SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
1
Peningkatan Profesionalime Sumber
Daya Manusia Bidang
Kepariwisataan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka mendukung peningkatan profesionalime sumber daya manusia pada
bidang kepariwisataan dan meningkatkan produktivitas serta daya saing, pelayanan
kepada masyarakat dan para pengunjung (visitors) / wisatawan (tourists),
perlindungan kepada pengusaha dan pekerja pariwisata serta konsumen, maka
kegiatan di bidang standardisasi perlu lebih ditingkatkan, sesuai dengan
perkembangan teknologi digital terkini..
Untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan yang bermutu
sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga profesional di bidang Biro Perjalanan
Wisata era digital maka diperlukan adanya kerja sama antara instansi pemerintah,
dunia usaha/industri dengan lembaga pendidikan dan pelatihan baik pendidikan
formal, informal maupun pendidikan yang dikelola oleh industri itu sendiri.
Bentuk kerjasama dapat berupa pemberian data kualifikasi kerja yang dibutuhkan
oleh instansi pemerintah dan industri/pelaku usaha sehingga lembaga pendidikan
dan pelatihan dapat menyediakan tenaga lulusannya yang memenuhi kualifikasi
yang dibutuhkan. Hasil kerjasama tersebut dapat menghasilkan standar kebutuhan
kualifikasi.
2
Standar kebutuhan kualifikasi SDM kepariwisataan tersebut diwujudkan ke dalam
Standar Kompetensi Kerja yang merupakan refleksi atas kompetensi yang
diharapkan dimiliki orang-orang atau seseorang yang akan bekerja di bidang
tersebut. Di samping itu standar tersebut harus memiliki ekivalen dan kesetaraan
dengan standar-standar relevan yang berlaku pada sektor industri di negara lain
bahkan berlaku secara internasional, sehingga akan memudahkan tenaga-tenaga
profesi Indonesia untuk bekerja di manca negara.
Adanya standar kompetensi kerja ini perlu didukung oleh suatu pedoman untuk
penerapan standar kompetensi, sistem akreditasi dan sertifikasi serta pembinaan
dan pengawasan penerapan kegiatan standar kompetensi, yang keseluruhannya
perlu tertuang dalam suatu sistem standardisasi kompetensi nasional.
Standar ini dirumuskan dengan menggunakan acuan:
1 Undang-undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan
2 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3 Peraturan Pemerintah Nomor 38 / 2007
4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP)
5 Kepmen Nomor KM 082/PW/PW.102/MPPT88 tentang Pramuwisata dan Pengatur
Wisata
6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :
Per. 21/Men/X/2007 Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
SDM atau Sumber Daya Manusia pastinya menjadi aset sebuah organisasi
dalam menjalankan visi dan misi. Ketika berbicara mengenai kemampuan,
maka tidak sebatas mampu untuk berbicara di depan publik maupun mampu
dalam bekerja. Melainkan juga harus mampu untuk memanfaatkan teknologi
informasi yang sudah semakin berkembang saat ini. Perkembangan
teknologi secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan organisasi.
3
Untuk itu, menyangkut SDM, maka setiap organisasi harus memastikan SDM
mereka memiliki komputer skill. Mengapa organisasi perlu mengikut-
sertakan para karyawan dengantraining komputer untuk SDM, tentu karena
alasan yang akan dijelaskan berikut ini.
Selalu Update Dengan Perkembangan Berita
Untuk dapat bersaing dengan dunia luar, maka sebuah organisasi harus tahu
apa yang sedang terjadi saat itu. Melalui teknologi internet, maka para
karyawan organisasi yang merupakan SDM mereka tentu dapat mencari
tahu perkembangan yang sedang update. Karyawan yang memiliki komputer
skill akan cepat memperoleh berita-berita terupdate karena tahu bagaimana
cara mengoperasikannya melalui komputer. Sehingga sangat diharapkan
dalam sebuah organisasi, setiap karyawan dapat dipastikan cakap dalam
teknologi dan jika tidak, maka perlunya training di bidang komputer skill
secepat mungkin.
Dapat Menjalankan Setiap Program Tanpa Masalah
Kemampuan komputer skill dipandang sebagai kemampuan yang utama
harus dimiliki oleh SDM sebuah organisasi. Ketika sebuah organisasi
memiliki karyawan yang cakap dalam komputer, maka mereka dapat
bekerja dengan lebih cepat dan tanpa masalah. Selain itu, pekerjaan para
karyawan tidak terhambat karena mereka tahu cara menggunakan program-
program di dalam komputer. Sebagai contoh, seorang akuntan tentu tidak
hanya dituntut untuk cakap dalam menjalankan program Microsoft Excel.
Organisasi pun akan beruntung memiliki SDM yang dapat lebih cepat dalam
mengerjakan tugas yang dibebankan pada setiap karyawannya. Semua
karena kemampuan komputer skill yang telah dimiliki oleh masing-masing
karyawan. Sehingga sebuah organisasi tidak perlu merasa rugi jika harus
4
mengajak ara karyawan untuk mengikuti training komputer untuk SDM.
Melihat manfaatnya yang tidak hanya akan diterima oleh si individu
karyawan itu sendiri, namun juga bermnafaat untuk kemajuan dan
perkembangan organisasi, maka memang wajib dilakukan.
Beberapa Strategi Pelatihan
Strategi pelatihan SDM adalah cara dan langkah-langkah yang digunakan
untuk memberikan pelatihan yang memiliki berbagai tujuan pengembangan
potensi pada diri Anda. Dalam memaksimalkan potensi pada diri seseorang,
terkadang berbagai jenis pelatihan juga dibutuhkan untuk memperlihatkan
potensi yang tak terlihat tersebut. Sebagai seorang pekerja, baik pekerja
wirausaha maupun pekerja kantoran, mengikuti berbagai jenis pelatihan pun
menjadi salah satu hal yang wajib untuk Anda lakukan. Berbagai jenis
pelatihan SDM juga akan Anda dapatkan selama Anda bekerja. Apabila Anda
ingin mengetahui pelatihan apa yang paling baik untuk Anda, maka berikut
ini merupakan beberapa strategi pelatihan SDM terbaik yang mungkin Anda
ikuti.
Berdasarkan Potensi yang Dibutuhkan
Jenis strategi pelatihan SDM yang banyak digunakan adalah jenis pelatihan
dimana materinya akan diberikan berdasarkan kemampuan khusus yang
dibutuhkan oleh para peserta pelatihan. Hal ini sering kali dilakukan oleh
pihak SDM atau Human Resource Development yang banyak memberikan
pelatihan untuk berbagai jenis kemampuan yang akan dimaksimalkan.
Pelatihan inipun akan diadakan secara rutin oleh berbagai perusahaan agar
para peserta yang juga merupakan karyawan perusahaan tersebut dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki sekaligus memberikan pengalaman
berupa berbagai jenis pelatihan yang sangat dibutuhkan oleh para peserta.
5
Apabila pelatihan dapat dilakukan dengan seluruh proses yang berjalan
dengan lancar, maka strategi pelatihan tersebut dapat dikatakan berhasil.
Berdasarkan Kebutuhan Perusahaan
Selain jenis pelatihan yang diberikan berdasarkan kebutuhan akan
pengembangan potensi yang dibutuhkan oleh para peserta, ada juga strategi
pelatihan SDM yang juga diberikan berdasarkan kebutuhan perusahaan
tersebut akan diberikan kepada para karyawan perusahaan yang
bersangkutan. Pelatihan akan dititik beratkan pada kebutuhan yang dimiliki
oleh perusahaan dan akan dilatihkan untuk para karyawan perusahaan.
Strategi tersebut terbukti cukup efektif untuk mengembangkan sebuah
perusahaan. Dengan mengadakan berbagai jenis pelatihan SDM, maka
perusahaan yang bersangkutan juga akan mendapatkan berbagai dampak
positif untuk jangka panjang. Strategi pelatihan SDM juga dapat
menentukan keberhasilan pelatihan yang diadakan oleh perusahaan dan
memberikan kemampuan serta potensi tambahan untuk seluruh peserta
yang mengikuti pelatihan tersebut.
mengapa strategi hrm dikatakan positif bagi perusahaan (1)
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
( SKKNI ) PARIWISATA
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ( SKKNI ) adalah
rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan/atau keahlian, serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang di tetapkan sesuai dengan
6
ketentuan peraturan perundang-undangan. Standar Kompetensi tidak berarti
hanya kemampuan menyelesaikan suatu tugas, tetapi dilandasi pula oleh
bagaimana dan mengapa tugas itu dikerjakan. Standar kompetensi meliputi
faktor-faktor yang mendukung, seperti pengetahuan dan kemampuan untuk
mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja serta
kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan
pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Standar Kompetensi merupakan
rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang/orang
perorangan untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh
ilmu pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja, serta
penerapannya sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang/orang
perorangan, maka yang bersangkutan akan memahami :
Bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan.
Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan.
Apa yang harus dilakukan, bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan
rencana semula.
Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
memecahkan masalah dan atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan
kondisi yang berbeda.
SKKNI ini di tetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia. SKKNI sektor pariwisata pertama yang di tetapkan oleh Menteri
tenaga kerja dan transmigrasi RI adalah mengenai Biro Perjalanan Wisata
dengan SK. MENANKERTRANS KEP.238/MEN/X/2004 dan Hotel dan
Restourant dengan SK. KEP.239/MEN/X/2004. SKKNI sebelum di tetapkan,
maka hal tersebut wajib dikonvensikan karena kovensi dilakukan dalam
7
suatu forum untuk mencapai konsensus yang melibatkan masyarakat sektor
profesi dan pakar tentang Rancangan SKKNI menjadi SKKNI. Setelah
dikonvensikan SKKNI perlu ditetapkan. Penetapan SKKNI adalah kegiatan
menetapkan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
Tujuan dari SKKNI sendiri yaitu sebagai acuan pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang bergerak dalam bidang keahlian khususnya
Pariwisata dengan kebutuhan masing-masing pihak (institusi
pendidikan/pelatihan, dunia usaha/industri dan penyelenggara pengujian
dan sertifikasi). Selain daripada itu, penyusunan standar juga bertujuan
untuk mendapatkan pengakuan tenaga kerja secara nasional dan
internasional.
Dalam pembinaan, peningkatan dan pengembangan kualitas tenaga kerja
Indonesia sangat membutuhkan adanya SKKNI. Lembaga Pelatihan Tenaga
Kerja, Lembaga DIKLAT Profesi dan Lembaga Sertifikasi Profesi bersama-
sama dengan pengguna jasa/industri dapat melakukan kesepakatan untuk
