SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
HUBUNGANINDUSTR
IAL
Ayu Fazriyani
6662110582
Cucu Rahmawati
6662100893
Fingkan F. Alkausar
6662110239
Hestu Subhika Garindi
6662110876
Sylvia Windyasari Utami
6662110297
Kelompok 6
MENGATASI KONFLIK KEPENTINGAN
PENGUSAHA-PEKERJA DENGAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL PANCASILA (HIP)
SEJARAH HUBUNGAN INDUSTRIALPANCASILA
Sejarah Hubungan Industrial Pancasila (HIP) tidak dapat dipisahkan dari
sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pasang-surut tahap-tahap perjuangan
bangsa mempengaruhi perkembangan Hubungan Industrial di Indonesia.
Pada masa-masa pergerakan kemerdekaan, karena pengaruh dari perjuangan
politik waktu itu, maka hubungan industrial lebih banyak berorientasi pada
masalah-masalah sosial politik daripada masalah sosial ekonomi. Hal ini
tercemin dari gerakan serikat pekerja yang tidak hanya bertujuan melindungi
kepentingan anggotanya, akan tetapi juga bertujuan untuk perjuangan
kemerdekaan.
TUJUAN, LANDASAN,
POKOK PIKIRAN, DAN ASAS
HIP
TUJUAN HIP
• Menyukseskan pembangunan dalam rangka
mengemban cita-cita bangsa Indonesia yaitu
masyarakat adil dan makmur.
• Ikut berperan dalam melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
• Menciptakan ketenangan, ketentraman, dan
ketertiban kerja serta ketenangan usaha.
• Meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
• Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta derajatnya
sesuai dengan martabatnya.
LANDASANHIP
• Landasan idiil, yaitu Pancasila yang artinya sila-sila dari Pancasila
harus ditafsirkan dan diterapkan secara terkait satu sama lain
secara bulat dan utuh. Jadi semua perilaku yang terlibat dalam
hubungan industrial (pengusaha buruh dan pemerintah) wajib
berpedoman pada nilai-nilai Pancasila yang merupakan
pandangan hidup bangsa.
• Landasan Hukum (Konstitusional), yaitu UUD 1945. UUD 1945
merupakan landasan hukum sekaligus sumber hukum HIP.
Sebagai sumber hukum atau hukum dasar artinya segala
perundangan undangan peraturan dan hal yang sifatnya
mengatur kehidupan HIP haruslah berpedoman pada hukum
dasar tersebut.
LANDASANHIP
• Landasan Struktural dan TAP MPR No 11 artinya
dalam pola struktur pelaksana HIP berdasarkan dan
mengacu pada P4.
• Landasan Operasional: Garis-garis Besar Haluan
Negara serta ketentuan-ketentuan pelaksananya
yang diatur oleh pemerintah di dalam program
pembangunan.
• Hubungan Industrial Pancasila juga berlandaskan
kepada kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk
menciptakan keamanan nasional, stabilitas nasional,
meningkatnya partisipasi sosial dan kelanjutan
pembangunan nasional.
POKOK PIKIRAN HIP
• Hubungan Industrial Pancasila didasarkan atas keseluruhan
sila-sila daripada Pancasila secara utuh dan bulat yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
• Hubungan Industrial Pancasila meyakini bahwa kerja bukanlah
hanya sekedar mencari nafkah, akan tetapi kerja sebagai
pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Dalam Hubungan Industrial Pancasila pekerja bukan hanya
dianggap sebagai faktor produksi belakam akan tetapi kerja
sebagai manusia pribadi sesuai dengan harkat, martabat, dan
kodratnya.
• Dalam Hubungan Industrial Pancasila, pengusaha, dan pekerja
tidak dibedakan karena golongan, keyakinan, politik, paham,
aliran, agama, suku maupun jenis kelamin. Karena Hubungan
Industrial Pancasila berupaya mengembangkan orientasi
kepada kepentingan nasional.
POKOK PIKIRAN HIP
• Sesuai dengan prinsip musyarawah dan mufakat maka
Hubungan Industrial Pancasila berupa menghilangkan
perbedaan-perbedaan dan mengembangkan persamaan-
persamaan dalam rangka menciptakan keharmonisan
