3. Pengamatan & Cara Melakukan
• Perlu mempertimbangkan setting-nya
• Melakukan pencatatan apa yang terjadi pada setting dengan cermat dan
akurat,
• Menyaksikan apa yang terjadi dengan teliti
• Memberikan kesan atas apa yang diamati sesuai dengan kemampuan
panca indera kita
Cara:
• Dengan terlibat secara penuh (full participation) dalam mengamati realita
sosial dan kehidupan obyek yang diteliti, sehingga yang diamati tidak
mengetahui bila sedang diamati.
• Semi terlibat, kadang ikut secara aktif kadang tidak (peneliti nampak
perannya sebagai pengamat), sehingga pengamat menyesuaikan dengan
kondisi obyek yang diamati agar tetap peka pada obyek yang diamatinya.
• Pengamat berperan sangat sekunder dalam partisipasinya.
• Pengamatan yang dilakukan dari luar “pagar”.
4. Permasalahan Dalam Pengamatan
Keunggulan/Kelebihan Kelemahan/Kekurangan
1. Pengamat mendapat 1. Pengamat bisa jadi
pengalaman langsung dari pengganggu
obyek/subyek
2. Dapat merekam langsung 2. Permaasalahan priibadi sulit
peristiwa yang terjadi disembunyikan
3. Dapat atau mampu 3. Kemampuan sebagai peelitii
mengamati yang dapat teruji
disembunyikan oleh subyek
4. Pengamat mampu 4. Seringkali dianggap sebagai
melontarkan topik yang pemantik masalah
tidak disukai oleh subyek
5. Teknik Merekam Data
Penggunaan catatan khusus/buku harian khusus yang dapat
menunjukkan beda antara rekaman data dengan catatan
refleksi/pendapat, dugaan, kesan dan prasangka pengamat.
Penggunaan alat perekam dan perlu dipilahkan dengan
memberi kode, antara lain: tanggal, lokasi, informan, dan
waktu.
Pertanyaan dilakukan dengan “ice breaker” dan penjajakan
(tidak to the point).
6. Wawancara
• Wawancara terstruktur:
– Menggunakan panduan meski tidak harus rigid
– Menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
• Wawancara tidak terstruktur:
– Langsung menyesuaikan dengan suasana lapangan
– Memperdalam jawaban menarik yang terkait langsung
dengan substansi/topik
• Wawancara Personal/individual:
– Mampu memahami psikologi informan
• Wawancara kelompok (FGD):
– Memilih informan yang representatif
• Wawancara menggunakan media: telepon, e-mail,
face book dst
7. Permasalahan Dalam Wawancara
Keunggulan/Kelebihan Kelemahan/Kekurangan
1. Tidak perlu melakukan 1. Informasi bisa tidak murni
pengalaman secara langsung atau tidak sesuai dengan
pada obyek/subyek kenyataan (ada pembiasan)
2. Dapat memberikan 2. Bukan suasana yang alamiah
informasi yang lebih leluasa
tanpa diganggu yang lain
3. Pengamat mampu 4. Tidak setiap informan
mengendalikan laur tanya memiliki kemampuan
jawab artikulasi dan persepsi
9. Dokumentasi
Keunggulan/Kelebihan Kelemahan/Kekurangan
1. Memperoleh teks asli dan 1. Ada proteksi dokumen dan
lengkap terbatas/tidak lengkap/palsu
2. Dapat memberikan 2. Masih hmarus menggali
informasi dan diakses setiap informasi tambahan
saat
3. Penghematan waktu dan 3. Masih harus melakukan
tenaga transkrip dan terjemah
10. Audio - Visual
• Foto:
– Obyek seni dan lainnya.
