SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting
sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak
kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang
terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi.
Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya
saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012).
Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam
kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung,
pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta
pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam
menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo, 2012).
Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh
rendahnya mutu biji kopi yang di hasilkan sehingga mempengaruhi
pengembangan produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca
panen yang tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi,
pengeringan, dan penyangraian. Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan
juga dapat mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi.
1
2
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh lama penjemuran
terhadap efisiensi mesin pengupas kulit ari kopi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada agroindustri kopi rumah
tangga khususnya di Provensi Aceh serta dapat bermanfaat sebagai bahan
pendukung referensi ilmiah dalam pengaruh lama penjemuran terhadap efisiensi
mesin pengupasan kulit ari kopi.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lam di
budidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi
dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari
spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di
Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah
tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian
selatan Arab, melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).
Di Indonesia kopi mulai di’kenal pada tahun 1696, yang dibawa oleh VOC.
Tanaman kopi di Indonesia mulai diproduksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat
coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC
cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC
menyebarkannya ke berbagai daerah agar para penduduk menanamnya (Sri
Najiyanti dan Danarti, 2004)..
Sistematika tanaman kopi robusta menurut Rahardjo, (2012) adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionita
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida Sub
Sub Kelas : Astridae
Ordo : Rubiaceace
3
4
Genus : Coffea
Spesies : Coffea robusta
Tabel 1. Komposisi Biji Kopi Arabika dan Robusta Sebelum dan Sesudah
Disangrai
Komponen Arabika
Green
Arabika
Roasted
Robust a
Green
Robusta
Roasted
Mineral 3.0 - 4.2 3.5 - 4.5 4.0 - 4.5 4.6 - 5.0
Kafein 0.9 - 1.2 1.0 1.6 - 2.4 2.0
Trigonelline 1.0 - 1.2 0.5 - 1.0 0.6 - 0.75 0.3 - 0.6
Lemak 12.0 - 18.0 14.5 - 20.0 9.0 - 13.0 11.0 - 16.0
Asam Alifatis 1.5 - 2.0 1.0 - 1.5 1.5 - 1.2 1.0 - 1.5
Asam Amino 2.0 0 - -
Protein 11.0 - 13.0 13.0 - 15.0 - 13.0 - 15.0
Humic Acid - 16.0 - 17.0 16.0 - 17,0 - 16.0 - 17,0
Total chologenic 5.5 - 8.0 1.2 - 2.3 7.0 - 10.0 3.9 – 6
Acid
Sumber : Clarke dan Macrae (1987).
2.2 Jenis-Jenis Kopi
Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling
sering di budidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Pada umumnya,
penggolongan kopi berdasarkan spesies, kecuali kopi rabusta. Kopi robusta
bukan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari berapa spesies
kopi terutama Coffea canephora (Sri Najiyati dan Danarti, 2004).
Menurut Aak (1980), terdapat empat jenis kopi yang telah dibudidayakan,
yakni:
1. Kopi Arabika
Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia
maupun di Indonesia khususnya. Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang
memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 m dari permukaan laut. Sedangkan di
5
Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 –
1750 m dari permukaan laut. Jenis kopi cenderung tidak tahan Hemilia Vastatrix.
Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat.
2. Kopi Liberika
Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika.
Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat
kelembapan yang tinggi dan panas. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat.
Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah
dan tingkat rendemennya rendah.
3. Kopi Canephora (Robusta)
Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta. Nama Robusta dipergunakan
untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi
ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. Kopi robusta memiliki
kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di bandingkan jenis kopi Arabika
dan Liberika.
4. Kopi Hibrida
Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara dua
spesies atau varietas sehingga mewarisi sifat unggul dari kedua induknya. Namun,
keturunan dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat yang sama
dengan induk hibridanya. Oleh karena itu, pembiakannya hanya dengan cara
vegetatif seperti stek atau sambungan.
6
2.3 Pengeringan
Pengeringan adalah proses pengeluaran air dari suatu bahan pertanian
menuju kadar air kesetimbangan dengan udara sekeliling atau pada tingkat kadar
air dimana mutu bahan pertanian dapat dicegah dari serangan jamur, enzim dan
aktifitas serangga (Hederson and Perry, 1976). Sedangkan menurut Hall (1957)
dan Brooker et al., (1974), proses pengeringan adalah proses pengambilan atau
penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju
kerusakan bahan pertanian akibat aktivitas biologis dan kimia sebelum bahan
