SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PENDAHULUAN                                           i




Buku Panduan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility-CSR)
Sebuah PoTenSi alTeRnaTif SumbeR Pendanaan SaniTaSi




2010
dokumen ini disusun oleh indonesia Sanitation Sector development Program (iSSdP), yang merupakan subprogram dari Water
and Sanitation Program (WaSaP), sebuah Trust fund yang didanai oleh Pemerintah belanda dan dikelola oleh bank dunia. iSSdP
didanai oleh Pemerintah belanda bersama Pemerintah Swedia, dan dilaksanakan oleh Pemerintah indonesia, dengan bappenas
sebagai koordinator Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), bekerja sama dengan Water and Sanitation Program - east asia
and the Pacific (WSP-eaP).

dhV b.V. bekerjasama dengan PT mitra lingkungan dutaconsult (mld), iRC international Water and Sanitation Centre, PT arkonin
engineering, Pem Consult, dan Yayasan indonesia Sejahtera telah memberikan beragam bantuan teknis dalam pelaksanaan
iSSdP.

This document was prepared by the indonesia Sanitation Sector development Program (iSSdP), a sub-program of the Water
and Sanitation Program (WaSaP), a dutch funded Trust fund administered by the World bank. iSSdP is co-funded by the
Governments of the netherlands and Sweden, and implemented by the Government of indonesia, with bappenas as lead
agency of the Technical Team for Sanitation development (“TTPS”), together with the World bank’s Water and Sanitation Program
- east asia and the Pacific (WSP-eaP).

dhV b.V. in association with PT mitra lingkungan dutaconsult (mld), iRC international Water and Sanitation Centre, PT arkonin
engineering, Pem Consult, and Yayasan indonesia Sejahtera has provided a range of technical services to implement iSSdP.



Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
iii




Pengantar
Pembangunan sektor sanitasi dihadapkan pada adanya kenyataan akan terbatasnya kemampuan pendanaan pemerintah,
baik di tingkat pusat maupun daerah, sehingga pembangunan sanitasi akan sulit dilaksanakan bila hanya mengandalkan
dana publik semata. dalam kondisi seperti ini, maka diperlukan upaya penggalian alternatif pembiayaan pembangunan
sanitasi di luar pendanaan pemerintah. Salah satu alternatif sumber pendanaan sanitasi yang cukup potensial adalah
program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility, CSR) yang diselenggarakan oleh badan
usaha (korporasi).

berdasarkan pengalaman Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dalam menyelenggarakan Program Pembangunan
Sektor Sanitasi (Indonesia Sanitation Sector Development Program, ISSDP), dijumpai bahwa pemahaman para anggota
Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota di kota-kota peserta iSSdP terhadap program CSR masih relatif terbatas.
Kekurangpahaman tentang program CSR pada umumnya disikapi oleh Pokja Sanitasi sebagai berikut:

1.   Tidak adanya upaya untuk melakukan pendekatan yang sistematis dan terukur kepada para penyelenggara program
     CSR.
2.   Tidak tepatnya pendekatan yang dilakukan kepada penyelenggara program CSR, sehingga ketika ada upaya menjalin
     hubungan bisa menimbulkan kesalahpahaman satu sama lain.

TTPS menyediakan berbagai dukungan terhadap upaya pembangunan sanitasi secara menyeluruh. Salah satu bentuk
dukungan tersebut adalah penerbitan buku panduan (Guidance Notes) mengenai tata cara pendekatan dalam rangka
menjalin kerja sama dengan pihak penyelenggara program CSR untuk pembangunan sanitasi. melalui Guidance Notes ini
diharapkan adanya kejelasan bagi kota-kota yang telah menyiapkan berbagai program pengembangan sanitasi mengenai
tata cara mengakses dan pemanfaatan sumber pendanaan dari program CSR. Selanjutnya Pokja Sanitasi Kota diharapkan
bisa menyusun rencana yang komprehensif berikut implementasinya mengenai langkah-langkah untuk merintis dan
membangun kerja sama dengan penyelenggara program CSR tersebut.

Substansi buku panduan CSR diangkat dari beberapa hasil observasi dan wawancara dengan beberapa penyelenggara
program CSR, berkenaan dengan mekanisme dan kriteria alokasi dana terhadap program CSR yang mereka selenggarakan.
di dalamnya terdapat panduan praktis yang diharapkan dapat membantu Pemerintah Kabupaten dan Kota, khususnya
Pokja Sanitasi, dalam menjalin kerja sama dengan penyelenggara program CSR.

buku Panduan CSR adalah edisi pertama. Sudah barang tentu isinya akan berkembang karena disadari belum merangkum
seluruh aspek yang berkaitan dengan penyelenggaraan program CSR. Pengalaman, hasil pembelajaran setempat
dan praktik terbaik yang ada serta saran-saran dari pemakai buku ini akan sangat berharga bagi perbaikan pada edisi
berikutnya di kemudian hari.

mudah-mudahan dengan diterbitkannya buku panduan ini, Pemerintah Kabupaten dan Kota melalui kinerja Pokjanya
dapat meningkatkan kualitas layanan sanitasi, sehingga dapat memenuhi upaya pencapaian target pembangunan
sanitasi khususnya pencapaian target program nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dan juga
millennium development Goals (mdGs).


Ketua Pokja TTPS bidang Pendanaan                             Ketua Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)




Reydonnyzar moenek                                            budi hidayat
direktur administrasi Pendapatan dan investasi daerah         direktur Permukiman dan Perumahan
ditjen bina administrasi Keuangan daerah (baKd)               deputi bidang Sarana dan Prasarana
Kementerian dalam negeri                                      badan Perencanaan Pembangunan nasional
                                                              (bappenas)



Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
iv




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
v




daftar isi
PENGANTAR                                                                  iii

DAFTAR SINGKATAN                                                           vii

1     PENDAHULUAN                                                          1

2     PEMAHAMAN TERHADAP CSR DAN UPAYA MENGAKSES DANA CSR                  3

3     ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                      5
3.1   mungkinkah Sanitasi mendapat alokasi dana CSR?                       5
3.2   bagaimana Cara mendapatkan alokasi dana CSR?                         7

4     MEKANISME IMPLEMENTASI PROYEK YANG DIDANAI CSR                       13

5     KESIMPULAN DAN SARAN                                                 15
5.1   Kesimpulan                                                           15
5.2   Saran                                                                15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. langkah Pendahuluan untuk mengakses dana CSR                     7
Gambar 2. langkah Pendekatan kepada Perusahaan Penyelenggara CSR           8
Gambar 3. Tahap menjalin Komunikasi intensif dengan Perusahaan             10
Gambar 4. Tahap implementasi mengakses dana CSR                            11
Gambar 5. Tahap implementasi Program CSR                                   13

COLOPHON                                                                   17




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
PENDAHULUAN                                                                vi




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
PENDAHULUAN                                                                vii




daftar Singkatan
3P                  People, Planet, and Profit
3R                  Reduce, Reuse, Recycle
aPbd                anggaran Pendapatan belanja daerah
aPbn                anggaran Pendapatan belanja nasional
baKd                bina administrasi Keuangan daerah
bumn                badan usaha milik negara
Comdev              Community development
CSR                 Corporate Social Responsibility
ded                 detailed engineering design
fS                  feasibility Study
Juklak              Petunjuk Pelaksanaan
Juknis              Petunjuk Teknis
KPS                 Kemitraan Pemerintah Swasta
mCK                 mandi, Cuci, dan Kakus
mdGs                millennium development Goals
monev               monitoring dan evaluasi
mou                 memorandum of understanding
mP                  management Plan
nTT                 nusa Tenggara Timur
Pad                 Pendapatan asli daerah
Pamurbaya           Pantai Timur Surabaya
Pbb                 Perserikatan bangsa bangsa
Pbl                 Program bina lingkungan
PhbS                Perilaku hidup bersih dan Sehat
Pln                 Perusahaan listrik negara
Pokja               Kelompok Kerja
PT                  Perseroan Terbatas
Qa                  Quality assurance
RuPS                Rapat umum Pemegang Saham
Sda                 Sumberdaya alam
SKPd                Satuan Kerja Perangkat daerah
SPK                 Surat Perintah Kerja
Tbk.                Terbuka
TTPS                Tim Teknis Pembangunan Sanitasi
umKm                usaha mikro, Kecil dan menengah
uu                  undang-undang
uuPT                undang-undang Perseroan Terbatas
WaSh                Water Sanitation and hygiene



Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
PENDAHULUAN                                                                viii




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
PENDAHULUAN                                                                                                    1



1     PENDAHULUAN

      indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang mewajibkan korporasi, khususnya yang bergerak dalam
      pengelolaan sumberdaya alam (Sda) mengeluarkan dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate
      Social Responsibility (CSR). hal ini secara eksplisit diungkapkan dalam uu no. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas
      (uuPT), yang beberapa waktu lalu dikuatkan oleh mahkamah Konstitusi untuk segera diberlakukan. meskipun
      belum dibuat peraturan perundang-undangan di bawahnya sebagai petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk
      teknis (juknis), secara hukum perusahaan-perusahaan di indonesia telah terikat dengan uu tersebut.

      Sebaliknya, di negara-negara maju seperti amerika Serikat dan eropa barat, meskipun CSR bersifat sukarela
      (voluntary), namun kegiatan-kegiatan terkait CSR justru sedang menjadi perhatian kalangan korporasi di sana.
      Sungguh pun bukan bersifat wajib, perusahaan-perusahaan rupanya lebih terikat secara moral dan sosial untuk
      mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk kegiatan CSR. masyarakat di negara-negara maju yang lebih
      melek informasi, khususnya tentang isu-isu dunia seperti: deforestasi, pencemaran lingkungan, kemiskinan,
      kesehatan, pendidikan, pemanasan global, dan sebagainya, juga memberi andil untuk ‘memaksa’ korporasi lebih
      bertanggung jawab pada people, planet, dan profit (3P) itu sendiri melalui CSR.

      Persoalan yang dihadapi perusahaan-perusahaan di negara maju adalah kesulitan mereka menemukan aktivitas
      CSR yang relevan dengan posisi (visi dan misi) mereka sebagai dunia usaha. di sisi lain, mereka termasuk negara-
      negara kaya yang tentu saja sedikit sekali memiliki persoalan kemiskinan dan pencemaran lingkungan. akibatnya,
      korporasi harus mencari “tambahan outlet” di luar negara asal mereka. inilah peluang strategis bagi negara
      berkembang untuk menangkap limpahan dana CSR yang belum tersalurkan di negara asal perusahaan. bagi yang
      memiliki kantor operasi atau kegiatan di negara berkembang, korporasi akan lebih mudah mengeluarkan dana
      CSR-nya.

      di indonesia, kita mengenal banyak perusahaan multinasional yang beroperasi di sini dan giat menjalankan aktivitas
      CSR. Sebut saja unilever, newmont, exxon, freeport, Philip-morris international, dan sebagainya. Perusahaan
      multinasional seperti inilah yang boleh dikatakan mengawali aktivitas CSR mereka melalui pengembangan
      masyarakat (community development), tanggap darurat/bencana, bantuan kesehatan dan pendidikan, jauh
      sebelum uuPT diberlakukan.

      untuk perusahaan-perusahaan bumn, saat ini sudah berlaku Peraturan menteri bumn no. PeR-05/mbu/2007,
      tentang Program Kemitraan badan usaha milik negara dengan usaha Kecil dan bina lingkungan. Secara garis
      besar, peraturan ini mengatur kriteria dan mekanisme alokasi dana kemitraan bumn dan bina lingkungan yang
      bersumber dari penyisihan laba perseroan untuk kepentingan masyarakat. Selain kemitraan bumn dan bina
      lingkungan, beberapa bumn besar secara terpisah juga menyelenggarakan program CSR sebagai bagian dari
      pengembangan citra perusahaan dan pengamanan rantai psok (supply chain) bisnis mereka.

      Pada gilirannya, bisa dipastikan dana CSR akan merupakan salah satu alternatif sumber dana yang luar biasa besar
      ketika uuPT secara efektif diberlakukan. Pertanyaannya adalah, bagaimana korporasi menyalurkan dana CSR-nya,
      siapa yang berhak menangkap dana tersebut, bagaimana planet (lingkungan) dan people (masyarakat) agar bisa
      memanfaatkan limpahan keuntungan/profit (dana CSR) di masa depan?




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
PENDAHULUAN                                                                2




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
PEMAHAMAN TERHADAP CSR DAN UPAYA UNTUK MENGAKSESNYA                                                           3




2     PEMAHAMAN TERHADAP CSR DAN UPAYA MENGAKSES
      DANA CSR

      banyak diskusi pro-kontra tentang CSR pada sisi tataran moral beberapa di antaranya antara lain sebagai berikut:
      •	 Apakah	CSR	adalah	‘bayaran	perusahaan	besar	atas	dosa	yang	telah	mereka	buat’.	
      •	 Atau	merupakan	tindakan	yang	bertolak	dari	kepedulian	tulus	terhadap	kondisi	yang	kurang	menguntungkan	
         di tengah masyarakat?
      •	 Atau	 salah	 satu	 upaya	 pengamanan	 bisnis	 perusahaan,	 melalui	 pemberdayaan	 pihak-pihak	 yang	 terkait	
         dengan bisnis perusahaan tersebut.

      lepas dari aspek moral di atas, kebanyakan perusahaan menempatkan aktivitas CSR sebagai berikut:
      1. bagian dari penerjemahan visi dan misi perusahaan. ini banyak dilakukan di negara maju karena tekanan
         masyarakat yang berpengetahuan sudah tinggi (lebih sadar dan kritis terhadap hak-hak sosial mereka) dan
         karena budaya transparansinya sudah mapan. di amerika, beberapa bursa saham juga menerbitkan ‘indeks
         Sosial’, ‘indeks lingkungan’, beriringan dengan ‘indeks Saham.’ dengan demikian, perusahaan yang tidak
         menjalankan tanggung jawab sosialnya akan mengalami penurunan indeks Sosial, yang pada akhirnya
         menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi investor ketika bertransaksi saham.
      2. bagian dari upaya perusahaan untuk menghindarkan/mengurangi risiko bisnis dan sekaligus sosial. ini banyak
         dilakukan oleh perusahaan multinasional yang beroperasi di negara-negara berkembang, misalnya unilever,
         exxon dan freeport di indonesia, mobil oil di afrika, dan sebagainya. Risiko bisnis, terutama terganggunya
         rantai pasok (supply chain). Sedangkan risiko sosial meliputi: konflik horisontal di tengah masyarakat sekitar
         perusahaan beroperasi, protes dan ancaman pemboikotan, kelaparan, penurunan kesehatan, dan lainnya.
      3. bagian dari pemenuhan kewajiban. Jika uuPT diberlakukan secara penuh, maka inilah yang akan terjadi di
         indonesia. dalam konteks ini, pada waktunya nanti, mungkin akan terjadi kelebihan pasokan (over-supply)
         dana. ini adalah peluang dan tantangan yang sama-sama besar.