– Surat kabar/media
• Video:
– Film
– Sofware lainnya
11. Audio-Visual
Keunggulan/Kelebihan Kelemahan/Kekurangan
1. Teknik baru yang semakin 1. Ada kerumitan dalam
meyenangkan interpretasi
2. Dapat berbagi pengalaman 2. Ada proteksi dan jaminan
langsung maupun tidak kerahasiaan
3. Sebagai materi kreatif yang 3. Ada pelarangan dan
menarik pelanggaran
pendokumentasian
15. Pola Hubungan
Bentuk Hubungan Contoh
Jenis X adalah jenis dari Y Buruh tani adalah sejenis tenaga kasar
Ruang X adalah bagian dari Y Komputer adalah bagian dari ruang komputer
X bertempat di Y Komputer berada di ruang komputer
Sebab-Akibat X adalah akibat dari Y Menangis akibat dari sedih
Y menjadi sebab dari Y Kesedihan menjadi sebab dari menangis
Rasional/Alasan X merupakan alasan melakukan Y Kemiskinan merupakan alasan seseorang mencuri
Lokasi kegiatan X merupakan tempat Kampus merupakan tempat berlkangsungnya
berlangsungnya Y perkuliahan
Cara ke tujuan X merupakan cara mencapai Y Bekerja merupakan cara mendapatkan uang
Fungsi X digunakan untuk Y Komputer digunakan untk menyimpan file
Urutan/Tahap X merupakan urutan/tahap Y Pernikahan merupakan tahapan dalam berumah
tangga
Atribut X merupakan atribut Y Jabatan merupakan atribut posisi seseorang
16. Topik Penelitian: Gelandangan
Bentuk Hubungan Contoh
Jenis gelandangan Jenis X adalah jenis dari Y Jenis gelandangan
Pemulung Ruang X adalah bagian dari Y Apakah pemulung gellandangan
X bertempat di Y Pebemulung berada dimana saja
Alasan menggelandang Sebab-Akibat X adalah akibat dari Y Alasan menggelandang
Y menjadi sebab dari Y Mengapa memilih menggelandang
Alasan menggelandang Rasional/Alasan X merupakan alasan Alasan mengapa menggelandang di suatu
di suatu tempat melakukan Y tempat
Konsentrasi Lokasi kegiatan X merupakan tempat Tempat konsentrasi para gelandangan
gelandangan berlangsungnya Y
Cara mengatasi Cara ke tujuan X merupakan cara Kiat yang dilakukan gelandangan untuk
masalah sehari-hari mencapai Y mengatasi kehidupannya
Fungsi gelandangan Fungsi X digunakan untuk Y Fungsi gelandangan dalam menyusun
kebiijakan
Tahap hingga jadi Urutan/Tahap X merupakan Proses menjadi gelandangan
gelandangan urutan/tahap Y
Ciri-ciri gelandangan Atribut X merupakan atribut Y Bagaimana mengetahui gelandangan dengan
benar
17. STUDI KASUS: KUALITATIF
• Menurut pandangan Creswell:
Paradigma kualitatif didefinisikan sebagai:
“Suatu proses penelitian untuk memahami
masalah-masalah manusia atau sosial dengan
menciptakan gambaran menyeluruh dan
kompleks yang disajikan dengan kata-kata,
melaporkan pandangan terinci yang
diperoleh dari para sumber informasi, serta
dilakukan dalam latar (setting) yang
alamiah.”
18. Ciri-Ciri Kualitatif:
1. Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan konteks dan setting apa
adanya atau alamiah (naturalistic), bukan melakukan eksperimen yang dikontrol
secara ketat atau memanipulasi variabel.
2. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
tentang masalah-masalah manusia dan sosial dengan menginterpretasikan
bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling dan bagaimana
makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka, bukan mendeskripsikan bagian
permukaan dari suatu realitas seperti yang dilakukan peneliti kuantitatif dengan
positivismenya.
3. peneliti bisa mendapatkan pemahaman mendalam bagaimana subjek memaknai
realitas dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku subjek.
4. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tidak terbatas pada observasi
dan wawancara saja, tetapi juga dokumen, riwayat hidup subjek, karya-karya
tulis subjek, publikasi teks, dan lain-lain.
