SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 71
STATUS GIZI
PENGERTIAN STATUS GIZI STATUS GIZI  adalah keadaan keseimbangan antara ASUPAN zat gizi dan KEBUTUHAN zat gizi oleh tubuh untuk berbagai keperluan proses biologi GIZI SEIMBANG  bila ASUPAN zat gizi SESUAI dengan KEBUTUHAN zat gizi =  GIZI BAIK GIZI TIDAK SEIMBANG  bila ASUPAN zat gizi TIDAK SESUAI dengan KEBUTUHAN zat gizi (Kurang atau Melebihi) =  KURANG GIZI  atau GIZI LEBIH
Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi Gizi Seimbang = Gizi Baik Asupan zat gizi  SESUAI  kebutuhan zat gizi Berat normal
Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi Gizi Tidak Seimbang = Kurang Gizi Asupan zat gizi  KURANG DARI  kebutuhan zat gizi Berat kurang
Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi Gizi Tidak Seimbang = Gizi Lebih Asupan zat gizi  MELEBIHI  kebutuhan zat gizi Berat lebih
ANAK KURANG GIZI Akibat kekurangan asupan zat gizi Akibat kekurangan makanan Akibat menderita penyakit infeksi Pola asuh, pola perawatan anak, perilaku kesehatan, keadaan ekonomi, pengetahuan ibu PENYEBAB KURANG GIZI
Perkembangan Pertumbuhan Kecerdasan Pemeliharaan kesehatan Aktivitas dan Lain-lain KESEIMBANGAN ZAT GIZI Mempengaruhi
ADALAH: Perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu, baik dari segi DIMENSI, PROPORSI, maupun KOMPOSISI tubuh Pada manusia, ukuran fisik (tubuh) disebut  juga dengan istilah ANTROPOMETRI PERTUMBUHAN
Adalah:  Ukuran tubuh manusia Berasal dari kata: Anthropos  = Manusia Metric = Ukuran ANTROPOMETRI
ADALAH: Perubahan kemampuan anak dalam gerakan motorik kasar/halus, kecerdasan, mental, perilaku dari waktu ke waktu Perubahan motorik kasar PERKEMBANGAN 0 bln 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln 5 bln 6 bln 7 bln 8 bln 9 bln 10 bln 11 bln 12 bln 13 bln 14 bln 15 bln
0  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15 Umur Anak (bulan) Ukuran fisik Perkembangan Anak Anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan baik Pertumbuhan Anak Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan: Perubahan yang dapat diukur secara kuantitatif (Contoh: dari 5 kg menjadi 6 kg, dari 54 cm menjadi 60 cm) Perkembangan: Perubahan yang hanya dapat diukur secara kualitatif (Contoh: dari dapat merangkak menjadi dapat berdiri, dari tidak dapat bicara menjadi dapat bicara, dsb.) Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
1.  Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan proses perubahan yang mengikuti perjalanan waktu (Contoh: dari bulan ke bulan) 2.  Pertumbuhan dan Perkembangan hanya dapat diketahui bila dilakukan pemantauan secara teratur dan terus menerus 3.  Setiap anak memiliki Jalur Pertumbuhan dan Perkembangan NORMAL (“Trajectory”) yang bervariasi Kesamaan Pertumbuhan dan Perkembangan
APA BEDA PENIMBANGAN BULANAN DAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ?
D D T K B D D T K B = Datang = Daftar = Timbang = Kueh = Bubar = Deteksi = Dini = Tumbuh = Kembang = Balita UMUM TERJADI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN PENIMBANGAN BULANAN SEHARUSNYA
1. DATANG KE   POSYANDU 2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG PENIMBANGAN BULANAN BALITA DI POSYANDU 4. DICATAT DALAM   BUKU REGISTER 5. DIBAGI MAKANAN/   KUEH 6. PULANG
1. DATANG KE   POSYANDU 4. BB ANAK DICATAT   & DI PLOT KE KMS 2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG 5. DINILAI STATUS   PERTUMBUHAN   BERDASARKAN   KURVA BB ANAK N  = NAIK T  = TIDAK   NAIK BGM , PERTAMA DITIMBANG KONFIRMASI GIZI BURUK TIDAK GIZI BURUK DIRUJUK 6.  KONSELING PELAYANAN GIZI DAN KESEHATAN DASAR PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU
GIZI SEIMBANG? Ya Indikasi Keadaan Gizi tetap baik Tidak Indikasi Keadaan gizi yang memburuk Pertumbuhan Normal Pertumbuhan Terganggu KENAPA PERTUMBUHAN DIPANTAU? PERTUMBUHAN sebagai INDIKATOR  Memburuknya atau  Tetap Baiknya Keadaan Gizi
Berawal sama Berakhir beda Tumbuh Normal & Tumbuh Terganggu Pertumbuhan Normal (Dipantau Pertumbuhannya) Pertumbuhan terganggu (Tidak dipantau pertumbuhannya)
APA TUJUAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN? ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
SYARAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
3.  Gantungkan dacin dengan   posisi batang dacin sejajar   dengan mata penimbang 1. Pilih Pelana rumah   atau dahan peng-   gantung yang kuat 4. Sarung atau celana   timbang tempat   anak diletakkan 6. Bandul penyeimbang   dapat berupa kantong/   plastik berisi kerikil    atau pasir 2. Tali penggantung   dacin yang kuat 5. Bandul geser   di angka NOL CARA MEMASANG DACIN YANG BENAR
7. Posisi kedua paku   timbangan harus    lurus
CARA MENIMBANG ANAK YANG BENAR
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],MENGAPA UMUR HARUS DIHITUNG TELITI?
CARA MEMBULATKAN UMUR ANAK Pedoman dari CDC (Center of Diseases Control) tahun 2000: ,[object Object],[object Object]
CARA MENGHITUNG UMUR ANAK BALITA Tanggal Hari Bulan Tahun Ditimbang  05   07  2003 Lahir  10   06  2001 SELISIH -5 Hari 1 Bln 2 Thn   (-0 Bln)  (1 Bln)  (24 Bln) UMUR ANAK =  24 bulan + 1 Bulan – 0 bulan UMUR anak =  25 bulan CONTOH 1
