Tepung biji durian dapat diolah dan memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. Tepung ini berpotensi diolah menjadi makanan ringan atau bahan baku etanol ramah lingkungan.
Pemanfaatan biji durian sebagai upaya penyediaan bahan baku energi alternatif bahan baku ramah lingkungan
1. Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PEMANFAATAN BIJI DURIAN..…… 18
PEMANFAATAN BIJI DURIAN SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN
BAHAN BAKU ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN RAMAH
LINGKUNGAN
Wahidin Nuriana 1
1
adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun
ABSTRACT
The research is aimed explore an alternative flour from agricultural waste and to find
the flour and the mineral content and also the endurance of the flour when it is stored and if
it will be processed. The flour of durian’s stone hoped having a potention to be processed to
make some kinds of food and having a nutrition content and also the developing potention as
a raw material from renewable ethanol fuel. The research was held and was analyzed
laboratically. Peel the durian’s stone epidermis, slice and dry under the sun light or by an
oven. And then blend and sift the flour. The results of the analyse of the durian’s stone are
the fyber content 18,59% and chemical content like carbohydrate 12,9%, protein 14,17%, fat
8,49%,. The degree of the fyber is 18,59%, the degree of the water is 6,60% and some
mineral such as magnesium (Mg) 1,751,30 ppm, kalium (K) 9,117,86 ppm and natrium (Na)
10,07 ppm.
Keyword: Durian’s stone waste, chemical content, ethanol
PENDAHULUAN
Dengan isu global, yaitu tingginya
kebutuhan energi dunia termasuk bahan
bakar minyak (BBM) baik bensin dan solar.
Saat ini permintaan BBM yang mempunyai
nilai oktan tinggi terus meningkat, sementara
terjadi penurunan deposit minyak bumi
sehingga menaiknya harga minyak mentah
dunia. Sementara di dunia terjadi
kecenderungan beralih konsumsi pada
sumber energi ramah lingkungan dan
terbarukan gasohol (campuran bensin dan
etanol). Faktor lain yang memicu
peningkatan bahan bakar etanol adalah
berlakunya peraturan reduksi emisi gas
rumah kaca yaitu Clean Air Act 1990 (di
Amerika dan Jepang). Etanol sebagai
campuran gasohol E-10 hingga E-80
diharapkan sebagai bahan bakar alternatif
pengganti BBM yang lambat laun akan habis
dan mempunyai tingkat emisi karbon lebih
rendah dibanding premium dan pertamax.
Serta memanfaatkan limbah pertanian biji
durian yang pemanfaatannya belum tampak,
namun jumlah cukup melimpah.
Di Indonesia terdapat beberapa
daerah sentra penghasil buah durian, antara
lain di jawa Barat (Serang, Pandeglang,
Parung, Bogor), Jawa Tengah (Jepara,
Ungaran, Banjarnegara, Purworejo), Jawa
Timur (Blitar, Malang Selatan, Madiun),
Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan dan
Timur serta Lombok Barat. Luas areal
Durian diperkirakan lebih dari 36.000 ha
(Jaya U., 1995 ; Trubus, 2007 ). Berat buah
durian 1,5-4 kg, tebal kulit 5-10 mm, jumlah
biji perbuah 15-35, sedang produksi buah
perpohon 50-400 buah per tahun tergantung
jenis durian.
Asumsi berat biji perbuah durian 150-200
gram, sehingga diperoleh 40-100kg/ pohon
Sementara penggunaan/ pengolahan biji
durian untuk makanan baru sebatas dikukus
untuk dimakan itupun jarang sekali.
Pati terdapat dalam jumlah yang
cukup besar di dalam tanaman, terutama
pada bagian-bagian yang keras seperti dalam
biji-bijian, umbi-umbian, dan dalam batang.
Pati merupakan karbohidrat yang tersusun
lebih dari delapan monosakarida yang
disebut juga polysakarida nutrisi yang khas.
2. Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PEMANFAATAN BIJI DURIAN..…… 19
Molekul-molekul polisakarida dipersatukan
dengan ikatan glucosida. Hidrolisis lengkap
akan mengubah pati sakarida menjadi
monosakarida. Sebagai awal penelitian ini
biji durian dibuat tepung untuk mengetahui
kandungan zat gizi (karbohidrat, protein,
lemak dan zat mineral: natrium, kalium, zat
besi, posfor) dan tepung dapat diolah
menjadi makanan alternatif. Adapun
kandungan karbohidrat dan mineral pati biji
durian dilakukan secara laboratoris, hal ini
sangat potensi untuk diproses menjadi
etanol. Hingga kini inovasi bahan bakar
alternatif dari bahan dasar hayati/ terbarukan
terus dikembangkan. Beberapa negara telah
memulai kompetisi untuk mengembangkan
sumber energi alternatif tersebut. bahan
dasarnyapun beragam, seperti Brazil, negara
di Amerika Selatan mengolah limbah tetes
tebu menjadi etanol secara besar-besaran.
Jepang sukses dalam mencari energi
alternatif melalui kotoran sapi dan saat ini
mengajak kerjasama Indonesia
mengembangkan etanol dari selulose.
Sedang di Amerika Serikat, Jerman dengan
menggunakan pati gandum dan jagung dan
Kanada behasil mengolah serat rumput
sebagai sumber energi alternatif. Hal di atas
memotivasi untuk mengkaji manfaat limbah
pertanian biji durian yang diproses menjadi
etanol sehingga memberi nilai dan manfaat
terhadap lingkungan dan sebagai sumbangsih
ilmu pengetahuan.
Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini adalah
bagaimana biji durian mempunyai manfaat
yang luas, maka disusun suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah biji durian dapat diolah menjadi
suatu tepung, bagaimana komposisi
kimia (kadar serat, air, karbohodrat,
protein, lemak dan mineral)?
2. Apakah tepung durian dapat diolah
menjadi makanan kecil (snack)?
3. Apakah biji durian dan tepung dapat
tahan lama sebagai kontinyuitas
persediaan bahan baku pembuatan etanol
Tujuan penelitian ini adalah
mengolah biji durian menjadi suatu tepung,
menganalisis komposisi kimia tepung biji
durian, mengolah tepung menjadi makanan
kecil (snack) dan mengawetkan biji durian
untuk menjaga ketersediaan bahan baku
pembuatan etanol.
Penelitian ini bermanfaat memberi
nilai tambah pada biji durian menambah
khasanah perkembangan ilmu dan teknologi
pemanfaatan limbah pertanian khususnya biji
durian sebagai tepung alternatif sehingga
dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
berbagai macam makanan olahan serta bahan
baku etanol yang biasa disebut BBN yang
ramah lingkungan sebagai pengganti BBM.
Menambah khasanah perkembangan ilmu
dan teknologi pemanfaatan limbah pertanian
khususnya biji durian.
TINJAUAN PUSTAKA
Buah durian sudah sangat populer
bagi masyarakat Asia Tenggara, terutama
Indonesia. Durian berasal dari daerah Asia
tenggara, diduga daerah sumber genetik
utama durian adalah Kalimantan Timur dan
Kalimantan Selatan. Di Kalimantan dapat
ditemukan berbagai jenis durian luar seperti.
Durio testudinarum (kura-kura) Durio
grudiflorus (mencit), D. Dulcis (lohong), D.
Oxlevanus (kerantongan), D. Kutejensis (lai)
dan berbagai tipe atau varietas D. Zibethinus
(durian budidaya). Kemudian durian
menyebar di Srilangka, India Selatan, Papua
Nugini, Australia dan Zanzibar (Jaya U,
1995).
Tidak semua jenis durio itu enak
dimakan kecuali lohong dan lai, sedang
hampir semua varietas Durio zibethinus enak
dimakan rasa manis kadang sedikit pahit
dengan aroma khas durian. Bagian buah
durian yang enak dimakan adalah bagian dari
biji yang tidak dapat dipisahkan (arillus).
Daging dan biji durian kaya akan gizi, tiap
100 gram daging buah mengandung rata-rata
28,3 gram karbohidrat, 2,5 gram protein, 2,5
gram lemak dan 601 mg kalium (K), 63 mg
fosfor, 57 mg vitamin C, 0,27 mg thiamin,
0,29 mg riboflavin dan 67 gram air.
