2. • Allport, salah seorang di antara empat putra
seorang dokter, lahir di Indiana pada tahun
1897.
• Memiliki kakak laki-laki yang juga menjadi
psikolog terkenal (Floyd).
• Pengalaman yang luas di luar negeri ini ikut
berperan dalam mengembangkan
perhatiannya yang besar terhadap soal-soal
internasional dan hal ini nyata sekali dalam
kegiatan-kegiatan Allport selama 30 tahun
terakhir.
• Setelah mendapat gelar Sarjana Muda pada
tahun 1919 dengan mayor ekonomi dan
filsafat, Allport selama satu tahun mengajar
sosiologi dan bahasa Inggrispada Robert
College di Istambul.
GORDON W. ALLPORT
3. • Pada tahun1963, ia dianugerahi medali emas oleh American Psychological
Foundation, dan pada tahun 1964, ia menerima hadiah dari American
Psychological Association atas sumbangan-sumbangan ilmiahnya yang
terkenal.
• Tulisan-tulisannya menunjukan usaha-usaha yang tak henti-hentinya untuk
memberikan perhatian secara adil pada sifat kompleks dan khas dari tingkah
laku manusia individual.
• Kebulatan tingkah laku dan pentingnya motif-motif sadar ini dengan
sendirinya menyebabkan Allport memberi tekanan perhatian pada gejala-
gejala yang sering kali disebutnya self dan ego.
• Selaras dengan tekanannya pada faktor-faktor rasional adalah keyakinannya
bahwa individu lebih merupakan makhluk masa kini daripada makhluk masa
lampau.
4. STRUKTUR DAN KEPRIBADIAN
Struktur Kepribadian diuraikan dalam bentuk sifat-sifat (traits), namun lebih luas dari
pada itu tingkah laku juga dimotivasikan atau digerakkan oleh sifat-sifat (traits) itu.
tekanan utama teorinya di letakkan pada sifat (Traits).
Sifat pada Allport dapat disamakan dengan kebutuhan (need) pada Murray,
insting pada Freud, dan sentimen pada McDougall.
5. Kepribadian, Watak dan Tempramen
“Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu atas
sistem – sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya
yang khas terhadap lingkungannya” (1937, hlm. 48).
Ada penekanan dalam istilah mengenai Kepribadian.
Organisasi dinamik : kepribadian selalu berkembang dan berubah
Psikofisis : kepribadian bukanlah semata – mata mental dan bukan semata –
mata neural.
Menentukan : menjelaskan bahwa kepribadian terdiri dari kecenderungan –
kecenderungan menentukan yang memainkan peranan aktif dalam tingkah
laku individu.
6. watak sering digunakan secara bertukar – tukar, namun Allport
menunjukkan bahwa secara tradisional kata watak
mengisyaratkan norma tingkah laku tertentu atas dasar mana
individu – individu atau perbuatan – perbuatannya dinilai. Jadi,
dalam menggambarkan watak individu, kata “baik” atau
“buruk” seringkali dipakai.
“kami lebih suka mendefinisikan watak sebagai kepribadian
yang dievaluasi, sedangkan kepribadian adalah watak yang
didevaluasi. (1961. Hlm. 32).
7. Tempramen biasanya menunjuk pada disposisi – disposisi
yang sangat erat hubungannya faktor – faktor biologis atau
fisiologis dan yang karenanya sedikit sekali mengalami
perubahan dalam perkembangan.
8. Sifat (Traits)
Allport membedakan antara sifat – sifat individual dan sifat – sifat
umum. Istilah sifat digunakan untuk sifat umum, sedangkan istilah
baru disposisi pribadi (personal disposition) dipakai untuk
menggantikan istilah sifat individual. Disposisi – disposisi pribadi
juga disebut sebagai sifat – sifat morfogenik.
Disposisi pribadi atau sifat morfogenik didefinisikan sebagai :
Struktur neuropsikis umum (yang khas bagi individu) dengan
kapasitas menjadikan banyak stimulus secara fungsional ekuivalen
dan memulai serta membimbing bentuk – bentuk konsisten
tingkah laku adaptif dan stilistik (1961, hlm. 373)
Dengan disposisi – disposisi pribadi, penyelidik dapat meneliti
seseorang dan menentukan apa yang disebut Allport
“Individualitas unik yang berpolaa”
9. Sikap berhubungan dengan suatu objek atau sekelompokan
objek khusus, sedangkan sifat atau disposisi tidak. Cakupan sifat
hampir selalu lebih besar daripada sikap. Sikap dapat berbeda –
beda cakupannya mulai dari sangat khusus sampai ke sangat
umum, sedangkan sifat atau disposisi selalu umum.