menggunakan SKKNI sebagai standar kompetensi yang dipergunakan untuk
penyelenggaraan program pelatihan kerja dan peningkatan kualitas/
kompetensi tenaga kerja di Indonesia sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
dan dunia usaha.
Adapun kegunaan SKKNI dalam memenuhi kebutuhan dalam pembinaan,
peningkatan dan pengembangan kualitas tenaga kerja Indonesia antara
lain :
1. Lembaga/ Institusi Pendidikan dan Pelatihan Kerja
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program kurikulum dan
silabus.
8
b. Menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kerja,
penilaian peserta pelatihan/ pekerja berpengalaman melalui uji kompetensi
dan sertifikasi.
2. Pasar Kerja dan Dunia Usaha/ Indsutri Serta Pengguna Tenaga Kerja
a. Membantu dalam proses rekruitmen tenaga kerja.
b. Membantu penilaian unjuk kerja.
c. Membantu pembuatan uraian jabatan pekerjaan/ keahlian tenaga kerja.
d. Membantu pengembangan program pelatihan kerja spesifik berdasarkan
kebutuhan spesifik pasar kerja dan dunia usaha/industri.
3. Lembaga/ Institusi Penyelenggara Sertifikasi Profesi
a. Menjadi acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi dan
kompetensi (Skema Sertifikasi) sesuai dengan kualifikasi kompetensinya/
level atau klastering sertifikasi kompetensi.
b. Menjadi acuan penyelenggaraan kelembagaan dari LSP di Indonesia.
Standar Kompetensi dapat dimanfaatkan pada Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan, Perusahaan dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi personel.
1. Pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan : Standar Kompetensi
dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum dan
pengembangan pengajaran. Serta sekaligus mendorong konsistensi dalam
penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, dan penetapan Kualifikasi
Pendidikan dan atau Pelatihan.
2. Pada Dunia Usaha/Perusahaan : Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai
alat manajemen, terutama dalam :
Menentukan organisasi kerja dan perancangan jabatan.
Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya.
Membantu dalam rekrutmen
Mengembangkan program Pelatihan yang khas/spesifik sesuai kebutuhan
Perusahaan.
9
3. Pada Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personel : Standar Kompetensi
dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan:
Klasifikasi dan Kualifikasi
Kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.
SKKNI DI SEKTOR PARIWISATA
SKKNI yang di miliki oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata tahun
2011 dan telah memperoleh penetapan oleh kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (KKNI)
Standar kompetensi mencerminkan kemampuan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan didukung oleh sikap kerja. Penerapannya
mengacu pada unjuk kerja dan syarat kerja. Standar kompetensi meliputi
faktor-faktor pendukung seperti pengetahuan dan keterampilan untuk
mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja, serta
kemampuan mentransfer dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan
pada situasi yang berbeda.
Standar kompetensi dapat juga dirumuskan kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang mempersyaratkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja tertentu. Seseorang yang
memiliki kompetensi mampu:
1. Mengerjakan suatu tugas/ pekerjaan tertentu;
2. Mengorganisasikan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan;
3. Melakukan penyesuaian bila terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana
semula;
10
4. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah
dan atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang berbeda.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia berbasiskan kompetensi dijadikan
sebagai acuan nasional dalam mengembangkan program pendidikan dan
pelatihan serta dalam proses pembelajaran melalui pengalaman di tempat
kerja dan dalam masyarakat. Kerangka Kualifikasi Nasional dimaksudkan
menjadi kerangka kerja sistem sertifikasi yang mengintegrasikan sistem
sertifikat bidang pendidikan dan sistem sertifikat bidang pelatihan dalam
rangka pemberian pengakuan terhadap kompetensi tenaga kerja.
Penting Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
1. KKNI sangat penting untuk merumuskan dan menerapkan sistem
pendidikan dan pelatihan.
2. Pemenuhan KKNI merupakan pengakuan nasional atas luaran sistem
pendidikan dan pelatihan. Dengan banyaknya jenis sertifikasi dan kualifikasi
yang berkembang di berbagai sektor saat ini mengakibatkan sulit untuk
menetapkan dan mendapatkan pengakuan nasional. Untuk itu diperlukan
acuan yang dirumuskan dan ditetapkan bersama oleh semua pemangku
kepentingan atau pihak terkait sehingga diakui, diterima dan dilaksanakan
oleh semua pihak.
3. Integrasi dan korelasi antara jenjang karier dan jenjang kualifikasi. KKNI
sangat bermanfaat untuk digunakan membangun sistem perencanaan dan
pengembangan karier, dengan mengkorelasikan kualifikasi yang dimiliki
seseorang dengan rencana pengisian jabatan dan jenjang kariernya.
11
4. Fleksibilitas paket pendidikan dan pelatihan. KKNI membuka fleksibilitas
pembinaan SDM dalam rangka memenuhi kualifikasi dan kompetensi melalui
kombinasi sistem pendidikan, sistem pelatihan dan pengembangan di
berbagai tempat.
5. Memberi arah yang jelas kepada setiap individu untuk mengembangkan
kompetensinya. KKNI memudahkan setiap individu menetapkan pilihan
secara dini untuk memilih jalur pengembangan kompetensi, dan juga
memberi peluang untuk melakukan perpindahan jalur dari pelatihan ke jalur
pendidikan atau bekerja dan sebaliknya.
6. Mendorong optimalisasi peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan;
Apabila pihak terkait memberikan komitmen yang tinggi menerapkan KKNI,
pendayagunaan sumberdaya akan lebih optimal.
7. Menumbuhkan pengakuan nasional dan internasional terhadap kualifikasi
SDM Indonesia. SDM Indonesia yang telah memiliki sertifikat sesuai dengan
KKNI, lambat laun akan memperoleh pengakuan nasional dan internasional.
Perumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Sebuah kerangka kualifikasi memerlukan kriteria sebagai pedoman
penyusunan setiap jenjangnya. Kriteria tersebut merupakan sekumpulan
penjelasan yang pemenuhannya akan dijabarkan di setiap jenjang dengan
gradasi yang berbeda-beda. Kriteria tersebut adalah :
1. Derajat kesulitan pekerjaan yang diukur mulai dari tugas-tugas yang
mudah, yang sekedar pengulangan tanpa pertimbangan sampai dengan
yang teramat rumit, berubah, tak terduga yang memerlukan pertimbangan;
12
2. Pengetahuan yang diperlukan mulai dari sekedar hanya mengandalkan
ingatan sampai pada yang memerlukan pertimbangan;
3. Tanggung jawab yang diemban yang dapat meliputi tanggung jawab pada
orang lain dan juga atas jumlah dan kualitas hasil;
4. Penerapan pengetahuan untuk pelatihan, pendidikan dan pekerjaan yang
tinggi.
Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata
sangat erat kaitannya dengan upaya untuk mencapai tingkat kebersaingan
yang tinggi. Oleh karena itu perlu didasarkan pula pada manajemen daya
saing yang akan dapat meningkatkan profesionalisme dalam pemberian
pelayanan secara comprehensive. Arus globalisasi perekonomian dunia yang
merebak ke segala sektor dan hampir merambah ke segenap kegiatan usaha
tidak terkecuali telah dirasakan dampaknya pada bidang pendidikan dan
pelatihan. Tantangan pengembangan di sektor pariwisata dinilai sangat
kompleks, mulai dari ketatnya persaingan dan tuntutan konsumen
(Customer Demand) serta pengaruh globalisasi. Untuk menciptakan SDM
yang berkualitas dan profesional di bidang pariwisata, maka peran lembaga
pendidikan dan pelatihan menjadi sangat menentukan.
Pengembangan sertifikasi kompetensi kerja yang dilakukan oleh BNSP
terkait dan terpadu dengan pengembangan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) serta pengembangan pelatihan berbasis
kompetensi di lembaga-lembaga pelatihan kerja sebagai kesatuan Sistem
13
Latihan Kerja Nasional (SISLATKERNAS). Sesuai dengan Pasal 18 ayat (1),
(2) dan (3) Undang-Undang No. 13 tahun 2003, sertifikasi kompetensi kerja
merupakan bentuk pengakuan secara formal terhadap kompetensi kerja
yang telah dikuasai oleh lulusan pelatihan kerja atau tenaga kerja yang telah
berpengalaman. Pengaturan sertifikasi kompetensi kerja ini merupakan
bagian integral dari SISLATKERNAS.
Berikut tata cara Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi
untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi kerja:
Pelatihan berbasis kopetensi adalah pelatihan yang berorientasi pada
pencapaian kopetensi peserta latih, sehingga hasil akhir dari pelatihan
adalah meningkatnya kopetensi peserta latih yang dapat di ukur melalui
aspek sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Beberapa hal yang perlu di
perhatikan sebelum menyelenggarakan pelatihan berbasis kopetensi dapat
dilihat pada alur di bawah ini:
a. Penetapan Tim Penyusun
Sebelum menyelenggarakan program pelatihan, perlu di bentuk dan
ditetapkan tim penyusun program yang terdiri dari unsur-unsur,
diantaranya:
1. Asosiasi usaha pariwisata
2. Asosiasi profesi pariwisata
3. Instruktur/ aksesor kompetensi
4. Pakar dan praktisi yang kompeten di bidangnya
5. Instansi pemerintah.
b. Analisis Kebutuhan Pelatih
14
Langkah selanjutnya adalah menganalisis kebutuhan pelatihan/Traning Need
Analysis (TNA). Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pelatihdari
setiap kualifikasi jabatan yang terdapat di usaha pariwisata. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dan menjadi pertimbangan dalam menganalisa
kebutuhan pelatihan berbasis kopetensi adalah:
1. Kesenjangan antara kompetitif yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan
kompetensi yang di butuhkan pada usaha pariwisata.
2. Jenis dan jumlah usaha pariwisata yang terdapat di daerah tempat
penyelenggaraan pelatihan dan banyak memperkerjakan masyarakat
setempat.
c. Penetapan Program Pelatihan
Penetapan jenis pelatihan selanjutnya disusun berdasarkan kebutuhan
dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
1. Kinerja, sejauh mana element kopetensi yang dipersyratkan, terukur
berdasarkan tingkat yang diinginkan.
2. Persyaratan kinerja, sejauh mana kondisi kriterian unjuk kerja yang
diaplikasikan.
3. Acuan penilaian, sejauh mana acuan dapat di pergunakan dalam
melaksanakan penilaian.
Dalam menetapkan jenis pelatih, penetapan unit kompetensi yang terdiri
