3. Pendahuluan
• Hipertensi merupakan kondisi yg paling sering ditemui
dipelayanan kesehatan. Hipertensi sendiri dapat
menyebabkan infark miokard, stroke, gagal ginjal dan
kematian jika tidak diterapi dengan benar dibutuhkan
pedoman untuk penatalaksanaan hipertensi
• Pedoman yg telah disusun yaitu The Eight Joint National
Committee (JNC 8) :
– Sistematik review based
– Critical question
4. • “Critical Questions”:
1. Does initiating antihypertensive pharmacological
therapy at specific BP thresholds improve health
outcomes? When should you initiate treatment?
2. Does treatment with an antihypertensive
pharmacological therapy to a specified BP goal lead to
improvements in health outcomes? How low should you
go?
3. Do various antihypertensive drugs or drug classes
differ in comparative benefits and harms on specific
health outcomes? How do you get there?
8. Rekomendasi 1
• Pada populasi umum usia ≥60 tahun
terapi farmakologis dimulai pada :
Sistolik ≥150 mm Hg atau
Diastolik ≥90 mm Hg
Target TD : sistolik <150 mm Hg dan
diastolik <90 mm Hg
(Strong Recommendation – Grade A)
9. Rekomendasi 2
• Pada populasi umum <60 tahun terapi
farmakologis dimulai jika diastolik ≥90 mm
Hg
• Target : diastolik <90 mm Hg.
• (Untuk usia 30-59 tahun, Strong
Recommendation – Grade A; untuk
usia18-29 years, Expert Opinion – Grade
E)
10. Rekomendasi 3
• Pada populasi <60 years terapi
farmakologis dimulai pada sistolik ≥140
mm Hg, dengan target sistolik <140 mm
Hg. (Expert Opinion – Grade E)
11. Rekomendsi 4
• Pada populasi usia ≥18 tahun disertai
chronic kidney disease (CKD)
• Terapi farmakologis dimulai :
Sistolik ≥140 mm Hg atau diastolik ≥ 90
• Target TD :
Sistolik <140 mm Hg dan diastolik<90 mm
Hg
(Expert Opinion – Grade E)
12. Rekomendasi 5
• Pada populasi usia ≥18 years disertai
Diabetes
• Terapi farmakologis dimulai :
Sistolik ≥140 mm Hg atau diastolik ≥90
mm Hg
• Target TD :
Sistolik<140 mm Hg dan diastolik <90 mm
Hg (Expert Opinion – Grade E)
13. Rekomendasi 6
• Pada populasi bukan kulit hitam, disertai
diabetesterapi antihipertensi : thiazide-
type diuretic, calcium channel blocker
(CCB), angiotensin-converting enzyme
inhibitor (ACEI) atau angiotensin receptor
blocker (ARB)
(Moderate Recommendation – Grade B)
14. Rekomendasi 7
• Pada populasi kulit hitam, disertai
diabetes terapi antihipertensi :thiazide-
type diuretic atau CCB.
For general black population: Moderate
Recommendation – Grade B; for black
patients with diabetes: Weak
Recommendation – Grade C
15. Rekomendasi 8
• Pada populasi usia ≥18 years disertai
CKD terapi antihipertensi : ACEI atau
ARB untuk memperbaiki fungsi ginjal.
Diaplikasikan untuk semua pasien CKD
dengan hipertensi tanpa memandang ras
atau status diabetes .
(Moderate Recommendation – Grade B)
16. Rekomendasi 9
• Jika tekanan darah tidak mencapai target dalam
1 bulan terapi tingkatkan dosis obat awal atau
tambahkan obat ke2 dari 4 golongan obat
antihipertensi (thiazide-type diuretic, CCB, ACEI,
or ARB).
• Jika tekanan darah tidak mencapai target dg 2
jenis obat tambahkan obat ke 3 dan titrasi
• Jika TD belum tercapai jg, maka dapat
ditambahkan dari kelas yg lain (Expert Opinion –
Grade E)
17. Kapan Obat Antihipertensi di
mulai ?
• Usia ≥ 60 tahun
– SBP ≥ 150mmHg
– DBP ≥ 90 mmHg
• Usia < 60 tahun
– SBP ≥ 140mmHg
– DBP ≥ 90 mmHg
Rekomendasi sangat kuat untuk menurunkan
resiko stroke, gagal jantung, CAD dan gagal
ginjal
29. Profil Jenis ARB
• Telmisartan : Afinitas telmisartan terhadap
reseptor AT1 cukup tinggi dan merupakan yang
tertinggi di kelompoknya. Reduksi tekanan
darah terjadi akibat relaksasi otot polos
pembuluh darah, sehingga terjadi vasodilatasi.
• Losartan :memperlambat progresivitas nefropati
diabetik dan kelainan ginjal lain pada pasien
diabetes melitus tipe II, hipertensi, dan
mikroalbuminuria (>30 mg/hari) atau proteinuria
(> 900 mg.hari)
30. • Irbesartan : menghambat progresivitas
nefropati diabetik, mikroalbuminuria, atau
proteinuria pada penderita diabetes
melitus
• Candesartan : sbg obat antihipertensi dan
diindikasikan pd pasien gagal jantung
kongestif (menurunkan mortalitas dan
morbiditas pada pasien dengan gagal
jantung terutama pada EF <40%)