Karya tulis ilmiah ini membahas tentang gambaran pengetahuan ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai jadwal pemberian imunisasi dasar yang meliputi tingkat tahu, memahami, dan aplikasi ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi
Ähnlich wie GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
Ähnlich wie GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016 (20)
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016
1. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN
IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA
KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA
BULAN JULI TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukansebagaisalahsatusyaratdalammenyelesaikanpendidikan
DiAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna
Oleh:
Sitti Alma Findra
PSW.1B.2013.0039
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2. LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada
Bayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Bulan
Juli tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns Rosdiana Ita, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
3. LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M. Kes (……………………………….)
2. Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns (……………………………….)
3. Rosdiana Ita, SST (……………………………….)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns Rosdiana Ita, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
4. RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Nama : SITTI ALMAFINDRA
Tempat tanggal lahir : Raha, 29 Maret 1993
Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
II. NAMA ORANG TUA
Ayah : LA ODE ALI HUSEN, S.Pd
Ibu :SITTI HANAFIAH
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus SD Negeri 10 Katobu : Tamat tahun 2006
2. Lulus SMP Negeri 2 Raha : Tamat tahun 2009
3. Lulus SMA Negeri 1 Raha : Tamat tahun 2012
4. Sejak Tahun 2013Mengikuti Pendidikan di Program Studi D3 Kebidanan
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai sekarang.
5. KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya
tulis ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal
Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa Kecamatan
DurukaKabupaten Muna Bulan Juli tahun 2016”. Shalawat dan salam atas junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi sekalian ummat manusia
dalam segala aspek kehidupan.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Ibu Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns selaku pembimbing I
dan Ibu Rosdiana Ita, S.ST selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
untuk membantu, membimbing penulis dalam penyelesaian proposal ini dan tak lupa
pula penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pelaksanaan skripsi ini, yaitu :
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.,Kesselaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Akbid Paramata Raha.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes., selaku Direktur Akbid Paramata Raha.
3. Bapak Mamang Taga selaku Kepala Desa Lagasa
4. Segenap Dosen dan Staf Akbid Paramata Rahayang telah membantu dan
membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan.
6. 5. Penghargaan dan Kasih Sayangnya kepada Ayahanda La Ode Ali Husen S.Pd
dan Ibunda Sitti Hanafiah.
6. Teman-teman mahasiswa Akbid Paramata khususnya angkatan 2013 yang telah
memberikan bantuan dan kerjasamanya yang baik..
Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat selain diri pribadi penulis
juga bagi pengembangan ilmu Kebidanan dan penulis berharap semoga Allah SWT
memberikan imbalan yang setimpal atas bantuan dan jasa- jasa semua pihak yang
telah berupaya membantu penyusunan karya tulis.
Raha, Juli 2016
Penulis
7. DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Daftar Isi………………………………………………………………………..vii
Daftar Tabel …. ............................................................................................... xi
Daftar Lampiran............................................................................................... x
Intisari .............................................................................................................. xi
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6
Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 8
A. Telaah Pustaka............................................................................... 8
1. Imunisasi Dasar....................................................................... 8
2. Bayi ......................................................................................... 19
3. Jadwal Pemberian Imunisasi ................................................... 24
4. Pengetahuan ............................................................................ 25
B. Landasan Teori.............................................................................. 36
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 37
D. Pertanyaan Penelitan .................................................................... 38
Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 39
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 39
B. Subjek Penelitian........................................................................... 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 40
D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 40
E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 40
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 41
8. G. Cara Analisis Data......................................................................... 41
H. Jalannya Penelitian........................................................................ 43
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 44
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 44
B. Pembahasan .................................................................................. 50
Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 57
A. Kesimpulan ................................................................................... 57
B. Saran ............................................................................................. 57
Daftar Pustaka................................................................................................ 57
9. DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar LengkapMenurut Buku
Kesehatan Ibu Dan Anak ............................................................. 24
Tabel 2 Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional.................................. 40
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa
LagasaKecamatan Duruka Bulan JuliTahun 2016......... 44
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa
Lagasa Kecamatan Duruka Bulan JuliTahun 2016 45
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016 46
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian
Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat Tahu di
Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Agustus Tahun
2016.................................................................... 47
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian
Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat
Memahami di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Buli
JuliTahun 2016..................................................................... 48
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian
Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat
Aplikasidi Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun
2016................................................................................... 49
10. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Kuisioner Penelitian
Lampiran 3 Master Tabel Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Meneliti
11. INTISARI
Sitti Almafindra(PSW.B.2013.IB.0039) “Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap
Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Bulan Juli tahun 2016”, dibimbing oleh
Dina Asminataliadan Rosdiana Ita.
Latar Belakang :Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit.
Penyaki-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain : TBC,
Diphteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B. penyakit ini merupakan
penghambat pertumbuhan dan perkembangan anak balita.Program imunisasi bertujuan
untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisai.Proporsi kematian bayi yang disebabkan karena tetanus neonatorum (TN) di
Indonesia cukup tinggi yaitu 67%.Dalam upaya pencegahan TN maka imunisai
diarahkan kepada pemberian perlindungan baru lahir dalam minggu-minggu pertama
melalui ibu.
Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah Deskriptif dengan
populasi sebanyak 38 bayi, sampel sebnyak 38 bayi dengan menggunakan teknik
total sampling.
Hasil : Pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu didapatkan berpengetahuan baik
sebanyak 14 responden (36,84%), pengetahuan ibu berdasarkan tingkat memahami
didapatkan berpengetahuan baik sebanyak 18 responden (47,37%).dan pengetahuan
ibu berdasarkan tingkat aplikasi didapatkan berpengetahuan baik sebanyak 29
responden (76,32%).
Kesimpulan: Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada
Bayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Bulan Juli
tahun 2016berdasarakan tingkat tahu, memahami dan aplikasi terbanyak adalah
pengetahuan baik.
Kata kunci: Pengetahuan, Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar
Kepustakaan: 6 buku (2010-2016)
12. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan suatu bangsa dan negara dapat diukur dengan indikator.Angka
kematian balita merupakan salah satu indikator yang sangat sensitif, tidak saja mengukur
derajat kesehatan tetapi untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa dan negara.
Dengan demikian setiap negara akan berusaha untuk menekankan supaya angka
kematian pada balita dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC, diphteri,
pertusis, campak, tetanus, polio, dan hepatitis B merupakan salah satu penyebab
kematian anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Kurang lebih 1,7Juta
kematian per tahun pada anak atau balita di Indonesia adalah akibat PD3I. Agar target
nasional dan global dengan cara eradikasi, eliminasi dan redusir terhadap PD3I dapat
dicapai, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata sampai mencapai
tingkat Population Immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi. Kekebalan untuk
menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB) (Iwansyah, 2012).
Salah satu upaya dalam mewujudkan dan meningkatkan mutu kesehatan anak
pada suatu bangsa dan negara tidak lepas dari dasar keluarga yang harmonis, penuh
kesadaran, tanggung jawab dan kesetiaan untuk berkorban serta pengetahuan ibu dalam
memberikan imunisasi terhadap anak balita dalam mencegah penyakit yang ditimbulkan
oleh PD3I atau mengurangi angka kematian terhadap anak balita.
