SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 31
Demam Reumatik pada
       Anak
Skenario 2

Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dibawa
  ibunya ke poliklinik karena nyeri pada kedua lutut
  dan sikunya sejak 2 hari yang lalu
Anamnesis
Auto anamnesis
1) Menanyakan identitas pasien
2) Keluhan utama
3) Keluhan penyerta
4) Riwayat penyakit sekarang
5) Riwayat penyakit dahulu
6) Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik


 Tanda-tanda vital


 Kulit


 Anggota gerak


 Jantung
Pemeriksaan penunjang
1. Reaktan fase akut


2. Uji diagnosis infeksi streptokokus


3. Gambaran radiologis


4. Elektrokardiografi


5. Ekokardiografi
Diagnosis kerja
 Demam reumatik

 Penyakit sistemik, dapat bersifat akut, subakut,
 kronik, atau fulminan

 Terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus
 group A pada saluran pernafasan bagian atas

 Usia 5-15 tahun
Diagnosis Banding
1. SLE
 Penyakit autoimun disebabkan oleh tissue-binding
   autoantibody dan kompleks imun → radang

 Diduga faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut
   berperan pada patofisiologi SLE

 Pemeriksaan     darah   bisa menunjukkan      adanya
   antibodi antinuklear

 Seorang pasien diklasifikasikan menderita SLE
   apabila memenuhi minimal 4 dari 11 butir kriteria
SLE
Diagnosis banding-2
2. Artritis Reumatoid Juvennile

 penyakit kronis pada anak


 peradangan pada sinovium dan gejala sistemik


 usia di bawah 16 tahun


 Poliartritis lebih banyak pada anak ♀
 Rheumatoid factor + (IgM) - 75% penderita; 95% +
 pada penderita dengan nodul subkutan.
Diagnosis banding-3
3. Endokarditis bakterialis subakut


 infeksi pada endokardium (selaput jantung),epitel
   pembuluh darah dan katup jantung

 terjadi secara bertahap dan tersamar       dalam
   beberapa minggu sampai beberapa bulan

 hampir selalu menginfeksi katup abnormal maupun
   katup yang rusak
 Streptococcus viridans (50-60%)


 katup jantung normal, sel darah putih pada tubuh
 akan menghancurkan bakteri-bakteri yang beredar
 dalam aliran darah ataupun yang tersangkut pada
 katup
Diagnosis banding-4
                            Demam reumatik      Artritis reumatoid   Lupus eritomatosus
                                                                          sistemik
           Umur                5-15 tahun            5 tahun              10 tahun
       Rasio kelamin             sama             Wanita 1,5:1           Wanita 5:1
       Kelainan sendi

           Sakit                 Hebat               sedang           Biasanya ringan

         Bengkak              Non spesifik         Non spesifik         Non spesifik

        Kelainan Ro            Tidak ada          Sering (lanjut)      Kadang-kadang

       Kelainan kulit      Eritema marginatum        Makular           Lesi kupu-kupu
          Karditis                ya                  Jarang               Lanjut
       Laboratorium                                                    Kadang-kadang

          Lateks                                      ± 10%

    Aglutinasi sel domba           -                  ± 10%

       Sediaa sel LE               -                  ± 5%



     Respon terhadap             cepat           Biasanya lambat         Lambat / -
         salisilat
Etiologi
 interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor
  lingkungan
 pe↑ kadar antibodi terhadap Streptococcus
 Insidens demam reumatik ↑ = beta-Streptococcus
  hemolyticus grup A ↑
 Serangan demam reumatik me↓ bila penderita mendapat
  pencegahan dengan antibiotika
Faktor predisposisi
 Faktor genetik


 Jenis kelamin


 Golongan etnik dan ras


 Umur


 Keadaan gizi dan adanya penyakit lain
Faktor lingkungan
 keadaan sosial ekonomi buruk


 iklim dan geografi


 cuaca
Epidemiologi
 Demam reumatik jarang ditemukan pada anak
 dibawah umur 5 tahun. Insidens demam reumatik
 lebih tinggi ditemukan ada orang dewasa

 Risiko ♂ dan ♀ sama


 Insidens di negara maju lebih ↓ daripada di negara
 berkembang
Patogenesis
   mekanisme terjadinya demam reumatik yang pasti
    belum diketahui