dari kompetensi umum kompetensi inti dan kompetensi khusus mengacu
pada hasil analisis yang telah di peroleh, sehingga program pelatihan
15
menjadi tepat guna,tepat sasaran dan dapat menjawab kesenjangan antara
kompetansi tenaga kerja dengan kompetensi yang di butuhkan oleh usaha
pariwisata.
d. Penyusunan Kurikulum Pelatihan
Penyusunan kurikulum pelatihan didasarkan atas penetapan program
pelatihan dan merupakan salah satu tahapan kegiatan penyelenggaraan
pelatihan. Kurikulum pelatihan mencakup:
1. Kelompok unit dan kode unit kompetensi : kompetensi umum, inti dan
khusus.
2. Pelaksanaan pelatihan di tempat kerja.
3. Materi pelatihan berdasarkan kelompok unit kompetensi
4. Perkiraan waktu pelatihan.
e. Penyusunan Silabus Pelatihan
Penyusunan silabus mengacu pada unit-unit kompetensi yang terdapat pada
kurikulum yang telah di tetapkan. Pencapaian kompetensi dilakukan melalui
analisis terhadap kriteria unjuk kerja (KUK) pada setiap elemen kompetensi
sesuai indikator keberhasilan pencapaian kompetensi.
Dalam mengembangkan silabus pelatihan yang perlu diperhatikan adalah:
1. Standar kompetensi kerja, standar kompetensi kerja harus mengacu keda
2 aspek yaitu:
Aspek kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan, dan sikap kerja)
Tingkat/gradasi kompetensi kunci sebagai tingkat kinerja.
16
3. Langkah-langkah penyusunan silabus pelatihan
Langkah proses penyusunan silabus terdiri dari pencapaian tujuan
kompetensi dan ldentifikasi dan analisis kebutuhan standar kompetensi.
Pencapaian tujuan pembelajaran: tujuan pembelajaran di kembangkan
berdasarkan rumusan silabus, selanjutnya dikaji dan di tetapkan dalam
bentuk strategi pembelajaran (learning strategi) yang meliputi: kegiatan
pembelajaran teori (T) dan Praktek (P), metodologi dan media pembelajaran
yang dibutuhkan dan jumlah jam pembelajaran yang di butuhkan.
f. Persyaratn Peserta Pelatihan
Persyaratan peserta pelatihan merupakan peranan penting dalam
keberhasilan suatu penyelenggaraan pelatihan, sehingga pelatihan yang
dilaksanakan menjadi efektif, efesien dan tepat sasaran. Penetapan
persyaratan peserta pelatihan mengacu pada:
1. Pendidikan formal, min SLTA/SMK sederajat
2. Pengalaman perkerjaan, memiliki pengalaman kerja di bidang tugasnya
minimal selama satu tahun.
3. Pelatihan yang pernah diikuti, disesuaikan dengan jenis pelatihan yang
akan di selenggarakan ditunjukan dengan bukti sertifikat.
4. Utusan dan/atau Rekomendasi yang bersifat tertulis dari industri
pariwisata.
5. Sehat jasmani dan rohani.
g. Kriteria Penetapan Instruktur
17
Instruktur dalam pelatihan berbasis kompetensi harus memiliki kemampuan
sebagai pembicara sekaligus pemandu sehingga peserta pelatihan tidak
hanya memperoleh keterampilan dan gambaran sikap dalam melaksanakan
perkerjaanya. Dalam menetapkan instruktur pelatihan, beberapa hal yang
harus diperhatikan, diantaranya adalah:
1. Assesor kompetensi dan/atau Master Assesor
2. Memahami SKKNI
3. Memiliki Sertifikat Training of Trainers (ToT) atau sejenisnya
4. Menguasai teknis subtansi sesuai dengan nama dan jenjang pelatihan yang
akan dilaksanakan
5. Mampu berinovasi dan berimprovisasi dengan metode yang tepat.
h. Fasilitas Pelatihan
Fasilitas pelatihan merupakan hal yang penting dalam mendukung
kelancaran penyelenggaraan pelatihan dan pencapaian tujuan kompetensi
yang diharapkan dari peserta pelatihan. Fasilitas pelatihan yang di butuhkan
berupa:
1. Tempat penyelenggaraan : tempat penyelenggaraan pelatihan harus
menggambarkan kondisi nyata yang terdapat di dunia usaha
pariwisata/industri. Contoh: pelatihan pramukamar dapat dilakukan di hotel,
lembaga kepariwisataan yang memiliki sarana praktek kamar (mockup
room) dan/atau tempat asesmen kompetensi (TAK) yang telah di verifikasi
oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP).
2. Modul/ materi pelatihan
3. Alat dan/atau bahan praktek
4. Media pembelajaran (audio visual, white board, LCD, dsb).
18
i. Penyelenggaraan Pelatihan
Dalam penyelenggaraan pelatihan, terdapat beberapa hal yang harus di
persiapkan oleh penyelenggara, seperti:
1. Buku panduan peserta
2. Jadwal pelatihan
3. Modul/materi pelatihan
4. Tempat pelatihan
5. Instruktur
Penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi memperhatikan ketentuan
sebagai berikut:
1. Penyelenggara pelatihan harus didukung oleh instruktur sesuai dengan
kriteria yang telah di tetapkan.
2. Penyelengara pelatihan harus didukung fasilitas pelatihan yang memenuhi
persyaratan untuk menjamin tercapainya standar kompetensi kerja.
3. Penetapan kelulusan dilakukan dengan cara memberikan penilaian kepada
peserta pelatihan berdasarkan hasil test yang dapat berupa penilaiaan
tertulis, simulasi dan praktek.
4. Peserta yang dinyatakan kompeten oleh instruktur dinyatakan lulus
pelatihan dan berhak mendapatkan sertifikat pelatihan kerja.
19
5. Sertifikat pelatihan kerja ditandatangani oleh pimpinan instansi
penyelenggara pelatihan (kepala dinas kebudayaan pariwisata provinsi dan
dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten/kota)
j. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan
Evaluasi berbasis kompetensi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pelatihan yang di selengarakan tepat sasaran, efesien dan efektif. Dengan
adanya evaluasi, maka pelatihan yang dilakukan dapat mempertanggung
jawabkan mutunya. Pelaksanaan evaluasi dapat dilihat dari komponen
aspek:
1. Evaluasi Instruktur
2. Evaluasi perserta pelatihan
3. Evaluasi Penyelenggara
Dampak dengan adanya SKKNI di bidang Pariwisata
Melihat perkembangan sektor Pariwisata Indonesia saat ini, dimana hampir
semua jenis usaha yang bergerak di bidang pelayanan jasa yang meningkat.
Mulai dari usaha milik sebuah perusahaan maupun milik perorangan. Maka
dari itu pemerintah sebagai pihak yang sentral dalam peran pengembangan
sektor Pariwisata Indonesia melakukan tugasnya dengan baik sampai saat
ini, namun tetap ada pekerjaan rumah sebelumnya yang harus di benahi
oleh Pemerintah.
Sertifikat tenaga kerja bidang pariwisata diberikan kepada tenaga kerja
pariwisata yang telah memenuhi Standar Kompetenti Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI), yang disusun oleh instansi pemerintah bidang pariwisata
bersama-sama asosiasi usaha pariwisata, asosiasi profesi dan akademisi.
20
Sertifikat ini diberikan melalui uji kompetensi sesuai SKKNI, standar nasional
dan/atau standar khusus.
Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah adalah dengan menyaring
insan-insan pariwisata yang berkualitas dan handal di bidang yang bergerak
di Pariwisata. Seperti contoh sertifikasi Pemanduan, sertifikasi bekerja di
hotel serta lainnya. Hal tersebut dilakukan agar insan-insan Pariwisata yang
ada di Indonesia benar-benar bisa menunjang berkembangnya sektor
Pariwisata, yang mana menjadi penyumbang devisa terbesar setelah Minyak
dan Gas bumi.
Peraturan Pemerintah yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 23 April 2012 itu, merupakan pelaksanaan dari ketentuan
Pasal 55 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
yang didalamnya mengamanatkan Pemerintah untuk menyusun sertifikasi
kompetensi kompetensi dan sertifikan usaha yang bergerak di bidang
pariwisata.
Pada awal tahun 2016 nanti akan menjadi awal diberlakukannya MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN). Disinilah para insan sektor Pariwisata
Indonesia akan benar-benar di uji keahliannya. Karena merekalah yang
menjadi ujung tombak dari sektor Pariwisata Indonesia akan dibawa kemana
nantinya. Apakah mampu bersaing dengan masyarakat ASEAN ataukah
sebaliknya, malah menjadi titik kelemahan.
21
Begitu pentingnya menyiapkan insan-insan Pariwisata Indonesia ke depannya dengan adanya
program sertifikasi ini dapat menjadi tolak ukur apakah Pariwisata bisa mencapai target yang di
canangkan pemerintah untuk mendatangkan 20 juta turis mancanegara pada tahun 2019 nanti.
Apabila target tersebut benar-benar tercapai nantinya maka Indonesia dapat di sejajarkan dengan
negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang mana mereka sangat mengandalkan sektor
Pariwisata.
Saat ini memang terkesan terburu-buru dan instan melihat sisa waktu yang ada, namun bukan
tidak mungkin Indonesia akan benar-benar siap nantinya dalam bidang Pariwisata yang akan
mendatangkan turis-turis mancanegara. Bukan hanya Pemerintah Pusat saja yang harus bekerja
keras disini, namun Pemerintah Daerah pun dituntut harus membantu dalam menyiapkan insan-
insan Pariwisata.
Contoh Kasus SKKNI :
 Kerugian Karena Tidak Ada SKKNI
Tepat 3 bulan yang lalu perusahaan KH (Inisial Perusahaan) mengalami kerugian besar
yg disebabkan persuahaan kurang memperhatikan SKKNI, kita mulai kronologi pak AA ( inisial
) telah membangun perusahaan KH yang merupakan perushaan Travel penyedia produk Pilgrim
Haji dan Umrah. Saat awal mula pak AA membangun PT. KH ini dia membagi sahamnya
dengan salah satu kerabatnya yaitu Pak PR (inisial) dengan pembagian saham 70 : 30, lalu
mereka berdua merekrut beberapa staff untuk mengoprasikan PT. KH tersebut. tetapi para staff
yang direkrutnya bukan dari kalangan dunia pariwisata atau lulusan pariwisata dan telah lama
bekerja di bidang pariwisata, sehingga terjadinya PT. KH ini mengalamin kerugian sangat besar,
Pak AA yang merupakan pemilik harus berfikir keras agar PT. KH ini tidak collapse.
PT. KH yang telah didirikan dari tahun 2011 yang berlokasi di daerah Pondok Kelapa,
Jakarta Timur harus menelan kerugian sebesar Rp 2M karena salah satu dari staff perusahaan ini
telah menyelewengkan uang perisahaan, di sinyalir staff berinisial ibu MK ini telah melakukan
penyelewengangan karena ketidak adanya profesionalisme sebagai karyawan di bidang
pariwisata, ibu MK telah melakukan praktik curang dengan cara pemalsuan atas nama PT. KH
dan memperalat staff-staff lainnya sebagai umpannya. setelah tercium oleh pak AA dan pak PR
maka tindak praktik ini sudah ketahuan, akan tetapi pak AA dan pak PR tidak memiliki bukti
atau barang bukti yang kuat untuk melaporkan tindakan curang ibu MK tersebut.
22
PT. KH Tour and Travel ini harus menelan kerugian Rp. 2M dan pak AA selaku pemilik
harus mengganti kerugian uang operasioanl perusahaan. hal ini karena kurangnya standar para
staff yang bekerja di PT. KH ini, oleh karena itu tindak praktik curang ibu MK gampamg
dilakukannya. namun sekarang PT. KH telah dibeli oleh perushaan batu bara dan membagi
saham 40 : 60

