SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 39
CA MAMAE
Dr. Riris Sinurat
RSU AM PARIKESIT
Tenggarong Kal-Tim
• Anatomi Payudara
• Fisiologi Payudara
• Definisi dan Insidensi
• Faktor Resiko
• Patofisiologi
• Gejala Klinis
• Stadium, Sistem TNM, dan Jalur
Penyebarannya
• Pemeriksaan klinik
• Penatalaksanaan
• Prognosis
Pembahasan :
Anatomi Payudara
• Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus,
jaringan otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf
dan pembuluh limfe.
• Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamae,
yang disebut duktus lactiferous.
• Di antara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut
ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk
payudara (Hidayat S., 1997).
• Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang
a.perforantes anterior dari a.mamaria interna, a.torakalis
lateralis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa
a.interkostalis (Hidayat S., 1997).
• Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus
servikalis dan n. interkostalis. Jaringan kelenjar
payudara sediri diurus oleh saraf simpatik.
• Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke
aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama
dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula
penyaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
• Pada aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10-90)
buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang
arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh
payudara menyalir ke kelompok anterior aksila,
kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam,
yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut
langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam fosa
supraklavikuler (Hidayat S., 1997).
Fisiologi Payudara
• Payudara mengalami tiga macam perubahan yang
dipengaruhi oleh hormon
• Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak
melalui masa pubertas, masa fertilitas, masa
klimacterium, sampai masa menopause.
• Perubahan kedua adalah perubahan yang sesuai
dengan siklus menstruasi, sekitar hari ke delapan
menstruasi, payudara menjadi lebih besar dan pada
beberapa hari sebelum menstruasi terjadi pembesaran
maksimal bahkan dapat timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata.
• Perubahan ketiga terjadi sewaktu hamil dan menyusui,
pada waktu kehamilan payudara mnjadi besar karena
epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi
dan tumbuh duktus baru.
Definisi dan Insidensi
• Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,
sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali.
• Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae)
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang
ganas yang berasal dari parenchyma.
• Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker
payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis
kanker yang paling banyak ditemui pada wanita.
• Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker
payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih
175.000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun
2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker
payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karenanya.
• Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia,
namun data yang terkumpul dari rumah sakit
menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki
ranking pertama di antara kanker lainnya pada wanita.
Faktor Risiko
• Beberapa faktor risiko yang memegang peranan penting
di dalam proses kejadian kanker payudara (Gani, 1995) :
Orang tua (ibu) pernah menderita karsinoma
payudara terutama pada usia relative muda.
Anggota keluarga, kakak atau adik
menderita karsinoma payudara
Kehamilan pertama terjadi sesudah
umur 35 tahun
Penderita tumor jinak payudara
Sebelumnya pernah menderita
karsinoma pada salah satu payudara
Patofisiologi
• Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari
tahap inisiasi dan promosi:
Fase
Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan
dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia,
virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. tetapi tidak semua sel memiliki
kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen.
Fase
Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang
telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi
tidak akan terpengaruh oleh promosi.
karena itu diperlukan beberapa faktor
untuk terjadinya keganasan (gabungan
dari sel yang peka dan suatu
karsinogen)
Gejala Klinis
Terdapat
benjolan keras
yang lebih
melekat atau
terfiksir
Tarikan
pada kulit di
atas tumor
Ulserasi
atau
koreng
Asimetri
payudara
Retraksi