antara pekerja dan pengusaha.
• Dalam Hubungan Industrial Pancasila didorong
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
dan untuk itu seluruh hasil upaya perusahaan harus
dapat dinikmati bersama oleh pengusaha dan pekerja
secara serasi, seimbang dan merata.
ASAS-ASAS HIP
• Hubungan Industrial Pancasila dalam mencapai tujuannya
mendasarkan diri kepada asas-asas pembangunan nasional
yang tertuang dalam Garis-garis Besar Haluan Negara seperti
asas manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan, demokrasi,
adil dan merata, keseimbangan dan lain-lain.
• Hubungan Industrial Pancasila dalam mencapai tujuannya juga
mendasarkan diri pada asas kerja, yaitu :
Pekerja dan pengusaha merupakan mitra dalam proses
produksi yang berarti keduanya harus bekerjasama saling
membantu dalam kelancaran usaha perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas. Pekerja dan
pengusaha merupakan mitra dalam menikmati hasil
perusahaan yang berarti hasil perusahaan harus dinikmati
secara bersama dengan bagian yang layak dan serasi.
MENGATASI KONFLIK KEPENTINGAN
PENGUSAHA-PEKERJA DENGAN HUBUNGAN
INDUSTRIALPANCASILA
Untuk menciptakan suasana yang menunjang sikap
mental dan sikap sosial HIP bisa tumbuh maka perlu
dikembangkan sarana-sarana utama yang menunjang
terlaksananya HIP
Sasaran Menumbuhkan Sikap Mental dan Sikap
Sosial
• Lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit
• Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
• Kelembagaan penyelesaian perselisihan
industrial
• Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan
• Pendidikan Hubungan Industrial
Beberapa Masalah Yang Perlu Diselesaikan HIP
• Masalah pengupahan
• Pemogokan
POSISI PEKERJA DALAM HUBUNGAN
INDUSTRIAL PANCASILA
Banyak sekali buruh yang diputuskan hubungan kerja (PHK)
karena hal tersebut atau hal-hal lain. Secara yuridis, pengusaha
harus meminta izin dahulu kepada Panitia Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan (P4) Daerah dan Pusat. Sayangnya
lembaga peradilan perburuhan ini hanya mengurus PHK-nya
saja dan tidak meneliti sebab-sebab keresahan kaum pekerja.
Dalam pegurusan masalah PHK, lembaga tersebut tidak begitu
banyak menolong kaum pekerja.
PJP I Terdapat Beberapa Kendala
• Pertama, perusahaan belum melaksanakan ketentuan UU
perburuhan, khususnya ketentuan tentang upah sesuai
kebutuhan fisik minimum (KFM) dan hanya mengikuti
peraturan perusahaan sendiri yang tidak sesuai dengan
ketentuan undang-undang serta merugikan pihak naker.
• Kedua, kurang efektifnya fungsi pengawasan yang
dilaksanakan aparat Depnaker terhadap perusahaan-
perusahaan. Fungsi ini sangat penting untuk mengontrol
apakah perusahaan melaksanakan dengan baik ketentuan
peraturan tentang syarat-syarat kerja, termasuk upah dan
kesejahteraan naker. Demikian pula pengawasan terhadap
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
PJP I Terdapat Beberapa Kendala
• Ketiga, masih sulitnya sikap keterbukaan pengusaha unk
menampung aspirasi naker yang menghendaki pemberian
upah berdasarkan pertimbangan kemanusiaan sebagaimana
diamanatkan dalam ide HIP.
• Keempat, belum terlaksananya demikratisasi dalam
hubungan kerja, khususnya mekanisme musyawarah dan
mufakat untuk melaksanakan kesepakatan kerja bersama.
• Kelima, pertumbuhan dan perkembangan industri yang
pesat namun tidak didukung upa peningkatan kesejahteraan
naker, khususnya peningkatan upah dan jaminan sosial
lainnya.
PENGERTIANHIP
Hubungan Industrial Pancasila
adalah hubungan atara pekerja
dala proses produksi barang dan
jasa (pekerja, pengusaha, dan
pemerintah) didasarkan atas nilai
yang merupakan manivestasi dari
