SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
MASYITHAH FAUZI
210704001
Material Safety Data Sheet
(Lembar Data Keselamatan Bahan)
 Adalah dokumen tentang satu bahan kimia yang
harus ada pada industri yang membuat ,
menyimpan, atau menggunakannya, yang
memberikan informasi tentang bahan kimia tsb.
 Sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan
supervisor yang menangani langsung dan
mengelola bahan kimia berbahaya dlm
industri/lab. kimia.
 Diharapkan mempunyai naluri untuk mencegah
dan menghindari serta mampu menanggulangi
kecelakaan kimia yang mungkin terjadi.
 Informasi ini bukan untuk menakut-nakuti,
melainkan mendorong sikap kehati-hatian dalam
menangani bahan kimia berbahaya
KEPUTUSAN MENAKER No. 187/Men/1999 MSDS
1. Identitas bahan dan perusahaan
2. Komposisi bahan
3. Identifikasi bahaya
4. Tindakan p3k
5. Tindakan penanggulangan kebakaran
6. Tindakan thd tumpahan dan kebocoran
7. Penyimpanan dan penanganan bahan
8. Pengendalian pemajanan dan apd
9. Sifat-sifat fisika dan kimia
10. Reaktifitas dan stabilitas
11. Informasi toksikologi
12. Informasi ekologi
13. Pembuangan limbah
14. Pengangkutan
15. Peraturan perundang2an
16. Informasi lain yang diperlukan
KEP MENAKER TSB JUGA MEMUAT
 Nama produk
 Identifikasi bahaya
 Tanda bahaya dan artinya
 Uraian resiko dan penanggulangannya
 Tindakan pencegahan
 Instruksi dalam hal terkena/terpapar
 Instruksi kebakaran
 Instruksi kebocorandan tumpahan
 Instr. Pengisian dan penyimpanan
 Referensi
 Nama, alamat, dan no telp. Pabrik pembuat atau
distributor
Label bahaya :
 Label bahaya diberikan dalam bentuk gambar
 Memberikan gambaran cepat sifat bahaya.
 Label yang dipakai ada dua, yaitu menurut PBB
(internasional) dan NFPA (Amerika).
 Label bahaya menurut Eropa tidak diberikan
karena mirip dengan PBB.
 Label NFPA ditunjukkan di gambar dan tabel
dibawah, berupa 4 kotak yang mempunyai
ranking bahaya (0-4) ditinjau dari aspek bahaya
kesehatan (biru), bahaya kebakaran (merah)
dan reaktivitas (kuning). Kotak putih untuk
keterangan tambahan.
Rangking Bahaya Kesehatan Bahaya Kebakaran Bahaya Reaktivitas
4
Penyebab kematian,
cedera fatal meskipun
ada pertolongan.
Segera menguap dalam
keadaan normal dan
dapat terbakar secara
cepat.
Mudah meledak atau
diledakkan, sensitif
terhadap panas dan
mekanik.
3
Berakibat serius pada
keterpaan singkat,
meskipun ada
pertolongan
Cair atau padat dapat
dinyalakan pada suhu
biasa.
Mudah meledak tetapi
memerlukan penyebab
panas dan tumbukan
kuat.
2
Keterpaan intensif dan
terus-menerus berakibat
serius, kecuali ada
pertolongan.
Perlu sedikit ada
pemanasan sebelum
bahan dapat dibakar.
Tidak stabil, bereaksi
hebat tetapi tidak
meledak.
1
Penyebab iritasi atau
cedera ringan.
Dapat dibakar tetapi
memerlukan
pemanasan terlebih
dahulu.
Stabil pada suhu
normal, tetapi tidak
stabil pada suhu
tinggi.
0
Tidak berbahaya bagi
kesehatan meskipun
kena panas (api).
Bahan tidak dapat
dibakar sama sekali.
Stabil, tidak reaktif,
meskipun kena panas
atau suhu tinggi.
KLASSIFIKASI HIMS (HAZARDOUS MATERIAL
IDENTIFICATION SYSTEM)
KODE ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
 A Glasses
 B Glasses and Gloves
 C Safety Glasses and Gloves, and an apron
 D Face shield, Gloves, and an apron
 E Safety glasses, gloves, and a dust respirator
 F Safety glasses, gloves, apron and a dust respirator
 Dan lain-lain
SIFAT-SIFAT BAHAYA
a. Bahaya kesehatan :
 Bahaya terhadap kesehatan dinyatakan dalam bahaya
jangka pendek (akut) dan jangka panjang (kronis).
 NAB (Nilai Ambang Batas) diberikan dalam satuan
mg/m3 atau ppm.
 NAB adalah konsentrasi pencemaran dalam udara yang
boleh dihirup seseorang yang bekerja selama 8 jam/hari
selama 5 hari. Beberapa data berkaitan dengan bahaya
kesehatan juga diberikan, yakni :
 LD50 (lethal doses) : dosis yang berakibat fatal terhadap 50
persen binatang percobaan mati.
 LC50 (lethal concentration) : konsentrasi yang berakibat fatal
terhadap 50 persen binatang percobaan.
 IDLH (immediately dangerous to life and health) : pemaparan
