SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
PERSEPSI TERHADAP
ORANG LAIN
Ike Herdiana
Disampaikan pada perkuliahan
psikologi sosial I Fapsi Unair
Proses Persepsi Terhadap
Orang lain
OBSERVASI Merupakan Unsur Dasar
Dalam Melakukan Persepsi Sosial
Non Verbal Observation
Apa saja Non Verbal Itu ?
• Bahasa tubuh
• Kontak mata
• Sentuhan
Bisakah anda membedakan
orang yang jujur dan orang yang
bohong?
ATRIBUSI: Dari Hasil Observasi
Ke Disposisi
Untuk mendapatkan pemahaman sebab-
sebab perilaku, kita dapat melakukan
atribusi terhadap perilaku diri sendiri
ataupun perilaku orang lain. Dalam atribusi
ini kita memberikan penjelasan tentang
penyebab perilaku.
• Friz Heider (1958)  teori yang
menggambarkan proses atribusi dikenal
dengan teori atribusi (attribution theory).
Heider (1958) mengklasifikasikan penyebab
perilaku tersebut yaitu personal dan situasional.
1. Atribusi personal : terjadi ketika penyebab
perilaku tersebut lebih dikarenakan oleh faktor
karakteristik internal individu, seperti kemampuan
(ability), keperibadian (personality), suasana hati
(mood), dan usaha (efforts). Contoh atribusi ini
adalah apabila ada seorang siswa yang terlambat
sekolah yang disebabkan oleh kebiasaan siswa
tersebut bangun kesiangan.
2. atribusi situasional terjadi manakala faktor
penyebab keterlambatan itu adalah faktor
eksternal seperti tugas (task), orang lain (other
people), atau keberuntungan (luck). Dalam contoh
di atas, apabila keterlambatan siswa tersebut
dikarenakan kendaraan yang ditumpangi tiba-tiba
meletus, maka atribusi yang terjadi karena faktor
eksternal.
Theory Inferensi Korespondensi
dari Jones dan Davis (1971)
• Setiap orang mencoba memahami orang lain
dengan mengobservasi dan menganalisis perilaku.
• Dalam teori ini diprediksi bahwa seseorang
mencoba melakukan inferensi (penyimpulan) dari
tindakan sso:
apakah tindakan tersebut berhubungan dengan
karakteristik personal pelaku (actor)
• Apakah seorang yang suka melalukan tindakan
agresi itu memiliki watak yang jahat? Dan apakah
orang yang suka memberikan uangnya pada
orang lain itu dapat disebut sebagai dermawan?
Teori Kovariansi dari Harold Kelley
• Harold Kelley (1967) yakin bahwa seseorang
dapat bertindak seperti ilmuwan pada umumnya.
• Mereka tidak dapat mengobservasi perilaku pada
latar laboratorium, tetapi dapat membuat sejumlah
perbandingan seolah-olah seperti pada suatu
eksperimen.
• Menurutnya, orang dapat membuat
atribusi berdasarkan pada prinsi-prinsip kovariansi.
• Ada tiga jenis informasi kovariansi yang berguna
untuk melakukan atribusi, yaitu konsensus (consensus),
pembedaan (distinctiveness) dan konsistensi
(consistency).
• Ketika anda sebagai ilmuwan, Anda mungkin mencari
informasi konsensus dengan melihat bagaimana orang
yang berbeda merespon stimulus yang sama. Misalnya,
dalam suatu pesta perkawinan, banyak orang
menggunakan dasi yang sama bila menghadiri pesta,
karena pesta perkawinan itu acara resmi.
• Ketika Anda sebagai ilmuwan, Anda mungkin mencari
informasi pembedaan apakah orang yang sama
memberikan reaksi yang berbeda terhadap situasi yang
berbeda. Dalam kasus pemakaian dasi di atas, orang
akan tetap menggunakan dasi meskipun berada pada
situasi yang bukan pesta.
• Sementara itu, konsistensi diperoleh apabila orang
yang sama melakukan hal yang sama pula ketika berada
dalam situasi yang sama. Dalam kasus pemakaian dasi,
orang dinyatakan menunjukkan konsistensinya apabila
orang yang memakai dasi tadi juga melakukan dasi pada
pesta perkawinan selanjutnya.
Bias Dalam Atribusi
• Heuristik Kognitif (Cognitive Heuristic).
Dalam heuristik kognitis, seseorang memproses
informasi secara potong kompas sehingga
judgemen yang dibuatnya dapat cepat, namun
juga seringkali mengalami kesalahan.
• Teori atribusi memiliki asumsi bahwa seseorang
mendasarkan judgement sosialnya dengan
