimulation)
Pada tahap pertama, alat-alat indra distimulasi (dirangsang). Meskipun
memiliki kemampuan pengindraan untuk merasakan stimulus (rangsanagn),
kita tidak selalu menggunakannya.
2. Stimulasi terhadap Alat Indra Diatur
Pada tahap kedua, ransangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai
prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas
(proximity), atau kemiripan: orang atau pesan yang secara fisik mirip satu
sama lain, dipersepsikan bersama-sama, atau sebagai satu kesatauan (unity).
3. Stimulasi Alat Indra Ditafsirkan Dievaluasi
Langkah ketiga adalah penfsiran-evaluasi yang merupakan proses subjektif
yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran-evaluasi tidak
semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan jugasangat
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistemnilai,
keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu.
Ada sebuah teori yang berusaha menjelaskan faktor psikologis yang
mempengaruhi pengambilan keputusan apakah suatu stimulus ada atau tidak,
yaitu Teori Deteksi Sinyal. Teori ini menyatakan bahwa seseorang dalam
mendeteksi ada/tidaknya stimulus kemungkinan melakukan salah satu macam
kesalahan dari dua kesalahan berikut:
1. Melaporkan bahwa suatu stimulus ada tapi sebenarnya tidak ada
2. Melaporkan bahwa suatu stimulus tidak ada meski sebenarnya ada
Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia. Kita ingin mengenali
dunia dan lingkungan yang mengelilinginya. “Pengetahuan adalha kekuasaan,”
kata Udai Pareek (1996). Tanpa pengetahuan, kita tidak dapat bertindak secara
efektif. Persepsi adalah sumber utama untuk pengetahuan itu. Definisi persepsi
yang dikemukakan Pareek (1996), tercakup beberapa segi atau proses. Pareek
selanjutnya menjelaskan tiap proses sebagai berikut.
1. Proses Menerima Ransangan
9
Proses pertama dalam persepsi adalah menerima ransangan atau data dari
berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindra. Kita melihat
sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga kita
mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.
2. Proses Menyeleksi Ransangan
Setelah diterima, ransangan atau dara diterima. Dua kukpulan faktor
menentukan Seleksi ransanagn itu, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang
terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain:
1) Fisiologis
Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang
diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk
memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk
mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi
terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
2) Perhatian
Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas
mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda
sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini
akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
3) Minat
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa
banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk
mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang
untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan
sebagai minat.
4) Kebutuhan yang searah
Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu
mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban
sesuai dengan dirinya.
5) Pengalaman dan ingatan
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh
mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk
mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
6) Suasana hati
10
Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat
mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan
mengingat.
b. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik
dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen
tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia
sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau
menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
persepsi adalah:
1) Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek,
maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi
persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek
individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk
persepsi.
2) Warna dari obyek-obyek
Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah
dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
3) Keunikan dan kekontrasan stimulus
Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan
sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan
banyak menarik perhatian.
4) Intensitas dan kekuatan dari stimulus
Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering
diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan
dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi persepsi.
5) Motion atau gerakan
Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang
memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek
yang diam.
3. Proses Pengorganisasian
Ransangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.
Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian ransangan, yaitu sebagai
berikut (Pareek, 1996:18-20).
a. Pengelompokan
11
Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokkan ransangan itu, antara
lain:
1) Kesamaan, ransangan-ransangan yang mirip dijadikan satu kelompok.
2) Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan yang lain juga
dikelompokkan menjadi satu.
3) Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap
belum lengkap.
b. Bentuk Timbul dan Latar
Dalam melihat ransangan atau gejala, ada kecenderungan untuk
memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol,
sedangkan ransangan atau gejala lainnya berada di latar belakang.
c. Kemantapan Persepsi
Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan-
perubahan konteks tidak memengaruhinya.
4. Proses Penafsiran
Setelah ransangan atau data diterima dan diatus, si penerima lalu menafsirkan
data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah
data itu ditafsirkan.
5. Proses Pengecekan
Sesudah data ditrima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa
tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Data atau
kesan-kesan itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orang lain.
6. Proses Reaksi
Tahap terakhir ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal
ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat sesuatu sehubungan dengan
persepsinya.
C. Perkembangan Perseptual
Penelitian maslah perkembangan perseptual dilakukan oleh para filsuf dari
abad 17 dan 18. Salah satu kelompoknya, nativist (termasuk Descartes dan Kant),
berpendapat bahwa kita lahir dengan kemampuan persepsi seperti yang sekarang
kita miliki. Sebaliknya, kelompok empiricist (termasuk Berkeley dan Locke),
menyatakan bahwa kita memepelajari cara persepsi kita melalui pengalaman
dengan objek-objek di dunia. Ahli psikologi kontemporer memercayai pada
integrasi kelompok empiricist dan nativist. Sekarang, tampaknya tidak ada yang
ragu bahwa faktor genetika dan pengalaman memengaruhi persepsi; namun,
tujuannya adalah menjelaskan kontribusi masing-masing dan menjelaskan
interaksi mereka.
12
Penelitian mengenai perkembangan persepsi mempelajari sampai tingkat
mana kapasitas persepsi diturunkan dan sampai tingkat mana dipelajari oleh
pengalaman.
D. Fungsi dan Sifat-Sifat Dunia Persepsi
1. Fungsi Persepsi
Penelitian tentang persepsi mencangkup dua fungsi utama system
persepsi,yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek, dan pengenalan,
menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al., t.t). lokalisasi dan
pengenalan di lakukan oleh daerah korteks yan berbedah. Penelitian persepsi
juga mengurusi cara system perseptual mempertahankan bentuk objek tetap
konstan, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah. Permasalahan
lain adalah cara kapasitas perceptual kita berkembang.
Menurut Atkinson dan kaawa-kawan, untuk melokalisasi (menentukan
lokasi) objek, kita terlebih dahulu harus menyegregasikan objek kemudian
mengorganisasikan objek menjadi kelompok. Proses ini pertama kali diteliti
oleh ahli psikologi Gestalt, yang mengajukan prinsip-prinsipn organisasi.
