2. Pengerti
an Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau
akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau
anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya Mis:Sumbatan Jalan
Napas atau distress nafas, Luka Tusuk dada/perut
dengan shock dan sesak, Hipotensi / Shock
B. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat, misalnya Combutsio Tk.
II / III antar 20- 25%, Patah Tulang Panjang tanpa syok
3. C. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-
tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa dan
anggota badannya, misanya luka sayat
dangkal.
D. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus
Dekubitus, TBC kulit, dan sebagainya.
4. E. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai
faktor yang datangnya mendadak, tidak
dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik.
mental, sosial)
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan
menurut:
1.Tempat kejadian
a. kecelakaan lalu lintas,
b. kecelakaan di lingkungan rumah tangga
c. kecelakaan di lingkungan pekerjaan d.kecelakaan di
sekolah
e. kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya:
tepat rekreasi, perbelanjaan, di arena olah raga. dan
lain-lain.
5. 2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik
oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun
listrik atau radiasi.
3.Waktu kejadian:
a. waktu perjalanan (traveling/trasport
time)
b. waktu bekerja, waktu sekolah, waktu
bermain dan lain- lain
7. G. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peritiwa yang
disebabkan oleh alam dan atau manusia
yang mengakibatkan korban dan
penderitaan manusia. kerugian harta
benda, kerusakan Iingkungan, kerusakan
sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata
kehidupan dan penghidupan masyarakat
dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan. dan bantuan.
8. PENANGGULANGAN PENDERITA
GAWAT DARURAT (PPGD)
Tujuan
1. Mencegah kematian dan cacat (to save life
and limb) pada penderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi
kembali dalam masyarakat sebagaimana
mestinya.
2. Merujuk penderita gawat darurat melalui
sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
9. Prinsip Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat
Penanganan Cepat dan Tepat
Pertolongan diberikan oleh siapa saja yg
menemukan pasien tersebut (Awam,
Perawat, Dokter)
Tindakan Meliputi:
a. Non Medis: Cara meminta pertolongan,
transportasi, menyiapkan alat
b. Medis: Kemampuan pengetahuan dan
keterampilan (BLS, ALS)
10. Kematian dapat terjadi bila seseorang
mengalami kerusakan atau kegagalan dan
salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu:
1. Susunan saraf pusat
2. Pernapasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
11. Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut
dapat disebabkan oleh:
1.Trauma/cedera
2. Infeksi
3. Keracunan
4. Degenerasi
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam
jumlah besar (excessive loss of wafer and
electrolit)
12. Kegagalan sistem susunan saraf
pusat, kardiovskuler, pernapasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat (4-6
menit). sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat
menyebabkan kematian dalam waktu
yang lebih lama.
13. Keberhasilan Penanggulangan Pendenta Gawat
Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan
cacat ditentukan oleh:
1. Kecepatan menemukan penderita gadar
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan:
a. ditempat kejadian
b. dalam perjalanan ke Rumah Sakit
c. pertolongan selanjutnya secara mantap di
Puskesmas atau rumah sakit
14. Cakupan pelayanan kesehatan yang
perlu dikembangkan meliputi:
1. Penanggulangan penderita di tempat kejadian
2. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat
kejadian kesarana kesehatan yang lebih memadai.
3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk
menunjang kegiatan penanggulangan penderita gawat
darurat.
4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga
ahli
5. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di
tempat rujukan (Unit Gawat Darurat dan ICU).
6. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.
16. 1. Fase Pra Rumah Sakit
(Luar R.S.)
Upaya Peningkatan Pengetahuan dan
Keterampilan Orang Awam dan Petugas
Kesehatan (Subsistem Ketenagaan).
Pada umumnya yang pertama menemukan
penderita gawat darurat di tempat musibah adalah
masyarakat yang dikenal dengan istilah orang
awam. Oleh karena itu, sangatlah bermanfaat
sekali bila orang awam diberi dan dilatih
pengetahuan dan keterampilan dalam
penanggulangan penderita gawat darurat.
