1. PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUP
KELOMPOK 6
M. Yoga PrawiraElok Salsabilla K.
Naufal RajabiNanda Amelia L.
Nesya WulandariRidwan Nur Fauzi
Sheila Rahma H.
X MIPA 1
SMAN 8 BANDUNG
2015-2016
4. I. Pengertian Lingkungan Hidup
• Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
• Menurut Peraturan Pemerintah RI No.18 tahun 1999, limbah adalah
sisa suatu usaha dan atau kegiatan .
• Menurut UU RI No.23 tahun 1997, pencemaran lingkungan hidup
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.
• Bahan penyebab pencemaran disebut polutan.
5. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
Zat yang menyebabkan pencemaran udara :
1. Karbon Monoksida (CO)
- sifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
- Sebagian besar, berasal dari gas buangan dari
pembakaran tidak sempurna bahan yang
mengandung karbon atau bahan bakar fosil
(minyak).
- Pada konsentrasi tinggi, gas CO sangat
mematikan bagi manusia.
I. Pencemaran
6. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
2. Nitrogen Oksida (NOx)
- Ada 2 macam : Nitrogen Monoksida (NO) dan
Nitrogen Dioksida (NO2)
- Sumber pencemaran Nox alat transportasi
(kendaraan bermotor), pembuangan sampah, dll.
- Gas NO , sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan
dapat teroksidasi oleh oksigen menjadi NO2.
menyebabkan iritasi mata dan gangguan sistem
saraf
- NO2 , sifat toksik, berbau menyengat, berwarna
cokelat kemerahan.
menyebabkan hujan asam
7. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
3. CFC dan Halon
- CFC tebentuk dari tiga jenis unsur, yaitu Cl, F, C .
- Halon memiliki unsur sama seperti CFC ditambah
Br.
- Gas CFC , sifat tidak berbau, tidak mudah
terbakar, dan tidak mudah bereaksi.
manfaat gas pendorong kaleng semprot (aerosol)
, pengembang busa polimer, pendingin dalam lemari
es, AC, dll.
- Gas CFC naik ke atmosfer merusak lapisan ozon
semakin tinggi intensitas paparan sinar UV
memicu terjadinya kanker kulit, kerusakan mata dan
mematikan spesies tumbuhan tetentu.
8. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
4. Ozon (O3)
• Terdapat di lapisan stratosfer dan troposfer.
• Ozon di stratosfer, Fungsi melindungi
bumi dari sinar UV yang masuk.
• Ozon di troposfer berbahaya bagi manusia
bila berada pada konsentrasi tinggi.
• Pencemaran gas ozon menimbulkan efek
pusing dan gangguan paru-paru.
9. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
5. Gas Rumah Kaca (H2O, CO2,
CH4, O3, dan NO)
- Atmosfer lapisan udara yang menyelimuti
bumi.
- Pada lapisan troposfer terdapat gas-gas rumah
kaca.
- Meningkatnya gas rumah kaca seperti CO2
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca
(greenhouse effect) dan pemanasan global (global
warming).
- Dampak pemanasan global perubahan iklim
bumi, es di kutub mencair.
10. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
6. Belerang Oksida (SOx)
- Berasal dari pembakaran bahan bakar fosil terutama batu
bara.
- Dapat berupa SO2 atau SO3.
- SO2 berbau menyengat dan tidak mudah terbakar.
Berasal dari asap pabrik dan kendaraan bermotor.
Membahayakan bagi penderita penyakit kronis dan
kejang saluran nafas.
- SO3 bersifat reaktif, di udara mudah bereaksi dengan
uap air membentuk asam sufat (H2SO4) yang
menyebabkan hujan asam dan korosi logam.
11. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
Pencemaran Air adalah
masuknya suatu zat , energi
maupun komponen lainnya baik
berupa makhluk hidup maupun
benda mati ke dalam air yang
menyebabkan penurunan
kualitas air sehingga air tidak
dapat berfungsi sebagai mana
mestinya.
12. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
3 Parameter :
1. Parameter fisik
Parameter fisik terdiri atas kandungan partikel padat,
zat padat terlarut, warna, bau, kekeruhan, suhu, dan pH
air. Air normal yang dapat dikonsumsi memiliki sifat
tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. pH air
yang normal adalah sekitar 6,5-7,5.
13. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
2. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi biochemical oxygen
demand(BOD ), chemical oxygen
demand (COD), dandissolved
oxygen (DO). biochemical oxygen demand adalah
ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan
oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan
organik di dalam air. chemical oxygen
demand merupakan ukuran kandungan oksigen yang
diperlukan agar bahan buangan di dalam air dapat
teroksidasi melalui reaksi kimia (biasanya digunakan
pada indikator limbah cair industri). dissolved
oxygen merupakan ukuran kandungan oksigen
terlarut dalam air. Kandungan zat atau senyawa
kimiawi, misalnya amonia bebas, nitrogen
organik, fosfat organik, fosfor anorganik, nitrit,
nitrat, sulfat, klorida, belerang, logam dan gas, juga
dapat dijadikan indikator pencemaran air.
14. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
3. Parameter biologi
Parameter biologi digunakan untuk
mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme
air yang dapat menjadi penyebab suatu
penyakit, contohnya Escherichia
colo, Salmonella typhosa, Vibrio cholerae,
dan Enramoeba histolytica.
15. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
Penyebab pencemaran air :
1. sumber langsung sungai,
saluran air, selokan, laut dan
danau.
2. sumber tidak langsung oleh
limbah industri maupun limbah
domestik
16. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
Pencemaran air disebabkan oleh
limbah dari berbagai kegiatan
manusia, antara lain :
• Limbah domestik
• Limbah Industri
• Limbah pertanian
• Limbah Pertambangan
17. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
• Dapat terjadi secara:
1. Langsung penggunaan insektisida,
fungisida, herbisida, DDT dan pupuk
kimiawi secara berlebihan.
2. Tidak Langsung melalui perantara
air dan udara, misalnya limbah
domestik, limbah industri, plastik,
kaca styrofoam, dan kaleng.
• Dampak negatif : mematikan
organisme di dalam tanah,
mengganggu porositas dan kesuburan
tanah.
18. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
Pencemaran suara
suara yang tidak
diinginkan,
mengganggu, dan
merusak pendengaran
manusia.
19. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
Pencemaran suara dibedakan menjadi
4 macam :
• Kebisingan impulsif, yaitu
kebisingan yang terjadi dalam
waktu singkat dan biasanya
mengejutkan. Contohnya adalah
suara ledakan mercon, suara
tembakan senjata, dan suara petir.
• Kebisingan impulsif kontinu,
yaitu kebisingan impulsif yang
terjadi secara terus-menerus akan
tetapi sepotong-potong. Contohnya:
kebisingan yang datangnya dari
suara palu yang dipukulkan.
20. Pencemaran Udara
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Suara
I. Pencemaran
• Kebisingan semikontinu, yaitu kebisingan
kontinu yang cuma berlangsung sekejap, kemudian
hilang dan muncul lagi. Contohnya adalah suara
lalu-lalang kendaraan bermotor di jalanan dan
suara pesawat terbang yang sedang melinta.
• Kebisingan kontinu, yaitu kebisingan yang
datang secara terus-menerus dalam waktu yang
cukup lama. Contohnya suara mesin pabrik.
Kebisingan kontinu, terutama yang berintensitas
tinggi, sering menjadi penyebab rusaknya
pendengaran.
• Kebisingan adalah suara dengan frekuensi di atas
80 dB.