Salah satu perinsip tersebut adalah bahwa kitmengorganisasikan stimulus ke
daerah yang bersusaian dengan gambar dan latar. Prinsip lain menyatakan
dasar-dasr yang kita gunakan untuk mengelompokkan objek, di antaranya ke
dekatan, penutupan, kontinuasi baik, dan kemiripan.
Pengenalan suatu benda mengharuskan penggolongnya dalam kategori dan
pendasaranya terutama pada bentu benda. Dalam stadium awal pengenalan,
system visual menggunakan informasi di ratina untuk mendeskripsikan objek
dalam pengertian cirri, seperti garis dan sudut;nsel yang mendeteksi cirri
tersebut (detector ciri ) telah di temukan di korteks visual. Dalam stadium
lanjut pengenalan, system mencocokkan deskripsi bentuk yang di simpan di
memori untuk menemukan yang paling cocok.
2. Sifst – Sifat Dunia Persepsi
Pada hakikatnya dunia persepsi merupakan suatu keseluruhan. Bunyi-
bunyi yang saya dengar berasal dari dunia yang juga saya liat. Meja yang saya
liat adalah sama dengan yang saya raba. Jadi, hanya satu dunia persepsi,
namun dunia yang satu itu saya amati dengan cara berbeda.
Dunia persepsi mempunayi berbagai sifat (Verbeek, 1978). Beberapa sifat itu
berlaku untuk segala yang di amati atau dipersepsi. Jadi, berlaku untuk dunia
persepsi pada umumnya. Yang lain,merupakan sifat-sifat yang khas dari
persepsi dengan indra tertentu. Demikian, misalya, sifat-sifat ruang dapat di
persepsi. Dengan lebih dari satu indra( penglihatan, pendengaran, peradaban),
13
tetapi warna hanya dapat sanya dapat saya liat dan bunyi hanya dapat saya
dengar.
a. Sifat –sifat umum dunia persepsi
1) Dunia perasepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Objek-objek yang si
persepsi itu “meruang”, berdimensi ruang. Kita mengenal relasi-relasi
serta penentuan-penentuan yang berhubungan dengan ruang atas-
bawah, kiri-kanan, depan-belakang, dekat-jauh. Mengenal mengenal
persepsi ruang ini mengandung persoalan-perseolan psikologis yang
penting, terutama penglihatan sifat ruang (dimensi ketiga).
2) Dunia persepsi mempunyai di mensi waktu. Dalam hal ini, terdapat
kestabilan yang luas. Objek-objek persepsi kurang lebih bersifat
tetap. Namun, kita juga harus memersepsi adanya perubahan yang
terjadi dalam waktu. Kita mengamati lama dan kecepatan. Dan,
persepsi sendiri juga membutuhkan waktu.
3) Dunia persepsi itu bersruktur menurut berbagai objek persepsi. Di
sisu, berbagai keseluruhan yang kurang lebih berdiri sendiri
menmpakkan diri: Gesalt-Gesalt.
4) Dunia persepsi adalh dunia yang penuh dengan arti. Memersepsi
tidaklah sama dengan mengonstatir benda dan kejadian tanpa makna.
b. Sifat-sifat khusus bagi masing-masing indra tersendiri
Di antara sifat-sifat, terdapat berbagai kelompok yang khusus bagi indra-
indra. Merah dan kuning termasuk kelompok yang berlainan dengan asam
dan asin. Suatu keseluruhan sifat sensoris yang khas bagi suatu indra
tertentu kita sebut modalitas. Warna adalah suatu modalitas yang khusus
bagi mata (penglihatan), bunyi bagi telinga (pendengaran).
E. Persepsi dan Sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi.
Sensasi, atau dalam bahasa Inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus,
yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Sensasi adalah stimulasi
terhadap organ penginderaan. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai
aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra, seperti
temperatur tinggi, warna ungu, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sensasi dan
persepsi merupakan proses yang berkesinambungan. Untuk memahami
bagaimana ahli psikologi memahami proses sensasi dan persepsi, kita perlu
mengenal istilah dasar yang selalu dipakai yaitu stimulus. Stimulus adalah energi
yang menghasilkan respon pada organ pengindraan. Stimulus bervariasi baik dari
segi tipe maupun intensitasnya. Tipe stimulus yang berbeda mengaktivasi organ
14
penginderaan yang berbeda pula. Misal stimulus suara mengaktivasi organ
pendengaran, stimulus cahaya penglihatan, dan seterusnya. Intensitas stimulus
menentukan seberapa kuat suatu stimulus dapat diindra seberapa terang cahaya
dapat dilihat, seberapa keras suara dapat didengar, dan lain-lain. Cabang
psikologi yang mempelajari pengaruh intensitas stimulus terhadap respon
sensoris kita adalah psikofisik.
Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan penilaian, inferensi,
interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah; sensasi dipandang
sebagai pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa
pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan
(tetapi bukan dengan emosi), sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan
kognisi. Sesnsari sering digunakan secara sinonim dengan kesan indrawi, sense
datum, sensum, dan sensibilium.
Jadi, proses sensasi dan persepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain
disebutkan, “sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan
persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak” (Mahmud,
1990:41).
F. Persepsi dan Kognisi
Persepsi (perseption) dapat didefinisikan sebagai cara manusia mengangkap
rangsangan. Kognisi (cognition) adalah cara manusia memberi arti pada
ransangan.
Persepsi dan kognisi tentang lingkungan merupakan komponen dari orientasi
dan pencitraan lingkungan yang dilakukan orang (masyarakat), Yusmar Yusuf
(1991).
G. Dunia Persepsi sebagai Dunia Bentuk
Dalam persepsi bentuk, para ahli sering mengemukakan ihwal kekonstanan
bentuk. Misalnya, jika sebuah pintu membuka ke arah kita, bentuk bayangn pada
retina mengalami seurutan perubahan. Bentuk pintu yang persegi empat,
menghasilkan bayangan trapezoid, saat tepi yang bergerak ke arah kita menjadi
lebih lebar dibandingkan tepi yang melekat pada engsel; kemudian bentuk
trapezoid menjadi semakin pipih, dan akhirnya yang terproyeksi ke retina adalah
suatu bentuk batang vertikal yang setebal ketebalan pintu. Meskipun demikian,
kita menangkap suatu pintu yang membuka, yang tampak tidak berubah. Fakta
bahwa kita menangkap bentuk pintu adalah tidak konstan walaupun bayangan
pada retina berubah adalah contoh kekonstanan bentuk.
Dalam persepsi, kita menangkap objek-objek. Objek-objek ini kurang lebih
berdiri sendiri, mengandung struktur di dalamny, dan mempunyai batas-batas di
15
luarnya. Dengan kata lain, objek-objek itu mempunyai bentuk. Bentuk inilah
yang terutama memungkinan kita untuk menegnal dan mengingat kembali objek-
objek tersebut; yang memungkinkan kita mengorientasi diri.
Dunia persepsi bukanlah penjumlahan dari pengindraan-pengindraan, yang
terlepas satu sama lain, melainkan suatu dunia yang terorganisir. Perangsang dan
pengindraan memang merupakan syarat yang diperlukan untuk terjadinya
persepsi, namun suatu dunia persepsi hanya mungkin terjadi karen kesan-kesan
sensoris (kesan-kesan indra) diorganisasi dalam persepsi itu.
Berkat penggunaan yang cakap oleh para ahli psikologi Geslatlt dan yang
lainnya, banyak fenimena persepseptual baru yang terungkap dan terselidiki
(Misiak dan Sexton, 1988). Para fenomenolog memmperkenalkan konsep dan
teori baru tentang proses erseptual. Mereka menekankan dinamika dan karakter
aktif dari tindakan memersepsi, sifat intensional dari segenap pengalaman
memersepsi, dan mengemikakan gagasan bahwa segenap pengalaman
memersepsi itu adalah struktural, yakni mempertunjukkan ketetapan yang
beraturan, seperti relasi gambar latar belakang.
1. Gambar dan Latar Belakang
Hubungan antara gambar dan latar belakang (figure ground
relationship) pertama kali diciptakan oleh seorang Jerman, Edgar Rubin
(1881-1951). Ia menyusun beberapa gambar yang bermakna ganda.
Bergantung pada cara kita melihat gambar itu, bagian mana yang kita
anggap sebagai bentuk (gambar) dan bagian mana yang kita anggap
sebagai latar belakang, kita akan mengamati gambar itu secara tertentu.
Jika kita melihatnya dengan cara lain, gambar yang sama akan kita amati
sebagai bentuk yang berbeda pula.
Apabila stimulus mengandung dua atau lebih daerah yang berbeda,
kita akan melihat sebagiannya sebagai gambar dan sisanya sebagai latar
