SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
WINTERTemplateANESTESI LOKAL
01
Disusun Oleh :
1. NADYA NAFIS S (P27820714014)
2. FITRI ARDIANA (P27820714022)
3. ASTRI REJEKI (P27820714028)
4. PANJI PUTRO P (P27820714033)
02Pengertian Anestesi Lokal
• Anestesi Lokal adalah teknik untuk
menghilangkan atau mengurangi
sensasi di bagian tubuh tertentu
• Some said: Hanya untuk pembiusan
di bagian kecil tubuh, seperti gigi
atau area kulit.
• Nowadays: Juga untuk pembiusan
bagian yang lebih besar dari tubuh,
seperti kaki atau lengan.
03Sifat Umum Anestesi Lokal
Menghambat hantaran
saraf bila dikenakan
secara lokal pada
jaringan saraf dengan
kadar cukup
Bekerja pada tiap
bagian susunan saraf
Pada batang saraf
menyebabkan paralisis
sensorik dan motorik
di daerah yang
dipersarafinya
Paralisis saraf bersifat
reversibel, tanpa
merusak serabut atau
sel saraf
Batas keamanan harus
lebar, sebab anestetik
lokal akan diserap dari
tempat suntikan
Bersifat larut dalam
air, stabil dalam
larutan (hidrofobik),
dan dapat disterilkan
tanpa mengalami
perubahan.
04Golongan Anestesi Lokal
• Senyawa Ester (-COOC-)
• Sangat menentukan sifat
anestetik lokal sebab pada
degradasi dan inaktivasi di
dalam badan
• Kurang stabil dan mudah
mengalami metabolisme
dibandingkan dengan
golongan amid
• Anestetik lokal yang
tergolong dalam senyawa
ester ialah kokain, prokain,
tetrakain, dan benzokain
• Senyawa Amid (-NHCO-)
• Metabolisme lebih kompleks
dibandingkan dengan
golongan ester
• Daerah utama untuk
biotransformasi amida
adalah di hati
• Yang tergolong ke dalam
senyawa amid antara lain
adalah lidokain, dibukain,
bupivakain, mepivakain, dan
prilokain
05Perbedaan Golongan
• Senyawa Ester:
• Relatif tidak stabil
dalam bentuk larutan
• Di metabolisme dalam
plasma oleh enzym
pseudocholinesterase.
• Masa kerja pendek.
• Relatif tidak toksik.
• Dapat bersifat alergen
• Senyawa Amid :
• Lebih stabil dalam
bentuk larutan
• Di metabolisme
dalam hati
• Masa kerja lebih
panjang.
• Tidak bersifat
alergen.
WINTERTemplate
06
Indikasi Penggunaan Anestesi
Lokal
• Nyawa penderita dalam bahaya karena kehilangan
kesadarannya
• Kedaruratan karena tidak ada waktu untuk
mengurangi bahaya anestesi umum.
• Menghindari bahaya pemberian obat anestesi umum.
• Prosedur yang membutuhkan kerjasama dengan
penderita
• Lesi supervisialis minor dan permukaan tubuh
• Pemberian analgesi pasca bedah.
• Untuk menimbulkan hambatan simpatik,
• Jika penderita atau ahli bedah atau ahli anestesi
lebih menyukai anestesi lokal serta dapat
meyakinkan pihak lainnya bahwa anestesi lokal saja
sudah cukup.
07
Kontraindikasi Penggunaan
Anestesi Lokal
• Alergi atau hipersensitivitas terhadap obat anestesi lokal yng
telah diketahui.
• Kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi dan atau
mendukung teknik tertentu.
• Kurangnya prasarana resusitasi.
• Beberapa teknik membutuhkan prosedur spesifik untuk
menghadapi kemungkinan efek samping yang hampir selalu
terjadi.
• Infeksi lokal atau iskemia pada tempat suntikan.
• Pembedahan luas yang membutuhkan dosis toksis anestesi lokal
• Distorsi anatomik atau pembentukan sikatriks.
• Resiko hematoma pada tempat-tempat tertentu
• Jika dibutuhkan anestesi segera atau tidak cukup waktu bagi
anestesi lokal untuk bekerja dengan sempurna.
• Kurangnya kerja sama atau tidak adanya persetujuan dari pihak
penderita
08Contoh Obat Golongan Ester
Prokain
• Farmakodinamik
Analgesik sistemik. Pada penyuntikan prokain
SK dengan dosis 100-800 mg, terjadi analgesia
umum ringan yang derajatnya berbanding lurus
dengan dosis. Efek maksimal berlangsung 10-20
menit., dan menghilang sesudah 60 menit. Efek
ini merupakan efek sentral, atau mungkin efek
dari dietilaminoetanol yaitu hasil hidrolisis
prokain. Dietilaminoetanol ini juga bersifat
analgesik, antiaritmia, berefek anestetik lokal,
dan antispasmodik yang lebih lemah daripada