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Manajemen Organisasi
Manajemen OrganisasiManajemen Organisasi
Manajemen Organisasiguest5a5c9125
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunMOSES HADUN
 
3.1. memahami industri pariwisata
3.1. memahami industri pariwisata3.1. memahami industri pariwisata
3.1. memahami industri pariwisataSigitHaryadi3
 
Operation Management - My CAFE
Operation Management - My CAFEOperation Management - My CAFE
Operation Management - My CAFEDenis Lokita
 
Project Guide / Tour Leader E_ learning
Project Guide / Tour Leader E_ learningProject Guide / Tour Leader E_ learning
Project Guide / Tour Leader E_ learningNoersal Samad
 
Desain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzbergDesain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzbergnurul khaiva
 
Desain dan Struktur Organisasi
Desain dan Struktur OrganisasiDesain dan Struktur Organisasi
Desain dan Struktur OrganisasiSatya Pranata
 
Contoh Presentasi Pengenalan Produk
Contoh Presentasi Pengenalan ProdukContoh Presentasi Pengenalan Produk
Contoh Presentasi Pengenalan ProdukYusuf Saefudin
 
Komponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataKomponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataSekar Advianty
 
Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan Yani Adriani
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaantopik16
 
3.2. memahami motivasi tujuan perjalanan wisata
3.2. memahami motivasi tujuan perjalanan wisata3.2. memahami motivasi tujuan perjalanan wisata
3.2. memahami motivasi tujuan perjalanan wisataSigitHaryadi3
 
Kepemimpinan dan Manjajemen Organisasi
Kepemimpinan dan Manjajemen OrganisasiKepemimpinan dan Manjajemen Organisasi
Kepemimpinan dan Manjajemen Organisasiali romdhoni
 
I. segmentasi pasar pariwisata
I. segmentasi pasar pariwisataI. segmentasi pasar pariwisata
I. segmentasi pasar pariwisataFX Setiyo Wibowo
 
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanProposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanYan Thea
 
Pariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKM
Pariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKMPariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKM
Pariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKMDadang Solihin
 

Was ist angesagt? (20)

Manajemen Organisasi
Manajemen OrganisasiManajemen Organisasi
Manajemen Organisasi
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
 
mengenal-desa-wisata.ppt
mengenal-desa-wisata.pptmengenal-desa-wisata.ppt
mengenal-desa-wisata.ppt
 
3.1. memahami industri pariwisata
3.1. memahami industri pariwisata3.1. memahami industri pariwisata
3.1. memahami industri pariwisata
 
Operation Management - My CAFE
Operation Management - My CAFEOperation Management - My CAFE
Operation Management - My CAFE
 
Project Guide / Tour Leader E_ learning
Project Guide / Tour Leader E_ learningProject Guide / Tour Leader E_ learning
Project Guide / Tour Leader E_ learning
 
Desain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzbergDesain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzberg
 
Desain dan Struktur Organisasi
Desain dan Struktur OrganisasiDesain dan Struktur Organisasi
Desain dan Struktur Organisasi
 
EVENT MANAGEMENT PROCESS
EVENT MANAGEMENT PROCESSEVENT MANAGEMENT PROCESS
EVENT MANAGEMENT PROCESS
 
Contoh Presentasi Pengenalan Produk
Contoh Presentasi Pengenalan ProdukContoh Presentasi Pengenalan Produk
Contoh Presentasi Pengenalan Produk
 
Komponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataKomponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisata
 
Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
 
3.2. memahami motivasi tujuan perjalanan wisata
3.2. memahami motivasi tujuan perjalanan wisata3.2. memahami motivasi tujuan perjalanan wisata
3.2. memahami motivasi tujuan perjalanan wisata
 
Kepemimpinan dan Manjajemen Organisasi
Kepemimpinan dan Manjajemen OrganisasiKepemimpinan dan Manjajemen Organisasi
Kepemimpinan dan Manjajemen Organisasi
 
I. segmentasi pasar pariwisata
I. segmentasi pasar pariwisataI. segmentasi pasar pariwisata
I. segmentasi pasar pariwisata
 
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanProposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
 
Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawaiPenilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai
 
Perilku Konsumen- Kebutuhan dan Motivasi
Perilku Konsumen- Kebutuhan dan MotivasiPerilku Konsumen- Kebutuhan dan Motivasi
Perilku Konsumen- Kebutuhan dan Motivasi
 
Pariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKM
Pariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKMPariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKM
Pariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKM
 

Ähnlich wie Peningkatan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Bidang Kepariwisataan

SKKNI 2020-333.pdf (1).pdf
SKKNI 2020-333.pdf (1).pdfSKKNI 2020-333.pdf (1).pdf
SKKNI 2020-333.pdf (1).pdfidhokurniawan3
 
Tugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdmTugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdmsumiati sumi
 
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019rianasoraya
 
Standar kompetensi kerja nasional indonesia
Standar kompetensi kerja nasional indonesiaStandar kompetensi kerja nasional indonesia
Standar kompetensi kerja nasional indonesiaNoersal Samad
 
Silabus Training _"Effective TALENT DEVELOPMENT" dalam Peningkatan Kualitas K...
Silabus Training _"Effective TALENT DEVELOPMENT" dalam Peningkatan Kualitas K...Silabus Training _"Effective TALENT DEVELOPMENT" dalam Peningkatan Kualitas K...
Silabus Training _"Effective TALENT DEVELOPMENT" dalam Peningkatan Kualitas K...Kanaidi ken
 
Skkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatanSkkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatanserabutan
 
Silabus Training "Effective RECRUITMENT and SELECTION
Silabus Training "Effective RECRUITMENT and SELECTIONSilabus Training "Effective RECRUITMENT and SELECTION
Silabus Training "Effective RECRUITMENT and SELECTIONKanaidi ken
 
(2022) Silabus Training "Effective MEASUREMENT of Training IMPACT" di era Dig...
(2022) Silabus Training "Effective MEASUREMENT of Training IMPACT" di era Dig...(2022) Silabus Training "Effective MEASUREMENT of Training IMPACT" di era Dig...
(2022) Silabus Training "Effective MEASUREMENT of Training IMPACT" di era Dig...Kanaidi ken
 
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...Kanaidi ken
 
Training and Development
Training and Development Training and Development
Training and Development FransiskaPutri3
 
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA)" di Era Di...
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS  (TNA)" di Era Di...(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS  (TNA)" di Era Di...
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA)" di Era Di...Kanaidi ken
 