belakang. Daerah yang terlihat pada gambar berisi objek yang menjadi
pusat perhatian- tampak lebih padat dibandingkan latar belakang dan
terlihat di depan latar. Inilah bentuk organisasi perseptual yang paling
dasar.
Gambar merupakan pusat pengamatan atau persepsi, merupakan
Gestalt, yakni sesuatu yang dalam persepsi membentuk suatu keutuhan
atau totalitas tersendiri. Adapaun latar belakang adalh sebaliknya,
merupakan suatu lingkungan yang seakan tak berbentuk; dan terhadap
latar belakang itu, gambar tersebut berkontras, menonjolkan diri. Jadi latar
belakang lebih bersifat sekunder, kurang penting, dan kurang
16
terorganisasi. Berdasarkan hubungan umum inilah, relasi dan perbedaan
antara gambar dan latar belakang, seperti dikemukakan Verbeek (1978) di
bawah ini.
a. Gambar merupakan suatu bentuk yang individual dan berbentuk;
latar belakang sebaliknya merupakan materi yang tek terbentuk.
b. Gambar memiliki struktur yang jelas, latar belakang tidak.
c. Batas-batas terlihat sebagai tergolong dalam gambar, karena
diamati sebagai garis-garis yang membatasi gambar, sedangkan
latar belakang tidak terbatas.
d. Gambar terletak di muka latar belakang.
Relasi dan perbedaan ini justru karena persepsi mangandung kegiatan
mengorganisasikan. Hal ini tampak dengan jelas dalam peristiwa-
peristiwa saat relasi gambar latar belakang bersifat timbal balik
(revesibel) atau ambivalen. Ahli-ahli psikologi Gestalt, terutama Rubin,
telah membuat berbagai lukisan yang menunjukkan peristiwa tersebut
menggejala dengan jelas.
2. Hukum-Hukum Gestalt
Hukum-hukum Gestalt menentukan menurut asas-asas atau pola-pola
manakah suatu Gestalt terjasi dalam suatu medan persepsi. Berikut
dikemukakan oleh Gestalt.
Teori Gestalt memiliki hukum-hukum yang sangat populer dalam
menjelaskan bagaimana suatu pemahaman (insight) terjadi. Dalam
hukum-hukum teori Gestalt ini ada satu hukum pokok, yaitu hukum
Pragnaz, dan empat hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada
hukum yang pokok itu, yaitu hukum–hukum keterdekatan, ketertutupan,
kesamaan, dan kontinuitas.
a. Hukum Kedekatan (Proksimitas)
Bahwa hal-hal yang saling berdekatan cenderung untuk membentuk
kesatuan (Gestalt). Contoh gambar garis-garis ini, a-b, c-d, e-f, g-h
akan diamati menjadi kesatuan atau Gestalt.
b. Hukum Kesamaan (Similaritas)
Bahwa hal-hal yang sama cenderung untuk membentuk Gestalt, jika
ada perangsang pengamatan penglihatan seperti dibawah ini, orang
pada umumnya cenderung untuk mengamati (melihat) deretan
mendatar sebagai kesatuan.
c. Hukum Benda Tertutup
17
Bahwa hal-hal yang tertutup cenderung membentuk Gestalt.
d. Hukum Kontinuitas (Kelangsungan)
Bahwa hal-hal yang kontiyu atau yang merupakan kesinambungan
(kontinyuitas) yang baik akan mempunyai tendensi untuk membentuk
kesatuan atau Gestalt.
e. Hukum Gerak Bersama
Pada dasarnya, unsur-unsur yang bergerak dengan cara yang sama,
dilihat sebagai suatu kesatuan.
Selain dari hukum-hukum tambahan tersebut menurut aliran teori
belajar gestalt ini bahwa seseorang dikatan belajar jika mendapatkan
insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu
antara berbagai unsur dalan situasi tertentu. Dengan adanya insight maka
didapatlah pemecahan problem, dimengertinya persoalan; inilah inti
belajar. Jadi yang penting bukanlah mengulang-ulang hal yang harus
dipelajari, tetapi mengertinya, mendapatkan insight.
3. Pengaruh Keseluruhan pada Bagian-Bagiannya dalam Persepsi
Pengaruh keseluruhan terhadap persepsi dapat dikemukakan beberapa
“hukum” (Verbeek, 1978).
a. Keseluruhan memeberi arti pada bagian
Garis vertikal dalam keseluruhan diartikan sebagai hidung.
b. Pada pengamatan Gestalt, bagian-bagian yang
kurang lengkap dilengkapi
Kadang-kadang beberapa garis saja sudah cukup uantuk
menimbulkan persepsi Gestalt, misalnya
suatu bentuk tertentu.
c. Bagian-bagian “terikat” dalam suatu Gestalt
Bagian dan sifat-sifat bagian tersebut sukar dilihat sebagai hal
tersendiri.
4. Ilusi
Dalam psikologi, ilusi berarti kesalahan persepsi. Iusi adalah suatu
persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera
yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi
yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh,
seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-
interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang
mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar
biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh
18
racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif. Ilusi terjadi
dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik
(pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi
taktil (perabaan). Para ahli psikologi sering kali menyebut adanya
berbagai macam ilusi (Mahmud, 1990).
a. Ilusi Ruang
b. Ilusi Distorsi
c. Ilusi Arah
d. Ilusi dalam Gambar Hidup
Berbagai penjelasan di atas menyebabkan keseragaman persepsi antara
macam-macam orang. Namun, ada juga hal lain yang menyebabkan
satu objek yang sam dipersepsikan berbeda oleh dua atau lebih orang
yang berbeda. Perbedaan persepsi dapat disebabkan beberapa hal
berikut.
1) Perhatian, kita biasanya tidak menangkap seluruh rangsanag yang
ada di sekitar kita sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian kita
pada satu objek atau dua objek. Perbedaaan fokus antara satu orang
dan orang lainnya menyebabkan perbedaan persepsi antara
mereka.
2) Set, harapan seseorang mengenai rangsang yang akan timbul.
3) Kebutuhan, kebutuhan-kebutuhan sesaat maupaun yang menetap
pada diri seseorang memengaruhi persepsi orang tersebut.
4) Sistem nilai, sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat
berpengaruh pula terhadap persepsi.
5) Ciri kepribadian, ciri kepribadian akan memengaruhi persepsi.
6) Gangguan kejiwaan, gangguan kejiwaan dapat menimbulkan
kasalahan persepsi yang disebut halusinasi.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi
kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrasi dari individu
terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran,
perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam
proses persepsi.
Sebelum terjadi persepsi, diperlukan sebuah stimuri yang harus ditangkap
melalui organ tubuh yang bisa digunakan sebagai alat bantunya untuk memahami
lingkungannya yaitu alat indra.
Persepsi bukanlah suatu fungsi yang terisolasi, melainkan erat berhubungan
dengan lain-lain fungsi manusia. Yang memersepsi bukanlah hanya suatu indra
yang terisolasi saja, melainkan seluruh pribadi. Oleh karena itu, apa yang kita
persepsi sangat bergantung pada pengetahuan serta pengalaman, dari perasaan,
keinginan, dan dugaan-dugaan.
Jika terdapat pertentangan yang pasti antara apa yang kita persepsi dengan
fakta yang sebenarnya maka itu adalah ilusi.
B. Saran
Dari makalah ini maka penulis menyarankan:
1. Bagi masyarakat
Sekiranya masyarakat dapat mengintegrasikan pengetahuan serta
pengalaman dari perasaan, keinginan, dan dugaan-dugaan dengan
semaksimal mungkin, agar tidak terjadi ilusi (kesalahan persepsi).
2. Bagi pembaca
Sekiranya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan yang
dapat menambah wawasan bagi pembaca.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sarwono, Sarlito W. 2013.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
http://deddysumardi.wordpress.com/2012/04/09/memahami-proses-terjadinya-
persepsi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi
http://pba2011.blogspot.com
http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/bahasan-tentang-persepsi.htm
http://www.duniapsikologi.com/persepsi-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-
mempengaruhi/
http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-persepsi-dalam-psikologi.html
http://francoaltobelis.blogspot.com/2012/01/hukum-gestalt.html
http://www.psychologymania.com/2012/05/hukum-hukum-teori-gestalt.html
http://yogiekw.blogspot.com/2011/02/mengenal-persepsi-ilusi-dan-halusinasi.html
21
Makalah Psikologi
“PERSEPSI”
Oleh:
Abdul Azis
Nurul Fahmi
JURUSAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT ISLAM/ KONSENTRASI
KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMarobo United
 