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Penyaki-penyakit
13. yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain : TBC, diphteri, pertusis,
campak, tetanus, polio, dan hepatitis B. penyakit ini merupakan penghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak balita(Atikah P, 2010).
Imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui
pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan
dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan
memutuskan mata rantai penularan, agar penyelengaraan imunisasi dapat mencapai
sasaran yang diharapkan, perlu adanya pedoman penyelenggaraan imunisasi. Hal ini
sejalan dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 1053/MenKes/SK/IX/2004
(Iwansyah, 2012).
World Health Organization (WHO) mulai menetapkan program imunisasi
sebagai upaya global dengan Expanded Program on Imunization (EPI), yang
diresolusikan oleh World Health Assembly (WHA). Terobosan ini menempatkan EPI
sebagai komponen penting pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam
pelayanan kesehatan primer. Pada Tahun 1981 mulai dilakukan imunisasi polio,
Tahun 1982 imunisasi campak, dan Tahun 1997 imunisasi hepatitis mulai dilakukan.
Pada tahun 1988 diperkirakan bahwa cakupan imunisasi di indonesia cukup tinggi
dibandingkan beberapa negara berkembang lainnya (Atikah P, 2010).
Imunisasi di Indonesia dimulai pada Tahun 1956 dengan imunisasi cacar.Tahun
berikutnya imunisasi tidak berkembang signifikan, perkembangan baru dirasakan pada
Tahun 1973 dengan dilakukannyan imunisasi BCG untuk menanggulangi Penyakit
Tuberklosis.Disusun imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil pada Tahun 1974,
kemudian imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) pada bayi diadakan pada Tahun
14. 1976.Pada Tahun 1977, pemberian suntikan imunisasi pada bayi, tepat pada waktunya
merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi.Imunisasi diberikan mulai
dari lahir sampai awal masa kanak-kanak.Melakukan imunisasi pada bayi merupakan
bagian tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.Imunisasi dapat diberikan ketika ada
kegiatan posyandu, pemeriksaan kesehatan pada petugas kesehatan atau pekan
imunisasi.Jika bayi sedang sakit yang disertai panas, menderita kejang sebelumnya, atau
menderita penyakit sistem saraf, pemberian imunisasi perlu dipertimbangkan(Iwansyah,
2012).
Kebanyakan dari imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh
terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal
kehidupan seorang anak. Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan vaksinasi tidak
menyenangkan untuk bayi (karena biasanya akan mendapatkan suntikan), tetapi rasa
sementara akibat suntikan bertujuan untuk kesehatan anak dalam jangka waktu panjang
(Atikah P, 2010).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.Proporsi kematian bayi yang disebabkan karena
Tetanus Neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu (67%).Dalam upaya
pencegahan TN maka imunisasi diarahkan kepada pemberian perlindungan baru lahir
dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi tetanus neonatorum merupakan
salah satu target harus dicapai sebagai tindakan lanjut dari world summit for children
yaitu insidens 1/10.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Imunisasi DPT bertujuan
untuk mencegah tiga penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus.Difteri merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria (Iwansyah, 2010).
15. Imunisasi yang diberikan pada kanak-kanak serta bayi merupakan cara yang
paling berkesan dan kos efektif untk melindungi mereka dari penyakit tuberculosis (TB),
difteri, pertusis ( batuk kokol), tetanus (kancing gigi), poliomyelitis, campak, rubella dan
hep.B. Walau bagaimanapun masih terdapat kanak-kanak yang tidak diberi imunisasi
karena kekurangan pengetahuan mengenai vaksin serta jadwal imunisasi, salah paham
mengenai kontra indikasi, kerisauan tentang kesan sampingan serta komplikasi vaksin.
DR. Neoh Siew Hong (Iwansyah, 2010).
Berdasarkan data provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 jumlah bayi adalah
51325 bayi dan yang diberikan imunisasi BCG sebanyak 23367 bayi (45,52%),polio I-V
sebanyak 45517 bayi (88,68%) DPT-HB I- III sebanyak 37372 bayi (72,81%), campak
sebanyak 44548 (86,79%) dan HB0 sebanyak 34455 bayi(67,13%) (BPS Sultra, 2014).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada Tahun 2013 – 2015
jumlah bayi adalah 17080 bayi dan yang diberikan imunisasi BCG sebanyak 6986 bayi
(40,90%) , polio I - V sebanyak 8386 bayi (49,09%) DPT-HB I- III sebanyak 8087 bayi
(47,34%), campak sebanyak 7206 (42,18%)dan HB0 sebanyak 2434 bayi(14,25%)
(Dinas Kesehatan Kab. Muna, 2013-2015) .
Berdasarkan data awal yang diperoleh di Puskesmas Wapunto jumlah bayi
yang masuk pada Tahun 2013-2015 sebanyak 509 dan yang diberikan imunisasi
HB0 69 bayi (13,55%), BCG sebanyak 268 bayi (62,65%), polio I-V sebanyak 221
bayi (62,65%), DPT HBI - III sebanyak 168 bayi (33,00%) dan campak 240 bayi
(47,15%) (Dinkes, 2013-2015). Sementara pada Tahun 2016 periode Januari – Juni
341 bayi yang diberikan imunisasi HB0 19 bayi (5,57%), BCG sebanyak 20 bayi
16. (5,86%), polio I-V sebanyak 91 bayi (26,68%), DPT HBI - III sebanyak 52 bayi
(15,25%) dan campak 16 bayi (4,69%) (DinKes, Periode Januari-Juni2016).
Dari studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti melalui metode
wawancara dengan 10 ibu yang memiliki bayi di Desa Lagasa Tahun 2016 pada
Bulan Juli, diketahui bahwa 2 orang tamat SD, 3 orang tamat SMP, 3 orang tamat
SMA, dan 2 orang tamat PT hasil dari wawancara itu bahwa kebanyakan ibu-ibu
tidak mengetahui jadwal imunisasi. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan tentang
jadwal imunisasi masih sangat kurang.Untuk mengetahui hal tersebut maka kami
mengadakan penelitian dengan mengangkat judul penelitian “Gambaran
Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan
di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka, Kab. Muna Bulan Juli tahun 2016 ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan
Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulandi Desa
Lagasa, Kecamatan Duruka, Kab.Muna Bulan Juli Tahun 2016”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap
Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan di Desa Lagasa,
Kecamatan Duruka, Kab. Muna Bulan Juli Tahun 2016
17. 2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tingkat tahu ibu terhadap Jadwal Pemberian
Imunisasi Dasar Pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka,
Kab. Muna Bulan Juli Tahun 2016
b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pemahaman ibu terhadap Jadwal
Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa,
Kecamatan Duruka, Kab. Muna Bulan Juli Tahun 2016.
c. Untuk mengetahui gambaran tingkat aplikasi ibu terhadap jadwal pemberian
imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka,
Kab. Muna Bulan Juli Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang
menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi bagi
peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan ilmu
pengetahuan yang sudah ada yang terkait dengan Gambaran Pengetahuan Ibu
Terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Pada bayi 0-11 Bulan di Desa
Lagasa, Kecamatan Duruka, Kab. Muna Bulan Juli tahun 2016
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas Wapunto
Sebagai bahan masukan dalam peningkatan mutu dan peningkatan jumlah
kunjungan imunisasi.