puting
susu
Satelit
tumor di
kulit
Eksim
pada
puting
susu
Discharge
dari puting
susu
Pembesaran
kelenjar getah
bening ketiak
Elovasi
dari puting
susu
Peau’d
orange
Edema
Stadium, SistemTNM, dan Jalur Penyebarannya
• Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker
dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan
suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan
ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu
histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila
memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll.
Klasifikasi Stadium TNM (PERABOI, 2003)
• T = ukuran primer tumor
Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis
adalah sama. Nilai T dalam cm, nilai paling kecil
dibulatkan ke angka 0,1 cm
• Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai.
• To : Tidak terdapat tumor primer.
• Tis : Karsinoma in situ
• Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ.
• Tis(LCIS) : Lobular Carcinoma In Situ.
• Tis(Paget’s) : Penyakit Paget pada putting tanpa
adanya tumor.
• Catatan : Penyakit Paget dengan adanya tumor
dikelompokkan sesuai dengan ukuran tumornya.
• T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2cm atau
kurang
• T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang
• T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm
• T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm
• T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm
• T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm
sampai 5 cm
• T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm
• T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke
dinding dada atau kulit
• T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis
• T4b : Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit
pada kulit yang terbatas pada 1 payudara
• T4c : Mencakup kedua hal di atas
• T4d : Metastasis karsinomatosa
N = kelenjar getah bening regional.
• Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya)
• N0 : Tidak terdapat metastasis kgb
• N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil
• N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi,
atau adanya pembesaran kgb ke mamaria interna ipsilateral
(klinis) tanpa adanya metastasis ke kgb aksila
• N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau
melekat ke struktur lain
• N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara
klinis dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila
• N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau
tanpa, metastasis kgb aksila atau klinis terdapat metastasis
pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula
ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb
aksila/mamaria interna
• N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral
• N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila
• N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula
Catatan : Terdeteksi secara klinis; terdeteksi dengan pemeriksaan fisik atau
secara imaging (di luar limfoscintigrafi)
M = metastasis jauh.
• Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai
• M0 : Tidak terdapat metastasis jauh
• M1 : Terdapat metastasis jauh
Jalur Penyebaran
Metastasis
kelenjar
limfe
regional
Invasi local Metastasis
hematogen
Pemeriksaan klinik
Anamnesis
Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan
utama dari penderita.
Pada mulanya tidak merasa sakit, akan tetapi pada
pertumbuhan selanjutnya akan timbul keluhan sakit.
Pertumbuhan cepat tumor merupakan kemungkinan
tumor ganas.
Batuk atau sesak nafas dapat terjadi pada keadaan
dimana tumor metastasis pada paru.
Tumor ganas pada payudara disertai dengan rasa sakit
di pinggang perlu dipikirkan kemungkinan metastasis
pada tulang vertebra.
Pada kasus yang meragukan anamnesis lebih banyak
diarahkan pada indikasi golongan resiko (Gani, 1995).
Pemeriksaan
fisik
Inspeksi
Pada inspeksi dapat dilihat dilatasi pembuluh-
pembuluh balik di bawah kulit akibat pembesaran
tumor jinak atau ganas dibawah kulit (Hanifa
Wiknjosastro, 1994).
Dapat dilihat :
•Puting susu tertarik ke dalam
•Eksem pada puting susu
•Edema
•Peau d’orange
•Ulserasi, satelit tumor di kulit
•Nodul pada axilla (Zwaveling, 1985)
• Palpasi
Palpasi harus meliputi seluruh payudara, mulai dari
parasternal ke arah garis aksila ke belakang dan dari
subklavikular ke arah paling distal. Palpasi dilakukan
dengan memakai 3-4 jari yang dirapatkan, palpasi
payudara di antara dua jari harus dihindarkan karena
dengan cara ini kelenjar payudara normalpun teraba
seperti massa tumor.
• Palpasi dimulai dari bagian perifer sampai areola
mammae dan papilla mammae, apabila terdapat massa
maka perlu dievaluasi tentang :
• besar atau diameter serta letak dan batas tumor
