SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 103
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Acute Abdomen at a glance
Muhammad Al Anas
Clinical prep for Dept. of Surgery
2022
• Akut Abdomen :
- Sering disebut ’emergensi abdomen‘
- Suatu keadaan atau kasus nyeri abdomen yang hebat yang
berlangsung hingga 6 jam atau lebih, pada penderita yang
sebelumnya baik-baik saja, dikarenakan kondisi atau kasus
bedah.
• Kondisi atau kasus bedah ini sering dikenal dengan istilah “ 4 P”:
- Peradangan / infeksi
- Perforasi / bocor
- Penyumbatan / obstruksi
- Perdarahan / hemorrhagi
• Semua keadaan diatas memerlukan tindakan/ penatalaksanaan
segera dan pada umumnya diakhiri dengan Keputusan Bedah
Emergensi, sambil dilakukan tindakan Stabilisasi pasien terlebih
dahulu sebelum atau durante operasi di meja operasi.
• Semua usaha harus dilakukan untuk
mendiagnosa problema akut abdomen tersebut
secepat mungkin; dengan Anamnesa dan
pemeriksaan fisik yang cermat.
• Pemeriksaan pendukung seperti :
- Test Laboratorium
- Test Radiologik
dapat membantu untuk menegakkan Diagnosa
dan pengambilan keputusan Tindakan yang
akan dilakukan.
A. Riwayat
1. Usia
à usia dapat bermakna menentukan penyebab akut
abdomen
2. Nyeri
- bilamana dan bagaimana nyeri
( tanyakan juga kapan makan terakhir)
- Sifat ( tumpul, rasa terbakar, kolik)
- Berat/hebat nyeri
- Kesinambungan (menetap, hilang timbul)
- Lokasi pada awal mulanya dan saat ini
- Penjalaran nyerinya bagaimana
- Reaksinya pada pernafasan, gerak, posisi, makan,
defekasi, mikturisi
3. Muntah
Anoreksia, nausea dan vomitus adalah merupakan manifestasi
yang berbeda-beda tingkatannya, dari mekanisme yang sama.
Amati tehadap sifat-sifat ini :
a. Waktu mulainya
b. Frekwensi dan persistensinya
c. Sifat ; hati-hati jika cenderung berulangkali muntahnya
( catat : ada tidaknya Hematemesis )
4. Defekasi
a. Diare ( frekwensi, konsistensi, sifat, kontinensia, hematoskesia)
b. Konstipasi ( bekurangnya gerakan usus besar)
Obstipasi ( berhentinya gerakan usus besar sama sekali )
INGAT....è Kegagalan mengeluarkan feses atau flatus dalam
waktu 24 jam à adanya obstruksi Intestinal
5. Demam
- perhatikan waktu timbulnya
- ada tidak Rigor/ menggigil
à tanda terjadinya bacteremia/ viremia
- Bagaimana kaitan demam dengan nyeri yang timbul
6. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Penyakit atau operasi abdomen
b. Penyakit sitemik dan organik yang lain
c. Trauma terdahulu, atau sebelumnya
d. Riwayat Menstruasi ( bagi wanita ) :
- Daur menstruasi yang terakhir
- penggunaan kontrasepsi oral
e. Riwayat penggunaan obat-obatan
PANDUAN UNTUK ANAMNESE dan
PEMERIKSAAN FISIK
• Lokasi/ Topografi organ :
Pembagian 9 Regio
Abdomen
EPIGASTRIUM
LEFT
HYPOCHONDRIUM
RIGHT
HYPOCHONDRIUM
RIGHT
LUMBAL
LEFT
LUMBAL
UMBILICAL
RIGHT ILIAC LEFT ILIAC
HYPO
GASTRIUM
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kesan Umum
a. Ekspresi wajah ( merah, pucat, cuping hidung )
b. Posisi dan kegiatan di tempat tidur.
2. Tanda-tanda vital ( Suhu, RR. HR, BP )
3. Dada
ada tidak tanda-tanda pneumonitis
4. Abdomen
Pengamatan dan pemeriksaan pada abdomen akan memberikan
banyak informasi tentang akut abdomen :
1. Inspeksi
2. Auskultasi
3. Palpasi
4. Perkusi
( catt: urutan pemeriksaan berbeda dengan Pem. Fisik rutin)
5. Colok Dubur / digital rectal examination
à wajib pada kelainan abdomen.
1. INSPEKSI
• TEGAK / BERDIRI
• TIDUR TELENTANG
– BERDIRI
• TIDAK SELALU MUNGKIN, TERGANTUNG KEADAAN PASIEN
• BISA MELIHAT ADANYA TONJOLAN PADA DINDING ABDOMEN
– HERNIA UMBILIKALIS, HERNIA INGUINALIS,HERRNIA
CICATRICALIS
– Ada tidak luka di dinding perut
– TIDUR TERLENTANG
• SECARA SISTEMATIS DIPANDANG KESELURUHAN DINDING
ABDOMEN
• SECARA ANATOMIS DIPANDANG MULAI DARI
HYPOCHONDRIUM KANAN, EPIGASTRIUM, HYPOCHONDRIUM
KIRI, LUMBAL KIRI, UMBILICAL, LUMBAL KANAN, ILIACA KANAN,
HYPOGASTRIUM, ILIACA KIRI, TANPA ADA DAERAH YANG
TERLEWATI
• Ada tidak Distensi/ kembung, luka (dengan atau tanpa usus yang
keluar)
TUJUAN
• MELIHAT KELAINAN BENTUK
• KELAINAN PERGERAKAN
PERNAFASAN
• BENJOLAN
• BEKAS JARINGAN PARUT
2. AUSKULTASI
• MENGGUNAKAN STETOSKOP
• MENDENGAR SUARA BISING USUS DENGAN MELETAKKAN
STETOSKOP PADA DINDING ABDOMEN
• MERUPAKAN SUARA CAIRAN ALIRAN USUS YANG BERGERAK
SESUAI ALIRAN PERISTALTIK
• SUARA AKAN MENINGGI PADA ILEUS OBSTRUKTIF (SUMBATAN
PADA ISI USUS)
TERJADI HYPERPERISTALTIK DIMANA BISING USUS MENJADI
SANGAT NYARING DISEBUT BORBORYGMI ATAU SIGNE DE
SOUX
• PADA ILEUS OBSTRUKTIF JUGA BISA DIJUMPAI SUARA SEPERTI
LOGAM BERDENTING (METALIC SOUND)
• SUARA PERISTALTIK BISA MELEMAH SAMPAI MENGHILANG
PADA
– DIFFUSE PERITONITIS
– ILEUS PARALYTIC
3. PALPASI / PERABAAN
• MENGGUNAKAN 4 JARI TANGAN KANAN (2-5)
• WITH ‘LADIES HAND’
• PENEKANAN / PERABAAN DINDING ABDOMEN DENGAN
UJUNG-UJUNG JARI
• ARAH MULAI DARI HYPOCHONDRIUM KANAN à
EPIGASTRIUM à HYPOCHONDRIUM KIRI à LUMBAL
KIRI à UMBULIKAL à LUMBAL KANAN à ILIAKA KANAN
à HYPOGASTRIUM à ILIAKA KIRI
• APAKAH ADA NYERI TEKAN, BENJOLAN, TEGANG OTOT
(DEFENSE MUSCULAIR)
• BILA PERLU PALPASI BIMANUAL DENGAN DUA TANGAN
UNTUK MENDORONG BENJOLAN KEATAS
• TENTUKAN BESAR BENJOLAN, PERMUKAAN,
KONSISTENSINYA, NYERI, TIDAK NYERI
LOKASI
• PERUT KANAN ATAS : LIVER, GALL BLADDER
• EPIGASTRIUM : STOMACH
• KIRI ATAS : LIMPA, FLEXURA LIENALIS
• PERUT KANAN : GINJAL KANAN, ASCENDING
KOLON
• PERUT KIRI : GINJAL KIRI, DESCENDING
KOLON
• BAWAH KANAN : CAECUM, APPENDIX,
OVARIUM KANAN
• BAWAH KIRI : RECTUM, OVARIUM KIRI
• HYPOGASTRIUM : UTERUS, BULI-BULI
(URINARY BLADDER)
4. PERKUSI
• MENGETOK RUAS AKHIR / SENDI ANTARA RUAS
2-3 JARI TENGAH TANGAN KIRI DENGAN JARI
TENGAH TANGAN KANAN
• ARAH KETOKAN SESUAI TOPOGRAFI DI ATAS
• TYMPHANI
– SUARA NYARING PADA KETOKAN DISEBABKAN
ADANYA UDARA PADA USUS
– TIDAK DIJUMPAI SUARA TYMPHANI; BILA ADA BENDA
PADAT/ TUMOR PADA USUS
• SUARA PEKAK HATI NORMAL SELALU BEDA
– BILA ADA PERFORASI DARI USUS, GASTER, MAKA
UDARA AKAN BERADA DI CAVUM ABDOMEN BAGIAN
ATAS à MAKA SECARA BEDA BERUBAH JADI
TYMPHANI
PERKUSI
• NYERI KETOK BISA DIJUMPAI PADA ADANYA
PERADANGAN DALAM RONGGA ABDOMEN
• PERKUSI ABDOMEN BISA MENENTUKAN
ADANYA CAIRAN BEBAS DALAM RONGGA
ABDOMEN. MISALNYA PADA ASCITES ATAU
PERDARAHAN DALAM CAVUM ABDOMEN
– CARA :
• PASIEN BARING BIASA à PERKUSI KE LATERAL SAMPAI
SUARA TYMPHANI MENJADI BEDA
• KEMUDIAN PASIEN DIMIRINGKAN KESEBELAHNYA DAN
DIPERKUSI MAKA SECARA BEDA AKAN MENJADI TYPHANI
LAGI
5. RECTAL TOUCHER / COLOK DUBUR
• UNTUK MENGETAHUI ADANYA KELAINAN
PADA RECTUM DAN ANAL CANAL
• PENILAIAN :
– PERINEUM / ANUS SEKITARNYA
– TONUS SPHINCTER ANI / MUCOSA
– DAERAH NYERI
– PROSTAT (PADA LAKI)
– MASSA : TUMOR
– ISI AMPULA RECTI
• FECES
• LENDIR
• DARAH
• ........kelalaian melaksanakan RT/ DHN è
tidak terdeteksi suatu tumor/ karsinoma