Tanggal Hari Bulan Tahun Ditimbang  05   02  2003 Lahir  21   07  2001 SELISIH -16 Hari -5 Bln 2 Thn (-1 Bln)  (-5 Bln)  (24 Bln) UMUR ANAK =  24 bulan – 5 bulan – 1 bulan UMUR anak =  18 bulan CONTOH 2
BAGAIMANA CARA MENILAI STATUS PERTUMBUHAN ANAK? Bukan hanya asal naik berat badannya Tapi harus dengan melihat garis pertumbuhan anak dalam grafik KMS Naik dan Tumbuh Normal Naik tetapi tumbuh Tidak Normal
[object Object],[object Object],Anak Yang Naik Berat Badannya (N) 2 1
3. Garis pertumbuhan menurun, atau lebih rendah dari bulan lalu 4. Garis pertumbuhan mendatar, atau sama dengan bulan lalu 5. Garis pertumbuhan naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya Anak Yang Tidak Naik Berat Badannya (T) 3 4 5
[object Object],[object Object],[object Object],Anak  PERTAMA KALI ditimbang dan  BGM *) Harus dirujuk ke Pus-   kesmas utk konfirma-   si apakah anak GIZI    BURUK atau TIDAK Anak  BGM  yang tumbuh NORMAL , karena anak tersebut memiliki tinggi  badan yang PENDEK *) Tidak perlu dirujuk    ke Puskesmas Bagaimana Dengan Anak BGM ? a b
MASALAH YANG SERING DITEMUKAN DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Batang dacin tidak datar (seimbang) Anak langsung ditimbang   berat badan anak lebih berat dari sebenarnya Bandul penyeimbang tidak dipasang Sarung timbang sudah dipasang 1. KESALAHAN MENIMBANG ANAK
2. KESALAHAN MENGHITUNG UMUR ANAK ,[object Object],[object Object]
Tanggal Hari Bulan Tahun Ditimbang  05   02  2003 Lahir  21   07  2001 SELISIH -16 Hari -5 Bln 2 Thn (-1 Bln)  (-5 Bln)  (24 Bln) UMUR ANAK seharusnya = 24 bulan – 5 bulan – 1 bulan = 18 bln CONTOH Selisih hari diabaikan UMUR ANAK dihitung = 24 bulan – 5 bulan = 19 bulan
Tanggal Tanggal Umur yang Umur oleh lahir timbang benar kader 10/05/2000 14/08/00 3 bulan 3 bulan 29/09/00 5 bulan 4 bulan 28/10/00 6 bulan 5 bulan 30/11/00 7 bulan 6 bulan 15/12/00 7 bulan 7 bulan 18/01/01 8 bulan 8 bulan 29/02/01 10 bulan 9 bulan 28/03/01 11 bulan 10 bulan 12/04/01 11 bulan 11 bulan 26/05/01 13 bulan 12 bulan 27/06/01 14 bulan 13 bulan 15/07/01 14 bulan 14 bulan Perhitungan umur oleh kader yang menambahkan 1 bulan setiap hari buka Posyandu
Kesalahan PLOT sebagai akibat ketidak telitian umur 0 2 4 6 8 10 12 kg 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Umur (bulan) Anak umur 2 bulan di plot pada umur 1 bulan atau sebaliknya Anak umur 5 bulan di plot pada umur 4 bulan atau sebaliknya Anak umur 8 bulan di plot pada umur 6 bulan atau sebaliknya
3. KESALAHAN PENGGUNAAN ANGKA BERAT BADAN UNTUK MENILAI STATUS PERTUMBUHAN Umur (bl) 5  6  7  8  9  10 BB (kg) 6,7  6,9  7,2  7,5  7,8  8,0 Status pertumbuhan ---  N  N  N  N  N Sebenarnya Kurva pertumbuhan anak sudah menyeberang ke bawah
PENGGUNAAN BATHROOM SCALE (TIMBANGAN KAMAR MANDI) TIDAK DIANJURKAN, KARENA SKALA 1 KG DAN PER MENJADI LEMAH SETELAH DIPAKAI BEBERAPA KALI
Data  S K D N   dapat digunakan untuk memantau status PERTUMBUHAN BALITA di suatu wilayah S emua anak balita memiliki   K MS  dan D itimbang  s ecara teratur tiap bulan      agar dapat dipantau apakah berat badan anak  N aik/ T idak naik untuk penyuluhan dan untuk diketahui tindakan intervensi apa yang tepat bila diperlukan DATA UNTUK  PEMANTAUAN PERTUMBUHAN WILAYAH
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
APAKAH ANAK BGM ADALAH ANAK GIZI BURUK ? BELUM TENTU Karena anak yang berat badannya di bawah garis merah (BGM), dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut: 1. Benar keadaan GIZI-nya BURUK karena berat badan menurut   tinggi badannya (BB/TB) di bawah –3 SD dari baku BB/TB 2. Bukan GIZI BURUK, karena anak berdangkutan PENDEK    menurut umurnya sehingga berat badannya JAUH LEBIH   RENDAH dari berat badan normal menurut umurnya, tetapi   menurut tinggi badannya proporsional (NORMAL)
APAKAH ANAK YANG BB NYA DI PITA KUNING ADALAH ANAK GIZI KURANG ? BELUM TENTU Karena anak yang berat badannya berada di pita warna kuning, dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut: 1. Benar keadaan GIZI-nya KURANG karena berat badan menurut   tinggi badannya (BB/TB) di bawah –2 SD dari baku BB/TB 2. Bukan GIZI KURANG, karena anak berdangkutan PENDEK    menurut umurnya sehingga berat badannya LEBIH RENDAH   dari berat badan normal menurut umurnya, tetapi BB menurut   tinggi badannya proporsional (NORMAL)
APAKAH ANAK YANG BB NYA DI PITA HIJAU ADALAH ANAK GIZI BAIK ? BELUM TENTU Karena anak yang berat badannya berada di pita warna hijau, dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut: 1. Benar keadaan GIZI-nya BAIK karena berat badan menurut   tinggi badannya (BB/TB) di antara –2 SD dan + 2 SD dari baku   BB/TB 2. Bukan GIZI BAIK, karena anak bersangkutan JANGKUNG (TB    nya melebihi rata-rata TB anak normal) pada umur tersebut,    sehingga berat badannya TIDAKPROPORSIONAL menurut tinggi    badannya (KURUS) atau BB/TB < -2 SD