keseluruhan sila-sila Pancasila dan
UUD 1945 yang tumbuh dan
berkembang diatas kepribadian
bangsa dan kebudayaan nasional
Indonesia.
Hubunga Kerja BerlandaskanPancasila Dan UUD1945
Dengan MenerapkanAsasKemitraan YangMeliputi :
• Tenaga kerja dan pimpinan perusahaan
adalah mitra dalam produksi.
• Tenaga kerja dan pimpinan perusahaan
adalah mitra dalam keuntungan.
• Naker dan pimpinan perusahaan adalah
mitra dalam bertanggung jawab yaitu :
– Bertanggung jawab terhadap
perusahaan tempat naker melaksanakan
pekerjaannya
– Terhadap naker yang bekerja pada
perusahaan bersangkutan
– Terhadap masyarakat sekitarnya
– Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
KonsekuensiLogisMengenai Apa Yang Harus
Diperbuat Oleh Ketiga Pelaku Dalam Sistem
HIP
• Pemerintah sebagai lembaga pengawas dalam
sistem HIP harus bertindak netral, akif dan
tegas. Netral, artinya pada setia perselisihan
yang terjadi dalam kerangka proses produksi.
• Pengusaha, sebagai pemilik modal dalam
kerangka proses produksi mempunyai peranan
besar dan dominan. Namun sistem HIP
dipaksa untuk menempatkan peranan tersebut
pada posisi seimbang dengan mitra kerjanya,
yaitu pekerja.
• Pekerja adalah komponen vital dalam proses
produksi. Namun arti vitalitas komponen
tersebut jika tidak ada yang menggunakannya.
Berarti digunakan atau tidak buruh masih
tergantung pada pihak lain. Dalaam hal ini
adalah pengusaha.
Buruh dalam Sistem Perekonomian
Sistem ekonomi kapitalis
Sistem ekonomi
sosialis/komunis
Sistem ekonomi
pancasila
Peran pemerintah
Pemerintah tidak campur
tangan sama sekali
Pemerintah berperan
penuh
Pemerintah mengatur
dan mengawasi
jalannya ekonomi
untuk kepentingan
masyarakat
Kedudukan
perseorang
Bebas penuh/ liberal
Tidak bebas/ tidak
dikenal arti individu
yang ada hanyalah
kolektif
Bebas terpimpin dalam
batas-batas yang terlah
ditentukan
Pemilik lapangan
pekerjaan
Bebas memilih pekerjaan
sesuai dengan kehendak
masing-masing dan
digunakan untuk
kepentingan diri sendiri
Semua orang adalah
buruh. Hanya ada kelas
buruh. Lapangan
pekerjaan ditentukan
oleh negara
Bebas memilih
pekerjaan yang
tersedia. Dikerjakan
untuk menghidupi diri
sendiri, sekeluarga dan
kepentingan nasional
Hubungan kerja
(upah, jam kerja, dan
lingkungan)
Berdasarkan kontrak
kerja. Upah disesuaikan
dengan kekuatan pasar.
Hubungan sangat
impersonal
Ditentukan dan
direncanakan oleh
negara. Manusia
hanyalah alat produksi.
Berdasarkan hubungan
manusiawi. Upah
disesuaikan dengan
KFM.
Upaya Mengatasi
Permasalahan
Perselisihan perburuhan di Indonesia sebenarnya sudah dicoba
diselesaikan lewat apa yang dikenal dengan HIP (Hubungan
Industrial Pancasila). HIP adalah suatu paham dimana
“persuahaan menyadari bahwa tanpa buruh atau naker, mereka
akan lumpuh, akan tetapi buruh pun hendaknya menyadari
bahwa tanpa perusahaan mereka tidak akan mempunyai
pekerjaan.” Paham ini menghendaki agar kedua belah pihak bisa
melaksanakan tugas dan haknya berdasarkan kesadaran akan
saling ketergantungan.
Penutup
Masa depan adalah era bakal dipenuhi
dengan pertumbuhan industri yang sangat
pesat, baik industri yang menghasilkan
barang untuk ekspor maupun keperluan
pasar dalam negeri. Semua berkembang
merata di tanah air, kepengusahaan akan
berkembang cepat jika dibarengi semakin
besarnya jumlah karyawan. Karenanya
penataan hubungan pengusaha dan
karyawan, timbulnya pemogokan, dan
lainnya tidak hanya merugikan pengusaha
maupun karyawan, tetapi juga kepentingan
masyarakat pada umumnya. Bukan tidak
mungkin hal ini menyebabkan investor
kehilangan minatnya untuk menanamkan
modal di negara kita.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
ppt MSDM
ppt MSDMppt MSDM
ppt MSDM
 
Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)
 
Budaya organisasi
Budaya organisasiBudaya organisasi
Budaya organisasi
 
Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)
Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)
Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)
 
Budaya dan Nilai Perusahaan
Budaya dan Nilai PerusahaanBudaya dan Nilai Perusahaan
Budaya dan Nilai Perusahaan
 
Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan KepemimpinanMotivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan Kepemimpinan
 
(Presentasi) Strategi Bisnis
(Presentasi) Strategi Bisnis(Presentasi) Strategi Bisnis
(Presentasi) Strategi Bisnis
 
Robbins 9 _ Desain dan Struktur Organisasi
Robbins 9 _ Desain dan Struktur OrganisasiRobbins 9 _ Desain dan Struktur Organisasi
Robbins 9 _ Desain dan Struktur Organisasi
 
Motivasi kerja PPT
Motivasi kerja PPTMotivasi kerja PPT
Motivasi kerja PPT
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaan
 mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaan mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaan
mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaan
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN  TANGGUNG JAWAB SOSIALETIKA BISNIS DAN  TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
 
Desain Organisasi Global (Kuliah 4 OMPI)
Desain Organisasi Global (Kuliah 4 OMPI)Desain Organisasi Global (Kuliah 4 OMPI)
Desain Organisasi Global (Kuliah 4 OMPI)
 

Andere mochten auch

Penyelesaian hubungan industrial
Penyelesaian hubungan industrialPenyelesaian hubungan industrial
Penyelesaian hubungan industrial
Fardalaw Labor
 
Belajarserikatpekerja
BelajarserikatpekerjaBelajarserikatpekerja
Belajarserikatpekerja
adaaje
 
Pengertian hubungan industrial
Pengertian hubungan industrialPengertian hubungan industrial
Pengertian hubungan industrial
Patrysio Patti
 
Silabus pemasaran strategis
Silabus pemasaran strategisSilabus pemasaran strategis
Silabus pemasaran strategis
jonisaptra
 
Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerja
muhammad hamdi
 

Andere mochten auch (20)

Modul 1 hubungan industrial
Modul 1 hubungan industrialModul 1 hubungan industrial
Modul 1 hubungan industrial
 
Hubungan Industrial di Indonesia
Hubungan Industrial di Indonesia Hubungan Industrial di Indonesia
Hubungan Industrial di Indonesia
 
Penyelesaian hubungan industrial
Penyelesaian hubungan industrialPenyelesaian hubungan industrial
Penyelesaian hubungan industrial
 
Hubungan industrial
Hubungan industrialHubungan industrial
Hubungan industrial
 
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
 
Power Point Hubungan Internal Kekaryawanan
Power Point Hubungan Internal KekaryawananPower Point Hubungan Internal Kekaryawanan
Power Point Hubungan Internal Kekaryawanan
 
sumber daya manusia
sumber daya manusiasumber daya manusia
sumber daya manusia
 
Pengertian daerah Otonom
Pengertian daerah OtonomPengertian daerah Otonom
Pengertian daerah Otonom
 
Sarana hubungan industrial
Sarana hubungan industrialSarana hubungan industrial
Sarana hubungan industrial
 
Belajarserikatpekerja
BelajarserikatpekerjaBelajarserikatpekerja
Belajarserikatpekerja
 
Hubungan industrial kerja
Hubungan industrial kerjaHubungan industrial kerja
Hubungan industrial kerja
 
Hubungan industrial
Hubungan industrialHubungan industrial
Hubungan industrial
 
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
 
Pengertian hubungan industrial
Pengertian hubungan industrialPengertian hubungan industrial
Pengertian hubungan industrial
 
Silabus pemasaran strategis
Silabus pemasaran strategisSilabus pemasaran strategis
Silabus pemasaran strategis
 
Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerja
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Ekuitas modal disetor
 
Problem Solving & Decision Making
Problem Solving & Decision MakingProblem Solving & Decision Making
Problem Solving & Decision Making
 
Bab 9 ppt memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 ppt memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 ppt memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 ppt memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
 
PERJANJIAN PERBURUHAN DAN KESEPAKATAN KERJA
PERJANJIAN PERBURUHAN DAN KESEPAKATAN KERJAPERJANJIAN PERBURUHAN DAN KESEPAKATAN KERJA
PERJANJIAN PERBURUHAN DAN KESEPAKATAN KERJA
 

Ähnlich wie Hubungan Industrial Pancasila

001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
UmmuFaizah4
 
30 industrial-relations-in-indonesia
30 industrial-relations-in-indonesia30 industrial-relations-in-indonesia
30 industrial-relations-in-indonesia
Alen Pepa
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Brian801227
 
perspektifhubunganindustrial-221128172420-9420161b.pptx
perspektifhubunganindustrial-221128172420-9420161b.pptxperspektifhubunganindustrial-221128172420-9420161b.pptx
perspektifhubunganindustrial-221128172420-9420161b.pptx
UmmuFaizah7
 
Eksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanEksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaan
Agung Kharisma
 
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia odePeran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Operator Warnet Vast Raha
 
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia odePeran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Operator Warnet Vast Raha
 
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia odePeran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Operator Warnet Vast Raha
 
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia odePeran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Operator Warnet Vast Raha
 

Ähnlich wie Hubungan Industrial Pancasila (20)

001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
 
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
 
Msdm hub.industrial
Msdm hub.industrialMsdm hub.industrial
Msdm hub.industrial
 
30 industrial-relations-in-indonesia
30 industrial-relations-in-indonesia30 industrial-relations-in-indonesia
30 industrial-relations-in-indonesia
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
 
Sarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptxSarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptx
 
hubungan_Industrial_awawokedkmfmg,rgl.pptx
hubungan_Industrial_awawokedkmfmg,rgl.pptxhubungan_Industrial_awawokedkmfmg,rgl.pptx
hubungan_Industrial_awawokedkmfmg,rgl.pptx
 
APINDO BALI
APINDO BALIAPINDO BALI
APINDO BALI
 
All bisnis2
All bisnis2All bisnis2
All bisnis2
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
perspektifhubunganindustrial-221128172420-9420161b.pptx
perspektifhubunganindustrial-221128172420-9420161b.pptxperspektifhubunganindustrial-221128172420-9420161b.pptx
perspektifhubunganindustrial-221128172420-9420161b.pptx
 
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdfUnion Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
 
Eksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanEksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaan
 
349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt
349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt
349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt
 
Pert 7 PIEB.pptx
Pert 7 PIEB.pptxPert 7 PIEB.pptx
Pert 7 PIEB.pptx
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uts penerapan nilai etika di pt gajah tu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uts penerapan nilai etika di pt gajah tu...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uts penerapan nilai etika di pt gajah tu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uts penerapan nilai etika di pt gajah tu...
 
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia odePeran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
 
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia odePeran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
 
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia odePeran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
 
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia odePeran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
Peran teknologi dalam pembangunan mega ovelia ode
 

Mehr von Hestu Subhika Garindi

Mehr von Hestu Subhika Garindi (19)

Tehnik Menulis
Tehnik MenulisTehnik Menulis
Tehnik Menulis
 
ROHIS GITU LHO!
ROHIS GITU LHO!ROHIS GITU LHO!
ROHIS GITU LHO!
 
MADING - #PART Judul Untuk Menarik Minat Baca
MADING - #PART Judul Untuk Menarik Minat BacaMADING - #PART Judul Untuk Menarik Minat Baca
MADING - #PART Judul Untuk Menarik Minat Baca
 
NGOPI - Are You ROHIS ?
NGOPI - Are You ROHIS ?NGOPI - Are You ROHIS ?
NGOPI - Are You ROHIS ?
 
Membangun Hubungan Melalui Komunikasi
Membangun Hubungan Melalui KomunikasiMembangun Hubungan Melalui Komunikasi
Membangun Hubungan Melalui Komunikasi
 
Kriteria Muslimah Sejati
Kriteria Muslimah SejatiKriteria Muslimah Sejati
Kriteria Muslimah Sejati
 
Enjoy Your Design !
Enjoy Your Design !Enjoy Your Design !
Enjoy Your Design !
 
Kita dan Jilbab
 Kita dan Jilbab Kita dan Jilbab
Kita dan Jilbab
 
Untuk Siapa Kita Beriklan (Target Market & Target Audience)
Untuk Siapa Kita Beriklan (Target Market & Target Audience)Untuk Siapa Kita Beriklan (Target Market & Target Audience)
Untuk Siapa Kita Beriklan (Target Market & Target Audience)
 
Corporate PR (sample: PT JM)
Corporate PR (sample: PT JM)Corporate PR (sample: PT JM)
Corporate PR (sample: PT JM)
 
Viral Marketing & Buzz Marketing
Viral Marketing & Buzz MarketingViral Marketing & Buzz Marketing
Viral Marketing & Buzz Marketing
 
Hubungan PR (Public Relation) dengan Media Massa
Hubungan PR (Public Relation) dengan Media MassaHubungan PR (Public Relation) dengan Media Massa
Hubungan PR (Public Relation) dengan Media Massa
 