17. Klasifikasi orang awam:
Ditinjau dan segi peranan dalam masyaakat
orang awam dibagi 2 (dua) golongan.
a) Golongan awam biasa antara lain:
(1) guru-guru
(2) pelajar
(3) pengemudian kendaraan bermotor
(4) ibu-ibu rumah tangga
(5) petugas hotel, restoran dan lain-lain.
18. b) Golongan awam khusus antara lain:
(1) anggota polisi
(2) petugas Dinas Pemadam Kebakaran
(3) satpam/hansip
(4) petugas DLLAJR
(5) petugas SAR (Search and Rescue)
(6) anggota pramuka (PMR)
19. Kemampuan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat (Basic Life
Support) yang harus dimiliki oleh
orang awam
(1) cara meminta pertolongan
(2) resusitasi kardiopulmuno sederhana
(3) cara menghentikan perdarahan
(4) cara memasang balut/bidai
(5) cara transportasi penderita gadar.
20. Anak-anak lebih mudah menerima
pelajaran penanggulangan penderita
gawat darurat, terutama kalau
dimasukkan dalam kurikulum
pendidikan.
Anak menjadi dewasa dan pengetahuan
ini akan tetap dimiliki.
21. Kemampuan yang harus dimiliki
oleh orang awam khusus antara
lain:
(1) Kemampuan penanggulangan pendenta
gawat darurat seperti orang awam (Basic
Life Support) ditambah.
(2) Kemampuan menanggulangai keadaan
gawat darurat sesuai bidang pekerjaannya.
22. Tenaga perawat
Kemampuan PPGD yang harus dimiliki tenaga
perawat:
Untuk sistem pernapasan
(1) mengenal adanya sumbatan jalan napas
(2) membebaskan jalan napas .(orapharyngeal air way)
sampai dengan intubasi endotracheal
(3) memberikan napas buatan
(4) melakukan resusitasi kardiopulmuner (RJP) dgn
didahului penilaian ABC
23. Untuk sistim sirkulasi (jantung)
(1) mengenal aritmia jantung, dan infark
jantung
(2) memberi pertolongan pertama pada
henti jantung
(3) membuat rekaman jantung (EKG)
(4) Mengenal syok dan memberikan
pertolongan pertama
24. Untuk sistim vaskuler
(1) menghentikan perdarahan
(2) memasang infus/transfusi
(3) merawat infus dan CVP
25. Untuk sistim saraf
(1) mengenal koma dan memberi
pertolongan pertama
(2) memberikan pertolongan pertama pada
trauma kepala dan Trauma Spinalis
(3) mengenal stroke dan memberi
pertolongan pertama
26. Untuk Sistem Pencernaan
1) Pertolongan Pertama pada
Trauma Abdomen dan
Pengenalan Tanda perdarahan
intraabdomen
2) Persiapan Operasi Segera (cito)
3) Kumbah Lambung pada pasien
keracunan
27. Untuk sistem Perkemihan
Pertolongan pertama pada payah
ginjal akut
Mampu melakukan pemasangan
kateter
28. Untuk Sistem Integumen
dan Toksikologi
Pertolongan pertama pada luka bakar
Pertolongan pertama pada gigitan binatang
memberikan pertolongan pada
penyalahgunaan obat
Memberikan pertolongan pada keracunan
29. Untuk Sistem Endokrin
Pertolongan pertama pada
pasien hipo/hiperglikemia
Pertolongan pertama pada
krisis tyroid
31. Untuk Sistem Penginderaan
Pertolongan pertama pada
pasien trauma mata atau telinga
Melakukan irigasi telinga dan
mata
32. Pada Anak
Pertolongan Pertama pada anak dengan
kejang
Pertolongan pertama anak dengan asthma
Pertolongan pertama anak dengan diare
atau konstipasi
34. Pelayanan Gawat Darurat
di Puskesmas
Puskesmas dalam wilayah kerja tertentu harus buka 24 jam
dan mampu dalam hal:
1) Melakukan resusitasi dan life support‟
2) Melakukan rujukan penderita-penderita gawat darurat
sesuai dengan kemampuan
3) Menampung dan menanggulangi korban bencana
4) Melakukan komunikasi dengan pusat komunikasi dan
rumah sakit rujukan.