yang berbahaya terhadap kehidupan dan kesehatan.
b. Bahaya kebakaran :
 kategori bahan mudah terbakar, dapat dibakar,
tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain.
Kemudahan zat terbakar ditentukan oleh :
 Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat
dinyalakan.
 Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi
uap gas yang dapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat
terendah yang masih dapat dibakar disebut LFL (low
flammable limit) dan konsentrasi tertinggi yang masih
dapat dinyalakan disebut UFL (upper flammable
limit). Sifat kemudahan membakar bahan lain
ditentukan oleh kekuatan oksidasinya.
 Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.
c. Bahaya reaktivitas :
 Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau
kemudahan terurai, bereaksi dengan zat lain
atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik
sehingga eksplosif.
 Atau reaktivitasnya terhadap gas lain
menghasilkan gas beracun
Sifat-sifat fisika :
 Sifat-sifat fisika merupakan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi sifat bahaya suatu bahan.
Keselamatan dan pengamanan :
 Diberikan langkah-langkah keselamatan dan pengamanan :
 Penanganan dan penyimpanan : usaha keselamatan yang dilakukan
apabila bekerja dengan atau menyimpan bahan.
 Tumpahan dan kebocoran : usaha pengamanan apabila terjadi
bahan tertumpah atau bocor.
 Alat pelindung diri : terhadap pernafasan, muka, mata dan kulit
sebagai usaha untuk mengurangi keterpaan bahan.
 Pertolongan pertama : karena penghirupan uap / gas, terkena mata
dan kulit atau tertelan.
 pemadaman api : alat pemadam api ringan yang dapat dipakai untuk
memadamkan api yang belum terlalu besar dan cara
penanggulangan apabila sudah membesar.
Informasi lingkungan :
 Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan bagaimana
menangani limbah atau buangan bhan kimia baik berupa
padat, cair maupun gas. Termasuk di dalamnya cara
pemusnahan.
KLASSIFIKASI LAIN
 Selain klasifikasi NFPA dan HIMS , dalam
dokumen bahan kimia dipergunakan pula
kode Resiko (Risk = R) dan kode
keselamatan ( Safety = S)
PENGKODEAN RESIKO
 R 1 : eksplosif bila kering
 R 2 : eksplosif bila kena benturan, gesekan, atau
sumber api.
 R 3 : resiko tinggi terhadap eksplosif bila kena
benturan, gesekan, dan sumber api.
 R 4 : membentuk senyawa metal yang eksplosif
 R 35 : penyebab kebakaran yang parah pada kulit.
 Dll
PENGKODEAN KESELAMATAN
 S1 : jaga selalu tertutup
 S2 : jaga dari anak2
 S3 : jaga dalam suhu dingin
 S4 : jauhkan dari pusat kehidupan
 S5 : jaga isi dalam suatu bahan tertentu
 S6 : jaga dalam gas inert cair
 S24 : jaga kontak dg kulit
 S25 : jaga kontak degan mata
 S26 : bila kena mata, cuci dg air dan pergi ke dokter
 Dll………….
5. APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
 Pengendalian secara teknis yaitu
pengendalian langsung pada sumbernya
merupakan alternatif pertama
 Alternatif terakhir adalah pemakaian APD
MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG
DIRI
A. Pakaian kerja
 Untuk panas radiasi, harus dilapisi dengan bahan yang
bisa merefleksi panas, misalnya alumunium
 Pakaian kerja untuk panas konveksi, terbuat dari katun
yang mudah menyerap keringat
 Pakaian kerja untuk radiasi
 Mengion harus dilapisi dengan timbal
 Pakaian kerja tahan bahan kimia, terbuat dari karet atau
plastik
 Pakaian yang bersifat sebagai isolasi terhadap panas
misalnya wool, katun, asbes (tahan sampai 500o c)
ALAT PELINDUNG KEPALA
 SAFETY HELMET : dipakai untuk
melindungi kepala dari bahaya kejatuhan,
terbentur dan terpukul benda keras dan
tajam.
Bahan : plastik, bakelite
 HOOD (TUTUP KEPALA)
dipakai untuk melindungi kepala dari
bahan kimia, panas radiasi terbuat dari
asbes atau kain yang dilapisi alumunium
 HAT/CAP TOPI yang dipakai untuk
melindungi kepala dari kotoran.
CHLORINE
(CL²)
 BAHAYA :
Korosif
beracun
 PELINDUNG DIRI
sarung tangan karet
sepatu karet
gas mask/face shield
 PERTOLONGAN PERTAMA
Cucilah dengan air