diolah atau dimanfaatkan.
Pengeringan adalah proses pemindahan panas untuk menguapkan
kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan
oleh media pengeringan yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan adalah
mengurangi kadar air bahan sampai dimana perkembangan mikroorganisme dan
kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan. Pengeringan merupakan
salah satu cara dalam teknologi pangan yang dilakukan dengan tujuan
pengawetan. Manfaat lain dari pengeringan adalah memperkecil volume dan berat
bahan dibanding kondisi awal sebelum pengeringan, sehingga akan menghemat
ruang (Rahman dan Yuyun, 2005).
Dalam pengeringan, keseimbangan kadar air menentukan batas akhir dari
proses pengeringan. Kelembapan udara nisbi serta suhu udara pada bahan kering
biasanya mempengaruhi keseimbangan kadar air. Pada saat kadar air seimbang,
penguapan air pada bahan akan terhenti dan jumlah molekul-molekul air yang
akan diuapkan sama dengan jumlah molekul air yang diserap oleh permukaan
7
bahan. Laju pengeringan amat bergantung pada perbedaan antara kadar air bahan
dengan kadar air keseimbangan (Siswanto, 2004).
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan
pangan semakin cepat pindah panas ke bahan pangan dan semakin cepat pula
penguapan air dari bahan pangan. Pada proses pengeringan, air dikeluarkan dari
bahan pangan dapat berupa uap air. Uap air tersebut harus segera dikeluarkan dari
atmosfer di sekitar bahan pangan yang dikeringkan. Jika tidak segera keluar,
udara di sekitar bahan pangan akan menjadi jenuh oleh uap air sehingga
memperlambat penguapan air dari bahan pangan yang memperlambat proses
pengeringan (Estiasih, 2009).
Kombinasi suhu dan lama pemanasan selama proses pengeringan pada
komoditi biji-bijian dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan biji. Suhu
udara, kelembaban relatif udara, aliran udara, kadar air awal bahan dan kadar
akhir bahan merupakan faktor yang mempengaruhi waktu atau lama pegeringan
(Brooker et al., 1974).
Biji kopi yang telah dicuci mengandung air 55%, dengan jalan pengeringan
kandungan air dapat diuapkan, sehingga kadar air pada kopi.
Mencapai 8-10%. Setelah dilakukan pengeringan maka di lanjutkan
dengan perlakuan pemecahan tanduk. Pengeringan dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu:
1. Pengeringan dengan sinar matahari, dengan cara semua biji kopi
diletakkan dilantai penjemuran secara merata.
8
2. Pengeringan dengan menggunakan mesin pengering, dimana pada
mesin pengering tersebut terdiri atas tromol besi dengan dindingnya
berlubang – lubang kecil (Aak, 1980).
Pengeringan pada kopi biasanya dilakukan dengan tiga cara yaitu
pengeringan secara alami, buatan, dan kombinasi antara alami dan buatan.
a. Pengeringan Alami
Pengeringan alami hanya dilakukan pada musim kemarau karena
pengeringan pada musim hujan tidak akan sempurna. Pengeringan yang tidak
sempurna mengakibatkan kopi berwarna coklat, berjamur, dan berbau apek.
Pengeringan pada musim hujan sebaiknya dilakukan dengan cara buatan atau
kombinasi cara alami dan buatan. Pengeringan secara alami sebaiknya dilakukan
dilantai semen, anyaman bambu, atau tikar. Kebiasaan menjemur kopi di atas
tanah akan menyebabkan kopi menjadi kotor dan terserang cendawan (Sri Najiyati
dan Danarti, 2004).
Cara penjemuran kopi yang baik adalah dihamparkan di atas lantai dengan
ketebalan maksimum 1.5 cm atau sekitar 2 lapisan. Setiap 1–2 jam hamparan
kopi di bolak-balik dengan menggunakan alat menyerupai garuh atau kayu
sehingga keringnya merata. Bila matahari terik penjemuran biasanya berlangsung
selama 10–14 hari namun bila mendung biasanya berlangsung 3 minggu (Sri
Najiyati dan Danarti, 2004).
b. Pengeringan Buatan
Pengeringan secara buatan biasanya dilakukan bila keadaan cuaca
cenderung mendung. Pengeringan buatan memerlukan alat pengering yang hanya
9
memerlukan waktu sekitar 18 jam tergantung jenis alatnya. Pengeringan
ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, pemanasan pada suhu 65-100
oC untuk menurunkan kadar air dari 54% menjadi 30%. Tahap kedua
pemanasan pada suhu 50–60 oC untuk menurunkan kadar air menjadi 8-10%
(Sri Najiyati dan Danarti, 2004).
2.3.1.3 Pengeringan Kombinasi Alami dan Buatan
Pengeringan ini dilakukan dengan cara menjemur kopi di terik matahari
hingga kadar air mencapai 30%. Kemudian kopi dikeringkan lagi secara buatan
sampai kadar air mencapai 8-10%. Alat pengering yang digunakan ialah mesin
pengering otomatis ataupun dengan rumah (tungku) pengering. Prinsip kerja
kedua alat hampir sama yaitu pemanasan kopi dengan uap/udara di dalam ruang
tertutup (Sri Najiyati dan Danarti, 2004).
2.4 Kadar Air
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah kadar air.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan sehingga menghambat
perkembangan organisme pembusuk. Kadar air suatu bahan berpengaruh terhadap
banyaknya air yang diuapkan dan lamanya proses pengeringan (Taib et al., 1988).
Kadar air suatu bahan merupakan banyaknya kandungan air persatuan bobot
bahan yang dinyatakan dalam persen basis basah (wet basis) atau dalam
persen basis kering (dry basis). Kadar air basis basah mempunyai batas
maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air basis kering lebih
10
100%. Kadar air basis basah (Mwb) adalah perbandingan antara berat air yang
ada dalam bahan dengan berat total bahan.
2.5 Efisiensi Pengupasan Kulit Ari Kopi
Untuk mengetahui efisiensi mesin pengupas kulit ari kopi didapat dengan
cara membagi antara kapasitas pengupasan dengan kapasitas hasil pemisahan (biji