recti àtiadak dapat dimaafkan bagi
seorang dokter apalagi seorang surgeon
!!
• .......merupakan pemeriksaan rutin/ wajib
è pada pemeriksaan abdomen di bagian
bedah.
Tanda-tanda Lain :
1. Tanda Iliopsoas
à adanya peradangan pada otot iliopsoas
dan sekitarnya. Baik posisi terlentang atau
berbaring miring.
2. Tanda Obturator
à adanya peradangan pada otot obturator
internus.
3. Tanda Murphy ( murphy’s sign )
à memeriksa adanya peradangan acut pada
kandung empedu
4. Dan beberapa tanda-tanda lain seperti : Mc
Burney, Rovsign sign, dll.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
1. Darah (rutin / lengkap)
a. Hematokrit
à perdarahan atau dehidrasi
b. Jumlah dan Hitung jenis Leukosit
à bermakna bila nilainya abnormal
( nilai normal tak menyingkirkan kemungkinan tindakan
bedah)
c. Amilase
Dapat meningkat pada beberapa keadaan selain pankreatitis,
seperti : perforasi, obstruksi intestinal, dan iskemia intestinal.
d. Elektrolit, kreatinin, bilirubin, dll , berguna pula.
2. Urinalisa ; meliputi : BJ, Glukosa, Albumin, darah, lekosit,
silinder, dan bakteria
3. Pemeriksaan Cairan Peritoneal
à diperiksa terhadap adanya kemungkinan : darah, bakteria, amilase
Cara pengambilannya dengan DPL / parasintesis
2. Radiologi
a. Plain foto abdomen/ BNOànon zat
kontras
# 3 posisi ( supine, ereck dan LLD)
b. Ba-sulfat (=barium enema)à zat
kontras
c. Urografi Intravena / IVP double
kontras à curiga cedera saluran kemih
Foto Polos Abdomen 3 posisi
• Supine / telentang
• Left lateral decubitus
• Erect / tegak
Foto Polos Abdomen 3 posisi
Air fluid level
3. Pemeriksaan khusus
1. Endoskopi
2. Sigmoidoskopi dan colonoskopi
3. USG abdomen (upper/ lower)
4. CT Scan Abdomen (kontras dan non
kontras)
5. Angiografi
6. Scan Radionuklir à ex: Diagnosa
Cholecistitis acut
Early unenhanced CT was a good indicator
of severity of acute pancreatitis
Warko Karnadihardja, Bandung 2005
4. Pemeriksaan Tambahan lain
- Diagnostic Peritoneal Lavage / DPL
* sering dilakukan pada pasien trauma curiga
perdarahan abdomen
“ dimasukkan lar NaCl fisiologis ke dalam
rongga abdomen melalui jarum abbocat
à melihat warna cairan è bercampur
darah atau tidak ( secara makro atau
mikro )”
5. Teknik Laparoskopi ...(sebelumnya sering pada Obgyn)
Disamping sebagai teknik operatif juga untuk
diagnostik
PENATALAKSANAAN AKUT
ABDOMEN
1. Bila diagnosa belum pasti/tegak à nilailah berulang kali (diagnosa harus segera
mungkin ditegakkan).
Sambil menegakkan diagnosa segera secara sekuensial dan simultan dilakukan ‘
NIDA ‘ ; (tindakan stabilisasi pasien)
- Nuchter / Puasa
- Infus à pasang IV line ( resusitation )
- Decompression à NGT , DC ( untuk Drainage
dan Monitor )
- Antibiotika , jika diperlukan ( pada akut abdomen sering
terjadi invasi kuman / infeksi).
Analgetika , HATI-HATI DIBERIKAN !!! à karena dapat mengakibatkan hilangnya
tanda-tanda obyektif (nyeri) penderita è sering mengaburkan pemeriksaan à
Diagnosa sulit ditegakkan
2. Keputusan penting lainnya adalah à Menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah
Kasus Bedah atau Non bedah.
Bila yaa è penderita dilakukan tindakan stabilisasi secepat mungkin, harus
dipersiapkan sesegera mungkin dan ditangani sebaik mungkin, bila perlu operasi
Emergensi.
Bila Non Bedah è penderita tetap dilakukan tindakan stabilisasi sesegera mungkin
dan segera dilakukan konsultasi kepada ahli nya yang berkompeten.
3. Bila perlu pasien dipersiapkan ICU / HCU à baik preop atau post op
Kelainan atau Penyakit penyebab
Akut Abdomen
I. PERADANGAN / Infeksi
Infeksi atau peradangan tanpa disebabkan suatu trauma pada
abdomen dapat terjadi pada :
1. Sebagian dari usus seperti pada :
- appendicitis
- divertikulitis
2. Suatu organ abdomen seperti pada :
- pankreatitis
- kantong empedu
3. Dinding rongga peritoneum seperti
peritonitis karena penyebaran fokus infeksi
seperti dari: appendiks à appendicitis
kantong empedu à cholecystitis
pankreas à pankreatitis
divertikula à divertikulitis
è è è PERITONITIS atau DIFUS PERITONITIS
1. APPENDICITIS
-Radang pada appendix vermicularis/ umbai cacing/ usus buntu
Appendicitis is the most common cause of abdominal sepsis
Appendicectomy is the most common emergency surgical operation
-Appendicitis :
1. Acut
2. Kronis
-Appendicitis Akut :
- biasa usia 20 – 30 thn
- laki-laki >> wanita
- jarang pada anak < 2 thn
- pada anak > thn dan orang tua gampang bocor (proximal menyempit)
- Penyebab :
1. Non Obstruktif
2. Obstruktif/ sumbatan pada appendix
-Fungsi dari appendix belum diketahui è jika meradang (total) è peritonitis &
komplikasi
Kardinal Sign dari Akut Appendicitis
• Abdominal pain for less than 72 hours
• Vomiting 1-3 times
• Facial flush
• Tenderness concentrated in the right iliac fossa
• Rebound tenderness in the right iliac fossa
• Anterior tenderness on rectal examination (9-11
positions)
• Fever between 37,3 and 38,5 C
• No evidence of UTI on urine microscopy
Appendix locations
Tanda Khas Lainnya Appendicitis
Akut
• 1. Mc. Burney Sign
nyeri tekan daerah caecum/ Mc Burney
• 2. Blumberg Sign
nyeri lepas pada fossa iliaka kanan
• 3. Rovsing Sign
nyeri tekan pada kontra lateral
• 4. Obturator Sign
• 5. Psoas Sign
Tindakan Operasi pada appendicitis adalah
Appendectomy (= Appendisectomy)
2. Cholecystitis
• Infeksi pada kantong empedu
• Sering disertai dengan adanya batu kandung
empedu (cholelithiasis)
• Nyeri di daerah epigastrium kanan yang
menetap disertai tanda-tanda peritonitis lokal
• Bila masih dijumpai bising ususà perforasi usus
disingkirkan
• Umumnya Konservatif dulu, setelah tenang 9-12
minggu kemudian operasi
• Operasinya : - Open Cholecistektomi
- Laparoskopi Cholecistektomi
3. Pankreatitis
• Timbul agak lambat (pankreas retroperitoneal lokasinya)
• Keluhan Utama :
- Muntah – muntah
- nyeri epigastrium yang tidak berpindah dan makin
parah
- nyeri tekan tetapi kejang otot jarang
• Penanganannya:
- konservatif
- puasa untuk istrahat
- diet
- Antibiotika
• Operasi, pada beberapa kasus yang indikasi operasi
(berat)
II. Perforasi (Saluran Cerna)
• Jenis-jenis :
1. Perforasi ulkus peptikum
2. Perforasi ileitis terminalis pada tifoid
3. Perforasi Divertikulitis
4. Perforasi akibat obstruksi tumor Maligna
5. Perforasi Appendicitis
6. Perforasi akibat Trauma
- Tajam (penetrate)
- Tumpul (blunt)
• Perforasi è Peritonitis (Diffus)
GEJALA & TANDA PERITONITIS
Lokal → rangsangan peritoneal
- nyeri tekan
- nyeri lepas
- tegang
- defance musculer
- pekak hati menghilang
- bising usus menghilang
Umum : Fungsi usus hilang
- muntah hijau
- tdk b.a.b / flatus
Pemeriksaan colok dubur:
- Spincter ani : longgar
- Mukosa : nyeri tekan seluruh
lapangan
- Sarung tangan : kadang-kadang
bisa dijumpai darah
GEJALA SISTEMIK
- gelisah, kesadaran menurun