5. Penelitian kualitatif justru menggali nilai yang terkandung dari suatu perilaku.
6. Penelitian kualitatif bersifat fleksibel, tidak terpaku pada konsep, fokus, teknik
pengumpulan data yang direncanakan pada awal penelitian, tetapi dpt berubah
di lapangan mengikuti situasi & perkembangan penelitian.
19. Kualitatif: STUDI KASUS
• Stake menjelaskan bahwa peneliti kasus mencari tahu
tentang apa yang bersifat umum dan apa yang bersifat
khusus dari kasus tersebut, tetapi hasil akhir dari kasus
tersebut biasanya menampilkan sesuatu yang unik
meliputi:
Hakikat suatu kasus
Latar belakang sejarah kasus tersebut
Latar (setting) fisik
Konteks-konteks lainnya, termasuk ekonomi, politik,
hukum, dan estetika
Kasus lainnya bilamana kasus tersebut berkaitan dengan
kasus yang dipelajari
Informan-informan dipilih dari orang-orang yang
mengetahui kasus ini
20. Tipe studi kasus
Studi kasus intrinsik (intrinsic case study), apabila kasus yang
dipelajari secara mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk
dipelajari berasal dari kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan
mengandung minat intrinsik (intrinsic interest).
Studi kasus intrumental (intrumental case study), apabila kasus
yang dipelajari secara mendalam karena hasilnya akan dipergunakan
untuk memperbaiki atau menyempurnakan teori yang telah ada atau
untuk menyusun teori baru. Hal ini dapat dikatakan studi kasus
instrumental, minat untuk mempelajarinya berada di luar kasusnya
atau minat eksternal (external interest).
Studi kasus kolektif (collective case study), apabila kasus yang
dipelajari secara mendalam merupakan beberapa (kelompok) kasus,
walaupun masing-masing kasus individual dalam kelompok itu
dipelajari, dengan maksud untuk mendapatkan karakteristik umum,
karena setiap kasus mempunyai ciri tersendiri yang bervariasi.
21. Kelebihan dan Kelemahan Studi Kasus
Kelebihan
• Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan hal-
hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang
lain. Studi kasus mampu mengungkap makna di balik fenomena
dalam kondisi apa adanya atau natural.
• Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga
memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang
berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak
dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
Kelemahan
Dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari
segi validitas, reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang
sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari
generalisasi.
22. PENGUMPULAN DATA & ANALISA
KUALITATIF: PENELITIAN LAPANGAN
• Disebut juga etnografi atau observasi partisipatif
• Peneliti secara langsung mengobservasi dan berpartisipasi
dalam setting sosial skala kecil dalam suatu waktu tertentu dan
dalam budaya setempat peneliti.
• Interaksi dengan “real people” dalam situasi natural
• Belajar tentang orang lain: riwayat hidupnya, hobi dan
minatnya, kebiasaannya, harapannya, rasa takutnya, dan
mimpi-mimpinya
• Menyenangkan (bertemu dengan orang baru, mengembangkan
hubungan, menemukan lingkungan sosial baru) sekaligus
menghabiskan waktu, melelahkan secara emosional, dan
terkadang berbahaya secara fisik.
23. • Cocok digunakan ketika pertanyaan penelitian meliputi:
belajar tentang, memahami, atau menggambarkan kelompok
interaksi individu.
– How do people do Y in the social world?
– What is the social world of X like?
• Bisa digunakan juga ketika metode lain (survei, eksperimen)
tidak praktis digunakan (contoh, mempelajari gang jalanan)
• Mempelajari orang dalam suatu lokasi atau setting, digunakan
untuk mempelajari suatu komunitas.
• Mempelajari orang dalam suatu lokasi atau setting, digunakan
untuk mempelajari suatu komunitas.
• Mengeksplorasi setting sosial, subkultur, atau aspek dalam
kehidupan sosial.
24. • Ada 2 perluasan dari penelitian lapangan:
– Ethnography
• Berasal dari antropologi budaya
• Menggambarkan budaya dan memahami cara hidup
lain dari sudut pandang orang setempat
– Ethnomethodology
• Mempelajari common sense, dengan menganalisis
bahasa, termasuk tanda jeda dan konteks bicara.