      Program CSR di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

      di PT Telekomunikasi indonesia (PT TelKom), selain CSR ada yang dinamakan Program bina lingkungan (Pbl) atau
      Community Development. Perbedaan kedua hal tersebut adalah sebagai berikut:

                                  CSR                                         PBL
       Karakteristik              bagian dari program pengembangan            murni sebagai aktivitas perusahaan
                                  citra perusahaan secara umum di             untuk memberikan manfaat sosial
                                  hadapan para pemangku kepentingan           kepada masyarakat, terutama
                                  (stakeholders), khususnya masyarakat,       masyarakat sekitar domisili perusahaan
                                  serta pengamanan sistem rantai pasok
                                  perusahaan
       motif pelaksanaan          Perusahaan memiliki target manfaat balik    Tidak (bahkan dilarang) menetapkan
                                  atas aktivitas CSR, berupa penguatan        adanya target manfaat balik buat
                                  merek dagang komoditas perusahaan           perusahaan, tetapi murni hibah
       Sumber dana dan            berasal dari bagian biaya operasional       bagian dari laba yang disisihkan (off
       keberadaan anggaran        perusahaan (bagian dari kebijakan           balance sheet) dan diputuskan dalam
                                  manajemen perusahaan)                       RuPS
       mekanisme dan              mengikuti peraturan perusahaan              Sangat sederhana meski tetap ada
       prosedur alokasi           mengenai mekanisme dan prosedur             audit
                                  pengadaan barang dan jasa
       Regulasi                   aturan internal manajemen perusahaan        Tunduk pada Permen bumn no. PeR-
                                                                              05/mbu/2007
       Jenis aktivitas            Terkait/sejalan dengan program              Kemitraan berupa bantuan modal
                                  pemasaran atau Corporate                    usaha kepada pengusaha kecil
                                  Communication                               bina lingkungan: hibah murni
       Kesinambungan              berfluktuasi, tergantung pada kebijakan     berfluktuasi, tergantung pada besaran
                                  manajemen.                                  laba bersih dan kebijakan RuPS.
                                                                              Pada perioda tertentu bisa saja nihil,
                                                                              misalnya bila perusahaan rugi.




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI
PEMAHAMAN TERHADAP CSR DAN UPAYA UNTUK MENGAKSESNYA                                                            4


      hal tersebut di atas yang terjadi di PT Telkom kemungkinan terjadi pula di beberapa bumn besar lain. Pemahaman
      terhadap perbedaan CSR dan Pbl ini cukup bermanfaat guna menghindari kesalahan persepsi dan salah bersikap
      terhadap program CSR (paling tidak di bumn tertentu seperti PT Telkom). Selain itu, sebagai bekal bagi Pemerintah
      Kota (Pokja Sanitasi) dalam melakukan pendekatan kepada pihak perusahaan yang akan diajak kerja sama.

      Program CSR di PT Unilever Indonesia Tbk.

      PT unilever indonesia Tbk (unilever), perusahaan multi nasional produsen berbagai keperluan rumah tangga,
      nutrisi, dan perawatan diri, juga menjalankan program CSR yang misinya hampir sama dengan program CSR di PT
      Telkom. Perbedaanya, program CSR di unilever diselenggarakan oleh sebuah institusi binaan perusahaan, yaitu
      Yayasan unilever indonesia. Program CSR di unilever merupakan bagian dari aktivitas pengembangan bisnis
      perusahaan (business development), khususnya dalam rangka pengamanan rantai pasok perusahaan. area aktivitas
      yang didukung meliputi empat hal sebagai berikut:

      1)   nutrisi dan higiene.
      2)   Pelestarian lingkungan, termasuk pengolahan sampah.
      3)   Pertanian yang berwawasan lingkungan (sustainable agriculture).
      4)   Pemberdayaan perempuan dan pendidikan (women empowerment & education).

      untuk aktivitas pelestarian lingkungan, saat ini unilever sedang menyelenggarakan Program 3R di beberapa ibu
      kota provinsi (Jakarta, bandung, Surabaya, dan lain-lain). Pemilihan kota mitra saat ini lebih diprioritaskan pada
      kota-kota di mana terdapat kantor perwakilan perusahaan dan Pemerintah Kota setempat yang menyambut
      tawaran bekerja sama.

      aktivitas utama yang dilakukan meliputi:
      1. Pengembangan kapasitas kader penggerak.
      2. Kampanye kepedulian terhadap 3R sampah kepada masyarakat.
      3. Stimulus pendirian bank Sampah dan unit pengomposan sampah organik serta penyelenggaran lomba 3R.
      4. memfasilitasi pertukaran pengetahuan (knowledge event) sesama kader dan peserta program 3R terpilih dari
          tiap kota.

      Obyek Program CSR
      Secara umum ada beberapa aspek/isu yang saat ini cukup menarik sebagai ladang aktivitas CSR dan/atau Pbl. di
      antaranya adalah isu lingkungan hidup (pencemaran sungai dan udara, deforestasi, konservasi); isu pendidikan
      (pendidikan gratis, perbaikan sarana dan prasarana, pendidikan ekstra); kesehatan (sampah, penyadaran); usaha
      mikro, kecil dan menengah/umKm (dana bergulir, kredit lunak, dan lainnya). Khusus untuk program Pbl dari bumn
      sesuai dengan Permen bumn no. PeR-05/mbu/2007, ada dua komponen alokasi yaitu:

      1. Program Kemitraan badan usaha milik negara dengan usaha Kecil, yaitu berupa pinjaman berbunga lunak
         (revolving fund) kepada pelaku usaha mikro/kecil guna meningkatkan kapasitas usaha mereka. biasanya jenis
         usaha yang dijalankan pihak pengusaha kecil diutamakan yang masih berhubungan dengan lini bisnis bumn
         Pembina.
      2. bina lingkungan, yaitu program hibah murni berdasarkan proposal yang masuk atau berdasarkan inisiatif
         penilaian (assessment) aktif pihak perusahaan terhadap program yang sedang atau akan berlangsung di
         masyarakat.

      Selanjutnya, ruang lingkup yang boleh mendapat alokasi dana bina lingkungan adalah:
      1. bantuan korban bencana alam.
      2. bantuan pendidikan dan pelatihan.
      3. Peningkatan kesehatan.
      4. bantuan pengembangan sarana dan/atau prasarana umum.
      5. bantuan sarana ibadah.
      6. bantuan pelestarian alam.




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                                                              5



3     ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI
3.1   Mungkinkah Sanitasi Mendapat Alokasi Dana CSR?

      Seperti diketahui, sektor sanitasi sesungguhnya memiliki peluang untuk mengakses dana-dana CSR. aktivitas CSR
      dan/atau Pbl biasanya mempertimbangkan beberapa hal antara lain:

      1. Proximity, yakni kedekatan aktivitas CSR dengan posisi geografis aktivitas perusahaan. misalnya, freeport
         membantu masyarakat suku amungme, karena lokasi pertambangannya berada di wilayahnya.

      2. Relevance, yakni sejauh mana aktivitas CSR relevan dengan atau mendukung operasi perusahaan mencetak
         laba. ini adalah model CSR sebagaimana yang dijalankan PT Telkom. misalnya, pemberian dana hibah/bergulir
         oleh Telkom untuk para pengecer kartu pra bayarnya, atau Sido muncul memberi kredit ringan untuk membeli
         sepeda bagi tukang jamu gendong, dan sebagainya. biasanya mereka juga diwajibkan memasang atribut
         perusahaan untuk tujuan promosi.

      3. Magnitude, yakni yang terkait efek ‘promotif’ yang bisa muncul berupa citra positif kalau CSR dilaksanakan,
         meskipun tidak disampaikan secara eksplisit. ini adalah bentuk tanggung jawab sosial yang lebih utuh, yakni
         tanggung jawab pada tiga hal mendasar (triple-bottom line) atau people, planet, dan profit). Kalau pun ada
         keuntungan yang bisa dipetik oleh perusahaan, adalah berupa keuntungan tidak langsung dalam bentuk
         meningkatnya citra positif perusahaan di mata stakeholder-nya. misalnya yang masuk dalam program
         pemberian sumbangan kepada korban untuk bencana alam, kelaparan, dan aktivitas sosial. Contohnya
         sumbangan PT Telkom melalui divisi bina lingkungan (Community Development Center) bagi bencana alam di
         Sumatera barat.

      lebih dari itu, bila merujuk pada Permen bumn no. PeR-05/mbu/2007, khususnya untuk Program bina lingkungan,
      proyek-proyek sanitasi paling tidak bisa masuk melalui 3 kategori lingkup yang boleh mendapat alokasi, yaitu:
      peningkatan kesehatan, pengembangan sarana dan/atau prasarana umum, dan pelestarian alam. dengan
      demikian peluang proyek sanitasi untuk mendapat alokasi dana CSR/Pbl, khusunya dari bumn, sangatlah besar.

      dalam kasus unilever, area aktivitas yang terkait pelestarian lingkungan, termasuk pengolahan sampah dan
      pemberdayaan perempuan dan pendidikan cukup memiliki relevansi. Jadi, ada peluang bagi kota-kota yang
      sedang berupaya memperbaiki kondisi sanitasinya untuk memanfaatkannya. Perusahaan swasta dan multinasional
      lain yang menyelenggarakan program CSR kemungkinan besar memiliki kesamaan pola dalam hal pemilihan area
      aktivitas program CSR-nya.


              BOKS 1:
              Program ‘Aqua Lestari’ dari Danone Aqua
              Salah satu program CSR yang cukup terkenal dalam membantu masyarakat memperoleh akses air
              bersih dan sanitasi adalah Program aqua lestari, yang salah satu implementasinya adalah aqua
              lestari WaSh (Water access, Sanitation & hygiene) dari danone aqua. Program ini membantu
              masyarakat kurang mampu di daerah perkampungan, sebagian besar di kawasan terpencil, agar
              memiliki kemampuan menyediakan akses air bersih dan sanitasi untuk kebutuhan sehari-hari
              mereka.

              Program ini sejalan dengan salah satu program Millenium Development Goals (mdGs) dari Pbb.
              Kontribusi aqua lestari WaSh terbaru adalah kerja sama dengan Pemerintah daerah Serang berupa
              program peningkatan kualitas kampung di desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten
              Serang. Program aqua lestari WaSh di desa Curug Goong dimulai pada Juni 2008 dan diresmikan
              pada oktober 2009. Program ini meliputi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan penyediaan akses
              air bersih dan sanitasi lingkungan yang memberi manfaat kepada lebih dari 1.700 warga desa.
              Sebelumnya, warga mendapatkan air bersih dari sumber air yang letaknya jauh dari desa, dan
              belum ada fasilitas yang dibangun untuk memperpendek jarak akses air bersih tersebut.

              melalui Program ini telah terwujud sejumlah fasilitas air bersih berupa sumur bor, menara air,
              instalasi pemipaan, fasilitas keran umum dan mCK (mandi, cuci, kakus). di sana telah dibangun tiga
              fasilitas keran umum dan delapan fasilitas mCK yang dilengkapi keran umum untuk masyarakat
              desa.




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                                                              6




                Program di Curug Goong ini melengkapi serangkaian program aqua lestari WaSh lain, seperti:

                Program air bersih untuk hidup Sehat di Kampung darmaga, babakan Pari, dengan menyediakan
                instalasi pompa, penampungan air, fasilitas sanitasi, dan air bagi ratusan warga; dan Program Satu
                liter untuk Sepuluh liter di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi nusa Tenggara Timur. Pada
                akhir 2011, ditargetkan program ini menjangkau 70.000 orang di seluruh indonesia.*)

                Secara umum, kelompok masyarakat yang menjadi target program CSR aqua lestari adalah:
                1. masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi sumber pengambilan dan pengolahan air minum
                    dalam kemasan aqua.
                2. masyarakat yang berdomisili di daerah terpencil, yang berlokasi di Kabupaten Timor Tengah
                    Selatan - nTT pada tahun 2007-2008, melalui Program “1 untuk 10l”.
                3. Para pemulung melalui program “air bersih, hidup Sehat” dengan menyediakan unit
                    pengolahan air bersih dan mCK.

                aktivitas-aktivitas dalam Program CSR aqua lestari tersebut ada yang berkaitan langsung dengan
                bisnis perusahaan (pengamanan rantai pasok dan pemasaran). ada juga yang tidak berkaitan
                langsung, tapi masih selaras dengan lini bisnisnya. manfaat yang bisa diperoleh perusahaan
                adalah:
                1. mencegah kerawanan sosial di sekitar sumber dan pabrik pengolahan air minum dalam
                    kemasan aqua.
                2. meningkatkan legitimasi dan citra perusahaan di mata masyarakat secara luas, melalui aktivitas
                    yang terkait dengan penyediaan air bersih dan PhbS.

                Pelajaran yang bisa diambil dari praktik Program CSR danone aqua adalah bahwa:
                1. Perusahaan penyelenggara proram CSR sangat berkepentingan menjaga keharmonisan
                    dengan lingkungan masyarakat di sekitar obyek strategis perusahaan, dalam hal ini sumber
                    dan pabrik pengolahan air minum dalam kemasan.
                2. Program CSR yang diselenggarakan memiliki efek promosi yang menggugah emosi dan
                    simpati masyarakat konsumen, yaitu akses air bersih dan sanitasi di lingkungan sulit air dan
                    kawasan pemulung.

                *) http://megapolitanpos.com, Rabu, 14 Oktober 2009.




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                                                                 7


3.2   Bagaimana Cara Mendapatkan Alokasi Dana CSR?

      apabila melihat pola yang diterapkan PT Telkom, CSR ternyata terbagi atas dua jenis yaitu: CSR itu sendiri dan Pbl.
      Jika CSR merupakan salah satu komponen biaya operasional perusahaan, maka wajar bila perusahaan bersangkutan
      menetapkan target manfaat balik (imbalan) secara langsung dalam bentuk tertentu. misalnya pemasangan pesan
      sponsor dalam rangka meningkatkan popularitas perusahaan. lain halnya dengan Pbl yang bersumber dari
      penyisihan laba bersih. dalam skema Pbl, perusahaan tidak mensyaratkan adanya manfaat balik secara langsung
      karena merupakan hibah murni, terutama untuk porsi bina lingkungan. dana CSR, dengan demikian, lebih
      berkesinambungan daripada dana Pbl karena merupakan bagian dari biaya operasional perusahaan. Sementara,
      dana Pbl berasal dari penyisihan laba bersih.