APAKAH ANAK YANG BB NYA DI ATAS PITA KUNING TERATAS DALAM KMS ADALAH ANAK GIZI LEBIH ? BELUM TENTU Karena anak yang berat badannya berada di atas pita kuning teratas dalam KMS, dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut: 1. Benar keadaan GIZI-nya LEBIH karena berat badan menurut   tinggi badannya (BB/TB) di atas +2 SD dari baku BB/TB 2. Bukan GIZI LEBIH, karena anak bersangkutan JANGKUNG (TB    nya melebihi rata-rata TB anak normal) pada umur tersebut,    dan berat badannya PROPORSIONAL menurut tinggi badannya    (NORMAL) atau BB/TB antara –2 SD dan  +2 SD
BAGAIMANA MENGETAHUI SEORANG ANAK  BERSTATUS GIZI BURUK SAAT INI Diukur berat badan (BB) Dan Panjang atau Tinggi badannya (PB atau TB) Lihat Tabel Berat badan  menurut Tinggi badan -> BB/TB (Edaran Menkes -> berlambang  Garuda) Sangat kurus Gizi buruk Kurus Gizi kurang Diperiksa apakah ada tanda-tanda klinis gizi buruk Ada Tidak ada Gizi buruk Hasil pemeriksaan klinis atau antropometri   GIZI BURUK, maka anak ditetapkan GIZI BURUK Kedua pemeriksaan harus dilakukan
Anak No. 1 TB/U lebih dari Normal, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal
Anak No. 2 TB/U = NORMAL, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal
Anak No. 3 TB/U = PENDEK, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal
Anak No. 4 TB/U = SANGAT PENDEK, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal
Anak No. 5 TB/U lebih dari Normal, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar
Anak No. 6 TB/U = NORMAL, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar
Anak No. 7 TB/U = PENDEK, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar
Anak No. 8 TB/U = SANGAT PENDEK, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar
PANJANG BADAN  adalah istilah atau terminologi yang dipakai bila anak diukur  BERBARING  (atau anak belum dapat berdiri) TINGGI BADAN  adalah istilah atau terminologi yang dipakai bila anak diukur  BERDIRI  (atau  anak sudah dapat berdiri) Istilah Panjang Badan  dan Tinggi Badan
KEADAAN ALAT UKUR PANJANG BADAN YANG BARU DIKELUARKAN ATAU YANG SIAP DIMASUKKAN KE DALAM TAS PENYIMPAN Bagian pertama alat ukur panjang badan Bagian kedua alat ukur panjang badan di taruh terbalik Sekrup pengikat kedua bagian alat ukur Alat geser
Sekrup pengikat di buka kedua bagian alat ukur dilepas dan siap untuk disambungkan Pasak kayu Lubang tempat pasak kayu di masukkan
KEADAAN ALAT UKUR PANJANG BADAN  SETELAH KEDUA BAGIAN DISAMBUNGKAN
Posisi alat geser menempel rapat di dinding tempat kepala anak menempel Ujung pita pengukur ditarik dan baud pengikatnya dimasukkan ke dalam lubang yang terdapat di di bagian ujung alat ukur Pita pengukur
Putar sekrup pengikat ke kanan atau ke kiri sampai angka pada jendela baca menunjukkan NOL Jendela baca Alat geser menempel rapat ke dinding alat ukur 0
SALAH: Telapak kaki tidak menempel dua-duanya
Alat Ukur Tinggi Badan (“Microtoise”) Pita pengukur tinggi badan Tempat paku atau perekat untuk menempelkan alat ke dinding Sisi siku-siku yang menempel ke dinding Sisi siku-siku yang menempel ke kepala anak Jendela pembaca angka tinggi badan anak
CARA MEMASANG MICROTOISE 2. Pilih dinding yang rata dan    tegak lurus ke lantai  1. Pilih lantai yang rata 3. Letakkan microtoise dgn bagian yang   akan menempel pada kepala anak    rapat di lantai 4. Tarik pita ke atas menempel di dinding sampai   pada jendela baca menunjukkan angka  NOL   5. Pakukan atau rekatkan ujung   pita ke dinding
2. Bagian belakang kepala, punggung dan tumit menempel raopat ke dinding 1. Anak berdiri tegak    membelakangi dinding   dengan pandangan    ke depan 3. Gerakkan microtoise    sampai menempel di   kepala anak dan baca   angka pada jendela baca CARA MENGUKUR TINGGI BADAN
CONTOH 1   TABEL BAKU BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN ANAK LAKI-LAKI (Dalam kg) Panjang badan (cm) Sangat kurus Kurus Normal Gemuk 49,0 <= 2,1 2,2 – 2,4 2,5 – 4,3 >= 4,4  49,5 <= 2,2 2,3 – 2,5 2,6 – 4,2 >= 4,3  50,0 <= 2,0 2,1 – 2,4 2,5 – 4,3 >= 4,4  50,5 <= 2,1 2,2 – 2,5 2,6 – 4,4 >= 4,5  51,0 <= 2,2 2,3 – 2,6 2,7 – 4,5 >= 4,6  51,5 <= 2,0 2,1 – 2,5 2,6 – 4,6 >= 4,7  52,0 <= 2,1 2,2 – 2,6 2,7 – 4,7 >= 4,8  52,5 <= 2,2 2,3 – 2,7 2,8 – 4,8 >= 4,9  53,0 <= 2,3 2,4 – 2,8 2,9 – 5,1 >= 5,2  53,5 <= 2,4 2,5 – 2,9 3,0 – 5,2 >= 5,3  54,0 <= 2,5 2,6 – 3,0 3,1 – 5,3 >= 5,4  54,5 <= 2,6 2,7 – 3,1 3,2 – 5,4 >= 5,5
CONTOH 2 TABEL BAKU BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN ANAK PEREMPUAN (Dalam kg) Panjang badan (cm) Sangat kurus Kurus Normal Gemuk 49,0 <= 2,0 2,1 – 2,4 2,5 – 3,9 >= 4,0  49,5 <= 2,1 2,2 – 2,5 2,6 – 4,0 >= 4,1  50,0 <= 2,1 2,2 – 2,5 2,6 – 4,2 >= 4,3  50,5 <= 2,2 2,3 – 2,6 2,7 – 4,3 >= 4,4  51,0 <= 2,2 2,3 – 2,6 2,7 – 4,5 >= 4,6  51,5 <= 2,3 2,4 – 2,7 2,8 – 4,6 >= 4,7  52,0 <= 2,4 2,5 – 2,8 2,9 – 4,7 >= 4,8  52,5 <= 2,5 2,6 – 2,9 3,0 – 4,8 >= 4,9  53,0 <= 2,3 2,4 – 2,8 2,9 – 4,9 >= 5,0  53,5 <= 2,4 2,5 – 2,9 3,0 – 5,0 >= 5,1  54,0 <= 2,5 2,6 – 3,0 3,1 – 5,1 >= 5,2  54,5 <= 2,6 2,7 – 3,1 3,2 – 5,2 >= 5,3
KMS TIDAK DIANJURKAN UNTUK MEMANTAU STATUS GIZI (GIZI BAIK, KURANG, BURUK, LEBIH) SETIAP BULAN, KENAPA ?
Status Gizi: Status Pertumbuhan: B  B  B  B  B  B  K  K T  T  T  T  T  T  T  T B=Baik;  K=Kurang;  T=Tidak naik Berat badan terus turun, tetapi status gizi tetap baik Tiba-tiba menjadi gizi kurang