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
 
Sistem visualisasi dan komunikasi serangga
Sistem visualisasi dan komunikasi seranggaSistem visualisasi dan komunikasi serangga
Sistem visualisasi dan komunikasi seranggaErwin Permana
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiSiska Hermawati
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDSapan Nada
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)Agus Candra
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)Annie Rahmatillah
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupRijalul Fikri
 
Segala hal tentang Spektrofotometer
Segala hal tentang SpektrofotometerSegala hal tentang Spektrofotometer
Segala hal tentang Spektrofotometerdimar aji
 
Sterilisasi Mikrobiologi
Sterilisasi MikrobiologiSterilisasi Mikrobiologi
Sterilisasi MikrobiologiAji Sanjaya
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinDila Adila
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaFikri Nisa
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
 
Sistem visualisasi dan komunikasi serangga
Sistem visualisasi dan komunikasi seranggaSistem visualisasi dan komunikasi serangga
Sistem visualisasi dan komunikasi serangga
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasi
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
 
FENOL.pptx
FENOL.pptxFENOL.pptx
FENOL.pptx
 
Fitofarmaka
FitofarmakaFitofarmaka
Fitofarmaka
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Mencit (mus musculus) sebagai hewan coba
Mencit (mus musculus) sebagai hewan cobaMencit (mus musculus) sebagai hewan coba
Mencit (mus musculus) sebagai hewan coba
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup
 
Segala hal tentang Spektrofotometer
Segala hal tentang SpektrofotometerSegala hal tentang Spektrofotometer
Segala hal tentang Spektrofotometer
 
Sterilisasi Mikrobiologi
Sterilisasi MikrobiologiSterilisasi Mikrobiologi
Sterilisasi Mikrobiologi
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar Kosmetika
 

Ähnlich wie MSDS-CHLORINE

msds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptxmsds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptxrhamset
 
Bahaya Faktor Kimia Kelompok 5.pptx
Bahaya Faktor Kimia Kelompok 5.pptxBahaya Faktor Kimia Kelompok 5.pptx
Bahaya Faktor Kimia Kelompok 5.pptxAlfareizSaubilHaqalf
 
Modul k3lh-versi-indonesia
Modul k3lh-versi-indonesiaModul k3lh-versi-indonesia
Modul k3lh-versi-indonesiaAbdi Rusdyanto
 