membaca fakta dan figur perilaku. Misalnya,
apabila kita menarik kesimpulan tentang individu
kita dapat membandingkannya dengan norma
sosial.
Beberapa bentuk heuristik kognitif :
1. Pada bentuk representativeness, muncul
asumsi bahwa seseorang adalah
merupakan bagian dari kelompok
tertentu karena dia memiliki karakteristik
kelompok tersebut. Misalnya, ada
kekhasan di Surabaya bahwa para
pedagang besi tua adalah orang
Madura, maka ketika ia bertemu dengan
pedang besi tua ia menggunakan
bahasa Madura.
2. Availability terjadi ketika seseorang diminta
untuk memperkirakan suatu peristiwa yang
didasarkan pada apa yang dalam memori saat
itu. Misalnya, semakin sering artis diberitakan
media, semakin dikenal namanya oleh banyak
orang. Bias atribusi ini dapat memiliki dua
bentuk, yaitu false concensus effect dan base
rate fallacy.
• False-Concensus Effect. Merupakan
kecenderungan over-estimasi terhadap opini,
atribut dan perilaku.
• Base-rate Fallacy terjadi ketika orang menjadi
tidak sensitif terhadap bentuk informasi yang
dihadirkan, dan informasi ini biasanya angka.
3. Framing merupakan kecenderungan yang
dialami seseorang akibat dipengaruhi cara
isu dimunculkan atau dibingkai.
Contohnya adalah: orang cenderung akan
pergi ke rumah sakit untuk berobat
apabila penderita tersebut dinyatakan
50% sehat daripada 50% sakit.
4. Anchoring merupakan kecenderungan
seseorang membuat estimasi numerik
yang dibiaskan dari titik dasar (starting
point)-nya. Contohnya adalah seseorang
yang ditanya bila kemungkinan besar
perang nuklir kurang dari 1%, kemudian ia
mengubahnya menjadi 11% karena ada
fakta ke arah situ.
• Fundamental Attribution Error
Pada bias ini seseorang cenderung
memfokuskan pada peran personal sebagai
penyebab perilaku dan cenderung
berestimasi rendah atas dampak situasi
(Ross, 1977).
• Actor-Observer Effect.
Bias ini terjadi karena cenderung
mengatribusikan perilaku pribadi pada faktor
situasional dan perilaku orang lain pada
faktor personal (Jones & Nisbett, 1972;
Watson, 1982).
• Bias Motivasional.
Orang akan cenderung membuat atribusi satu-sisi (one
sided attribution), pelayanan diri (self-serving) atas
perilakunya sendiri. Orang cenderung menaruh perhatian
pada kesuksesannya daripda kegagalannya, kelebihannya
dan bukan kelemahaannya. Misalnya, William Klein & Ziva
Kunda (1992) mempertontonkan performa subjek pada
latihan quiz calon lawannya. Dalam latihan itu target
mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar.
Alasan apa yang diberikan subjek pada target ini? Dengan
mengharap bahwa dia tidak akan mampu, subjek merasa
tersaingi.
INTEGRASI: Dari Disposisi
Menjadi Kesan
Integrasi merupakan cara memadukan sejumlah
informasi agar atribusi lebih tepat. Ketika perilaku
disebabkan oleh faktor situasional, kita tidak serta-
merta mencari kesimpulan tentang aktor.
Sebaliknya, atribusi personal setingkali
lengarahkan kita untuk menyimpulkan bahwa actor
memang memiliki sifat (trait) atau disposisi
tertentu. Seorang pemimpin yang gagal seringkali
dialamatkan kegagalannya karena ia tidak memiliki
kompetensi, dan atribut lain yang negatif.
KONFIRMASI: Dari Kesan
Menuju Realitas
Merupakan upaya mencocokkan kesan
(impresi) dengan realitas. Sekali kesan
mengenai seseorang terbentuk, seringkali
kita segan untuk mengubah kesan tersebut.
Konsekusensinya, orang sering
menginterpretasi, dan mengembangkan
informasi mengenai seseorang dalam cara
yang sesuai dengan kesan yang ada dalam
pikiran.
Bias dalam konfirmasi :
1. Perseverance of beliefs (keteguhan
keyakinan).
2. Confirmatory Hypothesis Testing
(kecenderungan memilih informasi yang
mendukung asumsi yang telah ada)
3. Self–fulfilling Prophecy (rumor atau
ekspektasi orang yang mempersepsi
dapat mengarahkan dirinya untuk
memenuhinya (fulfillment)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommNaeya Hasbi
 