Berat durian 1,5 – 4 kg, tebal kulit 5 -
10 mm, tebal daging buah 1,5 -2,5 cm,
jumlah biji per buah 15 – 30 sedang produksi
3. Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PEMANFAATAN BIJI DURIAN..…… 20
buah perpohon 50 – 400 buah pertahun
tergantung jenis durian. Pada jenis durian
sunan produksi buah perpohon dapat
mencapai 200 – 800 buah. Luas areal durian
diperkirakan lebih dari 36.000 ha (Jaya U,
1995; Trubus, 2007). Berat buah durian 1,5-
4 kg, tebal kulit 5-10 mm, jumlah biji
perbuah 15-35, sedang produksi buah per
pohon dapat mencapai 200-800 buah
(Trubus, 1995).
Pati
Pati terdapat dalam jumlah yang
cukup besar di dalam tanaman, terutama
pada bagian-bagian yang keras seperti dalam
biji-bijian, umbi-umbian, dan dalam batang.
Pati merupakan karbohidrat yang tersusun
lebih dari delapan monosakarida yang
disebut juga polysakarida nutrisi yang khas.
Molekul-molekul polisakarida dipersatukan
dengan ikatan glucosida. Hidrolisis lengkap
akan mengubah pati sakarida menjadi
monosakarida. Menurut besar molekulnya
karbohidrat dibagi menjadi:
a. Monosakarida, merupakan satuan
karbohidrat yang paling sederhana, tak
dapat dihidrolisa menjadi molekul
karbohidrat yang lebih kecil. Umumnya
mempunyai rasa manis, maka senyawa
ini dikenal sebagai gula sederhana,
Contoh : glukose, fruktose, galaktose,
dan ribose. Struktur monosacharida mirip
satu sama lain, monosacharida yang
berbeda strukturnya misalnya, suatu
aldehid, dan fructose adalah suatu keton
b. Oligosakarida, adalah senyawa yang
terdiri atas dua sampai delapan buah
satuan monosakarida yang tergabung
satu sama lain dengan ikatan glukose.
Karena pengaruh asam senyawa ini dapat
mengalami hidrolisa menjadi bentuk-
bentuk monosakarida penyusunnya.
Gabungan dua molekul monosakarida
disebut trisakarida. Contoh : maltose,
laktose, sukrose.
H2O, H2
1 sukrose 1 glukose + 1 fruktose
Kalor (monosakarida) (monosakarida)
fraksi yang dapat dipisahkan dengan air
panas. Fraksi terlarut disebut amilose + 25%
dan fraksi yang tak terlarut disebut
amilopektin + 75%. Amilose mempunyai
H2O, H2
1 maltose 1 glukose + 1 glukose
Kalor
c. Polisakarida, adalah golongan
karbohidrat yang mempunyai susunan
molekul yang lebih kompleks, dan terdiri
atas banyak molekul monosakarida.
Kadang-kadang 200 sampai 1000
molekul yang terdapat dalam sel-sel
senyawa organisme. Senyawa-senyawa
yang termasuk dalam golongan
polisakarida ialah : pati, dekstrose,
glikogen dan sellulose.
Pati mempunyai berat molekul
tinggi yang terdiri dari dua nyai bentuk
struktur yang lurus sedangkan pada
amilopektin bercabang (Dziedzic S.Z.,
dkk., 1984; Suratno L.,1992).
Pembuatan Etanol
Secara umum etanol atau ethil
alkohol dapat dibuat dari suatu pati/ tepung,
molase dan serat dan di Indonesia bahan
nabati tersebut adalah sangat melimpah. Pati
terdapat banyak pada tanaman umbi-umbian
dan biji-bijian. Adapun reaksi yang sering
digunakan adalah proses enzimatis atau
dengan asam pemecahan pati (polisacharida)
menjadi monosacharida melalui suatu
hidrolisis
Istilah hidrolisis dipakai untuk reaksi
kimia organik dan anorganik, dimana
pengaruh air pada pemecahan senyawa
ganda dengan senyawa lain. Hidrogen
pindah ke satu komponen lain (menjadi
senyawa-senyawa yang sederhana). Untuk
4. Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PEMANFAATAN BIJI DURIAN..…… 21
mempercepat reaksi dapat dipakai katalis
asam, alkali atau enzim (Groggin. 1968).