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi
Joni Iswanto
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Joni Iswanto
 
Presentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbangPresentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbang
cassiopeia91
 
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaDiet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Wira Rotinsulu
 
Pemantauan di posyandu
Pemantauan di posyanduPemantauan di posyandu
Pemantauan di posyandu
Joni Iswanto
 
Kekurangan energi kronik_(kek)_ppt
Kekurangan energi kronik_(kek)_pptKekurangan energi kronik_(kek)_ppt
Kekurangan energi kronik_(kek)_ppt
gina dwi
 
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balitaGizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Cut Ampon Lambiheue
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
Zakiah dr
 

Was ist angesagt? (20)

Penyuluhan PROLANIS Gizi pada Lansia
Penyuluhan PROLANIS Gizi pada LansiaPenyuluhan PROLANIS Gizi pada Lansia
Penyuluhan PROLANIS Gizi pada Lansia
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi
 
STUNTING.ppt
STUNTING.pptSTUNTING.ppt
STUNTING.ppt
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
Presentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbangPresentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbang
 
Gizi anak sekolah dasar
Gizi anak sekolah dasar Gizi anak sekolah dasar
Gizi anak sekolah dasar
 
Kuesioner pengetahuan kader posyandu
Kuesioner pengetahuan kader posyanduKuesioner pengetahuan kader posyandu
Kuesioner pengetahuan kader posyandu
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 
Presentasi gizi lansia
Presentasi gizi lansiaPresentasi gizi lansia
Presentasi gizi lansia
 
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaDiet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
 
Pemantauan di posyandu
Pemantauan di posyanduPemantauan di posyandu
Pemantauan di posyandu
 
Ppt gizi kurang
Ppt gizi kurangPpt gizi kurang
Ppt gizi kurang
 
6. pemantauan pertumbuhan balita
6. pemantauan pertumbuhan balita6. pemantauan pertumbuhan balita
6. pemantauan pertumbuhan balita
 
Kekurangan energi kronik_(kek)_ppt
Kekurangan energi kronik_(kek)_pptKekurangan energi kronik_(kek)_ppt
Kekurangan energi kronik_(kek)_ppt
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
 
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balitaGizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balita
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
 
Juknis pmt-2017
Juknis pmt-2017Juknis pmt-2017
Juknis pmt-2017
 

Ähnlich wie Program gizi di puskesmas

PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.pptPELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
pkmsubaim1
 
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembangDeteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Joni Iswanto
 

Ähnlich wie Program gizi di puskesmas (20)

PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt
PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.pptPELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt
PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt
 
PENENTUAN STATUS GIZI KPM_ Wanti.pptx
PENENTUAN STATUS GIZI KPM_ Wanti.pptxPENENTUAN STATUS GIZI KPM_ Wanti.pptx
PENENTUAN STATUS GIZI KPM_ Wanti.pptx
 