prokain.
• Farmakokinetik.
Absorpsi berlangsung cepat dari tempat suntikan
dan untuk memperlambat absorpsi perlu
ditambahkan vaskokonstriktor. Sesudah diabsorpsi,
prokain cepat dihidrolisis oleh esterase dalam
plasma menjadi PABA dan dietilaminoetanol. PABA
diekskresikan dalam urin, kira-kira 80% dalam
bentuk utuh dan bentuk konjugasi. Tiga puluh
persen dietilaminoetanol ditemukan dalam urin,
dan selebihnya mengalami degradasi lebih lanjut.
• Dosis
1. Infiltrasi, 500 mg larutan 0,5 % -2 %
2. Epidural, 500 mg larutan 1 %-2%
3. Spinal, 50-200 mg larutan 10% dengan glukose
5%
• Kemasan
Suntikan, 1%, 2%
Spinal (larutan hiperbarik) 10%
• Penyimpanan
Suhu kamar ( 15°-30°C) lindungi dari cahaya.
• Intoksikasi
Toksisitas prokain hanya ¼ dari toksisitas kokain
pada pemberian IV maupun SK. Prokain lebih
cepat dirusak dalam badan daripada kokain.
Absorpsi prokain diperlambat dengan
vasokonstriktor, sehingga toksisitasnya menjadi
jauh lebih ringan. Hasil hidrolisis prokain tidak
toksis.
• Sediaan
Prokain HCl merupakan kristal putih yang mudah larut dalam
air. Sediaan suntik prokain HCl terdapat dalam kadar 1-2 %
dengan atau tanpa epinefrin untuk anestesia infiltrasi dan
blokade saraf dan 5-20 % untuk anestesia spinal. Sedangkan
larutan 0,1-0,2 % dalam garam faali disediakan untuk infus IV.
Untuk anestesia kaudal yang terus menerus, dosis awal ialah 30
ml larutan prokain 1,5%.
• Reaksi Samping Utama
Kardiovaskuler : Hipotensi, bradikardi, aritmia, blok jantung.
Pulmoner : Depresi, henti pernapasan
SSP : Titanus, pusing, gelisah, kehitangan pendengaran,
euforia, diplopia, sakit kepala, pascaspinal, araknoiditis,
kelumpuhan.
Alergi : Urtikaria, pruritus, edema angioneurotik
Epidural/kaudal/spinal : Spinal tinggi, kehilangan kontrol
kandung kemih dan usus,defisit motorik, sensorik, dan otot
09Contoh Obat Golongan Amid
Lidokain
• Farmakokinetik
Awitan Aksi: IV (efek antiaritmik), 45-90 detik;
intratrakea (efek antiaritmik), 10-15 detik;
infiltrasi, 0,5-1 menit; epi- & dural, 5-15 menit.
Efek Puncak: IV (efek antiaritmik), 1-2 menit;
infiltrasi/ epidural/< 30 menit
Lama Aksi: IV (efek antiaritmik) 10-20 menit;
intratrakea (efek antiaritmik), 30-50 menit;
infiltrasi, 0,5-1 jam; epinefrin 2-6 jam; epidural,
1 -3 jam
• Farmakodinamik
Lidokain intravena dan Iaringotrakea menurunkan
respons rekanan darah yang ditimbulkan oleh intubasi
trakea. Jika diberikan secara intravena, hal ini sebagian
disebabkan oleh efek analgesik dan efek anestetik lokal
(mencerminkan pengiriman obat ke percabangan
trakeobronkus yang sangat vaskular).
• Penyimpanan: Suhu kamar (30o C). Lindungi dari
cahaya.
• Pengenceran untuk Infus:
IV, 500 ml dalam 500 ml D5W (0,l%-0,4% atau 1-4
mg/ml)
Epidural, 20 ml 1% dalam 20 ml larutan NS (bebas-
peng- awet)(0,5%).
• Reaksi Samping Utama
Kardiovaskular: Hipotensi, bradikardia, aritmia,
blok jantung
Pulmoner: Depresi pernafasan, henti pernafasan
SSP: Tinitus, kejang, kehilangan pendengaran, euforia,
diplopia, nyeri kepala pascaspinal, araknoidiis,
kelumpuhan
Alergik: Urtikaria, pruritus, edema angioneurotik
Epidural/Kaudal/Spinal: Spinal tinggi, kehilangan
kontrol kandung kemih dan usus, defisit motorik,
sensorik, otonomik (kontrol sfingter) dari segmen
bawah.
10Penyebab Kegagalan Anestesi Lokal
• Variasi Anatomi
• Kesalahan operator ( dokter gigi ) dalam
pemberian anestesi.
• Pasien resisten terhadap obat yang
diberikan.
• Anxiety (bius lokal tidak bertahan lama atau
terlalu cepat habis).
• Adanya infeksi atau abses.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Terapi insulin
Terapi insulinTerapi insulin
Terapi insulin
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
Anestetik lokal
Anestetik lokalAnestetik lokal
Anestetik lokal
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)Fisio anatomi (indera pengecap)
Fisio anatomi (indera pengecap)
 
Jenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaJenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannya
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Pemebrian obat melalui Intravena
Pemebrian obat melalui IntravenaPemebrian obat melalui Intravena
Pemebrian obat melalui Intravena
 
Farmakologi Antelmintik
Farmakologi AntelmintikFarmakologi Antelmintik
Farmakologi Antelmintik
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
Isk
IskIsk
Isk
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 

Andere mochten auch

Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisCaninus Unlam
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanrizkyautama
 
2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokal2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokaltarmizitaher
 

Andere mochten auch (6)

Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
 
Anestetika
AnestetikaAnestetika
Anestetika
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 
2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokal2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokal
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
Anestesi lokal
Anestesi lokalAnestesi lokal
Anestesi lokal
 

Ähnlich wie Presentasi farmakologi anestesi lokal

Ähnlich wie Presentasi farmakologi anestesi lokal (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptxPERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
 
Anestesi_lokal.pptx
Anestesi_lokal.pptxAnestesi_lokal.pptx
Anestesi_lokal.pptx
 
62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva
 
Obat Emergensi dan Anestesi.pdf
Obat Emergensi dan Anestesi.pdfObat Emergensi dan Anestesi.pdf
Obat Emergensi dan Anestesi.pdf
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
 
persiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptx
persiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptxpersiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptx
persiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptx
 
108822053-Epidural-Anestesi.ppt
108822053-Epidural-Anestesi.ppt108822053-Epidural-Anestesi.ppt
108822053-Epidural-Anestesi.ppt
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)Ftf 1 (autosaved)
Ftf 1 (autosaved)
 
TBI.pptx
TBI.pptxTBI.pptx
TBI.pptx
 
anestesi lokal.pptx
anestesi lokal.pptxanestesi lokal.pptx
anestesi lokal.pptx
 
Anesthesia-msn
 Anesthesia-msn Anesthesia-msn
Anesthesia-msn
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
 