FILSAFAT PASCA MODERN
FILSAFAT PASCA MODERNFILSAFAT PASCA MODERN
FILSAFAT PASCA MODERN
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
Tata Cara dan Adab Kongres FoSMaI Untirta
Tata Cara dan Adab Kongres FoSMaI UntirtaTata Cara dan Adab Kongres FoSMaI Untirta
Tata Cara dan Adab Kongres FoSMaI Untirta
 
Hubungan Public Relation dengan Media Massa
Hubungan Public Relation dengan Media MassaHubungan Public Relation dengan Media Massa
Hubungan Public Relation dengan Media Massa
 
Teori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluargaTeori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluarga
 
Pengertian teori fungsional struktural
Pengertian teori fungsional strukturalPengertian teori fungsional struktural
Pengertian teori fungsional struktural
 
Sejarah Islam Di Afganistan
Sejarah Islam Di AfganistanSejarah Islam Di Afganistan
Sejarah Islam Di Afganistan
 

Kürzlich hochgeladen

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Kürzlich hochgeladen (20)

AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Hubungan Industrial Pancasila

  • 1. HUBUNGANINDUSTR IAL Ayu Fazriyani 6662110582 Cucu Rahmawati 6662100893 Fingkan F. Alkausar 6662110239 Hestu Subhika Garindi 6662110876 Sylvia Windyasari Utami 6662110297 Kelompok 6
  • 2. MENGATASI KONFLIK KEPENTINGAN PENGUSAHA-PEKERJA DENGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA (HIP)
  • 3. SEJARAH HUBUNGAN INDUSTRIALPANCASILA Sejarah Hubungan Industrial Pancasila (HIP) tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pasang-surut tahap-tahap perjuangan bangsa mempengaruhi perkembangan Hubungan Industrial di Indonesia. Pada masa-masa pergerakan kemerdekaan, karena pengaruh dari perjuangan politik waktu itu, maka hubungan industrial lebih banyak berorientasi pada masalah-masalah sosial politik daripada masalah sosial ekonomi. Hal ini tercemin dari gerakan serikat pekerja yang tidak hanya bertujuan melindungi kepentingan anggotanya, akan tetapi juga bertujuan untuk perjuangan kemerdekaan.
  • 5. TUJUAN HIP • Menyukseskan pembangunan dalam rangka mengemban cita-cita bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur. • Ikut berperan dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. • Menciptakan ketenangan, ketentraman, dan ketertiban kerja serta ketenangan usaha. • Meningkatkan produksi dan produktivitas kerja. • Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta derajatnya sesuai dengan martabatnya.
  • 6. LANDASANHIP • Landasan idiil, yaitu Pancasila yang artinya sila-sila dari Pancasila harus ditafsirkan dan diterapkan secara terkait satu sama lain secara bulat dan utuh. Jadi semua perilaku yang terlibat dalam hubungan industrial (pengusaha buruh dan pemerintah) wajib berpedoman pada nilai-nilai Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa. • Landasan Hukum (Konstitusional), yaitu UUD 1945. UUD 1945 merupakan landasan hukum sekaligus sumber hukum HIP. Sebagai sumber hukum atau hukum dasar artinya segala perundangan undangan peraturan dan hal yang sifatnya mengatur kehidupan HIP haruslah berpedoman pada hukum dasar tersebut.
  • 7. LANDASANHIP • Landasan Struktural dan TAP MPR No 11 artinya dalam pola struktur pelaksana HIP berdasarkan dan mengacu pada P4. • Landasan Operasional: Garis-garis Besar Haluan Negara serta ketentuan-ketentuan pelaksananya yang diatur oleh pemerintah di dalam program pembangunan. • Hubungan Industrial Pancasila juga berlandaskan kepada kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk menciptakan keamanan nasional, stabilitas nasional, meningkatnya partisipasi sosial dan kelanjutan pembangunan nasional.