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptxPertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
 
PPT.ppt
PPT.pptPPT.ppt
PPT.ppt
 
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.pptPELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
 
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
 
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembangDeteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
 
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMSPemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMS
 
PRESENTASI 4 PEMANTAUAN PERTUMBUHAN.pdf
PRESENTASI 4 PEMANTAUAN PERTUMBUHAN.pdfPRESENTASI 4 PEMANTAUAN PERTUMBUHAN.pdf
PRESENTASI 4 PEMANTAUAN PERTUMBUHAN.pdf
 
POWER POINT.ppt
POWER POINT.pptPOWER POINT.ppt
POWER POINT.ppt
 
POWER POINT.ppt
POWER POINT.pptPOWER POINT.ppt
POWER POINT.ppt
 
KMS-Baru.ppt
KMS-Baru.pptKMS-Baru.ppt
KMS-Baru.ppt
 
MI.2 - Gizi final 13 feb 17.pptx
MI.2 - Gizi  final 13 feb 17.pptxMI.2 - Gizi  final 13 feb 17.pptx
MI.2 - Gizi final 13 feb 17.pptx
 
Kms balita depkes 2009
Kms balita   depkes 2009Kms balita   depkes 2009
Kms balita depkes 2009
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
4. MPI 3_Materi pokok 1 dan 2 sdidtk.pptx
4. MPI 3_Materi pokok 1 dan 2 sdidtk.pptx4. MPI 3_Materi pokok 1 dan 2 sdidtk.pptx
4. MPI 3_Materi pokok 1 dan 2 sdidtk.pptx
 
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptxMATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
 
HITUNG UMUR BALITA.ppt
HITUNG UMUR BALITA.pptHITUNG UMUR BALITA.ppt
HITUNG UMUR BALITA.ppt
 
Pemantauan pertumbuhan berkualitas.pptx
Pemantauan pertumbuhan berkualitas.pptxPemantauan pertumbuhan berkualitas.pptx
Pemantauan pertumbuhan berkualitas.pptx
 
PPT KEL 4 IBU ELITA.pptx
PPT KEL 4 IBU ELITA.pptxPPT KEL 4 IBU ELITA.pptx
PPT KEL 4 IBU ELITA.pptx
 

Mehr von Joni Iswanto

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
Joni Iswanto
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
Joni Iswanto
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Joni Iswanto
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Joni Iswanto
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
Joni Iswanto
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Joni Iswanto
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
Joni Iswanto
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasi
Joni Iswanto
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Joni Iswanto
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
Joni Iswanto
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensi
Joni Iswanto
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
Joni Iswanto
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
Joni Iswanto
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
Joni Iswanto
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uks
Joni Iswanto
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
Joni Iswanto
 

Mehr von Joni Iswanto (20)

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasi
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensi
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uks
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Info gender
Info genderInfo gender
Info gender
 

