SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
Pendapat kaum Stoic &
Epicurean
I. Pandangan kaum stoic
APAKAH MANUSIA BERSIFAT SOSIAL?
 Aliran filsafat Stoic muncul di Athena sekitar 300 SM.
  Nama stoic berasal dari bahasa Yunani yang berarti
  serambi. Konsep Stoic adalah “humanisme” yang
  artinya suatu pandangan hidup yang menempatkan
  individu sebagai fokus utamanya. Slogan humanisme
  adalah “bagi umat manusia, manusia itu suci”. Kaum
  stoic percaya bahwa setiap orang adalah bagian dari
  satu akal atau “logos”yang sama. Ini mendorong pada
  pemikiran bahwa ada suatu kebenaran universal, yang
  dinamakan hukum alam.
Mereka menyangkal adanya pertentangan antara “roh”
dan “materi”. Mereka menegaskan hanya ada satu
alam, dan mereka pun menekankan bahwa semua
proses alam mengikuti hukum alam yang tak pernah
lekang.
 Pada akhirnya, pandangan yang terbentuk tentang
 manusia menurut kaum Stoic adalah bagian dari
 dunia keteraturan yang alamiah dan rasional sehingga
 mempunyai tanggung jawab satu dengan yang lain
 dan secara bersama-sama mengejar kebahagiaan.
 Manusia bersifat kooperatif, etis, altruis (suka
 menolong), dan penuh cinta kasih.
II.Pandangan Epicurean
 Epicureanisme berakar dari Hedonisme. Hedonisme
 adalah paradigma yang menganggap bahwa
 kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan
 utama hidup. Hedonisme dapat pula didefinisikan
 sebagai sebuah doktrin (filsafat etika) bahwa tingkah
 laku manusia digerakkan oleh keinginan atau hasrat
 terhadap kesenangan dan menghindar dari segala
 penderitaan.
 Filosof Yunani yang dinilai punya peranan signifikan
 dalam membangun epistemologi hedonisme adalah
 Epicurus of Sámos (341-270 SM). Epicurus mendirikan
 sebuah aliran filsafat di Athena. Prinsip-prinsip
 ajarannya dikenal dengan Epicureanisme. Dia
 mengembangkan Etika Kenikmatan Aristippus
 dan menggabungkannya dengan Teori Atom
 Democritus.
 Aristippus merupakan murid Socrates, dia percaya
 bahwa tujuan hidup adalah meraih kenikmatan
 indrawi setinggi mungkin. Menurut
 Aristippus, kebaikan tertinggi adalah kenikmatan dan
 “Kejahatan tertinggi adalah penderitaan. Dilain
 pihak, Democritus percaya tidak ada kehidupan
 setelah kematian sebab ketika kita mati, “atom-atom
 jiwa” menyebar ke seluruh penjuru.
 Epicurus menekankan bahwa kenikmatan tidak lantas
 berarti kenikmatan indrawi dan hasrat-hasrat
 jasmaniah (contohnya adalah seks dan nafsu). Bagi
 Epicurus, kenikmatan yang tertinggi adalah
 tranquility (kesejahteraan dan bebas dari rasa takut)
 yang hanya bisa diperoleh dari ”ilmu pengetahuan,
 persahabatan dan hidup sederhana”. Lagi pula,
 untuk menikmati hidup menurut cita-cita Yunani
 kuno, diperlukan pengendalian diri, kesederhanaan,
 dan ketulusan. Nafsu harus dikekang, dan
 ketentraman hati akan membantu kita menahan
 penderitaan.
 Rasa takut kepada para dewa mendorong orang-orang
 masuk ke taman Epicurus. Dalam kaitan ini, teori
 atom dari Democratus merupakan obat penawar
 doktrin agamis kematian. Untuk tujuan ini Epicurus
 memanfaatkan teori Democritus tentang “atom jiwa.”
 “Kematian tidak menakutkan kita,” Epicurus
 mengatakan “sebab selama kita ada, kematian tidak
 bersama kita dan ketika kematian datang, kita tidak
 ada lagi.” Dengan demikian, tidak ada lagi rasa
 khawatir akan kematian.
 Pada perkembangan selanjutnya, banyak Epicurean
 yang mengembangkan pemanjaan diri yang
 berlebihan. Motto mereka adalah “Hidup untuk saat
 ini!” Makna kata “epicurean” bergeser ke pengertian
 negatif, yaitu menggambarkan seseorang yang hidup
 hanya demi kesenangan. Bagi para penganut paham
 ini, kesenangan merupakan satu-satunya manfaat atau
 kebaikan tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi
 orang lain.
 Pada akhirnya terbentuklah pandangan bahwa
 Manusia pada dasarnya hedonistik, tertarik apa
 interesan dan ingin menang sendiri. Terbentuknya
 masyarakat bukanlah sesuatu yang alami, melainkan
 terbentuk oleh ketertarikan individu untuk bergabung
 demi keamanan dirinya sendiri dan demi kehidupan
 ekonomi yang lebih baik. Manusia dipandang sebagai