dengan jaringan sekitarnya,
• hubungan kulit dengan tumor apakah masih bebas
atau ada perlengketan,
• hubungan tumor dengan jaringan di bawahnya
apakah bebas atau ada perlengketan,
• kelenjar limfe di aksila, infraklavikular, dan
supraklavikular
• adanya tumor satelit (Gani, 1995)
Pemeriksaan sitologi
• Dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa kanker
payudara melalui tiga cara :
• Pemeriksan sekret dari puting susu
• Pemeriksaan sediaan tekan (Sitologi Imprint)
• Aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration)
Biopsi
• Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda klasik
yang sering dipergunakan untuk diagnosis berbagai
tumor payudara.
• Biopsi dilakukan dengan anestesi lokal ataupun umum
tergantung pada kondisi pasien. Apabila pemeriksaan
histopatologi positif karsinoma, maka pada pasien
kembali ke kamar bedah untuk tindakan bedah terapetik.
USG (Ultrasonografi)
• USG ini sangat menguntungkan karena memiliki
keuntungan yaitu tidak mempergunakan sinar pengion
sehingga tidak ada bahaya radiasi dan pemeriksaan
bersifat non invasif, relatif mudah dikerjakan, serta dapat
dipakai berulang-ulang.
• USG biasanya dapat untuk membedakan tumor padat
dan kiste pada payudara serta untuk menentukan
metastasis di hati. USG ini berperan terutama untuk
payudara yang padat pada wanita muda, jenis payudara
ini kadang-kadang sulit dinilai dengan mammografi.
Mammografi
• Mammografi adalah foto roentgen payudara yang menggunakan
peralatan khusus yang tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak
memerlukan bahan kontras serta dapat menemukan benjolan yang
kecil sekalipun.
• Tanda berupa makrokalsifikasi tidak khas untuk karsinoma, bila
secara klinis curiga terdapat tumor dan pada mammografi tidak
ditemukan apa-apa maka pemeriksaan dapat dicoba dengan cara
biopsi jaringan, demikian juga bila mammografi positif tetapi secara
klinis tidak dicuriga adanya tumor maka dapat dilanjutkan dengan
biopsi di tempat yang ditunjukkan oleh foto tersebut.
• Mammogram pada masa pramenopause kurang bermanfaat karena
gambaran kanker di antara jaringan kelenjar kurang tampak
(Hidayat S., 1997).
Penatalaksanaan
• Terapi bedah / Mastektomi
Pasien yang pada awal terpi termasuk stadium 0, I, II
dan sebagian stadium III disebut kanker mammae
operable. Pola operasi yang sering dipakai adalah (Wan
Desen, 2008) :
1. Mastektomi radikal
2. Mastektomi radikal modifikasi
3. Mastektomi total
4. Mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe
aksilar
5. Mastektomi segmental plus biopsy kelenjar limfe
sentinel
• Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada
daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar
X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel
kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.
Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi
hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun
sebagai akibat dari radiasi.
• Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti
kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui
infus yang bertujuan membunuh sel kanker tidak hanya
sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh.
Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual
dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-
obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Obat yang
diberikan adalah kombinasi Cyclophosphamide,
Metotrexate dan 5-Fluorouracyl selama 6 bulan
• Terapi hormonal
Terapi hormonal diberikan jika penyakit telah sistemik
berupa metastasis jauh, biasanya diberikan secara
paliatif sebelum khemoterapi karena efek terapinya lebih
lama. Terapi hormonal paliatif dilakukan pada penderita
pramenopause, dengan cara ovarektomy bilateral atau
dengan pemberian anti estrogen seperti Tamoksifen
atau Aminoglutetimid. Estrogen tidak dapat diberikan
karena efek sampingnya terlalu berat.
Prognosis
• Prognosis kanker payudara tergantung dari :
• Besarnya tumor primer
• Banyaknya/besarnya kelenjar axilla yang positf
• Fiksasi ke dasar dari tumor primer
• Tipe histologis tumor/invasi ke pembuluh darah
• Tingkatan tumor anaplastik
• Umur/keadaan menstruasi
• Kehamilan
Daftar Pustaka
• NIH Concensus Guidlines. 2000. Breast Cancer
Management. www.concencus.nih.gov
• Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kandungan. Edisi
3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
• Sjamsuningrat, R. & de Jong, W. 2005. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Jakarta: EGC
• Stephan, Pam. 2009. Stages of Breast Cancer-The TNM
system. www.about.com
• Singletary, SE., Connolly, James. 2006. Breast Cancer
Staging. USA. CA Cancer Journal, 56: 37-47.
•
130565941 ca-mamae-ppt