  • 8. POKOK PIKIRAN HIP • Hubungan Industrial Pancasila didasarkan atas keseluruhan sila-sila daripada Pancasila secara utuh dan bulat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. • Hubungan Industrial Pancasila meyakini bahwa kerja bukanlah hanya sekedar mencari nafkah, akan tetapi kerja sebagai pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa. • Dalam Hubungan Industrial Pancasila pekerja bukan hanya dianggap sebagai faktor produksi belakam akan tetapi kerja sebagai manusia pribadi sesuai dengan harkat, martabat, dan kodratnya. • Dalam Hubungan Industrial Pancasila, pengusaha, dan pekerja tidak dibedakan karena golongan, keyakinan, politik, paham, aliran, agama, suku maupun jenis kelamin. Karena Hubungan Industrial Pancasila berupaya mengembangkan orientasi kepada kepentingan nasional.
  • 9. POKOK PIKIRAN HIP • Sesuai dengan prinsip musyarawah dan mufakat maka Hubungan Industrial Pancasila berupa menghilangkan perbedaan-perbedaan dan mengembangkan persamaan- persamaan dalam rangka menciptakan keharmonisan antara pekerja dan pengusaha. • Dalam Hubungan Industrial Pancasila didorong terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan untuk itu seluruh hasil upaya perusahaan harus dapat dinikmati bersama oleh pengusaha dan pekerja secara serasi, seimbang dan merata.
  • 10. ASAS-ASAS HIP • Hubungan Industrial Pancasila dalam mencapai tujuannya mendasarkan diri kepada asas-asas pembangunan nasional yang tertuang dalam Garis-garis Besar Haluan Negara seperti asas manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan, demokrasi, adil dan merata, keseimbangan dan lain-lain. • Hubungan Industrial Pancasila dalam mencapai tujuannya juga mendasarkan diri pada asas kerja, yaitu : Pekerja dan pengusaha merupakan mitra dalam proses produksi yang berarti keduanya harus bekerjasama saling membantu dalam kelancaran usaha perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas. Pekerja dan pengusaha merupakan mitra dalam menikmati hasil perusahaan yang berarti hasil perusahaan harus dinikmati secara bersama dengan bagian yang layak dan serasi.
  • 11. MENGATASI KONFLIK KEPENTINGAN PENGUSAHA-PEKERJA DENGAN HUBUNGAN INDUSTRIALPANCASILA Untuk menciptakan suasana yang menunjang sikap mental dan sikap sosial HIP bisa tumbuh maka perlu dikembangkan sarana-sarana utama yang menunjang terlaksananya HIP
  • 12. Sasaran Menumbuhkan Sikap Mental dan Sikap Sosial • Lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit • Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) • Kelembagaan penyelesaian perselisihan industrial • Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan • Pendidikan Hubungan Industrial
  • 13. Beberapa Masalah Yang Perlu Diselesaikan HIP • Masalah pengupahan • Pemogokan
  • 14. POSISI PEKERJA DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA Banyak sekali buruh yang diputuskan hubungan kerja (PHK) karena hal tersebut atau hal-hal lain. Secara yuridis, pengusaha harus meminta izin dahulu kepada Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan (P4) Daerah dan Pusat. Sayangnya lembaga peradilan perburuhan ini hanya mengurus PHK-nya saja dan tidak meneliti sebab-sebab keresahan kaum pekerja. Dalam pegurusan masalah PHK, lembaga tersebut tidak begitu banyak menolong kaum pekerja.
  • 15. PJP I Terdapat Beberapa Kendala • Pertama, perusahaan belum melaksanakan ketentuan UU perburuhan, khususnya ketentuan tentang upah sesuai kebutuhan fisik minimum (KFM) dan hanya mengikuti peraturan perusahaan sendiri yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang serta merugikan pihak naker. • Kedua, kurang efektifnya fungsi pengawasan yang dilaksanakan aparat Depnaker terhadap perusahaan- perusahaan. Fungsi ini sangat penting untuk mengontrol apakah perusahaan melaksanakan dengan baik ketentuan peraturan tentang syarat-syarat kerja, termasuk upah dan kesejahteraan naker. Demikian pula pengawasan terhadap pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
  • 16. PJP I Terdapat Beberapa Kendala • Ketiga, masih sulitnya sikap keterbukaan pengusaha unk menampung aspirasi naker yang menghendaki pemberian upah berdasarkan pertimbangan kemanusiaan sebagaimana diamanatkan dalam ide HIP. • Keempat, belum terlaksananya demikratisasi dalam hubungan kerja, khususnya mekanisme musyawarah dan mufakat untuk melaksanakan kesepakatan kerja bersama. • Kelima, pertumbuhan dan perkembangan industri yang pesat namun tidak didukung upa peningkatan kesejahteraan naker, khususnya peningkatan upah dan jaminan sosial lainnya.
