Dokumen tersebut membahas pentingnya budaya perusahaan dan etika bisnis dalam menjalankan bisnis, terutama ketika berhadapan dengan perbedaan budaya. Diberikan beberapa contoh kasus seperti kegagalan Disney di Prancis karena tidak memahami budaya setempat, dan pentingnya memperhatikan syariat Islam dalam bisnis makanan antarnegara.
1. ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
Dosen: Dr. Hj. Zunaidah, M. Si
KELOMPOK 1
Budi Nugroho (01012681318023)
Fenny Fathiyah (01012681318030)
Vira Silvia Nofri (01012681318037)
Ria Natalia Siswanti (01012681318002)
MM UNSRI ANG. 37 REGULER MALAM
2. Seberapa Penting Budaya Perusahaan?
Budaya organisasi didefinisikan sebagai pola asumsi-asumsi dasar yang ditemukan,
diciptakan, atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar
organisasi belajar mangatasi atau menanggulangi masalah-masalah yang timbul akibat
adaptasi eksternal dan integritas internal yang sudah berjalan cukup baik, sehingga perlu
diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah (Edgar J. Schein).
Budaya organisasi terdiri dari berbagai interaksi dari ciri-ciri kebiasaan yang
mempengaruhi sekelompok orang dalam lingkungannya (Geert Hofstede-penulis
budaya organisasi dari Belanda-, 1928).
Budaya organisasi secara singkat dapat didefinisikan sebagai serangkaian nilai atau
keyakinan yang menghasilkan pola perilaku tertentu secara kolektif dalam korporasi.
3. Pemahaman Budaya Organisasi
DALAM IMPLEMENTASI KONSEP BUDAYA
Budaya perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Sistem nilai dan keyakinan organisasi yang mewarnai perilaku pegawai dan kegiatan
organisasi.
2.Metode atau kebiasaan kerja yang telah membudaya (tertanam).
3.Suatu pola terpadu dari tingkah laku pegawai dalam perusahaan antara lain pemikiran,
tindakan, pembicaraan, ritual atau upacara dan benda-benda.
4. Pemahaman Budaya Organisasi
DALAM IMPLEMENTASI KONSEP BUDAYA
Hal-hal yang terkait dengan unsur budaya perusahaan :
1.Nilai (value)
Nilai budaya dapat berbentuk disiplin (taat bekerja dengan penuh kesadaran), kreatif
dan inovatif, kualitas dan produktivitas, kepuasan bersama, profesional, jiwa pelayanan
iklas, ramah, kerja sama, adaptif, menghargai waktu, dsb.
2. Norma
Seluruh peraturan yang diterbitkan harus dijiwai oleh nilai-nilai budaya perusahaan.
3. Wewenang (authority)
Kemampuan untuk mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
4. Imbal jasa atau penghargaan (reward)
Imbal jasa yang diberikan secara wajar dan adil, baik bersifat finansial maupun non-
finansial atau imbalan dalam bentuk penghargaan atas prestasi positif atau hukuman
atas prestasi negatif.
5. MANFAAT BUDAYA PERUSAHAAN
Manfaat budaya perusahaan (Robbins,1993) :
1.Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan
organisasi yang lain karena setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda,
sehingga perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan
yang ada di dalamnya.
2.Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi anggota.Adanya budaya yang
kuat, anggota organisasi akan merasa memiliki identitas yang merupakan ciri
khas organisasinya.
3.Mementingkan tujuan daripada mengutamakan kepentingan individu.
4.Menjaga stabilitas organisasi, komponen-komponen organisasi direkatkan
oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi internal
organisasi relatif stabil.
6. hUBUNGAN ETIKA DAN
BUDAYA PERUSAHAAN
Etika perusahaan menyangkut hubungan :
1.Perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya
dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat).
2.Etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawan.
3.Etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.
Faktor utama yang dapat menciptakan iklim etika dalam perusahaan :
1.Terciptanya budaya perusahaan secara baik.
2.Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya (trust-based-
organization).