Psikologi sosial - persepsi tentang diri
Psikologi sosial -  persepsi tentang diriPsikologi sosial -  persepsi tentang diri
Psikologi sosial - persepsi tentang diriBagus Aji
 
Pertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyPertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyVivia Maya Rafica
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTNabilahazhar5
 
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"vidyatiara
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGSiscaAdinda
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
 
6. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
6. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU6. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
6. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUYUSRA FERNANDO
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individualNaeya Hasbi
 
PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)
PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)
PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)rina_aldit
 

Was ist angesagt? (20)

PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
 
Psikologi sosial - persepsi tentang diri
Psikologi sosial -  persepsi tentang diriPsikologi sosial -  persepsi tentang diri
Psikologi sosial - persepsi tentang diri
 
Pertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyPertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen Harney
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORT
 
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
 
Psikoanalisis sosial
Psikoanalisis sosial Psikoanalisis sosial
Psikoanalisis sosial
 
Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"Psikologi Sosial - "Diri"
Psikologi Sosial - "Diri"
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
 
Sensasi dan persepsi
Sensasi dan persepsiSensasi dan persepsi
Sensasi dan persepsi
 
Psi.sosial
Psi.sosialPsi.sosial
Psi.sosial
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
 
6. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
6. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU6. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
6. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individual
 
Raymond bernard cattell
Raymond bernard cattell Raymond bernard cattell
Raymond bernard cattell
 
PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)
PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)
PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)
 
Teori Atribusi
Teori Atribusi Teori Atribusi
Teori Atribusi
 

Ähnlich wie Psikologi sosial - persepsi terhadap orang lain

TUGAS ATRIBUSI.pptx
TUGAS ATRIBUSI.pptxTUGAS ATRIBUSI.pptx
TUGAS ATRIBUSI.pptxziaulfatwa2
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosialiin70
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosialiin70
 
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9novyaindri29
 
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalpptDIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalpptbastianaldrichsitang
 
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.pptKomunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.pptAdiKurniawan670637
 
Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitavarizalamir
 
Presentation kuliah perdana
Presentation kuliah perdanaPresentation kuliah perdana
Presentation kuliah perdanarizky_de
 
Presentation kuliah
Presentation kuliah Presentation kuliah
Presentation kuliah rizky_de
 
Atribusi sosial univ mercu buana
Atribusi sosial   univ mercu buanaAtribusi sosial   univ mercu buana
Atribusi sosial univ mercu buanaistiyuliawati
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiJihan Ineke
 