 makhluk yang kompetitif, hedonistik, dan pencari
 kesenangan.
HAKIKAT MANUSIA manusia
 Terdapat banyak rumusan hakikat
 dikonsepkan menurut masingmasing sudut pandang
 di setiap cabang ilmu pengetahuan. Pada kesempatan
 ini, akan dibahas hakikat manusia dari sudut pandang
 Psikologi Sosial dan sudut pandang yang berkaitan
 dengan. Dalam pandangan ilmu psikologi manusia
 adalah individu yang belajar dan dalam pandangan
 ilmu sosiologi manusia adalah makhluk yang
 bermasyarakat (animal sosiale).
 Manusia adalah makhluk yang dalam proses
 perkembangan yang tidak pernah pernah selesai
 (tuntas) selama hidupnya, dipengaruhi oleh
 lingkungan, dan mempengaruhi lingkungannya
 turutama lingkungan sosialnya, bahkan ia tidak dapat
 berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya
 tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
 David Schneider menggolongkan pendapat-pendapat
   tentang hakikat manusia yang dikemukakan oleh para
   tokoh tentang hakikat manusia sebagai berikut:
I. Manusia sebagai hewan
   Sebagai hewan, manusia mempunyai berbagai naluri-
   naluri dasar yang mengendalikan dan mengarahkan
   perilakunya agar dapat bertahan dalam menghadapi
   segala ancaman. Naluri-naluri itu adalah naluri
   seks, naluri makan, naluri pertahanan diri, dan naluri
   pertahanan kelompok terhadap serangan dari luar.
   Menurut Sigmund Freud, terdapat dua jenis naluri:
 Naluri Seksual (libido) yang berkaitan dengan
  kelangsungan keturunan dankelangsungan jenis.
 Naluri Ego yang berkaitan dengan kelangsungan
  hidup, misalnya insting lapar dan haus. Dalam
  perkembangan selanjutnya (shaffer 1994), kedua
  insting itu masing-masing dinamai insting kehidupan
  (eros) dan insting kematian (agresi atau tanatos)
 Mc Dougall mengakui keberadaan banyak insting dan
 menurutnya insting adalah disposisi bawaan (bakat)
 yang mengarahkan perhatian, perasaan dan
 perilakudalam cara tertentu. Arah dari insting itu
 adalah tujuan perilaku dan tidak ada perilaku tanpa
 tujuan.
 Selain Teori insting, berlaku pula teori lain. Di
  antaranya Teori dorongan yang dikemukakan oleh
  Clark Hull pada tahun 1943. Konsep dorongan
  berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, misalnya
  lapar. Dorongan yang menggerakkan perilaku
  dinamakan daya (force) dan gabungan berbagai daya
  dinamakan dorongan besar (big drive). Manusia
  belajar memenuhi berbagai dorongan dan
  mengembangkan dorongan tingkat kedua (secondary
  drive) yang dipelajari dari pengalaman.Pada umumnya
  perilaku sosial terbentuk karena adanya perilaku
  kedua ini.
II. Manusia Sebagai Pencari
Keuntungan
 Doktrin bahwa manusia megejar kesenangan dan
 menghindari kesakitan disebut hedonisme. Doktrin
 ini dianut oleh kaum Epicurean dan menjadi dasar
 analisis psikologi. Thibaut dan Kelley
 mengembangkan teori tentang hukum ekonomi
 dalam psikologi, yang disebut dengan Teori timbal
 balik (Exchange Theory). Teori ini menjelaskan adanya
 prinsip untung rugi (reward-cost ratio) dalam interaksi
 manusia.
III. Manusia Sebagai Salah Satu
Unsur Dalam Lingkungan Fisika
 Thomas Hobbes mengemukakan pandangan bahwa
 setiap gerak tubuh manusia merupakan refleksi dari
 operasi gabungan berbagai daya yang ada di lapangan.
 Menurut Hobbes, motivasi adalah gerak miniatur
 (miniature motion) didalam tubuh.
 Kurt Lewin mengembangkan paham ini dengan mengemukakan
 Teori Lapangan (Field Theory). Unit analisanya adalah manusia
 dalam lingkunagan yang konkret , yaitu ruang kehidupan (life
 space) yang berisi pribadi itu sendiri, orang lain dan lingkungan
 fisik lainnya. Lewin percaya bahwa bukan masa lalu yang
 menentukan perilaku, melainkan hanya daya-daya masa kini
 yang (current force). Menurut Lewins, segala sesuatu yang
 terdapat dalam ruang kehidupan seseorang terwakili dalam alam
 kesadaran (Psichological Field) orang tersebut dari saat ke saat
 bagian dari lapangan psikologis iitu dapat dapan mempunyai
 daya tarik atau daya tolak yang besarnya berubah-ubah.
 Perbuatan mendekat atau menghindar akibat dorongan dalam