yang dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut:
%100
Cs
Cp
 ....................................................................................... (1)
Dimana:
 = Efisiensi (%)
Cp = Kapasitas Pengupasan (kg)
Cs = Kapasitas Pemisahan (kg)
11
11
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November
2016 di Laboratorium Perbengkelan Program Studi Teknologi Industri Pertanian
(TIP) Politeknik Indonesia Venezuela (POLIVEN).
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit mesin
pengupas kulit ari kopi, terpal, wadah, kamerah digital, jangka sorong, timbangan
digital, alat-alat tulis dan peralatan pendukung lainnya.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Buah kopi yang sudah di
pisahkan dari daging buah.
3.3 Model Analisis
3.3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK). Dengan pola faktorial, yaitu dengan tiga perlakuan dan lima kali ulangan.
Dalam penelitian ini ada tiga parameter yang digunakan yaitu: Persentase
Kerusakan Hasil (PKH), Kapasitas Efektif Mesin (KEM) dan Efisiensi
Pengupasan (EP).
12
3.3.2 Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: data
kuantitatif dan kualitatif, sumber data yang digunakan yaitu: data primer dan
sekunder.
1. Data primer
Data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh penulis. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan
dari hasil pengupasan kulit ari kopi terhadap pengaruh lama penjemuran
kopi.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh berupa dokumen dari kegiatan penelitian, literatur
secara artikel yang relevan dengan objek penelitian. Misalnya buku-
buku referensi, jurnal-jurnal umum dan internasional, literatur
tambahan yang validitasnya dapat dipertanggung jawabkan oleh
penulis.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data dan informasi menyangkut materi penulisan ini,
maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap objek
penelitian, yaitu pada pengaruh lama penjemuran terhadap efisiensi
mesin pengupas kulit ari kopi.
2. Interview yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
wawancara kepada pihak yang berhubungan lasung dengan objek yang
13
diteliti, sehingga data yang didapat betul-betul objekktif dan dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku dan sumber ilmiah lain,
seperti situs internet ataupun artikel teks dokumen yang berhubungan
dengan penelitian.
3.3.4 Alat Analisis
Alat analisis yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAk). Dengan pola non faktorial. Dengan model
linier sebagai berikut:
Rumus :  ij =  +Ki+ Pi (t) +  i (t)
Dimana :
I : 1,2 ...... n; dan t = 1,2,.........n
 ij : Nilai pengamatan pada baris ke – i kolom ke-j yang terdapat
perlakuan ke-t
 : Nilai rata-rata umum
Ki : Pengaruh kelompok ke-i
P(t) : pengaruh perlakuan ke-t
 i(t) : Pengaruh galat pada kelompok ke-i, yang memperoleh perlakuan ke-
t
14
Tabel 2. Susunan penelitian pengaruh lama penjemuran terhadap efisiensi mesin
pengupas kulit ari kopi.
PERLAKUAN
ULANGAN
1 2 3 4 5
P1PK2 P1PK20 P1PK21 P1PK22 P1PK23 P1PK24
P2PK3 P2PK30 P2PK31 P2PK32 P2PK33 P2PK34
P3PK4 P3PK40 P3PK41 P3PK42 P3PK43 P3PK44
Ket: Perlakuan yang diberikan sebagai berikut;
P1PK2 = Lama waktu penjemuran 2 hari + 1 kilogram biji kopi
P2PK3 = Lama waktu penjemuran 3 hari + 1 kilogram biji kopi
P3PK4 = Lama waktu penjemuran 4 hari + 1 kilogram biji kopi
3.4 Parameter Penelitian
3.4.1 Persentase Kerusakan Bahan (PKB)
Pengukuran persentase kerusakan hasil dapat ditentukan dengan membagi
berat biji kopi yang rusak (hancur) dengan berat biji kopi sebelum di lakukan
proses pengupasan kulit ari kopi di kali dengan 100%. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
% 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑢𝑠𝑎𝑘
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑥 100% ....................... (2)
3.4.2 Kapasitas Efektif Mesin (KEM)
Pengukuran kapasitas efekktif mesin dilakukan dengan membagi berat biji
kopi yang terkupas dengan waktu pengupasan kulit ari kopi dapat ditulis;
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑢𝑝𝑎𝑠
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
𝑥 100% ...... (3)
15
3.4.3 Efisiensi Pengupasan
Menurut Wiraatmadja (1995), efiisiensi pengupasan kulit ari kopi diperoleh
dengan membagi kapasitas efektif mesin dengan kapasitas teoritis yang diperoleh
dari mesin atau dapat dituliskan dengan rumus:
 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 =
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑥 100% ................................................................... (4)
Dimana:
 = Efisiensi pengupasan (%)
Output = kapasitas Efektif Mesin (kg/jam)
Input = Kapasitas Teoritis (kg/jam) => Input = n.j.  .1 kg/detik(s)
Dimana:
n = Rotasi Putar Permenit (rpm) dinamo listrik
j = jumlah mata pisau pengupasan
 = Massa jenis biji kopi
s = waktu yang dibutuhkan pada saat pengupasan.
3.5 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian sebagai berikut:
1) Mempelajari ukuran biji kopi yaitu melakukan pengukuran biji kopi
dengan mengunakan jangka sorong, pengukuran dilakukan pada
beberapa biji kopi yang dilakukan secara acak. Hasil pengukuran yang
didapat adalah tinggi biji kopi (T), dan diameter biji kopi.
16
2) Melakukan penjemuran biji kopi (pengeringan biji) yaitu dengan
waktu yang telah ditetapkan, selama 2 hari, 3 hari dan 4 hari.
3) Analisis pengamatan parameter peneliitian yaitu dengan melakukan
pengamatan terhadap Persentase Kerusakan Bahan (PKB), Kapasitas
Efektif Mesin (KEM) dan Efisiensi Pengupasan (EP).
17
3.6 Bagan Alir Penelitian