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiHambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiLisa Ramadhanty
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasiWarnet Raha
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalzainalarifin3690
 
Makalah 1 analisis pekerjaan
Makalah 1 analisis pekerjaanMakalah 1 analisis pekerjaan
Makalah 1 analisis pekerjaanAndra Syahputra
 
Laporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar Pagi
Laporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar PagiLaporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar Pagi
Laporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar PagiSMA N 1 TEGAL
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Putri Sanuria
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenAndrew Hutabarat
 
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdMateri Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdBagasBlogger
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Ikvheynha Awlya
 
Contoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriContoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriSiti Anisyah
 
Persepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptPersepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptNofrida Atika
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdfContoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdfIdaSyahraeni
 
Nuzulatul Afifah - Entrepreneurship Usaha Buket Snack
Nuzulatul Afifah - Entrepreneurship Usaha Buket SnackNuzulatul Afifah - Entrepreneurship Usaha Buket Snack
Nuzulatul Afifah - Entrepreneurship Usaha Buket SnackNuzulatul Afifah
 
Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanMakalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanAhmad Fajar
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
 
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiHambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
 
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonalKomunikasi interpersonal dan intrapersonal
Komunikasi interpersonal dan intrapersonal
 
Makalah 1 analisis pekerjaan
Makalah 1 analisis pekerjaanMakalah 1 analisis pekerjaan
Makalah 1 analisis pekerjaan
 
Laporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar Pagi
Laporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar PagiLaporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar Pagi
Laporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar Pagi
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemen
 
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdMateri Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (
 
Contoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriContoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diri
 
Ppt sidang skripsi
Ppt sidang skripsiPpt sidang skripsi
Ppt sidang skripsi
 
Persepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptPersepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - ppt
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdfContoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
Contoh Proposal Bab 1, 2 dan 3.pdf
 
Sumber-sumber Konflik
Sumber-sumber KonflikSumber-sumber Konflik
Sumber-sumber Konflik
 
Nuzulatul Afifah - Entrepreneurship Usaha Buket Snack
Nuzulatul Afifah - Entrepreneurship Usaha Buket SnackNuzulatul Afifah - Entrepreneurship Usaha Buket Snack
Nuzulatul Afifah - Entrepreneurship Usaha Buket Snack
 
Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanMakalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
 

Andere mochten auch

Sistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSiti Jubaedah
 
Percepatan Karir by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
Percepatan Karir by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)Percepatan Karir by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
Percepatan Karir by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)Mustofa Thovids
 
Menjadi Manusia Efektif dan Produktif Menurut Stephen Covey (The Seven Habits...
Menjadi Manusia Efektif dan Produktif Menurut Stephen Covey (The Seven Habits...Menjadi Manusia Efektif dan Produktif Menurut Stephen Covey (The Seven Habits...
Menjadi Manusia Efektif dan Produktif Menurut Stephen Covey (The Seven Habits...Muhammad Noer
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4Arry Rahmawan
 

Andere mochten auch (11)

Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsi
 
Sensori persepsi
Sensori persepsiSensori persepsi
Sensori persepsi
 
Sistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusiaSistem regulasi pada manusia
Sistem regulasi pada manusia
 
Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsi
 
Percepatan Karir by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
Percepatan Karir by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)Percepatan Karir by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
Percepatan Karir by Mustofa Thovids (Slide Presentation Expert)
 
Menjadi Manusia Efektif dan Produktif Menurut Stephen Covey (The Seven Habits...
Menjadi Manusia Efektif dan Produktif Menurut Stephen Covey (The Seven Habits...Menjadi Manusia Efektif dan Produktif Menurut Stephen Covey (The Seven Habits...
Menjadi Manusia Efektif dan Produktif Menurut Stephen Covey (The Seven Habits...
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
 

Ähnlich wie Persepsi Word

Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docNofrida Atika
 
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasiMuhammad Marhaban
 
pengenalan diri dan potensi diri.pptx
pengenalan diri dan potensi diri.pptxpengenalan diri dan potensi diri.pptx
pengenalan diri dan potensi diri.pptxZiznecxGhoni
 
Persepsi dan berpikir
Persepsi dan berpikirPersepsi dan berpikir
Persepsi dan berpikirRatih Aini
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial tyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialmuji3228
 
PUM1 - 6SensasiPersepsi
PUM1 - 6SensasiPersepsiPUM1 - 6SensasiPersepsi
PUM1 - 6SensasiPersepsimfrids
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialkkepyy
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialKepli Mancs
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence
Awareness of self and others and the development of interpersonal competenceAwareness of self and others and the development of interpersonal competence
Awareness of self and others and the development of interpersonal competenceMaulanaFikriAhmadi
 

Ähnlich wie Persepsi Word (20)

Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - doc
 
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
 
pengenalan diri dan potensi diri.pptx
pengenalan diri dan potensi diri.pptxpengenalan diri dan potensi diri.pptx
pengenalan diri dan potensi diri.pptx
 
Persepsi dan berpikir
Persepsi dan berpikirPersepsi dan berpikir
Persepsi dan berpikir
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
 
Aktiviti pengamatan
Aktiviti pengamatanAktiviti pengamatan
Aktiviti pengamatan
 
PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsi
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
Presentasi persepsi
Presentasi persepsiPresentasi persepsi
Presentasi persepsi
 
PUM1 - 6SensasiPersepsi
PUM1 - 6SensasiPersepsiPUM1 - 6SensasiPersepsi
PUM1 - 6SensasiPersepsi
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosial
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosial
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence
Awareness of self and others and the development of interpersonal competenceAwareness of self and others and the development of interpersonal competence
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence
 