   Streptokokus →produk ekstrasel→ imun tubuh yg
    mempunyai tingkat kepekaan berlebihan → cedera
    jaringan
Manifestasi klinik
 Stadium I


 Stadium II


 Stadium III


 Stadium IV
Manifestasi klinis mayor
 karditis


 artritis


 korea Sydenham


 eritema marginatum


 nodulus subkutan
Manifestasi klinis minor
 Demam


 Artralgia


 Nyeri abdomen


 Anoreksia, nausea, muntah
Penatalaksanaan
 Terapi medikamentosa:


1. Eradikasi kuman Streptococcus beta hemolyticus
   grup A

2. Obat analgesik dan anti-inflamasi
Tabel 2. Obat Antiradang yang Dianjurkan pada Demam Reumatik
                          MANIFESTASI KLINIS                          PENGOBATAN
               Artralgia                             Hanya analgesik (misal asetaminofen).


               Artritis                              Salisilat 100 mg/kgBB/hari selama 2 minggu,
                                                     dan   75     mg/kgBB/hari   selama   4   minggu
                                                     berikutnya



               Artritis      +     karditis    tanpa Salisilat 100 mg/kgBB/hari selama 2 minggu,
               kardiomegali                          dan   75     mg/kgBB/hari   selama   4   minggu
                                                     berikutnya



               Artritis + karditis + kardiomegali    Prednison 2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu dan
                                                     diturunkan sedikit demi sedikit (tapering off) 2
                                                     minggu; salisilat 75 mg/kgBB/hari mulai awal
                                                     minggu ke 3 selama 6 minggu
Penatalaksanaan-2
 Terapi non medika mentosa


1. Diet


2. Tirah baring dan mobilisasi
Tabel 3. Pedoman Istirahat dan Mobilisasi Penderita Demam
Reumatik (Markowitz dan Gordis, 1972)
                             Artritis      Karditis     Karditis tanpa Karditis        +
                                           minimal      kardiomegali    kardiomegali


          Tirah baring       2 minggu      3 minggu     6 minggu        3-6 bulan

          Mobilisasi         2 minggu      3 minggu     6 minggu        3 bulan
          bertahap di
          ruangan



          Mobilisasi         3 minggu      4 minggu     3 bulan         3 bulan atau
          bertahap di luar                                              lebih
          ruangan



          Semua kegiatan     Sesudah 6-8   Sesudah 10   Sesudah 6       bervariasi
                             minggu        minggu       bulan
Komplikasi
 Gagal jantung


 Aritmia jantung


 Kelainan katup jantung
Pencegahan
 Pencegahan sekunder oleh The American Heart
 Association dan WHO
          PENGOBATAN FARINGITIS (PENCEGAHAN PRIMER)                             PENCEGAHAN INFEKSI
                                                                               (PENCEGAHAN SEKUNDER)

                    1.    Penisilin benzatin G IM                                      1.   Penisilin benzatin G IM
                    a)    600 000-900 000 unit untuk pasien               a)     600 000-900 000 unit untuk pasien
                          < 30 kg                                                < 30 kg setiap 3-4 minggu
                    b)    1 200 00 unit pasien > 30 kg                    b)     1 200 00 unit pasien > 30 kg setiap
                    1.    Penisilin V oral:                                      3-4 minggu
          250 mg, 3 atau 4 kali sehari selama 10 hari
                    1.    Eritromisin:                                                 1.   Penisilin V oral:
          40 mg/kg/hari dibagi dalam 2-4 kali dosis sehari         250 mg, dua kali sehari
          (dosis maximum 1 g/hari) selama 10 hari


                                                              3.        Eritromisin:
                                                                   250 mg, dua kali sehari


                                                              3.        Sulfadiazin:
                                                                   0,5 g untuk pasien < 30 kg sekali sehari
                                                                   1 g untuk pasien > 30 kg sekali sehari
Prognosis
 Pengamatan menunjukkan angka penyembuhan yang
  tinggi penyakit katup bila profilaksis dilakukan secara
  teratur
 Profilaksis sekunder yang efektif mencegah kumatnya
  demam reumatik akut hingga mencegah perburukan
  status jantung
Kesimpulan
 Demam reumatik adalah penyakit yang terjadi akibat
 adanya         faringitis   yangdisebabkan         oleh
 Streptococcus beta hemolyticus grup A

 Manifestasi klinisnya terutama       terkait   dengan
 jantung, sendi, dan otak.