Etanol, CH3CH2OH dapat dibuat
dengan proses fermentasi gula dengan
bantuan suatu enzyme dari ragi, yaitu
merubah gula sederhana menjadi etanol dan
carbon dioksida (CO2). Hasil kadar etanol
dapat mencapai + 14 %, etanol dapat
digunakan sebagai minuman beralkohol,
pelarut serbaguna yang dibutuhkan dalam
industri farmasi maupun kosmetik dan bahan
bakar.
METODOLOGI PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian dilakukan
secara laboratoris, di laboratorium Fakultas
Teknik Universitas Merdeka Madiun dan
Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Surabaya. Proses pengolahan biji durian
menjadi tepung diawali dari mengambil biji
durian dari penjual durian yang telah
dibuang dan dicuci. Kemudian dikupas kulit
luarnya dengan pisau dan diiris-iris, dijemur
di panas matahari hingga kering. Selanjutnya
diblender dan diayak menjadi tepung
sehingga kadar air memenuhi standard
tepung.
Bagan alir Operasional Penelitian
Penelitian dilakukan dengan
langkah-langkah seperti bagan berikut :
Biji durian dibersihkan kulit
luar dan dalam
Dikeringkan, selama 2, 3, 4 hari
Di bawah panas sinarmatahari
Di iris-iris tipis
Tepung biji durian
Dikemas plastik untuk
dilihat daya simpannya
Ditumbuk halus, diayak
Siap sebagai bahan
baku etanol
Dianalisis:
- Kadar air
- Kadar serat
- Pati
- Protein
- Lemak
- Mineral (Ca, Mg,
K, Fe, P dan Na
5. Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PEMANFAATAN BIJI DURIAN..…… 22
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil yang diharapkan pada penelitian ini
adalah memperoleh kadar/ kandungan pati,
mineral, serat dari biji durian yang dapat
dibuat etanol sebagai energi alternatif yaitu
pengganti minyak kompor, gasohol E-10 dan
E-20 yang mempunyai sifat ramah
lingkungan juga dapat di olah menjadi suatu
makanan olahan misal dalam penelitian ini
adalah suatu camilan kripik. Biji durian
karena mempunyai kandungan karbohidrat/
pati cukup tinggi maka biji durian dapat
sebagai bahan baku etanol yang dalam
ketersediaannya dapat kontinyu, karena
dapat diawetkan hingga 6 bulan. Adapun
kandungan pati, mineral dan serat tepung biji
durian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Hasil analisis kandungan pati, air, serat dan mineral tepung biji
durian
No. Parameter Hasil Satuan
1. Karbohidrat 12,96 %
2. Protein 14,17 %
3. Lemak 8,49 %
4. Serat 18,59 %
5. Kadar air 6,60 %
6. Magnesium Mg) 1.751,30 ppm
7. Kalium (K) 9.117,86 ppm
8. Natrium (Na) 18,07 ppm
Tabel 2. Hasil analisis pengawetan tepung biji durian selama 6 bulan
No. Lama Pengeringan
Hasil pengamatan dengan
mikroskoop pengulangan 3x
Keterangan
1. 2 hari
negatif
Tidak ada jamurnegatif
negatif
2. 3 hari
negatif
Tidak ada jamurnegatif
negatif
3. 4 hari
negatif
Tidak ada jamurnegatif
negatif
Tepung biji durian setelah dianalisis
kandungan kimia pada tabel 1 merupakan
tepung yang mengandung gizi yang cukup
tinggi sehingga baik diolah menjadi suatu
produk makanan. Selain untuk makanan
olahan juga baik untuk bahan baku etanol,
sebab kandungan karbohidrat/ pati cukup
tinggi yaitu 12,96%.
Adapun analisis tumbuhnya jamur
dalam 6 bulan baik pengeringan 2, 3 dan 4
hari dengan sinar matahari pada tabel 2
adalah negatif berarti tidak ada jamur dan
mikroba yang tumbuh. Hal ini menunjukkan
bahwa tepung biji durian mempunyai daya
tahan 6 bulan dan dapat dipakai sebagai
bahan baku secara kontinyu untuk
mengantisipasi bila panen raya pada musim
buah durian tiba.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada penelitian yang telah
dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Biji durian dapat dibuat suatu tepung
dengan pengeringan sinar matahari selama
6. Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PEMANFAATAN BIJI DURIAN..…… 23
2, 3 dan 4 hari.