Program gizi di puskesmas

  • 2. PENGERTIAN STATUS GIZI STATUS GIZI adalah keadaan keseimbangan antara ASUPAN zat gizi dan KEBUTUHAN zat gizi oleh tubuh untuk berbagai keperluan proses biologi GIZI SEIMBANG bila ASUPAN zat gizi SESUAI dengan KEBUTUHAN zat gizi = GIZI BAIK GIZI TIDAK SEIMBANG bila ASUPAN zat gizi TIDAK SESUAI dengan KEBUTUHAN zat gizi (Kurang atau Melebihi) = KURANG GIZI atau GIZI LEBIH
  • 3. Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi Gizi Seimbang = Gizi Baik Asupan zat gizi SESUAI kebutuhan zat gizi Berat normal
  • 4. Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi Gizi Tidak Seimbang = Kurang Gizi Asupan zat gizi KURANG DARI kebutuhan zat gizi Berat kurang
  • 5. Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi Gizi Tidak Seimbang = Gizi Lebih Asupan zat gizi MELEBIHI kebutuhan zat gizi Berat lebih
  • 6. ANAK KURANG GIZI Akibat kekurangan asupan zat gizi Akibat kekurangan makanan Akibat menderita penyakit infeksi Pola asuh, pola perawatan anak, perilaku kesehatan, keadaan ekonomi, pengetahuan ibu PENYEBAB KURANG GIZI
  • 7. Perkembangan Pertumbuhan Kecerdasan Pemeliharaan kesehatan Aktivitas dan Lain-lain KESEIMBANGAN ZAT GIZI Mempengaruhi
  • 8. ADALAH: Perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu, baik dari segi DIMENSI, PROPORSI, maupun KOMPOSISI tubuh Pada manusia, ukuran fisik (tubuh) disebut juga dengan istilah ANTROPOMETRI PERTUMBUHAN
  • 9. Adalah: Ukuran tubuh manusia Berasal dari kata: Anthropos = Manusia Metric = Ukuran ANTROPOMETRI
  • 10. ADALAH: Perubahan kemampuan anak dalam gerakan motorik kasar/halus, kecerdasan, mental, perilaku dari waktu ke waktu Perubahan motorik kasar PERKEMBANGAN 0 bln 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln 5 bln 6 bln 7 bln 8 bln 9 bln 10 bln 11 bln 12 bln 13 bln 14 bln 15 bln
  • 11. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Umur Anak (bulan) Ukuran fisik Perkembangan Anak Anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan baik Pertumbuhan Anak Pertumbuhan dan Perkembangan
  • 12. Pertumbuhan: Perubahan yang dapat diukur secara kuantitatif (Contoh: dari 5 kg menjadi 6 kg, dari 54 cm menjadi 60 cm) Perkembangan: Perubahan yang hanya dapat diukur secara kualitatif (Contoh: dari dapat merangkak menjadi dapat berdiri, dari tidak dapat bicara menjadi dapat bicara, dsb.) Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
  • 13. 1. Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan proses perubahan yang mengikuti perjalanan waktu (Contoh: dari bulan ke bulan) 2. Pertumbuhan dan Perkembangan hanya dapat diketahui bila dilakukan pemantauan secara teratur dan terus menerus 3. Setiap anak memiliki Jalur Pertumbuhan dan Perkembangan NORMAL (“Trajectory”) yang bervariasi Kesamaan Pertumbuhan dan Perkembangan
  • 14. APA BEDA PENIMBANGAN BULANAN DAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ?
  • 15. D D T K B D D T K B = Datang = Daftar = Timbang = Kueh = Bubar = Deteksi = Dini = Tumbuh = Kembang = Balita UMUM TERJADI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN PENIMBANGAN BULANAN SEHARUSNYA
  • 16. 1. DATANG KE POSYANDU 2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG PENIMBANGAN BULANAN BALITA DI POSYANDU 4. DICATAT DALAM BUKU REGISTER 5. DIBAGI MAKANAN/ KUEH 6. PULANG
  • 17. 1. DATANG KE POSYANDU 4. BB ANAK DICATAT & DI PLOT KE KMS 2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG 5. DINILAI STATUS PERTUMBUHAN BERDASARKAN KURVA BB ANAK N = NAIK T = TIDAK NAIK BGM , PERTAMA DITIMBANG KONFIRMASI GIZI BURUK TIDAK GIZI BURUK DIRUJUK 6. KONSELING PELAYANAN GIZI DAN KESEHATAN DASAR PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU
  • 18. GIZI SEIMBANG? Ya Indikasi Keadaan Gizi tetap baik Tidak Indikasi Keadaan gizi yang memburuk Pertumbuhan Normal Pertumbuhan Terganggu KENAPA PERTUMBUHAN DIPANTAU? PERTUMBUHAN sebagai INDIKATOR Memburuknya atau Tetap Baiknya Keadaan Gizi
  • 19. Berawal sama Berakhir beda Tumbuh Normal & Tumbuh Terganggu Pertumbuhan Normal (Dipantau Pertumbuhannya) Pertumbuhan terganggu (Tidak dipantau pertumbuhannya)
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23. 3. Gantungkan dacin dengan posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang 1. Pilih Pelana rumah atau dahan peng- gantung yang kuat 4. Sarung atau celana timbang tempat anak diletakkan 6. Bandul penyeimbang dapat berupa kantong/ plastik berisi kerikil atau pasir 2. Tali penggantung dacin yang kuat 5. Bandul geser di angka NOL CARA MEMASANG DACIN YANG BENAR
  • 24. 7. Posisi kedua paku timbangan harus lurus
  • 25. CARA MENIMBANG ANAK YANG BENAR
  • 26.
  • 27.
  • 28. CARA MENGHITUNG UMUR ANAK BALITA Tanggal Hari Bulan Tahun Ditimbang 05 07 2003 Lahir 10 06 2001 SELISIH -5 Hari 1 Bln 2 Thn (-0 Bln) (1 Bln) (24 Bln) UMUR ANAK = 24 bulan + 1 Bulan – 0 bulan UMUR anak = 25 bulan CONTOH 1