3.Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai (employee relationship
management).
7. hUBUNGAN ETIKA DAN
BUDAYA PERUSAHAAN
Iklim etika dalam perusahaan dipengaruhi oleh adanya interaksi
beberapa faktor :
1.Faktor kepentingan diri sendiri
2.Keuntungan perusahaan
3.Pelaksanaan efisiensi
4.Kepentingan kelompok
8. PENGARUH ETIKATERHADAP
BUDAYA PERUSAHAAN
Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu kasatuan yang terintegrasi sehingga
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling melengkapi
dalam mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok, yang
kemudian menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya
perusahaan.
Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya
perusahaan, maka akan berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan dan
akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan kinerja
karyawan.
9. Terdapat pengaruh yang signifikan antara etika seseorang dari
tingkatan manajer terhadap tingkah laku etis dalam pengambilan
keputusan.
Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka
terhadap adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, sosial budaya, dan masyarakat dimana dia berada.
Budaya perusahaan memberikan sumbangan yang sangat berarti
terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika
mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.
PENGARUH ETIKATERHADAP
BUDAYA PERUSAHAAN
11. Case 1
KASUS PENERAPAN BUDAYA
PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS
Disney in France
Disney sebagai perusahaan yang mengembangkan konsep taman hiburan dalam bisnisnya telah
berhasil meraih keuntungan di Amerika Serikat dan Jepang. Langkah selanjutnya yang
dilakukan Disney adalah mencoba memasuki pasar Eropa, dalam hal ini Paris sebagai target
utamanya. Mengapa Paris yang dijadikan kota yang akan dibangun taman hiburan berikutnya?
Mengapa tidak memilih kota yang lain?
Disney berargumen bahwa Paris dipilih karena beberapa alasan, pertama sekitar 17 juta orang
Eropa tinggal kurang dari dua jam perjalanan menuju Paris, dan sekitar 310 juta dapat terbang
ke Paris pada waktu yang sama. Kedua, besarnya perhatian pemerintah kota Paris yang
menawarkan lebih dari satu milyar dollar dalam berbagai insentif, dan ekspektasi bahwa
proyek ini akan menciptakan 30000 lapangan pekerjaan.
NAMUN APA YANG TERJADI ?
12. Case 1
KASUS PENERAPAN BUDAYA
PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS
Disney in France
NAMUN APA YANG TERJADI ?
LANJUTAN…
Dalam pelaksanaannya, Disney menghadapi beberapa masalah antara lain berupa boikot acara pembukaan
oleh menteri kebudayaan Perancis dan kegagalan Disney untuk memperoleh target pengunjung yang datang
dan pendapatan yang diharapkan.
Mengapa ini terjadi ?
Hal ini disebabkan karena Disney kesalahan asumsi terhadap selera dan pilihan dari konsumen di Perancis. Ini
disebabkan karena perbedaan budaya. Disney menganggap pola budaya perusahaan yang telah berhasil
dijalankan di Amerika Serikat dan Jepang akan berhasil pula di Perancis, ternyata tidak. Contoh:
1.Kebijakan Disney untuk tidak menyediakan minuman alkohol di taman hiburan berakibat buruk karena di Paris sudah menjadi kebiasaan untuk
makan siang dengan segelas wine.
2.Asumsi bahwa hari Jumat akan lebih ramai dari hari Minggu, ternyata berkebalikan.
3.Disney tidak menyediakan sarapan pagi berupa bacon dan telur seperti yang dinginkan oleh konsumen, tapi malah menyediakan kopi dan
Croissant.
13. Case 1
KASUS PENERAPAN BUDAYA
PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS
Disney in France
NAMUN APA YANG TERJADI ?
LANJUTAN…
Begitu juga dengan model kerja tim yang diterapkan, Disney mencoba menerapkan model kerja tim yang serupa dilakukan di USA
dan Jepang, yang tidak dapat diterima oleh karyawan Disney di Paris. Juga kesalahan perkiraan Disney bahwa orang Eropa akan
menghabiskan waktu lama di taman, ternyata keliru.