18. b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi
institusi pendidikan.
c. Bagi Peneliti
Sebagai proses pembelajaran untuk mengembangan kemampuan dalam
melakukan kajian-kajian ilmiah di bidang kebidanan.
d. Bagi Profesi Kebidanan
Memberikan sumber pengetahuan yang luas di bidang kebidanan dalam
pembangunan dan kemandirian profesi kebidanan.
e. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian khususnya
bagi peneliti yang tertarik untuk mengembangkan hasil penelitian ini guna
meningkatkan dalam pelayanan kebidanan.
19. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Imunisasi Dasar
a. Imunisasi
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel
serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif
dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit
atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman disebut antigen. Pada
saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya
tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya,
reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena
tubuh belum mempunyai "pengalaman".Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3
dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen
tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat
dan dalam jumlah yang lebih banyak.Itulah sebabnya, pada beberapa jenis
penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau
vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak
terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan
menimbulkan akibat yang fatal misalnya terjadinya kecacatan atau
kelumpuhan (Muslihatun, 2010).
20. b. Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan semua
orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari
penyakit-penyakit yang berbahaya.Lima jenis imunisasi dasar yang
diwajibkan adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit, yaitu : TBC, defteri,
tetanus, pertusis (batuk-batuk rejan), poliomyelitis, campak dan hepatitis B.
Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun
tersebut adalah :
1) Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan.
2) Imunisasi DPT, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan
dengan interval minimal 4 minggu.
3) Imunisasi polio, yang diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan
dengan interval 4 minggu.
4) Imunisasi campak, yang diberikan satu kali pada bayi usia 9-11 bulan.
5) Imunisasi hepatitis B, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan,
dengan interval minimal 4 minggu (Anik M, 2010).
c. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan tubuh
kepada bayi terhadap penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabakan oleh penyakit yang sering terjangkit. Proporsi kematian
bayi yang disebabkan karena Tetanus Neonatorum (TN) di Indonesia
cukup tinggi yaitu (67%).Dalam upaya mencegah TN maka imunisasi
diarahkan kepada pemberian perlindungan bayi baru lahir dalam
21. minggu pertama melalui ibu. Secara umum tujuan imunisasi, antara
lain:
a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah diserang penyakit
menular.
b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.
c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita (Atika P, 2010)
d. Manfaat Imunisasi
1) Untuk anak: mencegah penderita yang disebabkan oleh
penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
2) Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologis
pengobatan balita anak sakit. Mendorong pembentukan
keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3) Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan Negara (Iwansyah, 2010)
e. Pentingnya Imunisasi dan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan
efisien dalam pencegah penyakit dan merupakan bagian
kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat ini
ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan
22. kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan
menjadi kebal.Ketujuh penyakit tersebut dimasukan pada program
imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusi, tetanus
polio, campak dan hepatitis B (Iwansyah, 2012).
1) Tuberculosis (TBC)
TBC adalah suatu penyakit penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosa).Penyakit
TBC ini dapat menyerang semua golongan umur dan diperkirakan
terdapat 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta
orang pertahun.Di negara-negara berkembang kematian ini
merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat
diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TBC berada di
negara berkembang (Iwansyah, 2012)
2) Defteri
Defteri adalah merupakn penyakit infeksi yang dapat
disebabakan oleh coryne bacterium diphtheriae merangsang
saluran pernapasan terutama terjadi pada balita.Penyakit
difteri mempunyai kasus kefatalan yang tinggi.Pada penduduk
yang belum divaksin ternyata anak yang yang berumur 1-5
tahun paling banyak diserang kekebalan (antibodi) yang
diperoleh dari ibunya hanya berumur satu tahu.
23. 3) Pertusis
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh Bordotella pertusis pada saluran pernapasan.
Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup serius pada bayi
usia dini dan tidak jarang menimbulkan kematian. Seperti
halnya penyakit infeksi saluran pernapasan akut lainnya,
pertusi sangat mudah dan cepat penularannya.Penyakit ini
dapat merupakan salah satu penyebab tingginya angka
kesakitan terutama di daerah yang padat penduduk.
4) Tetanus
Tetanus adalah penyaki yang disebabkan oleh kuman bakteri
Clostridiumtetani.Kejadian tetanus jarang dijumpai di negara
yang sedang berkembang, terutama dengan masih seringnya
kejadian tetanus pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum).Penyakit
terjadi karena kuman Clostridium tetani memasuki tubuh bayi lahir
melalui tali pusat yang kurang terawat.Kejadian seperti ini sering kali
ditemukan pada persalinan yang dilakukan oleh dukun kampung
akibat memotong tali pusat memakai pisau atau sebilah bambu yang
tidak steril.Tali pusat mungkin pula dirawat dengan berbagai ramuan,
abu, daun-daunan dan sebagainya.Oleh karena itu, untuk mencegah
kejadian tetanus neonatorum ini adalah dengan pemberian imunisasi.
24. 5) Poliomyelitis
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
polio.Berdasarkan hasil surveilans AFP (Acute Flaccide Paralysis)
dan pemeriksaan laboratorium, penyakit ini sejak Tahun 1995 tidak
ditemukandi Indonesia. Namun kasus AFP ini dalam beberapa
terakhir kembali ditemukan dibeberapa daerah di indonesia.
6) Campak
Penyakit campak (Measles) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus campak, dan termaksud penyakit akut dan sangat
menular, menyerang hampir semua anak kecil.Penyebabnya virus
dan menular melalui saluran pernafasan yang keluar saat penderita
bernafas, batuk dan bersin (droplet).Penyakit ini pada umumnya
sangat dikenal oleh masyarakat terutama para ibu rumah
tangga.Dibeberapa daerah penyakit ini dikaitkan dengan nasib yang
harus dialami oleh semua anak, sedangkan di daerah lain dikaitkan
dengan pertumbuhan anak.
7) Hepatitis B
Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
virus hepatitis B. Penyakit ini masih merupakan satu masalah
kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi.Prioritas
pencegahan terhadap penyakit ini yaitu melalui pemberian imunisasi
hepatitis pada bayi dan anak-anak.Hal ini dimaksudkan agar mereka
terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin dalam
25. hidupnya.Dengan demikian integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam
imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan
langkah yang sangat diperlukan (Iwansyah, 2012).
f. Jenis Vaksin
Dari sekian banyak jenis vaksin sampai saat ini yang dimasukkan
dalam program imunisasi baru 5 jenis vaksin. Berikut ini akan diuraikan
vaksin program imunisasi.
1) Vaksin Hepatitis B
Adalah vaksin virus recombinan yang telah di inaktivasikan dan
bersifat non-infecious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel
ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA
rekombinan.
Indikasi : untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus hepatitis B.
Dosis dan cara pemberian :
a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspense dan homogen.
b) Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID,
pemberian suntikan secara intra muskuler, pada anterolateral
paha.
Efek Samping : Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang
terjadibersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
26. 2) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Vaksin BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung
mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain paris
no.1173.P2
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.
Komposisi : setelah dilarutkan dengan 4 ml pelarut, tiap ml vaksin
mengandung basil BCG hidup 0,75 mg, Natrium Glutamat 1,87 mg
dan Natrium Klorida 9 mg.
