Dokumen tersebut membahas sejarah, pengertian, jenis, tujuan, perbedaan, dan produk bank syariah di Indonesia. Secara singkat, bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam dan menghindari bunga, dengan menggunakan akad-akad seperti bagi hasil, sewa, dan jual beli.
3. Sejarah Bank Syariah di Indonesia
Kehadiran bank syariah di Indonesia baru pada awal
tahun 1990-an, yaitu berdirinya PT Bank Muamalat
Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991. Saat
ini telah hadir BSM, disamping BRI, BNI, Danamon,
Niaga, Bukopin, BPD, Bank IFI dan bank asing seperti
Citibank, HSBC yang membuka unit usaha syariah.
Akan hadir BSMI, Permata Syariah di indonesia.
4. Pengertian Bank Syariah
Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah, bank syariah
merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah atau prinsip hukum
islam.
5. JENIS JENIS BANK SYARIAH
1. Bank Umum Syariah
Bank umum syariah adalah bank
syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Kegiatan
usaha bank umum syariah
meliputi :
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,
akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
d. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad
salam, akad istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
6. JENIS JENIS BANK SYARIAH
2. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah
Bank pembiayaan syariah
adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan usaha
bank pembiayaan rakyat syariah
meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk : Simpanan
berupa tabungan ,Investasi berupa deposito atau tabungan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
mudharabah .
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
• Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau
musyarakah.
• Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna'.
• Pembiayaan berdasarkan akad qardh.
• Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik dan pengambilalihan utang
berdasarkan akad hawalah.
• Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan akad wadi'ah atau investasi berdasarkan akad
mudharabah dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
7. Tujuan Bank Syariah
Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat
secara Islam.
Menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi
Meningkatkan kualitas hidup umat
Menanggulangi masalah kemiskinan
Menjaga stabilitas ekonomi dan moneter
Menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap
bank non syariah
8. Perbedaan
Keterangan Bank Konvensional Bank Syariah
Sistem yang digunakan dalam produk Berbasis bunga
Non-bunga (bagi hasil,
marjin, sewa, fee)
Susunan Pengurus
Hanya Dewan Komisaris
dan Direksi
Dewan Komisaris, Direksi
& Dewan Pengawas
Syariah
Jenis pengikatan / akad
Hanya satu jenis
pengikatan
Beragam jenis akad
Hasil investasi setiap bulannya Tetap
Berfluktuasi, sesuai
kinerja bank
Penyaluran dana
Semua bisnis yang
menguntungkan
Hanya bisnis
menguntungkan yang
sesuai prinsip syariah
Fungsi sosial Tidak ada
Dapat berperan sebagai
Lembaga Amil Zakat
(LAZ)
9. Susunan Pengurus Bank Syariah
1. Dewan Pengawas Syariah
Peran utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi
jalannya operasional bank sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Syariah. Dewan Pengawas Syariah harus membuat pernyataan secara berkala (biasanya
tiap tahun) bahwa bank yang diawasinya telah berjalan sesuai dengan ketentuan
Syariah.
Tugas lain Dewan Pengawas Syariah adalah meneliti dan membuat
rekomendasi produk baru dari bank yang diawasinya. Dengan demikian DPS bertindak
sebagai penyaring pertama sebelum suatu produk diteliti kembali dan difatwakan oleh
Dewan Syariah Nasional.
10. Susunan Pengurus Bank Syariah
2. Dewan Syariah Nasional
• Fungsi utama Dewan Syariah Nasional adalah mengawasi produk-produk Lembaga keuangan
Syariah agar sesuai dengan Syariah islam. Dewan ini bukan hanya mengawasi bank Syariah,
tetapi juga Lembaga-lembaga laun seperti asuransi, reksadana, modal ventura, dan sebagainya.
• Fungsi lain dari Dewan Syariah Nasional adalah meneliti dan memberi fatwa bagi produk
produk yang dikembangkan oleh Lembaga keuangan Syariah. Selain itu Dewan Syariah
Nasional bertugas memberikan rekomendasi para ulama yang akan ditugaskan sebagai sebagai
Dewan Syariah Nasional pada suatu lembaha keuangan Syariah.
• Dewan Syariah Nasional dapat memberi teguran kepada Lembaga keuangann Syariah jika
Lembaga yang bersangkutan menyimpang dari garis panduan yang telah ditetapkan.
11. Perihal Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga
Penentuan besarnya hasil.
Sesudah berusaha, sesudah
ada untungnya.
Sebelumnya.
Yang ditentukan
sebelumnya.
Menyepakati proporsi
pembagian untuk untuk
masing-masing pihak,
misalnya 50:50, 40:60, 35:65
Bunga, besarnya nilai Rupiah.
Jika terjadi kerugian.