AZ SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfashrafkhairulAzam
 

Ähnlich wie Psikologi sosial - persepsi terhadap orang lain (20)

TUGAS ATRIBUSI.pptx
TUGAS ATRIBUSI.pptxTUGAS ATRIBUSI.pptx
TUGAS ATRIBUSI.pptx
 
MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIALMAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
 
Persepsi Sosial
 Persepsi Sosial Persepsi Sosial
Persepsi Sosial
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosial
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosial
 
xxxx
xxxxxxxx
xxxx
 
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
 
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalpptDIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
 
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.pptKomunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
 
Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realita
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsi
 
Presentation kuliah perdana
Presentation kuliah perdanaPresentation kuliah perdana
Presentation kuliah perdana
 
Presentation kuliah
Presentation kuliah Presentation kuliah
Presentation kuliah
 
Atribusi sosial univ mercu buana
Atribusi sosial   univ mercu buanaAtribusi sosial   univ mercu buana
Atribusi sosial univ mercu buana
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
 
AZ SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
 
Persepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspitaPersepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspita
 
Kepribadian ppt
Kepribadian pptKepribadian ppt
Kepribadian ppt
 

Mehr von Bagus Aji

Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruBagus Aji
 
Tm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politikTm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politikBagus Aji
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruTm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruBagus Aji
 
Tm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikTm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikBagus Aji
 
Tm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politikTm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politikBagus Aji
 
Tm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahTm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahBagus Aji
 
Tm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politikTm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politikBagus Aji
 
Tm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikTm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikBagus Aji
 
Tm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesiaTm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasionalPertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasionalBagus Aji
 
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasionalPertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasionalBagus Aji
 
Pertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasikPertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasikBagus Aji
 
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomiPertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomiBagus Aji
 
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)Bagus Aji
 
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalPertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalBagus Aji
 
7 john locke
7 john locke7 john locke
7 john lockeBagus Aji
 
6 thomas hobbes
6 thomas hobbes6 thomas hobbes
6 thomas hobbesBagus Aji
 

Mehr von Bagus Aji (20)

Organizing
OrganizingOrganizing
Organizing
 
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
 
Tm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politikTm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politik
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
 
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruTm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
 
Tm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikTm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politik
 
Tm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politikTm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politik
 
Tm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahTm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerah
 
Tm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politikTm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politik
 
Tm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikTm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politik
 
Tm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesiaTm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesia
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesia
 
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasionalPertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasional
 
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasionalPertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
 
Pertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasikPertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasik
 
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomiPertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
 
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
 
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalPertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
 
7 john locke
7 john locke7 john locke
7 john locke
 
6 thomas hobbes
6 thomas hobbes6 thomas hobbes
6 thomas hobbes
 

Kürzlich hochgeladen

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 

Kürzlich hochgeladen (11)