Dosis dan Cara pemberian :
a) Sebelumdisuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih
dahulu dengan 4 ml pelarut NACL 0,9%. Melarutkan dengan
menggunakan alat suntik steril dengan spoid 5 ml.
b) Dosis pemberian : 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi ≤ 1tahun
c) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas
(insertion musculus deltoideus), dengan menggunakan alat suntik
dosis tunggal yang steril dan jarum suntik no. 25 G.
d) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3
jam.
Efek Samping :Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang
bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul
indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi
pustule, kemudian pecah menjadi ulkus. Luka tidak perlu
pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda
27. parut.Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional
diketiak dan leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak
menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan
pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.
3) Vaksin DPT/HB
Vaksin DPT mengandung toksoid difteri, toxoid tetanus yang
dimurnikan dan pertusis yang inaktivasi serta vaksin hepatitis B
yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg
murni dan bersifat non infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan
vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi
melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.
Indikasi: untuk pemberian kekebalan aktif terhadap pentakit difteri,
tetanus, pertusis dan hepatitis B.
Dosis dan Cara Pemberian :
a) Pemberian dengan cara intra muskuler, 0,5 ml sebanyak 3 dosis
b) Dosis pertama diberikan 2 bulan, dosis selanjutnya dengan
interval minimal 4 minggu (1 bulan).
Efek samping : Reaksi lokal atau sistemik yang bersifat ringan.
Kasus yang terjadi adalah bengkak, nyeri, penebalan kemerahan
pada bekas suntikan, menangis menjerit terus menerus lebih dari 3
jam, kadang-kadang terjadi reaksi umum demam seperti demam >
38,5o
C,muntah.
28. 4) Vaksin polio
Vaksin polio (Oral Polio Vaccine = OPV) Vaksin oral polio hidup
adalah Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis
tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam
biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
Indikasi:Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
Cara pemberian dan dosis :
a) Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial
vaksin.
b) Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua)
tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval
setiap dosis minimal 4 minggu.
Efek Samping : pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek
samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat
jarang terjadi (kurang dari 0,017 : 1.000.000 ; Bull WHO 66:
1988).
5) Vaksin Campak
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1.000
infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg
residu kanamycin dan 30 mcg resido erythromycin. Vaksin ini
berbentuk beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest
steril.
29. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
campak.
Dosis dan cara pemberian :
a) Sebelum di suntikan vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan
dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml
cairan pelarut aquabidest.
b) Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan pada
lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan.
c) Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan
maksimum 6 jam.
Efek samping :Hingga 15% pasien dapat mengalami demam
ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah vaksinasi. Terjadi encephalitis setelah setelah vaksinasi
pernah dilaporkan yaitu dengan perbandingan 1 kasus per I juta
dosis yang diberikan.
2. Bayi
a. Pengertian Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah
terlahir dari rahim seorang ibu.Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik
bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir
prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat
badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga
30. harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi
sampai bayi berumur 1 tahun (Iwansyah, 2012)
b. Tahapan Tumbuh Kembang Bayi
Tumbuh kembang bayi ada beberapa tahapan yaitu :
1) Bayi 1 bulan
a) Berat badan: 3,0 – 14,3 kg, Panjang badan: 49,8 – 54,6 cm, Lingkar
kepala: 33 – 39 cm
b) Pada hari-hari pertama, bayi masih belum bisa membuka matanya.
Kemudian beberapa waktu akan bisa melihat dalam jarak 20 cm
c) Tahap bayi mulai beradaptasi dengan lingkungan baru.
d) Gerakan yang dikuasainya merupakan gerakan reflex alami.
e) Sangat peka terhadap sentuhan.
f) Akan menggerakkan kepala ke arah bagian tubuh yang disentuh.
g) Sudah bisa tersenyum.Menangis adalah bahasa
komunikasinya.Semakin lama, bunda akan tahu dengan sendirinya arti
dari menangis sang bayi, apakah bayi bunda menangis karena lapar,
karena gerah atau lainnya.
h) Memegang jari yang disentuhkan ke tangannya.
i) Menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur
2) Bayi 2 bulan
a) Berat badan : 3,6 - 5,2 kg, Panjang badan : 52,8 - 58,1 cm, Lingkar
kepala : 35 - 41 cm.
b) Sudah bisa membedakan muka dan suara.
31. c) Kualitas penglihatannya meningkat.
d) Matanya bisa mengikuti gerakan benda yang dekat dengannya.
e) Akan menghisap setiap benda yang dipegangnya.
f) Bisa miring ke kiri dan ke kanan.
g) Menggerak gerakkan tangan dan kaki ketika meminta perhatian.
3) Bayi 3 bulan
a) Berat badan: 4,2 - 6,0 kg, Panjang badan : 55,5 - 61,1 cm, Lingkar
kepala : 37-43 cm.
b) Dapat mengangkat kepala dan tubuh saat tengkurap.
c) Matanya sudah memperhatikan lingkungan sekitar.
d) Menangis jika ditinggal.
e) Mencari arah suara yang didengarnya.
f) Dapat duduk beberapa waktu jika ditunjang.
g) Menyukai bayangannya di cermin
h) Semakin mahir menggunakan tangannya.
i) Mulai mengenali wajah orang dan benda yang akrab dengannya.
4) Bayi 4 bulan
a) Berat badan : 4,7 - 6,7 kg, Panjang badan : 57,8 - 63,7 cm, Lingkar
kepala : 38-44 cm.
b) Mulai mengoceh dan tertawa.
c) Menginjakinjakkan kaki jika diberdirikan.
d) Dapat menggerakkan/menggeser-geserkan tubuhnya untuk meraih
benda.
32. e) Mengamati ekspresi wajah orang dan menirunya.
f) Sebagian sudah ada yg tumbuh giginya.
5) Bayi 5 bulan
a) Berat badan : 5,3-7,3 kg, Panjang badan : 59,8-65,9 cm, Lingkar
kepala : 39-45 cm.
b) Menangis jika mendengar suara ibunya.
c) Dapat memindahkan barang dari satu tangan ke tangan yang lain.
d) Menangis jika mainannya diambil.
e) Senyum dan megoceh saat meminta perhatian.
f) Dapat memasukkan kaki ke mulutnya.
g) Bereksperimen dengan suaranya. Membuat suara yang berbeda beda
untuk mengkomunikasikan keinginannya missal lapar, haus, marah,
dan lain - lain .
h) Sangat suka ditegakkan dalam posisi duduk.
6) Bayi 6 bulan
a) Berat badan : 5,8-7,8 kg, Panjang badan : 61,6-67,8 cm, Lingkar
kepala : 40-46 cm.
b) Sudah banyak mengeluarkan suara.
c) Sudah bisa tengkurap sendiri.
d) Belajar menggunakan jari jarinya untuk menggenggam dengan baik,
memukul, mengambil, dan memindahkan benda.
e) Saat yang tepat untuk mengenalkan MP-ASI.
33. 7) Bayi 7 bulan
a) Berat badan : 6,2-8,3 kg, Panjang badan : 63,2-69,5 cm, Lingkar
kepala : 40,5-46,5 cm
b) Sudah mahir duduk.
c) Sudah dapat mengangkat badannya dalam posisi merangkak.
d) Saat posisi merangkak senang mengayunkan badannya ke depan dan
kebelakang.
e) Bermain dengan mainan yang disukai dan akan marah jika mainan
tersebut diambil.