5) Menanggulangi „false emergency‟ baik medikal dan
surgikal (bedah minor)
35. Puskesmas harus dilengkapi dengan:
1) Laboratorium untuk menunjang diagnostik
Seperti: Hb, Ht, leukosit, urine dan gula
darah.
2) Tenaga: 1 dokter umum dan 2-3 orang
perawat yang sudah mendapat pendidikan
tertentu dalam PPGD
36. Unit/Instalasi Gawat Darurat
adalah unit pelayanan pertama
pada pasien dgn ancaman kematian
dan kecacatan secara terpadu dgn
melibatkan berbagai disiplin ilmu
Unit / Instalasi
Gawat Darurat
37. Unit / Instalasi
Gawat Darurat
Kriteria:
1. Unit Gawat Darurat harus buka 24 jam
2. Gawat Darurat juga harus melayani penderita-penderita
“false emergency” tetapi tidak boleh
menganggu/mengurangi mutu pelayanan penderita-
penderita Gawat Darurat
3. Gawat Darurat sebaiknya hanya melakukan primary
care”. Sedangkan “definitive care” dilakukan ditempat
lain
4. Gawat Darurat harus meningkatkan mutu personalia
maupun masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan
penderita gawat darurat (PPGD).
5. Gawat Darurat harus melakukan riset guna meningkatkan
mutu/kwalitas pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya
38. Tugas dan Fungsi UGD
Memberikan pelayanan kesehatan pasien
gawat darurat selama 24 Jam scr terus
menerus dan berkesinambungan:
1. Mengelola pelayananan Gadar
2. Melakukan pelaynanan siaga bencana
3. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
gadar
4. Mengelola fasilitas, peralatan dan obat-
obatan life saving
39. Lanjutan...
5. Mengelola tenaga medis, keperawatan dan non
medis
6. Mengelola administrasi dan keuangan UGD
7. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
gadar
8. Melakukan koordinasi dgn unit/RS lain
41. Unit Gawat Darurat Kelas IV
Dokter Suspesialis On Call
Dokter Spesialis On Site 24 Jam
Dokter Umum On site 24 Jam dgn kualifikasi
GELS (General Emergency Life Support) mampu
melakukan resusitasi dan stabilisasi pasien
Perawat sesuai Rasio dgn kualifikasi PPGD
Memiliki alat transportasi 24 Jam dan komunikasi
utk rujukan
42. Dokter spesialis 4 besar (Dalam, Bedah , Anak,
Kebidanan) On Site 24 Jam.
Dokter Umum On site 24 Jam dgn kualifikasi
GELS (General Emergency Life Support) mampu
melakukan resusitasi dan stabilisasi pasien
Perawat sesuai Rasio dgn kualifikasi PPGD
Memiliki alat transportasi 24 Jam dan komunikasi
utk rujukan
Unit Gawat Darurat Kelas III
43. Dokter spesialis 4 besar (Dalam, Bedah , Anak,
Kebidanan) On Call 24 Jam.
Dokter Umum On site 24 Jam dgn kualifikasi
GELS (General Emergency Life Support) mampu
melakukan resusitasi dan stabilisasi pasien
Perawat sesuai Rasio dgn kualifikasi PPGD
Memiliki alat transportasi 24 Jam dan komunikasi
utk rujukan
Unit Gawat Darurat Kelas II
44. Dokter Umum On site 24 Jam dgn
kualifikasi GELS (General Emergency Life
Support) mampu melakukan resusitasi dan
stabilisasi pasien
Perawat sesuai Rasio dgn kualifikasi PPGD
Memiliki alat transportasi 24 Jam dan
komunikasi utk rujukan
Unit Gawat Darurat Kelas I
45. Berhasil atau Gagalnya suatu
IGD/UGD tergantung pada:
1. Keadaan penderita waktu tiba di IGD
2. Kedaan Gedung IGD sebaiknya dirancang
sedemikian rupa shg
a. Masyarakat mudah mencapainya
b. Kegiatan mudah dikontrol
c. Jarak Jalan kaki di dlm ruangan tdk jauh
d. Tidak Infeksi silang
e. Dpt menanggulangi keadaan bencana
46. 3. Kualitas dan Kuantitas alat-alat serta
obat-obatan.