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA)" di Era Di...
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS  (TNA)" di Era Di...(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS  (TNA)" di Era Di...
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA)" di Era Di...Kanaidi ken
 
Silabus Training "Operation Supervisory Skills di Era Digital 4.0"
Silabus Training "Operation Supervisory Skills di Era Digital 4.0"Silabus Training "Operation Supervisory Skills di Era Digital 4.0"
Silabus Training "Operation Supervisory Skills di Era Digital 4.0"Kanaidi ken
 
Silabus Training "Efektif MANAJEMEN PERSONALIA" as Fundamental HR MANAGEMENT
Silabus Training "Efektif MANAJEMEN PERSONALIA" as Fundamental HR MANAGEMENTSilabus Training "Efektif MANAJEMEN PERSONALIA" as Fundamental HR MANAGEMENT
Silabus Training "Efektif MANAJEMEN PERSONALIA" as Fundamental HR MANAGEMENTKanaidi ken
 
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)TawonNakal
 
Sertifikasi SDM Indonesia untuk memenuhi standard ketentuan professional inte...
Sertifikasi SDM Indonesia untuk memenuhi standard ketentuan professional inte...Sertifikasi SDM Indonesia untuk memenuhi standard ketentuan professional inte...
Sertifikasi SDM Indonesia untuk memenuhi standard ketentuan professional inte...Management_Team
 
Presentation1[1]
Presentation1[1]Presentation1[1]
Presentation1[1]hendi1998
 
Laporan Prakerin Teknik komputer & jaringan
Laporan Prakerin Teknik komputer & jaringanLaporan Prakerin Teknik komputer & jaringan
Laporan Prakerin Teknik komputer & jaringanGuntex
 

Ähnlich wie Peningkatan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Bidang Kepariwisataan (20)

SKKNI 2020-333.pdf (1).pdf
SKKNI 2020-333.pdf (1).pdfSKKNI 2020-333.pdf (1).pdf
SKKNI 2020-333.pdf (1).pdf
 
Tugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdmTugas rangkuman materi msdm
Tugas rangkuman materi msdm
 
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
 
Standar kompetensi kerja nasional indonesia
Standar kompetensi kerja nasional indonesiaStandar kompetensi kerja nasional indonesia
Standar kompetensi kerja nasional indonesia
 
Silabus Training _"Effective TALENT DEVELOPMENT" dalam Peningkatan Kualitas K...
Silabus Training _"Effective TALENT DEVELOPMENT" dalam Peningkatan Kualitas K...Silabus Training _"Effective TALENT DEVELOPMENT" dalam Peningkatan Kualitas K...
Silabus Training _"Effective TALENT DEVELOPMENT" dalam Peningkatan Kualitas K...
 
Skkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatanSkkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatan
 
Silabus Training "Effective RECRUITMENT and SELECTION
Silabus Training "Effective RECRUITMENT and SELECTIONSilabus Training "Effective RECRUITMENT and SELECTION
Silabus Training "Effective RECRUITMENT and SELECTION
 
(2022) Silabus Training "Effective MEASUREMENT of Training IMPACT" di era Dig...
(2022) Silabus Training "Effective MEASUREMENT of Training IMPACT" di era Dig...(2022) Silabus Training "Effective MEASUREMENT of Training IMPACT" di era Dig...
(2022) Silabus Training "Effective MEASUREMENT of Training IMPACT" di era Dig...
 
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
Training "MANAJEMEN PERSONALIA" dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital di Revol...
 
Human resource development
Human resource developmentHuman resource development
Human resource development
 
Training and Development
Training and Development Training and Development
Training and Development
 
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA)" di Era Di...
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS  (TNA)" di Era Di...(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS  (TNA)" di Era Di...
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA)" di Era Di...
 
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA)" di Era Di...
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS  (TNA)" di Era Di...(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS  (TNA)" di Era Di...
(2021) Silabus Pelatihan "Effective TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA)" di Era Di...
 
Silabus Training "Operation Supervisory Skills di Era Digital 4.0"
Silabus Training "Operation Supervisory Skills di Era Digital 4.0"Silabus Training "Operation Supervisory Skills di Era Digital 4.0"
Silabus Training "Operation Supervisory Skills di Era Digital 4.0"
 
Silabus Training "Efektif MANAJEMEN PERSONALIA" as Fundamental HR MANAGEMENT
Silabus Training "Efektif MANAJEMEN PERSONALIA" as Fundamental HR MANAGEMENTSilabus Training "Efektif MANAJEMEN PERSONALIA" as Fundamental HR MANAGEMENT
Silabus Training "Efektif MANAJEMEN PERSONALIA" as Fundamental HR MANAGEMENT
 
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
Makalah pelatihan dan pengembangan (lsi hasna)
 
Sertifikasi SDM Indonesia untuk memenuhi standard ketentuan professional inte...
Sertifikasi SDM Indonesia untuk memenuhi standard ketentuan professional inte...Sertifikasi SDM Indonesia untuk memenuhi standard ketentuan professional inte...
Sertifikasi SDM Indonesia untuk memenuhi standard ketentuan professional inte...
 
Kertas cadangan kursus mobile repairing course
Kertas cadangan kursus mobile repairing courseKertas cadangan kursus mobile repairing course
Kertas cadangan kursus mobile repairing course
 
Presentation1[1]
Presentation1[1]Presentation1[1]
Presentation1[1]
 
Laporan Prakerin Teknik komputer & jaringan
Laporan Prakerin Teknik komputer & jaringanLaporan Prakerin Teknik komputer & jaringan
Laporan Prakerin Teknik komputer & jaringan
 

Mehr von Noersal Samad

Cara Jalan Jalan Keliling Dunia
Cara Jalan Jalan Keliling DuniaCara Jalan Jalan Keliling Dunia
Cara Jalan Jalan Keliling DuniaNoersal Samad
 
Pelaksanaan Program Sapta Pesona
Pelaksanaan Program Sapta PesonaPelaksanaan Program Sapta Pesona
Pelaksanaan Program Sapta PesonaNoersal Samad
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Noersal Samad
 
Peraturan Menteri Pariwisata Tentang Standar Usaha Jasa Pramuwisata
Peraturan Menteri Pariwisata Tentang Standar Usaha Jasa PramuwisataPeraturan Menteri Pariwisata Tentang Standar Usaha Jasa Pramuwisata
Peraturan Menteri Pariwisata Tentang Standar Usaha Jasa PramuwisataNoersal Samad
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataNoersal Samad
 
10 tips for being a good tour guide
10 tips for being a good tour guide10 tips for being a good tour guide
10 tips for being a good tour guideNoersal Samad
 
Kelahiran Industri pariwisata
Kelahiran Industri pariwisataKelahiran Industri pariwisata
Kelahiran Industri pariwisataNoersal Samad
 

Mehr von Noersal Samad (8)

Cara Jalan Jalan Keliling Dunia
Cara Jalan Jalan Keliling DuniaCara Jalan Jalan Keliling Dunia
Cara Jalan Jalan Keliling Dunia
 
Pelaksanaan Program Sapta Pesona
Pelaksanaan Program Sapta PesonaPelaksanaan Program Sapta Pesona
Pelaksanaan Program Sapta Pesona
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
 
Responsible tourism
Responsible tourismResponsible tourism
Responsible tourism
 
Peraturan Menteri Pariwisata Tentang Standar Usaha Jasa Pramuwisata
Peraturan Menteri Pariwisata Tentang Standar Usaha Jasa PramuwisataPeraturan Menteri Pariwisata Tentang Standar Usaha Jasa Pramuwisata
Peraturan Menteri Pariwisata Tentang Standar Usaha Jasa Pramuwisata
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
 
10 tips for being a good tour guide
10 tips for being a good tour guide10 tips for being a good tour guide
10 tips for being a good tour guide
 
Kelahiran Industri pariwisata
Kelahiran Industri pariwisataKelahiran Industri pariwisata
Kelahiran Industri pariwisata
 

Kürzlich hochgeladen

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Peningkatan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Bidang Kepariwisataan