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Biokimia nutrisi pendahuuan
Biokimia nutrisi   pendahuuanBiokimia nutrisi   pendahuuan
Biokimia nutrisi pendahuuanScott Cracer
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapikutarni
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Ecko Chicharito
 
Biourine
BiourineBiourine
Biourinetani57
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
 
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanBiokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanIbnu Sahidhir
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)yusbarina
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasMuhamad Imam Khairy
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimatoriza13
 

Was ist angesagt? (20)

Biokimia nutrisi pendahuuan
Biokimia nutrisi   pendahuuanBiokimia nutrisi   pendahuuan
Biokimia nutrisi pendahuuan
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
Pp 4 percobaan pilot plant
Pp 4 percobaan pilot plantPp 4 percobaan pilot plant
Pp 4 percobaan pilot plant
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
Analisis Kadar Air dan Total Padatan
Analisis Kadar Air dan Total PadatanAnalisis Kadar Air dan Total Padatan
Analisis Kadar Air dan Total Padatan
 
1. dasar dasar pengomposan
1. dasar dasar pengomposan1. dasar dasar pengomposan
1. dasar dasar pengomposan
 
Biourine
BiourineBiourine
Biourine
 
Surfaktan
SurfaktanSurfaktan
Surfaktan
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanBiokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimat
 
Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)
Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)
Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)
 
Kimia air
Kimia airKimia air
Kimia air
 
Telur
Telur Telur
Telur
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 

Ähnlich wie ini menggunakan kata kunci "kopi" dan "pengeringan

Makalah Agroindustri - Universitas Jambi / Biji Kopi
Makalah Agroindustri - Universitas Jambi / Biji KopiMakalah Agroindustri - Universitas Jambi / Biji Kopi
Makalah Agroindustri - Universitas Jambi / Biji Kopigabriellasitio
 
Fermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
Fermentasi Kopi_S2_Awari SusantiFermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
Fermentasi Kopi_S2_Awari Susantiawarisusanti
 
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxtugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxnelvameyriani1
 
SEMHAS OKTAVI.pptx
SEMHAS OKTAVI.pptxSEMHAS OKTAVI.pptx
SEMHAS OKTAVI.pptxWijiAstutik6
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Moh Masnur
 
Budidaya tanaman kopi
Budidaya tanaman kopiBudidaya tanaman kopi
Budidaya tanaman kopikunfayakun
 
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatkelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatAbi Hutomo
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxShafrinaLee
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi beniharzaka
 

Ähnlich wie ini menggunakan kata kunci "kopi" dan "pengeringan (20)

Makalah Agroindustri - Universitas Jambi / Biji Kopi
Makalah Agroindustri - Universitas Jambi / Biji KopiMakalah Agroindustri - Universitas Jambi / Biji Kopi
Makalah Agroindustri - Universitas Jambi / Biji Kopi
 
Fermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
Fermentasi Kopi_S2_Awari SusantiFermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
Fermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
 
laporan tentang kopi
laporan tentang kopilaporan tentang kopi
laporan tentang kopi
 
Kopii
KopiiKopii
Kopii
 
Budidaya tanaman kopi
Budidaya tanaman kopiBudidaya tanaman kopi
Budidaya tanaman kopi
 
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxtugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
 
SEMHAS OKTAVI.pptx
SEMHAS OKTAVI.pptxSEMHAS OKTAVI.pptx
SEMHAS OKTAVI.pptx
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
 
Kopi
KopiKopi
Kopi
 
Budidaya tanaman kopi
Budidaya tanaman kopiBudidaya tanaman kopi
Budidaya tanaman kopi
 
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatkelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
 
Proposal Derivat
Proposal DerivatProposal Derivat
Proposal Derivat
 
Makalah nira
Makalah niraMakalah nira
Makalah nira
 
kopi
kopikopi
kopi
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
 
Fild stadi tanaman cacao
Fild stadi tanaman cacaoFild stadi tanaman cacao
Fild stadi tanaman cacao
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
 
Laporan 6
Laporan 6Laporan 6
Laporan 6
 
Penelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacaoPenelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacao
 
Penelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacaoPenelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacao
 

Mehr von firmanahyuda

Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...
Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...
Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...firmanahyuda
 
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN FIRMAN AHYUDA
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN  FIRMAN AHYUDAPpt PERAN PENTING SURFAKTAN  FIRMAN AHYUDA
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN FIRMAN AHYUDAfirmanahyuda
 
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...firmanahyuda
 
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)firmanahyuda
 
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...firmanahyuda
 
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...firmanahyuda
 
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...firmanahyuda
 
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...firmanahyuda
 
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...firmanahyuda
 
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...firmanahyuda
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Mekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudaMekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudafirmanahyuda
 
Listrik statis firman ahyuda
Listrik statis  firman ahyudaListrik statis  firman ahyuda
Listrik statis firman ahyudafirmanahyuda
 
Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh  firman ahyudaPpt proses penggolahan teh  firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh firman ahyudafirmanahyuda
 
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudafirmanahyuda
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyudafirmanahyuda
 
Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar firmanahyuda
 
Ppt bahan penyegar - firman ahyuda
Ppt bahan penyegar - firman ahyudaPpt bahan penyegar - firman ahyuda
Ppt bahan penyegar - firman ahyudafirmanahyuda
 

Mehr von firmanahyuda (18)

Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...
Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...
Pdf ta pertumbuhan bibit durian (durio zibethinus murray) asal bahan biji dur...
 
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN FIRMAN AHYUDA
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN  FIRMAN AHYUDAPpt PERAN PENTING SURFAKTAN  FIRMAN AHYUDA
Ppt PERAN PENTING SURFAKTAN FIRMAN AHYUDA
 
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
 
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
 
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRE...
 
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
PDF PROPOSAL UJI KINERJA MESIN PENCACAH BIJI JAGUNG DENGAN TENAGA PENGERAK MO...
 
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
PDF UJI PROPOSAL PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arenga ...
 
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
Ppt UJI PERFORMASI STERILIZER PADA MESIN PENGUPAS BUAH AREN (Arengga Pinnata ...
 
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
Ppt PENGARUH LAMA PENJEMURAN TERHADAP EFISIENSI MESIN PENGUPAS KULIT ARI KOPI...
 
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
Ppt RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR S...
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Mekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudaMekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyuda
 
Listrik statis firman ahyuda
Listrik statis  firman ahyudaListrik statis  firman ahyuda
Listrik statis firman ahyuda
 
Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh  firman ahyudaPpt proses penggolahan teh  firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
 
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
 
Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar
 
Ppt bahan penyegar - firman ahyuda
Ppt bahan penyegar - firman ahyudaPpt bahan penyegar - firman ahyuda
Ppt bahan penyegar - firman ahyuda
 