Mehr von Nurul Fahmi

Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunanMakalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunanNurul Fahmi
 
Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunanPancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunanNurul Fahmi
 
Sertifikat ldks
Sertifikat ldks   Sertifikat ldks
Sertifikat ldks Nurul Fahmi
 
Mazhab mazhab antropologi
Mazhab mazhab antropologiMazhab mazhab antropologi
Mazhab mazhab antropologiNurul Fahmi
 

Mehr von Nurul Fahmi (7)

Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunanMakalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
Makalah Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
 
Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunanPancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
Pancasila sebagai sumber nilai & paradigma pembangunan
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Sertifikat ldks
Sertifikat ldks   Sertifikat ldks
Sertifikat ldks
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Mazhab mazhab antropologi
Mazhab mazhab antropologiMazhab mazhab antropologi
Mazhab mazhab antropologi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 

Kürzlich hochgeladen

Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

Persepsi Word

  • 1. 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu selaku Dosen mata kuliah Pengantar Psikologi dan Penggerak Mula yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai ilmu psikologi khususnya persepsi. Persepsi berarti memeberiken pandangan atau pengertian, yaitu bagaiman seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Persepsi disebut inti ilmu komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Somba Opu, 2 Oktober 2013 Penyusun
  • 2. 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 C. Tujuan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Persepsi B. Proses Persepsi C. Perkembangan Perseptual D. Fungsi dan Sifat-Sifat Dunia Persepsi E. Persepsi dan Sensasi F. Persepsi dan Kognisi G. Dunia Persepsi sebagai Dunia Bentuk BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbedaan pandangan bukanlah merupakan hal yang baru dalam lapangan ilmu lebih-lebih dalam lapangan ilmu sosial. Masing-masing ahli mempunyai sudut pandangan sendiri-sendiri mana yang dianggap penting, sehingga akan berbeda dalam meletakkan titik beratnya. Perbedaan pandangan ini mungkin karena perbedaan bidang studi ataupun metode yang digunakan dalam pendekatan masalah. lni akan jelas apabila dilihat tentang batasan yang dirnaksud dengan psikologi itu. Karena psikologi itu merupakan ilmu mengenai jiwa, maka persoalan yang pertama-tama timbul ialah apakah yang diimaksud dengan jiwa itu. Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan ini bukanlah merupakan hal yang mudah seperti diperkirakan orang banyak. Proses psikologi yang didahului oleh penginderaan berupa pengamatan, pengingat dan pengidentifikasian suatu objek disebut dengan persepsi. Agar individu dapat menyadari dan mengadakan persepsi, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, salah satunya dengan adanya obyek atau stimulus yang dipersepsikan. Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor- faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interpretasi yang berbeda tentang yang dilihatnya itu. Dengan demikian, studi mengenai persepsi juga harus menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi persepsi. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian persepsi? 2. Bagaimana proses persepsi? 3. Bagaimana perkembangan perseptual? 4. Bagaimana fungsi dan sifat-sifat dunia persepsi? 5. Bagaimana hubungan persepsi dan sensasi? 6. Bagaiman hubungan persepsi dan kognisi? 7. Bagaimana dunia persepsi sebagai dunia bentuk? C. Tujuan
  • 4. 4 1. Untuk mengetahui pengertian persepsi. 2. Untuk mengetahui proses persepsi. 3. Untuk mengetahui perkembangan perseptual. 4. Untuk mengetahui fungsi dan sifat-sifat dunia persepsi. 5. Untuk mengetahui hubungan persepsi dan sensasi. 6. Untuk mengetahui hubungan persepsi dan kognisi. 7. Untuk mengetahui dunia persepsi sebagai dunia bentuk.
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Persepsi Secara etimilogis, persepsi atau dalam bahasa inggris perseption berasal dari bahasa latin perseptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Kata “persepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, menjadi; persepsi diri, persepsi sosiol (Calhoun & Acocella, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan persepsi interpersonal (Rakhmat, 1994). Menurut De Vito (1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Gulo (1982:207) mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Menurut Atkinson, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Teguiri (dalam Muhadjir, 1992) menawarkan istilah “la connaisance d’atrui” atau menagenal orang lain. Dalam kepustakaan berbahasa inggris, istilah yang banyak digunakan adalah “social perception”. Objek fisik umumnya memberi stimulus fisik yang sama, sehinga orang mudah membuat persepsi sama. Pada dasarnya, objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula, namun kenyataannya tidaklah demikian. Sarlito Wiraman Sarwono, persepsi merupakan kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan dan sebagainya. Irwanto dkk mengemukakan bahwa persepsi ialah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Jalaluddin Rakhmat mengatakan persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Clifford T. Morgan mengatakan bahwa “Perception is the process of discriminating among stimuli and interpreting their meaning”. Persepsi adalah proses bagai mana membedakan rangsangan (stimulus) dan menginterpretasikan stimulus- stimulus yang diterima. Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaiman seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978). “Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan mengartikanraksi kepada
  • 6. 6 rangsangan pancaindra atau data.” Persepsi disebut inti ilmu komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya, semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana, 2000: 167-168). B. Proses Persepsi Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja, ada tahapan-tahapan atau proses tertentu yang harus dilalui oleh seseorang untuk bisa berpersepsi. Menurut Sunaryo (2004) persepsi melewati tiga proses, yaitu: 1. Proses fisik (kealaman) — objek stimulus reseptor atau alat indera 2. Proses fisiologis — stimulus saraf sensoris otak 3. Proses psikologis — proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima Sejalan dengan hal itu Bimo Walgito (2002) mengemukakan proses-proses terjadinya persepsi : 1. Suatu obyek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini berlangsung secara alami dan berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman. 2. Stimulus suatu obyek yang diterima oleh alat indera, kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara normal. 3. Otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari obyek yang diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana individu mengetahui dan menyadari suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai alat inderanya. Kemudian secara lebih detail Gibson (1990) berpendapat mengenai proses terjadinya persepsi yaitu mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
