New models for leadership (konsep-konsep kepemimpinan masa kini)
1. LOGO
New Models for Leadership
(Konsep-konsep
kepemimpinan masa kini)
Dina Haya Sufya
2. Contents
Describe the various leader, follower,
cultural, and situational characteristics
1
Explain the positive and negative
impacts of charismatic leadership on
organizations.
2
Distinguish between transactional and
transformational leadership
3
Understand the key role of contingent
rewards and the impact of management
by exception
4
3. Contents
Present the elements of transformational
leadership and their impact on followers and
organizations
5
Describe the elements of value-based
and spiritual leadership
6
Identify the components of authentic leadership
and the impact of this leadership on followers and
organizations
7
4. A Brief History of Neo-charismatic
Leadership
Max Weber introduced the concept of
charisma in the early 1920s and social
historian James McGregor Burns
reintroduced and refined the theory
(1978) launching empirical-based
investigation. Since then, researchers
developed the concept of charisma for
application to organizational contexts
and proposed models of leadership that
focus on vision and large-scale change
in organizations.
5. Charismatic Leadership: A Relationship
Between Leaders and Followers
Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang
memiliki efek emosional yang mendalam
pada para pengikut mereka. Pengikutnya
melihat pemimpin tidak hanya sebagai bos
tetapi sebagai panutan dan pahlawan yang
lebih besar daripada kehidupan
7. Karakteristik Pemimpin Karismatik
Mempunyai tingkat kepercayaan diri yang
tinggi
Mempunyai pendirian yang kuat pada ide
Berenergi dan antusiasme
Ekspresif dan mempunyai keterampilan
komunikasi yang baik
Membangun citra yang baik dan role
modeling
8. Karakteristik Pengikut/Bawahan
pada Kepemimpinan Karismatik
Rasa hormat dan penghargaan yang tinggi
kepada pemimpin
Kesetiaan dan ketaatan kepada pemimpin
Kecintaan kepada pemimpin
Pengharapan kinerja tinggi
Kepatuhan dan ketaatannya tidak
diragukan lagi
9. Element Charismatic Situations
Sense of real or imminent crisis
Menganggap perlunya perubahan
Kesempatan untuk menyampaikan
tujuan ideologi
Availability of dramatic symbols
Kesempatan untuk menjelaskan
kepada pengikutnya peran dalam
menanggulangi krisis
10. Cross-Cultural Attributes of
Leadership
Universally Positive Universally Negative Culturally Contingent
• Pemberi harapan,
positif dan
motivasional
• Mempunyai tujuan
dan merencanakan
dan mampu membuat
keputusan
• Dinamis/bersemangat
• Mempunyai integritas
dan dapat dipercaya
• Membangun tim
• Cerdas
• Communicator
• Win-win problem
solver
• Penyendiri
• Tidak kooperatif
• Kejam dan angkuh
• Tidak tegas (non-
explicit)
• Suka marah-marah
• Mengambil resiko
• Antusiasme,
semangat yang tinggi
• Bagaimana visi
berjalan
• Bagaimana pemimpin
terlihat sama atau
sederajat
11. The Dark Side of Charisma
The major difference between ethical
and unethical charismatic leaders is
the unethical leaders’ focus on
personal goals rather than
organizational goals. Unethical
leaders use their gift and special
relationship with followers to advance
their personal vision and to exploit
followers
13. Transactional Leadership
Didasarkan pada konsep pertukaran antara
pemimpin dan bawahan
The leader provides followers with resources and
rewards in exchange for motivation, productivity,
and effective task accomplishment
Pertukaran dan konsep pemberian contingent
rewards berada pada motivasi, kepemimpinan, dan
teori manajemen dan praktek.
Menurut Burns, pada kepemimpinan transaksional,
hubungan antara pemimpin dan bawahan
didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar-
menawar antarkeduanya.
Dua gaya kepemimpinan transaksional: contingent
reward and Management by Exception (MBE)
14. Contingent reward
Contingent reward dapat berupa
penghargaan dari pimpinan karena
tugas telah dilaksanakan, yaitu berupa
bonus atau bertambahnya penghasilan
atau fasilitas. Hal ini dimaksudkan untuk
memberi penghargaan maupun pujian
kepada bawahan atas upaya-
upayanya.
15. Management by Exception
Menekankan fungsi manajemen sebagai kontrol.
Pimpinan hanya melihat dan mengevaluasi
apakah terjadi kesalahan untuk diadakan
koreksi.
Pimpinan memberikan intervensi pada bawahan
apabila standar tidak dipenuhi oleh bawahan.