• Kebisingan menyebabkan gangguan psikologis
dan gangguan fisiologis
Back
21. II. Akumulasi Bahan Pencemar
dalam Rantai Makanan
Bahan pencemar yang sulit atau tidak
dapat terurai di lingkungan dapat masuk ke
dalam tubuh organisme dan berpindah dari
satu organisme ke organisme lain melalui
rantai makanan atau jaring-jaring makanan.
Contohnya bahan pencemar DDT
(diklorodifeniltnikloroetana) yang digunakan
oleh petani sebagai insektisida. DDT sulit
terurai, maka residunya tetap berada di air
atau tanah, yang kemudian terserap oleh
ganggang atau tumbuh tumbuhan. DDT juga
tidak dapat terurai oleh reaksi di dalam tubuh
makhluk hidup.
22. Bila ganggang atau tumbuhan tersebut dimakan oleh
herbivor, maka DDT akan berpindah ke tubuh herbivor,
karnivor, dan seterusnya hingga ke konsumen pada
tingkat trofik tertinggi. Pada setiap tingkatan trofik akan
terjadi peningkatan akumulasi DDT. Akumulasi
terbanyak terdapat pada tingkatan trofik paling tinggi.
Proses peningkatan akumulasi bahan pencemar pada
tingkatan trofik melalui rantai makanan
disebut biomagnifikasi. Akumulasi DDT di dalam tubuh
organisme dapat menyebabkan terjadinya gangguan
fisiologi tubuh dan mutasi genetik (gen atau
kromosom).
Konsentrasi bahan pencemar dinyatakan dalam
satuan ppm (part per million) yaitu perbandingan
bagian dalam satu juta bagian yang lain. Sebagai
contoh, bila konsentrasi DDT di dalam tubuh ikan besar
2 ppm, berarti terdapat 2 mg DDT dalam 1 kg massa
tubuh ikan besar.
Back
25. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
SISTEMPENANGANANLIMBAHCAIRDOMESTIK
Limbah cair ada yang berbahaya, dan ada juga yang tidak. Pada
bagian ini akan membahas tentang limbah cair berbahaya, yaitu
dengan cara....
26. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
SISTEM PENANGANAN LIMBAH CAIR
DOMESTIK
a. Cubluk, berupa lubang berdinding yang tidak kedap
air di bagian atasnya dan dilengkapi dengan tutup.
Limbah dari WC atau jamban langsung dialirkan ke
dalam cubluk. Bila cubluk sudah penuh, limbah harus
dialirkan ke cubluk lain. Cubluk sebaiknya dibuat dengan
jarak tidak kurang dari 15 m dari galian sumur agar
limbah yang berasal dari cubluk tidak mencemari sumur
tersebut.
b. Tangki septik konvensional, berupa bak yang kedap
air, dilengkapi dengan pipa ventilasi dan lubang kontrol.
Limbah cair disimpan paling sedikitnya satu hari di
dalam tangki septik, baru kemudian dialirkan ke sumur
resapan.
27. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
SISTEM PENANGANAN LIMBAH CAIR
DOMESTIK
c. Tangki septik biofilter (up-flow filter). Tangki septik
biofilter terdiri atas beberapa bagian yaitu : bak
pengendap, ruangan yang berisi media filter (batu
pecah, batu apung, ijuk, dan kerikil), dan ruang resapan
(kerikil, pasir, dan ijuk). Bak pengendap ini berfungsi
untuk mengendapkan partikel padatan menjadi lumpur
tinja.
d. Instalasi pengolahan limbah cair domestik (IPLCD)
Instalasi pengolahan limbah cair domestik atau IPLCD
biasanya dibangun untuk perkantoran, hotel, restoran,
dan rumah sakit. Pengolahan limbah cair ini meliputi
tiga proses, yaitu proses fisik, proses kimiawi,
dan proses biologis.
28. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
Pengolahannya meliputi beberapa tahapan dengan urutan
sebagai berikut.