Identifikasi-dan-Pengendalian-Potensi-Bahaya-di-Laboratorium-Repaired (1).pptx
Identifikasi-dan-Pengendalian-Potensi-Bahaya-di-Laboratorium-Repaired (1).pptxIdentifikasi-dan-Pengendalian-Potensi-Bahaya-di-Laboratorium-Repaired (1).pptx
Identifikasi-dan-Pengendalian-Potensi-Bahaya-di-Laboratorium-Repaired (1).pptxRadiyahStmt
 
Makalah Tentang Keselamatan kerja di laboratorium biologi
Makalah Tentang Keselamatan kerja di laboratorium biologiMakalah Tentang Keselamatan kerja di laboratorium biologi
Makalah Tentang Keselamatan kerja di laboratorium biologiFebrianto Putra
 
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan HidupModul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidupkopishare
 
strategi menangani dan mengelola zat kimia di laboratorium
strategi menangani dan mengelola zat kimia di laboratoriumstrategi menangani dan mengelola zat kimia di laboratorium
strategi menangani dan mengelola zat kimia di laboratoriumQaiffa Greenpinkk
 
bahan berbahaya & keselamatan kerja
bahan berbahaya & keselamatan kerjabahan berbahaya & keselamatan kerja
bahan berbahaya & keselamatan kerjaMelly Luthfiyani
 
Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan LaboratoriumPengelolaan Laboratorium
Pengelolaan LaboratoriumIndra Lasmana
 
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratoriumArianto Amri
 
Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2
Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2
Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2NurmalaSariManra
 
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.pptkesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.pptNursaadah71
 
Keselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumKeselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumnoviyanty
 
adoc.pub_material-safety-data-sheet-msds.pdf
adoc.pub_material-safety-data-sheet-msds.pdfadoc.pub_material-safety-data-sheet-msds.pdf
adoc.pub_material-safety-data-sheet-msds.pdfHalidaFitria
 
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lhmuhammad reza
 
Pengertian dan Penerapan Kimia
Pengertian dan Penerapan KimiaPengertian dan Penerapan Kimia
Pengertian dan Penerapan KimiaLf Clevz
 
12.penanganan dan penyimpanan bahan-bahan kimia.ppt
12.penanganan dan penyimpanan bahan-bahan kimia.ppt12.penanganan dan penyimpanan bahan-bahan kimia.ppt
12.penanganan dan penyimpanan bahan-bahan kimia.pptWanhardiana
 

Ähnlich wie MSDS-CHLORINE (20)

msds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptxmsds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptx
 
Bahaya Faktor Kimia Kelompok 5.pptx
Bahaya Faktor Kimia Kelompok 5.pptxBahaya Faktor Kimia Kelompok 5.pptx
Bahaya Faktor Kimia Kelompok 5.pptx
 
Modul k3lh-versi-indonesia
Modul k3lh-versi-indonesiaModul k3lh-versi-indonesia
Modul k3lh-versi-indonesia
 
K3LH dalam PDF
K3LH dalam PDFK3LH dalam PDF
K3LH dalam PDF
 
Identifikasi-dan-Pengendalian-Potensi-Bahaya-di-Laboratorium-Repaired (1).pptx
Identifikasi-dan-Pengendalian-Potensi-Bahaya-di-Laboratorium-Repaired (1).pptxIdentifikasi-dan-Pengendalian-Potensi-Bahaya-di-Laboratorium-Repaired (1).pptx
Identifikasi-dan-Pengendalian-Potensi-Bahaya-di-Laboratorium-Repaired (1).pptx
 
Makalah Tentang Keselamatan kerja di laboratorium biologi
Makalah Tentang Keselamatan kerja di laboratorium biologiMakalah Tentang Keselamatan kerja di laboratorium biologi
Makalah Tentang Keselamatan kerja di laboratorium biologi
 