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburan
Aya Ndutt
 
Penggunaan KMS
Penggunaan KMSPenggunaan KMS
Penggunaan KMS
Ryaniegizi
 
372963632 kak-penyuluhan-kespro-di-sekolah-docx
372963632 kak-penyuluhan-kespro-di-sekolah-docx372963632 kak-penyuluhan-kespro-di-sekolah-docx
372963632 kak-penyuluhan-kespro-di-sekolah-docx
Gelar Dwiyanwar
 
Metode kontrasepsi berdasarkan saran ditjalpem
Metode  kontrasepsi berdasarkan saran ditjalpemMetode  kontrasepsi berdasarkan saran ditjalpem
Metode kontrasepsi berdasarkan saran ditjalpem
Hesti Wahyuni
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Boclamp1
 

Was ist angesagt? (20)

obesitas anak
obesitas anakobesitas anak
obesitas anak
 
Case control
Case controlCase control
Case control
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviks
 
Ppt sadari
Ppt sadariPpt sadari
Ppt sadari
 
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburan
 
Kanker Serviks
Kanker ServiksKanker Serviks
Kanker Serviks
 
Kanker serviks 2007
Kanker serviks 2007Kanker serviks 2007
Kanker serviks 2007
 
Penggunaan KMS
Penggunaan KMSPenggunaan KMS
Penggunaan KMS
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
372963632 kak-penyuluhan-kespro-di-sekolah-docx
372963632 kak-penyuluhan-kespro-di-sekolah-docx372963632 kak-penyuluhan-kespro-di-sekolah-docx
372963632 kak-penyuluhan-kespro-di-sekolah-docx
 
Gizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiGizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busui
 
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
 
4. program kespro (1)
4. program kespro (1)4. program kespro (1)
4. program kespro (1)
 
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMSPemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMS
 
Gangguan haid
Gangguan  haidGangguan  haid
Gangguan haid
 
Kanker Payudara
Kanker PayudaraKanker Payudara
Kanker Payudara
 
Metode kontrasepsi berdasarkan saran ditjalpem
Metode  kontrasepsi berdasarkan saran ditjalpemMetode  kontrasepsi berdasarkan saran ditjalpem
Metode kontrasepsi berdasarkan saran ditjalpem
 
Pemeriksaan sitologi ginekologi
Pemeriksaan sitologi ginekologi Pemeriksaan sitologi ginekologi
Pemeriksaan sitologi ginekologi
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
 
Kuesioner pengetahuan kader posyandu
Kuesioner pengetahuan kader posyanduKuesioner pengetahuan kader posyandu
Kuesioner pengetahuan kader posyandu
 

Ähnlich wie 130565941 ca-mamae-ppt (20)

camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Carcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxCarcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptx
 
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
 
Medis mamae
Medis mamaeMedis mamae
Medis mamae
 
Medis mamae
Medis mamaeMedis mamae
Medis mamae
 
Ginekologi kanker payudara
Ginekologi   kanker payudaraGinekologi   kanker payudara
Ginekologi kanker payudara
 
Tumor Payudara (1).ppt
Tumor Payudara (1).pptTumor Payudara (1).ppt
Tumor Payudara (1).ppt
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Tumor Payudara.pptx
Tumor Payudara.pptxTumor Payudara.pptx
Tumor Payudara.pptx
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Lapkas onkologi
Lapkas onkologiLapkas onkologi
Lapkas onkologi
 
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
 
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptxPPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
 
Ca Mammae Surabaya.pdf
Ca Mammae Surabaya.pdfCa Mammae Surabaya.pdf
Ca Mammae Surabaya.pdf
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
 

Mehr von Elvira Cesarena

Emerg 3.9.17 damage control resus bandy presntn revisd 3.7
Emerg 3.9.17  damage control resus  bandy presntn revisd 3.7Emerg 3.9.17  damage control resus  bandy presntn revisd 3.7
Emerg 3.9.17 damage control resus bandy presntn revisd 3.7
Elvira Cesarena
 
%D9%85%d8%af%d9%8a%d8%a7%d8%b3%d8%aa%d9%8a%d9%86%d9%8a%d8%aa
%D9%85%d8%af%d9%8a%d8%a7%d8%b3%d8%aa%d9%8a%d9%86%d9%8a%d8%aa%D9%85%d8%af%d9%8a%d8%a7%d8%b3%d8%aa%d9%8a%d9%86%d9%8a%d8%aa
%D9%85%d8%af%d9%8a%d8%a7%d8%b3%d8%aa%d9%8a%d9%86%d9%8a%d8%aa
Elvira Cesarena
 

Mehr von Elvira Cesarena (20)

99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi
 
222821042 squamous-cell-carcinoma
222821042 squamous-cell-carcinoma222821042 squamous-cell-carcinoma
222821042 squamous-cell-carcinoma
 
142915125 squamous-cell-carcinoma
142915125 squamous-cell-carcinoma142915125 squamous-cell-carcinoma
142915125 squamous-cell-carcinoma
 