2. Tepung biji durian mempunyai
kandungan kimia sebagai karbohidrat/pati
12,96%, protein 14,17%, kadar lemak
8,49%, serat 18,59%, air 6,60%, Magnesium
(Mg) 1.751,30 ppm, Kalium (K) 9.117,86
ppm, Natrium (Na)18,07 ppm.
3. Tepung biji durian dapat dibuat snack,
salah satunya adalah camilan keripik.
4. Tepung biji durian mempunyai daya
simpan selama 6 bulan, diharapkan dapat
menjaga kontinyuitas sebagai bahan baku
pembuatan etanol energi terbarukan dan
ramah lingkungan.
Saran
Pada penelitian ini perlu disarankan
sebagai berkut:
1. Tepung pati biji durian tidak hanya
dapat dibuat secara skala laboratorium
tetapi dapat dibuat untuk skala rumah
dan skala industri sehingga dapat
diaplikasi pembuatan etanol skala
industri pula.
2. Dapat dibuat dengan cara yang sama
seperti penelitian ini untuk biji-biji
limbah pertanian yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, S.Endah. 2006. Peran Sumber
Energi Terbarukan dalam Memenuhi
Kebutuhan Energi Nasional. Paper
pada Seminar Nasional Hemat Energi
_______, 2006. Peran Sektor Pertanian
dalam Program Energy Security di
Indonrsia. Paper pada Seminar
Nasional Mekanisasi Pertanian, Bogor ,
Indonesia
Arismunandar; Wiranto. 1980. Penggerak
Mula Motor Bakar, ITB
_______: Wiranto; Tsuda.; Koichi. 1981.
Motor Diesel Putaran Tinggi, PT
Pradya Paramita, Jakarta
Maleev V.L.Internal Combustion Engines,
Second Edition, Mc Grow Hill,
Kasaido Printing Co Ltd., Tokyo
Japan, p.32-40
Dziedzic S.Z.; Kearsley M.W, 1984. Glucose
Syrup. Science and Technology,
London and New York. P. 117-133
Groggin P.H, !968, Unit Process in Organic
Syntesis, Academic Press Inc
Published, New York, 5. p. 555-566
Jaya Untung. 1995. Pe Jaya Untung. 1995.
Peluang Mengebunkan Durian,
Trubus, no. 304, Tahun XXVI, Maret,
Jakarta, hal.76
http://www.asiamaya.com/nutrients/nangka.
htm
http://edis.ifas.ufl.edu
http://scienceasia.tiac.or.th/content/bodycont
ent/vol28nol.html
Mukharomah U.;Sulaksana R; Ferdaust RS.
2006. Tanaman Walur sangat efektif
sebagai Alternatif Sumber Bahan
Bakar Bioethanol Pengganti
Gasolinne. SMA Negeri I Pati.
Nuriana W, 1997. Hidrolisa Pati Sagu di
dalam Reaktor berpengaduk dan
bertekanan, Tesis, Program
Pascasarjana Program Studi Teknik
Kimia ITS Surabaya.Hal.25-29
______, 2006. Pemanfaatan Limbah Beton
Nangka sebagai Tepung dan Keripik
dalam meningkatkan Perekonomian
Masyarakat desa Binaan, hal. 8-14
Suratno, 1992. Hidrolisis Pati Talas Menjadi
Glucose dengan katalisator asam
khlorida secara Sinambung, Tesis,
Universitas Gaja Mada, hal. 6-9
Trubus. 1995. Mengebunkan Durian Unggul.
No. 304. tahun XXVI, Maret, Jakarta,
hal. 2-7
_______,2007. Durian Enak Dari 9
Provinsi,. No. 447. tahun XXXVIII,
Februari Jakarta, hal. 12-18
www.trubus-online.com/mod.php?
Mod=publishesher&op=viewarticle; Trubus,
2000 Menyebar Bensin di Kebun Singkong.
www.indobiofuel.com/bioethanol.php