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan HidupModul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
 
strategi menangani dan mengelola zat kimia di laboratorium
strategi menangani dan mengelola zat kimia di laboratoriumstrategi menangani dan mengelola zat kimia di laboratorium
strategi menangani dan mengelola zat kimia di laboratorium
 
bahan berbahaya & keselamatan kerja
bahan berbahaya & keselamatan kerjabahan berbahaya & keselamatan kerja
bahan berbahaya & keselamatan kerja
 
Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan LaboratoriumPengelolaan Laboratorium
Pengelolaan Laboratorium
 
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
 
SKL 5.4
SKL 5.4SKL 5.4
SKL 5.4
 
Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2
Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2
Lembar data keselamatan_bahan_h2_o2
 
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.pptkesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
 
Keselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumKeselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratorium
 
adoc.pub_material-safety-data-sheet-msds.pdf
adoc.pub_material-safety-data-sheet-msds.pdfadoc.pub_material-safety-data-sheet-msds.pdf
adoc.pub_material-safety-data-sheet-msds.pdf
 
petugas K3 Kimia
petugas K3 Kimiapetugas K3 Kimia
petugas K3 Kimia
 
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
 
Pengertian dan Penerapan Kimia
Pengertian dan Penerapan KimiaPengertian dan Penerapan Kimia
Pengertian dan Penerapan Kimia
 
12.penanganan dan penyimpanan bahan-bahan kimia.ppt
12.penanganan dan penyimpanan bahan-bahan kimia.ppt12.penanganan dan penyimpanan bahan-bahan kimia.ppt
12.penanganan dan penyimpanan bahan-bahan kimia.ppt
 

Mehr von MasyithahFauzi

Mehr von MasyithahFauzi (7)

PPT NAFISAH PENILAIAN.pptx
PPT NAFISAH PENILAIAN.pptxPPT NAFISAH PENILAIAN.pptx
PPT NAFISAH PENILAIAN.pptx
 
Idealisme
IdealismeIdealisme
Idealisme
 
Entrepreneurship chemical
Entrepreneurship chemicalEntrepreneurship chemical
Entrepreneurship chemical
 
PERTEMUAN KE-2.ppt
PERTEMUAN KE-2.pptPERTEMUAN KE-2.ppt
PERTEMUAN KE-2.ppt
 
(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt
 
PPT SEL EUKARIOTIK DETA.pdf
PPT SEL EUKARIOTIK DETA.pdfPPT SEL EUKARIOTIK DETA.pdf
PPT SEL EUKARIOTIK DETA.pdf
 
Kanker paru-paru.pptx
Kanker paru-paru.pptxKanker paru-paru.pptx
Kanker paru-paru.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 