8) Bayi 8 bulan
a) Berat badan : 6,6-8,8 kg, Panjang badan : 64,6-71,0 cm, Lingkar
kepala : 41,5-47,5 cm
b) Mampu berteriak untuk memanggil orang.
c) Sudah bisa merangkak dan duduk sendiri.
d) Membuang mainan yang tidak disukainya
e) Sudah dapat berdiri dengan bantuan.
f) Dapat memegang botol minumnya sendiri.
9) Bayi 9 bulan
a) Berat badan : 7,0-9,2 kg, Panjang badan : 66,0-72,3 cm, Lingkar
kepala : 42-48 cm
b) Mulai bereaksi jika diperintah.
c) Mengenal beberapa kata.
d) Dapat berdiri dengan tangan dipegangi.
34. e) Aktif merangkak dan memanjat (Anonim, 2016)
3. Jadwal Pemberian Imunisasi
Tabel 1.
Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Menurut Buku Kesehatan Ibu Dan Anak
Umur (Bulan)012 3 4 5 6 7 8 9 10 1112+**
Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi
HB 0 (0-7 hari)
BCG
*Polio 1
*DPT/HB 1
*Polio 2
*DPT/HB 2
*Polio 3
*DPT/HB 3
*Polio 4
Campak
* Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB dan Polio minimal 4 minggu(1
bulan)
** Anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap
harusdiberikan imunisasi dasar lengkap. Sakit ringan seperti batuk pilek, diare,
demam ringan dan sakit bukan halangan untuk imunisasi
Keterangan :
: Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu yang masih diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu yang tidak diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum lengkap
35. 4. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan
manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup
sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia baik dimasa sekarang
maupun dimasa depan. Pengetahuan hanya sekedar menjawab pertanyaan
what misalnya apa alam, apa manusia, apa air dan lainnya (Putri Ariani, A,
2014)
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Know (Tahu)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
di pelajari atau rangsangan yang telah di terima.Oleh sebab itu
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain
dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan
sebagainya.
36. 2) Comprehension (Memahami)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretaskan
materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapatmenjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya.
3) Application (Aplikasi)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari padasituasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-
hukum, rumus,metode, prinsip dan sebagainya.
4) Analysis (Analisis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi/objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, seperti dapat
menggambarkan(membuatbagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5) Synthesis (Sintesis)
Sintesismenunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan/menghubungkan bagan-bagan didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
37. yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan,
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
6) Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi iniberkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi/penilaian terhadap suatu materi/objek.Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuranpengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara/angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di
ukur dari subjek penelitian/responden.Kedalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui/kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-
tingkatan diatas.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau
non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara
ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah ( Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban apabila seseorangmenghadapi persoalan
38. atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara
coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan
dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut
tidakberhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja
oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi
yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan tersebut baik atau tidak.Kebiasaan seperti ini bukan hanya
terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada
masyarakat modern.Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya
sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal.Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas,
yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas
pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan
atau ilmuwan.
39. d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itumerupakan sumber
pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu.
e) Cara akal sehat ( common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan
teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman
merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk
mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan
dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan
diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah
kebenaran tersebut rasional atau tidak.Sebab kebenaran ini diterima
oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha
penalaran atau penyelidikan manusia.
40. g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepatsekali melalui
proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau
berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya
karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang
sistematis.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat
manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.
Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan
pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang
dikemukakan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui
pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan
induksi sedangkan deduksidalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal
ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut
berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh
indra kemudiandisimpulkan kedalam suatu konsep yang
memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.
41. j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksiberlaku bahwa
sesuatu yang dianggap benar secara umum padakelas tertentu, berlaku
juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang
termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasaini lebih
sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau
metodologi penelitian (research metodology).Cara ini dikembangkan oleh
Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian
dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam
memperoleh kesimpulandilakukan dengan mengadakanobservasi langsung
dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan
dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada
saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang
berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
42. a) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah danberlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung
untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan
bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada
pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek
juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.
Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan perilaku
seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari
obyek yangdiketahui, akan menumbuhkan perilaku makin positif
terhadap obyek tersebut .
43. b) Mass media / informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan.
Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut.
c) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status
sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
44. d) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang
berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.
e) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masalalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkankemampuan mengambil keputusan yang
merupakanmanifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan
etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
f) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam
45. masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan
persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua,
selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak
waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah,
dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada
usia ini.
d. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto, 2006 penetahuan seseoarng dapat diketahui dan di
interpresatsikan dengan skala yang bersifat yaitu kualitatif :
1) Pengetahuan baik, jika persenatse jawaban 76% - 100%.
2) Pengetahuan cukup, jika persenatse jawaban 56% - 75%.
3) Pengetahuan kurang, jika persenatse jawaban < 55%.
(Putri Ariani, A, 2014).
B. Landasan Teori
Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Menurut Buku Kesehatan Ibu Dan Anak
Umur (Bulan)012 3 4 5 6 7 8 9 10 1112+**
Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi
HB 0 (0-7 hari)
BCG
*Polio 1
*DPT/HB 1
*Polio 2
*DPT/HB 2
*Polio 3
*DPT/HB 3
*Polio 4
Campak
* Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB dan Polio minimal 4 minggu(1
bulan)
46. ** Anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap
harusdiberikan imunisasi dasar lengkap. Sakit ringan seperti batuk pilek, diare,
demam ringan dan sakit bukan halangan untuk imunisasi
Keterangan :
: Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu yang masih diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu yang tidak diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum lengkap
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan
yang telah di terima.
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretaskan materi tersebut secara
benar.
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya. Dengan pengukuran pengetahuan :
b. Pengetahuan baik, jika persenatse jawaban 76% - 100%
c. Pengetahuan cukup, jika persenatse jawaban 56% - 75%
d. Pengetahuan kurang, jika persenatse jawaban < 55% (Putri Ariani, Ayu, 2014)
47. C. Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel bebas :
Variebel terikat :
Hubungan antara variabel :
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran tingkat tahu ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi
dasar pada bayi di Desa Lagasa Kec. Duruka Kab. Muna Bulan Juli
Tahun 2016?
2. Bagaimanakah gambaran tingkat pemahaman ibu terhadap jadwal pemberian
imunisasi dasar pada bayi di Desa Lagasa Kec. Duruka Kab. Muna Bulan Juli
Tahun 2016 ?
3. Bagaimanakah gambaran tingkat aplikasi ibu terhadap jadwal pemberian
imunisasi dasar pada bayi di Desa Lagasa Kec. Duruka Kab. Muna Bulan Juli
Tahun 2016 ?
Tingkat tahu
Tingkat Pemahaman
Jadwal Pemberian
Imunisasi Dasar
Tingkat aplikasi
48. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian bersifat deskriptif yakni menggambarkan
tingkat keadaan suatu obyek dalam hal ini pengetahuan ibu terhadap jadwal
pemberian imunisasi dasar pada bayi (Nursalam, 2016)
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi 0-11
bulantahun 2016 pada Bulan Juli sebanyak 38 bayi di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka, Kab. Muna
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2016).Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan tekniktotal Sampling .