• Melibatkan analisis yang sangat detail (contoh:
transkrip dari percakapan pendek atau videotape
dari interaksi sosial)
25. Apa yang dilakukan peneliti lapangan?
• Mengobservasi peristiwa dan aktivitas sehari-hari
• Terlibat langsung dengan orang yang dipelajari dan secara pribadi
mengalami proses kehidupan sosial dalam setting lapangan.
• Memperoleh sudut pandang warga setempat (insider) sementara
mempertahankan perspektif analitis atau mengambil jarak sebagai orang
luar.
• Menggunakan berbagai teknik dan keterampilan sosial secara fleksibel
sesuai dengan tuntutan situasi
• Menghasilkan data dalam bentuk catatan tertulis, diagram, peta, atau
gambar agar dapat menyajikan gambaran yang sangat detail.
• Meninjau situasi secara holistik (as a whole unit, not in pieces) dan secara
individual dalam konteks sosial mereka.
• Memahami dan mengembangkan empati terhadap warga setempat, dan
tidak hanya merekam fakta obyektif secara “dingin”
• Memperhatikan aspek budaya eksplisit dan implisit
• Mengobservasi proses sosial yang sedang berlangsung tanpa merasa
marah, terganggu, atau memasukkan sudut pandang orang luar
• Mampu menanggulangi stres pribadi, ketidakpastian, dilema etis, dan
ambiguitas tingkat tinggi.
26. Langkah-langkah dalam penelitian lapangan:
• Mempersiapkan diri sendiri, membaca literatur, dan melakukan
defocus (memperluas pandangan terhadap situasi, orang, atau setting;
tidak berfokus secara eksklusif pada peran peneliti)
• Memilih lapangan penelitian dan mendapatkan akses ke dalamnya
– SITE = context in which events or activities occur, a social defined
territory with shifting boundaries.
– 3 faktor: kekayaan data, unfamiliarity, suitability
• Memasuki lapangan penelitian dan membangun hubungan sosial
dengan kelompok setempat
– Perlu perencanaan tindakan, negosiasi akses dan hubungan
dengan anggota kelompok, dan memutuskan bagaimana
membuka diri tentang penelitian kepada anggota kelompok atau
penjaga pintu (pemegang otoritas formal/informal yang
mengontrol akses ke wilayah tertentu)
– Membangun rapport:
– Charm and trust
– Freeze out
– understanding
27. – Mengadopsi peran sosial, mempelajari faktor
penghambat (stress, ketidakmampuan), dan
mempertahankan hubungan dengan anggota kelompok
setempat (hubungan sosial, menghadapi dan
menyelesaikan konflik, menunjukkan ketertarikan)
– Mengamati, mendengarkan, dan memastikan kualitas
data
• Listening = mendengarkan secara hati-hati frase,
aksen, dan tata bahasa yang keliru, mendengarkan
apa yang dikatakan dan bagaimana diucapkannya.
• Argot = simbol atau terminologi pada suatu
komunitas
28. – Jenis-jenis catatan lapangan:
• Jotted notes: short, temporary memory triggers,
such as words, phrases, or drawings taken
inconspicuously, often scribbled on any convenient
item (di kertas tissue, di kertas koran, dsb.)
• Direct observation notes
• Researcher inferences notes
• Analytic notes
• Personal notes
• Peta dan diagram
• Pencatatan mekanis
• Catatan wawancara
29. Kualitas data:
• Reliabilitas:
– Internal consistency: apakah data secara gamblang
memaparkan segala hal tentang situasi atau individu (do the
pieces fit together into a coherent picture?)
– External consistency: dilakukan dengan memverifikasi atau
melakukan cross-checking observation dengan orang lain,
sumber data divergen (does it all fit into the overall context?)
• Validity:
– Ecological validity: the degree to which the social world
described by a researcher matches the world of members.
– Natural history: a detailed description of how the project was
conducted.