- shock, takikardi
- demam tinggi
- gejala septic shock
- gejala gangguan pernafasan
- gejala gangguan fungsi ginjal
GAMBARAN RADIOLOGIS
- distensi udara dalam usus halus /
besar
- dinding usus menebal o.k cairan
dan eksudat
- preperitoneal fat menghilang
- bayangan psoas menghilang
- adanya udara bebas
pneumoperitoneum
- subdiaphragma
- fossa iliaca
- adanya batas udara-cairan / air fluid level
Pneumoperitoneum akibat
Perforasi
• Foto thorax erect.
• Tampak gambaran
udara bebas
subdiafragma kanan
dan kiri.
• Pneumoperitoneum
àemergency
surgery
GAMBARAN LABORATORIUM
- Leukositosis 17.000 -
25.000 / mm3
- shift to the left
- hemokonsentrasi o.k dehidrasi
- Acidosis metabolik / respiratori
PENATALAKSANAAN
- total bed rest
- puasa
- NGT → decompresi
- atasi shock → infus cairan &
elektrolit
- beri oksigen
- beri AB broadspektrum
TINDAKAN PEMBEDAHAN
Tujuan : - stop kontaminasi
- bersihkan rongga perut
dari benda asing
- drainase cairan
Stop kebocoran
→ reparasi simple atau eksisi
reparasi
Bersihkan rongga perut
- dari nanah / feses
- lavase banyak untuk mengurangi
jumlah kuman
Drain : utk mengalirkan onggokan
pus, darah atau sisa cairan pencuci
PROGNOSA
Waktu : Interval perforasi → operasi
< 24 jam mort. rate : 5%
> 4 hari mort. rate : 8%
Keadaan umum
- jelek : 100 % †
- baik : 4 % †
Usia : tua è jelek
muda è baik
Perbaikan prognosa :
- diagnosa cepat ditegakkan
- pengelolaan yang tepat
- operasi segera...!!!
III. Penyumbatan / Obstruksi
HAMBATAN SALURAN PENCERNAAN
= INTESTINAL/ COLON OBSTRUCTION
(= ILEUS OBSTRUCTION)
Definisi : hambatan total pada pasase isi usus
Klinis : 2 jenis 1. Dynamic = mekanik
= obstruksi
2. Adynamic = paralytic
= neurogenic
Dynamic Obstruction
« penyebab :
1. intralumen : faecolith, cacing, batu empedu, biji (markisa)
2. dinding : atresia, striktura (peny. Crohn), tumor
3. luar dinding: hernia incarcerata, adhesie, volvulus, intussuception.
« Klinis dibagi 3 type :
1. Akut obstruksi
Ø Sering pada usus kecil
Ø Rasa nyeri tiba-tiba di daerah pusat
Ø Muntah-muntah
Ø Distensi
Ø Konstipasi
Causes Intestinal Strangulation (obstruction)
Intestinal strangulation (cutting off of the blood supply to the intestine)
usually results from one of three causes.
2. Kronik obstruksi
Ø Sering pada usus besar
Ø Nyeri kolik pada perut bgn bawah dgn konstipasi absolut
Ø Distensi datang belakangan
3. Obstruksi kronik yg tiba-tiba jadi akut
= Chronic exacerbation acute
Ø Dimulai dr sumbatan pada usus besar yg merambat ke usus kecil
Patologi
Ø Usus di atas sumbatan berusaha mengatasi sumbatan dgn
meninggikan peristaltik è bisa beberapa hari. Lama-lama usus letih
è flaccid & paralyse
Ø Usus di bawah sumbatan mula-mula normal sampai dengan 2-3 jam
è isi bisa dikeluarkan. Lama-lama usus ini (yg kosong) menjadi
immobil, contracted dan pucat è bila berketerusan è mati
Ø Distensi. Terjadi pada bgn proximal segera setelah terjadi
sumbatan.
Terjadi ok : - penumpukan gas
- cairan ( saliva 3500 cc, gastri 2500 cc, bile+pancreatic
1000 cc, succus entericus 3000 cc. Total 8000 cc.)
Terjadi perubahan pertukaran cairan dan elektrolit pd bgn atas
sumbatan shg trjadi gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan.
Gangguan peredaran pembuluh darah pd dinding usus akibat
tekanan intraluminal á à terjadi ischemic pd end arteri dinding usus
Ø Transmigrasi bakteri & usus
Dengan terganggunya dinding usus è toxin & produk dr tissue
autolysis è menembus rongga peritoneum è peritonitis
Ø Close loop obstruction
Terjadi pada intestinal strangulasi.
Bisa dijumpai pada : stricture ok tumor pada colon è aliran usus
terhambat, Sedangkan ileocaecal valve menahan agar isi usus tidak
kembali ke ileum è tek áá è menekan pembuluh darah pada
dinding usus è ulcerasi è gangrene è perforasi.
Tanda-tanda Klinis :
1. Abdominal pain
§ datang tiba-tiba (kolik) interval 3 – 5 mnt.
§ Nyeri terutama daerah umbilikus è menyebar ke seluruh abdomen.
2. Muntah
§ Ileus letak tinggi è muntah sangat menonjol terutama sehabis
minum – makan
§ Muntah mula berwarna hijau
§ Bila obstruksi berlangsung lama
è muntah kental dan coklat
è menandakan keadaan umum berat
3. Distensi abdomen
§ Besar distensi tergantung lokasi
§ Makin rendah / lama è makin besar distensi
4. Konstipasi
§ Pada obstruksi total setelah bgn distal dari sumbatan dikeluarkan,
maka akan dijumpai konstipasi dimana tidak dijumpai faeces dan
flatus è Absolut Constipation
5. Dehidrasi
§ Muntah – muntah hebat
§ Kegagalan absorbsi isi usus
è kulit kering, lidah kering, mata cekung, urine output â, urine
pekat.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
§ Abdomen distensi
§ Perhatikan adanya Hernia Incarcerata
§ Darmsteifung : gerakan peristaltik usus yang terlihat pada dinding
abdomen
Palpasi
§ Dilakukan sistematis sesuai dengan topografi
§ Apakah ada nyeri tekan
§ Kemungkinan teraba massa tumor
Perkusi
§ Tidak banyak memberi petunjuk
Auskultasi
§ Suara peristaltik áá
nyaring = Borborygmi
§ Terdengar suara metalic sound ( logam berdenting )
Rectal Examination / Rectal Toucher / Colok Dubur
§ Sphincter : tonus melemah
§ Ampula recti : kosong
§ Kemungkinan teraba tumor pada rectum
Pemeriksaan Tambahan
§ Lab : Hb á, hematokrit á ok dehidrasi.
§ Radiologi :
« Plain abdominal foto posisi tegak
è gambaran fluid level
« Barium Enema
è gambaran tumor
è gambaran invaginasi
Ileus Obstruksi
• Foto polos abdomen
posisi erect
• Tampak gambaran
batas udara-air yang
multipel dan
bertingkat-tingkat
(multiple air-fluid
level) à step ladder
appearance
Plain film of sigmoid volvulus.
(Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple
University Hospital.)
• “Coffee bean”
appearance
Barium enema of sigmoid volvulus.
• Contrast agent and
air fills rectum and
distal sigmoid colon.
The contrast agent
stops abruptly at the
point of torsion.
(Courtesy of Dina F. Caroline, M.D.,
Ph.D., Temple University Hospital
Caecum Volvulus
• The contrast stops abruptly at
the proximal end of the hepatic
flexure (arrowhead). The
dilated, air-filled cecum
crosses the midline of the
abdomen toward the left upper
quadrant (arrows).
(Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D.,
Temple University Hospital.)
complete small bowel obstruction.
• Upright film shows
multiple, short, air-
fluid levels arranged
in a stepwise pattern.
(Courtesy of Melvyn H. Schreiber, M.D., The
University of Texas Medical Branch
complete small bowel obstruction.
• Supine film shows
dilated loops of
small bowel in an
orderly
arrangement,
without evidence of
colon gas.
constricting carcinoma.
• Barium enema
demonstrating “apple
core” or “napkin ring”
lesion, caused by a
constricting
carcinoma.
polypoid carcinoma
• Barium enema
demonstrating a polypoid
carcinoma arising in the