 Prognosis baik apabila ditangani dini dan baik.
Thank You.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilSofie Krisnadi
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Demam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematikDemam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematikGunk Arie'sti
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 
Konsensus status epileptikus
Konsensus status epileptikusKonsensus status epileptikus
Konsensus status epileptikusPikaLubis
 
Tatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada NeonatusTatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada NeonatusDokter Tekno
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)Farhan Hady Danuatmaja
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malariahersu12345
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 

Was ist angesagt? (20)

Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
OMA & OMSK
OMA & OMSKOMA & OMSK
OMA & OMSK
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Demam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematikDemam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematik
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Konsensus status epileptikus
Konsensus status epileptikusKonsensus status epileptikus
Konsensus status epileptikus
 
Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akutGlomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akut
 
Tatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada NeonatusTatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
 
Nyeri sendi
Nyeri sendiNyeri sendi
Nyeri sendi
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 

Andere mochten auch

Referat Penyakit Jantung Rematik pada Anak
Referat Penyakit Jantung Rematik pada  AnakReferat Penyakit Jantung Rematik pada  Anak
Referat Penyakit Jantung Rematik pada AnakGhina Ninditasari
 
Penyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematikPenyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematikReza Oktarama
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungGunk Arie'sti
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Sumayyah Nida Azizah
 
Rheumatic heart disease and valve diseases
Rheumatic heart disease and valve diseasesRheumatic heart disease and valve diseases
Rheumatic heart disease and valve diseasesUma Binoy
 
Rheumatic fever and heart disease
Rheumatic fever and heart diseaseRheumatic fever and heart disease
Rheumatic fever and heart diseaseSwapna Pillai
 

Andere mochten auch (7)

Referat Penyakit Jantung Rematik pada Anak
Referat Penyakit Jantung Rematik pada  AnakReferat Penyakit Jantung Rematik pada  Anak
Referat Penyakit Jantung Rematik pada Anak
 
Penyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematikPenyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematik
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantung
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
 
Rheumatic heart disease and valve diseases
Rheumatic heart disease and valve diseasesRheumatic heart disease and valve diseases
Rheumatic heart disease and valve diseases
 
Rheumatic fever and heart disease
Rheumatic fever and heart diseaseRheumatic fever and heart disease
Rheumatic fever and heart disease
 
Rheumatic Heart Disease
Rheumatic Heart DiseaseRheumatic Heart Disease
Rheumatic Heart Disease
 

Ähnlich wie DEMAM REUMATIK PADA ANAK

ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGmalisalukman
 
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptxInformasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptxBankSoal8
 
Ujian Nefro Lainnya punyanya aina aisyah
Ujian Nefro Lainnya punyanya aina aisyahUjian Nefro Lainnya punyanya aina aisyah
Ujian Nefro Lainnya punyanya aina aisyahRizkyAdiPutra4
 
Ujian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudin
Ujian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudinUjian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudin
Ujian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudinRizkyAdiPutra4
 
REVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTAREVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTAzara larasati
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsWiwin Meiriana
 
Morning Report 28 Februari 2024 fix.pptx
Morning Report 28 Februari 2024 fix.pptxMorning Report 28 Februari 2024 fix.pptx
Morning Report 28 Februari 2024 fix.pptxAnumillahAriniZidna1
 
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONAuliaDwiJuanita
 
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdfLAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdfICPtvchannel1
 
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptdokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptAjengAyuGandasari
 

Ähnlich wie DEMAM REUMATIK PADA ANAK (20)

ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
 
Sn eva
Sn evaSn eva
Sn eva
 
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptxInformasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
kasus sulit.ppt
kasus sulit.pptkasus sulit.ppt
kasus sulit.ppt
 
Cushing Syndrome
Cushing SyndromeCushing Syndrome
Cushing Syndrome
 
KEL 1 (TB ANAK)-1.pptx
KEL 1 (TB ANAK)-1.pptxKEL 1 (TB ANAK)-1.pptx
KEL 1 (TB ANAK)-1.pptx
 
Ujian Nefro Lainnya punyanya aina aisyah
Ujian Nefro Lainnya punyanya aina aisyahUjian Nefro Lainnya punyanya aina aisyah
Ujian Nefro Lainnya punyanya aina aisyah
 