  • 1. 1 Peningkatan Profesionalime Sumber Daya Manusia Bidang Kepariwisataan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mendukung peningkatan profesionalime sumber daya manusia pada bidang kepariwisataan dan meningkatkan produktivitas serta daya saing, pelayanan kepada masyarakat dan para pengunjung (visitors) / wisatawan (tourists), perlindungan kepada pengusaha dan pekerja pariwisata serta konsumen, maka kegiatan di bidang standardisasi perlu lebih ditingkatkan, sesuai dengan perkembangan teknologi digital terkini.. Untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan yang bermutu sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga profesional di bidang Biro Perjalanan Wisata era digital maka diperlukan adanya kerja sama antara instansi pemerintah, dunia usaha/industri dengan lembaga pendidikan dan pelatihan baik pendidikan formal, informal maupun pendidikan yang dikelola oleh industri itu sendiri. Bentuk kerjasama dapat berupa pemberian data kualifikasi kerja yang dibutuhkan oleh instansi pemerintah dan industri/pelaku usaha sehingga lembaga pendidikan dan pelatihan dapat menyediakan tenaga lulusannya yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Hasil kerjasama tersebut dapat menghasilkan standar kebutuhan kualifikasi.
  • 2. 2 Standar kebutuhan kualifikasi SDM kepariwisataan tersebut diwujudkan ke dalam Standar Kompetensi Kerja yang merupakan refleksi atas kompetensi yang diharapkan dimiliki orang-orang atau seseorang yang akan bekerja di bidang tersebut. Di samping itu standar tersebut harus memiliki ekivalen dan kesetaraan dengan standar-standar relevan yang berlaku pada sektor industri di negara lain bahkan berlaku secara internasional, sehingga akan memudahkan tenaga-tenaga profesi Indonesia untuk bekerja di manca negara. Adanya standar kompetensi kerja ini perlu didukung oleh suatu pedoman untuk penerapan standar kompetensi, sistem akreditasi dan sertifikasi serta pembinaan dan pengawasan penerapan kegiatan standar kompetensi, yang keseluruhannya perlu tertuang dalam suatu sistem standardisasi kompetensi nasional. Standar ini dirumuskan dengan menggunakan acuan: 1 Undang-undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan 2 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 3 Peraturan Pemerintah Nomor 38 / 2007 4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) 5 Kepmen Nomor KM 082/PW/PW.102/MPPT88 tentang Pramuwisata dan Pengatur Wisata 6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Per. 21/Men/X/2007 Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SDM atau Sumber Daya Manusia pastinya menjadi aset sebuah organisasi dalam menjalankan visi dan misi. Ketika berbicara mengenai kemampuan, maka tidak sebatas mampu untuk berbicara di depan publik maupun mampu dalam bekerja. Melainkan juga harus mampu untuk memanfaatkan teknologi informasi yang sudah semakin berkembang saat ini. Perkembangan teknologi secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan organisasi.
  • 3. 3 Untuk itu, menyangkut SDM, maka setiap organisasi harus memastikan SDM mereka memiliki komputer skill. Mengapa organisasi perlu mengikut- sertakan para karyawan dengantraining komputer untuk SDM, tentu karena alasan yang akan dijelaskan berikut ini. Selalu Update Dengan Perkembangan Berita Untuk dapat bersaing dengan dunia luar, maka sebuah organisasi harus tahu apa yang sedang terjadi saat itu. Melalui teknologi internet, maka para karyawan organisasi yang merupakan SDM mereka tentu dapat mencari tahu perkembangan yang sedang update. Karyawan yang memiliki komputer skill akan cepat memperoleh berita-berita terupdate karena tahu bagaimana cara mengoperasikannya melalui komputer. Sehingga sangat diharapkan dalam sebuah organisasi, setiap karyawan dapat dipastikan cakap dalam teknologi dan jika tidak, maka perlunya training di bidang komputer skill secepat mungkin. Dapat Menjalankan Setiap Program Tanpa Masalah Kemampuan komputer skill dipandang sebagai kemampuan yang utama harus dimiliki oleh SDM sebuah organisasi. Ketika sebuah organisasi memiliki karyawan yang cakap dalam komputer, maka mereka dapat bekerja dengan lebih cepat dan tanpa masalah. Selain itu, pekerjaan para karyawan tidak terhambat karena mereka tahu cara menggunakan program- program di dalam komputer. Sebagai contoh, seorang akuntan tentu tidak hanya dituntut untuk cakap dalam menjalankan program Microsoft Excel. Organisasi pun akan beruntung memiliki SDM yang dapat lebih cepat dalam mengerjakan tugas yang dibebankan pada setiap karyawannya. Semua karena kemampuan komputer skill yang telah dimiliki oleh masing-masing karyawan. Sehingga sebuah organisasi tidak perlu merasa rugi jika harus
  • 4. 4 mengajak ara karyawan untuk mengikuti training komputer untuk SDM. Melihat manfaatnya yang tidak hanya akan diterima oleh si individu karyawan itu sendiri, namun juga bermnafaat untuk kemajuan dan perkembangan organisasi, maka memang wajib dilakukan. Beberapa Strategi Pelatihan Strategi pelatihan SDM adalah cara dan langkah-langkah yang digunakan untuk memberikan pelatihan yang memiliki berbagai tujuan pengembangan potensi pada diri Anda. Dalam memaksimalkan potensi pada diri seseorang, terkadang berbagai jenis pelatihan juga dibutuhkan untuk memperlihatkan potensi yang tak terlihat tersebut. Sebagai seorang pekerja, baik pekerja wirausaha maupun pekerja kantoran, mengikuti berbagai jenis pelatihan pun menjadi salah satu hal yang wajib untuk Anda lakukan. Berbagai jenis pelatihan SDM juga akan Anda dapatkan selama Anda bekerja. Apabila Anda ingin mengetahui pelatihan apa yang paling baik untuk Anda, maka berikut ini merupakan beberapa strategi pelatihan SDM terbaik yang mungkin Anda ikuti. Berdasarkan Potensi yang Dibutuhkan Jenis strategi pelatihan SDM yang banyak digunakan adalah jenis pelatihan dimana materinya akan diberikan berdasarkan kemampuan khusus yang dibutuhkan oleh para peserta pelatihan. Hal ini sering kali dilakukan oleh pihak SDM atau Human Resource Development yang banyak memberikan pelatihan untuk berbagai jenis kemampuan yang akan dimaksimalkan. Pelatihan inipun akan diadakan secara rutin oleh berbagai perusahaan agar para peserta yang juga merupakan karyawan perusahaan tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sekaligus memberikan pengalaman berupa berbagai jenis pelatihan yang sangat dibutuhkan oleh para peserta.
  • 5. 5 Apabila pelatihan dapat dilakukan dengan seluruh proses yang berjalan dengan lancar, maka strategi pelatihan tersebut dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan Kebutuhan Perusahaan Selain jenis pelatihan yang diberikan berdasarkan kebutuhan akan pengembangan potensi yang dibutuhkan oleh para peserta, ada juga strategi pelatihan SDM yang juga diberikan berdasarkan kebutuhan perusahaan tersebut akan diberikan kepada para karyawan perusahaan yang bersangkutan. Pelatihan akan dititik beratkan pada kebutuhan yang dimiliki oleh perusahaan dan akan dilatihkan untuk para karyawan perusahaan. Strategi tersebut terbukti cukup efektif untuk mengembangkan sebuah perusahaan. Dengan mengadakan berbagai jenis pelatihan SDM, maka perusahaan yang bersangkutan juga akan mendapatkan berbagai dampak positif untuk jangka panjang. Strategi pelatihan SDM juga dapat menentukan keberhasilan pelatihan yang diadakan oleh perusahaan dan memberikan kemampuan serta potensi tambahan untuk seluruh peserta yang mengikuti pelatihan tersebut. mengapa strategi hrm dikatakan positif bagi perusahaan (1) STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA ( SKKNI ) PARIWISATA Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ( SKKNI ) adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian, serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang di tetapkan sesuai dengan
  • 6. 6 ketentuan peraturan perundang-undangan. Standar Kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu tugas, tetapi dilandasi pula oleh bagaimana dan mengapa tugas itu dikerjakan. Standar kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung, seperti pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Standar Kompetensi merupakan rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang/orang perorangan untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja, serta penerapannya sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang/orang perorangan, maka yang bersangkutan akan memahami : Bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan. Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. Apa yang harus dilakukan, bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula. Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang berbeda. SKKNI ini di tetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia. SKKNI sektor pariwisata pertama yang di tetapkan oleh Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI adalah mengenai Biro Perjalanan Wisata dengan SK. MENANKERTRANS KEP.238/MEN/X/2004 dan Hotel dan Restourant dengan SK. KEP.239/MEN/X/2004. SKKNI sebelum di tetapkan, maka hal tersebut wajib dikonvensikan karena kovensi dilakukan dalam
  • 7. 7 suatu forum untuk mencapai konsensus yang melibatkan masyarakat sektor profesi dan pakar tentang Rancangan SKKNI menjadi SKKNI. Setelah dikonvensikan SKKNI perlu ditetapkan. Penetapan SKKNI adalah kegiatan menetapkan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Tujuan dari SKKNI sendiri yaitu sebagai acuan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak dalam bidang keahlian khususnya Pariwisata dengan kebutuhan masing-masing pihak (institusi pendidikan/pelatihan, dunia usaha/industri dan penyelenggara pengujian dan sertifikasi). Selain daripada itu, penyusunan standar juga bertujuan untuk mendapatkan pengakuan tenaga kerja secara nasional dan internasional. Dalam pembinaan, peningkatan dan pengembangan kualitas tenaga kerja Indonesia sangat membutuhkan adanya SKKNI. Lembaga Pelatihan Tenaga Kerja, Lembaga DIKLAT Profesi dan Lembaga Sertifikasi Profesi bersama- sama dengan pengguna jasa/industri dapat melakukan kesepakatan untuk menggunakan SKKNI sebagai standar kompetensi yang dipergunakan untuk penyelenggaraan program pelatihan kerja dan peningkatan kualitas/ kompetensi tenaga kerja di Indonesia sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha. Adapun kegunaan SKKNI dalam memenuhi kebutuhan dalam pembinaan, peningkatan dan pengembangan kualitas tenaga kerja Indonesia antara lain : 1. Lembaga/ Institusi Pendidikan dan Pelatihan Kerja a. Memberikan informasi untuk pengembangan program kurikulum dan silabus.