cecum of a 35-year-old
woman (arrows).
(Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple
University Hospital.)
Penanggulangan
Darurat
§ Perbaiki dehidrasi & elektrolit
è infus Ringer Laktat
memperbaiki hipovolemic
- mengoreksi & mempertahankan elektrolit dalam darah
è dimonitor dengan melihat banyaknya urine yang keluar setelah
rehidrasi
§ Decompresi è NGT. Catheter.
Definitif
Operatif è ditujukan pada penyebab obstruksi
§ Hernia è Herniotomy
§ Penyebab intraabdomen è Laparotomy
- membebaskan adhesi
- mereposisi volvulus
- reseksi tumor
è tergantung penyebabnya.
Surgical management of adenocarcinoma
• A, Malignant tumors should be
resected
• B, End-to-end anastomosis
• (Adapted from Thompson JC: Atlas of Surgery of the
Stomach, Duodenum and Small Bowel. St. Louis, Mosby–Year
Book, 1992, p 299.)
Adenocarcinoma
Rectum
Hernia inguinalis lateralis dextra
Hernia inguinalis lateralis Stranggulata
Jika usus tidak bisa dimasukkan ke dalam
cavum abdomen è dilakukan ‘Bogata bag’
dgn plastic Sheet
IV. Perdarahan / Hemorrhagi
PENYEBAB
1. MEKANIK
2. CHEMIS
3. THERMIC
4. ELECTRIC
5. RADIASI
DEFENISI
• TRAUMA ABDOMEN :
Kekerasan dari luar yang mengenai
abdomen dan dapat menimbulkan
kerusakan dari organ-organ.
JENIS TRAUMA :
1. Tumpul
2. Tajam/ Tembus (menembus dinding
abdomen)
TUMPUL : Blunt Abdominal
Trauma
Dapat menyebabkan terjadinya robekan pada :
a. Alat intraperitoneal
- Padat : Liver, limpa
- Berongga : Usus, kandung empedu
b. Alat-alat RetroPeritoneal :
- Padat : Ginjal
- Berongga : Duodenum Part 2, Asending
Colon, Desending Colon, Vesica Urinaria
TAJAM
ØLuka tajam /tembus : menembus dinding
Abdomen
§ Stab Wound : Vulnus Abdominis
Penetrating
§ Gun Shot Wound : Luka Tembak.
A. BLUNT ABDOMINAL TRAUMA
Anamese :
- Trauma pada Abdomen
- Trafic Accident
- Trauma Olah raga
- Harus ada nyeri pada abdomen, Nyeri
bisa menjalar ke bahu, bila ada iritasi
pada diafragma akibat robekan pada
liver atau limpa.
• Pemeriksaan Fisik
v Status Generalisata:
- Keadaan umum pasien terlihat kesakitan
,gelisah ,pucat, berkeringat dingin
- Tanda Vital : Tek. Darah turun, Nadi cepat,
Pernafasan Thoracal, cepat dan dangkal
v Status Lokalisata : Keadaan Lokal Abdomen
a. Inspeksi :
Abdomen distensi : merupakan gejala buruk,
bisa dijumpai pada :
- Liver/limpa Rupture
- Perdarahan Aorta/Vena Cava
- Perforasi Organ Berongga :
lambung,usus.
- Trauma pada Organ Retro
peritoneal ( ginjal)
Pernafasan Thoracal :
- Karena rasa nyeri yang hebat pada
abdomen.
Bisa terlihat adanya hematoma pada dinding
abdomen atau bekas ban mobil.
b. Palpasi : - Nyeri sangat hebat
- Abdominal Rigidity = tegang otot =
defans muscular
Ini terjadi akibat adanya iritasi pada Peritoneum
c. Perkusi :
- Nyeri ketok pada abdomen terutama bila terjadi
peritonitis atau adanya tanda-tanda perdarahan
dalam rongga abdomen
- Pekak hati menghilang bila ada kebocoran
pada organ berongga.
d. Auscultasi :
Suara pertistaltik melemah sampai
menghilang hingga terjadi Ileus Paralitik
e. Pemeriksaan Tambahan
Rontgen Foto :
- Plain Abdominal foto yaitu posisi tegak
,telentang dan miring.
- IVP dilakukan bila ada persangkaan
gangguan ginjal atau saluran kencing.
- Dengan rontgen foto biasanya bisa dilihat
adanya : udara bebas di rongga peritoneum,
udara di rongga retroperitoneal , Foreign
Body.
• Pemeriksaan dengan Ultrasonografi/ USG
à dikenal sebagai FAST
(Focused Abdominal Sonography in Trauma)
ex : cedera Limpa
Cedera Pankreas
CT : cedera Hepar
The lost Morrison’s pouch
Perdarahan Intraperitoneal hari ke-2
f. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hb dan leukosit diperiksa setiap 1-2 jam , bila
Hb turun dan Leukosit naik à Von Slayny
Test (+)
• Serum Amylase meningkat pada trauma dari
pankreas.
g. ABDOMINAL PARACENTHESIS/
DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE
(DPL)
• Mengetahui adanya perubahan intra
peritoneal.
Caranya :
è dimasukkan 100-200 cc NaCl 0,9% ke dalam rongga
abdomen ,ditunggu 5-10 menit ,kemudian diaspirasi cairan
intra abdominal, dilihat dibawah mikroskop ,bila dijumpai
erytrocit 100.000/ mm3 maka Test (+).
Diagnostic Peritoneal Lavage
Methods
Diagnostic Peritoneal Lavage
Sangat akurat : - Darah
- Cairan empedu
- Serat
B. TAJAM
• Luka Tembus : Stab Wound
• Luka Tembak : Gun Shot Wound
Luka menembus dinding abdomen.
Tergantung besarnya luka, bisa terjadi
prolapsus dari organ-organ intra
abdominal (usus, omentum dll).
PENANGULANGAN
• a. Darurat :
- Perbaiki sistem Cardiovascular atasi
Shock dengan memasang Infus NaCl
0.9% atau Ringer Lactat.
- Perbaiki atau pertahankan jalan nafas
yang bebas dengan cara pemasangan
NGTuntuk mengurangi tekanan intra
abdominal dan untuk mencegah terjadinya
aspirasi muntahan.
• Perawatan Luka :
- Bersihkan luka dan luka ditutup dengan
kain kasa steril untuk mencegah
pertambahan kontaminasi.
- Obat-obatan analgesik harus diberikan
bila diagnosa sudah dapat dipastikan
- Bila ada luka, boleh diberikan suntikan
Antibiotik dan pemberian ATS sebagai
profilaksis.
b. Defenitif
• Dilakukan di Rumah sakit Rujukan
• Dilakukan Explorasi Laparotomy dengan
tujuan : mencari sumber perdarahan dan
sumber Perforasi
• Perdarahan : Bisa berasal dari pembuluh
darah organ organ intra abdominal dan
dilakukan penjahitan.
• Bila berasal dari liver bila perdarahan kecil
dijahit, bila agak luas dilakukan reseksi
partial.
• Bila Limpa yang robek pada orang dewasa
limpa dibuang, sedang pada anak-anak
diusahakan dijahit.
• Perforasi
a. Usus halus : kalau lubang perforasi kecil
dilakukan eksisi kemudian di jahit.
Bila besar atau banyak tapi berdekatan maka
dilakukan reseksi dan anastomose end to
end.
• b. Perforasi Colon
- Dilakukan Eksteriorisasi dengan
pembuatan Colostomy. Bila keadaan
umum pasien sudah baik maka daat
dilakukan Relaparotomy untuk
menyambung usus yang robek dan
usus dikembalikan ke rongga
abdomen.
Beberapa Keadaan yang
Menyerupai Akut Abdomen
• 1. Penyakit-penyakit pulmonal.
Pneumonia, pleritis è mengiritasi
diafragma à nyeri abdomen bagian atas
• 2. Infark Miocardial
Sering gejala nyeri epigastrial tetapi à
nyeri tekan dan spasme nya tak ada
• 3. Porfirin
à dapat muncul sakit abdomen hebat.
Porfobilinogen ditemukan dalam urin
TERIMAKASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikAnna Lestari
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxLAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxMuhammadIzwarHadi
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)Seascape Surveys
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)fikri asyura
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisHerlan Boga
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCoassTHT
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminensMuhammad Abu Dzar
 