Sampel penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data ibu yang memilki bayi yang diberikan imunisasi akan dikunjungi
penulis di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka berdasarkan data sekunder. Data
sekunder yaitudata Bayi di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
bulan Juli tahun 2016 yang tertulis di register buku register bayi .
49. C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilaksanankan pada Bulan Juli 2016.
2. Tempat Penelitian
Penelitian inidilaksanakan di Desa Lagasa Kec. Duruka, Kab. Muna
D. Identifikasi Variabel Penelitian.
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah jadwal pemberian imunisasi
dasar pada bayi Sedangkan tingkat tahu, tingkat pemahaman, tingkat aplikasi
menjadi variabel independent dalam penelitian ini.
E. Defenisi Operasional
Tabel 2
Tabel Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif
No Variabel
Definisi
Operasional
Kriteria Obyektif Alat ukur Skala
1. Dependent
Jadwal
Pemberian
Imunisasi Dasar
Pada Bayi
Jadwal yang
telah ditentukan
untuk
pemberian
imunisasi pada
bayi
2 Independent
Tingkat tahu
Apabila ibu
sekedar tahu
atau hanya
mengingat
tentang Jadwal
Pemberian
Imunisasi Dasar
Pada Bayi
Jawaban
Benar : 1
Salah : 0
Baik : jika persentase 76–100 %
Cukup : jika persentase 56–75 %
Kurang : jika prosentase < 56 %
Kuisioner Ordinal
Tingkat
pemahaman
Apabila ibu tahu
dan dapat
memahami
tentang Jadwal
Pemberian
Imunisasi Dasar
Pada Bayi
Jawaban
Benar : 1
Salah : 0
Baik : jika persentase 76–100 %
Cukup : jika persentase 56–75 %
Kurang : jika prosentase < 56 %
Kuisioner Ordinal
50. Tingkat aplikasi Apabila ibu
dapat
mengingat,
memahami serta
dapat
mengaplikasika
n tentang
Jadwal
Pemberian
Imunisasi Dasar
Pada Bayi
Jawaban
Ya : 1
Tidak : 0
Baik : jika persentase 76–100 %
Cukup : jika persentase 56–75 %
Kurang : jika prosentase < 56 %
Kuisioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, instrumen yang akan
digunakan adalah kuesioner dan cheklist
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan,
yakni :
a. Memeriksa Data (Editing Data)
Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar
pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:
1) Perhitungan dan penjumlahan
Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar
pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang
disebarkan atau ditentukan.
2) Koreksi
Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal
sebagai berikut :
51. a) Memeriksa kelengkapan data
b) Memeriksa kesinambungan data
c) Memeriksa keseragaman data
b. Memberi Kode (Coding Data)
Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau
data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar
supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah
satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah
dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data
yang sudah diklasifikasikan.
c. Tabulasi Data (tabulating)
Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan
mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah
untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel
atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara manual
elektronis/komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014)
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk
mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam
bentuk presentase dengan menggunakan rumus statistik:
P =
f
n
x 100%
Keterangan :
P = Persentase
52. f = Jumlah jawaban yang benar
n = Jumlah soal (Putri Ariani, A, 2014).
H. Jalannya Penelitian Penelitian
1. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapan yang pertama dilakukan dalam penelitian ini yaitu
pertama-tama menyelesaikan administrasi dan perizinan penelitian terlebih dahulu
kemudian melakukan peninjauan lokasi penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini yang pertama-tama dilakukan yaitu mengumpulkan data
dengan cara membagikan kuesioner penelitian kepada setiap responden yang telah
terpilih menjadi sampel penelitian dan menunggui pengisian kuesioner tersebut
oleh setiap responden.
3. Tahap Akhir
Setelah semua data telah terkumpul, data tersebut kemudian diolah dan
dianalisis dengan menggunakan analisis univariatkemudian kesimpulan dari
analisis tersebut diuraikan dalam bentuk peyusunan materi.
53. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi
Desa Lagasa berada di Kecamatan Duruka dengan luas wilayah
adalah 120 Ha. Jumlah penduduk warga Desa Lagasa adalah 2.745 jiwa
sedangkan jumlah KK adalah 742 KK.Jumlah penduduk laki-laki 1.340 jiwa dan
penduduk perempuan 1.405 jiwa. Petugas Kesehatan di Desa Lagasa terdiri dari
1 orang Bidan.
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Raha I
b. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Wapunto
c. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Palangga
d. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Selat Buton
2. Pembahasan Hasil Pelitian
Penelitian ini berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Jadwal
Pemberian Imunisasi Dasarpada Bayi 0-11 Bulan Di Desa Lagasa Kecamatan
Duruka Kab. MunaBulan Juli Tahun 2016, dilakukan di Desa Lagasa Kecamatan
Duruka Tahun 2016, dengan melakukan wawancara secara langsung dan
menggunakan kuisioner pada masyarakat di Desa Lagasa dan dapat disajikan
dalam bentuk tabel disertai penjelasan sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Adapun distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4
berikut.
54. Tabel 4.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa
LagasaKecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016
Umur Frekuensi (f) %
<20 Tahun 1 2,63
20-35 Tahun 33 86,84
36-45 Tahun 4 10,53
Jumlah (n) 38 100
Sumber: Data Primer 2016
Pada tabel 4 menunjukan bahwa distribusi frekuensi responden
berdasarkan umur terbanyak adalah pada kategori 20-35 tahun jumlah
33 responden (86,84%) dan yang paling sedikit adalah <20 tahun sebanyak
1 responden (2,63%) sedangkan pada umur 36-45 tahun jumlah 4 responden
(10,53).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Adapun distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel
5 berikut.
Tabel 5.Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanPendidikan di Desa
Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016
Pendidikan Frekuensi (f) %
Rendah 26 68,42
Sedang 9 23,68
Tinggi 3 7,89
55. Jumlah (n) 38 100
Sumber: Data Primer 2016
Pada tabel 5 menunjukan bahwa distribusi frekuensi responden
berdasarkan pendidikan tertinggi adalah pendidikan dasar sebanyak
26 responden (68,42%) dan yang paling sedikit adalah pendidikan menengah
sebanyak 9 responden (23,68%) sedangkan pada pendidikan tinggi sebanyak
3 responden (7,89%).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Adapun distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat
padatabel 6 berikut.
Tabel 6.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016
Pekerjaan Frekuensi (f) %
IRT 24 63,18
Swasta 11 28,94
PNS 3 7,89
Jumlah (n) 38 100
Sumber Data Primer 2016
Pada tabel 6 menunjukan bahwa distribusi frekuensi responden
berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah IRT sebanyak 24 responden (63,18%)
dan yang paling sedikit adalah PNS sebanyak 3 responden (7,89%).
56. d. Analisis Univariat
1) Distribusi responden berdasarkan Tingkat Tahu
Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan tingkat tahudi Desa
LagasaLagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016 dilihat pada
tabel 7 berikut
Tabel 7.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal
Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan BerdasarkanTingkat
Tahu di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016
Pengetahuan Frekuensi (f) %
Baik 14 36,84
Cukup 12 31,58
Kurang 12 31,58
Jumlah (n) 38 100
Sumber Data Primer 2016
Pada tabel 7 menunjukan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan
ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi dasar pada Bayi 0-11 Bulan
berdasarkan tingkat tahu tinggi adalah berpengetahuan baik dengan
jumlah14 responden (36,84%) dan yang paling rendah adalah
berpengetahuan kurang sebanyak 12 responden (31,58%). dan cukup
sebanyak 12 responden (31,58%).