Manajemen Anestesi
Manajemen AnestesiManajemen Anestesi
Manajemen Anestesi
 

Kürzlich hochgeladen

PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 

Presentasi farmakologi anestesi lokal

  • 1. WINTERTemplateANESTESI LOKAL 01 Disusun Oleh : 1. NADYA NAFIS S (P27820714014) 2. FITRI ARDIANA (P27820714022) 3. ASTRI REJEKI (P27820714028) 4. PANJI PUTRO P (P27820714033)
  • 2. 02Pengertian Anestesi Lokal • Anestesi Lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian tubuh tertentu • Some said: Hanya untuk pembiusan di bagian kecil tubuh, seperti gigi atau area kulit. • Nowadays: Juga untuk pembiusan bagian yang lebih besar dari tubuh, seperti kaki atau lengan.
  • 3. 03Sifat Umum Anestesi Lokal Menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup Bekerja pada tiap bagian susunan saraf Pada batang saraf menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya Paralisis saraf bersifat reversibel, tanpa merusak serabut atau sel saraf Batas keamanan harus lebar, sebab anestetik lokal akan diserap dari tempat suntikan Bersifat larut dalam air, stabil dalam larutan (hidrofobik), dan dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.
  • 4. 04Golongan Anestesi Lokal • Senyawa Ester (-COOC-) • Sangat menentukan sifat anestetik lokal sebab pada degradasi dan inaktivasi di dalam badan • Kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme dibandingkan dengan golongan amid • Anestetik lokal yang tergolong dalam senyawa ester ialah kokain, prokain, tetrakain, dan benzokain • Senyawa Amid (-NHCO-) • Metabolisme lebih kompleks dibandingkan dengan golongan ester • Daerah utama untuk biotransformasi amida adalah di hati • Yang tergolong ke dalam senyawa amid antara lain adalah lidokain, dibukain, bupivakain, mepivakain, dan prilokain
  • 5. 05Perbedaan Golongan • Senyawa Ester: • Relatif tidak stabil dalam bentuk larutan • Di metabolisme dalam plasma oleh enzym pseudocholinesterase. • Masa kerja pendek. • Relatif tidak toksik. • Dapat bersifat alergen • Senyawa Amid : • Lebih stabil dalam bentuk larutan • Di metabolisme dalam hati • Masa kerja lebih panjang. • Tidak bersifat alergen.
  • 6. WINTERTemplate 06 Indikasi Penggunaan Anestesi Lokal • Nyawa penderita dalam bahaya karena kehilangan kesadarannya • Kedaruratan karena tidak ada waktu untuk mengurangi bahaya anestesi umum. • Menghindari bahaya pemberian obat anestesi umum. • Prosedur yang membutuhkan kerjasama dengan penderita • Lesi supervisialis minor dan permukaan tubuh • Pemberian analgesi pasca bedah. • Untuk menimbulkan hambatan simpatik, • Jika penderita atau ahli bedah atau ahli anestesi lebih menyukai anestesi lokal serta dapat meyakinkan pihak lainnya bahwa anestesi lokal saja sudah cukup.
  • 7. 07 Kontraindikasi Penggunaan Anestesi Lokal • Alergi atau hipersensitivitas terhadap obat anestesi lokal yng telah diketahui. • Kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi dan atau mendukung teknik tertentu. • Kurangnya prasarana resusitasi. • Beberapa teknik membutuhkan prosedur spesifik untuk menghadapi kemungkinan efek samping yang hampir selalu terjadi. • Infeksi lokal atau iskemia pada tempat suntikan. • Pembedahan luas yang membutuhkan dosis toksis anestesi lokal • Distorsi anatomik atau pembentukan sikatriks. • Resiko hematoma pada tempat-tempat tertentu • Jika dibutuhkan anestesi segera atau tidak cukup waktu bagi anestesi lokal untuk bekerja dengan sempurna. • Kurangnya kerja sama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita
  • 8. 08Contoh Obat Golongan Ester Prokain • Farmakodinamik Analgesik sistemik. Pada penyuntikan prokain SK dengan dosis 100-800 mg, terjadi analgesia umum ringan yang derajatnya berbanding lurus dengan dosis. Efek maksimal berlangsung 10-20 menit., dan menghilang sesudah 60 menit. Efek ini merupakan efek sentral, atau mungkin efek dari dietilaminoetanol yaitu hasil hidrolisis prokain. Dietilaminoetanol ini juga bersifat analgesik, antiaritmia, berefek anestetik lokal, dan antispasmodik yang lebih lemah daripada prokain.