1. Pengolahan pendahuluan (penyaringan), yaitu menyaring
benda-benda kasar yang terbawa dalam limbah cair, dan
mencampur limbah dalam bak ekualisasi.
2. Pengolahan pertama (pengendapan), yaitu dengan cara
mengendapkan pasir dan partikel padatan lainnya.
3. Pengolahan kedua (proses biologis), yaitu dengan cara
mengurangi bahan organik secara biokimiawi,
pengendapan partikel padatan kedua, dan membunuh
kuman penyakit (disinfeksi).
4. Pengolahan lumpur, yaitu dengan cara mengumpulkan
lumpur dan mengurangi kadar air (pemekatan lumpur),
menstabilkan, dan mengeringkannya.
29. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
SISTEM PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI
•Penanganan sistem setempat. Industri membuat
instalasi pengolahan limbahnya sendiri. Limbah yang
dihasilkannya diupayakan sesedikit mungkin dan
dapat dimanfaatkan kembali.
•Penanganan sistem terpusat. Sistem ini biasanya
dikembangkan di daerah kawasan industri yang
menghasilkan beragam jenis limbah yang berbeda.
31. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
CARA MEMINIMALISASI LIMBAH PADAT
1. DIBAKAR
Untuk limbah padat yang berupa kertas, daun kering, dll bisa
dikurangi jumlahnya
dengan cara membakar limbah padat tersebut.
2. DIJUAL
Tukang rongsok biasanya selalu keliling mencari aneka jenis
limbah atau sampah padat. Kita jual saja limbah padat yang
kita punya. Selain menghasilkan uang jumlah limbah padat kita
juga berkurang.
3. DIBUANG
Bila limbah padat kita tidak bisa dibakar ataupun tidak bisa
dijual, maka kita bisa membuang limbah padat tersebut. Yang
perlu diingat, buanglah limbah padat pada tempatnya. Jangan
pernah membuang limbah padat di sungai, selokan, dll
32. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
CARA MEMINIMALISASI LIMBAH PADAT
4. DIDAUR ULANG
Plastik dan kertas adalah contoh limbah padat yang
bisa didaur ulang. Daur ulang limbah padat mmenjadi
beberapa produk yang memiliki nilai ekonomis
5. DIHANCURKAN
Menghancurkan limbah padat adalah salah satu cara penanganan
limbah padat yang tidak memiliki nilai ekonomis. Namun cara ini bisa
dipilih dengan beberapa pertimbangan tertentu
6. DITUMPUK DI AREAL TERTENTU
Untuk limbah padat seperti sisa - sisa proses pembangunan bisa
ditangani dengan cra menumpuk limbah padat tersebut di suatu area
tertentu
7. PENGOMPOSAN
Ini merupakan cara penanganan limbah padat yang paling umum
dipakai masyarakat dalam mengurangi jumlah limbah padat di sekitar
kita
33. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
CARA MEMINIMALISASI LIMBAH PADAT
8. PENYUSUTAN UKURAN LIMBAH PADAT
Mengecilkan ukuran limbah padat merupakan cara yang cukup
efektif dalam menangani limbah padat. Contoh yang bisa
dilakukan adalah seperti: memotong - motong kertas menjadi
ukuran yang lebih kecil. Melipat kardus ukuran menjadi lebih
kecil, dll
9. PENGELOMPOKAN
Penanganan limbah padat dengan metode pengelompokan
diakuan dengan cara mengelompokkan limbah berdasarkn
jenis, berat, serta ukuran
10. PENCAIRAN
Untuk beberapa jenis limbah padat tertentu, kita bisa
melakukan penanganan denaan cara mencairkan limbah padat
tertent sehingga memudahan kita untuk membuang atau
melakukan tahap proses penanganan selanjutnya
34. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
CARA MEMINIMALISASI LIMBAH PADAT
1. DIBAKAR
Untuk limbah padat yang berupa kertas, daun kering, dll bisa
dikurangi jumlahnya
dengan cara membakar limbah padat tersebut.