2) Distribusi responden berdasarkan Tingkat Memahami
Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan tingkat memahamidi
Desa LagasaLagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016 dilihat
pada tabel 8 berikut.
57. Tabel 8.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal
Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat
Memahamidi Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016
Pengetahuan Frekuensi (f) %
Baik 18 47,37
Cukup 11 28,95
Kurang 9 23,68
Jumlah (n) 38 100
Sumber :Data Primer 2016
Pada tabel 8 menunjukan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan
ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi dasar pada Bayi 0-11 Bulan
berdasarkan tingkat memahami tertinggi adalah berpengetahuan baik
dengan jumlah 18 responden (47,37%), pengetahuan cukup sebanyak
11 orang (28,95%) dan yang paling rendah adalah berpengetahuan
kurang sebanyak 9 responden (23,68%).
3) Distribusi responden berdasarkan Tingkat Aplikasi
Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi
di Desa LagasaLagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016 dilihat
pada tabel 9 berikut.
58. Tabel 9.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian
Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat Aplikasi di
Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016
Pengetahuan Frekuensi (f) %
Baik 29 76,32
Cukup 6 15,79
Kurang 3 7,89
Jumlah (n) 38 100
Sumber: Data Primer 2016
Pada tabel 9 menunjukan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan
ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan
berdasarkan tingkat aplikasi tertinggi adalah berpengetahuan baik dengan
jumlah 29 responden (76,32%), pengetahun cukup sebanyak 6 responden
(15,79%) dan yang paling rendah adalah berpengetahuan kurang 3
responden (7,89%)
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Tingkat Tahu
Hasil Penelitian yang dilakukan peneliti dari 38 responden
berdasarkantingkat tahu tertinggi adalah berpengetahuan baik sebanyak 14
responden(36,84%), dan yang paling rendah adalah berpengetahuan kurang
sebanyak 12 responden (31,58%). dan cukup sebanyak 12
responden (31,58%).
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi
sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian
kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan
59. dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan
dan memutuskan mata rantai penularan, agar penyelengaraan imunisasi dapat
mencapai sasaran yang diharapkan, perlu adanya pedoman penyelenggaraan
imunisasi. Hal ini sejalan dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor
1053/MenKes/SK/IX/2004 (Iwansyah, 2012).
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau
rangsangan yang telah di terima (Putri Ariani, A). Dalam penelitian ini peneliti
berasumsi bahwa salah satu program kesehatan khususnya Jurim atau Bidan
memberikan pengarahan atau penyuluhan kesehatan akan hal pentingnya
pemberian imunisasi terhadap kesehatan anaknya sehingga ibu mengetahuinya
dan memiliki kesadaran untuk membawa bayinya secara rutin ke Posyandu setiap
bulannya. Pengetahuan ibu terhadap jadwal pemberian awal imunisasi dasar pada
bayi 0-11 bulan merupakan langkah awal untuk membentuk kekebalan tubuh
terhahap penyakit, hal ini mengingat pentingnyapemberian imunisasi dasar pada
bayi.
Dalam penelitian ini pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi
dasar terhadap bayi sudah baik.Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan
manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
melalui kulit. Pengetahuan atau kongnitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (Putri Ariani, A, 2014).
60. Melakukan imunisasi pada bayi merupakan bagian tanggung jawab orang tua
terhadap anaknya.Imunisasi dapat diberikan ketika ada kegiatan posyandu,
pemeriksaan kesehatan pada petugas kesehatan atau pekan imunisasi.Jika bayi
sedang sakit yang disertai panas, menderita kejang sebelumnya, atau menderita
penyakit sistem saraf, pemberian imunisasi perlu dipertimbangkan.Hal ini tentunya
menjadi dasar bagi ibu mengingat pentingnnya pengetahuan dalam mengetahui
jadwal imunisasi yang tepat (Iwansyah, 2012).
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari, Yuli
Dewi (2015) ‘’Tingkat Pengetahuna Ibu tentang ImunisasiDasar Pada Bayi Usia
0-12 Bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobanan’’ menyimpulkan bahwa
pengetahuan ibu balita tentang lima imunisasi pada bayi 0-12 Bulan sebagian besar
kategori cukup yaitu 17 responden (51,6%).
2. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Tingkat Memahami
Hasil penelitian diperoleh dari 38 responden berdasarkan tingkat
memahami tertinggi adalah berpengetahuan baik sebanyak 18 responden
(47,37%) pengetahuan cukup sebanyak 11 orang (28,95%) dan yang paling
rendah adalah berpengetahuan kurang sebanyak 9 responden (23,68%).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisai.Proporsi kematian bayi yang
disebabkan karena tetanus neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu
67%.Dalam upaya pencegahan TN maka imunisai diarahkan kepada pemberian
perlindungan baru lahir dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi
tetanus neonatorum merupakan salah satu target harus dicapai sebagai tindakan
61. lanjut dari world summit for children yaitu insidens 1/10.000 kelahiran hidup pada
tahun 2000. Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus, yaitu
difteri, pertusis, tetanus.Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheria(Iwansyah, 2010).
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretaskan materi tersebut
secara benar (Putri Ariani, A, 2014). Dalam penelitian ini peneliti berasumsi
pengetahuan ibu baik disebabkan oleh keaktifan para kader Puskesmas untuk
menjalankan tugas menyampaikan dan mengingatkan dalam hal jadwal
pemberian imunisasi pada bulan selanjutnya kepada ibu sehingga ibu mengetahui
kapan ibu membawa bayinya ke Posyandu.
Penelitian ini tentunya sejalan dengan pendapat Putri Ariani, A, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan. Pendidikan
adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat
berdiri sendiri. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang
didapat. Dalam penelitian ini, jika di lihat dari tingkat pendidikan responden,
maka pendidikan tertinggi adalah pendidikan rendah dengan sebanyak 26
responden(68,42%) dan yang paling sedikit adalah pendidikan tinggi sebanyak 3
responden (7,89%). Dilihat masih 20 responden yang memiliki pengetahuan
cukup dan kurang meskipun sekitar 18 reponden berpengetahuan baik.
62. 3. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Aplikasi
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dari 38 responden
berdasarkan tingkat aplikasi tertinggi adalah berpengetahuan baik dengan jumlah
29 responden (76,32%), pengetahun cukup sebanyak 6 responden (15,79%) dan
yang paling rendah adalah berpengetahuan kurang 3 responden (7,89%)
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan semua
orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari
penyakit-penyakit yang berbahaya.Untuk itu dibutuhkan peran ibu sebagai Ibu
Rumah tangga harus memiliki ilmu pengetahuan yang baik dalam hal aplikasi
jadwal pemberian imunisasi.Imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk
mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara
terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu
memberikan perlindungan kesehatan dan memutuskan mata rantai penularan, agar
penyelengaraan imunisasi dapat mencapai sasaran yang diharapkan, perlu adanya
pedoman penyelenggaraan imunisasi (Iwansyah, 2012).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari padasituasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus,metode, prinsip
dan sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti berasumsi kemampuan ibu untuk
mengetahui dan memahami dalam hal jadwal pemberian imunisasi tentunya
memotivasi (keinginan) dari ibu bayi untuk membawa keposyandu, dimana ibu
sudah mengetahui sebelumnya jadwal selanjutnya.