KESIMPULAN
Kegagalan dan kesalahan pola budaya perusahaan yang dilakukan Disney di Paris, disebabkan oleh adanya kesalahan
penafsiran budaya. Disney beranggapan bahwa apa yang diterapkan dan sukses di USA dan Jepang akan sukses pula
di Perancis. Disney seharusnya mengadakan riset dahulu tentang bagaimana budaya orang Perancis agar pola budaya
perusahaan dapat disesuaikan dengan kultur setempat dan diterapkan di Perancis. Dan setelah Disney merubah
strateginya yaitu dengan merubah nama perusahaannya menjadi Disney Land Paris, merubah makanan dan pakaian
yang ditawarkan sesuai pola budaya setempat, harga tiket dipotong sepertiganya, terbukti jumlah pengunjung Disney
di Paris mengalami kenaikan.
15. Case 2 : ORDER DAGING SAPI
KASUS PENERAPAN BUDAYA
PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS
Seorang pelaku perusahaan dari Amerika mendapat order daging sapi dari pelaku usaha lain
asal Indonesia. Sebagaimana diketahui, sebagian besar warga Indonesia merupakan penganut
agama Islam. Jadi masalah daging sapi tidak hanya berhubungan dengan standar kesehatan, tapi
juga berkaitan dengan proses penyembelihan hewan ternak yang harus sesuai dengan syariah.
Padahal di Amerika sendiri, proses penyembelihannya tidak pernah memikirkan urusan
tersebut. Perbedaan budaya serta cara pandang seperti ini mengakibatkan order yang
sebenarnya sudah disetujui oleh kedua belah pihak bisa menjadi batal bahkan berujung pada
gugatan.
APA YANG HARUS DILAKUKAN ?
16. Case 2 : ORDER DAGING SAPI
KASUS PENERAPAN BUDAYA
PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS
APA YANG HARUS DILAKUKAN ?
LANJUTAN…
Untuk mengatasinya, sebelum perjanjian jual beli daging sapi tersebut dibuat seharusnya juga
dicantumkan bahwa pengusaha dari Amerika harus bisa mendatangkan daging sapi yang proses
penyembelihannya dilakukan sesuai dengan syariah Islam. Selain itu harus melibatkan lembaga
yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan sertifikat halal.
Saat ini kasus bisnis internasional seperti yang disebut di atas memang sudah jarang terjadi.
Tapi masih banyak sengketa lain yang sumber masalahnya berhubungan dengan budaya dan
adat yang berbeda di masing-masing negara.
18. Case 3 :
KASUS PENERAPAN BUDAYA
PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS
Nissan Motor Indonesia adalah sebuah PMA yang dimiliki oleh Nissan Motor Co. Ltd.
NISSAN WAY adalah budaya organisasi yang dimiliki oleh Nissan sebagai tolak ukur
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang diharapkan dari karyawan Nissan dalam
melakukan pekerjaan.
Mengapa perlu NISSAN WAY ?
Karena setiap karyawan mempunyai kepentingan dan pemikiran yang berbeda-beda. Hal
ini bisa menimbulkan konflik di dalam organisasi, sehingga akan berakibat melemahkan
organisasi itu. Dengan adanya NISSAN WAY diharapkan semua pemikiran akan
menjadi sama.
19. Case 3 :
KASUS PENERAPAN BUDAYA
PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS
LANJUTAN…
Di dalam NISSAN WAY terdapat yang disebut sebagai MINDSET dan ACTION.
Di dalam MINDSET terkandung 5 unsur : Cross-functional & Cross-cultural, Transparent, Leaner,
Frugal, dan Competitive.
Sedangkan di dalam ACTION terkandung 5 unsur : Motivate, Commit & Target, Perform, Measure, dan
Challenge.
Sehingga di dalam beraktifitas setiap karyawan harus berpedoman dan menerapkan
5 unsur MINDSET dan 5 unsur ACTION.