2. DIJUAL
Tukang rongsok biasanya selalu keliling mencari aneka jenis
limbah atau sampah padat. Kita jual saja limbah padat yang
kita punya. Selain menghasilkan uang jumlah limbah padat kita
juga berkurang.
3. DIBUANG
Bila limbah padat kita tidak bisa dibakar ataupun tidak bisa
dijual, maka kita bisa membuang limbah padat tersebut. Yang
perlu diingat, buanglah limbah padat pada tempatnya. Jangan
pernah membuang limbah padat di sungai, selokan, dll
35. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
CARA PENANGANAN LIMBAH PADAT
1. Penimbunan
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum
dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open
dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode
penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan
ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada
suatu lahan, biasanya di lokasi tempat pembuangan
akhir (TPA). Pada metode sanitary landfill, sampah
ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung
dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan
limbah ke tanah.
36. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
CARA PENANGANAN LIMBAH PADAT
2. Inseinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/Iimbah padat
menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan
dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang
sangat banyak (bisa mencapai 90 %).
3. Pembuatan Kompos
Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan
menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan,
sementara mikroba yang ada dalam kompos dapat
membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan
tanaman.
.
37. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
CARA PENANGANAN LIMBAH PADAT
4. Penghancuran
sampah yang terkumpul dihanurkan dengan aat sehingga
menjadi potongan-potongan kecil, kemudian dipakai untuk
menimbun tanah yang rendah
5. Pemanfaatan bagi makanan ternak
Sisa sayuran, ampas tapioka, dan ampas tahu dapat
dimanfaatkan sebagai makanan ternak.
38. Umumnya limbah gas berasal
dari kendaraan bermotor dan
industri. Dapat berupa gas,
embun, uap, kabut, awan, debu,
haze (yg tersuspensi dalam
air) dan asap.
Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
39. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
Penanganan Limbah dapat
dilakukan dengan…
• Mengontrol Emisi gas buang
• Filter udara
• Pengendap siklon
• Filter basah
• Pengendap sistem gravitasi
• Pengendap elektrostatik
Paling utama
Ingat bahwa di udara juga
terkandung timbal yang
sekarang sudah tidak bisa
dihindari lagi, tapi ini
mungkin bisa ngebantu…
40. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
Mengontrol Emisi Gas Buang
1. Adsorpsi
2. Insinerasi
3. Kondensasi
4. Absorpsi
5. Reaksi Kimia
Melekatnya molekul atau ion
pada permukaan zat padat.
Untuk zat karbon monoksida &
dioksida, nitrogen oksida, &
ammonia.
Pembakaran untuk
menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat
dalam polutan dengan
menggunakan proses oksida
panas.
Larutnya hidrokarbon
karena mengalami reaksi
dengan cairan pengisap.
44. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
4. Pengendap Sistem Gravitasi
Hanya digunakan pada kotoran udara yang
partikelnya besar. Dengan cara
mengalirkan udara kotor ke dalam alat
dibuat sedimikian rupa sehingga terjadi
speed drop saat perubahan kecepatan
secara tiba tiba dan partikel jatuh dan
terkumpul akibat gaya beratnya sendiri.
46. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
Bahan yang sifat, konsentrasi,
atau jumlahnya, baik secara
langsung ataupun secara tidak
langsung dapat mencemari
lingkungan. Bisa bersifat mudah
meledak, mudah terbakar,
reaktif dan korosif, beracun,
dan menyebabkan infeksi.
52. Penanganan
Limbah Cair
Penanganan
Limbah Padat
Penanganan
Limbah Gas
Penanganan
Limbah B3
III. PENANGANAN LIMBAH
Menyimpan limbah B3
*cara ini dilakukan bila tidak ada
jalan lain
*paling lama 90 hari dgn volum
<50kg per hari
*penyimpanan harus memiliki izin
dari Bapedal (Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan)