Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang psikologi kerekayasaan yang mempelajari interaksi antara manusia dengan mesin dan lingkungan kerja, (2) Topik utama yang dibahas adalah kondisi kerja fisik seperti pencahayaan, kebisingan, dan jam kerja, serta (3) Sistem mesin-manusia dan penyajian informasi antara manusia dan mesin.
2. PSIKOLOGI
KEREKAYASAAN
Menurut Chapanis, psikologi kerekayasaan
terutama memprerhatikan penemuan dan penerapan
informasi tentang perilaku manusia dalam kaitannya
dengan mesin-mesin, peralatan, pekerjaan, dan
lingkungan kerja.
Chapanis selanjutnya mengatakan bahwa
kerekayasaan factor manusia pada umumnya
dipandang sebagai satu istilah umum untuk bidang
yang memperhatikan:
1. Unjuk kerja, perilaku manusia, dan pelatihan
dalam sistem mesin-manusia
2. Rancangan dan pengembangan diri sistem mesin-
manusia
3. Penelitian medis dan biologis yang berkaitan
3. TUGAS PSIKOLOGI
KEREKAYASAAN
Tugas psikologi kerekayasaan memandang pekerjja sebagai suatu
konstanta psikologis dan biologis yang mengandung banyak kecakapan
dan keterbatasan yang ditentukan oleh pembawaan.
Tugas psikologi kerekayasaan ialah mengubah
1. Mesin-mesin dan alat-alat yang digunakan manusia dalam
pekerjaannya, atau
2. Lingkungannya tempat ia bekerja, untuk membuat pkerjaannya lebih
sesuai dengan manusia
Singleton memiliki pandangan yang serupa dengan Chapanis dalam
arti bahwa ergonomika-teknologi dari rancangan kerja didasarkan pada
ilmu-ilmu biologi manusia: anatomi, fisiologi, dan psikologi
4. PENDAHULU PSIKOLOGI
KEREKAYASAAN
Manajemen Ilmiah
Pekerjaan dari Frederick W. Taylor, yang menekankan efisiensi dalam melakukan
tugas pekerjaan, yang membuat berbagai macam peralatan yang
disesuaikandengan bentuk dan berfungsinya anggota badan merupakan
pendahulu dari psikologi kerekayasaan.
Analisa Waktu dan Gerak
Dengan menganalisi gerak tangan dan gerak lengan dari tukang pasang batu
tembok Gilberth mengurangi gerak yang tidak prlu dan berhasil meningkatkan
pemasangan batu bata dalam satu jam dari 120 bata sampai 350 bata.
Kondisi Kerja
Penelitian lain yang merupakan pendahulu psikologi kerekayasaan ialah penelitian
eksperimental yan dilakukan tentang lingkungan kerja fisik. Penelitian di
Hawthorne, dekat Chicago (Amerika Serikat), yang dilakukan oleh para ilmuean
dari Universitas Harvard di pabrik yang besar dari Western Electric Company
bertujuan untuk mengetahui dampak dari cahaya penerangan terhadap
produktivitas. Dari hasil-hasil penelitian ditemukan bahwa produktivitas bukan
hanya merupakan gejala keteknikan saja, tapi juga merupakan gejala sosial.
5. KONDISI KERJA
1. Kondisi Fisik Kerja.
Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal dari fasilitas parkir di luar gedung
perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah suara dan cahaya yang
menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja.
a) Iluminasi (penerangan).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam iluminasi ialah: kadar (intensity)
cahaya, distribusi cahaya dan sinar yang menyilaukan. Faktor yang lain dari
iluminasi ialah distribusidari cahaya dalam kamar atau daerah kerja. Untuk
pekerjaan tertntu diperlukan kadar cahaya tertentu sebagai peenerangan
b) Warna.
Banyak orang memberikan makna yang tinggi kepada penggunaan warna atau
kombinasi warna yang tepat untuk ruanga-ruangan di rumah, di kantor, dan di
pabrik. Hal ini tidaklah berarti bahwa warna tidak mempunyai warna dalam
pekerjaan. Warna dapat digunakan sebagai:
Alat sandi atau coding device (Schultz, 1982), atau sebagai pencipta kontras
warna (Suyatno, 1985).
Upaya menghindari timbulnya ketegangan mata(Schultz, 1982). Setiap warna
berbeda dalam kemampuan pantulan cahayanya.
Alat untuk menciptakan ilusi tentang besarnya dan suhunya ruangan kerja
(Schultz, 1982), yang memiliki efek psikologis (Suyatno, 1985)
6. Warna Efek jarak Efek suhu Efek psikis
Biru Jauh Sejuk Menenangkan
Hijau Jauh Sangat sejuk Sangat
menenangkan
Merah Dekat Panas Sangat
mengganggu
Orange Sangat dekat Sangat
panas
merangsang
7. c) Bising (noise).
McCormick menggabungkan aspek bunyi yang tidak diinginkan dengan
batasan dari Burrows dengan mengatakan bahwa tampaknya masuk nalar
dengan mengatakan bahwa bunyi atau suara yang tidak diinginkan ialah
bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas
yang dilaksanakan.
Tingkat-tingkat kerasnya suara atu bunyi tertentu dapat merupakan ancaman
bagi pendengar. Menurut Schultz (1982) seorang pekerja yang sehari-hari
mendengar bunyi pad tingkat 80 desibel ke atas untuk jangka waktu yang
lama pasti akan menderita kehilangan pendengaran tertentu.
Akibat-akibat lain dari tingkat bising yang tinggi ialah:
Timbulnya perubaha fisiologis. orang-orang yang mendengar bising pada
tingkat 95-110 desibel, terjadi penciutan dari pembuluh darah, perubahan
detak jantung, dilatasi dari pupil-pupil mata dan bising yang keras dapat
meningkatkan tekanan darah dan dapat ikut mengakibatkan sakit jantung
juga meningkatkan ketegangan otot.
Adanya dampak psikologis. Mereka yang bekerja dalam lingkungan yang
ekstrem bising lebih agresif, penuh curiga, dan cepat jengkel dibandingkan
dengan mereka yang bekerja dalam lingkungan yang lebih sepi.
8. McCormick menyimpulkan bahwa terdapat ‘’bukti’’ bahwa bising:
Menghasilkan penurunan pada prestasi kerja.
Tidak mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja.
Menghasilkan peningkatan pada prestasi kerja.
Pengurangan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan cara:
Mengurangi bunyi mesin, dengan cara membuat mesin-mesin yang
lebih halus suaranya, dengan meredam suara dari mesin-mesin.
Memasang dinding yang kedap suara.
Mengharuskan para karyawan memakai alat pelindung pendengaran,
misalnya dengan menggunakan kapas penutup telinga,atau lat penutup
telinga (ear plugs).
9. d) Musik dalam bekerja.
Sejak tahun 1940-an banyak perusahaan di Amerika Serikat mulai
memperdengarkan music yang mengiri, sebagai latar belakang karyawan
bekerja. Sebagaimana halnya dengan warna, banyak yang berpendapat
bahwa musik yang mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas
karyawannya. Hasil penelitian tidak menunjukkan hasil yang tegas tentang
hal ini. Pada umumnya para tenaga kerja bekerja dengan perasaan
senang, bekerja lebih keras, tidak banyak absen, dan kurang merasa lelah
pada akhir hari kerja.
Musik tampaknya memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan
yang sederhana, rutin dan monoton, sedangkan pad pekerjaan yang lebih
majemuk dan memerlukan konsentrasi yang tinggi pad pekerjaan,
pengaruhnya dapat menjadi sangat negatif
Suyatno (1985) berpendapat bahwa musik pengiring kerja harus dipandu
oleh pertimbangan sebagai berikut:
1. Musik dalam bekerja harus menciptakan suasana akustik yang
menghasilkan efek menguntungkan pada pikiran.