 lapangan psikologis itu disebut lokomosi (locomotion)
 Dalam teori yang dikemukakan oleh Lewin ini, diuraikan
 pula tentang konflik yang terjadi dalam diri seseorang
 karena adanya satu hal yang memiliki daya tarik maupun
 tolak sekaligus atau lebih dari satu hal yang masing-
 masing memiliki daya tarik atau tolak. Ada tiga jenis
 konflik, yaitu ’mendekat – mendekat’ (approach –
 approach) , ’menjauh – mendekat’ (avoidance –
 approach), dan ’menjauh – menjauh’ (avoidance –
 avoidance). Jika konflik-konflik ini dibiarkan berlangsug
 berlarur-larut dalam diri seseorang, akan timbul berbagai
 masalah bagi orang yang bersangkutan.
IV. Manusia Sebagai manusia
  Pandangan ini berpendapat bahwa
                                   Ilmuwan
 cenderung ingin mengerti, meramalkan dan
 mengendalikan lingkungan fisik dan sosialnya.
 Dengan demikan manusia cendering berpikir tentang
 sebab dan akibat dan menggolongkan segalanya
 berdasarkan kriteria-kriterua tertentu. Jika
 lingkungannya tidak dapat
 dimengerti, diramalkan, dan dikendalikan, akan
 timbul keadaaan yang disebut disonasi kognotif
 (cognitive dissonance). Keadaan disonansi harus
 segera diatasi untuk menimbulkan keadaan konsonan
 kognitif (cognitive consonance). Pandangan ini antara
 lain dikemukakan antara lain oleh aliran Psikologi
 Kognitif.
PENGERTIANdilakukan oleh manusia selalu di
 Setiap tindakan yang
                       MOTIVASI
 mulai dengamotivasi. Menurut Wexley & Yukl (dalam
 As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau
 penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau
 keadaan yang menjadi motif. Gray (dalam Winardi,
 2002) merumuskan pengertian motivasi sebagai
 sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal
 bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya
 sikap antusiasme dan persistensi, dalam
 melaksanakan
 kegiatan- kegiatan tertentu.
Menurut M. Sherif dan C.W. Sherif (1956), motivasi
  dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
  asalnya, yaitu:
 Motif Biogenik
  Motif ini berasal dari proses fisiologis dalam tubuh yag
  dasarnya adalah mempertahankan ekuilibrium dalam
  tubuh sampai batas-batas tertentu. Proses ini disebut
  ”homeositas”.
 Motif Sosiogenik
  motif ini timbul karena adanya perkembangann
  individu dalam tatanan sosialnya dan terbentuk
  karena hubungan antar pribadi, hubungan antar
  kelompok atau nilai-nilai sosial, dan pranata-pranata
 Tidak ada hierarki tertentu di antara keduanya.
 Keduanya tergantung situasi karena tidak motif dapat
 berfungsi sendiri melainkan selalu terkait dengan
 faktor-faktor lain. Melalui prosees belajar dui
 kehidupan sosialnya, individu memilih yang disukai
 dan meninggalkan yang dihindari. Motif Sosiogenik
 sangat ditentukan oleh proses belajar individu. Motif
 Sosiogenik bermula dari motif biogenik. Morgan
 (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa
 motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus
 merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal
 tersebut adalah sebagai berikut.
 Keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating
  states ),
 Tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (
  motivated behavior ),
 Tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends
  of such behavior ).
BEBERAPA PENDEKATAN DASAR
TERHADAP MOTIVASI
I. Teori Insting
   Perilaku dijelaskan dengan merujuk pada insting. Teori
   insting masih berlaku untuk perilaku yang
   diturunkan, tidak melalui proses pembelajaran dan
   universal pada makhluk tertentu.
II. Konsep Dorongan (Drive)
   Pada umumnya dorongan menyangkut perilaku yang
   bersifat biologis dan fisologis, antara
   lain, makan, minum, tudur, dan seks. E.C. Tolman
   membagi dorongan menjadi dua jenis, yaitu:
 hasrat (apetites): lapar, haus, seks, dsb.
 pengingkaran (aversion) seperti menghindari rasa sakit dan
   penderitaan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Putri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalPutri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksional
Faiz Sujudi
 
Presentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakterPresentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakter
Tri Tjandra
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
Ayu W. Shepty
 
Manajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinanManajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan
conesti08com
 
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikanPerkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Andalia Ayu Putry
 

Was ist angesagt? (20)

Menjadi pribadi yang hebat
Menjadi pribadi yang hebatMenjadi pribadi yang hebat
Menjadi pribadi yang hebat
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan PersepsiPsikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
Ppt05 manajemen stres
Ppt05 manajemen stresPpt05 manajemen stres
Ppt05 manajemen stres
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Putri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalPutri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksional
 
Presentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakterPresentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakter
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
 
Pendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling GestaltPendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling Gestalt
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
 
Adversity quotient.ppt (for share)
Adversity quotient.ppt (for share)Adversity quotient.ppt (for share)
Adversity quotient.ppt (for share)
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Bermacam psikologi kepribadian
Bermacam psikologi kepribadianBermacam psikologi kepribadian
Bermacam psikologi kepribadian
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
 
Manajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinanManajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan
 
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)
 
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikanPerkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
 
Mindset entrepreneur1
Mindset entrepreneur1Mindset entrepreneur1
Mindset entrepreneur1
 

Ähnlich wie Pandangan kaum stoic dan epicurean

Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
psepti22
 
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan HumanistikPsikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
cahya ningsih
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
Ltfltf
 
Makalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikMakalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistik
cahya ningsih
 
Syarifudin ambon, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin ambon, mapping theory dakwah dan komunikasiSyarifudin ambon, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin ambon, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin Amq
 
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasiSyarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin Amq
 
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasiSyarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin Amq
 

Ähnlich wie Pandangan kaum stoic dan epicurean (20)

Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
 
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
tugas kelompok 4 psikososial (UMB MENTENG)
 
Pengantar psikologi
Pengantar psikologiPengantar psikologi
Pengantar psikologi
 
Pengantar psikologi
Pengantar psikologiPengantar psikologi
Pengantar psikologi
 
Pengantar psikologi
Pengantar psikologiPengantar psikologi
Pengantar psikologi
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Filosofi Manusia
Filosofi Manusia Filosofi Manusia
Filosofi Manusia
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan HumanistikPsikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
 
PM.ROFIQ IMAMI (105) IKOR B 2019
PM.ROFIQ IMAMI (105) IKOR B 2019PM.ROFIQ IMAMI (105) IKOR B 2019
PM.ROFIQ IMAMI (105) IKOR B 2019
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
 
Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
Makalah psikoanalisis (bk)
Makalah psikoanalisis (bk)Makalah psikoanalisis (bk)
Makalah psikoanalisis (bk)
 
Makalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikMakalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistik
 
Syarifudin ambon, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin ambon, mapping theory dakwah dan komunikasiSyarifudin ambon, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin ambon, mapping theory dakwah dan komunikasi
 
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasiSyarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
 
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasiSyarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
Syarifudin, mapping theory dakwah dan komunikasi
 
psikoanalisme2.pdf
psikoanalisme2.pdfpsikoanalisme2.pdf
psikoanalisme2.pdf
 
Ontologi Metafisika Keilmuan
Ontologi Metafisika KeilmuanOntologi Metafisika Keilmuan
Ontologi Metafisika Keilmuan
 
Ibd 11
Ibd 11Ibd 11
Ibd 11
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Kürzlich hochgeladen (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Pandangan kaum stoic dan epicurean

  • 1.
  • 2. Pendapat kaum Stoic & Epicurean I. Pandangan kaum stoic APAKAH MANUSIA BERSIFAT SOSIAL?  Aliran filsafat Stoic muncul di Athena sekitar 300 SM. Nama stoic berasal dari bahasa Yunani yang berarti serambi. Konsep Stoic adalah “humanisme” yang artinya suatu pandangan hidup yang menempatkan individu sebagai fokus utamanya. Slogan humanisme adalah “bagi umat manusia, manusia itu suci”. Kaum stoic percaya bahwa setiap orang adalah bagian dari satu akal atau “logos”yang sama. Ini mendorong pada pemikiran bahwa ada suatu kebenaran universal, yang dinamakan hukum alam.
  • 3. Mereka menyangkal adanya pertentangan antara “roh” dan “materi”. Mereka menegaskan hanya ada satu alam, dan mereka pun menekankan bahwa semua proses alam mengikuti hukum alam yang tak pernah lekang.
  • 4.  Pada akhirnya, pandangan yang terbentuk tentang manusia menurut kaum Stoic adalah bagian dari dunia keteraturan yang alamiah dan rasional sehingga mempunyai tanggung jawab satu dengan yang lain dan secara bersama-sama mengejar kebahagiaan. Manusia bersifat kooperatif, etis, altruis (suka menolong), dan penuh cinta kasih.
  • 5. II.Pandangan Epicurean  Epicureanisme berakar dari Hedonisme. Hedonisme adalah paradigma yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Hedonisme dapat pula didefinisikan sebagai sebuah doktrin (filsafat etika) bahwa tingkah laku manusia digerakkan oleh keinginan atau hasrat terhadap kesenangan dan menghindar dari segala penderitaan.
  • 6.  Filosof Yunani yang dinilai punya peranan signifikan dalam membangun epistemologi hedonisme adalah Epicurus of Sámos (341-270 SM). Epicurus mendirikan sebuah aliran filsafat di Athena. Prinsip-prinsip ajarannya dikenal dengan Epicureanisme. Dia mengembangkan Etika Kenikmatan Aristippus dan menggabungkannya dengan Teori Atom Democritus.
  • 7.  Aristippus merupakan murid Socrates, dia percaya bahwa tujuan hidup adalah meraih kenikmatan indrawi setinggi mungkin. Menurut Aristippus, kebaikan tertinggi adalah kenikmatan dan “Kejahatan tertinggi adalah penderitaan. Dilain pihak, Democritus percaya tidak ada kehidupan setelah kematian sebab ketika kita mati, “atom-atom jiwa” menyebar ke seluruh penjuru.
  • 8.  Epicurus menekankan bahwa kenikmatan tidak lantas berarti kenikmatan indrawi dan hasrat-hasrat jasmaniah (contohnya adalah seks dan nafsu). Bagi Epicurus, kenikmatan yang tertinggi adalah tranquility (kesejahteraan dan bebas dari rasa takut) yang hanya bisa diperoleh dari ”ilmu pengetahuan, persahabatan dan hidup sederhana”. Lagi pula, untuk menikmati hidup menurut cita-cita Yunani kuno, diperlukan pengendalian diri, kesederhanaan, dan ketulusan. Nafsu harus dikekang, dan ketentraman hati akan membantu kita menahan penderitaan.
  • 9.  Rasa takut kepada para dewa mendorong orang-orang masuk ke taman Epicurus. Dalam kaitan ini, teori atom dari Democratus merupakan obat penawar doktrin agamis kematian. Untuk tujuan ini Epicurus memanfaatkan teori Democritus tentang “atom jiwa.” “Kematian tidak menakutkan kita,” Epicurus mengatakan “sebab selama kita ada, kematian tidak bersama kita dan ketika kematian datang, kita tidak ada lagi.” Dengan demikian, tidak ada lagi rasa khawatir akan kematian.
  • 10.  Pada perkembangan selanjutnya, banyak Epicurean yang mengembangkan pemanjaan diri yang berlebihan. Motto mereka adalah “Hidup untuk saat ini!” Makna kata “epicurean” bergeser ke pengertian negatif, yaitu menggambarkan seseorang yang hidup hanya demi kesenangan. Bagi para penganut paham ini, kesenangan merupakan satu-satunya manfaat atau kebaikan tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.
  • 11.  Pada akhirnya terbentuklah pandangan bahwa Manusia pada dasarnya hedonistik, tertarik apa interesan dan ingin menang sendiri. Terbentuknya masyarakat bukanlah sesuatu yang alami, melainkan terbentuk oleh ketertarikan individu untuk bergabung demi keamanan dirinya sendiri dan demi kehidupan ekonomi yang lebih baik. Manusia dipandang sebagai makhluk yang kompetitif, hedonistik, dan pencari kesenangan.
  • 12. HAKIKAT MANUSIA manusia  Terdapat banyak rumusan hakikat dikonsepkan menurut masingmasing sudut pandang di setiap cabang ilmu pengetahuan. Pada kesempatan ini, akan dibahas hakikat manusia dari sudut pandang Psikologi Sosial dan sudut pandang yang berkaitan dengan. Dalam pandangan ilmu psikologi manusia adalah individu yang belajar dan dalam pandangan ilmu sosiologi manusia adalah makhluk yang bermasyarakat (animal sosiale).
  • 13.  Manusia adalah makhluk yang dalam proses perkembangan yang tidak pernah pernah selesai (tuntas) selama hidupnya, dipengaruhi oleh lingkungan, dan mempengaruhi lingkungannya turutama lingkungan sosialnya, bahkan ia tidak dapat berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
  • 14.  David Schneider menggolongkan pendapat-pendapat tentang hakikat manusia yang dikemukakan oleh para tokoh tentang hakikat manusia sebagai berikut: I. Manusia sebagai hewan Sebagai hewan, manusia mempunyai berbagai naluri- naluri dasar yang mengendalikan dan mengarahkan perilakunya agar dapat bertahan dalam menghadapi segala ancaman. Naluri-naluri itu adalah naluri seks, naluri makan, naluri pertahanan diri, dan naluri pertahanan kelompok terhadap serangan dari luar. Menurut Sigmund Freud, terdapat dua jenis naluri:
  • 15.  Naluri Seksual (libido) yang berkaitan dengan kelangsungan keturunan dankelangsungan jenis.  Naluri Ego yang berkaitan dengan kelangsungan hidup, misalnya insting lapar dan haus. Dalam perkembangan selanjutnya (shaffer 1994), kedua insting itu masing-masing dinamai insting kehidupan (eros) dan insting kematian (agresi atau tanatos)
  • 16.  Mc Dougall mengakui keberadaan banyak insting dan menurutnya insting adalah disposisi bawaan (bakat) yang mengarahkan perhatian, perasaan dan perilakudalam cara tertentu. Arah dari insting itu adalah tujuan perilaku dan tidak ada perilaku tanpa tujuan.
  • 17.  Selain Teori insting, berlaku pula teori lain. Di antaranya Teori dorongan yang dikemukakan oleh Clark Hull pada tahun 1943. Konsep dorongan berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, misalnya lapar. Dorongan yang menggerakkan perilaku dinamakan daya (force) dan gabungan berbagai daya dinamakan dorongan besar (big drive). Manusia belajar memenuhi berbagai dorongan dan mengembangkan dorongan tingkat kedua (secondary drive) yang dipelajari dari pengalaman.Pada umumnya perilaku sosial terbentuk karena adanya perilaku kedua ini.
  • 18. II. Manusia Sebagai Pencari Keuntungan  Doktrin bahwa manusia megejar kesenangan dan menghindari kesakitan disebut hedonisme. Doktrin ini dianut oleh kaum Epicurean dan menjadi dasar analisis psikologi. Thibaut dan Kelley mengembangkan teori tentang hukum ekonomi dalam psikologi, yang disebut dengan Teori timbal balik (Exchange Theory). Teori ini menjelaskan adanya prinsip untung rugi (reward-cost ratio) dalam interaksi manusia.
  • 19. III. Manusia Sebagai Salah Satu Unsur Dalam Lingkungan Fisika  Thomas Hobbes mengemukakan pandangan bahwa setiap gerak tubuh manusia merupakan refleksi dari operasi gabungan berbagai daya yang ada di lapangan. Menurut Hobbes, motivasi adalah gerak miniatur (miniature motion) didalam tubuh.