11breast
11breast11breast
11breast
 
244037322 tumor-phyloides
244037322 tumor-phyloides244037322 tumor-phyloides
244037322 tumor-phyloides
 
Rtc extrahepatic billiary injury
Rtc extrahepatic billiary injuryRtc extrahepatic billiary injury
Rtc extrahepatic billiary injury
 
Emerg 3.9.17 damage control resus bandy presntn revisd 3.7
Emerg 3.9.17  damage control resus  bandy presntn revisd 3.7Emerg 3.9.17  damage control resus  bandy presntn revisd 3.7
Emerg 3.9.17 damage control resus bandy presntn revisd 3.7
 
Arreglado. cirugia control_de_dano
Arreglado. cirugia control_de_danoArreglado. cirugia control_de_dano
Arreglado. cirugia control_de_dano
 
%D9%85%d8%af%d9%8a%d8%a7%d8%b3%d8%aa%d9%8a%d9%86%d9%8a%d8%aa
%D9%85%d8%af%d9%8a%d8%a7%d8%b3%d8%aa%d9%8a%d9%86%d9%8a%d8%aa%D9%85%d8%af%d9%8a%d8%a7%d8%b3%d8%aa%d9%8a%d9%86%d9%8a%d8%aa
%D9%85%d8%af%d9%8a%d8%a7%d8%b3%d8%aa%d9%8a%d9%86%d9%8a%d8%aa
 
02. benign breast
02. benign breast02. benign breast
02. benign breast
 
100203272 ppt-ca-mammae-sa
100203272 ppt-ca-mammae-sa100203272 ppt-ca-mammae-sa
100203272 ppt-ca-mammae-sa
 
86467621 squamous-cell-carcinoma
86467621 squamous-cell-carcinoma86467621 squamous-cell-carcinoma
86467621 squamous-cell-carcinoma
 
122862814 tumor-phyllodes
122862814 tumor-phyllodes122862814 tumor-phyllodes
122862814 tumor-phyllodes
 
5676135 kanker-payudara
5676135 kanker-payudara5676135 kanker-payudara
5676135 kanker-payudara
 
10.1016 j.jacc.2018.08.002 figure1
10.1016 j.jacc.2018.08.002 figure110.1016 j.jacc.2018.08.002 figure1
10.1016 j.jacc.2018.08.002 figure1
 
Lecture5 femalebreast-180321033233
Lecture5 femalebreast-180321033233Lecture5 femalebreast-180321033233
Lecture5 femalebreast-180321033233
 
Lecture5 femalebreast-180321033233
Lecture5 femalebreast-180321033233Lecture5 femalebreast-180321033233
Lecture5 femalebreast-180321033233
 
Lymphatic system powerpoint
Lymphatic system powerpointLymphatic system powerpoint
Lymphatic system powerpoint
 
Fgs.l1 breast,students
Fgs.l1 breast,studentsFgs.l1 breast,students
Fgs.l1 breast,students
 
Breast disorders chapter 052
Breast disorders chapter 052Breast disorders chapter 052
Breast disorders chapter 052
 