2. Musik akan bernilai sekali pada pekerja tangan pada pekerjaan repetitif
dan pekerjaan lain yang hanya memerlukan sedikit kegiatan mental.
10. 3. Musik tidak akan bernilai tinggi jika ada suara atau bunyi lain yang cukup
keras.
4. Musik bernada meriah diperdengarkan secar singkat pada awal hari,
permulaan kerja, untuk membangkitkan gairah, diperdengarkan juga pada
akhir hari, dan empat kali masing-masing selama setengah jam
diperdengarkan musik ringan ditengah hari.
5. Tempo musik janga terlalu lambat (slow) tetapi juga janga terlalu cepat.
2. Kondisi Lama Waktu Kerja
a) Jam kerja.
Jumlah jam kerja diIndonesia umumnya adalah 40jam. Ada organisasi kerja
yang membagi 40jam kerja kedalam 6hari kerja. Ada juga yang membaginya
kedalam 5hari jam kerja. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan
yang menarik antara jam-jam kerja nominal dan aktual. Jika jam kerja nominal
ditambah maka jam kerja aktual malahan menurun.
b) Kerja paro-waktu tetap.
Menurut Schultz (1982) mempekerjakan paro waktu menarik bagi:
Orang-orang yang bertanggung jawab atas urusan rumah tangga.
Orang-orang yang cacat jasmaniah, yang menghadapi masalah mobilitas
yaitu masalah pergi dan pulang dari tempat kerja.
Orang-orang yang sedang mengalami krisis usia tengah baya.
Orang-orang yang memang tidak bersedia bekerja selama 40 jam per
minggu kerja di kantor atau di pabrik.
11. Yang termasuk dalam kelompok ini ialah para tenaga kerja muda yang
menyukai gaya hidup yang lentur, yang dimungkinkan dengan bekerja paro
waktu. Mereka senang dengan peluang untuk bekerja paro-waktu karena,
disamping mendapatkan tambahan penghasilan, dapat memenuhi kebutuhan
mereka akan aktivitas yang bermakna.
c) Empat hari minggu kerja.
Dengan 4 hari kerja per minggu mereka harapkan akan terjadi peningkatan
pada produktivitas dan efisiensi pekerja dan pengurangan dari jumlah absensi
tenaga kerja. Dari hasil-hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, secara
keseluruhan, penerapan 4 hari kerja per minggu pada kebanyakan kasus
(perusahaan) meruakan suatu keberhasilan, namun bukan tanpa kritik. Ada
tanda-tanda yang menunjukkan adanya sedikit penuruna dari penerapan4
hari kerja per minggu, digantikan dengan pengaturan waktu kerja yang lain,
yaitu jam-jam kerja lentur.
d) Jam kerja lentur.
Ternyata penerapan jam kerja lentur berhasil dan memberikan beberapa
keuntungan. Kemacetan lalu lintas pada jam-jam sibuk jauh lebih berkurang,
malah pada kasus-kasus tertentu sudah tidak merupakan masalah lagi.para
tenaga kerja tiba di tempar kerja dengan perasaanyang lebih tenang dan
12. Hasil penelitian pada perusahaan-perusahaan yang menggunakan jadwal
jam kerja lentur menunjukkan keuntungan berikut:
Produktivitas naik pada hampir separo dari perusahaan-perusahaan.
Angket absensi berkurang pada lebih dari 75% dari perusahaan-
perusahaan.
Keterlambatan datang berkurang 84% dari perusahaan-perusahaan.
Angka keluar masuk tenaga kerja berkurang pada lebih dari 50% dari
perusahaan-perusahaan.
Semangat kerja tenaga kerja meningkat pada hampir semua
perusahaan.
4. Sistem Mesin-Manusia
Pada permulaan perang dunia II para sarjana psikologi
kerekayasaan bersibuk diri dengan masalaj-masalah rancangan
peralatan. Keadaan ini berkembang menjadi lebih luas dengan
melihat manusia tenaga kerja sebagai komponen tidak terpsisahkan
dari komponen mesin dalam satu sistem.