      Pemahaman akan perbedaan antara CSR dan Pbl cukup penting guna merumuskan pendekatan yang seharusnya
      diambil oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. untuk pembahasan selanjutnya, buku ini mengasumsikan bahwa
      kebijakan program-program CSR (setidaknya sebagian besar) yang ada saat ini merupakan bagian dari biaya
      operasional perusahaan (bukan dari penyisihan laba). Sebagai contoh, apabila Pokja Sanitasi Kota menargetkan
      adanya pendanaan melalui CSR, maka harus dirumuskan aspek manfaat apa yang akan ditawarkan Pemerintah
      Kota kepada pihak perusahaan.
                           Gambar 1. Langkah Pendahuluan untuk Mengakses Dana CSR



                                             Program Rencana Kegiatan
                                               Pembangunan Sanitasi
                                                Skala Kota dalam SSK




                                         1. Segmentasi (unbundling) Program
                                        dan Rencana Kegiatan Pembangunan
                                        Sanitasi berdasarkan rencana sumber
                                                     pendanaan




                   Program dan Rencana Kegiatan                     Program dan Rencana Kegiatan
                  Pembangunan Sanitasi yang akan                   Pembangunan Sanitasi yang akan
                   didanai sumber pendanaan lain                   ditawarkan kepada Program CSR




                                                2. Pendekatan kepada
                                                   perusahaan yang
                                                menyelenggarakan CSR




                                            Program dan Rencana Kegiatan
                                             Pembangunan Sanitasi yang
                                               mendapatkan komitmen
                                             pendanaan dari Program CSR




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                                                            8


      diagram pada Gambar 1 memperlihatkan langkah pendahuluan yang sebaiknya ditempuh Pemerintah Kota
      untuk mengakses sumber pendanaan dari program CSR. Secara garis, besar langkah-langkah persiapan tersebut
      dapat diuraikan sebagai berikut:

      1. Segmentasi (unbundling) atas Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi yang ada dalam SSK
         berdasarkan rencana sumber pendanaannya. Selanjutnya buat pemilahan/segmentasi dengan memisahkan
         Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi, yang akan ditawarkan kepada sponsor Program
         CSR.

                     Gambar 2. Langkah Pendekatan kepada Perusahaan Penyelenggara CSR



                     2.a. Identifikasi Perusahaan yang
                     menyelenggarakan Program CSR




                           Long-list perusahaan
                         yang menyelenggarakan
                              Program CSR




                    2.b. Penilaian berdasarkan tingkat
                   relevansi bisnis perusahaan dengan
                               Sektor Sanitasi




                       Komitmen awal berupa nota
                             kesepahaman




                      2.c. Komunikasi tingkat lanjut                       Penjabaran lebih detail lihat
                     dengan perusahaan calon mitra                         diagram Gambar 3 (h.10)




                      2.d. Menjalin kerja sama secara
                                                                           Penjabaran lebih detail lihat
                            berkesinambungan
                                                                           diagram Gambar 4 (h.11)




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                                                                 9


      2. mendekati perusahaan-perusahaan tertentu yang menyelenggarakan Program CSR (Gambar 2). langkah
         kedua ini bisa lebih diperinci sebagai berikut:

          a. Mengidentifikasi perusahaan yang menyelenggarakan program CSR. bisa jadi jumlah, jenis, dan
             skala volume bisnis perusahaan-perusahaan akan sangat berlainan antara satu kota dengan lainnya. hal ini
             cukup wajar, karena tiap kota memiliki kondisi khas masing-masing yang menjadi daya tarik perusahaan
             untuk beroperasi atau membuka cabangnya. namun demikian, pada umumnya ada beberapa jenis
             perusahaan yang selalu hadir di setiap kota, yaitu antara lain: perbankan, operator telekomunikasi, produsen
             kendaraan bermotor, Pln, Pertamina, dan lainnya. Pada tahap ini, cukup diidentifikasi saja perusahaan-
             perusahaan yang beroperasi atau berdekatan dengan kota yang bersangkutan. Keluaran dari langkah ini
             adalah daftar panjang (long-list) perusahaan yang menyelenggarakan Program CSR, dan perusahaan yang
             tidak secara reguler menyelenggarakan Program CSR tetapi bisa diajak bekerja sama (biasanya perusahaan
             yang usahanya berskala lokal tapi sudah cukup mapan).

          b. Membuat penilaian awal serta mengurutkannya berdasarkan tingkat relevansi bisnis mereka
             dengan Sektor Sanitasi. ada beberapa jenis usaha skala besar yang sangat terkait erat dengan sektor
             sanitasi, misalnya perusahaan semen, bahan bangunan dan perusahaan perawatan tubuh (sabun, pasta
             gigi, dan lainnya). Perusahaan-perusahaan seperti ini bila beroperasi atau posisi operasinya relatif dekat
             dengan kota, sebaiknya ditempatkan pada urutan paling atas. namun demikian, tidak berarti bahwa
             perusahaan yang bisnisnya kurang relevan dengan sanitasi dikeluarkan dari daftar perusahaan calon mitra.
             Pengurutan lebih dimaksudkan untuk menetapkan prioritas perusahaan yang akan dihubungi.

          c. Menjalin komunikasi secara sistematis. inilah aspek kritis dan strategis yang harus disiapkan secara hati-
             hati dan matang. Kalau perlu libatkan perusahaan sasaran tersebut dalam perumusan strategi komunikasi
             secara khusus. hal ini dilakukan mengingat pada dasarnya tatanan kerja sama yang akan diselenggarakan
             lebih banyak membangun kesepahaman dan berbagi tanggung jawab, guna menciptakan kondisi
             masyarakat yang lebih baik melalui perbaikan sanitasi. untuk lebih jelasnya, rangkaian proses komunikasi
             antara Pemerintah Kota dengan perusahaan calon mitra implementasi program CSR digambarkan pada
             diagram Gambar 3.

          d. Menjalin kerja sama secara berkesinambungan. Setelah proses komunikasi dikelola dengan baik,
             maka target berikutnya adalah timbulnya saling pengertian atas kepentingan bersama hingga terjalin kerja
             sama, baik pada saat implementasi maupun dalam fase pemantauan/monitoring dan evaluasi (monev).
             Target aktivitas monev adalah terjadinya kesepahaman atau kerja sama secara berkesinambungan. hal ini
             ditandai adanya proses perluasan cakupan (scaling up) baik dari sisi kuantitas maupun kualitas perbaikan
             sanitasi, khususnya yang didanai CSR. Kondisi ini merupakan target akhir kemitraan Pemerintah dengan
             perusahaan dalam mengarahkan Program CSR untuk sanitasi. Perlu dicatat, bahwa format kerja sama tidak
             harus dalam bentuk perikatan yang dituangkan dalam perjanjian kerja sama, walaupun akan lebih bagus
             apabila kedua pihak (Pemerintah Kota dan Penyelenggara CSR) bisa menandatangani perjanjian kerja
             sama. untuk lebih jelasnya, proses pada tahap ini digambarkan pada diagram Gambar 4.

      hal-hal yang harus ditegaskan dalam menjalin komunikasi dengan perusahaan antara lain:
      1. Pemerintah Kota tidak akan menambah beban pajak perusahaan, tetapi akan bekerja sama saling
          menguntungkan.
      2. Pemerintah Kota justru akan menawarkan alternatif penyaluran dana CSR yang sudah biasa dianggarkan
          oleh perusahaan. dengan demikian, pada dasarnya tidak ada penambahan beban biaya. Tetapi justru
          membantu memberi alternatif implementasi Program CSR, supaya lebih berdaya guna dan berhasil guna
          buat masyarakat.
      3. Pada dasarnya, tanggung jawab total ketersediaan sanitasi berada di pihak Pemerintah Kota. untuk itu, perlu
          ditampilkan desain besar (grand design) sanitasi kota yang tertuang dalam SSK dan menawarkan opsi-opsi
          pembangunan sanitasi yang diharapkan bisa didanai oleh program CSR.
      4. Perusahaan akan mendapatkan komitmen manfaat sesuai tujuan dan sasaran program CSR mereka. Selama
          hal itu dinilai setimpal dengan besaran dana CSR yang dialokasikan dan dalam skala otoritas Pemerintah Kota,
          serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
      5. mekanisme pelaksanaan kerja sama akan dirumuskan bersama.
      6. Pada dasarnya, Pemerintah Kota hanya akan menerima outcome berupa bagian tertentu dari program
          pembangunan sanitasi yang telah disepakati (sarana fisik atau non fisik). dengan demikian, tidak akan pernah
          ada aliran dana tunai dari pihak perusahaan kepada Pemerintah Kota.
      7. Proses pelaksanaan, terutama pengadaan barang dan jasa terkait implementasi program CSR, akan mengikuti
          sistem dan prosedur pengadaan di perusahaan. Tidak akan ada campur tangan Pemerintah Kota pada fase
          implementasi ini, kecuali pada aspek jaminan mutu (quality assurance) agar outcome kerja sama mencapai
          target yang disepakati bersama dan selaras dengan SSK.



Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                                                              10


      Pada sisi lain, Pemerintah Kota harus menghindari hal-hal sebagai berikut:
      1. mengirimkan proposal proyek sanitasi kepada perusahaan dan menawarkan secara langsung agar mereka
         bersedia berpartisipasi. hal ini akan memberikan kesan Pemerintah Kota melempar sebagian tanggung jawab
         publik kepada perusahaan.
      2. mengajak pihak perusahaan untuk bekerja sama sementara Pemerintah Kota belum berbuat banyak, atau
         bahkan belum berbuat sama sekali. harus tetap ditampilkan bahwa pada dasarnya tanggung jawab total
         ketersediaan sanitasi berada di pihak Pemerintah Kota. Kontribusi pihak lain lebih bersifat komplementer atas
         apa yang telah dan sedang dijalankan Pemerintah Kota.

      Proses komunikasi pada tahap awal akan lebih baik bila dilakukan secara door to door. misalnya, Pokja Sanitasi
      mengambil inisiatif untuk beraudiensi dengan unit organisasi penanggung jawab Program CSR di perusahaan
      calon mitra. dari pertemuan pendahuluan, Pokja Sanitasi bisa menilai kemungkinan ada atau tidak adanya
      prospek tindak lanjut dengan perusahaan tersebut. apabila aktivitas audiensi kepada perusahaan-perusahaan
      dalam short-list calon mitra kerja sama sudah dilakukan, maka akan dihasilkan nominasi perusahaan calon mitra
      kerja sama. Saat inilah Pokja bisa mulai menggalang komunikasi tingkat lanjut dengan melibatkan Walikota dan
      lebih mengarah kepada realisasi kerja sama.

                          Gambar 3. Tahap Menjalin Komunikasi Intensif dengan Perusahaan


                                               2.c.1. Merumuskan bentuk
                                                 komunikasi yang cocok
                   2.2.                                                                          1



           Short-list perusahaan                     Rencana tindak                  Program Rencana Kegiatan
          calon mitra kerja sama                  komunikasi dengan               Pembangunan Sanitasi yang akan
        implementasi Program CSR                 perusahaan calon mitra           ditawarkan kepada Program CSR




                                             2.c.2. Implementasi komunikasi
                                             dengan perusahaan calon mitra




                                              Komitmen awal berupa nota
                                                    kesepahaman




                                             2.c.3. Komunikasi tingkat lanjut
                                             dengan perusahaan calon mitra




                                              Komitmen (Perjanjian) kerja
                                              sama implementasi Program
                                                  CSR untuk Sanitasi




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                                                            11


      Cara seperti ini akan memberikan keuntungan sebagai berikut:
      1. Pokja Sanitasi bisa memfilter lebih dini perusahaan-perusahaan dalam Short-list calon mitra kerja sama yang
           memiliki prospek untuk ditindaklanjuti. mungkin tidak banyak perusahaan yang memiliki prospek untuk
           ditindaklanjuti, tetapi memberikan tingkat kepastian komitmen lebih tinggi.
      2. Komunikasi bisa disertai pendekatan informal, di mana lebih banyak kesempatan untuk bertukar informasi
           secara lebih substansial serta melakukan advokasi dan lobi.
      3. Komunikasi tingkat tinggi antara Walikota dengan perusahaan calon mitra akan lebih efektif karena sudah
           hampir memasuki tahap realisasi kerja sama.


                               Gambar 4. Tahap Implementasi Mengakses Dana CSR


                                            Komitmen (Perjanjian) kerja
                                            sama implementasi Program
                                                CSR untuk Sanitasi




                                                                       2.d.2. Monev bersama antara
                2.d.1. Implementasi kerja                                 Pemkot dan perusahaan
                sama Program CSR untuk                                 penyelenggara yang bekerja
                         Sanitasi                                        sama dalam Program CSR
                                                                               untuk Sanitasi




                                            2.d.3. Scaling up kerja sama
                                            Program CSR untuk Sanitasi



      Salah satu perintisan dan tindak lanjut kerja sama alokasi program CSR yang bisa dijadikan model adalah antara
      Pemerintah Kota Surabaya dengan beberapa perusahaan swasta nasional, dan bahkan multinasional (untuk
      program terkait lingkungan hidup). Gambaran singkat tentang apa yang telah berlangsung diuraikan pada bagian
      boKS 2.

      dari pengalaman Pemerintah Kota Surabaya terlihat ada beberapa butir menarik, yaitu:
      1. Pemerintah Kota menyediakan lingkungan yang mendukung (enabling environment), agar bisa meyakinkan
          swasta untuk mengalirkan dana CSR-nya demi kepentingan publik.
      2. diperlukan strategi komunikasi dan mediasi profesional guna mewujudkan alokasi dana CSR untuk urusan
          publik (untuk kasus di Kota Surabaya adalah Konsultan CSR).
      3. Pemerintah Kota harus mengawalinya dengan aktivitas lebih dulu untuk memancing swasta/dana CSR masuk.
          misalnya menyediakan rencana induk pembangunan sanitasi sebagaimana dituangkan dalam SSK, dan
          realisasi beberapa bagian tertentu yang sumber dananya berasal dari aPbd/aPbn.
      4. ada inisiatif pendekatan komunikasi secara langsung kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi target
          mitra pembangunan. Pendekatan ini akan menimbulkan efek reaksi yang lebih positif, dibanding bila
          mengundang semua calon mitra dalam satu forum pertemuan bersama.