Ujian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudin
Ujian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudinUjian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudin
Ujian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudin
 
REVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTAREVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTA
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
 
Morning Report 28 Februari 2024 fix.pptx
Morning Report 28 Februari 2024 fix.pptxMorning Report 28 Februari 2024 fix.pptx
Morning Report 28 Februari 2024 fix.pptx
 
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
 
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdfLAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
LAPORAN KASUS PADA PASIEN SROKE NON HEMORAGIC DENGAN DM TIPE 2.pdf
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptdokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
 

Kürzlich hochgeladen

Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 

DEMAM REUMATIK PADA ANAK

  • 2. Skenario 2 Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dibawa ibunya ke poliklinik karena nyeri pada kedua lutut dan sikunya sejak 2 hari yang lalu
  • 3. Anamnesis Auto anamnesis 1) Menanyakan identitas pasien 2) Keluhan utama 3) Keluhan penyerta 4) Riwayat penyakit sekarang 5) Riwayat penyakit dahulu 6) Riwayat penyakit keluarga
  • 4. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan fisik  Tanda-tanda vital  Kulit  Anggota gerak  Jantung
  • 5. Pemeriksaan penunjang 1. Reaktan fase akut 2. Uji diagnosis infeksi streptokokus 3. Gambaran radiologis 4. Elektrokardiografi 5. Ekokardiografi
  • 6. Diagnosis kerja  Demam reumatik  Penyakit sistemik, dapat bersifat akut, subakut, kronik, atau fulminan  Terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernafasan bagian atas  Usia 5-15 tahun
  • 7.
  • 8. Diagnosis Banding 1. SLE  Penyakit autoimun disebabkan oleh tissue-binding autoantibody dan kompleks imun → radang  Diduga faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut berperan pada patofisiologi SLE  Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear  Seorang pasien diklasifikasikan menderita SLE apabila memenuhi minimal 4 dari 11 butir kriteria
  • 9. SLE
  • 10. Diagnosis banding-2 2. Artritis Reumatoid Juvennile  penyakit kronis pada anak  peradangan pada sinovium dan gejala sistemik  usia di bawah 16 tahun  Poliartritis lebih banyak pada anak ♀
  • 11.  Rheumatoid factor + (IgM) - 75% penderita; 95% + pada penderita dengan nodul subkutan.
  • 12. Diagnosis banding-3 3. Endokarditis bakterialis subakut  infeksi pada endokardium (selaput jantung),epitel pembuluh darah dan katup jantung  terjadi secara bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan  hampir selalu menginfeksi katup abnormal maupun katup yang rusak
  • 13.  Streptococcus viridans (50-60%)  katup jantung normal, sel darah putih pada tubuh akan menghancurkan bakteri-bakteri yang beredar dalam aliran darah ataupun yang tersangkut pada katup
  • 14. Diagnosis banding-4 Demam reumatik Artritis reumatoid Lupus eritomatosus sistemik Umur 5-15 tahun 5 tahun 10 tahun Rasio kelamin sama Wanita 1,5:1 Wanita 5:1 Kelainan sendi Sakit Hebat sedang Biasanya ringan Bengkak Non spesifik Non spesifik Non spesifik Kelainan Ro Tidak ada Sering (lanjut) Kadang-kadang Kelainan kulit Eritema marginatum Makular Lesi kupu-kupu Karditis ya Jarang Lanjut Laboratorium Kadang-kadang Lateks ± 10% Aglutinasi sel domba - ± 10% Sediaa sel LE - ± 5% Respon terhadap cepat Biasanya lambat Lambat / - salisilat