Ditanggung kedua pihak,
nasabah dan lembaga.
Ditanggung nasabah saja.
Dasar perhitungan.
Dari untung yang bakal
diperoleh, belum tentu
besarnya.
Dari dan yang dipinjamkan,
fixed, tetap.
Titik perhatian usaha.
Keberhasilan usaha menjadi
perhatian bersama: nasabah
dan lembaga.
Besarnya bunga yang harus
dibayar nasabah atau pasti
diterima bank.
Besarnya prosentase.
Proporsi: (%) kali jumlah
untung yang belum diketahui
= belum diketahui.
Pasti: (%) kali jumlah
pinjaman yang telah diketahui
pasti.
PERBEDAAN BUNGA DAN BAGI HASIL
12.
13. Produk Bank Syariah
Tabungan Syariah
Dana yang dikelola untuk disalurkan sebagai modal usaha produktif yang sesuai dengan prinsip
syariah. Keuntungannya diberikan dalam bentuk bagi hasil kepada nasabah sesuai kesepakatan.
Deposito Syariah
Produk simpanan berjangka yang dikelola bank syariah. Produk ini bisa didapatkan untuk
nasabah perorangan dan perusahaan dengan menggunakan prinsip mudharabah.
Gadai Syariah
Produk pinjaman tunai dari bank syariah kepada nasabahnya. Gadai syariah menggunakan akad
rahn atau ijarah. Sebagai syarat utama, nasabah wajib menyerahkan barang jaminan.
Pembiayaan atau Pembayaran Syariah
Produk pinjaman dari bank syariah. Nasabah wajib melunasi utang tersebut dalam bentuk
pembayaran langsung atau cicilan.
Giro Syariah
Produk simpanan di bank syariah yang dana bisa ditarik dengan menggunakan cek atau bilyet
giro selain kartu ATM.
18. Mekanisme Bagi Hasil
a. Profit Sharing
Kesepakatan untuk membagikan keuntungan dari suatu usaha. Keuntungan yang berasal
dari pendapatan yang sudah dikurangi dengan ongkos produksi atau operasional sehingga
hasil yang didapatkan merupakan keuntungan bersih.
b. Gross Profit Sharing
Kesepakatan bagi hasil tetapi keuntungan hasil usaha dihitung berdasarkan pendapatan yang
dikurangi harga pokok penjualan. Laba tersebut belum dikurangi dengan pajak, biaya
administrasi, serta biaya pemasaran lainnya. Hal tersebut bisa pula disebut dengan
pembagian laba kotor.
c. Revenue Sharing
Revenue sharing adalah pendapatan yang belum dikurangi dengan biaya operasional dan
komisi dalam sistem perbankan. Hal ini dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana.
Dalam sistem syariah, pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha
lembaga keuangan syariah.
19. Contoh Soal Pembagian Hasil
Bank Jayen Syariah (BJS) melakukan kerjasama bisnis dengan Bapak Irfa, seorang
pedagang buku di Pasar Shoping Yogyakarta menggunakan akad mudharabah (BJS
sebagai pemilik dana dan Irfa sebagai pengelola dana). BJS memberikan modal kepada
Irfa sebesar Rp 10.000.000 sebagai modal usaha pada Tanggal 1 Januari 2009 dengan
nisbah bagi hasil BJS : Irfa = 30% : 70%. Pada tanggal 31 pebruari 2009, Irfa
memberikan Laporan Laba Rugi penjualan buku sebagai berikut:
Penjualan Rp 1.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 700.000
Laba Kotor Rp 300.000
Biaya-biaya Rp100.000
Laba bersih Rp 200.000
20. Contoh Soal Pembagian Hasil
Hitunglah pendapatan yang diperoleh BJS dan Irfa dari kerjasama bisnis tersebut pada
tanggal 31 Pebruari 2009 bila kesepakan pembagian bagi hasil tersebut menggunakan
metode:
a. Profit sharing
b. Revenue sharing
Jawab:
a. Profit sharing
Bank Syariah : 30% x Rp 200.000 (Laba bersih) = Rp 60.000Irfa : 70% x Rp 200.000 = Rp
140.000
b. Revenue sharing
Bank Syariah : 30% x Rp 300.000 (Laba Kotor) = Rp 90.000Irfa : 70% x Rp 300.000 = Rp
210.000
28. Referensi
https://lifepal.co.id/media/produk-bank-syariah/
Antonio, Muhammad Syafi'I. Bank Syariah: dari teori ke
praktik. Gema Insani, 2001
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/17/pengertian-
prinsip-dan-landasan-hukum-bank-syariah-sesuai-uu-1098/
https://www.slideshare.net/bibistterserahanda/kelompok-08-
ppt-bank-syariah