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                                                             12




              BOKS 2:
              Konservasi Mangrove di Pesisir Timur Surabaya
              era otonomi banyak membuka mata dan kesadaran kota untuk bekerja dengan cara tidak seperti
              biasanya. bagaimanapun Pemerintah Kota diharuskan mandiri dari sisi sumber daya dan kapasitas
              untuk mengelola kotanya. dengan anggaran yang relatif terbatas, kota dituntut berpikir kreatif untuk
              mengoptimumkan dana yang ada. Jika perlu, kota harus mampu mendayagunakan potensi dana di
              luar anggaran penerimaan rutin berupa Pad yang bisa mereka manfaatkan untuk pembangunan kota.
              beberapa inisiatif untuk meningkatkan Pad ini contohnya seperti menaikkan pajak dan retribusi. Tapi
              kenaikan pajak dan retribusi biasanya sangat tidak populer bagi pengusaha dan masyarakat.

              Pemerintah Kota Surabaya, misalnya, sedang melakukan inisiatif yang patut dijadikan pembelajaran
              bagi kota lain. Pemerintah Kota Surabaya berpandangan bahwa setiap stakeholder di Surabaya,
              Pemerintah, Swasta, masyarakat umum, media, kalangan akademis, harus memberi kontribusi pada
              upaya pembangunan kota. Tentu saja sesuai proporsi dan kapasitas yang mereka miliki.

              Salah satu yang menjadi tumpuan adalah bagaimana memanfaatkan dana swasta untuk berinvestasi
              secara langsung atau melalui kemitraan pemerintah-swasta (KPS), atau melalui skema hibah murni.
              Pemerintah Kota Surabaya sangat paham bahwa saat ini perusahaan mulai memberi perhatian serius
              pada CSR dan/atau Program bina lingkungan. hal ini sangat relevan dengan kebutuhan kota akan
              alternatif sumber pendanaan pembangunan. Terutama menyangkut sektor publik, seperti sarana dan
              prasarana transportasi, lingkungan, dan sebagainya.

              dalam konteks inilah Pemerintah Kota menyiapkan banyak ‘ladang’ yang bisa dipakai perusahaan
              mana pun, baik bumn maupun swasta, bahkan termasuk asing, untuk mengalokasikan dana CSR dan
              Pbl-nya.

              Surabaya hanya memiliki ruang terbuka hijau seluas 16%. Jauh dari tuntutan uu yang mengharuskan
              30%. Salah satu solusinya adalah bagaimana menjadikan Pesisir Timur Surabaya (Pamurbaya) seluas
              2.500-an ha menjadi kawasan konservasi mangrove, yang berarti juga bisa dianggap sebagai ruang
              terbuka hijau dan mampu menambah luasnya sebanyak 8%.

              Selanjutnya, Pemerintah Kota Surabaya mulai bicara langsung dengan perusahaan besar. akhirnya
              gagasan tersebut disambut oleh Sampoerna indonesia. Sampoerna menyadari tidak punya kepakaran
              untuk ini, tetapi Sampoerna punya hubungan dengan sebuah konsultan CSR. dan Konsultan CSR inilah
              yang akhirnya dilibatkan dalam pembahasan Pamurbaya.

              1. langkah pertama yang dilakukan adalah membuat mou antara Sampoerna dan Pemerintah Kota,
                 bahwa Sampoerna akan menjalankan CSR dengan skema hibah untuk penyusunan studi kelayakan
                 (Feasibility Study/FS) kawasan Pamoerbaya sebagai kawasan lindung. dari kajian tersebut ternyata
                 hasilnya layak, dan dilaporkan ke Pemerintah daerah sebagai ‘produk’ Pemda atas bantuan hibah.
                 Sementara, pihak Pemerintah Kota mulai bekerja dengan menyiapkan masyarakat di sekitar
                 kawasan untuk sosialisasi dan peningkatan kapasitas.

              2. Karena layak sebagai kawasan lindung, maka harus dilakukan kajian mendalam. Yaitu harus dibuat
                 Management Plan (semacam master plan untuk kawasan lindung) dan Detailed Engineering Design
                 (ded). ini butuh biaya besar dan waktu yang panjang (1-2 tahun). Karena membutuhkan dana
                 yang cukup besar, maka dicari jalan lain dengan melibatkan Philip-morris international, sebagai
                 pemilik Sampoerna.

              3. apabila proposal bisa diterima, maka Proyek Penyusunan mP dan ded pun bisa dilakukan. hasil
                 pekerjaan ini akan dilaporkan ke Sampoerna dan Philip morris untuk dihibahkan kepada Pemerintah
                 Kota. Selanjutnya, mP dan ded tersebut diharapkan dapat disahkan menjadi dokumen formal
                 yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar pembangunan fisik kawasan, yang dananya berasal dari
                 aPbd/aPbn, atau bisa juga nantinya ditawarkan lagi kepada para sponsor program CSR lainnya.




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
MEKANISME IMPLEMENTASI PROYEK YANG DIDANAI CSR                                                                 13



4     MEKANISME IMPLEMENTASI PROYEK YANG DIDANAI CSR

      Sebagaimana asumsi di atas, dana untuk Program CSR merupakan bagian dari biaya operasional perusahaan.
      Konsekuensinya adalah, proses yang akan berlangsung pada tahap implementasi akan mengikuti sistem dan
      prosedur pengadaan barang dan jasa yang berlaku di perusahaan mitra kerja sama. dalam proses ini hampir
      tidak ada keterlibatan pihak Pemerintah Kota, kecuali dalam proses jaminan mutu/quality assurance. hal ini untuk
      meyakinkan, bahwa sarana sanitasi yang dibangun sesuai dengan ded yang disiapkan bersama oleh Pemerintah
      Kota dengan pihak perusahaan mitra kerja sama. Salah satu alternatif alur hubungan antara para pihak yang
      terlibat diperlihatkan pada diagram Gambar 5.

                                     Gambar 5. Tahap Implementasi Program CSR

                                                       DED Sanitasi
                                                Perjanjian kerja sama
                                               implementasi Program                    Perusahaan pemilik
             Pemerintah Kota
                                                 CSR untuk Sanitasi                       Program CSR




                 Quality                                                                    DED Sanitasi
                Assurance                                                              SPK Program CSR
                                                                                        untuk Sanitasi



                                          Pihak ke-3: kontraktor pelaksana
                                            proyek Sanitasi dengan dana
                                                    Program CSR



      Pada saat mitra penyelenggara CSR sudah menuntaskan pekerjaanya, maka dilakukan serah terima aset sanitasi
      (bila sarananya fisik) dari perusahaan mitra kerja sama dengan Pemerintah Kota. Tahap selanjutnya adalah aktivitas
      monitoring dan evaluasi (monev). aktivitas ini sangat penting, dengan manfaat sebagai berikut:

      1. memelihara dan meningkatkan kualitas komunikasi antara para pihak.
      2. mengukur efektivitas kerja sama yang sudah berjalan.
      3. membuka peluang peningkatan skala kerja sama secara lebih berkesinambungan. Targetnya adalah, para
          pihak bisa sama-sama menganggarkan sarana sanitasi apa saja dalam SSK yang akan dibangun dengan dana
          CSR selanjutnya.
      4. Jalinan kerja sama yang dibangun akan lebih konstruktif.

      Keseluruhan proses, sejak awal pendekatan hingga tahap ini, merupakan proses yang meniru pendekatan
      Account Management yang biasa dilakukan korporasi atau memelihara hubungan antara Pemerintah Kota dengan
      perusahaan penyelenggara CSR secara berkesinambungan.




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
14




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
KESIMPULAN DAN SARAN                                                                                      15



5      KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.   Kesimpulan

       1. indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang mewajibkan korporasi yang bergerak dalam pengolahan
          sumberdaya alam (Sda) mengeluarkan dana untuk CSR. hal ini secara eksplisit diungkapkan dalam uu no.
          40/2007 tentang Perseroan Terbatas. meskipun belum dibuat peraturan perundang-undangan di bawahnya
          sebagai petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis), secara hukum perusahaan-perusahaan
          di indonesia telah terikat dengan uu tersebut. Jika uu Perseroan Terbatas diberlakukan penuh, maka pada
          waktunya nanti, mungkin akan terjadi kelebihan pasokan dana. ini adalah peluang dan tantangan yang sama-
          sama besar guna diambil manfaat sebesar-besarnya bagi pembangunan sanitasi.
       2. Kesalahan persepsi tentang program CSR selama ini terutama karena kurangnya pemahaman terhadap
          karakteristik kebijakan program CSR. dana program CSR merupakan bagian dari biaya operasional pembangunan
          citra perusahaan di mata masyarakat, di mana perusahaan sponsor program CSR mengharapkan ada manfaat
          balik dari setiap implementasi program CSR-nya.
       3. bertolak dari pemahaman tersebut, Pemerintah Kota hendaknya menyusun daftar “imbalan” untuk setiap
          paket program/proyek sanitasi yang akan ditawarkan kepada para sponsor program CSR. dalam hal ini,
          Pokja Sanitasi harus mengambil inisiatif guna memfasilitasi perumusan “imbalan“ tersebut. Karena hal ini
          menyangkut kebijakan lintas dinas (SKPd) dan bisa bersinggungan dengan kepentingan lain, terutama terkait
          dengan Perda retribusi di kotanya.
       4. upaya membangun kerja sama antara Pemerintah Kota dengan perusahaan sponsor program CSR hendaknya
          disiapkan secara matang dan profesional, terutama dalam menjalin komunikasi untuk mewujudkan kerja
          sama. inisiatif pendekatan komunikasi, terutama pada tahap awal, sebaiknya dilakukan secara langsung
          kepada perusahaan-perusahaan sponsor program CSR. hal ini akan menimbulkan efek reaksi yang lebih positif
          dibanding bila mengundang semua calon mitra dalam satu forum pertemuan bersama.


5.2.   Saran

       1.   dengan peluang dan tantangan yang terbuka lebar untuk memanfaatkan potensi dana program CSR yang
            sangat besar, maka Pokja Sanitasi hendaknya semakin kreatif merumuskan berbagai persiapan. Terutama
            dalam upaya menggalang kerja sama pembangunan sanitasi dengan perusahaan-perusahaan sponsor CSR.

       2.   Selain merintis kerja sama antara Pemerintah Kota dengan perusahaan sponsor program CSR, hingga terjadi
            implementasi, Pokja Sanitasi sedapat mungkin harus melakukan aktivitas monitoring dan evaluasi. hal ini
            dilakukan agar membuka peluang peningkatan kerja sama secara lebih berkesinambungan (sustainable
            scaling up).




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
16




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
17




Colophon
dokumen ini disusun oleh indonesia Sanitation Sector development Program (iSSdP), yang merupakan subprogram dari Water
and Sanitation Program (WaSaP), sebuah Trust fund yang didanai oleh Pemerintah belanda dan dikelola oleh bank dunia. iSSdP
didanai oleh Pemerintah belanda bersama Pemerintah Swedia, dan dilaksanakan oleh Pemerintah indonesia, dengan bappenas
sebagai koordinator Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), bekerja sama dengan Water and Sanitation Program - east asia
and the Pacific (WSP-eaP).

dhV b.V. bekerja sama dengan PT mitra lingkungan dutaconsult (mld), iRC international Water and Sanitation Centre, PT arkonin
engineering, Pem Consult, dan Yayasan indonesia Sejahtera telah memberikan beragam bantuan teknis dalam pelaksanaan
iSSdP.



Surat, email, dan pertanyaan anda dapat dikirimkan ke:

Sekretariat Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)
Jalan R.P Soeroso no. 50
Jakarta 10350
Telepon: +62 21 3190 3909
faks: +62 21 3924 113
email: sekretariat@sanitasi.or.id
Website: www.sanitasi.or.id




Judul                : buku Panduan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
                       Responsibility-CSR)
Penerbit             : Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)
Total halaman        : 26 halaman
Tim Penulis          : asep Winara
Peninjau             : Reydonnyzar moenek, ida Rofiqoh, Jan oomen, Rik dierx, Syarif Puradimadja
Penyunting           : Surya Kusuma, b. Gunawan
Desain Tatamuka      : irfan Toni, amir hamzah
Tanggal              : 24 februari 2010
ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI                                            18




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10mohamad amsanudin
 
Manajemen Usaha Kecil
Manajemen Usaha KecilManajemen Usaha Kecil
Manajemen Usaha KecilFariz Ghazzan
 
Good Corporate Governance
Good Corporate GovernanceGood Corporate Governance
Good Corporate GovernanceLuthfi Nk
 
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Lulu Wildatiumi
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publikAjeng Pipit
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanMonang Sinaga
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
Manajemen keuangan UMKM
Manajemen keuangan UMKMManajemen keuangan UMKM
Manajemen keuangan UMKMNgatidjo -
 
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]Fajar Jabrik
 
Perencanaan Strategik dan Akuntabilitas Kinerja pada Sektor Publik
Perencanaan Strategik dan Akuntabilitas Kinerja pada Sektor Publik Perencanaan Strategik dan Akuntabilitas Kinerja pada Sektor Publik
Perencanaan Strategik dan Akuntabilitas Kinerja pada Sektor Publik Dadang Solihin
 
Is 7-pengambilan keputusan
Is 7-pengambilan keputusanIs 7-pengambilan keputusan
Is 7-pengambilan keputusanSiti Rubayati
 
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan KegiatanVisi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan KegiatanDadang Solihin
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Powerpoint Manajemen koperasi
Powerpoint Manajemen koperasiPowerpoint Manajemen koperasi
Powerpoint Manajemen koperasiklailul
 
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan UmumAkuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan UmumAbdul Haris
 

Was ist angesagt? (20)

Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
 
Manajemen Usaha Kecil
Manajemen Usaha KecilManajemen Usaha Kecil
Manajemen Usaha Kecil
 
Good Corporate Governance
Good Corporate GovernanceGood Corporate Governance
Good Corporate Governance
 
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publik
 
Manajemen Kas
Manajemen Kas Manajemen Kas
Manajemen Kas
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 
Manajemen keuangan UMKM
Manajemen keuangan UMKMManajemen keuangan UMKM
Manajemen keuangan UMKM
 
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
 
Perencanaan Strategik dan Akuntabilitas Kinerja pada Sektor Publik
Perencanaan Strategik dan Akuntabilitas Kinerja pada Sektor Publik Perencanaan Strategik dan Akuntabilitas Kinerja pada Sektor Publik
Perencanaan Strategik dan Akuntabilitas Kinerja pada Sektor Publik
 
Is 7-pengambilan keputusan
Is 7-pengambilan keputusanIs 7-pengambilan keputusan
Is 7-pengambilan keputusan
 