Kürzlich hochgeladen (11)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 

MSDS-CHLORINE

  • 2. Material Safety Data Sheet (Lembar Data Keselamatan Bahan)
  • 3.  Adalah dokumen tentang satu bahan kimia yang harus ada pada industri yang membuat , menyimpan, atau menggunakannya, yang memberikan informasi tentang bahan kimia tsb.  Sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan supervisor yang menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya dlm industri/lab. kimia.  Diharapkan mempunyai naluri untuk mencegah dan menghindari serta mampu menanggulangi kecelakaan kimia yang mungkin terjadi.  Informasi ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan mendorong sikap kehati-hatian dalam menangani bahan kimia berbahaya
  • 4. KEPUTUSAN MENAKER No. 187/Men/1999 MSDS 1. Identitas bahan dan perusahaan 2. Komposisi bahan 3. Identifikasi bahaya 4. Tindakan p3k 5. Tindakan penanggulangan kebakaran 6. Tindakan thd tumpahan dan kebocoran 7. Penyimpanan dan penanganan bahan 8. Pengendalian pemajanan dan apd 9. Sifat-sifat fisika dan kimia 10. Reaktifitas dan stabilitas 11. Informasi toksikologi 12. Informasi ekologi 13. Pembuangan limbah 14. Pengangkutan 15. Peraturan perundang2an 16. Informasi lain yang diperlukan
  • 5. KEP MENAKER TSB JUGA MEMUAT  Nama produk  Identifikasi bahaya  Tanda bahaya dan artinya  Uraian resiko dan penanggulangannya  Tindakan pencegahan  Instruksi dalam hal terkena/terpapar  Instruksi kebakaran  Instruksi kebocorandan tumpahan  Instr. Pengisian dan penyimpanan  Referensi  Nama, alamat, dan no telp. Pabrik pembuat atau distributor
  • 6. Label bahaya :  Label bahaya diberikan dalam bentuk gambar  Memberikan gambaran cepat sifat bahaya.  Label yang dipakai ada dua, yaitu menurut PBB (internasional) dan NFPA (Amerika).  Label bahaya menurut Eropa tidak diberikan karena mirip dengan PBB.  Label NFPA ditunjukkan di gambar dan tabel dibawah, berupa 4 kotak yang mempunyai ranking bahaya (0-4) ditinjau dari aspek bahaya kesehatan (biru), bahaya kebakaran (merah) dan reaktivitas (kuning). Kotak putih untuk keterangan tambahan.
  • 7.
  • 8. Rangking Bahaya Kesehatan Bahaya Kebakaran Bahaya Reaktivitas 4 Penyebab kematian, cedera fatal meskipun ada pertolongan. Segera menguap dalam keadaan normal dan dapat terbakar secara cepat. Mudah meledak atau diledakkan, sensitif terhadap panas dan mekanik. 3 Berakibat serius pada keterpaan singkat, meskipun ada pertolongan Cair atau padat dapat dinyalakan pada suhu biasa. Mudah meledak tetapi memerlukan penyebab panas dan tumbukan kuat. 2 Keterpaan intensif dan terus-menerus berakibat serius, kecuali ada pertolongan. Perlu sedikit ada pemanasan sebelum bahan dapat dibakar. Tidak stabil, bereaksi hebat tetapi tidak meledak. 1 Penyebab iritasi atau cedera ringan. Dapat dibakar tetapi memerlukan pemanasan terlebih dahulu. Stabil pada suhu normal, tetapi tidak stabil pada suhu tinggi. 0 Tidak berbahaya bagi kesehatan meskipun kena panas (api). Bahan tidak dapat dibakar sama sekali. Stabil, tidak reaktif, meskipun kena panas atau suhu tinggi.
  • 9. KLASSIFIKASI HIMS (HAZARDOUS MATERIAL IDENTIFICATION SYSTEM) KODE ALAT PELINDUNG DIRI (APD)  A Glasses  B Glasses and Gloves  C Safety Glasses and Gloves, and an apron  D Face shield, Gloves, and an apron  E Safety glasses, gloves, and a dust respirator  F Safety glasses, gloves, apron and a dust respirator  Dan lain-lain
  • 10. SIFAT-SIFAT BAHAYA a. Bahaya kesehatan :  Bahaya terhadap kesehatan dinyatakan dalam bahaya jangka pendek (akut) dan jangka panjang (kronis).  NAB (Nilai Ambang Batas) diberikan dalam satuan mg/m3 atau ppm.  NAB adalah konsentrasi pencemaran dalam udara yang boleh dihirup seseorang yang bekerja selama 8 jam/hari selama 5 hari. Beberapa data berkaitan dengan bahaya kesehatan juga diberikan, yakni :  LD50 (lethal doses) : dosis yang berakibat fatal terhadap 50 persen binatang percobaan mati.  LC50 (lethal concentration) : konsentrasi yang berakibat fatal terhadap 50 persen binatang percobaan.  IDLH (immediately dangerous to life and health) : pemaparan yang berbahaya terhadap kehidupan dan kesehatan.
