2. Skenario 2
Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dibawa
ibunya ke poliklinik karena nyeri pada kedua lutut
dan sikunya sejak 2 hari yang lalu
3. Anamnesis
Auto anamnesis
1) Menanyakan identitas pasien
2) Keluhan utama
3) Keluhan penyerta
4) Riwayat penyakit sekarang
5) Riwayat penyakit dahulu
6) Riwayat penyakit keluarga
6. Diagnosis kerja
Demam reumatik
Penyakit sistemik, dapat bersifat akut, subakut,
kronik, atau fulminan
Terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus
group A pada saluran pernafasan bagian atas
Usia 5-15 tahun
7.
8. Diagnosis Banding
1. SLE
Penyakit autoimun disebabkan oleh tissue-binding
autoantibody dan kompleks imun → radang
Diduga faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut
berperan pada patofisiologi SLE
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya
antibodi antinuklear
Seorang pasien diklasifikasikan menderita SLE
apabila memenuhi minimal 4 dari 11 butir kriteria
10. Diagnosis banding-2
2. Artritis Reumatoid Juvennile
penyakit kronis pada anak
peradangan pada sinovium dan gejala sistemik
usia di bawah 16 tahun
Poliartritis lebih banyak pada anak ♀
11. Rheumatoid factor + (IgM) - 75% penderita; 95% +
pada penderita dengan nodul subkutan.
12. Diagnosis banding-3
3. Endokarditis bakterialis subakut
infeksi pada endokardium (selaput jantung),epitel
pembuluh darah dan katup jantung
terjadi secara bertahap dan tersamar dalam
beberapa minggu sampai beberapa bulan
hampir selalu menginfeksi katup abnormal maupun
katup yang rusak
13. Streptococcus viridans (50-60%)
katup jantung normal, sel darah putih pada tubuh
akan menghancurkan bakteri-bakteri yang beredar
dalam aliran darah ataupun yang tersangkut pada
katup
14. Diagnosis banding-4
Demam reumatik Artritis reumatoid Lupus eritomatosus
sistemik
Umur 5-15 tahun 5 tahun 10 tahun
Rasio kelamin sama Wanita 1,5:1 Wanita 5:1
Kelainan sendi
Sakit Hebat sedang Biasanya ringan
Bengkak Non spesifik Non spesifik Non spesifik
Kelainan Ro Tidak ada Sering (lanjut) Kadang-kadang
Kelainan kulit Eritema marginatum Makular Lesi kupu-kupu
Karditis ya Jarang Lanjut
Laboratorium Kadang-kadang
Lateks ± 10%
Aglutinasi sel domba - ± 10%
Sediaa sel LE - ± 5%
Respon terhadap cepat Biasanya lambat Lambat / -
salisilat
15. Etiologi
interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor
lingkungan
pe↑ kadar antibodi terhadap Streptococcus
Insidens demam reumatik ↑ = beta-Streptococcus
hemolyticus grup A ↑
Serangan demam reumatik me↓ bila penderita mendapat
pencegahan dengan antibiotika
16. Faktor predisposisi
Faktor genetik
Jenis kelamin
Golongan etnik dan ras
Umur
Keadaan gizi dan adanya penyakit lain
18. Epidemiologi
Demam reumatik jarang ditemukan pada anak
dibawah umur 5 tahun. Insidens demam reumatik
lebih tinggi ditemukan ada orang dewasa
Risiko ♂ dan ♀ sama
Insidens di negara maju lebih ↓ daripada di negara
berkembang
19. Patogenesis
mekanisme terjadinya demam reumatik yang pasti
belum diketahui
Streptokokus →produk ekstrasel→ imun tubuh yg
mempunyai tingkat kepekaan berlebihan → cedera
jaringan
24. Tabel 2. Obat Antiradang yang Dianjurkan pada Demam Reumatik
MANIFESTASI KLINIS PENGOBATAN
Artralgia Hanya analgesik (misal asetaminofen).
Artritis Salisilat 100 mg/kgBB/hari selama 2 minggu,
dan 75 mg/kgBB/hari selama 4 minggu
berikutnya
Artritis + karditis tanpa Salisilat 100 mg/kgBB/hari selama 2 minggu,
kardiomegali dan 75 mg/kgBB/hari selama 4 minggu
berikutnya
Artritis + karditis + kardiomegali Prednison 2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu dan
diturunkan sedikit demi sedikit (tapering off) 2
minggu; salisilat 75 mg/kgBB/hari mulai awal
minggu ke 3 selama 6 minggu
26. Tabel 3. Pedoman Istirahat dan Mobilisasi Penderita Demam
Reumatik (Markowitz dan Gordis, 1972)
Artritis Karditis Karditis tanpa Karditis +
minimal kardiomegali kardiomegali
Tirah baring 2 minggu 3 minggu 6 minggu 3-6 bulan
Mobilisasi 2 minggu 3 minggu 6 minggu 3 bulan
bertahap di
ruangan
Mobilisasi 3 minggu 4 minggu 3 bulan 3 bulan atau
bertahap di luar lebih
ruangan
Semua kegiatan Sesudah 6-8 Sesudah 10 Sesudah 6 bervariasi
minggu minggu bulan
28. Pencegahan
Pencegahan sekunder oleh The American Heart
Association dan WHO
PENGOBATAN FARINGITIS (PENCEGAHAN PRIMER) PENCEGAHAN INFEKSI
(PENCEGAHAN SEKUNDER)
1. Penisilin benzatin G IM 1. Penisilin benzatin G IM
a) 600 000-900 000 unit untuk pasien a) 600 000-900 000 unit untuk pasien
< 30 kg < 30 kg setiap 3-4 minggu
b) 1 200 00 unit pasien > 30 kg b) 1 200 00 unit pasien > 30 kg setiap
1. Penisilin V oral: 3-4 minggu
250 mg, 3 atau 4 kali sehari selama 10 hari
1. Eritromisin: 1. Penisilin V oral:
40 mg/kg/hari dibagi dalam 2-4 kali dosis sehari 250 mg, dua kali sehari
(dosis maximum 1 g/hari) selama 10 hari
3. Eritromisin:
250 mg, dua kali sehari
3. Sulfadiazin:
0,5 g untuk pasien < 30 kg sekali sehari
1 g untuk pasien > 30 kg sekali sehari
29. Prognosis
Pengamatan menunjukkan angka penyembuhan yang
tinggi penyakit katup bila profilaksis dilakukan secara
teratur
Profilaksis sekunder yang efektif mencegah kumatnya
demam reumatik akut hingga mencegah perburukan
status jantung
30. Kesimpulan
Demam reumatik adalah penyakit yang terjadi akibat
adanya faringitis yangdisebabkan oleh
Streptococcus beta hemolyticus grup A
Manifestasi klinisnya terutama terkait dengan
jantung, sendi, dan otak.
Prognosis baik apabila ditangani dini dan baik.