  • 15. Etiologi  interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan  pe↑ kadar antibodi terhadap Streptococcus  Insidens demam reumatik ↑ = beta-Streptococcus hemolyticus grup A ↑  Serangan demam reumatik me↓ bila penderita mendapat pencegahan dengan antibiotika
  • 16. Faktor predisposisi  Faktor genetik  Jenis kelamin  Golongan etnik dan ras  Umur  Keadaan gizi dan adanya penyakit lain
  • 17. Faktor lingkungan  keadaan sosial ekonomi buruk  iklim dan geografi  cuaca
  • 18. Epidemiologi  Demam reumatik jarang ditemukan pada anak dibawah umur 5 tahun. Insidens demam reumatik lebih tinggi ditemukan ada orang dewasa  Risiko ♂ dan ♀ sama  Insidens di negara maju lebih ↓ daripada di negara berkembang
  • 19. Patogenesis  mekanisme terjadinya demam reumatik yang pasti belum diketahui  Streptokokus →produk ekstrasel→ imun tubuh yg mempunyai tingkat kepekaan berlebihan → cedera jaringan
  • 20. Manifestasi klinik  Stadium I  Stadium II  Stadium III  Stadium IV
  • 21. Manifestasi klinis mayor  karditis  artritis  korea Sydenham  eritema marginatum  nodulus subkutan
  • 22. Manifestasi klinis minor  Demam  Artralgia  Nyeri abdomen  Anoreksia, nausea, muntah
  • 23. Penatalaksanaan  Terapi medikamentosa: 1. Eradikasi kuman Streptococcus beta hemolyticus grup A 2. Obat analgesik dan anti-inflamasi
  • 24. Tabel 2. Obat Antiradang yang Dianjurkan pada Demam Reumatik MANIFESTASI KLINIS PENGOBATAN Artralgia Hanya analgesik (misal asetaminofen). Artritis Salisilat 100 mg/kgBB/hari selama 2 minggu, dan 75 mg/kgBB/hari selama 4 minggu berikutnya Artritis + karditis tanpa Salisilat 100 mg/kgBB/hari selama 2 minggu, kardiomegali dan 75 mg/kgBB/hari selama 4 minggu berikutnya Artritis + karditis + kardiomegali Prednison 2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu dan diturunkan sedikit demi sedikit (tapering off) 2 minggu; salisilat 75 mg/kgBB/hari mulai awal minggu ke 3 selama 6 minggu
  • 25. Penatalaksanaan-2  Terapi non medika mentosa 1. Diet 2. Tirah baring dan mobilisasi
  • 26. Tabel 3. Pedoman Istirahat dan Mobilisasi Penderita Demam Reumatik (Markowitz dan Gordis, 1972) Artritis Karditis Karditis tanpa Karditis + minimal kardiomegali kardiomegali Tirah baring 2 minggu 3 minggu 6 minggu 3-6 bulan Mobilisasi 2 minggu 3 minggu 6 minggu 3 bulan bertahap di ruangan Mobilisasi 3 minggu 4 minggu 3 bulan 3 bulan atau bertahap di luar lebih ruangan Semua kegiatan Sesudah 6-8 Sesudah 10 Sesudah 6 bervariasi minggu minggu bulan
  • 27. Komplikasi  Gagal jantung  Aritmia jantung  Kelainan katup jantung
  • 28. Pencegahan  Pencegahan sekunder oleh The American Heart Association dan WHO PENGOBATAN FARINGITIS (PENCEGAHAN PRIMER) PENCEGAHAN INFEKSI (PENCEGAHAN SEKUNDER) 1. Penisilin benzatin G IM 1. Penisilin benzatin G IM a) 600 000-900 000 unit untuk pasien a) 600 000-900 000 unit untuk pasien < 30 kg < 30 kg setiap 3-4 minggu b) 1 200 00 unit pasien > 30 kg b) 1 200 00 unit pasien > 30 kg setiap 1. Penisilin V oral: 3-4 minggu 250 mg, 3 atau 4 kali sehari selama 10 hari 1. Eritromisin: 1. Penisilin V oral: 40 mg/kg/hari dibagi dalam 2-4 kali dosis sehari 250 mg, dua kali sehari (dosis maximum 1 g/hari) selama 10 hari 3. Eritromisin: 250 mg, dua kali sehari 3. Sulfadiazin: 0,5 g untuk pasien < 30 kg sekali sehari 1 g untuk pasien > 30 kg sekali sehari
  • 29. Prognosis  Pengamatan menunjukkan angka penyembuhan yang tinggi penyakit katup bila profilaksis dilakukan secara teratur  Profilaksis sekunder yang efektif mencegah kumatnya demam reumatik akut hingga mencegah perburukan status jantung
  • 30. Kesimpulan  Demam reumatik adalah penyakit yang terjadi akibat adanya faringitis yangdisebabkan oleh Streptococcus beta hemolyticus grup A  Manifestasi klinisnya terutama terkait dengan jantung, sendi, dan otak.  Prognosis baik apabila ditangani dini dan baik.