  • 8. 8 b. Menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kerja, penilaian peserta pelatihan/ pekerja berpengalaman melalui uji kompetensi dan sertifikasi. 2. Pasar Kerja dan Dunia Usaha/ Indsutri Serta Pengguna Tenaga Kerja a. Membantu dalam proses rekruitmen tenaga kerja. b. Membantu penilaian unjuk kerja. c. Membantu pembuatan uraian jabatan pekerjaan/ keahlian tenaga kerja. d. Membantu pengembangan program pelatihan kerja spesifik berdasarkan kebutuhan spesifik pasar kerja dan dunia usaha/industri. 3. Lembaga/ Institusi Penyelenggara Sertifikasi Profesi a. Menjadi acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi dan kompetensi (Skema Sertifikasi) sesuai dengan kualifikasi kompetensinya/ level atau klastering sertifikasi kompetensi. b. Menjadi acuan penyelenggaraan kelembagaan dari LSP di Indonesia. Standar Kompetensi dapat dimanfaatkan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, Perusahaan dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi personel. 1. Pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan : Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum dan pengembangan pengajaran. Serta sekaligus mendorong konsistensi dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, dan penetapan Kualifikasi Pendidikan dan atau Pelatihan. 2. Pada Dunia Usaha/Perusahaan : Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai alat manajemen, terutama dalam : Menentukan organisasi kerja dan perancangan jabatan. Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya. Membantu dalam rekrutmen Mengembangkan program Pelatihan yang khas/spesifik sesuai kebutuhan Perusahaan.
  • 9. 9 3. Pada Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personel : Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan: Klasifikasi dan Kualifikasi Kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian. SKKNI DI SEKTOR PARIWISATA SKKNI yang di miliki oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2011 dan telah memperoleh penetapan oleh kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (KKNI) Standar kompetensi mencerminkan kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan didukung oleh sikap kerja. Penerapannya mengacu pada unjuk kerja dan syarat kerja. Standar kompetensi meliputi faktor-faktor pendukung seperti pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja, serta kemampuan mentransfer dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang berbeda. Standar kompetensi dapat juga dirumuskan kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang mempersyaratkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja tertentu. Seseorang yang memiliki kompetensi mampu: 1. Mengerjakan suatu tugas/ pekerjaan tertentu; 2. Mengorganisasikan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan; 3. Melakukan penyesuaian bila terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula;
  • 10. 10 4. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang berbeda. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia berbasiskan kompetensi dijadikan sebagai acuan nasional dalam mengembangkan program pendidikan dan pelatihan serta dalam proses pembelajaran melalui pengalaman di tempat kerja dan dalam masyarakat. Kerangka Kualifikasi Nasional dimaksudkan menjadi kerangka kerja sistem sertifikasi yang mengintegrasikan sistem sertifikat bidang pendidikan dan sistem sertifikat bidang pelatihan dalam rangka pemberian pengakuan terhadap kompetensi tenaga kerja. Penting Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 1. KKNI sangat penting untuk merumuskan dan menerapkan sistem pendidikan dan pelatihan. 2. Pemenuhan KKNI merupakan pengakuan nasional atas luaran sistem pendidikan dan pelatihan. Dengan banyaknya jenis sertifikasi dan kualifikasi yang berkembang di berbagai sektor saat ini mengakibatkan sulit untuk menetapkan dan mendapatkan pengakuan nasional. Untuk itu diperlukan acuan yang dirumuskan dan ditetapkan bersama oleh semua pemangku kepentingan atau pihak terkait sehingga diakui, diterima dan dilaksanakan oleh semua pihak. 3. Integrasi dan korelasi antara jenjang karier dan jenjang kualifikasi. KKNI sangat bermanfaat untuk digunakan membangun sistem perencanaan dan pengembangan karier, dengan mengkorelasikan kualifikasi yang dimiliki seseorang dengan rencana pengisian jabatan dan jenjang kariernya.
  • 11. 11 4. Fleksibilitas paket pendidikan dan pelatihan. KKNI membuka fleksibilitas pembinaan SDM dalam rangka memenuhi kualifikasi dan kompetensi melalui kombinasi sistem pendidikan, sistem pelatihan dan pengembangan di berbagai tempat. 5. Memberi arah yang jelas kepada setiap individu untuk mengembangkan kompetensinya. KKNI memudahkan setiap individu menetapkan pilihan secara dini untuk memilih jalur pengembangan kompetensi, dan juga memberi peluang untuk melakukan perpindahan jalur dari pelatihan ke jalur pendidikan atau bekerja dan sebaliknya. 6. Mendorong optimalisasi peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan; Apabila pihak terkait memberikan komitmen yang tinggi menerapkan KKNI, pendayagunaan sumberdaya akan lebih optimal. 7. Menumbuhkan pengakuan nasional dan internasional terhadap kualifikasi SDM Indonesia. SDM Indonesia yang telah memiliki sertifikat sesuai dengan KKNI, lambat laun akan memperoleh pengakuan nasional dan internasional. Perumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Sebuah kerangka kualifikasi memerlukan kriteria sebagai pedoman penyusunan setiap jenjangnya. Kriteria tersebut merupakan sekumpulan penjelasan yang pemenuhannya akan dijabarkan di setiap jenjang dengan gradasi yang berbeda-beda. Kriteria tersebut adalah : 1. Derajat kesulitan pekerjaan yang diukur mulai dari tugas-tugas yang mudah, yang sekedar pengulangan tanpa pertimbangan sampai dengan yang teramat rumit, berubah, tak terduga yang memerlukan pertimbangan;
  • 12. 12 2. Pengetahuan yang diperlukan mulai dari sekedar hanya mengandalkan ingatan sampai pada yang memerlukan pertimbangan; 3. Tanggung jawab yang diemban yang dapat meliputi tanggung jawab pada orang lain dan juga atas jumlah dan kualitas hasil; 4. Penerapan pengetahuan untuk pelatihan, pendidikan dan pekerjaan yang tinggi. Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata sangat erat kaitannya dengan upaya untuk mencapai tingkat kebersaingan yang tinggi. Oleh karena itu perlu didasarkan pula pada manajemen daya saing yang akan dapat meningkatkan profesionalisme dalam pemberian pelayanan secara comprehensive. Arus globalisasi perekonomian dunia yang merebak ke segala sektor dan hampir merambah ke segenap kegiatan usaha tidak terkecuali telah dirasakan dampaknya pada bidang pendidikan dan pelatihan. Tantangan pengembangan di sektor pariwisata dinilai sangat kompleks, mulai dari ketatnya persaingan dan tuntutan konsumen (Customer Demand) serta pengaruh globalisasi. Untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan profesional di bidang pariwisata, maka peran lembaga pendidikan dan pelatihan menjadi sangat menentukan. Pengembangan sertifikasi kompetensi kerja yang dilakukan oleh BNSP terkait dan terpadu dengan pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) serta pengembangan pelatihan berbasis kompetensi di lembaga-lembaga pelatihan kerja sebagai kesatuan Sistem
  • 13. 13 Latihan Kerja Nasional (SISLATKERNAS). Sesuai dengan Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang No. 13 tahun 2003, sertifikasi kompetensi kerja merupakan bentuk pengakuan secara formal terhadap kompetensi kerja yang telah dikuasai oleh lulusan pelatihan kerja atau tenaga kerja yang telah berpengalaman. Pengaturan sertifikasi kompetensi kerja ini merupakan bagian integral dari SISLATKERNAS. Berikut tata cara Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi kerja: Pelatihan berbasis kopetensi adalah pelatihan yang berorientasi pada pencapaian kopetensi peserta latih, sehingga hasil akhir dari pelatihan adalah meningkatnya kopetensi peserta latih yang dapat di ukur melalui aspek sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Beberapa hal yang perlu di perhatikan sebelum menyelenggarakan pelatihan berbasis kopetensi dapat dilihat pada alur di bawah ini: a. Penetapan Tim Penyusun Sebelum menyelenggarakan program pelatihan, perlu di bentuk dan ditetapkan tim penyusun program yang terdiri dari unsur-unsur, diantaranya: 1. Asosiasi usaha pariwisata 2. Asosiasi profesi pariwisata 3. Instruktur/ aksesor kompetensi 4. Pakar dan praktisi yang kompeten di bidangnya 5. Instansi pemerintah. b. Analisis Kebutuhan Pelatih
  • 14. 14 Langkah selanjutnya adalah menganalisis kebutuhan pelatihan/Traning Need Analysis (TNA). Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pelatihdari setiap kualifikasi jabatan yang terdapat di usaha pariwisata. Beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi pertimbangan dalam menganalisa kebutuhan pelatihan berbasis kopetensi adalah: 1. Kesenjangan antara kompetitif yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan kompetensi yang di butuhkan pada usaha pariwisata. 2. Jenis dan jumlah usaha pariwisata yang terdapat di daerah tempat penyelenggaraan pelatihan dan banyak memperkerjakan masyarakat setempat. c. Penetapan Program Pelatihan Penetapan jenis pelatihan selanjutnya disusun berdasarkan kebutuhan dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut: 1. Kinerja, sejauh mana element kopetensi yang dipersyratkan, terukur berdasarkan tingkat yang diinginkan. 2. Persyaratan kinerja, sejauh mana kondisi kriterian unjuk kerja yang diaplikasikan. 3. Acuan penilaian, sejauh mana acuan dapat di pergunakan dalam melaksanakan penilaian. Dalam menetapkan jenis pelatih, penetapan unit kompetensi yang terdiri dari kompetensi umum kompetensi inti dan kompetensi khusus mengacu pada hasil analisis yang telah di peroleh, sehingga program pelatihan
  • 15. 15 menjadi tepat guna,tepat sasaran dan dapat menjawab kesenjangan antara kompetansi tenaga kerja dengan kompetensi yang di butuhkan oleh usaha pariwisata. d. Penyusunan Kurikulum Pelatihan Penyusunan kurikulum pelatihan didasarkan atas penetapan program pelatihan dan merupakan salah satu tahapan kegiatan penyelenggaraan pelatihan. Kurikulum pelatihan mencakup: 1. Kelompok unit dan kode unit kompetensi : kompetensi umum, inti dan khusus. 2. Pelaksanaan pelatihan di tempat kerja. 3. Materi pelatihan berdasarkan kelompok unit kompetensi 4. Perkiraan waktu pelatihan. e. Penyusunan Silabus Pelatihan Penyusunan silabus mengacu pada unit-unit kompetensi yang terdapat pada kurikulum yang telah di tetapkan. Pencapaian kompetensi dilakukan melalui analisis terhadap kriteria unjuk kerja (KUK) pada setiap elemen kompetensi sesuai indikator keberhasilan pencapaian kompetensi. Dalam mengembangkan silabus pelatihan yang perlu diperhatikan adalah: 1. Standar kompetensi kerja, standar kompetensi kerja harus mengacu keda 2 aspek yaitu: Aspek kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan, dan sikap kerja) Tingkat/gradasi kompetensi kunci sebagai tingkat kinerja.
  • 16. 16 3. Langkah-langkah penyusunan silabus pelatihan Langkah proses penyusunan silabus terdiri dari pencapaian tujuan kompetensi dan ldentifikasi dan analisis kebutuhan standar kompetensi. Pencapaian tujuan pembelajaran: tujuan pembelajaran di kembangkan berdasarkan rumusan silabus, selanjutnya dikaji dan di tetapkan dalam bentuk strategi pembelajaran (learning strategi) yang meliputi: kegiatan pembelajaran teori (T) dan Praktek (P), metodologi dan media pembelajaran yang dibutuhkan dan jumlah jam pembelajaran yang di butuhkan. f. Persyaratn Peserta Pelatihan Persyaratan peserta pelatihan merupakan peranan penting dalam keberhasilan suatu penyelenggaraan pelatihan, sehingga pelatihan yang dilaksanakan menjadi efektif, efesien dan tepat sasaran. Penetapan persyaratan peserta pelatihan mengacu pada: 1. Pendidikan formal, min SLTA/SMK sederajat 2. Pengalaman perkerjaan, memiliki pengalaman kerja di bidang tugasnya minimal selama satu tahun. 3. Pelatihan yang pernah diikuti, disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan di selenggarakan ditunjukan dengan bukti sertifikat. 4. Utusan dan/atau Rekomendasi yang bersifat tertulis dari industri pariwisata. 5. Sehat jasmani dan rohani. g. Kriteria Penetapan Instruktur
  • 17. 17 Instruktur dalam pelatihan berbasis kompetensi harus memiliki kemampuan sebagai pembicara sekaligus pemandu sehingga peserta pelatihan tidak hanya memperoleh keterampilan dan gambaran sikap dalam melaksanakan perkerjaanya. Dalam menetapkan instruktur pelatihan, beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: 1. Assesor kompetensi dan/atau Master Assesor 2. Memahami SKKNI 3. Memiliki Sertifikat Training of Trainers (ToT) atau sejenisnya 4. Menguasai teknis subtansi sesuai dengan nama dan jenjang pelatihan yang akan dilaksanakan 5. Mampu berinovasi dan berimprovisasi dengan metode yang tepat. h. Fasilitas Pelatihan Fasilitas pelatihan merupakan hal yang penting dalam mendukung kelancaran penyelenggaraan pelatihan dan pencapaian tujuan kompetensi yang diharapkan dari peserta pelatihan. Fasilitas pelatihan yang di butuhkan berupa: 1. Tempat penyelenggaraan : tempat penyelenggaraan pelatihan harus menggambarkan kondisi nyata yang terdapat di dunia usaha pariwisata/industri. Contoh: pelatihan pramukamar dapat dilakukan di hotel, lembaga kepariwisataan yang memiliki sarana praktek kamar (mockup room) dan/atau tempat asesmen kompetensi (TAK) yang telah di verifikasi oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP). 2. Modul/ materi pelatihan 3. Alat dan/atau bahan praktek 4. Media pembelajaran (audio visual, white board, LCD, dsb).
  • 18. 18 i. Penyelenggaraan Pelatihan Dalam penyelenggaraan pelatihan, terdapat beberapa hal yang harus di persiapkan oleh penyelenggara, seperti: 1. Buku panduan peserta 2. Jadwal pelatihan 3. Modul/materi pelatihan 4. Tempat pelatihan 5. Instruktur Penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi memperhatikan ketentuan sebagai berikut: 1. Penyelenggara pelatihan harus didukung oleh instruktur sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan. 2. Penyelengara pelatihan harus didukung fasilitas pelatihan yang memenuhi persyaratan untuk menjamin tercapainya standar kompetensi kerja. 3. Penetapan kelulusan dilakukan dengan cara memberikan penilaian kepada peserta pelatihan berdasarkan hasil test yang dapat berupa penilaiaan tertulis, simulasi dan praktek. 4. Peserta yang dinyatakan kompeten oleh instruktur dinyatakan lulus pelatihan dan berhak mendapatkan sertifikat pelatihan kerja.
  • 19. 19 5. Sertifikat pelatihan kerja ditandatangani oleh pimpinan instansi penyelenggara pelatihan (kepala dinas kebudayaan pariwisata provinsi dan dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten/kota) j. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Evaluasi berbasis kompetensi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelatihan yang di selengarakan tepat sasaran, efesien dan efektif. Dengan adanya evaluasi, maka pelatihan yang dilakukan dapat mempertanggung jawabkan mutunya. Pelaksanaan evaluasi dapat dilihat dari komponen aspek: 1. Evaluasi Instruktur 2. Evaluasi perserta pelatihan 3. Evaluasi Penyelenggara Dampak dengan adanya SKKNI di bidang Pariwisata Melihat perkembangan sektor Pariwisata Indonesia saat ini, dimana hampir semua jenis usaha yang bergerak di bidang pelayanan jasa yang meningkat. Mulai dari usaha milik sebuah perusahaan maupun milik perorangan. Maka dari itu pemerintah sebagai pihak yang sentral dalam peran pengembangan sektor Pariwisata Indonesia melakukan tugasnya dengan baik sampai saat ini, namun tetap ada pekerjaan rumah sebelumnya yang harus di benahi oleh Pemerintah. Sertifikat tenaga kerja bidang pariwisata diberikan kepada tenaga kerja pariwisata yang telah memenuhi Standar Kompetenti Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yang disusun oleh instansi pemerintah bidang pariwisata bersama-sama asosiasi usaha pariwisata, asosiasi profesi dan akademisi.
  • 20. 20 Sertifikat ini diberikan melalui uji kompetensi sesuai SKKNI, standar nasional dan/atau standar khusus. Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah adalah dengan menyaring insan-insan pariwisata yang berkualitas dan handal di bidang yang bergerak di Pariwisata. Seperti contoh sertifikasi Pemanduan, sertifikasi bekerja di hotel serta lainnya. Hal tersebut dilakukan agar insan-insan Pariwisata yang ada di Indonesia benar-benar bisa menunjang berkembangnya sektor Pariwisata, yang mana menjadi penyumbang devisa terbesar setelah Minyak dan Gas bumi. Peraturan Pemerintah yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 April 2012 itu, merupakan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang didalamnya mengamanatkan Pemerintah untuk menyusun sertifikasi kompetensi kompetensi dan sertifikan usaha yang bergerak di bidang pariwisata. Pada awal tahun 2016 nanti akan menjadi awal diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Disinilah para insan sektor Pariwisata Indonesia akan benar-benar di uji keahliannya. Karena merekalah yang menjadi ujung tombak dari sektor Pariwisata Indonesia akan dibawa kemana nantinya. Apakah mampu bersaing dengan masyarakat ASEAN ataukah sebaliknya, malah menjadi titik kelemahan.
  • 21. 21 Begitu pentingnya menyiapkan insan-insan Pariwisata Indonesia ke depannya dengan adanya program sertifikasi ini dapat menjadi tolak ukur apakah Pariwisata bisa mencapai target yang di canangkan pemerintah untuk mendatangkan 20 juta turis mancanegara pada tahun 2019 nanti. Apabila target tersebut benar-benar tercapai nantinya maka Indonesia dapat di sejajarkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang mana mereka sangat mengandalkan sektor Pariwisata. Saat ini memang terkesan terburu-buru dan instan melihat sisa waktu yang ada, namun bukan tidak mungkin Indonesia akan benar-benar siap nantinya dalam bidang Pariwisata yang akan mendatangkan turis-turis mancanegara. Bukan hanya Pemerintah Pusat saja yang harus bekerja keras disini, namun Pemerintah Daerah pun dituntut harus membantu dalam menyiapkan insan- insan Pariwisata. Contoh Kasus SKKNI :  Kerugian Karena Tidak Ada SKKNI Tepat 3 bulan yang lalu perusahaan KH (Inisial Perusahaan) mengalami kerugian besar yg disebabkan persuahaan kurang memperhatikan SKKNI, kita mulai kronologi pak AA ( inisial ) telah membangun perusahaan KH yang merupakan perushaan Travel penyedia produk Pilgrim Haji dan Umrah. Saat awal mula pak AA membangun PT. KH ini dia membagi sahamnya dengan salah satu kerabatnya yaitu Pak PR (inisial) dengan pembagian saham 70 : 30, lalu mereka berdua merekrut beberapa staff untuk mengoprasikan PT. KH tersebut. tetapi para staff yang direkrutnya bukan dari kalangan dunia pariwisata atau lulusan pariwisata dan telah lama bekerja di bidang pariwisata, sehingga terjadinya PT. KH ini mengalamin kerugian sangat besar, Pak AA yang merupakan pemilik harus berfikir keras agar PT. KH ini tidak collapse. PT. KH yang telah didirikan dari tahun 2011 yang berlokasi di daerah Pondok Kelapa, Jakarta Timur harus menelan kerugian sebesar Rp 2M karena salah satu dari staff perusahaan ini telah menyelewengkan uang perisahaan, di sinyalir staff berinisial ibu MK ini telah melakukan penyelewengangan karena ketidak adanya profesionalisme sebagai karyawan di bidang pariwisata, ibu MK telah melakukan praktik curang dengan cara pemalsuan atas nama PT. KH dan memperalat staff-staff lainnya sebagai umpannya. setelah tercium oleh pak AA dan pak PR maka tindak praktik ini sudah ketahuan, akan tetapi pak AA dan pak PR tidak memiliki bukti atau barang bukti yang kuat untuk melaporkan tindakan curang ibu MK tersebut.
  • 22. 22 PT. KH Tour and Travel ini harus menelan kerugian Rp. 2M dan pak AA selaku pemilik harus mengganti kerugian uang operasioanl perusahaan. hal ini karena kurangnya standar para staff yang bekerja di PT. KH ini, oleh karena itu tindak praktik curang ibu MK gampamg dilakukannya. namun sekarang PT. KH telah dibeli oleh perushaan batu bara dan membagi saham 40 : 60