13. Sistem Mesin-Manusia adalah sistem dimana kedua komponen
harus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Masing-masing
komponen (komponen manusia saja, atau komponen mesin saja) tidak
berarti tanpa adanya komponen yang lain sebagai pelengkapnya.
Ada dua macam sistem mesin manusia, yaitu sistem mesin
manusia yang ber-ikal-terbuka dan yang ber-ikal-tertutup (open-loop dan
closed-loop men-macinesystem).
Pada ikal terbuka suatu masukan memasuki titik tertentu, membuat
suatu mekanisme kembali bekerja, dan terjadilah suatu kegiatan tertentu.
Misalnya sistem alat pengaman kebakaran (overhead sprinkler system)
yang kita temukan dalam ruang-ruang gedung bertingkat. Sedangkan
sistem ikal tertutup sebaliknya, merupakan sistem yang dapat mengatur
diri sendiri. Misalnya ruangan dengan sistem pendingin (AC dengan alat
termostat). Sistem mesin manusia yang ber-ikal-tertutup lebih efisien dari
pada sistem ber-ikal-terbuka. Tugas dalam merancang sistem mesin
manusia ialah guna menentukan cara yang paling efektif untuk menyajikan
keterangan kepada operator manusia dengan menggunakan peragaan
penglihatan, peragaan pendengaran atau peragaan perabaan.
Tugas lain dalam merancang sistem mesin manusia ialah untuk
merancang ruang kerja (work space).
14. 5. Penyajian Informasi
Dalam merancang konstruksi mesin, yang pengaruhnya besar terhadap
efisiensi kerja, ialah keputusan yang harus di ambil tenteng perga apa yang akan
digunakan (peraga penglihatan atau pendengaran) sebagai saluran komunikasi
antara mesin dan manusia serta bagaimana bentuk peraga tersebut. Penetapan
dari saluran komunikasi antara mesin dan manusia tergantung pada :
a. Jenis informasi yang harus di alihkan
b. Dengan cara bagaimana informasi akan digunakan
c. Lokasi dari tenaga kerja
d. Lingkungan tempat tenaga kerja beroperasi
e. Sifat dari alat indra itu sendiri (sifat kuping dan mata)
6. Fungsi-fungsi kendali
Dalam kebanyakan sistem mesin manusia, operator menerima informasi
melalui beberapa alat indranya, mengolah informasi ini dengan berbagai macam
cara, untuk kemudian mengambil suatu tindakan. Tindakan ini biasanya dilakukan
melalui suatu kendali, misalnya suatu tombol, kenop, engkol atau oengungkit. Hasil
penelitian dan pengalaman menunjukan bahwa dengan cara apa alat-alat kendali
dirancang dapat mempunyai dampak yang penting terhadap kecepatan dan
kecermatan tindakan tenaga kerja dalam mengoperasikan mesin. Dengan kata lain
jika alat kendali kurang tepat dapat saja tenaga kerja kurang cepat atau kurang
cermat menggunakan alat kendali tersebut sehingga memberikan akibat yang
15. KESIMPULAN
psikologi kerekayasaan (engineering psychology) Memperhatikan
penemuan dan penerapan informasi tentang perilaku manusia dalam
kaitannya dengan mesin-mesin, peralatan, pekerjaan dan lingkungan
kerja.
Kenyamanan seorang tenaga kerja dalam ruangan tergantung pada
bagaimana kita menerapkan konsep yang senyaman mungkin. Dari mulai
tatanan meja, pencahayaan yang normal hingga music.
Jam kerja yang pas juga menentukkan kenyaman seorang tenaga kerja.
Agar tenaga kerja tidak terlalu lelah dalam berkerja, maka dari itu waktu
jam kerja dapat diatur agar kondisi tenaga kerja tetap fresh.
DAFTAR PUSTAKA
munandar, a. s. (2001). psikologi industri dan organisasi. jakarta: penerbit
universitas indonesia.