RSUD dr. M. Soewandhie berencana menerapkan budaya Santun-Integritas-Profesional pada seluruh perilaku karyawan melalui penyusunan kamus kompetensi yang menjelaskan perilaku yang diharapkan pada setiap level. Kamus kompetensi ini akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan berdasarkan pengamatan perilaku nyata yang sesuai dengan kamus.
2. REVIEW SINGKAT
• RSUD dr. M. Soewandhie bermaksud untuk menerapkan
budaya Santun-Integritas-Profesional sehingga tercermin ke
seluruh perilaku karyawannya
• Untuk mencapai maksud tersebut, perlu disusun suatu acuan
berperilaku berdasarkan budaya atau nilai dasar tersebut di atas,
yang disebut sebagai KAMUS KOMPETENSI
• Kegunaan kamus kompetensi adalah untuk menjawab
pertanyaan2 sbb:
“Perilaku apa sajakah yang harus diwujudkan oleh setiap
karyawan?”
“Bagaimanakah memastikan bahwa perilaku yang diwujudkan
oleh karyawan sudah sesuai dengan yang diharapkan?”
3. REVIEW SINGKAT
Metode yang sudah disepakati pada pertemuan yang lalu adalah:
“PENILAIAN KINERJA BERBASIS KOMPETENSI”
Dimana perilaku S-I-P diperlakukan sebagai salah satu bentuk
kompetensi perilaku (bedakan dengan kompetensi teknis). FYI,
untuk mengukur kinerja berbasis kompetensi, yang diukur adalah
perilaku yang ditampilkan, dan dicocokkan dengan kamus
kompetensi yang sudah disiapkan.
4. REVIEW SINGKAT
SEKILAS SOAL PENGUKURAN
• Pengamatan dan pencatatan pada sampel perilaku
• Wawancara kompetensi (Behavior Event Interview, BEI)
• Angket/survai pada pelanggan & rekan kerja
• Penilaian sejawat (Peer-rating)
• Pencatatan Kejadian Kritikal (Critical Incident Technique)
Jumlah penilai bisa dibagi dalam model Top-Down (dinilai atasan), 180
(atasan dan rekan kerja), atau 360 (atasan, rekan setim, rekan luar tim,
pelanggan, bawahan, diri sendiri). Untuk tahap awal penerapan, lebih baik
gunakan model Top-Down.
5. REVIEW SINGKAT
Gambaran singkat cara menilainya:
• Penilai (dalam hal ini atasan langsung) mencatat kejadian2 di luar
kebiasaan yang dilakukan oleh bawahan langsungnya (kejadian di
luar kebiasaan bisa berarti negatif, bisa juga positif).
• Pada akhir periode penilaian, dibuatlah narasi singkat yang
merupakan simpulan dari perilaku bawahan yang relevan dengan
satu kompetensi selama periode penilaian
• Narasi singkat ini dicocokkan dengan gambaran perilaku kunci pada
kamus kompetensi, mencapai skor skala berapa
• Lakukan pada kompetensi2 lainnya
• Hasilnya berupa profil dan skor bawahan ybs, bisa dibandingkan
dengan bawahan lainnya dalam satu organisasi
6. CONTOH KAMUS KOMPETENSI
KOMUNIKASI
Kemampuan untuk menyampaikan dan menangkap pesan secara efektif
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Menyimak dan Melakukan Menyesuaikan Mengkomunika Berkomunikasi
menyampaikan komunikasi gaya komunikasi sikan pesan secara strategis
pesan secara timbal-balik dengan orang yang kompleks
jelas lain
• Menyimak • Meminta dan Menyesuaikan isi Mengkomunikasik • Menyusun
tanpa menyela memberi komunikasi, cara, an topik yang strategi
• Menyampaika umpan balik wahana, dan kompleks secara komunikasi
untuk mencapai
n pesan secara • Mendiskusikan bahasa tubuh jelas kepada tujuan
jelas dan perbedaan sesuai dengan pendengar dari • Memperhitungk
runtut pandangan karakter dan latar beragam an aspek
• Mengecek belakang lawan karakteristik kebijakan
pemahamanny bicaranya organisasi dalam
a atas pesan komunikasinya
7. CONTOH LAINNYA:
ORIENTASI BERPRESTASI
Dorongan untuk mencapai hasil kerja sesuai • Pengerahan upaya • Penetapan target
dengan standar yang ditetapkan • Semangat kerja • Perhitungan resiko
“Ceritakanlah saat dimana anda berhasil mencapai prestasi yang paling anda banggakan dalam bekerja.
Tugas apakah itu? Situasi apa yang anda hadapi? Bagaimana cara anda mencapai target? Bagaimanakah
hasilnya?”
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Menyadari adanya Mencapai target Berusaha Melampaui target Menginspirasi
target sesuai standar melampaui target peningkatan kinerja
Menunjukkan Melakukan usaha Mempunyai inisiatif Menetapkan target Berani menetapkan
keinginan untuk yang sesuai dengan untuk membuat kerja yang lebih dari target kerja yang
mencapai target standard kerja dalam perubahan cara yang ditetapkan oleh mengarah pada
namun belum rangka mencapai kerja agar menjadi manajemen dan paradigma baru
menunjukkan target yang telah lebih efektif diikuti dengan sehingga sukses
perbaikan cara kerja ditentukan. sehingga berhasil tindakan nyata dan memberikan
mencapai target efektif untuk semangat pada
yang telah mencapai sasaran organisasi dalam
ditetapkan. tersebut. mencapai target
bersama-sama.
8. MENGENAI JENJANG SKALA
• Jumlah jenjang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Terlalu sedikit
akan memberikan gambaran yang terlalu umum dan tidak dapat memilah
karyawan dengan jelas. Terlalu banyak akan menyulitkan saat menyusun
dan melakukan penilaian (antara 4-8).
• Peningkatan jenjang (progresi) bisa berdasarkan:
• Lingkup tugas, merentang mulai dari tugas2 yang sama di lingkungan
terbatas, hingga tugas2 beragam di lingkungan yang luas
• Konteks, karakteristik penyelesaian tugas, mulai dari umum sampai yang
spesifik
• Kompleksitas, jenis tugas yang diselesaikan, mulai dari tugas rutin
sederhana hingga tugas yang rumit dan canggih
• Otonomi, tingkat supervisi yang dibutuhkan dan derajat pengambilan
keputusan
9. PROGRESI JENJANG KEAHLIAN
Konsep Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Lingkup/ Hanya sejauh Dilakukan dalam Melakukan fungsi Melakukan aktivitas Menjalankan
melaksanakan tugas lingkup yang lebih unit/departemen kerja kompleks aktivitas lintas
Konteks pokoknya, luas & konteks yang secara penuh, profesional/ teknis organisasi,
diterapkan dalam dikenal, dengan konteks bisa dikenal dalam lingkup luas menghadapi
situasi sangat rutin aktivitas kerja bisa juga tidak, dan konteks yang konteks yang luas &
& tertentu periodik menjadi aktivitas kerja beragam amat beragam
kompleks dan tidak kompleks dan
rutin. kurang rutin
Kompleksitas Menjalankan tugas2 Menjalankan tugas Sering menjalankan Menjalankan tugas Mengelola proyek
dasar & rutin pada tingkat relatif tugas yang jelas2 di yang mengandung yang kompleks dan
lanjut secara tingkat lanjut kompleksitas teknis multi-segi
periodik tinggi setiap hari
Otonomi/ Tidak/ sedikit Memiliki sejumlah Tanggung jawab Otonomi pribadi Otonomi pribadi
mengambil tanggung jawab/ yang nyata. substansial, sering berderajat tinggi,
Tanggung keputusan otonomi pribadi, Otonomi dalam menuntut tanggung bertanggung jawab
Jawab jarang melakukan tugas & jawab formal atas penuh atas tugas
membutuhkan tanggung jawab; pekerjaan orang lain orang lain dan
kerjasama anggota tugas menuntut dan pembagian distribusi sumber
kelompok untuk pengarahan anggota sumber daya lintas daya substansial
mencapai tujuan kelompok unit/ departemen
10. CONTOH NARASI & SKORINGNYA
Definisi # Definisi Narasi #
Kemampuan 3 Menyesuaikan Selama periode penilaian, Budi beberapa kali 4
untuk gaya mendapatkan sejumlah kesempatan untuk
menyampaikan komunikasi melakukan penyuluhan mengenai 1 topik di
dan menangkap dengan orang hadapan ibu2 PKK. Di setiap
pesan secara lain kesempatannya, ia menyesuaikan bahasa
yang digunakannya dengan bahasa
KOMUNIKASI
efekti
audiensnya. Bahasa ini diketahuinya pada
menit2 awal penyuluhan dengan cara
melontarkan sejumlah pertanyaan sederhana
untuk dijawab peserta. Dari jawaban2
pesertanya, ia memperkirakan taraf
pengetahuan dan gaya bahasa mereka.
Dengan cara demikian, pemahaman perserta
lebih baik, terbukti dari skor rata-rata post-
test yang diberikan cenderung lebih tinggi
daripada rekan-2 lainnya sesama penyuluh.
11. CONTOH NARASI & SKORINGNYA
Definisi # Definisi Narasi #
Dorongan 2 Mencapai Ani adalah karyawan yang rajin. Waktu itu 2?
untuk target sesuai saya menghadapi masalah keluarga yang
mencapai hasil standar menuntut saya untuk meninggalkan kantor
ORIENTASI BERPRESTASI
kerja sesuai lebih cepat, padahal saya harus meyiapkan
dengan standar presentasi di adapan pimpinan besoknya.
yang ditetapkan Saya putuskan untuk memanggil Ani karena
seingat saya dia orangnya teliti. Oleh karena
itu saya percayakan penyelesaian presentasi
itu kepada Ani dan rekan2 1 timnya dengan
pesan agar siap untuk saya ambil pada pagi
harinya. Keesokan harinya ketika saya tiba di
kantor, mereka menyerahkan hasil kerja
mereka. Setelah saya teliti, saya cukup puas
dengan hasilnya meski masih harus saya
koreksi sedikit.
12. CONTOH PROFIL KOMPETENSI
SKOR
# NILAI DASAR ORGANISASI
1 2 3 4 5
1 SANTUN
Menunjukkan penghormatan terhadap keragaman individu X
sesuai dengan norma yang berlaku
2 INTEGRITAS
Berkata dan berperilaku yang menunjukkan keselarasan X
dengan nilai-nilai luhur yang berlaku secara universal
3 PROFESIONAL
Menerapkan keahlian dan etika yang diperlukan untuk X
menghasilkan kinerja berstandar prima
SKOR RATA-RATA (dari skala 5) 3,33
% PENCAPAIAN TARGET 67%
13. TUGAS KITA HARI INI ADALAH:
MENYUSUN KAMUS KOMPETENSI PERILAKU
SANTUN – INTEGRITAS – PROFESIONAL
• Terdiri dari : Definisi kompetensi, Perilaku kunci tiap level, Definisi level
• Untuk lebih efisiennya, forum dibagi 3 kelompok, tiap kelompok
membahas 1 kompetensi
• Tips agar kamus yang dibuat bisa dipakai (tidak terlalu sulit dan tidak
terlalu mudah): “Bayangkanlah seseorang yang benar2 bekerja di RS ini,
yang perilakunya paling kurang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Lalu tulislah perilaku2 apa saja darinya di jenjang terbawah kompetensi.
Kemudian, bayangkanlah orang lain yang perilakunya melampaui harapan
kompetensi tersebut, lalu tuliskanlah di jenjang tertinggi. Lalu, isilah
jenjang2 di antaranya dengan perilaku peralihan di antara keduanya.”
• Kalau sudah jadi, dipresentasikan agar bisa disempurnakan oleh peserta
lainnya.
14. LANGKAH-LANGKAHNYA:
1. Tuliskan nama kompetensi (gampang, tho?)
2. Tentukan definisinya ATAU
3. Perilaku intinya terlebih dahulu (bisa brainstorming pake
mindmap)
4. Tentukan definisi tiap jenjang ATAU
5. Indikator perilakunya terlebih dahulu (jangan lupa tips yang di
depan tadi)
6. Kalau ada kesulitan, mari kita diskusikan