  • 11. b. Bahaya kebakaran :  kategori bahan mudah terbakar, dapat dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat terbakar ditentukan oleh :  Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat dinyalakan.  Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yang dapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapat dibakar disebut LFL (low flammable limit) dan konsentrasi tertinggi yang masih dapat dinyalakan disebut UFL (upper flammable limit). Sifat kemudahan membakar bahan lain ditentukan oleh kekuatan oksidasinya.  Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.
  • 12. c. Bahaya reaktivitas :  Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai, bereaksi dengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik sehingga eksplosif.  Atau reaktivitasnya terhadap gas lain menghasilkan gas beracun Sifat-sifat fisika :  Sifat-sifat fisika merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sifat bahaya suatu bahan.
  • 13. Keselamatan dan pengamanan :  Diberikan langkah-langkah keselamatan dan pengamanan :  Penanganan dan penyimpanan : usaha keselamatan yang dilakukan apabila bekerja dengan atau menyimpan bahan.  Tumpahan dan kebocoran : usaha pengamanan apabila terjadi bahan tertumpah atau bocor.  Alat pelindung diri : terhadap pernafasan, muka, mata dan kulit sebagai usaha untuk mengurangi keterpaan bahan.  Pertolongan pertama : karena penghirupan uap / gas, terkena mata dan kulit atau tertelan.  pemadaman api : alat pemadam api ringan yang dapat dipakai untuk memadamkan api yang belum terlalu besar dan cara penanggulangan apabila sudah membesar. Informasi lingkungan :  Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan bagaimana menangani limbah atau buangan bhan kimia baik berupa padat, cair maupun gas. Termasuk di dalamnya cara pemusnahan.
  • 14. KLASSIFIKASI LAIN  Selain klasifikasi NFPA dan HIMS , dalam dokumen bahan kimia dipergunakan pula kode Resiko (Risk = R) dan kode keselamatan ( Safety = S)
  • 15. PENGKODEAN RESIKO  R 1 : eksplosif bila kering  R 2 : eksplosif bila kena benturan, gesekan, atau sumber api.  R 3 : resiko tinggi terhadap eksplosif bila kena benturan, gesekan, dan sumber api.  R 4 : membentuk senyawa metal yang eksplosif  R 35 : penyebab kebakaran yang parah pada kulit.  Dll
  • 16. PENGKODEAN KESELAMATAN  S1 : jaga selalu tertutup  S2 : jaga dari anak2  S3 : jaga dalam suhu dingin  S4 : jauhkan dari pusat kehidupan  S5 : jaga isi dalam suatu bahan tertentu  S6 : jaga dalam gas inert cair  S24 : jaga kontak dg kulit  S25 : jaga kontak degan mata  S26 : bila kena mata, cuci dg air dan pergi ke dokter  Dll………….
  • 17. 5. APD (ALAT PELINDUNG DIRI)  Pengendalian secara teknis yaitu pengendalian langsung pada sumbernya merupakan alternatif pertama  Alternatif terakhir adalah pemakaian APD
  • 18. MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG DIRI A. Pakaian kerja  Untuk panas radiasi, harus dilapisi dengan bahan yang bisa merefleksi panas, misalnya alumunium  Pakaian kerja untuk panas konveksi, terbuat dari katun yang mudah menyerap keringat  Pakaian kerja untuk radiasi  Mengion harus dilapisi dengan timbal  Pakaian kerja tahan bahan kimia, terbuat dari karet atau plastik  Pakaian yang bersifat sebagai isolasi terhadap panas misalnya wool, katun, asbes (tahan sampai 500o c)
  • 19. ALAT PELINDUNG KEPALA  SAFETY HELMET : dipakai untuk melindungi kepala dari bahaya kejatuhan, terbentur dan terpukul benda keras dan tajam. Bahan : plastik, bakelite  HOOD (TUTUP KEPALA) dipakai untuk melindungi kepala dari bahan kimia, panas radiasi terbuat dari asbes atau kain yang dilapisi alumunium  HAT/CAP TOPI yang dipakai untuk melindungi kepala dari kotoran.
  • 20. CHLORINE (CL²)  BAHAYA : Korosif beracun  PELINDUNG DIRI sarung tangan karet sepatu karet gas mask/face shield  PERTOLONGAN PERTAMA Cucilah dengan air