a. Alat atau obat yg diperlukan utk
resusitasi:
Suction
Oksigen
Respirator/Ventilasi Mekanik
Laringoskope
ETT
Gudel
Spoit
Bag Mask set
EKG-Monitor EKG
Defibrilator
Infus atau Tranfusi set
serta cairan infus
Cairan Dextrose 40%
Morphin, Pethidin, Adrenalin
Tandu dengan berbagai posisi yg
dilengkapi gantungan infus, dan
pengikat
Cricotyroitomy dan tracheostomy set
Gunting
etc.........
47. b. Alat atau obat utk menstabilisasi penderita
WSD Set atau Jarum Funksi
Bidai segala ukuran
Perban segala ukuran
Sonde Lambung
Folly Kateter segala ukuran
Vena secti set
etc...
48. c. Alat tambahan utk diagnosis dan terapi
Alat periksa mata
THT Set
Traksi Kit
Gips
Obstetri Ginekology set
Lab. Mini
Pembedahan minor set
49. Sertifikasi yang harus
dimiliki oleh Perawat IGD
BCLS or BCTLS (Basic Cardiac Life
Support or Basic Cardiac Trauma Life
Support)
ACLS (Advanced Cardiac Life Support)
PALS (Pediatric Advanced Life Support)
CEN (Certified Emergency Nurse)
50. TRIAGE
Triage dari bhs Prancis “Trier” artinya
“Mengelompokkan atau Memilih”
Konsep Triage Unit Gawat Darurat
adalah pengelompokan atau
pengklsifikasian klien kedalam tingkat
prioritas tergantung pada
keparahan/kegawatan penyakit atau injury.
51. Semua penderita yang datang ke unit
gawat darurat harus melalui: “Triage”
Triage dilakukan oleh orang yang paling
berpengalaman dan harus dapat
menentukan organ mana yang terganggu
dan dapat menyebabkan kematian dan
menentukan penanggulangannya.
Triage officer dapat seorang dokter
ahli, dokter umum ataupun perawat
sesuai dengan kelas atau kebijaksanaan
rumah sakit.
52. Prinsip Seleksi Penderita
Gawat Darurat
Proses Pilih & Pilah berdasarkan atas:
1. Ancaman jiwa yg dpt mematikan dlm
ukuran menit.
2. Ancaman jiwa yg dpt mematikan dlm
ukuran jam
3. Ruda paksa ringan
4. Sudah Meninggal
53. Pedoman dlm Melakukan
Triage
Pimpinan Triage hanya melakukan:
Primary Survey
Menentukan prioritas penanganan dan pemindahan
Menentukan pertolongan apa yg hrs diberikan segera
Tanggungjawab tim Triage:
Mencegah kerusakan berlanjut
Pilah dan Pilih korban/Pasien gawat darurat
Memberikan perlindungan korban
54. Penggunaan Labelisasi
warna pada Triage
Pelayanan Gawat Darurat
• Kondisi Berat
Merah
• Kondisi Sedang
Kuning
• Kondisi Ringan
Hijau
• Meninggal
Hitam
55. Penggunaan Labelisasi warna pada
Triage Pelayanan Gawat Darurat Untuk
Wilayah Jawa Timur (Surabaya)
• Kondisi Berat SekaliBiru
• Kondisi BeratMerah
• Kondisi SedangKuning
• Kondisi RinganHijau
• MeninggalHitam
56. •Kondisi
Berat
Merah
Sumbatan Jalan Napas atau distress nafas
Luka Tusuk dada/perut dengan shock dan
sesak
Hipotensi / Shock
Perdarahan pembuluh nadi
Problem kejiwaan yg serius
Tangan/kaki yg terpotong dgn perdarahan
Combutsio Tk. II > 25%
57. •Kondisi
Sedang
Kuning
Combutsio Tk. II / III antar 20- 25%
Patah Tulang Panjang tanpa syok
Trauma tumpul Thoraks/abdomen tanpa
shock, tanpa sesak.
Trauma Bola Mata