  • 17. PENGERTIANHIP Hubungan Industrial Pancasila adalah hubungan atara pekerja dala proses produksi barang dan jasa (pekerja, pengusaha, dan pemerintah) didasarkan atas nilai yang merupakan manivestasi dari keseluruhan sila-sila Pancasila dan UUD 1945 yang tumbuh dan berkembang diatas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.
  • 18. Hubunga Kerja BerlandaskanPancasila Dan UUD1945 Dengan MenerapkanAsasKemitraan YangMeliputi : • Tenaga kerja dan pimpinan perusahaan adalah mitra dalam produksi. • Tenaga kerja dan pimpinan perusahaan adalah mitra dalam keuntungan. • Naker dan pimpinan perusahaan adalah mitra dalam bertanggung jawab yaitu : – Bertanggung jawab terhadap perusahaan tempat naker melaksanakan pekerjaannya – Terhadap naker yang bekerja pada perusahaan bersangkutan – Terhadap masyarakat sekitarnya – Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  • 19. KonsekuensiLogisMengenai Apa Yang Harus Diperbuat Oleh Ketiga Pelaku Dalam Sistem HIP • Pemerintah sebagai lembaga pengawas dalam sistem HIP harus bertindak netral, akif dan tegas. Netral, artinya pada setia perselisihan yang terjadi dalam kerangka proses produksi. • Pengusaha, sebagai pemilik modal dalam kerangka proses produksi mempunyai peranan besar dan dominan. Namun sistem HIP dipaksa untuk menempatkan peranan tersebut pada posisi seimbang dengan mitra kerjanya, yaitu pekerja. • Pekerja adalah komponen vital dalam proses produksi. Namun arti vitalitas komponen tersebut jika tidak ada yang menggunakannya. Berarti digunakan atau tidak buruh masih tergantung pada pihak lain. Dalaam hal ini adalah pengusaha.
  • 20. Buruh dalam Sistem Perekonomian Sistem ekonomi kapitalis Sistem ekonomi sosialis/komunis Sistem ekonomi pancasila Peran pemerintah Pemerintah tidak campur tangan sama sekali Pemerintah berperan penuh Pemerintah mengatur dan mengawasi jalannya ekonomi untuk kepentingan masyarakat Kedudukan perseorang Bebas penuh/ liberal Tidak bebas/ tidak dikenal arti individu yang ada hanyalah kolektif Bebas terpimpin dalam batas-batas yang terlah ditentukan Pemilik lapangan pekerjaan Bebas memilih pekerjaan sesuai dengan kehendak masing-masing dan digunakan untuk kepentingan diri sendiri Semua orang adalah buruh. Hanya ada kelas buruh. Lapangan pekerjaan ditentukan oleh negara Bebas memilih pekerjaan yang tersedia. Dikerjakan untuk menghidupi diri sendiri, sekeluarga dan kepentingan nasional Hubungan kerja (upah, jam kerja, dan lingkungan) Berdasarkan kontrak kerja. Upah disesuaikan dengan kekuatan pasar. Hubungan sangat impersonal Ditentukan dan direncanakan oleh negara. Manusia hanyalah alat produksi. Berdasarkan hubungan manusiawi. Upah disesuaikan dengan KFM.
  • 21. Upaya Mengatasi Permasalahan Perselisihan perburuhan di Indonesia sebenarnya sudah dicoba diselesaikan lewat apa yang dikenal dengan HIP (Hubungan Industrial Pancasila). HIP adalah suatu paham dimana “persuahaan menyadari bahwa tanpa buruh atau naker, mereka akan lumpuh, akan tetapi buruh pun hendaknya menyadari bahwa tanpa perusahaan mereka tidak akan mempunyai pekerjaan.” Paham ini menghendaki agar kedua belah pihak bisa melaksanakan tugas dan haknya berdasarkan kesadaran akan saling ketergantungan.
  • 22. Penutup Masa depan adalah era bakal dipenuhi dengan pertumbuhan industri yang sangat pesat, baik industri yang menghasilkan barang untuk ekspor maupun keperluan pasar dalam negeri. Semua berkembang merata di tanah air, kepengusahaan akan berkembang cepat jika dibarengi semakin besarnya jumlah karyawan. Karenanya penataan hubungan pengusaha dan karyawan, timbulnya pemogokan, dan lainnya tidak hanya merugikan pengusaha maupun karyawan, tetapi juga kepentingan masyarakat pada umumnya. Bukan tidak mungkin hal ini menyebabkan investor kehilangan minatnya untuk menanamkan modal di negara kita.