Kürzlich hochgeladen

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 

130565941 ca-mamae-ppt

  • 1. CA MAMAE Dr. Riris Sinurat RSU AM PARIKESIT Tenggarong Kal-Tim
  • 2. • Anatomi Payudara • Fisiologi Payudara • Definisi dan Insidensi • Faktor Resiko • Patofisiologi • Gejala Klinis • Stadium, Sistem TNM, dan Jalur Penyebarannya • Pemeriksaan klinik • Penatalaksanaan • Prognosis Pembahasan :
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7. • Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. • Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamae, yang disebut duktus lactiferous. • Di antara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara (Hidayat S., 1997).
  • 8. • Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari a.mamaria interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis (Hidayat S., 1997). • Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sediri diurus oleh saraf simpatik.
  • 9. • Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran yang ke kelenjar interpektoralis. • Pada aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10-90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara menyalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam fosa supraklavikuler (Hidayat S., 1997).
  • 10. Fisiologi Payudara • Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh hormon • Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, masa klimacterium, sampai masa menopause. • Perubahan kedua adalah perubahan yang sesuai dengan siklus menstruasi, sekitar hari ke delapan menstruasi, payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi terjadi pembesaran maksimal bahkan dapat timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
  • 11. • Perubahan ketiga terjadi sewaktu hamil dan menyusui, pada waktu kehamilan payudara mnjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi dan tumbuh duktus baru.
  • 12. Definisi dan Insidensi • Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. • Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. • Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita.
  • 13. • Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karenanya. • Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama di antara kanker lainnya pada wanita.
  • 14. Faktor Risiko • Beberapa faktor risiko yang memegang peranan penting di dalam proses kejadian kanker payudara (Gani, 1995) : Orang tua (ibu) pernah menderita karsinoma payudara terutama pada usia relative muda. Anggota keluarga, kakak atau adik menderita karsinoma payudara Kehamilan pertama terjadi sesudah umur 35 tahun Penderita tumor jinak payudara Sebelumnya pernah menderita karsinoma pada salah satu payudara
  • 15. Patofisiologi • Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi: Fase Inisiasi Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
  • 16. Fase Promosi Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen)
  • 17. Gejala Klinis Terdapat benjolan keras yang lebih melekat atau terfiksir Tarikan pada kulit di atas tumor Ulserasi atau koreng Asimetri payudara Retraksi puting susu Satelit tumor di kulit Eksim pada puting susu Discharge dari puting susu Pembesaran kelenjar getah bening ketiak Elovasi dari puting susu Peau’d orange Edema
  • 18. Stadium, SistemTNM, dan Jalur Penyebarannya • Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll.
  • 19. Klasifikasi Stadium TNM (PERABOI, 2003) • T = ukuran primer tumor Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis adalah sama. Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm
  • 20. • Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai. • To : Tidak terdapat tumor primer. • Tis : Karsinoma in situ • Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ. • Tis(LCIS) : Lobular Carcinoma In Situ. • Tis(Paget’s) : Penyakit Paget pada putting tanpa adanya tumor. • Catatan : Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran tumornya.
  • 21. • T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2cm atau kurang • T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang • T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm • T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm • T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm • T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm • T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm • T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit • T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis • T4b : Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada 1 payudara • T4c : Mencakup kedua hal di atas • T4d : Metastasis karsinomatosa
  • 22. N = kelenjar getah bening regional. • Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya) • N0 : Tidak terdapat metastasis kgb • N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil • N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya pembesaran kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa adanya metastasis ke kgb aksila • N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain • N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila • N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa, metastasis kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila/mamaria interna • N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral • N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila • N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula Catatan : Terdeteksi secara klinis; terdeteksi dengan pemeriksaan fisik atau secara imaging (di luar limfoscintigrafi)
  • 23. M = metastasis jauh. • Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai • M0 : Tidak terdapat metastasis jauh • M1 : Terdapat metastasis jauh