  • 29. Tanggal Hari Bulan Tahun Ditimbang 05 02 2003 Lahir 21 07 2001 SELISIH -16 Hari -5 Bln 2 Thn (-1 Bln) (-5 Bln) (24 Bln) UMUR ANAK = 24 bulan – 5 bulan – 1 bulan UMUR anak = 18 bulan CONTOH 2
  • 30. BAGAIMANA CARA MENILAI STATUS PERTUMBUHAN ANAK? Bukan hanya asal naik berat badannya Tapi harus dengan melihat garis pertumbuhan anak dalam grafik KMS Naik dan Tumbuh Normal Naik tetapi tumbuh Tidak Normal
  • 31.
  • 32. 3. Garis pertumbuhan menurun, atau lebih rendah dari bulan lalu 4. Garis pertumbuhan mendatar, atau sama dengan bulan lalu 5. Garis pertumbuhan naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya Anak Yang Tidak Naik Berat Badannya (T) 3 4 5
  • 33.
  • 34. MASALAH YANG SERING DITEMUKAN DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
  • 35. Batang dacin tidak datar (seimbang) Anak langsung ditimbang  berat badan anak lebih berat dari sebenarnya Bandul penyeimbang tidak dipasang Sarung timbang sudah dipasang 1. KESALAHAN MENIMBANG ANAK
  • 36.
  • 37. Tanggal Hari Bulan Tahun Ditimbang 05 02 2003 Lahir 21 07 2001 SELISIH -16 Hari -5 Bln 2 Thn (-1 Bln) (-5 Bln) (24 Bln) UMUR ANAK seharusnya = 24 bulan – 5 bulan – 1 bulan = 18 bln CONTOH Selisih hari diabaikan UMUR ANAK dihitung = 24 bulan – 5 bulan = 19 bulan
  • 38. Tanggal Tanggal Umur yang Umur oleh lahir timbang benar kader 10/05/2000 14/08/00 3 bulan 3 bulan 29/09/00 5 bulan 4 bulan 28/10/00 6 bulan 5 bulan 30/11/00 7 bulan 6 bulan 15/12/00 7 bulan 7 bulan 18/01/01 8 bulan 8 bulan 29/02/01 10 bulan 9 bulan 28/03/01 11 bulan 10 bulan 12/04/01 11 bulan 11 bulan 26/05/01 13 bulan 12 bulan 27/06/01 14 bulan 13 bulan 15/07/01 14 bulan 14 bulan Perhitungan umur oleh kader yang menambahkan 1 bulan setiap hari buka Posyandu
  • 39. Kesalahan PLOT sebagai akibat ketidak telitian umur 0 2 4 6 8 10 12 kg 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Umur (bulan) Anak umur 2 bulan di plot pada umur 1 bulan atau sebaliknya Anak umur 5 bulan di plot pada umur 4 bulan atau sebaliknya Anak umur 8 bulan di plot pada umur 6 bulan atau sebaliknya
  • 40. 3. KESALAHAN PENGGUNAAN ANGKA BERAT BADAN UNTUK MENILAI STATUS PERTUMBUHAN Umur (bl) 5 6 7 8 9 10 BB (kg) 6,7 6,9 7,2 7,5 7,8 8,0 Status pertumbuhan --- N N N N N Sebenarnya Kurva pertumbuhan anak sudah menyeberang ke bawah
  • 41. PENGGUNAAN BATHROOM SCALE (TIMBANGAN KAMAR MANDI) TIDAK DIANJURKAN, KARENA SKALA 1 KG DAN PER MENJADI LEMAH SETELAH DIPAKAI BEBERAPA KALI
  • 42. Data S K D N dapat digunakan untuk memantau status PERTUMBUHAN BALITA di suatu wilayah S emua anak balita memiliki K MS dan D itimbang s ecara teratur tiap bulan  agar dapat dipantau apakah berat badan anak N aik/ T idak naik untuk penyuluhan dan untuk diketahui tindakan intervensi apa yang tepat bila diperlukan DATA UNTUK PEMANTAUAN PERTUMBUHAN WILAYAH
  • 43.
  • 44. APAKAH ANAK BGM ADALAH ANAK GIZI BURUK ? BELUM TENTU Karena anak yang berat badannya di bawah garis merah (BGM), dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut: 1. Benar keadaan GIZI-nya BURUK karena berat badan menurut tinggi badannya (BB/TB) di bawah –3 SD dari baku BB/TB 2. Bukan GIZI BURUK, karena anak berdangkutan PENDEK menurut umurnya sehingga berat badannya JAUH LEBIH RENDAH dari berat badan normal menurut umurnya, tetapi menurut tinggi badannya proporsional (NORMAL)
  • 45. APAKAH ANAK YANG BB NYA DI PITA KUNING ADALAH ANAK GIZI KURANG ? BELUM TENTU Karena anak yang berat badannya berada di pita warna kuning, dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut: 1. Benar keadaan GIZI-nya KURANG karena berat badan menurut tinggi badannya (BB/TB) di bawah –2 SD dari baku BB/TB 2. Bukan GIZI KURANG, karena anak berdangkutan PENDEK menurut umurnya sehingga berat badannya LEBIH RENDAH dari berat badan normal menurut umurnya, tetapi BB menurut tinggi badannya proporsional (NORMAL)
  • 46. APAKAH ANAK YANG BB NYA DI PITA HIJAU ADALAH ANAK GIZI BAIK ? BELUM TENTU Karena anak yang berat badannya berada di pita warna hijau, dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut: 1. Benar keadaan GIZI-nya BAIK karena berat badan menurut tinggi badannya (BB/TB) di antara –2 SD dan + 2 SD dari baku BB/TB 2. Bukan GIZI BAIK, karena anak bersangkutan JANGKUNG (TB nya melebihi rata-rata TB anak normal) pada umur tersebut, sehingga berat badannya TIDAKPROPORSIONAL menurut tinggi badannya (KURUS) atau BB/TB < -2 SD
  • 47. APAKAH ANAK YANG BB NYA DI ATAS PITA KUNING TERATAS DALAM KMS ADALAH ANAK GIZI LEBIH ? BELUM TENTU Karena anak yang berat badannya berada di atas pita kuning teratas dalam KMS, dapat merupakan cerminan dari keadaan berikut: 1. Benar keadaan GIZI-nya LEBIH karena berat badan menurut tinggi badannya (BB/TB) di atas +2 SD dari baku BB/TB 2. Bukan GIZI LEBIH, karena anak bersangkutan JANGKUNG (TB nya melebihi rata-rata TB anak normal) pada umur tersebut, dan berat badannya PROPORSIONAL menurut tinggi badannya (NORMAL) atau BB/TB antara –2 SD dan +2 SD