  • 9. • Farmakokinetik. Absorpsi berlangsung cepat dari tempat suntikan dan untuk memperlambat absorpsi perlu ditambahkan vaskokonstriktor. Sesudah diabsorpsi, prokain cepat dihidrolisis oleh esterase dalam plasma menjadi PABA dan dietilaminoetanol. PABA diekskresikan dalam urin, kira-kira 80% dalam bentuk utuh dan bentuk konjugasi. Tiga puluh persen dietilaminoetanol ditemukan dalam urin, dan selebihnya mengalami degradasi lebih lanjut. • Dosis 1. Infiltrasi, 500 mg larutan 0,5 % -2 % 2. Epidural, 500 mg larutan 1 %-2% 3. Spinal, 50-200 mg larutan 10% dengan glukose 5%
  • 10. • Kemasan Suntikan, 1%, 2% Spinal (larutan hiperbarik) 10% • Penyimpanan Suhu kamar ( 15°-30°C) lindungi dari cahaya. • Intoksikasi Toksisitas prokain hanya ¼ dari toksisitas kokain pada pemberian IV maupun SK. Prokain lebih cepat dirusak dalam badan daripada kokain. Absorpsi prokain diperlambat dengan vasokonstriktor, sehingga toksisitasnya menjadi jauh lebih ringan. Hasil hidrolisis prokain tidak toksis.
  • 11. • Sediaan Prokain HCl merupakan kristal putih yang mudah larut dalam air. Sediaan suntik prokain HCl terdapat dalam kadar 1-2 % dengan atau tanpa epinefrin untuk anestesia infiltrasi dan blokade saraf dan 5-20 % untuk anestesia spinal. Sedangkan larutan 0,1-0,2 % dalam garam faali disediakan untuk infus IV. Untuk anestesia kaudal yang terus menerus, dosis awal ialah 30 ml larutan prokain 1,5%. • Reaksi Samping Utama Kardiovaskuler : Hipotensi, bradikardi, aritmia, blok jantung. Pulmoner : Depresi, henti pernapasan SSP : Titanus, pusing, gelisah, kehitangan pendengaran, euforia, diplopia, sakit kepala, pascaspinal, araknoiditis, kelumpuhan. Alergi : Urtikaria, pruritus, edema angioneurotik Epidural/kaudal/spinal : Spinal tinggi, kehilangan kontrol kandung kemih dan usus,defisit motorik, sensorik, dan otot
  • 12. 09Contoh Obat Golongan Amid Lidokain • Farmakokinetik Awitan Aksi: IV (efek antiaritmik), 45-90 detik; intratrakea (efek antiaritmik), 10-15 detik; infiltrasi, 0,5-1 menit; epi- & dural, 5-15 menit. Efek Puncak: IV (efek antiaritmik), 1-2 menit; infiltrasi/ epidural/< 30 menit Lama Aksi: IV (efek antiaritmik) 10-20 menit; intratrakea (efek antiaritmik), 30-50 menit; infiltrasi, 0,5-1 jam; epinefrin 2-6 jam; epidural, 1 -3 jam
  • 13. • Farmakodinamik Lidokain intravena dan Iaringotrakea menurunkan respons rekanan darah yang ditimbulkan oleh intubasi trakea. Jika diberikan secara intravena, hal ini sebagian disebabkan oleh efek analgesik dan efek anestetik lokal (mencerminkan pengiriman obat ke percabangan trakeobronkus yang sangat vaskular). • Penyimpanan: Suhu kamar (30o C). Lindungi dari cahaya. • Pengenceran untuk Infus: IV, 500 ml dalam 500 ml D5W (0,l%-0,4% atau 1-4 mg/ml) Epidural, 20 ml 1% dalam 20 ml larutan NS (bebas- peng- awet)(0,5%).
  • 14. • Reaksi Samping Utama Kardiovaskular: Hipotensi, bradikardia, aritmia, blok jantung Pulmoner: Depresi pernafasan, henti pernafasan SSP: Tinitus, kejang, kehilangan pendengaran, euforia, diplopia, nyeri kepala pascaspinal, araknoidiis, kelumpuhan Alergik: Urtikaria, pruritus, edema angioneurotik Epidural/Kaudal/Spinal: Spinal tinggi, kehilangan kontrol kandung kemih dan usus, defisit motorik, sensorik, otonomik (kontrol sfingter) dari segmen bawah.
  • 15. 10Penyebab Kegagalan Anestesi Lokal • Variasi Anatomi • Kesalahan operator ( dokter gigi ) dalam pemberian anestesi. • Pasien resisten terhadap obat yang diberikan. • Anxiety (bius lokal tidak bertahan lama atau terlalu cepat habis). • Adanya infeksi atau abses.