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 

Psikologi sosial - persepsi terhadap orang lain

  • 1. PERSEPSI TERHADAP ORANG LAIN Ike Herdiana Disampaikan pada perkuliahan psikologi sosial I Fapsi Unair
  • 3. OBSERVASI Merupakan Unsur Dasar Dalam Melakukan Persepsi Sosial
  • 5. Apa saja Non Verbal Itu ? • Bahasa tubuh • Kontak mata • Sentuhan
  • 6. Bisakah anda membedakan orang yang jujur dan orang yang bohong?
  • 7. ATRIBUSI: Dari Hasil Observasi Ke Disposisi Untuk mendapatkan pemahaman sebab- sebab perilaku, kita dapat melakukan atribusi terhadap perilaku diri sendiri ataupun perilaku orang lain. Dalam atribusi ini kita memberikan penjelasan tentang penyebab perilaku.
  • 8. • Friz Heider (1958)  teori yang menggambarkan proses atribusi dikenal dengan teori atribusi (attribution theory).
  • 9. Heider (1958) mengklasifikasikan penyebab perilaku tersebut yaitu personal dan situasional. 1. Atribusi personal : terjadi ketika penyebab perilaku tersebut lebih dikarenakan oleh faktor karakteristik internal individu, seperti kemampuan (ability), keperibadian (personality), suasana hati (mood), dan usaha (efforts). Contoh atribusi ini adalah apabila ada seorang siswa yang terlambat sekolah yang disebabkan oleh kebiasaan siswa tersebut bangun kesiangan. 2. atribusi situasional terjadi manakala faktor penyebab keterlambatan itu adalah faktor eksternal seperti tugas (task), orang lain (other people), atau keberuntungan (luck). Dalam contoh di atas, apabila keterlambatan siswa tersebut dikarenakan kendaraan yang ditumpangi tiba-tiba meletus, maka atribusi yang terjadi karena faktor eksternal.
  • 10. Theory Inferensi Korespondensi dari Jones dan Davis (1971) • Setiap orang mencoba memahami orang lain dengan mengobservasi dan menganalisis perilaku. • Dalam teori ini diprediksi bahwa seseorang mencoba melakukan inferensi (penyimpulan) dari tindakan sso: apakah tindakan tersebut berhubungan dengan karakteristik personal pelaku (actor) • Apakah seorang yang suka melalukan tindakan agresi itu memiliki watak yang jahat? Dan apakah orang yang suka memberikan uangnya pada orang lain itu dapat disebut sebagai dermawan?
  • 11. Teori Kovariansi dari Harold Kelley • Harold Kelley (1967) yakin bahwa seseorang dapat bertindak seperti ilmuwan pada umumnya. • Mereka tidak dapat mengobservasi perilaku pada latar laboratorium, tetapi dapat membuat sejumlah perbandingan seolah-olah seperti pada suatu eksperimen. • Menurutnya, orang dapat membuat atribusi berdasarkan pada prinsi-prinsip kovariansi. • Ada tiga jenis informasi kovariansi yang berguna untuk melakukan atribusi, yaitu konsensus (consensus), pembedaan (distinctiveness) dan konsistensi (consistency).
  • 12. • Ketika anda sebagai ilmuwan, Anda mungkin mencari informasi konsensus dengan melihat bagaimana orang yang berbeda merespon stimulus yang sama. Misalnya, dalam suatu pesta perkawinan, banyak orang menggunakan dasi yang sama bila menghadiri pesta, karena pesta perkawinan itu acara resmi. • Ketika Anda sebagai ilmuwan, Anda mungkin mencari informasi pembedaan apakah orang yang sama memberikan reaksi yang berbeda terhadap situasi yang berbeda. Dalam kasus pemakaian dasi di atas, orang akan tetap menggunakan dasi meskipun berada pada situasi yang bukan pesta. • Sementara itu, konsistensi diperoleh apabila orang yang sama melakukan hal yang sama pula ketika berada dalam situasi yang sama. Dalam kasus pemakaian dasi, orang dinyatakan menunjukkan konsistensinya apabila orang yang memakai dasi tadi juga melakukan dasi pada pesta perkawinan selanjutnya.
  • 13. Bias Dalam Atribusi • Heuristik Kognitif (Cognitive Heuristic). Dalam heuristik kognitis, seseorang memproses informasi secara potong kompas sehingga judgemen yang dibuatnya dapat cepat, namun juga seringkali mengalami kesalahan. • Teori atribusi memiliki asumsi bahwa seseorang mendasarkan judgement sosialnya dengan membaca fakta dan figur perilaku. Misalnya, apabila kita menarik kesimpulan tentang individu kita dapat membandingkannya dengan norma sosial.