  • 7. 7 Dari beberapa pendapat di atas, maka proses terjadinya persepsi dapat kita visualisasikan dalam bagan sebagai berikut: Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus mulai dari mengubah persepsinya. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama berikut. 1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. 3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi (Depdikbud, 1985, dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Meskipun banyak stimulus berbeda-beda yang sampai kepada kita tentang masalah yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah terbatas pada saat-saat tertentu. Apa yang kita hayati tidak hanya bergantung pada stimulus, tetapi juga pada proses kognitif yang merefleksikan munat, tujuan, dan harapan seseorang pada saat itu. Pemusatan persepsi ini disebut “perhatian”. Perhatian mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan ransangan-ransangan yang sampai kepada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau. Perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar
  • 8. 8 adalah faktor-faktor yang erdapat pada objek yang diamatiitu sendiri, yakni intensitas, atau ukuran, kontras, pengulangan, dan gerakan; sedangkan faktor dalam adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu si pengamat, yaitu motif, kesediaan, dan harapan (Dirgagunarsa, 1996:107). Persepsi bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawam satu antara pesan yang terjadi di luar “luar sana” – dalam getaran udara dan dalam tanda-tanda hitam di atas sebelah kertas – dengan pesan yang akhirnya memasuki otak kita. Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga langkah yang terlibat dalam proses ini. Tahap-tahap ini tidaklah saling terpisah benar. Dalam kenyataan, ketiganya bersifat kontinu, bercampur baur, dan bertumpah tindih satu sama lain. 1. Terjadinya Stimulsi Alat Indra (Sensory Stimulation) Pada tahap pertama, alat-alat indra distimulasi (dirangsang). Meskipun memiliki kemampuan pengindraan untuk merasakan stimulus (rangsanagn), kita tidak selalu menggunakannya. 2. Stimulasi terhadap Alat Indra Diatur Pada tahap kedua, ransangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas (proximity), atau kemiripan: orang atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain, dipersepsikan bersama-sama, atau sebagai satu kesatauan (unity). 3. Stimulasi Alat Indra Ditafsirkan Dievaluasi Langkah ketiga adalah penfsiran-evaluasi yang merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran-evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan jugasangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistemnilai, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu. Ada sebuah teori yang berusaha menjelaskan faktor psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan apakah suatu stimulus ada atau tidak, yaitu Teori Deteksi Sinyal. Teori ini menyatakan bahwa seseorang dalam mendeteksi ada/tidaknya stimulus kemungkinan melakukan salah satu macam kesalahan dari dua kesalahan berikut: 1. Melaporkan bahwa suatu stimulus ada tapi sebenarnya tidak ada 2. Melaporkan bahwa suatu stimulus tidak ada meski sebenarnya ada Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia. Kita ingin mengenali dunia dan lingkungan yang mengelilinginya. “Pengetahuan adalha kekuasaan,” kata Udai Pareek (1996). Tanpa pengetahuan, kita tidak dapat bertindak secara efektif. Persepsi adalah sumber utama untuk pengetahuan itu. Definisi persepsi yang dikemukakan Pareek (1996), tercakup beberapa segi atau proses. Pareek selanjutnya menjelaskan tiap proses sebagai berikut. 1. Proses Menerima Ransangan
  • 9. 9 Proses pertama dalam persepsi adalah menerima ransangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindra. Kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu. 2. Proses Menyeleksi Ransangan Setelah diterima, ransangan atau dara diterima. Dua kukpulan faktor menentukan Seleksi ransanagn itu, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain: 1) Fisiologis Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. 2) Perhatian Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek. 3) Minat Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat. 4) Kebutuhan yang searah Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. 5) Pengalaman dan ingatan Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. 6) Suasana hati
  • 10. 10 Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat. b. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah: 1) Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi. 2) Warna dari obyek-obyek Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit. 3) Keunikan dan kekontrasan stimulus Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian. 4) Intensitas dan kekuatan dari stimulus Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. 5) Motion atau gerakan Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam. 3. Proses Pengorganisasian Ransangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian ransangan, yaitu sebagai berikut (Pareek, 1996:18-20). a. Pengelompokan
  • 11. 11 Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokkan ransangan itu, antara lain: 1) Kesamaan, ransangan-ransangan yang mirip dijadikan satu kelompok. 2) Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan yang lain juga dikelompokkan menjadi satu. 3) Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap. b. Bentuk Timbul dan Latar Dalam melihat ransangan atau gejala, ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan ransangan atau gejala lainnya berada di latar belakang. c. Kemantapan Persepsi Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan- perubahan konteks tidak memengaruhinya. 4. Proses Penafsiran Setelah ransangan atau data diterima dan diatus, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. 5. Proses Pengecekan Sesudah data ditrima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Data atau kesan-kesan itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orang lain. 6. Proses Reaksi Tahap terakhir ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat sesuatu sehubungan dengan persepsinya. C. Perkembangan Perseptual Penelitian maslah perkembangan perseptual dilakukan oleh para filsuf dari abad 17 dan 18. Salah satu kelompoknya, nativist (termasuk Descartes dan Kant), berpendapat bahwa kita lahir dengan kemampuan persepsi seperti yang sekarang kita miliki. Sebaliknya, kelompok empiricist (termasuk Berkeley dan Locke), menyatakan bahwa kita memepelajari cara persepsi kita melalui pengalaman dengan objek-objek di dunia. Ahli psikologi kontemporer memercayai pada integrasi kelompok empiricist dan nativist. Sekarang, tampaknya tidak ada yang ragu bahwa faktor genetika dan pengalaman memengaruhi persepsi; namun, tujuannya adalah menjelaskan kontribusi masing-masing dan menjelaskan interaksi mereka.