63. Hal ini di dukung oleh teori yang di kemukakan oleh Putri Ariani, A,
(2014) bahwa pengetahuan di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
pengalaman yang diperoleh seseorang. Pengalaman yang diperoleh dapat
memperluas pengetahuan seseorang dalam menunjang keberhasilanibu
mengingat pentingnya jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi.
Dalam penelitian ini tentunya juga di dukung oleh tingkat umur yang
dimiliki Ibu rata-rata 20-35 tahun yaitu sebanyak 33 responden (86,84%). Seperti
yang di kemukakan oleh Putri Ariani, Aumur dapat mempengaruhi seseorang,
semakin cukup umur, tingkat kemampuan dan kematangan seseorang akan lebih
tinggi dalam berpikir dan menerima informasi.Usia mempengaruhi terhadap daya
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan
aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan
persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu
orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk
membaca.
Menurut Hurlock (1998) dalam Wawan dan Dewi (2010) semakin cukup
umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja. Kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercaya darai orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sejalan dengan
penelitian Maulina (2012) yang menyatakan bahwa usia seseorang sangat
mempengaruhi faktor pengetahuan.
64. Pengetahuan kepada Ibu diperlukan karena sebagai modal awal perubahan
perilaku masyarakat. Pengetahuan yang baik akan berpengaruh terhadap
peningkatan motivasi masyarakat untuk mencegah munculnya penyakit akibat
ketidak pedulian Ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi. Pengetahuan terhadap
jadwal pemberian imunisasi dasar menjadi hal yang sangat penting diketahui oleh
masyarakat, apalagi sebagai ibu yang memiliki bayi umur 0-11 bulan sehingga
dapat melakukan deteksi secara dini dan mampu terhindar terhadap tujuh
penyakit, yaitu : TBC, defteri, tetanus, pertusis (batuk-batuk rejan), poliomyelitis,
campak dan hepatitis Bdari pengalaman dan pendidikan terbukti bahwa perilaku
yang didasari dengan pengetahuan akan sejalan, dari pada perilku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.
65. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilalukan dari 38 responden tentang
pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi Umur0-11
Bulan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
BulanJuli Tahun 2016, maka di simpulkan sebagai berikut :
1. Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11
Bulan berdasarkan tingkat tahu didapatkan berpengetahuan baik sebanyak
14 responden (36,84%).
2. Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11
Bulan berdasarkan tingkat memahami didapatkan berpengetahuan baik sebanyak
18 responden (47,37%).
3. Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11
Bulan berdasarkan tingkat aplikasi didapatkan berpengetahuan baik sebanyak 29
responden (76,32%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka disarankan sebagai berikut:
Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang
iminisasi dasar lengkap agar ibu bayi dapat membawa bayinya ke Posyandu serta
tetatp mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan ibu balita serta dapat
mengimplantasikan untuk selalu rutin dalam pemberian imunisasi secara lengkap.
66. DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2015).Pengertian Defenisi Bayi
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_bayi_info2132.html) di akses
tanggal 20 juli 2016
(2011) Tahap Tumbuh Kembang Bayi
http://simpulkasih.wordpress.com/2011/05/23/tahap-tumbuh-kembang-bayi/)
di akses tanggal 20 juli 2016
BPS Sultra (2014) Badan Pusat Statistik Sultra
http://sultra.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/21. Diakses tanggal 15 juli
2016
Buku kesehatan Ibu dan Anak
Anik, Maryunani (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta timur : CV
Trans Info Media
Iwansyah (2012) Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar
Pada Bayi Umur 0-9 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi
Kelurahan MappalaKota Makassar. http://iwansyah.blogspot.com/2013/09/
Gambaran- Pengetahuan -Ibu –Terhadap- Pemberian- Imunisasi Dasar -
Pada –Bayi- Umur 0-9 Bulan- Di Wilayah- Kerja -Puskesmas -Kassi-Kassi -
Kelurahan Mappala–Kota- Makassar.html Diakses tanggal 18 juli 2016
Muslihatun, Wafi Nur. (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.Yogyakarta :
Fitramaya
Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika
Novitasari, Yuli Dewi (2015) ‘’Tingkat Pengetahuna Ibu tentang ImunisasiDasar Pada
Bayi Usia 0-12 Bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobanan.Stikes
Kusuma Husada. Surakarta.
Proverawati, Atikah, Fitra Setrio, Septyo, Andini (2010) Imunisasi dan Vaksinasi.
Yogyakarta : Nuha Medika
Puskesmas Wapunto (2016) Data KIA/KB.Wapunto : Muna
Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi metodologi penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika
Rukiyah, Ai Yeyeh,Yulianti, Lia (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.
Jakarta timur : CV Trans Info Media
67. KUISIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG JADWAL PEMBERIAN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA
KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA
PADA BULAN JULI TAHUN 2016
1. Identitas Responden
No responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan : SD
: SMP
: SMA
: Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
Alamat :
2. Petunjuk Pengisian :
Pilihlah salah satu (1) dari 2 (dua) jawaban yang tersedia dengan memberikan
tanda checklist () pada jawan yang dianggap paling benarPernyataan Benar
(B), Salah (S)
68. A. Tingkat Tahu Ibu
No Pernyataan B S
1. Pemberian imunisasi BCG berdasarkan jadwal Imunisasi pada usia
usia 0-2 bulan
2. Pemberian imunisasi DPT berdasarkan jadwal Imunisasi adalah usia
bayi 2 – 3 bulan
3. Pemberian imunisasi BCG berdasarkan jadwal Imunisasi Polio
diberikan 4 kali dengan jadwal pemberian usia 2,3, dan 4 dan 5
bulan
4. Pemberian imunisasi Campak berdasarkan jadwal Imunisasi usia 9
bulan diberikan 1 kali
5. Pemberian imunisasi HB0 berdasarkan jadwal Imunisasi pada usia
0-7 hari
B. Tingkat Pemahaman Ibu
N
o
Pernyataan B S
1. Jadwal Imunisasi BCG diberikan pada usia bayi 1 bulan serta 2 kali
pemberian
2. Jadwaal Imunisasi DPT diberikan 4 kali pada usia 1, 3, 4, dan 5 bulan
serta 4 kali pemberian
3. Jadwal Imunisasi Polio diberikan 4 kali pada usia 1,2,3, dan 5 bulan
serta 4 kali pemberian
4. Jadwal Imunisasi Campak diberikan 1 kali pada usia 9 bulan serta 1
kali pemberian
5. Jadwal Imunisasi Hepatitis B diberikan 1 kali pada usia 0-7 hari serta
1 kali pemberian
C. Tingkat Aplikasi Ibu
No Pernyataan Ya Tidak
1. Pemberian imunisasi BCG dapat diberikan pada bayi 0-2 bulan?
2. Jadwal pemberian imunisasi DPT dapat diberikan bersamaan
dengan HB?
3. Imunisasi HB0 dapat diberikan pada bayi 2 bulan?
4. Imunisasi campak diberikan pada bayi umur yang 9 bulan
5. Imunisasi hepatitis B diberikan saat usia bayi 3 bulan ?