Was ist angesagt? (20)

Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxLAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
3949918 dispepsia
3949918 dispepsia3949918 dispepsia
3949918 dispepsia
 
Akalasia esofagus
Akalasia esofagusAkalasia esofagus
Akalasia esofagus
 

Ähnlich wie Akut Abdomen-Anas.pdf

Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxrezaaulia27
 
AKUT ABDOMEN.pdf
AKUT ABDOMEN.pdfAKUT ABDOMEN.pdf
AKUT ABDOMEN.pdfPutra379520
 
Akut abdomen
Akut  abdomenAkut  abdomen
Akut abdomengung toke
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptxsetiaji6
 
portofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutportofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutReny Erawati
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileusrakkas
 
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)Yolly Finolla
 
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxTRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxssuseraa2493
 
Abdominal Pain.pptx
Abdominal Pain.pptxAbdominal Pain.pptx
Abdominal Pain.pptxssuserf5305e
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIva Maria
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Iva Maria
 
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...cokordawahyu
 

Ähnlich wie Akut Abdomen-Anas.pdf (20)

Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
 
AKUT ABDOMEN.pdf
AKUT ABDOMEN.pdfAKUT ABDOMEN.pdf
AKUT ABDOMEN.pdf
 
Akut abdomen
Akut  abdomenAkut  abdomen
Akut abdomen
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx
 
portofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutportofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akut
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
 
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxTRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
 
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
 
Acute-Abdomen-PPT.pptx
Acute-Abdomen-PPT.pptxAcute-Abdomen-PPT.pptx
Acute-Abdomen-PPT.pptx
 
Abdominal Pain.pptx
Abdominal Pain.pptxAbdominal Pain.pptx
Abdominal Pain.pptx
 
Appendicografi
AppendicografiAppendicografi
Appendicografi
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 
Acute Abdomen
Acute AbdomenAcute Abdomen
Acute Abdomen
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
 