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan KegiatanVisi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Presentasi umkm
Presentasi umkmPresentasi umkm
Presentasi umkm
 
MULTI BUSINESS STRATEGY
MULTI BUSINESS STRATEGYMULTI BUSINESS STRATEGY
MULTI BUSINESS STRATEGY
 
Powerpoint Manajemen koperasi
Powerpoint Manajemen koperasiPowerpoint Manajemen koperasi
Powerpoint Manajemen koperasi
 
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan UmumAkuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
 
Perencanaan strategis
Perencanaan strategisPerencanaan strategis
Perencanaan strategis
 

Ähnlich wie Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Sektor Sanitasi

CSR untuk Pembiayaan Pembangunan Bidang Sanitasi (Cipta Karya)
CSR untuk Pembiayaan Pembangunan Bidang Sanitasi (Cipta Karya)CSR untuk Pembiayaan Pembangunan Bidang Sanitasi (Cipta Karya)
CSR untuk Pembiayaan Pembangunan Bidang Sanitasi (Cipta Karya)infosanitasi
 
Potensi dan Kriteria Usulan Program dan Kegiatan melalui CSR
Potensi dan Kriteria Usulan Program dan Kegiatan melalui CSRPotensi dan Kriteria Usulan Program dan Kegiatan melalui CSR
Potensi dan Kriteria Usulan Program dan Kegiatan melalui CSRinfosanitasi
 
Implementasi program corporate social responsibility (csr)
Implementasi program corporate social responsibility (csr)Implementasi program corporate social responsibility (csr)
Implementasi program corporate social responsibility (csr)Heru Suprapto
 
CSR (corporate sosial responbility) - riki ardoni
CSR (corporate sosial responbility)  - riki ardoniCSR (corporate sosial responbility)  - riki ardoni
CSR (corporate sosial responbility) - riki ardoniRiki Ardoni
 
Quo vadis pkbl pelindo ii
Quo vadis pkbl pelindo iiQuo vadis pkbl pelindo ii
Quo vadis pkbl pelindo iiSam August
 
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi KotaManual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi KotaJoy Irman
 
Csr & comdev program 2012
Csr & comdev program 2012Csr & comdev program 2012
Csr & comdev program 2012Felix Lamury
 
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiManual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiJoy Irman
 
Ekoling4. pedoman csr klh
Ekoling4. pedoman csr klhEkoling4. pedoman csr klh
Ekoling4. pedoman csr klhWahyu Yuns
 
Pedoman csr bidang-lingkungan
Pedoman csr bidang-lingkunganPedoman csr bidang-lingkungan
Pedoman csr bidang-lingkunganArdi Yanson
 
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010oswar mungkasa
 
Percik Edisi Khusus Sanitasi 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi 2010Percik Edisi Khusus Sanitasi 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi 2010Oswar Mungkasa
 
Sumber Pendanaan CSR untuk Sanitasi
Sumber Pendanaan CSR untuk SanitasiSumber Pendanaan CSR untuk Sanitasi
Sumber Pendanaan CSR untuk SanitasiJoy Irman
 
Pedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkunganPedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkunganAndi Wahyudin
 
Pedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkunganPedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkunganAndi Wahyudin
 
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...infosanitasi
 
Csr dan comdev eko j. ppt
Csr dan comdev eko j. pptCsr dan comdev eko j. ppt
Csr dan comdev eko j. pptEko Juandri
 

Ähnlich wie Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Sektor Sanitasi (20)

Md gs dan_csr
Md gs dan_csrMd gs dan_csr
Md gs dan_csr
 
Md gs dan_csr
Md gs dan_csrMd gs dan_csr
Md gs dan_csr
 
CSR untuk Pembiayaan Pembangunan Bidang Sanitasi (Cipta Karya)
CSR untuk Pembiayaan Pembangunan Bidang Sanitasi (Cipta Karya)CSR untuk Pembiayaan Pembangunan Bidang Sanitasi (Cipta Karya)
CSR untuk Pembiayaan Pembangunan Bidang Sanitasi (Cipta Karya)
 
Potensi dan Kriteria Usulan Program dan Kegiatan melalui CSR
Potensi dan Kriteria Usulan Program dan Kegiatan melalui CSRPotensi dan Kriteria Usulan Program dan Kegiatan melalui CSR
Potensi dan Kriteria Usulan Program dan Kegiatan melalui CSR
 
Implementasi program corporate social responsibility (csr)
Implementasi program corporate social responsibility (csr)Implementasi program corporate social responsibility (csr)
Implementasi program corporate social responsibility (csr)
 
CSR (corporate sosial responbility) - riki ardoni
CSR (corporate sosial responbility)  - riki ardoniCSR (corporate sosial responbility)  - riki ardoni
CSR (corporate sosial responbility) - riki ardoni
 
Comdev+dalam+proper
Comdev+dalam+properComdev+dalam+proper
Comdev+dalam+proper
 
Quo vadis pkbl pelindo ii
Quo vadis pkbl pelindo iiQuo vadis pkbl pelindo ii
Quo vadis pkbl pelindo ii
 
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi KotaManual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
 
Csr & comdev program 2012
Csr & comdev program 2012Csr & comdev program 2012
Csr & comdev program 2012
 
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiManual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
 
Ekoling4. pedoman csr klh
Ekoling4. pedoman csr klhEkoling4. pedoman csr klh
Ekoling4. pedoman csr klh
 
Pedoman csr bidang-lingkungan
Pedoman csr bidang-lingkunganPedoman csr bidang-lingkungan
Pedoman csr bidang-lingkungan
 
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi November 2010
 
Percik Edisi Khusus Sanitasi 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi 2010Percik Edisi Khusus Sanitasi 2010
Percik Edisi Khusus Sanitasi 2010
 
Sumber Pendanaan CSR untuk Sanitasi
Sumber Pendanaan CSR untuk SanitasiSumber Pendanaan CSR untuk Sanitasi
Sumber Pendanaan CSR untuk Sanitasi
 
Pedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkunganPedoman CSR bidang lingkungan
Pedoman CSR bidang lingkungan
 
Pedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkunganPedoman csr bidang lingkungan
Pedoman csr bidang lingkungan
 
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
 
Csr dan comdev eko j. ppt
Csr dan comdev eko j. pptCsr dan comdev eko j. ppt
Csr dan comdev eko j. ppt
 

Mehr von Joy Irman

Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan EvaluasiInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan EvaluasiJoy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan KeuanganInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan KeuanganJoy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Joy Irman
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
 

Mehr von Joy Irman (20)

Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan EvaluasiInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan KeuanganInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
 

Kürzlich hochgeladen

UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaksmkpelayarandemak1
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manrasyidakhdaniyal10
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNajlaNazhira
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 

Kürzlich hochgeladen (20)

UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Sektor Sanitasi

  • 1.
  • 2. PENDAHULUAN i Buku Panduan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility-CSR) Sebuah PoTenSi alTeRnaTif SumbeR Pendanaan SaniTaSi 2010
  • 3. dokumen ini disusun oleh indonesia Sanitation Sector development Program (iSSdP), yang merupakan subprogram dari Water and Sanitation Program (WaSaP), sebuah Trust fund yang didanai oleh Pemerintah belanda dan dikelola oleh bank dunia. iSSdP didanai oleh Pemerintah belanda bersama Pemerintah Swedia, dan dilaksanakan oleh Pemerintah indonesia, dengan bappenas sebagai koordinator Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), bekerja sama dengan Water and Sanitation Program - east asia and the Pacific (WSP-eaP). dhV b.V. bekerjasama dengan PT mitra lingkungan dutaconsult (mld), iRC international Water and Sanitation Centre, PT arkonin engineering, Pem Consult, dan Yayasan indonesia Sejahtera telah memberikan beragam bantuan teknis dalam pelaksanaan iSSdP. This document was prepared by the indonesia Sanitation Sector development Program (iSSdP), a sub-program of the Water and Sanitation Program (WaSaP), a dutch funded Trust fund administered by the World bank. iSSdP is co-funded by the Governments of the netherlands and Sweden, and implemented by the Government of indonesia, with bappenas as lead agency of the Technical Team for Sanitation development (“TTPS”), together with the World bank’s Water and Sanitation Program - east asia and the Pacific (WSP-eaP). dhV b.V. in association with PT mitra lingkungan dutaconsult (mld), iRC international Water and Sanitation Centre, PT arkonin engineering, Pem Consult, and Yayasan indonesia Sejahtera has provided a range of technical services to implement iSSdP. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 4. iii Pengantar Pembangunan sektor sanitasi dihadapkan pada adanya kenyataan akan terbatasnya kemampuan pendanaan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, sehingga pembangunan sanitasi akan sulit dilaksanakan bila hanya mengandalkan dana publik semata. dalam kondisi seperti ini, maka diperlukan upaya penggalian alternatif pembiayaan pembangunan sanitasi di luar pendanaan pemerintah. Salah satu alternatif sumber pendanaan sanitasi yang cukup potensial adalah program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility, CSR) yang diselenggarakan oleh badan usaha (korporasi). berdasarkan pengalaman Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dalam menyelenggarakan Program Pembangunan Sektor Sanitasi (Indonesia Sanitation Sector Development Program, ISSDP), dijumpai bahwa pemahaman para anggota Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota di kota-kota peserta iSSdP terhadap program CSR masih relatif terbatas. Kekurangpahaman tentang program CSR pada umumnya disikapi oleh Pokja Sanitasi sebagai berikut: 1. Tidak adanya upaya untuk melakukan pendekatan yang sistematis dan terukur kepada para penyelenggara program CSR. 2. Tidak tepatnya pendekatan yang dilakukan kepada penyelenggara program CSR, sehingga ketika ada upaya menjalin hubungan bisa menimbulkan kesalahpahaman satu sama lain. TTPS menyediakan berbagai dukungan terhadap upaya pembangunan sanitasi secara menyeluruh. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah penerbitan buku panduan (Guidance Notes) mengenai tata cara pendekatan dalam rangka menjalin kerja sama dengan pihak penyelenggara program CSR untuk pembangunan sanitasi. melalui Guidance Notes ini diharapkan adanya kejelasan bagi kota-kota yang telah menyiapkan berbagai program pengembangan sanitasi mengenai tata cara mengakses dan pemanfaatan sumber pendanaan dari program CSR. Selanjutnya Pokja Sanitasi Kota diharapkan bisa menyusun rencana yang komprehensif berikut implementasinya mengenai langkah-langkah untuk merintis dan membangun kerja sama dengan penyelenggara program CSR tersebut. Substansi buku panduan CSR diangkat dari beberapa hasil observasi dan wawancara dengan beberapa penyelenggara program CSR, berkenaan dengan mekanisme dan kriteria alokasi dana terhadap program CSR yang mereka selenggarakan. di dalamnya terdapat panduan praktis yang diharapkan dapat membantu Pemerintah Kabupaten dan Kota, khususnya Pokja Sanitasi, dalam menjalin kerja sama dengan penyelenggara program CSR. buku Panduan CSR adalah edisi pertama. Sudah barang tentu isinya akan berkembang karena disadari belum merangkum seluruh aspek yang berkaitan dengan penyelenggaraan program CSR. Pengalaman, hasil pembelajaran setempat dan praktik terbaik yang ada serta saran-saran dari pemakai buku ini akan sangat berharga bagi perbaikan pada edisi berikutnya di kemudian hari. mudah-mudahan dengan diterbitkannya buku panduan ini, Pemerintah Kabupaten dan Kota melalui kinerja Pokjanya dapat meningkatkan kualitas layanan sanitasi, sehingga dapat memenuhi upaya pencapaian target pembangunan sanitasi khususnya pencapaian target program nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dan juga millennium development Goals (mdGs). Ketua Pokja TTPS bidang Pendanaan Ketua Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) Reydonnyzar moenek budi hidayat direktur administrasi Pendapatan dan investasi daerah direktur Permukiman dan Perumahan ditjen bina administrasi Keuangan daerah (baKd) deputi bidang Sarana dan Prasarana Kementerian dalam negeri badan Perencanaan Pembangunan nasional (bappenas) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 5. iv Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 6. v daftar isi PENGANTAR iii DAFTAR SINGKATAN vii 1 PENDAHULUAN 1 2 PEMAHAMAN TERHADAP CSR DAN UPAYA MENGAKSES DANA CSR 3 3 ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 5 3.1 mungkinkah Sanitasi mendapat alokasi dana CSR? 5 3.2 bagaimana Cara mendapatkan alokasi dana CSR? 7 4 MEKANISME IMPLEMENTASI PROYEK YANG DIDANAI CSR 13 5 KESIMPULAN DAN SARAN 15 5.1 Kesimpulan 15 5.2 Saran 15 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. langkah Pendahuluan untuk mengakses dana CSR 7 Gambar 2. langkah Pendekatan kepada Perusahaan Penyelenggara CSR 8 Gambar 3. Tahap menjalin Komunikasi intensif dengan Perusahaan 10 Gambar 4. Tahap implementasi mengakses dana CSR 11 Gambar 5. Tahap implementasi Program CSR 13 COLOPHON 17 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 7. PENDAHULUAN vi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 8. PENDAHULUAN vii daftar Singkatan 3P People, Planet, and Profit 3R Reduce, Reuse, Recycle aPbd anggaran Pendapatan belanja daerah aPbn anggaran Pendapatan belanja nasional baKd bina administrasi Keuangan daerah bumn badan usaha milik negara Comdev Community development CSR Corporate Social Responsibility ded detailed engineering design fS feasibility Study Juklak Petunjuk Pelaksanaan Juknis Petunjuk Teknis KPS Kemitraan Pemerintah Swasta mCK mandi, Cuci, dan Kakus mdGs millennium development Goals monev monitoring dan evaluasi mou memorandum of understanding mP management Plan nTT nusa Tenggara Timur Pad Pendapatan asli daerah Pamurbaya Pantai Timur Surabaya Pbb Perserikatan bangsa bangsa Pbl Program bina lingkungan PhbS Perilaku hidup bersih dan Sehat Pln Perusahaan listrik negara Pokja Kelompok Kerja PT Perseroan Terbatas Qa Quality assurance RuPS Rapat umum Pemegang Saham Sda Sumberdaya alam SKPd Satuan Kerja Perangkat daerah SPK Surat Perintah Kerja Tbk. Terbuka TTPS Tim Teknis Pembangunan Sanitasi umKm usaha mikro, Kecil dan menengah uu undang-undang uuPT undang-undang Perseroan Terbatas WaSh Water Sanitation and hygiene Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 9. PENDAHULUAN viii Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 10. PENDAHULUAN 1 1 PENDAHULUAN indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang mewajibkan korporasi, khususnya yang bergerak dalam pengelolaan sumberdaya alam (Sda) mengeluarkan dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). hal ini secara eksplisit diungkapkan dalam uu no. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas (uuPT), yang beberapa waktu lalu dikuatkan oleh mahkamah Konstitusi untuk segera diberlakukan. meskipun belum dibuat peraturan perundang-undangan di bawahnya sebagai petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis), secara hukum perusahaan-perusahaan di indonesia telah terikat dengan uu tersebut. Sebaliknya, di negara-negara maju seperti amerika Serikat dan eropa barat, meskipun CSR bersifat sukarela (voluntary), namun kegiatan-kegiatan terkait CSR justru sedang menjadi perhatian kalangan korporasi di sana. Sungguh pun bukan bersifat wajib, perusahaan-perusahaan rupanya lebih terikat secara moral dan sosial untuk mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk kegiatan CSR. masyarakat di negara-negara maju yang lebih melek informasi, khususnya tentang isu-isu dunia seperti: deforestasi, pencemaran lingkungan, kemiskinan, kesehatan, pendidikan, pemanasan global, dan sebagainya, juga memberi andil untuk ‘memaksa’ korporasi lebih bertanggung jawab pada people, planet, dan profit (3P) itu sendiri melalui CSR. Persoalan yang dihadapi perusahaan-perusahaan di negara maju adalah kesulitan mereka menemukan aktivitas CSR yang relevan dengan posisi (visi dan misi) mereka sebagai dunia usaha. di sisi lain, mereka termasuk negara- negara kaya yang tentu saja sedikit sekali memiliki persoalan kemiskinan dan pencemaran lingkungan. akibatnya, korporasi harus mencari “tambahan outlet” di luar negara asal mereka. inilah peluang strategis bagi negara berkembang untuk menangkap limpahan dana CSR yang belum tersalurkan di negara asal perusahaan. bagi yang memiliki kantor operasi atau kegiatan di negara berkembang, korporasi akan lebih mudah mengeluarkan dana CSR-nya. di indonesia, kita mengenal banyak perusahaan multinasional yang beroperasi di sini dan giat menjalankan aktivitas CSR. Sebut saja unilever, newmont, exxon, freeport, Philip-morris international, dan sebagainya. Perusahaan multinasional seperti inilah yang boleh dikatakan mengawali aktivitas CSR mereka melalui pengembangan masyarakat (community development), tanggap darurat/bencana, bantuan kesehatan dan pendidikan, jauh sebelum uuPT diberlakukan. untuk perusahaan-perusahaan bumn, saat ini sudah berlaku Peraturan menteri bumn no. PeR-05/mbu/2007, tentang Program Kemitraan badan usaha milik negara dengan usaha Kecil dan bina lingkungan. Secara garis besar, peraturan ini mengatur kriteria dan mekanisme alokasi dana kemitraan bumn dan bina lingkungan yang bersumber dari penyisihan laba perseroan untuk kepentingan masyarakat. Selain kemitraan bumn dan bina lingkungan, beberapa bumn besar secara terpisah juga menyelenggarakan program CSR sebagai bagian dari pengembangan citra perusahaan dan pengamanan rantai psok (supply chain) bisnis mereka. Pada gilirannya, bisa dipastikan dana CSR akan merupakan salah satu alternatif sumber dana yang luar biasa besar ketika uuPT secara efektif diberlakukan. Pertanyaannya adalah, bagaimana korporasi menyalurkan dana CSR-nya, siapa yang berhak menangkap dana tersebut, bagaimana planet (lingkungan) dan people (masyarakat) agar bisa memanfaatkan limpahan keuntungan/profit (dana CSR) di masa depan? Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 11. PENDAHULUAN 2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 12. PEMAHAMAN TERHADAP CSR DAN UPAYA UNTUK MENGAKSESNYA 3 2 PEMAHAMAN TERHADAP CSR DAN UPAYA MENGAKSES DANA CSR banyak diskusi pro-kontra tentang CSR pada sisi tataran moral beberapa di antaranya antara lain sebagai berikut: • Apakah CSR adalah ‘bayaran perusahaan besar atas dosa yang telah mereka buat’. • Atau merupakan tindakan yang bertolak dari kepedulian tulus terhadap kondisi yang kurang menguntungkan di tengah masyarakat? • Atau salah satu upaya pengamanan bisnis perusahaan, melalui pemberdayaan pihak-pihak yang terkait dengan bisnis perusahaan tersebut. lepas dari aspek moral di atas, kebanyakan perusahaan menempatkan aktivitas CSR sebagai berikut: 1. bagian dari penerjemahan visi dan misi perusahaan. ini banyak dilakukan di negara maju karena tekanan masyarakat yang berpengetahuan sudah tinggi (lebih sadar dan kritis terhadap hak-hak sosial mereka) dan karena budaya transparansinya sudah mapan. di amerika, beberapa bursa saham juga menerbitkan ‘indeks Sosial’, ‘indeks lingkungan’, beriringan dengan ‘indeks Saham.’ dengan demikian, perusahaan yang tidak menjalankan tanggung jawab sosialnya akan mengalami penurunan indeks Sosial, yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi investor ketika bertransaksi saham. 2. bagian dari upaya perusahaan untuk menghindarkan/mengurangi risiko bisnis dan sekaligus sosial. ini banyak dilakukan oleh perusahaan multinasional yang beroperasi di negara-negara berkembang, misalnya unilever, exxon dan freeport di indonesia, mobil oil di afrika, dan sebagainya. Risiko bisnis, terutama terganggunya rantai pasok (supply chain). Sedangkan risiko sosial meliputi: konflik horisontal di tengah masyarakat sekitar perusahaan beroperasi, protes dan ancaman pemboikotan, kelaparan, penurunan kesehatan, dan lainnya. 3. bagian dari pemenuhan kewajiban. Jika uuPT diberlakukan secara penuh, maka inilah yang akan terjadi di indonesia. dalam konteks ini, pada waktunya nanti, mungkin akan terjadi kelebihan pasokan (over-supply) dana. ini adalah peluang dan tantangan yang sama-sama besar. Program CSR di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. di PT Telekomunikasi indonesia (PT TelKom), selain CSR ada yang dinamakan Program bina lingkungan (Pbl) atau Community Development. Perbedaan kedua hal tersebut adalah sebagai berikut: CSR PBL Karakteristik bagian dari program pengembangan murni sebagai aktivitas perusahaan citra perusahaan secara umum di untuk memberikan manfaat sosial hadapan para pemangku kepentingan kepada masyarakat, terutama (stakeholders), khususnya masyarakat, masyarakat sekitar domisili perusahaan serta pengamanan sistem rantai pasok perusahaan motif pelaksanaan Perusahaan memiliki target manfaat balik Tidak (bahkan dilarang) menetapkan atas aktivitas CSR, berupa penguatan adanya target manfaat balik buat merek dagang komoditas perusahaan perusahaan, tetapi murni hibah Sumber dana dan berasal dari bagian biaya operasional bagian dari laba yang disisihkan (off keberadaan anggaran perusahaan (bagian dari kebijakan balance sheet) dan diputuskan dalam manajemen perusahaan) RuPS mekanisme dan mengikuti peraturan perusahaan Sangat sederhana meski tetap ada prosedur alokasi mengenai mekanisme dan prosedur audit pengadaan barang dan jasa Regulasi aturan internal manajemen perusahaan Tunduk pada Permen bumn no. PeR- 05/mbu/2007 Jenis aktivitas Terkait/sejalan dengan program Kemitraan berupa bantuan modal pemasaran atau Corporate usaha kepada pengusaha kecil Communication bina lingkungan: hibah murni Kesinambungan berfluktuasi, tergantung pada kebijakan berfluktuasi, tergantung pada besaran manajemen. laba bersih dan kebijakan RuPS. Pada perioda tertentu bisa saja nihil, misalnya bila perusahaan rugi. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 13. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI PEMAHAMAN TERHADAP CSR DAN UPAYA UNTUK MENGAKSESNYA 4 hal tersebut di atas yang terjadi di PT Telkom kemungkinan terjadi pula di beberapa bumn besar lain. Pemahaman terhadap perbedaan CSR dan Pbl ini cukup bermanfaat guna menghindari kesalahan persepsi dan salah bersikap terhadap program CSR (paling tidak di bumn tertentu seperti PT Telkom). Selain itu, sebagai bekal bagi Pemerintah Kota (Pokja Sanitasi) dalam melakukan pendekatan kepada pihak perusahaan yang akan diajak kerja sama. Program CSR di PT Unilever Indonesia Tbk. PT unilever indonesia Tbk (unilever), perusahaan multi nasional produsen berbagai keperluan rumah tangga, nutrisi, dan perawatan diri, juga menjalankan program CSR yang misinya hampir sama dengan program CSR di PT Telkom. Perbedaanya, program CSR di unilever diselenggarakan oleh sebuah institusi binaan perusahaan, yaitu Yayasan unilever indonesia. Program CSR di unilever merupakan bagian dari aktivitas pengembangan bisnis perusahaan (business development), khususnya dalam rangka pengamanan rantai pasok perusahaan. area aktivitas yang didukung meliputi empat hal sebagai berikut: 1) nutrisi dan higiene. 