  • 12. 12 Penelitian mengenai perkembangan persepsi mempelajari sampai tingkat mana kapasitas persepsi diturunkan dan sampai tingkat mana dipelajari oleh pengalaman. D. Fungsi dan Sifat-Sifat Dunia Persepsi 1. Fungsi Persepsi Penelitian tentang persepsi mencangkup dua fungsi utama system persepsi,yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek, dan pengenalan, menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al., t.t). lokalisasi dan pengenalan di lakukan oleh daerah korteks yan berbedah. Penelitian persepsi juga mengurusi cara system perseptual mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah. Permasalahan lain adalah cara kapasitas perceptual kita berkembang. Menurut Atkinson dan kaawa-kawan, untuk melokalisasi (menentukan lokasi) objek, kita terlebih dahulu harus menyegregasikan objek kemudian mengorganisasikan objek menjadi kelompok. Proses ini pertama kali diteliti oleh ahli psikologi Gestalt, yang mengajukan prinsip-prinsipn organisasi. Salah satu perinsip tersebut adalah bahwa kitmengorganisasikan stimulus ke daerah yang bersusaian dengan gambar dan latar. Prinsip lain menyatakan dasar-dasr yang kita gunakan untuk mengelompokkan objek, di antaranya ke dekatan, penutupan, kontinuasi baik, dan kemiripan. Pengenalan suatu benda mengharuskan penggolongnya dalam kategori dan pendasaranya terutama pada bentu benda. Dalam stadium awal pengenalan, system visual menggunakan informasi di ratina untuk mendeskripsikan objek dalam pengertian cirri, seperti garis dan sudut;nsel yang mendeteksi cirri tersebut (detector ciri ) telah di temukan di korteks visual. Dalam stadium lanjut pengenalan, system mencocokkan deskripsi bentuk yang di simpan di memori untuk menemukan yang paling cocok. 2. Sifst – Sifat Dunia Persepsi Pada hakikatnya dunia persepsi merupakan suatu keseluruhan. Bunyi- bunyi yang saya dengar berasal dari dunia yang juga saya liat. Meja yang saya liat adalah sama dengan yang saya raba. Jadi, hanya satu dunia persepsi, namun dunia yang satu itu saya amati dengan cara berbeda. Dunia persepsi mempunayi berbagai sifat (Verbeek, 1978). Beberapa sifat itu berlaku untuk segala yang di amati atau dipersepsi. Jadi, berlaku untuk dunia persepsi pada umumnya. Yang lain,merupakan sifat-sifat yang khas dari persepsi dengan indra tertentu. Demikian, misalya, sifat-sifat ruang dapat di persepsi. Dengan lebih dari satu indra( penglihatan, pendengaran, peradaban),
  • 13. 13 tetapi warna hanya dapat sanya dapat saya liat dan bunyi hanya dapat saya dengar. a. Sifat –sifat umum dunia persepsi 1) Dunia perasepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Objek-objek yang si persepsi itu “meruang”, berdimensi ruang. Kita mengenal relasi-relasi serta penentuan-penentuan yang berhubungan dengan ruang atas- bawah, kiri-kanan, depan-belakang, dekat-jauh. Mengenal mengenal persepsi ruang ini mengandung persoalan-perseolan psikologis yang penting, terutama penglihatan sifat ruang (dimensi ketiga). 2) Dunia persepsi mempunyai di mensi waktu. Dalam hal ini, terdapat kestabilan yang luas. Objek-objek persepsi kurang lebih bersifat tetap. Namun, kita juga harus memersepsi adanya perubahan yang terjadi dalam waktu. Kita mengamati lama dan kecepatan. Dan, persepsi sendiri juga membutuhkan waktu. 3) Dunia persepsi itu bersruktur menurut berbagai objek persepsi. Di sisu, berbagai keseluruhan yang kurang lebih berdiri sendiri menmpakkan diri: Gesalt-Gesalt. 4) Dunia persepsi adalh dunia yang penuh dengan arti. Memersepsi tidaklah sama dengan mengonstatir benda dan kejadian tanpa makna. b. Sifat-sifat khusus bagi masing-masing indra tersendiri Di antara sifat-sifat, terdapat berbagai kelompok yang khusus bagi indra- indra. Merah dan kuning termasuk kelompok yang berlainan dengan asam dan asin. Suatu keseluruhan sifat sensoris yang khas bagi suatu indra tertentu kita sebut modalitas. Warna adalah suatu modalitas yang khusus bagi mata (penglihatan), bunyi bagi telinga (pendengaran). E. Persepsi dan Sensasi Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa Inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Sensasi adalah stimulasi terhadap organ penginderaan. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra, seperti temperatur tinggi, warna ungu, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sensasi dan persepsi merupakan proses yang berkesinambungan. Untuk memahami bagaimana ahli psikologi memahami proses sensasi dan persepsi, kita perlu mengenal istilah dasar yang selalu dipakai yaitu stimulus. Stimulus adalah energi yang menghasilkan respon pada organ pengindraan. Stimulus bervariasi baik dari segi tipe maupun intensitasnya. Tipe stimulus yang berbeda mengaktivasi organ
  • 14. 14 penginderaan yang berbeda pula. Misal stimulus suara mengaktivasi organ pendengaran, stimulus cahaya penglihatan, dan seterusnya. Intensitas stimulus menentukan seberapa kuat suatu stimulus dapat diindra seberapa terang cahaya dapat dilihat, seberapa keras suara dapat didengar, dan lain-lain. Cabang psikologi yang mempelajari pengaruh intensitas stimulus terhadap respon sensoris kita adalah psikofisik. Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan penilaian, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah; sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan dengan emosi), sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sesnsari sering digunakan secara sinonim dengan kesan indrawi, sense datum, sensum, dan sensibilium. Jadi, proses sensasi dan persepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain disebutkan, “sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak” (Mahmud, 1990:41). F. Persepsi dan Kognisi Persepsi (perseption) dapat didefinisikan sebagai cara manusia mengangkap rangsangan. Kognisi (cognition) adalah cara manusia memberi arti pada ransangan. Persepsi dan kognisi tentang lingkungan merupakan komponen dari orientasi dan pencitraan lingkungan yang dilakukan orang (masyarakat), Yusmar Yusuf (1991). G. Dunia Persepsi sebagai Dunia Bentuk Dalam persepsi bentuk, para ahli sering mengemukakan ihwal kekonstanan bentuk. Misalnya, jika sebuah pintu membuka ke arah kita, bentuk bayangn pada retina mengalami seurutan perubahan. Bentuk pintu yang persegi empat, menghasilkan bayangan trapezoid, saat tepi yang bergerak ke arah kita menjadi lebih lebar dibandingkan tepi yang melekat pada engsel; kemudian bentuk trapezoid menjadi semakin pipih, dan akhirnya yang terproyeksi ke retina adalah suatu bentuk batang vertikal yang setebal ketebalan pintu. Meskipun demikian, kita menangkap suatu pintu yang membuka, yang tampak tidak berubah. Fakta bahwa kita menangkap bentuk pintu adalah tidak konstan walaupun bayangan pada retina berubah adalah contoh kekonstanan bentuk. Dalam persepsi, kita menangkap objek-objek. Objek-objek ini kurang lebih berdiri sendiri, mengandung struktur di dalamny, dan mempunyai batas-batas di
  • 15. 15 luarnya. Dengan kata lain, objek-objek itu mempunyai bentuk. Bentuk inilah yang terutama memungkinan kita untuk menegnal dan mengingat kembali objek- objek tersebut; yang memungkinkan kita mengorientasi diri. Dunia persepsi bukanlah penjumlahan dari pengindraan-pengindraan, yang terlepas satu sama lain, melainkan suatu dunia yang terorganisir. Perangsang dan pengindraan memang merupakan syarat yang diperlukan untuk terjadinya persepsi, namun suatu dunia persepsi hanya mungkin terjadi karen kesan-kesan sensoris (kesan-kesan indra) diorganisasi dalam persepsi itu. Berkat penggunaan yang cakap oleh para ahli psikologi Geslatlt dan yang lainnya, banyak fenimena persepseptual baru yang terungkap dan terselidiki (Misiak dan Sexton, 1988). Para fenomenolog memmperkenalkan konsep dan teori baru tentang proses erseptual. Mereka menekankan dinamika dan karakter aktif dari tindakan memersepsi, sifat intensional dari segenap pengalaman memersepsi, dan mengemikakan gagasan bahwa segenap pengalaman memersepsi itu adalah struktural, yakni mempertunjukkan ketetapan yang beraturan, seperti relasi gambar latar belakang. 1. Gambar dan Latar Belakang Hubungan antara gambar dan latar belakang (figure ground relationship) pertama kali diciptakan oleh seorang Jerman, Edgar Rubin (1881-1951). Ia menyusun beberapa gambar yang bermakna ganda. Bergantung pada cara kita melihat gambar itu, bagian mana yang kita anggap sebagai bentuk (gambar) dan bagian mana yang kita anggap sebagai latar belakang, kita akan mengamati gambar itu secara tertentu. Jika kita melihatnya dengan cara lain, gambar yang sama akan kita amati sebagai bentuk yang berbeda pula. Apabila stimulus mengandung dua atau lebih daerah yang berbeda, kita akan melihat sebagiannya sebagai gambar dan sisanya sebagai latar belakang. Daerah yang terlihat pada gambar berisi objek yang menjadi pusat perhatian- tampak lebih padat dibandingkan latar belakang dan terlihat di depan latar. Inilah bentuk organisasi perseptual yang paling dasar. Gambar merupakan pusat pengamatan atau persepsi, merupakan Gestalt, yakni sesuatu yang dalam persepsi membentuk suatu keutuhan atau totalitas tersendiri. Adapaun latar belakang adalh sebaliknya, merupakan suatu lingkungan yang seakan tak berbentuk; dan terhadap latar belakang itu, gambar tersebut berkontras, menonjolkan diri. Jadi latar belakang lebih bersifat sekunder, kurang penting, dan kurang