  • 14. Beberapa bentuk heuristik kognitif : 1. Pada bentuk representativeness, muncul asumsi bahwa seseorang adalah merupakan bagian dari kelompok tertentu karena dia memiliki karakteristik kelompok tersebut. Misalnya, ada kekhasan di Surabaya bahwa para pedagang besi tua adalah orang Madura, maka ketika ia bertemu dengan pedang besi tua ia menggunakan bahasa Madura.
  • 15. 2. Availability terjadi ketika seseorang diminta untuk memperkirakan suatu peristiwa yang didasarkan pada apa yang dalam memori saat itu. Misalnya, semakin sering artis diberitakan media, semakin dikenal namanya oleh banyak orang. Bias atribusi ini dapat memiliki dua bentuk, yaitu false concensus effect dan base rate fallacy. • False-Concensus Effect. Merupakan kecenderungan over-estimasi terhadap opini, atribut dan perilaku. • Base-rate Fallacy terjadi ketika orang menjadi tidak sensitif terhadap bentuk informasi yang dihadirkan, dan informasi ini biasanya angka.
  • 16. 3. Framing merupakan kecenderungan yang dialami seseorang akibat dipengaruhi cara isu dimunculkan atau dibingkai. Contohnya adalah: orang cenderung akan pergi ke rumah sakit untuk berobat apabila penderita tersebut dinyatakan 50% sehat daripada 50% sakit.
  • 17. 4. Anchoring merupakan kecenderungan seseorang membuat estimasi numerik yang dibiaskan dari titik dasar (starting point)-nya. Contohnya adalah seseorang yang ditanya bila kemungkinan besar perang nuklir kurang dari 1%, kemudian ia mengubahnya menjadi 11% karena ada fakta ke arah situ.
  • 18. • Fundamental Attribution Error Pada bias ini seseorang cenderung memfokuskan pada peran personal sebagai penyebab perilaku dan cenderung berestimasi rendah atas dampak situasi (Ross, 1977).
  • 19. • Actor-Observer Effect. Bias ini terjadi karena cenderung mengatribusikan perilaku pribadi pada faktor situasional dan perilaku orang lain pada faktor personal (Jones & Nisbett, 1972; Watson, 1982).
  • 20. • Bias Motivasional. Orang akan cenderung membuat atribusi satu-sisi (one sided attribution), pelayanan diri (self-serving) atas perilakunya sendiri. Orang cenderung menaruh perhatian pada kesuksesannya daripda kegagalannya, kelebihannya dan bukan kelemahaannya. Misalnya, William Klein & Ziva Kunda (1992) mempertontonkan performa subjek pada latihan quiz calon lawannya. Dalam latihan itu target mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar. Alasan apa yang diberikan subjek pada target ini? Dengan mengharap bahwa dia tidak akan mampu, subjek merasa tersaingi.
  • 21. INTEGRASI: Dari Disposisi Menjadi Kesan Integrasi merupakan cara memadukan sejumlah informasi agar atribusi lebih tepat. Ketika perilaku disebabkan oleh faktor situasional, kita tidak serta- merta mencari kesimpulan tentang aktor. Sebaliknya, atribusi personal setingkali lengarahkan kita untuk menyimpulkan bahwa actor memang memiliki sifat (trait) atau disposisi tertentu. Seorang pemimpin yang gagal seringkali dialamatkan kegagalannya karena ia tidak memiliki kompetensi, dan atribut lain yang negatif.
  • 22. KONFIRMASI: Dari Kesan Menuju Realitas Merupakan upaya mencocokkan kesan (impresi) dengan realitas. Sekali kesan mengenai seseorang terbentuk, seringkali kita segan untuk mengubah kesan tersebut. Konsekusensinya, orang sering menginterpretasi, dan mengembangkan informasi mengenai seseorang dalam cara yang sesuai dengan kesan yang ada dalam pikiran.
  • 23. Bias dalam konfirmasi : 1. Perseverance of beliefs (keteguhan keyakinan). 2. Confirmatory Hypothesis Testing (kecenderungan memilih informasi yang mendukung asumsi yang telah ada) 3. Self–fulfilling Prophecy (rumor atau ekspektasi orang yang mempersepsi dapat mengarahkan dirinya untuk memenuhinya (fulfillment)