Kürzlich hochgeladen

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 

ini menggunakan kata kunci "kopi" dan "pengeringan

  • 1. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012). Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012). Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung, pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo, 2012). Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang di hasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian. Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi. 1
  • 2. 2 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh lama penjemuran terhadap efisiensi mesin pengupas kulit ari kopi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada agroindustri kopi rumah tangga khususnya di Provensi Aceh serta dapat bermanfaat sebagai bahan pendukung referensi ilmiah dalam pengaruh lama penjemuran terhadap efisiensi mesin pengupasan kulit ari kopi.
  • 3. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Kopi Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lam di budidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012). Di Indonesia kopi mulai di’kenal pada tahun 1696, yang dibawa oleh VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai diproduksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC menyebarkannya ke berbagai daerah agar para penduduk menanamnya (Sri Najiyanti dan Danarti, 2004).. Sistematika tanaman kopi robusta menurut Rahardjo, (2012) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionita Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Sub Kelas : Astridae Ordo : Rubiaceace 3
  • 4. 4 Genus : Coffea Spesies : Coffea robusta Tabel 1. Komposisi Biji Kopi Arabika dan Robusta Sebelum dan Sesudah Disangrai Komponen Arabika Green Arabika Roasted Robust a Green Robusta Roasted Mineral 3.0 - 4.2 3.5 - 4.5 4.0 - 4.5 4.6 - 5.0 Kafein 0.9 - 1.2 1.0 1.6 - 2.4 2.0 Trigonelline 1.0 - 1.2 0.5 - 1.0 0.6 - 0.75 0.3 - 0.6 Lemak 12.0 - 18.0 14.5 - 20.0 9.0 - 13.0 11.0 - 16.0 Asam Alifatis 1.5 - 2.0 1.0 - 1.5 1.5 - 1.2 1.0 - 1.5 Asam Amino 2.0 0 - - Protein 11.0 - 13.0 13.0 - 15.0 - 13.0 - 15.0 Humic Acid - 16.0 - 17.0 16.0 - 17,0 - 16.0 - 17,0 Total chologenic 5.5 - 8.0 1.2 - 2.3 7.0 - 10.0 3.9 – 6 Acid Sumber : Clarke dan Macrae (1987). 2.2 Jenis-Jenis Kopi Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering di budidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Pada umumnya, penggolongan kopi berdasarkan spesies, kecuali kopi rabusta. Kopi robusta bukan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari berapa spesies kopi terutama Coffea canephora (Sri Najiyati dan Danarti, 2004). Menurut Aak (1980), terdapat empat jenis kopi yang telah dibudidayakan, yakni: 1. Kopi Arabika Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya. Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 m dari permukaan laut. Sedangkan di
  • 5. 5 Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 – 1750 m dari permukaan laut. Jenis kopi cenderung tidak tahan Hemilia Vastatrix. Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat. 2. Kopi Liberika Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika. Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat. Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah. 3. Kopi Canephora (Robusta) Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta. Nama Robusta dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di bandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika. 4. Kopi Hibrida Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara dua spesies atau varietas sehingga mewarisi sifat unggul dari kedua induknya. Namun, keturunan dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat yang sama dengan induk hibridanya. Oleh karena itu, pembiakannya hanya dengan cara vegetatif seperti stek atau sambungan.
  • 6. 6 2.3 Pengeringan Pengeringan adalah proses pengeluaran air dari suatu bahan pertanian menuju kadar air kesetimbangan dengan udara sekeliling atau pada tingkat kadar air dimana mutu bahan pertanian dapat dicegah dari serangan jamur, enzim dan aktifitas serangga (Hederson and Perry, 1976). Sedangkan menurut Hall (1957) dan Brooker et al., (1974), proses pengeringan adalah proses pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan bahan pertanian akibat aktivitas biologis dan kimia sebelum bahan diolah atau dimanfaatkan. Pengeringan adalah proses pemindahan panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan oleh media pengeringan yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan. Pengeringan merupakan salah satu cara dalam teknologi pangan yang dilakukan dengan tujuan pengawetan. Manfaat lain dari pengeringan adalah memperkecil volume dan berat bahan dibanding kondisi awal sebelum pengeringan, sehingga akan menghemat ruang (Rahman dan Yuyun, 2005). Dalam pengeringan, keseimbangan kadar air menentukan batas akhir dari proses pengeringan. Kelembapan udara nisbi serta suhu udara pada bahan kering biasanya mempengaruhi keseimbangan kadar air. Pada saat kadar air seimbang, penguapan air pada bahan akan terhenti dan jumlah molekul-molekul air yang akan diuapkan sama dengan jumlah molekul air yang diserap oleh permukaan