  • 16. 16 terorganisasi. Berdasarkan hubungan umum inilah, relasi dan perbedaan antara gambar dan latar belakang, seperti dikemukakan Verbeek (1978) di bawah ini. a. Gambar merupakan suatu bentuk yang individual dan berbentuk; latar belakang sebaliknya merupakan materi yang tek terbentuk. b. Gambar memiliki struktur yang jelas, latar belakang tidak. c. Batas-batas terlihat sebagai tergolong dalam gambar, karena diamati sebagai garis-garis yang membatasi gambar, sedangkan latar belakang tidak terbatas. d. Gambar terletak di muka latar belakang. Relasi dan perbedaan ini justru karena persepsi mangandung kegiatan mengorganisasikan. Hal ini tampak dengan jelas dalam peristiwa- peristiwa saat relasi gambar latar belakang bersifat timbal balik (revesibel) atau ambivalen. Ahli-ahli psikologi Gestalt, terutama Rubin, telah membuat berbagai lukisan yang menunjukkan peristiwa tersebut menggejala dengan jelas. 2. Hukum-Hukum Gestalt Hukum-hukum Gestalt menentukan menurut asas-asas atau pola-pola manakah suatu Gestalt terjasi dalam suatu medan persepsi. Berikut dikemukakan oleh Gestalt. Teori Gestalt memiliki hukum-hukum yang sangat populer dalam menjelaskan bagaimana suatu pemahaman (insight) terjadi. Dalam hukum-hukum teori Gestalt ini ada satu hukum pokok, yaitu hukum Pragnaz, dan empat hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada hukum yang pokok itu, yaitu hukum–hukum keterdekatan, ketertutupan, kesamaan, dan kontinuitas. a. Hukum Kedekatan (Proksimitas) Bahwa hal-hal yang saling berdekatan cenderung untuk membentuk kesatuan (Gestalt). Contoh gambar garis-garis ini, a-b, c-d, e-f, g-h akan diamati menjadi kesatuan atau Gestalt. b. Hukum Kesamaan (Similaritas) Bahwa hal-hal yang sama cenderung untuk membentuk Gestalt, jika ada perangsang pengamatan penglihatan seperti dibawah ini, orang pada umumnya cenderung untuk mengamati (melihat) deretan mendatar sebagai kesatuan. c. Hukum Benda Tertutup
  • 17. 17 Bahwa hal-hal yang tertutup cenderung membentuk Gestalt. d. Hukum Kontinuitas (Kelangsungan) Bahwa hal-hal yang kontiyu atau yang merupakan kesinambungan (kontinyuitas) yang baik akan mempunyai tendensi untuk membentuk kesatuan atau Gestalt. e. Hukum Gerak Bersama Pada dasarnya, unsur-unsur yang bergerak dengan cara yang sama, dilihat sebagai suatu kesatuan. Selain dari hukum-hukum tambahan tersebut menurut aliran teori belajar gestalt ini bahwa seseorang dikatan belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalan situasi tertentu. Dengan adanya insight maka didapatlah pemecahan problem, dimengertinya persoalan; inilah inti belajar. Jadi yang penting bukanlah mengulang-ulang hal yang harus dipelajari, tetapi mengertinya, mendapatkan insight. 3. Pengaruh Keseluruhan pada Bagian-Bagiannya dalam Persepsi Pengaruh keseluruhan terhadap persepsi dapat dikemukakan beberapa “hukum” (Verbeek, 1978). a. Keseluruhan memeberi arti pada bagian Garis vertikal dalam keseluruhan diartikan sebagai hidung. b. Pada pengamatan Gestalt, bagian-bagian yang kurang lengkap dilengkapi Kadang-kadang beberapa garis saja sudah cukup uantuk menimbulkan persepsi Gestalt, misalnya suatu bentuk tertentu. c. Bagian-bagian “terikat” dalam suatu Gestalt Bagian dan sifat-sifat bagian tersebut sukar dilihat sebagai hal tersendiri. 4. Ilusi Dalam psikologi, ilusi berarti kesalahan persepsi. Iusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng- interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh
  • 18. 18 racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif. Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan). Para ahli psikologi sering kali menyebut adanya berbagai macam ilusi (Mahmud, 1990). a. Ilusi Ruang b. Ilusi Distorsi c. Ilusi Arah d. Ilusi dalam Gambar Hidup Berbagai penjelasan di atas menyebabkan keseragaman persepsi antara macam-macam orang. Namun, ada juga hal lain yang menyebabkan satu objek yang sam dipersepsikan berbeda oleh dua atau lebih orang yang berbeda. Perbedaan persepsi dapat disebabkan beberapa hal berikut. 1) Perhatian, kita biasanya tidak menangkap seluruh rangsanag yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian kita pada satu objek atau dua objek. Perbedaaan fokus antara satu orang dan orang lainnya menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka. 2) Set, harapan seseorang mengenai rangsang yang akan timbul. 3) Kebutuhan, kebutuhan-kebutuhan sesaat maupaun yang menetap pada diri seseorang memengaruhi persepsi orang tersebut. 4) Sistem nilai, sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. 5) Ciri kepribadian, ciri kepribadian akan memengaruhi persepsi. 6) Gangguan kejiwaan, gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kasalahan persepsi yang disebut halusinasi.
  • 19. 19 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. Sebelum terjadi persepsi, diperlukan sebuah stimuri yang harus ditangkap melalui organ tubuh yang bisa digunakan sebagai alat bantunya untuk memahami lingkungannya yaitu alat indra. Persepsi bukanlah suatu fungsi yang terisolasi, melainkan erat berhubungan dengan lain-lain fungsi manusia. Yang memersepsi bukanlah hanya suatu indra yang terisolasi saja, melainkan seluruh pribadi. Oleh karena itu, apa yang kita persepsi sangat bergantung pada pengetahuan serta pengalaman, dari perasaan, keinginan, dan dugaan-dugaan. Jika terdapat pertentangan yang pasti antara apa yang kita persepsi dengan fakta yang sebenarnya maka itu adalah ilusi. B. Saran Dari makalah ini maka penulis menyarankan: 1. Bagi masyarakat Sekiranya masyarakat dapat mengintegrasikan pengetahuan serta pengalaman dari perasaan, keinginan, dan dugaan-dugaan dengan semaksimal mungkin, agar tidak terjadi ilusi (kesalahan persepsi). 2. Bagi pembaca Sekiranya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan yang dapat menambah wawasan bagi pembaca.
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia. Sarwono, Sarlito W. 2013.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada http://deddysumardi.wordpress.com/2012/04/09/memahami-proses-terjadinya- persepsi/ http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi http://pba2011.blogspot.com http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/bahasan-tentang-persepsi.htm http://www.duniapsikologi.com/persepsi-pengertian-definisi-dan-faktor-yang- mempengaruhi/ http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-persepsi-dalam-psikologi.html http://francoaltobelis.blogspot.com/2012/01/hukum-gestalt.html http://www.psychologymania.com/2012/05/hukum-hukum-teori-gestalt.html http://yogiekw.blogspot.com/2011/02/mengenal-persepsi-ilusi-dan-halusinasi.html
  • 21. 21 Makalah Psikologi “PERSEPSI” Oleh: Abdul Azis Nurul Fahmi JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM/ KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI