Dokumen tersebut merangkum empat perspektif utama dalam psikologi sosial, yaitu perspektif perilaku, kognitif, struktural, dan interaksionis. Perspektif perilaku berfokus pada proses belajar individu terhadap stimulus lingkungan. Perspektif kognitif melihat manusia sebagai agen aktif dalam memproses informasi dengan kemampuan berpikir. Perspektif struktural menekankan pengaruh struktur sosial terhadap
2. FUNGSI TEORI DALAM
PSIKOLOGI SOSIAL
Teori merupakan penjelasan lengkap mengenai
gejala-gejala yang berfungsi untuk (Hanurawan,
2010) :
Mengatur hasil pengamatan empiris dalam
bentuk informasi yang bermakna baru.
Memungkinkan manusia melihat hubungan
antar gejala yang sebelumnya terpisah.
Merangsang timbulnya pemikiran dan penelitian
lebih lanjut.
.
3. TEORI-TEORI AWAL DALAM PSIKOLOGI SOSIAL
Teori-teori awal psikologi sosial difokuskan pada dua
kemungkinan :
Perilaku diperoleh dari keturunan dalam bentuk instink-
instink biologis - lalu dikenal dengan penjelasan "nature".
Contoh :
Charles Darwin semua perilaku manusia merupakan
serangkaian instink yang diperlukan agar bisa bertahan
hidup.
Mc Dougal sebagai seorang psikolog cenderung percaya
bahwa seluruh perilaku sosial manusia didasarkan pada
pandangan ini (instinktif).
4. TEORI-TEORI AWAL DALAM PSIKOLOGI SOSIAL
Teori-teori awal psikologi sosial difokuskan pada dua
kemungkinan :
Perilaku bukan diturunkan melainkan diperoleh dari
hasil pengalaman selama kehidupan mereka - dikenal
dengan penjelasan "nurture“.
Contoh :
William James, walau instink merupakan hal yang
mempengaruhi perilaku sosial, merupakan kebiasaan -
yaitu pola perilaku yang diperoleh melalui pengulangan
sepanjang kehidupan seseorang.
John Dewey mengatakan bahwa perilaku kita tidak
sekedar muncul berdasarkan pengalaman masa lampau,
tetapi juga secara terus menerus berubah atau diubah
oleh lingkungan - "situasi kita" - termasuk orang lain.
5. PERSPEKTIF DALAM PSIKOLOGI SOSIAL
Seperangkat asumsi dasar tentang hal paling penting
yang bisa dipertimbangkan sebagai sesuatu yang bisa
digunakan untuk memahami perilaku sosial.
Ada empat perspektif, yaitu :
1. Perilaku (behavioral perspectives)
2. Kognitif (cognitive perspectives),
3. Struktural (structural perspectives)
4. interaksionis (interactionist perspectives).
6. PERSPEKTIF PERILAKU
(BEHAVIORAL PERSPECTIVES)
Perspektif perilaku menekankan pada cara individu
sebagai organisme membuat respon terhadap
stimulus lingkungan melalui proses belajar.
Pendekatan ini awalnya diperkenalkan oleh John B.
Watson (1941, 1919). Pendekatan ini cukup banyak
mendapat perhatian dalam psikologi di antara tahun
1920-an s/d 1960-an.
Para "behaviorist" memasukan perilaku ke dalam satu
unit yang dinamakan "tanggapan" (responses), dan
lingkungan ke dalam unit "rangsangan" (stimuli).
7. PERSPEKTIF PERILAKU
(BEHAVIORAL PERSPECTIVES)
Menurut penganut paham perilaku, satu rangsangan
dan tanggapan tertentu bisa berasosiasi satu sama
lainnya, dan menghasilkan satu bentuk hubungan
fungsional.
Contoh : sebuah rangsangan " seorang teman datang ",
lalu memunculkan tanggapan misalnya, "tersenyum".
Jadi seseorang tersenyum, karena ada teman yang
datang kepadanya
Teori-teori yang mencoba menjelaskan secara lebih
mendalam mengapa fenomena sosial yang diutarakan
dalam pendekatan perilaku bisa terjadi. Beberapa teori
antara lain adalah Teori Pembelajaran Sosial (Social
Learning Theory) dan teori pertukaran sosial (social
exchange theory)
8. PERSPEKTIF KOGNITIF
(COGNITIVE PERSPECTIVES)
Perspektif kognitif memandang manusia sebagai agen
yang aktif dalam menerima, memanfaatkan,
memanipulasi dan mentransformasi informasi yg
diperolehnya karena memiliki kemampuan berpikir,
merencanakan, memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
Para pakar psikologi kognitif memiliki keyakinan bahwa
pikiran merupakan faktor utama terjadinya perilaku.
Seorang psikolog James Baldwin (1897) menyatakan
bahwa paling sedikit ada dua bentuk peniruan, satu
didasarkan pada kebiasaan kita dan yang lainnya
didasarkan pada wawasan kita atas diri kita sendiri dan
atas orang lain yang perilakunya kita tiru.
9. PERSPEKTIF KOGNITIF
( COGNITIVE PERSPECTIVES)
Dua orang sosiolog W.I. Thomas dan Florian
Znaniecki mendefinisikan psikologi sosial sebagai
studi tentang sikap, yang diartikannya sebagai proses
mental individu yang menentukan tanggapan aktual
dan potensial individu dalam dunia sosial". Sikap
merupakan predisposisi perilaku.
Beberapa teori yang melandasi perpektif ini antara
lain adalah Teori Lapangan (Field Theory), Teori
Atribusi dan Konsistensi Sikap (Concistency Attitude
and Attribution Theory), dan Teori Kognisi
Kontemporer.
10. PERSPEKTIF STRUKTURAL
(STRUCTURAL PERSPECTIVES)
William James dan John Dewey menekankan pada
penjelasan kebiasaan individual, tetapi mereka juga
mencatat bahwa kebiasaan individu mencerminkan
kebiasaan kelompok - yaitu adat-istiadat masyarakat -
atau struktur sosial .
Para sosiolog yakin bahwa struktur sosial terdiri atas
jalinan interaksi antar manusia dengan cara yang relatif
stabil. James menguraikan pentingnya dampak struktur
sosial atas "diri" (self) - perasaan kita terhadap diri kita
sendiri. Masyarakat mempengaruhi diri - self.
Beberapa teori yang melandasi persektif struktur adalah
Teori Peran (Role Theory), Teori Pernyataan - Harapan
(Expectation-States Theory), dan Posmodernisme
(Postmodernism).
11. PERSPEKTIF INTERAKSIONIST
(INTERACTIONIST PERSPECTIVES)
Perspektif interaksionis mengemukakan bahwa manusia
merupakan entitas sosial yang saling berinteraksi
dengan simbol (seperti bahasa) dan mewariskan nilai
dan budaya untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam pandangan interaksionis, manusia memiliki
kemampuan mengkonstruksi tindakan dalam suatu
situasi kemudian melakukan negosiasi dengan individu
lain dalam suatu interaksi.
Dalam perspektif interaksionis ada beberapa teori yang
layak untuk dibahas yaitu Teori Interaksi Simbolis
(Symbolic Interaction Theory), dan Teori Identitas
(Identity Theory).
12. PERSPEKTIF INTERAKSIONIST
(INTERACTIONIST PERSPECTIVES)
Terdapat tiga ciri utama perspektif interaksionist :
1. Tindakan manusia terhadap sesuatu didasari makna
sesuatu itu bagi mereka.
2. Makna tersebut dihasilkan dari interaksi sosial.
3. Makna terbentuk dan termodifikasi berdasar pada
proses pemaknaan yang dilakukan individu dalam
berinteraksi dengan orang lain.