Pimpinan mendelegasikan tanggung jawab
kepada bawahan dan menindaklanjuti dengan
memberikan pujian untuk membesarkan hati
bawahan dan juga dengan memberikan hadiah
apabila laporan yang dibuat bawahan
memenuhi standar
16. Transformational Leadership
Menurut Burns (Yukl, 1994), kepemimpinan
transformasional sebagai sebuah proses yang
padanya para pemimpin dan pengikut
menaikkan diri ke tingkat moralitas dan
motivasi yang lebih tinggi
Pemimpin transformasional merupakan
pemimpin yang kharismatik dan mempunyai
peran sentral serta strategis dalam membawa
organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin
transformasional juga harus mempunyai
kemampuan untuk visi masa depan dengan
bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan
bawahannya pada tingkat yang lebih tinggi
daripada apa yang mereka butuhkan
18. Charisma and Inspiration
Charisma: pemimpin harus memiliki nilai-nilai yang
dipegang teguh dan diaktualisasikan pada setiap
tindakannya sehingga pemimpin dapat menjadi role
model bagi bawahannya. Pemimpin harus dapat
menghindari penggunaan kekuasaan untuk kepentingan
pribadi. Dengan demikian, ia benar-benar dikagumi,
dihormati, dan dipercaya oleh bawahannya. Kepercayaan
menjadi modal berharga bagi pemimpin dalam teori
kepemimpinan transformasional yang terbangun atas
fondasi moral dan etika
Inspiration: pemimpin harus dapat memotivasi dan
menginspirasi kolega maupun bawahan dengan
memberikan arti dan tantangan yang lebih besar terhadap
pekerjaan para kolega dan bawahannya.
19. Intellectual Stimulation
Pemimpin mampu memotivasi bawahannya
untuk menyelesaikan masalah dengan
menantang mereka secara intelektual dan
mendorong mereka sampai pada cara
pemecahan masalah.
Pemimpin harus dapat mendorong bawahan
untuk mencoba pendekatan-pendekatan
baru dalam memecahkan permasalahan
pekerjaan, antara lain pada saat mengajukan
asumsi-asumsi, memetakan permasalahan
dan memilih strategi pemecahan masalah.
20. Individual Consideration
Pemimpin memperhatikan masing-masing bawahannya.
Perhatian atau pertimbangan terhadap perbedaan
individual implikasinya adalah memelihara kontak
langsung face to face dan komunikasi terbuka dengan
para pegawai.
Perhatian secara individual tersebut dapat menjadi
identifikasi awal terhadap para bawahan, terutama
bawahan yang mempunyai potensi untuk menjadi
seorang pemimpin.
Adapun monitoring merupakan bentuk perhatian
individual yang ditunjukkan melalui tindakan konsultasi,
nasihat, dan tuntutan yang diberikan oleh senior kepada
junior yang belum berpengalaman apabila
dibandingkan dengan seniornya
21. Transformational Leadership Factors
Charisma and
Inspiration
Overcome
resistence to
change
Intellectual
Stimulation
New ideas and
empowerment
Individual
Consideration
Motivate and
encourage
Transformational Leadership
22. Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan Transformasional
• Pemimpin menyadari hubungan antara
usaha dan imbalan
• Kepemimpinan adalah responsif dan
orientasi dasarnya adalah berurusan
dengan masalah sekarang.
• Pemimpin mengandalkan bentuk-bentuk
standar bujukan, hadiah, hukuman dan
sanksi untuk mengontrol pengikut
• Pemimpin memotivasi pengikutnya
dengan menetapkan tujuan dan
menjanjikan imbalan bagi kinerja yang
dikehendaki
• Kepemimpinan tergantung pada kekuatan
pemimpin memperkuat bawahan untuk
berhasil tawar-menawar
• Pemimpin membangkitkan emosi pengikut
dan memotivasi mereka bertindak di luar
kerangka dari apa yang digambarkan
sebagai hubungan pertukaran
• Kepemimpinan adalah bentuk proaktif dan
harapan-harapan baru pengikut
• Pemimpin dapat dibedakan oleh kapasitas
mereka mengilhami dan memberikan
pertimbangan individual (bentuk
perhatian, dukungan, dan pengembangan
bagi pengikut), stimulasi intelektual
(upaya pemimpin untuk meningkatkan
kesadaran terhadap permasalahan
organisasional dengan sudut pandang
yang baru) dan pengaruh ideal
(membangkitkan emosi dan identifikasi
yang kuat terhadap visi organisasi) untuk
pengikut
• Pemimpin menciptakan kesempatan
belajar bagi pengikut mereka dan
merangsang pengikutnya untuk
memecahkan masalah
• Pemimpin memiliki visi yang baik, retoris
dan keterampilan manajemen untuk
mengembangkan ikatan emosional yang
kuat dengan pengikutnya
23. Spiritual and Value-Based
Leadership
Berfokus pada bagaimana para pemimpin dan
pengikut memanfaatkan nilai-nilai dasar mereka
untuk mengubah organisasi dengan menciptakan
visi yang didasarkan pada nilai-nilai yang
dipegang teguh berkaitan dengan membuat
perbedaan, dan menerapkan budaya peduli dan
altruistik yang mendukung visi tersebut.
Value-based dan kepemimpinan spiritual
mengembangkan hubungan mereka dengan
pengikut berdasarkan nilai-nilai yang mereka
berbagi.
Nilai2 tersebut adalah etika dan nilai-nilai
spiritual, seperti cinta, harapan, kerendahan hati,
dan iman
24. Authentic Leadership
Pemimpin otentik adalah orang-orang
yang tahu diri mereka dengan baik dan
tetap setia pada nilai-nilai dan
keyakinan mereka. Mereka memiliki
nilai-nilai yang kuat dan rasa tujuan
yang memandu keputusan dan
tindakan mereka.