2) Pelestarian lingkungan, termasuk pengolahan sampah. 3) Pertanian yang berwawasan lingkungan (sustainable agriculture). 4) Pemberdayaan perempuan dan pendidikan (women empowerment & education). untuk aktivitas pelestarian lingkungan, saat ini unilever sedang menyelenggarakan Program 3R di beberapa ibu kota provinsi (Jakarta, bandung, Surabaya, dan lain-lain). Pemilihan kota mitra saat ini lebih diprioritaskan pada kota-kota di mana terdapat kantor perwakilan perusahaan dan Pemerintah Kota setempat yang menyambut tawaran bekerja sama. aktivitas utama yang dilakukan meliputi: 1. Pengembangan kapasitas kader penggerak. 2. Kampanye kepedulian terhadap 3R sampah kepada masyarakat. 3. Stimulus pendirian bank Sampah dan unit pengomposan sampah organik serta penyelenggaran lomba 3R. 4. memfasilitasi pertukaran pengetahuan (knowledge event) sesama kader dan peserta program 3R terpilih dari tiap kota. Obyek Program CSR Secara umum ada beberapa aspek/isu yang saat ini cukup menarik sebagai ladang aktivitas CSR dan/atau Pbl. di antaranya adalah isu lingkungan hidup (pencemaran sungai dan udara, deforestasi, konservasi); isu pendidikan (pendidikan gratis, perbaikan sarana dan prasarana, pendidikan ekstra); kesehatan (sampah, penyadaran); usaha mikro, kecil dan menengah/umKm (dana bergulir, kredit lunak, dan lainnya). Khusus untuk program Pbl dari bumn sesuai dengan Permen bumn no. PeR-05/mbu/2007, ada dua komponen alokasi yaitu: 1. Program Kemitraan badan usaha milik negara dengan usaha Kecil, yaitu berupa pinjaman berbunga lunak (revolving fund) kepada pelaku usaha mikro/kecil guna meningkatkan kapasitas usaha mereka. biasanya jenis usaha yang dijalankan pihak pengusaha kecil diutamakan yang masih berhubungan dengan lini bisnis bumn Pembina. 2. bina lingkungan, yaitu program hibah murni berdasarkan proposal yang masuk atau berdasarkan inisiatif penilaian (assessment) aktif pihak perusahaan terhadap program yang sedang atau akan berlangsung di masyarakat. Selanjutnya, ruang lingkup yang boleh mendapat alokasi dana bina lingkungan adalah: 1. bantuan korban bencana alam. 2. bantuan pendidikan dan pelatihan. 3. Peningkatan kesehatan. 4. bantuan pengembangan sarana dan/atau prasarana umum. 5. bantuan sarana ibadah. 6. bantuan pelestarian alam. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 14. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 5 3 ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 3.1 Mungkinkah Sanitasi Mendapat Alokasi Dana CSR? Seperti diketahui, sektor sanitasi sesungguhnya memiliki peluang untuk mengakses dana-dana CSR. aktivitas CSR dan/atau Pbl biasanya mempertimbangkan beberapa hal antara lain: 1. Proximity, yakni kedekatan aktivitas CSR dengan posisi geografis aktivitas perusahaan. misalnya, freeport membantu masyarakat suku amungme, karena lokasi pertambangannya berada di wilayahnya. 2. Relevance, yakni sejauh mana aktivitas CSR relevan dengan atau mendukung operasi perusahaan mencetak laba. ini adalah model CSR sebagaimana yang dijalankan PT Telkom. misalnya, pemberian dana hibah/bergulir oleh Telkom untuk para pengecer kartu pra bayarnya, atau Sido muncul memberi kredit ringan untuk membeli sepeda bagi tukang jamu gendong, dan sebagainya. biasanya mereka juga diwajibkan memasang atribut perusahaan untuk tujuan promosi. 3. Magnitude, yakni yang terkait efek ‘promotif’ yang bisa muncul berupa citra positif kalau CSR dilaksanakan, meskipun tidak disampaikan secara eksplisit. ini adalah bentuk tanggung jawab sosial yang lebih utuh, yakni tanggung jawab pada tiga hal mendasar (triple-bottom line) atau people, planet, dan profit). Kalau pun ada keuntungan yang bisa dipetik oleh perusahaan, adalah berupa keuntungan tidak langsung dalam bentuk meningkatnya citra positif perusahaan di mata stakeholder-nya. misalnya yang masuk dalam program pemberian sumbangan kepada korban untuk bencana alam, kelaparan, dan aktivitas sosial. Contohnya sumbangan PT Telkom melalui divisi bina lingkungan (Community Development Center) bagi bencana alam di Sumatera barat. lebih dari itu, bila merujuk pada Permen bumn no. PeR-05/mbu/2007, khususnya untuk Program bina lingkungan, proyek-proyek sanitasi paling tidak bisa masuk melalui 3 kategori lingkup yang boleh mendapat alokasi, yaitu: peningkatan kesehatan, pengembangan sarana dan/atau prasarana umum, dan pelestarian alam. dengan demikian peluang proyek sanitasi untuk mendapat alokasi dana CSR/Pbl, khusunya dari bumn, sangatlah besar. dalam kasus unilever, area aktivitas yang terkait pelestarian lingkungan, termasuk pengolahan sampah dan pemberdayaan perempuan dan pendidikan cukup memiliki relevansi. Jadi, ada peluang bagi kota-kota yang sedang berupaya memperbaiki kondisi sanitasinya untuk memanfaatkannya. Perusahaan swasta dan multinasional lain yang menyelenggarakan program CSR kemungkinan besar memiliki kesamaan pola dalam hal pemilihan area aktivitas program CSR-nya. BOKS 1: Program ‘Aqua Lestari’ dari Danone Aqua Salah satu program CSR yang cukup terkenal dalam membantu masyarakat memperoleh akses air bersih dan sanitasi adalah Program aqua lestari, yang salah satu implementasinya adalah aqua lestari WaSh (Water access, Sanitation & hygiene) dari danone aqua. Program ini membantu masyarakat kurang mampu di daerah perkampungan, sebagian besar di kawasan terpencil, agar memiliki kemampuan menyediakan akses air bersih dan sanitasi untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Program ini sejalan dengan salah satu program Millenium Development Goals (mdGs) dari Pbb. Kontribusi aqua lestari WaSh terbaru adalah kerja sama dengan Pemerintah daerah Serang berupa program peningkatan kualitas kampung di desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang. Program aqua lestari WaSh di desa Curug Goong dimulai pada Juni 2008 dan diresmikan pada oktober 2009. Program ini meliputi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan penyediaan akses air bersih dan sanitasi lingkungan yang memberi manfaat kepada lebih dari 1.700 warga desa. Sebelumnya, warga mendapatkan air bersih dari sumber air yang letaknya jauh dari desa, dan belum ada fasilitas yang dibangun untuk memperpendek jarak akses air bersih tersebut. melalui Program ini telah terwujud sejumlah fasilitas air bersih berupa sumur bor, menara air, instalasi pemipaan, fasilitas keran umum dan mCK (mandi, cuci, kakus). di sana telah dibangun tiga fasilitas keran umum dan delapan fasilitas mCK yang dilengkapi keran umum untuk masyarakat desa. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 15. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 6 Program di Curug Goong ini melengkapi serangkaian program aqua lestari WaSh lain, seperti: Program air bersih untuk hidup Sehat di Kampung darmaga, babakan Pari, dengan menyediakan instalasi pompa, penampungan air, fasilitas sanitasi, dan air bagi ratusan warga; dan Program Satu liter untuk Sepuluh liter di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi nusa Tenggara Timur. Pada akhir 2011, ditargetkan program ini menjangkau 70.000 orang di seluruh indonesia.*) Secara umum, kelompok masyarakat yang menjadi target program CSR aqua lestari adalah: 1. masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi sumber pengambilan dan pengolahan air minum dalam kemasan aqua. 2. masyarakat yang berdomisili di daerah terpencil, yang berlokasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan - nTT pada tahun 2007-2008, melalui Program “1 untuk 10l”. 3. Para pemulung melalui program “air bersih, hidup Sehat” dengan menyediakan unit pengolahan air bersih dan mCK. aktivitas-aktivitas dalam Program CSR aqua lestari tersebut ada yang berkaitan langsung dengan bisnis perusahaan (pengamanan rantai pasok dan pemasaran). ada juga yang tidak berkaitan langsung, tapi masih selaras dengan lini bisnisnya. manfaat yang bisa diperoleh perusahaan adalah: 1. mencegah kerawanan sosial di sekitar sumber dan pabrik pengolahan air minum dalam kemasan aqua. 2. meningkatkan legitimasi dan citra perusahaan di mata masyarakat secara luas, melalui aktivitas yang terkait dengan penyediaan air bersih dan PhbS. Pelajaran yang bisa diambil dari praktik Program CSR danone aqua adalah bahwa: 1. Perusahaan penyelenggara proram CSR sangat berkepentingan menjaga keharmonisan dengan lingkungan masyarakat di sekitar obyek strategis perusahaan, dalam hal ini sumber dan pabrik pengolahan air minum dalam kemasan. 2. Program CSR yang diselenggarakan memiliki efek promosi yang menggugah emosi dan simpati masyarakat konsumen, yaitu akses air bersih dan sanitasi di lingkungan sulit air dan kawasan pemulung. *) http://megapolitanpos.com, Rabu, 14 Oktober 2009. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 16. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 7 3.2 Bagaimana Cara Mendapatkan Alokasi Dana CSR? apabila melihat pola yang diterapkan PT Telkom, CSR ternyata terbagi atas dua jenis yaitu: CSR itu sendiri dan Pbl. Jika CSR merupakan salah satu komponen biaya operasional perusahaan, maka wajar bila perusahaan bersangkutan menetapkan target manfaat balik (imbalan) secara langsung dalam bentuk tertentu. misalnya pemasangan pesan sponsor dalam rangka meningkatkan popularitas perusahaan. lain halnya dengan Pbl yang bersumber dari penyisihan laba bersih. dalam skema Pbl, perusahaan tidak mensyaratkan adanya manfaat balik secara langsung karena merupakan hibah murni, terutama untuk porsi bina lingkungan. dana CSR, dengan demikian, lebih berkesinambungan daripada dana Pbl karena merupakan bagian dari biaya operasional perusahaan. Sementara, dana Pbl berasal dari penyisihan laba bersih. Pemahaman akan perbedaan antara CSR dan Pbl cukup penting guna merumuskan pendekatan yang seharusnya diambil oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. untuk pembahasan selanjutnya, buku ini mengasumsikan bahwa kebijakan program-program CSR (setidaknya sebagian besar) yang ada saat ini merupakan bagian dari biaya operasional perusahaan (bukan dari penyisihan laba). Sebagai contoh, apabila Pokja Sanitasi Kota menargetkan adanya pendanaan melalui CSR, maka harus dirumuskan aspek manfaat apa yang akan ditawarkan Pemerintah Kota kepada pihak perusahaan. Gambar 1. Langkah Pendahuluan untuk Mengakses Dana CSR Program Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Skala Kota dalam SSK 1. Segmentasi (unbundling) Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi berdasarkan rencana sumber pendanaan Program dan Rencana Kegiatan Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi yang akan Pembangunan Sanitasi yang akan didanai sumber pendanaan lain ditawarkan kepada Program CSR 2. Pendekatan kepada perusahaan yang menyelenggarakan CSR Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi yang mendapatkan komitmen pendanaan dari Program CSR Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 17. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 8 diagram pada Gambar 1 memperlihatkan langkah pendahuluan yang sebaiknya ditempuh Pemerintah Kota untuk mengakses sumber pendanaan dari program CSR. Secara garis, besar langkah-langkah persiapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Segmentasi (unbundling) atas Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi yang ada dalam SSK berdasarkan rencana sumber pendanaannya. Selanjutnya buat pemilahan/segmentasi dengan memisahkan Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi, yang akan ditawarkan kepada sponsor Program CSR. Gambar 2. Langkah Pendekatan kepada Perusahaan Penyelenggara CSR 2.a. Identifikasi Perusahaan yang menyelenggarakan Program CSR Long-list perusahaan yang menyelenggarakan Program CSR 2.b. Penilaian berdasarkan tingkat relevansi bisnis perusahaan dengan Sektor Sanitasi Komitmen awal berupa nota kesepahaman 2.c. Komunikasi tingkat lanjut Penjabaran lebih detail lihat dengan perusahaan calon mitra diagram Gambar 3 (h.10) 2.d. Menjalin kerja sama secara Penjabaran lebih detail lihat berkesinambungan diagram Gambar 4 (h.11) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 18. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 9 2. mendekati perusahaan-perusahaan tertentu yang menyelenggarakan Program CSR (Gambar 2). langkah kedua ini bisa lebih diperinci sebagai berikut: a. Mengidentifikasi perusahaan yang menyelenggarakan program CSR. bisa jadi jumlah, jenis, dan skala volume bisnis perusahaan-perusahaan akan sangat berlainan antara satu kota dengan lainnya. hal ini cukup wajar, karena tiap kota memiliki kondisi khas masing-masing yang menjadi daya tarik perusahaan untuk beroperasi atau membuka cabangnya. namun demikian, pada umumnya ada beberapa jenis perusahaan yang selalu hadir di setiap kota, yaitu antara lain: perbankan, operator telekomunikasi, produsen kendaraan bermotor, Pln, Pertamina, dan lainnya. Pada tahap ini, cukup diidentifikasi saja perusahaan- perusahaan yang beroperasi atau berdekatan dengan kota yang bersangkutan. Keluaran dari langkah ini adalah daftar panjang (long-list) perusahaan yang menyelenggarakan Program CSR, dan perusahaan yang tidak secara reguler menyelenggarakan Program CSR tetapi bisa diajak bekerja sama (biasanya perusahaan yang usahanya berskala lokal tapi sudah cukup mapan). b. Membuat penilaian awal serta mengurutkannya berdasarkan tingkat relevansi bisnis mereka dengan Sektor Sanitasi. ada beberapa jenis usaha skala besar yang sangat terkait erat dengan sektor sanitasi, misalnya perusahaan semen, bahan bangunan dan perusahaan perawatan tubuh (sabun, pasta gigi, dan lainnya). Perusahaan-perusahaan seperti ini bila beroperasi atau posisi operasinya relatif dekat dengan kota, sebaiknya ditempatkan pada urutan paling atas. namun demikian, tidak berarti bahwa perusahaan yang bisnisnya kurang relevan dengan sanitasi dikeluarkan dari daftar perusahaan calon mitra. Pengurutan lebih dimaksudkan untuk menetapkan prioritas perusahaan yang akan dihubungi. c. Menjalin komunikasi secara sistematis. inilah aspek kritis dan strategis yang harus disiapkan secara hati- hati dan matang. Kalau perlu libatkan perusahaan sasaran tersebut dalam perumusan strategi komunikasi secara khusus. hal ini dilakukan mengingat pada dasarnya tatanan kerja sama yang akan diselenggarakan lebih banyak membangun kesepahaman dan berbagi tanggung jawab, guna menciptakan kondisi masyarakat yang lebih baik melalui perbaikan sanitasi. untuk lebih jelasnya, rangkaian proses komunikasi antara Pemerintah Kota dengan perusahaan calon mitra implementasi program CSR digambarkan pada diagram Gambar 3. d. Menjalin kerja sama secara berkesinambungan. Setelah proses komunikasi dikelola dengan baik, maka target berikutnya adalah timbulnya saling pengertian atas kepentingan bersama hingga terjalin kerja sama, baik pada saat implementasi maupun dalam fase pemantauan/monitoring dan evaluasi (monev). Target aktivitas monev adalah terjadinya kesepahaman atau kerja sama secara berkesinambungan. hal ini ditandai adanya proses perluasan cakupan (scaling up) baik dari sisi kuantitas maupun kualitas perbaikan sanitasi, khususnya yang didanai CSR. Kondisi ini merupakan target akhir kemitraan Pemerintah dengan perusahaan dalam mengarahkan Program CSR untuk sanitasi. Perlu dicatat, bahwa format kerja sama tidak harus dalam bentuk perikatan yang dituangkan dalam perjanjian kerja sama, walaupun akan lebih bagus apabila kedua pihak (Pemerintah Kota dan Penyelenggara CSR) bisa menandatangani perjanjian kerja sama. untuk lebih jelasnya, proses pada tahap ini digambarkan pada diagram Gambar 4. hal-hal yang harus ditegaskan dalam menjalin komunikasi dengan perusahaan antara lain: 1. Pemerintah Kota tidak akan menambah beban pajak perusahaan, tetapi akan bekerja sama saling menguntungkan. 2. Pemerintah Kota justru akan menawarkan alternatif penyaluran dana CSR yang sudah biasa dianggarkan oleh perusahaan. dengan demikian, pada dasarnya tidak ada penambahan beban biaya. Tetapi justru membantu memberi alternatif implementasi Program CSR, supaya lebih berdaya guna dan berhasil guna buat masyarakat. 3. Pada dasarnya, tanggung jawab total ketersediaan sanitasi berada di pihak Pemerintah Kota. untuk itu, perlu ditampilkan desain besar (grand design) sanitasi kota yang tertuang dalam SSK dan menawarkan opsi-opsi pembangunan sanitasi yang diharapkan bisa didanai oleh program CSR. 4. Perusahaan akan mendapatkan komitmen manfaat sesuai tujuan dan sasaran program CSR mereka. Selama hal itu dinilai setimpal dengan besaran dana CSR yang dialokasikan dan dalam skala otoritas Pemerintah Kota, serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 5. mekanisme pelaksanaan kerja sama akan dirumuskan bersama. 6. Pada dasarnya, Pemerintah Kota hanya akan menerima outcome berupa bagian tertentu dari program pembangunan sanitasi yang telah disepakati (sarana fisik atau non fisik). dengan demikian, tidak akan pernah ada aliran dana tunai dari pihak perusahaan kepada Pemerintah Kota. 7. Proses pelaksanaan, terutama pengadaan barang dan jasa terkait implementasi program CSR, akan mengikuti sistem dan prosedur pengadaan di perusahaan. Tidak akan ada campur tangan Pemerintah Kota pada fase implementasi ini, kecuali pada aspek jaminan mutu (quality assurance) agar outcome kerja sama mencapai target yang disepakati bersama dan selaras dengan SSK. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 19. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 10 Pada sisi lain, Pemerintah Kota harus menghindari hal-hal sebagai berikut: 1. mengirimkan proposal proyek sanitasi kepada perusahaan dan menawarkan secara langsung agar mereka bersedia berpartisipasi. hal ini akan memberikan kesan Pemerintah Kota melempar sebagian tanggung jawab publik kepada perusahaan. 2. mengajak pihak perusahaan untuk bekerja sama sementara Pemerintah Kota belum berbuat banyak, atau bahkan belum berbuat sama sekali. harus tetap ditampilkan bahwa pada dasarnya tanggung jawab total ketersediaan sanitasi berada di pihak Pemerintah Kota. Kontribusi pihak lain lebih bersifat komplementer atas apa yang telah dan sedang dijalankan Pemerintah Kota. Proses komunikasi pada tahap awal akan lebih baik bila dilakukan secara door to door. misalnya, Pokja Sanitasi mengambil inisiatif untuk beraudiensi dengan unit organisasi penanggung jawab Program CSR di perusahaan calon mitra. dari pertemuan pendahuluan, Pokja Sanitasi bisa menilai kemungkinan ada atau tidak adanya prospek tindak lanjut dengan perusahaan tersebut. apabila aktivitas audiensi kepada perusahaan-perusahaan dalam short-list calon mitra kerja sama sudah dilakukan, maka akan dihasilkan nominasi perusahaan calon mitra kerja sama. Saat inilah Pokja bisa mulai menggalang komunikasi tingkat lanjut dengan melibatkan Walikota dan lebih mengarah kepada realisasi kerja sama. Gambar 3. Tahap Menjalin Komunikasi Intensif dengan Perusahaan 2.c.1. Merumuskan bentuk komunikasi yang cocok 2.2. 1 Short-list perusahaan Rencana tindak Program Rencana Kegiatan calon mitra kerja sama komunikasi dengan Pembangunan Sanitasi yang akan implementasi Program CSR perusahaan calon mitra ditawarkan kepada Program CSR 2.c.2. Implementasi komunikasi dengan perusahaan calon mitra Komitmen awal berupa nota kesepahaman 2.c.3. Komunikasi tingkat lanjut dengan perusahaan calon mitra Komitmen (Perjanjian) kerja sama implementasi Program CSR untuk Sanitasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 20. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 11 Cara seperti ini akan memberikan keuntungan sebagai berikut: 1. Pokja Sanitasi bisa memfilter lebih dini perusahaan-perusahaan dalam Short-list calon mitra kerja sama yang memiliki prospek untuk ditindaklanjuti. mungkin tidak banyak perusahaan yang memiliki prospek untuk ditindaklanjuti, tetapi memberikan tingkat kepastian komitmen lebih tinggi. 2. Komunikasi bisa disertai pendekatan informal, di mana lebih banyak kesempatan untuk bertukar informasi secara lebih substansial serta melakukan advokasi dan lobi. 3. Komunikasi tingkat tinggi antara Walikota dengan perusahaan calon mitra akan lebih efektif karena sudah hampir memasuki tahap realisasi kerja sama. Gambar 4. Tahap Implementasi Mengakses Dana CSR Komitmen (Perjanjian) kerja sama implementasi Program CSR untuk Sanitasi 2.d.2. Monev bersama antara 2.d.1. Implementasi kerja Pemkot dan perusahaan sama Program CSR untuk penyelenggara yang bekerja Sanitasi sama dalam Program CSR untuk Sanitasi 2.d.3. Scaling up kerja sama Program CSR untuk Sanitasi Salah satu perintisan dan tindak lanjut kerja sama alokasi program CSR yang bisa dijadikan model adalah antara Pemerintah Kota Surabaya dengan beberapa perusahaan swasta nasional, dan bahkan multinasional (untuk program terkait lingkungan hidup). Gambaran singkat tentang apa yang telah berlangsung diuraikan pada bagian boKS 2. dari pengalaman Pemerintah Kota Surabaya terlihat ada beberapa butir menarik, yaitu: 1. Pemerintah Kota menyediakan lingkungan yang mendukung (enabling environment), agar bisa meyakinkan swasta untuk mengalirkan dana CSR-nya demi kepentingan publik. 2. diperlukan strategi komunikasi dan mediasi profesional guna mewujudkan alokasi dana CSR untuk urusan publik (untuk kasus di Kota Surabaya adalah Konsultan CSR). 3. Pemerintah Kota harus mengawalinya dengan aktivitas lebih dulu untuk memancing swasta/dana CSR masuk. misalnya menyediakan rencana induk pembangunan sanitasi sebagaimana dituangkan dalam SSK, dan realisasi beberapa bagian tertentu yang sumber dananya berasal dari aPbd/aPbn. 4. ada inisiatif pendekatan komunikasi secara langsung kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi target mitra pembangunan. Pendekatan ini akan menimbulkan efek reaksi yang lebih positif, dibanding bila mengundang semua calon mitra dalam satu forum pertemuan bersama. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 21. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 12 BOKS 2: Konservasi Mangrove di Pesisir Timur Surabaya era otonomi banyak membuka mata dan kesadaran kota untuk bekerja dengan cara tidak seperti biasanya. bagaimanapun Pemerintah Kota diharuskan mandiri dari sisi sumber daya dan kapasitas untuk mengelola kotanya. dengan anggaran yang relatif terbatas, kota dituntut berpikir kreatif untuk mengoptimumkan dana yang ada. Jika perlu, kota harus mampu mendayagunakan potensi dana di luar anggaran penerimaan rutin berupa Pad yang bisa mereka manfaatkan untuk pembangunan kota. beberapa inisiatif untuk meningkatkan Pad ini contohnya seperti menaikkan pajak dan retribusi. Tapi kenaikan pajak dan retribusi biasanya sangat tidak populer bagi pengusaha dan masyarakat. Pemerintah Kota Surabaya, misalnya, sedang melakukan inisiatif yang patut dijadikan pembelajaran bagi kota lain. Pemerintah Kota Surabaya berpandangan bahwa setiap stakeholder di Surabaya, Pemerintah, Swasta, masyarakat umum, media, kalangan akademis, harus memberi kontribusi pada upaya pembangunan kota. Tentu saja sesuai proporsi dan kapasitas yang mereka miliki. Salah satu yang menjadi tumpuan adalah bagaimana memanfaatkan dana swasta untuk berinvestasi secara langsung atau melalui kemitraan pemerintah-swasta (KPS), atau melalui skema hibah murni. Pemerintah Kota Surabaya sangat paham bahwa saat ini perusahaan mulai memberi perhatian serius pada CSR dan/atau Program bina lingkungan. hal ini sangat relevan dengan kebutuhan kota akan alternatif sumber pendanaan pembangunan. Terutama menyangkut sektor publik, seperti sarana dan prasarana transportasi, lingkungan, dan sebagainya. dalam konteks inilah Pemerintah Kota menyiapkan banyak ‘ladang’ yang bisa dipakai perusahaan mana pun, baik bumn maupun swasta, bahkan termasuk asing, untuk mengalokasikan dana CSR dan Pbl-nya. Surabaya hanya memiliki ruang terbuka hijau seluas 16%. Jauh dari tuntutan uu yang mengharuskan 30%. Salah satu solusinya adalah bagaimana menjadikan Pesisir Timur Surabaya (Pamurbaya) seluas 2.500-an ha menjadi kawasan konservasi mangrove, yang berarti juga bisa dianggap sebagai ruang terbuka hijau dan mampu menambah luasnya sebanyak 8%. Selanjutnya, Pemerintah Kota Surabaya mulai bicara langsung dengan perusahaan besar. akhirnya gagasan tersebut disambut oleh Sampoerna indonesia. Sampoerna menyadari tidak punya kepakaran untuk ini, tetapi Sampoerna punya hubungan dengan sebuah konsultan CSR. dan Konsultan CSR inilah yang akhirnya dilibatkan dalam pembahasan Pamurbaya. 1. langkah pertama yang dilakukan adalah membuat mou antara Sampoerna dan Pemerintah Kota, bahwa Sampoerna akan menjalankan CSR dengan skema hibah untuk penyusunan studi kelayakan (Feasibility Study/FS) kawasan Pamoerbaya sebagai kawasan lindung. dari kajian tersebut ternyata hasilnya layak, dan dilaporkan ke Pemerintah daerah sebagai ‘produk’ Pemda atas bantuan hibah. Sementara, pihak Pemerintah Kota mulai bekerja dengan menyiapkan masyarakat di sekitar kawasan untuk sosialisasi dan peningkatan kapasitas. 2. Karena layak sebagai kawasan lindung, maka harus dilakukan kajian mendalam. Yaitu harus dibuat Management Plan (semacam master plan untuk kawasan lindung) dan Detailed Engineering Design (ded). ini butuh biaya besar dan waktu yang panjang (1-2 tahun). Karena membutuhkan dana yang cukup besar, maka dicari jalan lain dengan melibatkan Philip-morris international, sebagai pemilik Sampoerna. 3. apabila proposal bisa diterima, maka Proyek Penyusunan mP dan ded pun bisa dilakukan. hasil pekerjaan ini akan dilaporkan ke Sampoerna dan Philip morris untuk dihibahkan kepada Pemerintah Kota. Selanjutnya, mP dan ded tersebut diharapkan dapat disahkan menjadi dokumen formal yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar pembangunan fisik kawasan, yang dananya berasal dari aPbd/aPbn, atau bisa juga nantinya ditawarkan lagi kepada para sponsor program CSR lainnya. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 22. MEKANISME IMPLEMENTASI PROYEK YANG DIDANAI CSR 13 4 MEKANISME IMPLEMENTASI PROYEK YANG DIDANAI CSR Sebagaimana asumsi di atas, dana untuk Program CSR merupakan bagian dari biaya operasional perusahaan. Konsekuensinya adalah, proses yang akan berlangsung pada tahap implementasi akan mengikuti sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa yang berlaku di perusahaan mitra kerja sama. dalam proses ini hampir tidak ada keterlibatan pihak Pemerintah Kota, kecuali dalam proses jaminan mutu/quality assurance. hal ini untuk meyakinkan, bahwa sarana sanitasi yang dibangun sesuai dengan ded yang disiapkan bersama oleh Pemerintah Kota dengan pihak perusahaan mitra kerja sama. Salah satu alternatif alur hubungan antara para pihak yang terlibat diperlihatkan pada diagram Gambar 5. Gambar 5. Tahap Implementasi Program CSR DED Sanitasi Perjanjian kerja sama implementasi Program Perusahaan pemilik Pemerintah Kota CSR untuk Sanitasi Program CSR Quality DED Sanitasi Assurance SPK Program CSR untuk Sanitasi Pihak ke-3: kontraktor pelaksana proyek Sanitasi dengan dana Program CSR Pada saat mitra penyelenggara CSR sudah menuntaskan pekerjaanya, maka dilakukan serah terima aset sanitasi (bila sarananya fisik) dari perusahaan mitra kerja sama dengan Pemerintah Kota. Tahap selanjutnya adalah aktivitas monitoring dan evaluasi (monev). aktivitas ini sangat penting, dengan manfaat sebagai berikut: 1. memelihara dan meningkatkan kualitas komunikasi antara para pihak. 2. mengukur efektivitas kerja sama yang sudah berjalan. 3. membuka peluang peningkatan skala kerja sama secara lebih berkesinambungan. Targetnya adalah, para pihak bisa sama-sama menganggarkan sarana sanitasi apa saja dalam SSK yang akan dibangun dengan dana CSR selanjutnya. 4. Jalinan kerja sama yang dibangun akan lebih konstruktif. Keseluruhan proses, sejak awal pendekatan hingga tahap ini, merupakan proses yang meniru pendekatan Account Management yang biasa dilakukan korporasi atau memelihara hubungan antara Pemerintah Kota dengan perusahaan penyelenggara CSR secara berkesinambungan. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 23. 14 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 24. KESIMPULAN DAN SARAN 15 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang mewajibkan korporasi yang bergerak dalam pengolahan sumberdaya alam (Sda) mengeluarkan dana untuk CSR. hal ini secara eksplisit diungkapkan dalam uu no. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. meskipun belum dibuat peraturan perundang-undangan di bawahnya sebagai petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis), secara hukum perusahaan-perusahaan di indonesia telah terikat dengan uu tersebut. Jika uu Perseroan Terbatas diberlakukan penuh, maka pada waktunya nanti, mungkin akan terjadi kelebihan pasokan dana. ini adalah peluang dan tantangan yang sama- sama besar guna diambil manfaat sebesar-besarnya bagi pembangunan sanitasi. 2. Kesalahan persepsi tentang program CSR selama ini terutama karena kurangnya pemahaman terhadap karakteristik kebijakan program CSR. dana program CSR merupakan bagian dari biaya operasional pembangunan citra perusahaan di mata masyarakat, di mana perusahaan sponsor program CSR mengharapkan ada manfaat balik dari setiap implementasi program CSR-nya. 3. bertolak dari pemahaman tersebut, Pemerintah Kota hendaknya menyusun daftar “imbalan” untuk setiap paket program/proyek sanitasi yang akan ditawarkan kepada para sponsor program CSR. dalam hal ini, Pokja Sanitasi harus mengambil inisiatif guna memfasilitasi perumusan “imbalan“ tersebut. Karena hal ini menyangkut kebijakan lintas dinas (SKPd) dan bisa bersinggungan dengan kepentingan lain, terutama terkait dengan Perda retribusi di kotanya. 4. upaya membangun kerja sama antara Pemerintah Kota dengan perusahaan sponsor program CSR hendaknya disiapkan secara matang dan profesional, terutama dalam menjalin komunikasi untuk mewujudkan kerja sama. inisiatif pendekatan komunikasi, terutama pada tahap awal, sebaiknya dilakukan secara langsung kepada perusahaan-perusahaan sponsor program CSR. hal ini akan menimbulkan efek reaksi yang lebih positif dibanding bila mengundang semua calon mitra dalam satu forum pertemuan bersama. 5.2. Saran 1. dengan peluang dan tantangan yang terbuka lebar untuk memanfaatkan potensi dana program CSR yang sangat besar, maka Pokja Sanitasi hendaknya semakin kreatif merumuskan berbagai persiapan. Terutama dalam upaya menggalang kerja sama pembangunan sanitasi dengan perusahaan-perusahaan sponsor CSR. 2. Selain merintis kerja sama antara Pemerintah Kota dengan perusahaan sponsor program CSR, hingga terjadi implementasi, Pokja Sanitasi sedapat mungkin harus melakukan aktivitas monitoring dan evaluasi. hal ini dilakukan agar membuka peluang peningkatan kerja sama secara lebih berkesinambungan (sustainable scaling up). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 25. 16 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
  • 26. 17 Colophon dokumen ini disusun oleh indonesia Sanitation Sector development Program (iSSdP), yang merupakan subprogram dari Water and Sanitation Program (WaSaP), sebuah Trust fund yang didanai oleh Pemerintah belanda dan dikelola oleh bank dunia. iSSdP didanai oleh Pemerintah belanda bersama Pemerintah Swedia, dan dilaksanakan oleh Pemerintah indonesia, dengan bappenas sebagai koordinator Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), bekerja sama dengan Water and Sanitation Program - east asia and the Pacific (WSP-eaP). dhV b.V. bekerja sama dengan PT mitra lingkungan dutaconsult (mld), iRC international Water and Sanitation Centre, PT arkonin engineering, Pem Consult, dan Yayasan indonesia Sejahtera telah memberikan beragam bantuan teknis dalam pelaksanaan iSSdP. Surat, email, dan pertanyaan anda dapat dikirimkan ke: Sekretariat Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) Jalan R.P Soeroso no. 50 Jakarta 10350 Telepon: +62 21 3190 3909 faks: +62 21 3924 113 email: sekretariat@sanitasi.or.id Website: www.sanitasi.or.id Judul : buku Panduan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility-CSR) Penerbit : Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) Total halaman : 26 halaman Tim Penulis : asep Winara Peninjau : Reydonnyzar moenek, ida Rofiqoh, Jan oomen, Rik dierx, Syarif Puradimadja Penyunting : Surya Kusuma, b. Gunawan Desain Tatamuka : irfan Toni, amir hamzah Tanggal : 24 februari 2010
  • 27. ALOKASI DANA CSR UNTUK SANITASI 18 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)