  • 25. Pemeriksaan klinik Anamnesis Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan utama dari penderita. Pada mulanya tidak merasa sakit, akan tetapi pada pertumbuhan selanjutnya akan timbul keluhan sakit. Pertumbuhan cepat tumor merupakan kemungkinan tumor ganas. Batuk atau sesak nafas dapat terjadi pada keadaan dimana tumor metastasis pada paru. Tumor ganas pada payudara disertai dengan rasa sakit di pinggang perlu dipikirkan kemungkinan metastasis pada tulang vertebra. Pada kasus yang meragukan anamnesis lebih banyak diarahkan pada indikasi golongan resiko (Gani, 1995).
  • 26. Pemeriksaan fisik Inspeksi Pada inspeksi dapat dilihat dilatasi pembuluh- pembuluh balik di bawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas dibawah kulit (Hanifa Wiknjosastro, 1994). Dapat dilihat : •Puting susu tertarik ke dalam •Eksem pada puting susu •Edema •Peau d’orange •Ulserasi, satelit tumor di kulit •Nodul pada axilla (Zwaveling, 1985)
  • 27. • Palpasi Palpasi harus meliputi seluruh payudara, mulai dari parasternal ke arah garis aksila ke belakang dan dari subklavikular ke arah paling distal. Palpasi dilakukan dengan memakai 3-4 jari yang dirapatkan, palpasi payudara di antara dua jari harus dihindarkan karena dengan cara ini kelenjar payudara normalpun teraba seperti massa tumor.
  • 28. • Palpasi dimulai dari bagian perifer sampai areola mammae dan papilla mammae, apabila terdapat massa maka perlu dievaluasi tentang : • besar atau diameter serta letak dan batas tumor dengan jaringan sekitarnya, • hubungan kulit dengan tumor apakah masih bebas atau ada perlengketan, • hubungan tumor dengan jaringan di bawahnya apakah bebas atau ada perlengketan, • kelenjar limfe di aksila, infraklavikular, dan supraklavikular • adanya tumor satelit (Gani, 1995)
  • 29. Pemeriksaan sitologi • Dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa kanker payudara melalui tiga cara : • Pemeriksan sekret dari puting susu • Pemeriksaan sediaan tekan (Sitologi Imprint) • Aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration)
  • 30. Biopsi • Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda klasik yang sering dipergunakan untuk diagnosis berbagai tumor payudara. • Biopsi dilakukan dengan anestesi lokal ataupun umum tergantung pada kondisi pasien. Apabila pemeriksaan histopatologi positif karsinoma, maka pada pasien kembali ke kamar bedah untuk tindakan bedah terapetik.
  • 31. USG (Ultrasonografi) • USG ini sangat menguntungkan karena memiliki keuntungan yaitu tidak mempergunakan sinar pengion sehingga tidak ada bahaya radiasi dan pemeriksaan bersifat non invasif, relatif mudah dikerjakan, serta dapat dipakai berulang-ulang. • USG biasanya dapat untuk membedakan tumor padat dan kiste pada payudara serta untuk menentukan metastasis di hati. USG ini berperan terutama untuk payudara yang padat pada wanita muda, jenis payudara ini kadang-kadang sulit dinilai dengan mammografi.
  • 32. Mammografi • Mammografi adalah foto roentgen payudara yang menggunakan peralatan khusus yang tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak memerlukan bahan kontras serta dapat menemukan benjolan yang kecil sekalipun. • Tanda berupa makrokalsifikasi tidak khas untuk karsinoma, bila secara klinis curiga terdapat tumor dan pada mammografi tidak ditemukan apa-apa maka pemeriksaan dapat dicoba dengan cara biopsi jaringan, demikian juga bila mammografi positif tetapi secara klinis tidak dicuriga adanya tumor maka dapat dilanjutkan dengan biopsi di tempat yang ditunjukkan oleh foto tersebut. • Mammogram pada masa pramenopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker di antara jaringan kelenjar kurang tampak (Hidayat S., 1997).
  • 33. Penatalaksanaan • Terapi bedah / Mastektomi Pasien yang pada awal terpi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III disebut kanker mammae operable. Pola operasi yang sering dipakai adalah (Wan Desen, 2008) : 1. Mastektomi radikal 2. Mastektomi radikal modifikasi 3. Mastektomi total 4. Mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar 5. Mastektomi segmental plus biopsy kelenjar limfe sentinel
  • 34. • Radiasi Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
  • 35. • Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat- obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Obat yang diberikan adalah kombinasi Cyclophosphamide, Metotrexate dan 5-Fluorouracyl selama 6 bulan
  • 36. • Terapi hormonal Terapi hormonal diberikan jika penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh, biasanya diberikan secara paliatif sebelum khemoterapi karena efek terapinya lebih lama. Terapi hormonal paliatif dilakukan pada penderita pramenopause, dengan cara ovarektomy bilateral atau dengan pemberian anti estrogen seperti Tamoksifen atau Aminoglutetimid. Estrogen tidak dapat diberikan karena efek sampingnya terlalu berat.
  • 37. Prognosis • Prognosis kanker payudara tergantung dari : • Besarnya tumor primer • Banyaknya/besarnya kelenjar axilla yang positf • Fiksasi ke dasar dari tumor primer • Tipe histologis tumor/invasi ke pembuluh darah • Tingkatan tumor anaplastik • Umur/keadaan menstruasi • Kehamilan
  • 38. Daftar Pustaka • NIH Concensus Guidlines. 2000. Breast Cancer Management. www.concencus.nih.gov • Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. • Sjamsuningrat, R. & de Jong, W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC • Stephan, Pam. 2009. Stages of Breast Cancer-The TNM system. www.about.com • Singletary, SE., Connolly, James. 2006. Breast Cancer Staging. USA. CA Cancer Journal, 56: 37-47. •