  • 20.  Kurt Lewin mengembangkan paham ini dengan mengemukakan Teori Lapangan (Field Theory). Unit analisanya adalah manusia dalam lingkunagan yang konkret , yaitu ruang kehidupan (life space) yang berisi pribadi itu sendiri, orang lain dan lingkungan fisik lainnya. Lewin percaya bahwa bukan masa lalu yang menentukan perilaku, melainkan hanya daya-daya masa kini yang (current force). Menurut Lewins, segala sesuatu yang terdapat dalam ruang kehidupan seseorang terwakili dalam alam kesadaran (Psichological Field) orang tersebut dari saat ke saat bagian dari lapangan psikologis iitu dapat dapan mempunyai daya tarik atau daya tolak yang besarnya berubah-ubah. Perbuatan mendekat atau menghindar akibat dorongan dalam lapangan psikologis itu disebut lokomosi (locomotion)
  • 21.  Dalam teori yang dikemukakan oleh Lewin ini, diuraikan pula tentang konflik yang terjadi dalam diri seseorang karena adanya satu hal yang memiliki daya tarik maupun tolak sekaligus atau lebih dari satu hal yang masing- masing memiliki daya tarik atau tolak. Ada tiga jenis konflik, yaitu ’mendekat – mendekat’ (approach – approach) , ’menjauh – mendekat’ (avoidance – approach), dan ’menjauh – menjauh’ (avoidance – avoidance). Jika konflik-konflik ini dibiarkan berlangsug berlarur-larut dalam diri seseorang, akan timbul berbagai masalah bagi orang yang bersangkutan.
  • 22. IV. Manusia Sebagai manusia  Pandangan ini berpendapat bahwa Ilmuwan cenderung ingin mengerti, meramalkan dan mengendalikan lingkungan fisik dan sosialnya. Dengan demikan manusia cendering berpikir tentang sebab dan akibat dan menggolongkan segalanya berdasarkan kriteria-kriterua tertentu. Jika lingkungannya tidak dapat dimengerti, diramalkan, dan dikendalikan, akan timbul keadaaan yang disebut disonasi kognotif (cognitive dissonance). Keadaan disonansi harus segera diatasi untuk menimbulkan keadaan konsonan kognitif (cognitive consonance). Pandangan ini antara lain dikemukakan antara lain oleh aliran Psikologi Kognitif.
  • 23. PENGERTIANdilakukan oleh manusia selalu di  Setiap tindakan yang MOTIVASI mulai dengamotivasi. Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan yang menjadi motif. Gray (dalam Winardi, 2002) merumuskan pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
  • 24. Menurut M. Sherif dan C.W. Sherif (1956), motivasi dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan asalnya, yaitu:  Motif Biogenik Motif ini berasal dari proses fisiologis dalam tubuh yag dasarnya adalah mempertahankan ekuilibrium dalam tubuh sampai batas-batas tertentu. Proses ini disebut ”homeositas”.  Motif Sosiogenik motif ini timbul karena adanya perkembangann individu dalam tatanan sosialnya dan terbentuk karena hubungan antar pribadi, hubungan antar kelompok atau nilai-nilai sosial, dan pranata-pranata
  • 25.  Tidak ada hierarki tertentu di antara keduanya. Keduanya tergantung situasi karena tidak motif dapat berfungsi sendiri melainkan selalu terkait dengan faktor-faktor lain. Melalui prosees belajar dui kehidupan sosialnya, individu memilih yang disukai dan meninggalkan yang dihindari. Motif Sosiogenik sangat ditentukan oleh proses belajar individu. Motif Sosiogenik bermula dari motif biogenik. Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut.
  • 26.  Keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ),  Tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ),  Tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).
  • 27. BEBERAPA PENDEKATAN DASAR TERHADAP MOTIVASI I. Teori Insting Perilaku dijelaskan dengan merujuk pada insting. Teori insting masih berlaku untuk perilaku yang diturunkan, tidak melalui proses pembelajaran dan universal pada makhluk tertentu. II. Konsep Dorongan (Drive) Pada umumnya dorongan menyangkut perilaku yang bersifat biologis dan fisologis, antara lain, makan, minum, tudur, dan seks. E.C. Tolman membagi dorongan menjadi dua jenis, yaitu:  hasrat (apetites): lapar, haus, seks, dsb.  pengingkaran (aversion) seperti menghindari rasa sakit dan penderitaan.