  • 48. BAGAIMANA MENGETAHUI SEORANG ANAK BERSTATUS GIZI BURUK SAAT INI Diukur berat badan (BB) Dan Panjang atau Tinggi badannya (PB atau TB) Lihat Tabel Berat badan menurut Tinggi badan -> BB/TB (Edaran Menkes -> berlambang Garuda) Sangat kurus Gizi buruk Kurus Gizi kurang Diperiksa apakah ada tanda-tanda klinis gizi buruk Ada Tidak ada Gizi buruk Hasil pemeriksaan klinis atau antropometri  GIZI BURUK, maka anak ditetapkan GIZI BURUK Kedua pemeriksaan harus dilakukan
  • 49. Anak No. 1 TB/U lebih dari Normal, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal
  • 50. Anak No. 2 TB/U = NORMAL, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal
  • 51. Anak No. 3 TB/U = PENDEK, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal
  • 52. Anak No. 4 TB/U = SANGAT PENDEK, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal
  • 53. Anak No. 5 TB/U lebih dari Normal, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar
  • 54. Anak No. 6 TB/U = NORMAL, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar
  • 55. Anak No. 7 TB/U = PENDEK, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar
  • 56. Anak No. 8 TB/U = SANGAT PENDEK, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar
  • 57. PANJANG BADAN adalah istilah atau terminologi yang dipakai bila anak diukur BERBARING (atau anak belum dapat berdiri) TINGGI BADAN adalah istilah atau terminologi yang dipakai bila anak diukur BERDIRI (atau anak sudah dapat berdiri) Istilah Panjang Badan dan Tinggi Badan
  • 58. KEADAAN ALAT UKUR PANJANG BADAN YANG BARU DIKELUARKAN ATAU YANG SIAP DIMASUKKAN KE DALAM TAS PENYIMPAN Bagian pertama alat ukur panjang badan Bagian kedua alat ukur panjang badan di taruh terbalik Sekrup pengikat kedua bagian alat ukur Alat geser
  • 59. Sekrup pengikat di buka kedua bagian alat ukur dilepas dan siap untuk disambungkan Pasak kayu Lubang tempat pasak kayu di masukkan
  • 60. KEADAAN ALAT UKUR PANJANG BADAN SETELAH KEDUA BAGIAN DISAMBUNGKAN
  • 61. Posisi alat geser menempel rapat di dinding tempat kepala anak menempel Ujung pita pengukur ditarik dan baud pengikatnya dimasukkan ke dalam lubang yang terdapat di di bagian ujung alat ukur Pita pengukur
  • 62. Putar sekrup pengikat ke kanan atau ke kiri sampai angka pada jendela baca menunjukkan NOL Jendela baca Alat geser menempel rapat ke dinding alat ukur 0
  • 63. SALAH: Telapak kaki tidak menempel dua-duanya
  • 64.
  • 65. Alat Ukur Tinggi Badan (“Microtoise”) Pita pengukur tinggi badan Tempat paku atau perekat untuk menempelkan alat ke dinding Sisi siku-siku yang menempel ke dinding Sisi siku-siku yang menempel ke kepala anak Jendela pembaca angka tinggi badan anak
  • 66. CARA MEMASANG MICROTOISE 2. Pilih dinding yang rata dan tegak lurus ke lantai 1. Pilih lantai yang rata 3. Letakkan microtoise dgn bagian yang akan menempel pada kepala anak rapat di lantai 4. Tarik pita ke atas menempel di dinding sampai pada jendela baca menunjukkan angka NOL 5. Pakukan atau rekatkan ujung pita ke dinding
  • 67. 2. Bagian belakang kepala, punggung dan tumit menempel raopat ke dinding 1. Anak berdiri tegak membelakangi dinding dengan pandangan ke depan 3. Gerakkan microtoise sampai menempel di kepala anak dan baca angka pada jendela baca CARA MENGUKUR TINGGI BADAN
  • 68. CONTOH 1 TABEL BAKU BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN ANAK LAKI-LAKI (Dalam kg) Panjang badan (cm) Sangat kurus Kurus Normal Gemuk 49,0 <= 2,1 2,2 – 2,4 2,5 – 4,3 >= 4,4 49,5 <= 2,2 2,3 – 2,5 2,6 – 4,2 >= 4,3 50,0 <= 2,0 2,1 – 2,4 2,5 – 4,3 >= 4,4 50,5 <= 2,1 2,2 – 2,5 2,6 – 4,4 >= 4,5 51,0 <= 2,2 2,3 – 2,6 2,7 – 4,5 >= 4,6 51,5 <= 2,0 2,1 – 2,5 2,6 – 4,6 >= 4,7 52,0 <= 2,1 2,2 – 2,6 2,7 – 4,7 >= 4,8 52,5 <= 2,2 2,3 – 2,7 2,8 – 4,8 >= 4,9 53,0 <= 2,3 2,4 – 2,8 2,9 – 5,1 >= 5,2 53,5 <= 2,4 2,5 – 2,9 3,0 – 5,2 >= 5,3 54,0 <= 2,5 2,6 – 3,0 3,1 – 5,3 >= 5,4 54,5 <= 2,6 2,7 – 3,1 3,2 – 5,4 >= 5,5
  • 69. CONTOH 2 TABEL BAKU BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN ANAK PEREMPUAN (Dalam kg) Panjang badan (cm) Sangat kurus Kurus Normal Gemuk 49,0 <= 2,0 2,1 – 2,4 2,5 – 3,9 >= 4,0 49,5 <= 2,1 2,2 – 2,5 2,6 – 4,0 >= 4,1 50,0 <= 2,1 2,2 – 2,5 2,6 – 4,2 >= 4,3 50,5 <= 2,2 2,3 – 2,6 2,7 – 4,3 >= 4,4 51,0 <= 2,2 2,3 – 2,6 2,7 – 4,5 >= 4,6 51,5 <= 2,3 2,4 – 2,7 2,8 – 4,6 >= 4,7 52,0 <= 2,4 2,5 – 2,8 2,9 – 4,7 >= 4,8 52,5 <= 2,5 2,6 – 2,9 3,0 – 4,8 >= 4,9 53,0 <= 2,3 2,4 – 2,8 2,9 – 4,9 >= 5,0 53,5 <= 2,4 2,5 – 2,9 3,0 – 5,0 >= 5,1 54,0 <= 2,5 2,6 – 3,0 3,1 – 5,1 >= 5,2 54,5 <= 2,6 2,7 – 3,1 3,2 – 5,2 >= 5,3
  • 70. KMS TIDAK DIANJURKAN UNTUK MEMANTAU STATUS GIZI (GIZI BAIK, KURANG, BURUK, LEBIH) SETIAP BULAN, KENAPA ?
  • 71. Status Gizi: Status Pertumbuhan: B B B B B B K K T T T T T T T T B=Baik; K=Kurang; T=Tidak naik Berat badan terus turun, tetapi status gizi tetap baik Tiba-tiba menjadi gizi kurang