10. Jenis disposisi yang dibedakan oleh Allport yakni :
A. Disposisi Kardinal
B. Disposisi Sentral
C. Disposisi Sekunder
11. a. Disposisi Kardinal
Begitu umum sehingga pengaruhnya dapat ditemukan
pada hampir setiap kegiatan individu yang memilikinya.
Jenis disposisi ini relatif kurang biasa dan tidak akan
dijumpai pada banyak orang.
Contohnya : Joan Arc (self-sacrifice yang gagah berani),
Bunda Teresa (layanan ibadah), Machiavelli (kebengisan
politis).
12. b. Disposisi Sentral
Yang merupakan kecenderungan-kecenderungan sangat khas
dari individu, yang sering berfungsi atau muncul dan sangat
mudah disimpulkan.
Contohnya : Pandai, bodoh, pemalu.
c. Disposisi Sekunder
Lebih jarang muncul, kurang bermanfaat untuk
mendeskripsikan kepribadian, dan lebih tampak terpusat
pada respon-respon yang ditimbulkannya maupun pada
stimulus-stimulusnya yang sesuai.
Contohnya : C mudah marah jika ada orang yang mencoba
menggoda.
13. Intensi
Lebih penting dari pada seluruh penyelidikan tentang mas
lampau atau sejarah organisme adalah pertanyaan
sederhana mengenai intensi atau apakah yang diinginkan
atau diperjuangkan individu di masa depan. Harapan –
harapan, keinginan – keinginan, ambisi – ambisi, cita –
cita.
14. Prophium
Proprium adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukkan self/ego. Allport menemukan tujuh
aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-
sendiri-an (sef-hood).
3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni rasa diri jasmaniah,
rasa identitas diri yang berkesinambungan, dan harga diri atau
rasa bangga.
4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul yakni perluasan diri,
dan gambaran diri.
6 sampai 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran diri sehingga
ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dengan akal dan
pikiran.
15. Otonomi Fungsional
Otonom fungsional memandang motif-motif orang dewasa
aneka ragam, dan sebagai sistem-sistem yang bersifat
kontemporer serta mandiri, berasal dari sistem-sistem
sebelumnya, tetapi secara fungsional tidak tergantung pada
sistem-sistem itu.
Prinsip otonomi fungsional dengan pengertian umum bahwa
tingkah laku tertentu dapat diteruskan demi tujuan yang
berbeda dari motif semula yang menimbulkan tingkah
laku itu. Misalnya seorang pemburu mula-mula berburu
untuk mencari makanan, tetapi sesudah makanan berlimpah
maka pemburu tersebut berburu untuk menyalurkan
agresinya yang bersifat bawaan.
16. Kesatuan Kepribadian
Setelah menguraikan manusia psikologis ke dalam
sekumpulan sifat dan disposisi, sikap dan kebiasaan,
nilai, intensi, dan motif, maka kita dihadapkan pada
tugas untuk menyatukannya. Namun Allport berpendapat
bahwa peranan utama untuk menyatukan itu berada pada
fungsi-fungsi si proprium.
17. Perkembangan Kepribadian
1. Bayi
Allport memandang neonatus sebagai makhluk yang
eksistensinya nyaris semata-mata berupa hereditas, dorongan
primitif, dan refleks. Neonatus belum memiliki sifat-sifat
khusus yang baru muncul kemudian sebagai akibat dari
transaksi-transaksi dengan lingkungan.
Allport berpendapat bahwa seorang bayi mulai
memperlihatkan kualitas-kualitas tertentu, misalnya perbedaan-
perbedaan gerakan dan ekspresi emosional yang cenderung
menetap dan lebur menjadi cara-cara penyesuaian yang lebih
matang yang dipelajari kemudian. Jadi, sebagian dari tingkah
laku bayi dipandang sebagai bentuk awal pola kepribadiannya
kemudian.
18. 2. Transformasi Kanak – kanak
Kita menghadapi organisme yang pada waktu lahir merupakan makhluk
biologis, kemudian berubah menjadi individu yang bereksistensi dalam
rupa ego yang berkembang, struktur sifat yang meluas, dan inti yang
terdiri atas tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi masa depan.
Prinsip ini menjelaskan bahwa apa yang mula-mula sekedar merupakan
alat untuk mencapai suatu tujuan biologis dapat menjadi motif otonom
yang dimiliki oleh dorongan yang dibawa sejak lahir.
19. 3. Orang Dewasa
Kini dalam diri individu yang matang kita menemukan seorang
pribadi yang tingkah lakunya ditentukan oleh sekumpulan sifat
yang terorganisasi dan harmonis.
Kepribadian yang matang pertama-tama harus memiliki
1. Ekstensi sense of self
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
3. Penerimaan diri
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
6. Filsafat Hidup