Teman sebaya memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan remaja. Hubungan yang positif dengan teman sebaya dapat meningkatkan aspek fisik, intelektual, emosi, sosial, dan moral remaja, namun kontrol orang tua dan lingkungan yang tepat diperlukan untuk mencegah pengaruh negatif seperti kriminalitas dan seks bebas.
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Perkembangan dengan teman sebaya
1. http://www.jfskc.org/wp-content/uploads/2011/02/ChaiKids.jpg
erkembangan kehidupan remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya
pengaruh teman sebaya dalam kehidupan. Karena sebagian besar
waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman-
teman sebaya mereka. Memang pada prinsipnya hubungan teman sebaya mempunyai
arti yang sangat penting bagi kehidupan remaja. Seperti teori yang dikemukakan oleh
Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan yang menekankan bahwa melalui teman sebaya
anak dan remaja belajar hubungan timbal balik yang simetris. Mereka juga mempelajari
secara aktif kepentingan-kepentingan dan perspektif teman sebaya dalam rangka
meluruskan integrasi dirinya dalam aktivitas teman sebaya yang berkelanjutan. Batasan
usia remaja adalah masa diantara 12-21 tahun. Dengan perincian 12-15 tahun masa
remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja
akhir. Pengaruh teman sebaya terhadap perrkembangan remaja yang berdampak positif
pada beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek Kepribadian Pengaruh Kehadiran Teman Sebaya
a. Aspek Fisik
P
Perkembangan Dengan Teman Sebaya
2. Dengan kehadiran teman sebaya, remaja dapat mengembangkan keterampilan-
keterampilan fisiknya, seperti kegiatan-kegiatan kelompok yang sama-sama
menyukai aktifitas fisik. Misalnya kelompok sepak bola, karate, dan sebagainnya.
b. Aspek Intelektual
Di sini remaja berkelompok dengan minat yang sama, seperti ajang diskusi atau
kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan kemampuan intelektualnya.
Mengontrol implus-implus agresif, melalui teman sebaya, remaja belajar
bagaimana memecahkan pertentangan-pertentangan dengan cara-cara yang lain
selain tindakan agresi langsung.
c. Aspek Emosi
Memperoleh dorongan emosionaldan sosial serta menjadikan lebih independen.
Remaja membuat kelompok untuk saling menyalurkan emosinya dan dorongan
bagi remaja untuk mengambil peran dan tanggung jawab. Dorongan yang
diperoleh remaja dari teman-teman sebaya mereka ini akan menyebabkan
berkurangnya ketergantungan remaja pada dorongan keluarga mereka.
d. Aspek Sosial
Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan
penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan-perasaan dengan cara-
cara yang lebih matang. Memiliki percakapan dan perdebatan dengan teman
sebaya, remaja belajar mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan serta
mengembangkan perasaan-perasaan serta mengembangkan kemampuan
mereka memecahkan masalah. Kerena dengan adanya teman sebaya mereka
merasa memiliki teman senasib, se-ide, seperjuangan sehingga melalui kegiatan
sosial yang mereka bentuk, remaja merasa dihargai oleh lingkungannya.
e. Aspek Moral
Umumnya orang dewasa mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang apa
yang benar dan apa yang salah. Sedangkan, dalam kelompok teman sebaya,
remaja mencoba mengambil keputusan atas diri mereka sendiri. Mereka
mengevaluasi nilai-nilai yang dimilikinya dan yang dimilki oleh teman sebayanya
serta memutuskan mana yang benar. Proses evaluasi ini dapat membantu remaja
mengembangkan kemampuan penalaran moral mereka.
f. Harga Diri (self-esteem)
Menjadikan orang yang disukai oleh sejumlah besar teman-teman sebayanya
membuat remaja merasa enak atau senang tentang dirinya, sehingga
meningkatkan rasa percaya diri mereka.
g. Seksualitas
Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis
kelamin. Sikap-sikap seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin terutama
dibentuk melalui interaksi dengan teman sebaya. Remaja belajar mengenai
3. tingkah laku dan sikap-sikap yang mereka asosiasikan dengan menjadi laki-laki
dan perempuan muda.
Dampak kehadiran teman sebaya juga tidak selamanya meberi pengaruh yang positif
bagi perkembangan remaja. Bila orang tua kurang memberikan pengetahuan yang baik
bagi remaja, maka akibatnya bisa menimbulkan hal-hal yang negatif, seperti:
1. Mental
Bagi sebagian remaja, ditolak atau diabaikan teman sebayanya menyebabkan
munnculnya perasaan kesepian atau permusuhan. Disamping itu, penolakan teman
sebaya berdampak juga pada kesehatan mental dan problem kejahatan.
2. Kriminalitas
Teman sebaya dapat memperkenalkan remaja pada alkohol, obat-obatan
(narkoba), kenakalan, kejahatan kriminalitas lainnya, dan berbagai perilaku yang
dipandang semua orang sebagai bentuk perbuatan negatif yang menyimpang dari
norma.
3. Seksualitas
Seks bebas yang terjadi pada remaja jaman sekarang ini kebanyakan diperkenalkan
oleh teman-teman sebaya mereka. Kontrol orang tua yang kurang mengakibatkan
anak salah memilih teman untuk bergaul. Karena seks bebas yang yang dilakukan
oleh para remaja biasanya dilakukan bersama teman sebaya mereka.
Yang perlu diperhatikan agar remaja tidak menyimpang dari aturan aturan dalam
bersosialisasi yaitu :
1. Peran Disiplin
Remaja harus mampu mengatur waktu. Kapan belajar, kapan bermain dengan
teman sebaya dan kapan membantu orang tua.
2. Peran Kontrol Orang Tua
Orang tua tetap harus dapat mengontrol remaja dalam berhubungan dengan teman-
teman sebayanya.
3. Hindari lingkungan yang dapat membawa remaja ke arah pergaulan yang negatif
Lingkungan yang dipilih sangat mempengaruhi pribadi remaja, merupakan
pengaruh eksternal yang sangat kuat. Pada usia remaja pemikiran yang dimiliki
masih labil sehingga mudah untuk dipengauhi.
4. Pandai-pandai dalam memilih bentuk kegiatan yang akan dimasuki
Sekarang ini ada organisasi atau suatu komunitas yang dalam kegiatannya justru
malah berdampak negatif pada perkembangan remaja. Organisasi yang baik,
organisasi yang membawa kita berlaku sesuai norma.
5. Pilihlah teman yang memberi dampak/pengaruh yang positif terhadap kita
Harus pandai-pandai memilih teman yang dapat membawa pengaruh positif.
Karena sebagian waktu remaja dihabiskan dengan teman sebaya, sehingga sangat
berpengaruh pada perkembangan remaja.
4. 6. Memiliki aturan-aturan yang jelas sebagai bekal pada saat bersosialisasi dengan
teman-teman remaja yang lain. Dalam diri remaja sebenarnya harus sudah
ditanamkan aturan-aturan yang membatasi mereka dalam bertidak. Sehingga,
mereka tidak gegabah dalam mengambil keputusan dan tidak menyimpang dengan
norma yng berlaku.