  • 7. 7 bahan. Laju pengeringan amat bergantung pada perbedaan antara kadar air bahan dengan kadar air keseimbangan (Siswanto, 2004). Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan semakin cepat pindah panas ke bahan pangan dan semakin cepat pula penguapan air dari bahan pangan. Pada proses pengeringan, air dikeluarkan dari bahan pangan dapat berupa uap air. Uap air tersebut harus segera dikeluarkan dari atmosfer di sekitar bahan pangan yang dikeringkan. Jika tidak segera keluar, udara di sekitar bahan pangan akan menjadi jenuh oleh uap air sehingga memperlambat penguapan air dari bahan pangan yang memperlambat proses pengeringan (Estiasih, 2009). Kombinasi suhu dan lama pemanasan selama proses pengeringan pada komoditi biji-bijian dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan biji. Suhu udara, kelembaban relatif udara, aliran udara, kadar air awal bahan dan kadar akhir bahan merupakan faktor yang mempengaruhi waktu atau lama pegeringan (Brooker et al., 1974). Biji kopi yang telah dicuci mengandung air 55%, dengan jalan pengeringan kandungan air dapat diuapkan, sehingga kadar air pada kopi. Mencapai 8-10%. Setelah dilakukan pengeringan maka di lanjutkan dengan perlakuan pemecahan tanduk. Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1. Pengeringan dengan sinar matahari, dengan cara semua biji kopi diletakkan dilantai penjemuran secara merata.
  • 8. 8 2. Pengeringan dengan menggunakan mesin pengering, dimana pada mesin pengering tersebut terdiri atas tromol besi dengan dindingnya berlubang – lubang kecil (Aak, 1980). Pengeringan pada kopi biasanya dilakukan dengan tiga cara yaitu pengeringan secara alami, buatan, dan kombinasi antara alami dan buatan. a. Pengeringan Alami Pengeringan alami hanya dilakukan pada musim kemarau karena pengeringan pada musim hujan tidak akan sempurna. Pengeringan yang tidak sempurna mengakibatkan kopi berwarna coklat, berjamur, dan berbau apek. Pengeringan pada musim hujan sebaiknya dilakukan dengan cara buatan atau kombinasi cara alami dan buatan. Pengeringan secara alami sebaiknya dilakukan dilantai semen, anyaman bambu, atau tikar. Kebiasaan menjemur kopi di atas tanah akan menyebabkan kopi menjadi kotor dan terserang cendawan (Sri Najiyati dan Danarti, 2004). Cara penjemuran kopi yang baik adalah dihamparkan di atas lantai dengan ketebalan maksimum 1.5 cm atau sekitar 2 lapisan. Setiap 1–2 jam hamparan kopi di bolak-balik dengan menggunakan alat menyerupai garuh atau kayu sehingga keringnya merata. Bila matahari terik penjemuran biasanya berlangsung selama 10–14 hari namun bila mendung biasanya berlangsung 3 minggu (Sri Najiyati dan Danarti, 2004). b. Pengeringan Buatan Pengeringan secara buatan biasanya dilakukan bila keadaan cuaca cenderung mendung. Pengeringan buatan memerlukan alat pengering yang hanya
  • 9. 9 memerlukan waktu sekitar 18 jam tergantung jenis alatnya. Pengeringan ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, pemanasan pada suhu 65-100 oC untuk menurunkan kadar air dari 54% menjadi 30%. Tahap kedua pemanasan pada suhu 50–60 oC untuk menurunkan kadar air menjadi 8-10% (Sri Najiyati dan Danarti, 2004). 2.3.1.3 Pengeringan Kombinasi Alami dan Buatan Pengeringan ini dilakukan dengan cara menjemur kopi di terik matahari hingga kadar air mencapai 30%. Kemudian kopi dikeringkan lagi secara buatan sampai kadar air mencapai 8-10%. Alat pengering yang digunakan ialah mesin pengering otomatis ataupun dengan rumah (tungku) pengering. Prinsip kerja kedua alat hampir sama yaitu pemanasan kopi dengan uap/udara di dalam ruang tertutup (Sri Najiyati dan Danarti, 2004). 2.4 Kadar Air Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah kadar air. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan sehingga menghambat perkembangan organisme pembusuk. Kadar air suatu bahan berpengaruh terhadap banyaknya air yang diuapkan dan lamanya proses pengeringan (Taib et al., 1988). Kadar air suatu bahan merupakan banyaknya kandungan air persatuan bobot bahan yang dinyatakan dalam persen basis basah (wet basis) atau dalam persen basis kering (dry basis). Kadar air basis basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air basis kering lebih
  • 10. 10 100%. Kadar air basis basah (Mwb) adalah perbandingan antara berat air yang ada dalam bahan dengan berat total bahan. 2.5 Efisiensi Pengupasan Kulit Ari Kopi Untuk mengetahui efisiensi mesin pengupas kulit ari kopi didapat dengan cara membagi antara kapasitas pengupasan dengan kapasitas hasil pemisahan (biji yang dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut: %100 Cs Cp  ....................................................................................... (1) Dimana:  = Efisiensi (%) Cp = Kapasitas Pengupasan (kg) Cs = Kapasitas Pemisahan (kg)
  • 11. 11 11 III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2016 di Laboratorium Perbengkelan Program Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Politeknik Indonesia Venezuela (POLIVEN). 3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit mesin pengupas kulit ari kopi, terpal, wadah, kamerah digital, jangka sorong, timbangan digital, alat-alat tulis dan peralatan pendukung lainnya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Buah kopi yang sudah di pisahkan dari daging buah. 3.3 Model Analisis 3.3.1 Metode Penelitian Penelitian ini secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dengan pola faktorial, yaitu dengan tiga perlakuan dan lima kali ulangan. Dalam penelitian ini ada tiga parameter yang digunakan yaitu: Persentase Kerusakan Hasil (PKH), Kapasitas Efektif Mesin (KEM) dan Efisiensi Pengupasan (EP).
  • 12. 12 3.3.2 Jenis dan Sumber Data Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: data kuantitatif dan kualitatif, sumber data yang digunakan yaitu: data primer dan sekunder. 1. Data primer Data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh penulis. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan dari hasil pengupasan kulit ari kopi terhadap pengaruh lama penjemuran kopi. 2. Data sekunder Data yang diperoleh berupa dokumen dari kegiatan penelitian, literatur secara artikel yang relevan dengan objek penelitian. Misalnya buku- buku referensi, jurnal-jurnal umum dan internasional, literatur tambahan yang validitasnya dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis. 3.3.3 Teknik Pengumpulan Data Guna memperoleh data dan informasi menyangkut materi penulisan ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, yaitu pada pengaruh lama penjemuran terhadap efisiensi mesin pengupas kulit ari kopi. 2. Interview yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada pihak yang berhubungan lasung dengan objek yang
  • 13. 13 diteliti, sehingga data yang didapat betul-betul objekktif dan dapat dipertanggung jawabkan. 3. Kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku dan sumber ilmiah lain, seperti situs internet ataupun artikel teks dokumen yang berhubungan dengan penelitian. 3.3.4 Alat Analisis Alat analisis yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAk). Dengan pola non faktorial. Dengan model linier sebagai berikut: Rumus :  ij =  +Ki+ Pi (t) +  i (t) Dimana : I : 1,2 ...... n; dan t = 1,2,.........n  ij : Nilai pengamatan pada baris ke – i kolom ke-j yang terdapat perlakuan ke-t  : Nilai rata-rata umum Ki : Pengaruh kelompok ke-i P(t) : pengaruh perlakuan ke-t  i(t) : Pengaruh galat pada kelompok ke-i, yang memperoleh perlakuan ke- t
  • 14. 14 Tabel 2. Susunan penelitian pengaruh lama penjemuran terhadap efisiensi mesin pengupas kulit ari kopi. PERLAKUAN ULANGAN 1 2 3 4 5 P1PK2 P1PK20 P1PK21 P1PK22 P1PK23 P1PK24 P2PK3 P2PK30 P2PK31 P2PK32 P2PK33 P2PK34 P3PK4 P3PK40 P3PK41 P3PK42 P3PK43 P3PK44 Ket: Perlakuan yang diberikan sebagai berikut; P1PK2 = Lama waktu penjemuran 2 hari + 1 kilogram biji kopi P2PK3 = Lama waktu penjemuran 3 hari + 1 kilogram biji kopi P3PK4 = Lama waktu penjemuran 4 hari + 1 kilogram biji kopi 3.4 Parameter Penelitian 3.4.1 Persentase Kerusakan Bahan (PKB) Pengukuran persentase kerusakan hasil dapat ditentukan dengan membagi berat biji kopi yang rusak (hancur) dengan berat biji kopi sebelum di lakukan proses pengupasan kulit ari kopi di kali dengan 100%. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: % 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑢𝑠𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑥 100% ....................... (2) 3.4.2 Kapasitas Efektif Mesin (KEM) Pengukuran kapasitas efekktif mesin dilakukan dengan membagi berat biji kopi yang terkupas dengan waktu pengupasan kulit ari kopi dapat ditulis; 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑢𝑝𝑎𝑠 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑥 100% ...... (3)
  • 15. 15 3.4.3 Efisiensi Pengupasan Menurut Wiraatmadja (1995), efiisiensi pengupasan kulit ari kopi diperoleh dengan membagi kapasitas efektif mesin dengan kapasitas teoritis yang diperoleh dari mesin atau dapat dituliskan dengan rumus:  𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑥 100% ................................................................... (4) Dimana:  = Efisiensi pengupasan (%) Output = kapasitas Efektif Mesin (kg/jam) Input = Kapasitas Teoritis (kg/jam) => Input = n.j.  .1 kg/detik(s) Dimana: n = Rotasi Putar Permenit (rpm) dinamo listrik j = jumlah mata pisau pengupasan  = Massa jenis biji kopi s = waktu yang dibutuhkan pada saat pengupasan. 3.5 Tahapan Penelitian Adapun tahapan penelitian sebagai berikut: 1) Mempelajari ukuran biji kopi yaitu melakukan pengukuran biji kopi dengan mengunakan jangka sorong, pengukuran dilakukan pada beberapa biji kopi yang dilakukan secara acak. Hasil pengukuran yang didapat adalah tinggi biji kopi (T), dan diameter biji kopi.
  • 16. 16 2) Melakukan penjemuran biji kopi (pengeringan biji) yaitu dengan waktu yang telah ditetapkan, selama 2 hari, 3 hari dan 4 hari. 3) Analisis pengamatan parameter peneliitian yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap Persentase Kerusakan Bahan (PKB), Kapasitas Efektif Mesin (KEM) dan Efisiensi Pengupasan (EP).
  • 17. 17 3.6 Bagan Alir Penelitian