– Member validation, occurs when a researcher takes field
results back to members, who judge their adequacy.
– Competent insider performance: ability of a nonmember to
interact effectively as a member or pass as one.
30. – Mulai menganalisis data dan melahirkan serta
mengevaluasi hipotesis kerja
– Berfokus pada aspek spesifik dari setting dan
menggunakan sampling teoretis
– Menyelenggarakan wawancara lapangan dengan
informan dari kelompok setempat
• Field interview
– Life history: (life story or biographical interview)
adalah tipe spesial dari field interview.
– Melepaskan keterikatan dan meninggalkan setting
secara fisik
– Menyelesaikan analisis dan menulis laporan penelitian
31. Historical comparative research
• Cocok digunakan untuk menjawab pertanyaan:
– Bagaimana perubahan besar terjadi dalam masyarakat?
– Hal mendasar apa yang umum terjadi pada kebanyakan
masyarakat?
– Mengapa perjanjian sosial berbentuk tertentu dalam suatu
masyarakat, tetapi tidak dalam masyarakat lain?
• Juga cocok untuk:
– membandingkan faktor sosial yang mengakibatkan suatu hal
tertentu (contoh: perang sipil)
– Membandingkan keseluruhan sistem sosial untuk mengamati
apa yang umum lintas masyarakat dan apa yang unik, serta
untuk mempelajari perubahan masyarakat jangka panjang.
32. • Langkah-langkah proyek penelitian H-C:
– Konseptualisasi object of inquiry
– Locating evidence: dengan cara melakukan
kerja kepustakaan.
– Evaluating quality of evidence
– Organizing evidence
– Synthesizing: refines concepts and moves
toward a general explanatory model after most
of the evidence is in.
– Writing a report
33. • Tipe-tipe bukti historis:
– sumber primer: surat, diary, surat kabar, film, novel,
potongan kain, foto, dll dari mereka yang hidup di masa
lalu.
– Sumber sekunder: tulisan dari sejarahwan yang telah
menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari sumber
primer
– Running records: file atau dokumen statistik yang dibuat
oleh organisasi tertentu
– Recollection: kata-kata atau tulisan seseorang tentang
masa lalunya atau pengalaman yang didasarkan pada
ingatan seseorang.
34. • Tipe-tipe penelitian komparatif:
– Metode komparatif: melihat persamaan dan perbedaan
antar unit.
– 4 tipe:
• Case-study comparative research: compare particular societies or
cultural units, not to make broad generalization
• Cultural context research: study cases that are surrogates for
types of societies or units
• Cross national research: measure variables across many nations
• Transnational research: researcher uses a mutinational unit and
focuses on the relations among blocs of nations as units
35. Analisis data kualitatif
• Pembentukan konsep: bagian integral dari analisis data dan dimulai sejak
pengumpulan data.
– Organisasi data ke dalam kategori berdasarkan tema, konsep, atau bentuk-
bentuk serupa.
– Konseptualisasi: Mengembangkan konsep baru, memformulasikan definisi
konseptual, dan memeriksa hubungan antar konsep.
– Coding:
• Open coding: dilakukan segera setelah mengumpulkan data; difokuskan
pada data aktual dan menentukan label kode untuk tema-tema.
• Axial coding: peneliti mulai mengorganisasikan serangkaian kode awal
atau konsep terdahulu. (mempertanyakan sebab akibat, kondisi dan
interaksi, strategi dan proses, dan mencari kategori atau konsep yang dapat
dikelompokkan)
• Selective coding: scanning data and previous codes.
– Analytic memo writing: catatan atau diskusi pemikiran dan ide tentang proses
coding yang ditulis peneliti untuk dirinya sendiri.
36. • Berbagai metode analisis data:
– Successive approximation
– Illustrative method
– Analytic comparison
• Method of agreement
• Method of difference
– Domain analysis
– Ideal types
– Event structure analysis
• Teknik lain:
– Network analysis
– Time allocation analysis
– Flowchart and time sequence