Dokumentasi kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
 
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
 
Pemfispencernaan
PemfispencernaanPemfispencernaan
Pemfispencernaan
 

Kürzlich hochgeladen

Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 

Akut Abdomen-Anas.pdf

  • 1. Acute Abdomen at a glance Muhammad Al Anas Clinical prep for Dept. of Surgery 2022
  • 2. • Akut Abdomen : - Sering disebut ’emergensi abdomen‘ - Suatu keadaan atau kasus nyeri abdomen yang hebat yang berlangsung hingga 6 jam atau lebih, pada penderita yang sebelumnya baik-baik saja, dikarenakan kondisi atau kasus bedah. • Kondisi atau kasus bedah ini sering dikenal dengan istilah “ 4 P”: - Peradangan / infeksi - Perforasi / bocor - Penyumbatan / obstruksi - Perdarahan / hemorrhagi • Semua keadaan diatas memerlukan tindakan/ penatalaksanaan segera dan pada umumnya diakhiri dengan Keputusan Bedah Emergensi, sambil dilakukan tindakan Stabilisasi pasien terlebih dahulu sebelum atau durante operasi di meja operasi.
  • 3. • Semua usaha harus dilakukan untuk mendiagnosa problema akut abdomen tersebut secepat mungkin; dengan Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang cermat. • Pemeriksaan pendukung seperti : - Test Laboratorium - Test Radiologik dapat membantu untuk menegakkan Diagnosa dan pengambilan keputusan Tindakan yang akan dilakukan.
  • 4. A. Riwayat 1. Usia à usia dapat bermakna menentukan penyebab akut abdomen 2. Nyeri - bilamana dan bagaimana nyeri ( tanyakan juga kapan makan terakhir) - Sifat ( tumpul, rasa terbakar, kolik) - Berat/hebat nyeri - Kesinambungan (menetap, hilang timbul) - Lokasi pada awal mulanya dan saat ini - Penjalaran nyerinya bagaimana - Reaksinya pada pernafasan, gerak, posisi, makan, defekasi, mikturisi
  • 5. 3. Muntah Anoreksia, nausea dan vomitus adalah merupakan manifestasi yang berbeda-beda tingkatannya, dari mekanisme yang sama. Amati tehadap sifat-sifat ini : a. Waktu mulainya b. Frekwensi dan persistensinya c. Sifat ; hati-hati jika cenderung berulangkali muntahnya ( catat : ada tidaknya Hematemesis ) 4. Defekasi a. Diare ( frekwensi, konsistensi, sifat, kontinensia, hematoskesia) b. Konstipasi ( bekurangnya gerakan usus besar) Obstipasi ( berhentinya gerakan usus besar sama sekali ) INGAT....è Kegagalan mengeluarkan feses atau flatus dalam waktu 24 jam à adanya obstruksi Intestinal
  • 6. 5. Demam - perhatikan waktu timbulnya - ada tidak Rigor/ menggigil à tanda terjadinya bacteremia/ viremia - Bagaimana kaitan demam dengan nyeri yang timbul 6. Riwayat Penyakit Dahulu a. Penyakit atau operasi abdomen b. Penyakit sitemik dan organik yang lain c. Trauma terdahulu, atau sebelumnya d. Riwayat Menstruasi ( bagi wanita ) : - Daur menstruasi yang terakhir - penggunaan kontrasepsi oral e. Riwayat penggunaan obat-obatan
  • 7. PANDUAN UNTUK ANAMNESE dan PEMERIKSAAN FISIK • Lokasi/ Topografi organ : Pembagian 9 Regio Abdomen EPIGASTRIUM LEFT HYPOCHONDRIUM RIGHT HYPOCHONDRIUM RIGHT LUMBAL LEFT LUMBAL UMBILICAL RIGHT ILIAC LEFT ILIAC HYPO GASTRIUM
  • 8. B. Pemeriksaan Fisik 1. Kesan Umum a. Ekspresi wajah ( merah, pucat, cuping hidung ) b. Posisi dan kegiatan di tempat tidur. 2. Tanda-tanda vital ( Suhu, RR. HR, BP ) 3. Dada ada tidak tanda-tanda pneumonitis 4. Abdomen Pengamatan dan pemeriksaan pada abdomen akan memberikan banyak informasi tentang akut abdomen : 1. Inspeksi 2. Auskultasi 3. Palpasi 4. Perkusi ( catt: urutan pemeriksaan berbeda dengan Pem. Fisik rutin) 5. Colok Dubur / digital rectal examination à wajib pada kelainan abdomen.
  • 9. 1. INSPEKSI • TEGAK / BERDIRI • TIDUR TELENTANG – BERDIRI • TIDAK SELALU MUNGKIN, TERGANTUNG KEADAAN PASIEN • BISA MELIHAT ADANYA TONJOLAN PADA DINDING ABDOMEN – HERNIA UMBILIKALIS, HERNIA INGUINALIS,HERRNIA CICATRICALIS – Ada tidak luka di dinding perut – TIDUR TERLENTANG • SECARA SISTEMATIS DIPANDANG KESELURUHAN DINDING ABDOMEN • SECARA ANATOMIS DIPANDANG MULAI DARI HYPOCHONDRIUM KANAN, EPIGASTRIUM, HYPOCHONDRIUM KIRI, LUMBAL KIRI, UMBILICAL, LUMBAL KANAN, ILIACA KANAN, HYPOGASTRIUM, ILIACA KIRI, TANPA ADA DAERAH YANG TERLEWATI • Ada tidak Distensi/ kembung, luka (dengan atau tanpa usus yang keluar)
  • 10. TUJUAN • MELIHAT KELAINAN BENTUK • KELAINAN PERGERAKAN PERNAFASAN • BENJOLAN • BEKAS JARINGAN PARUT
  • 11. 2. AUSKULTASI • MENGGUNAKAN STETOSKOP • MENDENGAR SUARA BISING USUS DENGAN MELETAKKAN STETOSKOP PADA DINDING ABDOMEN • MERUPAKAN SUARA CAIRAN ALIRAN USUS YANG BERGERAK SESUAI ALIRAN PERISTALTIK • SUARA AKAN MENINGGI PADA ILEUS OBSTRUKTIF (SUMBATAN PADA ISI USUS) TERJADI HYPERPERISTALTIK DIMANA BISING USUS MENJADI SANGAT NYARING DISEBUT BORBORYGMI ATAU SIGNE DE SOUX • PADA ILEUS OBSTRUKTIF JUGA BISA DIJUMPAI SUARA SEPERTI LOGAM BERDENTING (METALIC SOUND) • SUARA PERISTALTIK BISA MELEMAH SAMPAI MENGHILANG PADA – DIFFUSE PERITONITIS – ILEUS PARALYTIC
  • 12. 3. PALPASI / PERABAAN • MENGGUNAKAN 4 JARI TANGAN KANAN (2-5) • WITH ‘LADIES HAND’ • PENEKANAN / PERABAAN DINDING ABDOMEN DENGAN UJUNG-UJUNG JARI • ARAH MULAI DARI HYPOCHONDRIUM KANAN à EPIGASTRIUM à HYPOCHONDRIUM KIRI à LUMBAL KIRI à UMBULIKAL à LUMBAL KANAN à ILIAKA KANAN à HYPOGASTRIUM à ILIAKA KIRI • APAKAH ADA NYERI TEKAN, BENJOLAN, TEGANG OTOT (DEFENSE MUSCULAIR) • BILA PERLU PALPASI BIMANUAL DENGAN DUA TANGAN UNTUK MENDORONG BENJOLAN KEATAS • TENTUKAN BESAR BENJOLAN, PERMUKAAN, KONSISTENSINYA, NYERI, TIDAK NYERI
  • 13. LOKASI • PERUT KANAN ATAS : LIVER, GALL BLADDER • EPIGASTRIUM : STOMACH • KIRI ATAS : LIMPA, FLEXURA LIENALIS • PERUT KANAN : GINJAL KANAN, ASCENDING KOLON • PERUT KIRI : GINJAL KIRI, DESCENDING KOLON • BAWAH KANAN : CAECUM, APPENDIX, OVARIUM KANAN • BAWAH KIRI : RECTUM, OVARIUM KIRI • HYPOGASTRIUM : UTERUS, BULI-BULI (URINARY BLADDER)
  • 14. 4. PERKUSI • MENGETOK RUAS AKHIR / SENDI ANTARA RUAS 2-3 JARI TENGAH TANGAN KIRI DENGAN JARI TENGAH TANGAN KANAN • ARAH KETOKAN SESUAI TOPOGRAFI DI ATAS • TYMPHANI – SUARA NYARING PADA KETOKAN DISEBABKAN ADANYA UDARA PADA USUS – TIDAK DIJUMPAI SUARA TYMPHANI; BILA ADA BENDA PADAT/ TUMOR PADA USUS • SUARA PEKAK HATI NORMAL SELALU BEDA – BILA ADA PERFORASI DARI USUS, GASTER, MAKA UDARA AKAN BERADA DI CAVUM ABDOMEN BAGIAN ATAS à MAKA SECARA BEDA BERUBAH JADI TYMPHANI
  • 15. PERKUSI • NYERI KETOK BISA DIJUMPAI PADA ADANYA PERADANGAN DALAM RONGGA ABDOMEN • PERKUSI ABDOMEN BISA MENENTUKAN ADANYA CAIRAN BEBAS DALAM RONGGA ABDOMEN. MISALNYA PADA ASCITES ATAU PERDARAHAN DALAM CAVUM ABDOMEN – CARA : • PASIEN BARING BIASA à PERKUSI KE LATERAL SAMPAI SUARA TYMPHANI MENJADI BEDA • KEMUDIAN PASIEN DIMIRINGKAN KESEBELAHNYA DAN DIPERKUSI MAKA SECARA BEDA AKAN MENJADI TYPHANI LAGI
  • 16. 5. RECTAL TOUCHER / COLOK DUBUR • UNTUK MENGETAHUI ADANYA KELAINAN PADA RECTUM DAN ANAL CANAL • PENILAIAN : – PERINEUM / ANUS SEKITARNYA – TONUS SPHINCTER ANI / MUCOSA – DAERAH NYERI – PROSTAT (PADA LAKI) – MASSA : TUMOR – ISI AMPULA RECTI • FECES • LENDIR • DARAH
  • 17. • ........kelalaian melaksanakan RT/ DHN è tidak terdeteksi suatu tumor/ karsinoma recti àtiadak dapat dimaafkan bagi seorang dokter apalagi seorang surgeon !! • .......merupakan pemeriksaan rutin/ wajib è pada pemeriksaan abdomen di bagian bedah.
  • 18. Tanda-tanda Lain : 1. Tanda Iliopsoas à adanya peradangan pada otot iliopsoas dan sekitarnya. Baik posisi terlentang atau berbaring miring. 2. Tanda Obturator à adanya peradangan pada otot obturator internus. 3. Tanda Murphy ( murphy’s sign ) à memeriksa adanya peradangan acut pada kandung empedu 4. Dan beberapa tanda-tanda lain seperti : Mc Burney, Rovsign sign, dll.
  • 19.
  • 20. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium 1. Darah (rutin / lengkap) a. Hematokrit à perdarahan atau dehidrasi b. Jumlah dan Hitung jenis Leukosit à bermakna bila nilainya abnormal ( nilai normal tak menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah) c. Amilase Dapat meningkat pada beberapa keadaan selain pankreatitis, seperti : perforasi, obstruksi intestinal, dan iskemia intestinal. d. Elektrolit, kreatinin, bilirubin, dll , berguna pula. 2. Urinalisa ; meliputi : BJ, Glukosa, Albumin, darah, lekosit, silinder, dan bakteria 3. Pemeriksaan Cairan Peritoneal à diperiksa terhadap adanya kemungkinan : darah, bakteria, amilase Cara pengambilannya dengan DPL / parasintesis
  • 21. 2. Radiologi a. Plain foto abdomen/ BNOànon zat kontras # 3 posisi ( supine, ereck dan LLD) b. Ba-sulfat (=barium enema)à zat kontras c. Urografi Intravena / IVP double kontras à curiga cedera saluran kemih
  • 22. Foto Polos Abdomen 3 posisi • Supine / telentang • Left lateral decubitus • Erect / tegak
  • 23. Foto Polos Abdomen 3 posisi Air fluid level
  • 24. 3. Pemeriksaan khusus 1. Endoskopi 2. Sigmoidoskopi dan colonoskopi 3. USG abdomen (upper/ lower) 4. CT Scan Abdomen (kontras dan non kontras) 5. Angiografi 6. Scan Radionuklir à ex: Diagnosa Cholecistitis acut
  • 25. Early unenhanced CT was a good indicator of severity of acute pancreatitis Warko Karnadihardja, Bandung 2005
  • 26. 4. Pemeriksaan Tambahan lain - Diagnostic Peritoneal Lavage / DPL * sering dilakukan pada pasien trauma curiga perdarahan abdomen “ dimasukkan lar NaCl fisiologis ke dalam rongga abdomen melalui jarum abbocat à melihat warna cairan è bercampur darah atau tidak ( secara makro atau mikro )” 5. Teknik Laparoskopi ...(sebelumnya sering pada Obgyn) Disamping sebagai teknik operatif juga untuk diagnostik
  • 27. PENATALAKSANAAN AKUT ABDOMEN 1. Bila diagnosa belum pasti/tegak à nilailah berulang kali (diagnosa harus segera mungkin ditegakkan). Sambil menegakkan diagnosa segera secara sekuensial dan simultan dilakukan ‘ NIDA ‘ ; (tindakan stabilisasi pasien) - Nuchter / Puasa - Infus à pasang IV line ( resusitation ) - Decompression à NGT , DC ( untuk Drainage dan Monitor ) - Antibiotika , jika diperlukan ( pada akut abdomen sering terjadi invasi kuman / infeksi). Analgetika , HATI-HATI DIBERIKAN !!! à karena dapat mengakibatkan hilangnya tanda-tanda obyektif (nyeri) penderita è sering mengaburkan pemeriksaan à Diagnosa sulit ditegakkan 2. Keputusan penting lainnya adalah à Menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah Kasus Bedah atau Non bedah. Bila yaa è penderita dilakukan tindakan stabilisasi secepat mungkin, harus dipersiapkan sesegera mungkin dan ditangani sebaik mungkin, bila perlu operasi Emergensi. Bila Non Bedah è penderita tetap dilakukan tindakan stabilisasi sesegera mungkin dan segera dilakukan konsultasi kepada ahli nya yang berkompeten. 3. Bila perlu pasien dipersiapkan ICU / HCU à baik preop atau post op
  • 28. Kelainan atau Penyakit penyebab Akut Abdomen I. PERADANGAN / Infeksi Infeksi atau peradangan tanpa disebabkan suatu trauma pada abdomen dapat terjadi pada : 1. Sebagian dari usus seperti pada : - appendicitis - divertikulitis 2. Suatu organ abdomen seperti pada : - pankreatitis - kantong empedu 3. Dinding rongga peritoneum seperti peritonitis karena penyebaran fokus infeksi seperti dari: appendiks à appendicitis kantong empedu à cholecystitis pankreas à pankreatitis divertikula à divertikulitis è è è PERITONITIS atau DIFUS PERITONITIS
  • 29.
  • 30. 1. APPENDICITIS -Radang pada appendix vermicularis/ umbai cacing/ usus buntu Appendicitis is the most common cause of abdominal sepsis Appendicectomy is the most common emergency surgical operation -Appendicitis : 1. Acut 2. Kronis -Appendicitis Akut : - biasa usia 20 – 30 thn - laki-laki >> wanita - jarang pada anak < 2 thn - pada anak > thn dan orang tua gampang bocor (proximal menyempit) - Penyebab : 1. Non Obstruktif 2. Obstruktif/ sumbatan pada appendix -Fungsi dari appendix belum diketahui è jika meradang (total) è peritonitis & komplikasi
  • 31. Kardinal Sign dari Akut Appendicitis • Abdominal pain for less than 72 hours • Vomiting 1-3 times • Facial flush • Tenderness concentrated in the right iliac fossa • Rebound tenderness in the right iliac fossa • Anterior tenderness on rectal examination (9-11 positions) • Fever between 37,3 and 38,5 C • No evidence of UTI on urine microscopy
  • 33. Tanda Khas Lainnya Appendicitis Akut • 1. Mc. Burney Sign nyeri tekan daerah caecum/ Mc Burney • 2. Blumberg Sign nyeri lepas pada fossa iliaka kanan • 3. Rovsing Sign nyeri tekan pada kontra lateral • 4. Obturator Sign • 5. Psoas Sign
  • 34. Tindakan Operasi pada appendicitis adalah Appendectomy (= Appendisectomy)
  • 35. 2. Cholecystitis • Infeksi pada kantong empedu • Sering disertai dengan adanya batu kandung empedu (cholelithiasis) • Nyeri di daerah epigastrium kanan yang menetap disertai tanda-tanda peritonitis lokal • Bila masih dijumpai bising ususà perforasi usus disingkirkan • Umumnya Konservatif dulu, setelah tenang 9-12 minggu kemudian operasi • Operasinya : - Open Cholecistektomi - Laparoskopi Cholecistektomi
  • 36. 3. Pankreatitis • Timbul agak lambat (pankreas retroperitoneal lokasinya) • Keluhan Utama : - Muntah – muntah - nyeri epigastrium yang tidak berpindah dan makin parah - nyeri tekan tetapi kejang otot jarang • Penanganannya: - konservatif - puasa untuk istrahat - diet - Antibiotika • Operasi, pada beberapa kasus yang indikasi operasi (berat)
  • 37. II. Perforasi (Saluran Cerna) • Jenis-jenis : 1. Perforasi ulkus peptikum 2. Perforasi ileitis terminalis pada tifoid 3. Perforasi Divertikulitis 4. Perforasi akibat obstruksi tumor Maligna 5. Perforasi Appendicitis 6. Perforasi akibat Trauma - Tajam (penetrate) - Tumpul (blunt) • Perforasi è Peritonitis (Diffus)
  • 38. GEJALA & TANDA PERITONITIS Lokal → rangsangan peritoneal - nyeri tekan - nyeri lepas - tegang - defance musculer - pekak hati menghilang - bising usus menghilang
  • 39. Umum : Fungsi usus hilang - muntah hijau - tdk b.a.b / flatus Pemeriksaan colok dubur: - Spincter ani : longgar - Mukosa : nyeri tekan seluruh lapangan - Sarung tangan : kadang-kadang bisa dijumpai darah
  • 40. GEJALA SISTEMIK - gelisah, kesadaran menurun - shock, takikardi - demam tinggi - gejala septic shock - gejala gangguan pernafasan - gejala gangguan fungsi ginjal
  • 41. GAMBARAN RADIOLOGIS - distensi udara dalam usus halus / besar - dinding usus menebal o.k cairan dan eksudat - preperitoneal fat menghilang - bayangan psoas menghilang - adanya udara bebas pneumoperitoneum - subdiaphragma - fossa iliaca - adanya batas udara-cairan / air fluid level
  • 42. Pneumoperitoneum akibat Perforasi • Foto thorax erect. • Tampak gambaran udara bebas subdiafragma kanan dan kiri. • Pneumoperitoneum àemergency surgery
  • 43. GAMBARAN LABORATORIUM - Leukositosis 17.000 - 25.000 / mm3 - shift to the left - hemokonsentrasi o.k dehidrasi - Acidosis metabolik / respiratori
  • 44. PENATALAKSANAAN - total bed rest - puasa - NGT → decompresi - atasi shock → infus cairan & elektrolit - beri oksigen - beri AB broadspektrum
  • 45. TINDAKAN PEMBEDAHAN Tujuan : - stop kontaminasi - bersihkan rongga perut dari benda asing - drainase cairan Stop kebocoran → reparasi simple atau eksisi reparasi
  • 46. Bersihkan rongga perut - dari nanah / feses - lavase banyak untuk mengurangi jumlah kuman Drain : utk mengalirkan onggokan pus, darah atau sisa cairan pencuci
  • 47. PROGNOSA Waktu : Interval perforasi → operasi < 24 jam mort. rate : 5% > 4 hari mort. rate : 8% Keadaan umum - jelek : 100 % † - baik : 4 % †
  • 48. Usia : tua è jelek muda è baik Perbaikan prognosa : - diagnosa cepat ditegakkan - pengelolaan yang tepat - operasi segera...!!!
  • 49. III. Penyumbatan / Obstruksi
  • 50. HAMBATAN SALURAN PENCERNAAN = INTESTINAL/ COLON OBSTRUCTION (= ILEUS OBSTRUCTION) Definisi : hambatan total pada pasase isi usus Klinis : 2 jenis 1. Dynamic = mekanik = obstruksi 2. Adynamic = paralytic = neurogenic
  • 51. Dynamic Obstruction « penyebab : 1. intralumen : faecolith, cacing, batu empedu, biji (markisa) 2. dinding : atresia, striktura (peny. Crohn), tumor 3. luar dinding: hernia incarcerata, adhesie, volvulus, intussuception. « Klinis dibagi 3 type : 1. Akut obstruksi Ø Sering pada usus kecil Ø Rasa nyeri tiba-tiba di daerah pusat Ø Muntah-muntah Ø Distensi Ø Konstipasi
  • 52. Causes Intestinal Strangulation (obstruction) Intestinal strangulation (cutting off of the blood supply to the intestine) usually results from one of three causes.
  • 53. 2. Kronik obstruksi Ø Sering pada usus besar Ø Nyeri kolik pada perut bgn bawah dgn konstipasi absolut Ø Distensi datang belakangan 3. Obstruksi kronik yg tiba-tiba jadi akut = Chronic exacerbation acute Ø Dimulai dr sumbatan pada usus besar yg merambat ke usus kecil
  • 54. Patologi Ø Usus di atas sumbatan berusaha mengatasi sumbatan dgn meninggikan peristaltik è bisa beberapa hari. Lama-lama usus letih è flaccid & paralyse Ø Usus di bawah sumbatan mula-mula normal sampai dengan 2-3 jam è isi bisa dikeluarkan. Lama-lama usus ini (yg kosong) menjadi immobil, contracted dan pucat è bila berketerusan è mati Ø Distensi. Terjadi pada bgn proximal segera setelah terjadi sumbatan. Terjadi ok : - penumpukan gas - cairan ( saliva 3500 cc, gastri 2500 cc, bile+pancreatic 1000 cc, succus entericus 3000 cc. Total 8000 cc.) Terjadi perubahan pertukaran cairan dan elektrolit pd bgn atas sumbatan shg trjadi gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan. Gangguan peredaran pembuluh darah pd dinding usus akibat tekanan intraluminal á à terjadi ischemic pd end arteri dinding usus
  • 55. Ø Transmigrasi bakteri & usus Dengan terganggunya dinding usus è toxin & produk dr tissue autolysis è menembus rongga peritoneum è peritonitis Ø Close loop obstruction Terjadi pada intestinal strangulasi. Bisa dijumpai pada : stricture ok tumor pada colon è aliran usus terhambat, Sedangkan ileocaecal valve menahan agar isi usus tidak kembali ke ileum è tek áá è menekan pembuluh darah pada dinding usus è ulcerasi è gangrene è perforasi.
  • 56. Tanda-tanda Klinis : 1. Abdominal pain § datang tiba-tiba (kolik) interval 3 – 5 mnt. § Nyeri terutama daerah umbilikus è menyebar ke seluruh abdomen. 2. Muntah § Ileus letak tinggi è muntah sangat menonjol terutama sehabis minum – makan § Muntah mula berwarna hijau § Bila obstruksi berlangsung lama è muntah kental dan coklat è menandakan keadaan umum berat
  • 57. 3. Distensi abdomen § Besar distensi tergantung lokasi § Makin rendah / lama è makin besar distensi 4. Konstipasi § Pada obstruksi total setelah bgn distal dari sumbatan dikeluarkan, maka akan dijumpai konstipasi dimana tidak dijumpai faeces dan flatus è Absolut Constipation 5. Dehidrasi § Muntah – muntah hebat § Kegagalan absorbsi isi usus è kulit kering, lidah kering, mata cekung, urine output â, urine pekat.
  • 58. Pemeriksaan Fisik Inspeksi § Abdomen distensi § Perhatikan adanya Hernia Incarcerata § Darmsteifung : gerakan peristaltik usus yang terlihat pada dinding abdomen Palpasi § Dilakukan sistematis sesuai dengan topografi § Apakah ada nyeri tekan § Kemungkinan teraba massa tumor
  • 59. Perkusi § Tidak banyak memberi petunjuk Auskultasi § Suara peristaltik áá nyaring = Borborygmi § Terdengar suara metalic sound ( logam berdenting ) Rectal Examination / Rectal Toucher / Colok Dubur § Sphincter : tonus melemah § Ampula recti : kosong § Kemungkinan teraba tumor pada rectum
  • 60. Pemeriksaan Tambahan § Lab : Hb á, hematokrit á ok dehidrasi. § Radiologi : « Plain abdominal foto posisi tegak è gambaran fluid level « Barium Enema è gambaran tumor è gambaran invaginasi
  • 61. Ileus Obstruksi • Foto polos abdomen posisi erect • Tampak gambaran batas udara-air yang multipel dan bertingkat-tingkat (multiple air-fluid level) à step ladder appearance
  • 62. Plain film of sigmoid volvulus. (Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital.) • “Coffee bean” appearance
  • 63. Barium enema of sigmoid volvulus. • Contrast agent and air fills rectum and distal sigmoid colon. The contrast agent stops abruptly at the point of torsion. (Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital
  • 64. Caecum Volvulus • The contrast stops abruptly at the proximal end of the hepatic flexure (arrowhead). The dilated, air-filled cecum crosses the midline of the abdomen toward the left upper quadrant (arrows). (Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital.)
  • 65. complete small bowel obstruction. • Upright film shows multiple, short, air- fluid levels arranged in a stepwise pattern. (Courtesy of Melvyn H. Schreiber, M.D., The University of Texas Medical Branch
  • 66. complete small bowel obstruction. • Supine film shows dilated loops of small bowel in an orderly arrangement, without evidence of colon gas.
  • 67. constricting carcinoma. • Barium enema demonstrating “apple core” or “napkin ring” lesion, caused by a constricting carcinoma.
  • 68. polypoid carcinoma • Barium enema demonstrating a polypoid carcinoma arising in the cecum of a 35-year-old woman (arrows). (Courtesy of Dina F. Caroline, M.D., Ph.D., Temple University Hospital.)
  • 69. Penanggulangan Darurat § Perbaiki dehidrasi & elektrolit è infus Ringer Laktat memperbaiki hipovolemic - mengoreksi & mempertahankan elektrolit dalam darah è dimonitor dengan melihat banyaknya urine yang keluar setelah rehidrasi § Decompresi è NGT. Catheter.
  • 70. Definitif Operatif è ditujukan pada penyebab obstruksi § Hernia è Herniotomy § Penyebab intraabdomen è Laparotomy - membebaskan adhesi - mereposisi volvulus - reseksi tumor è tergantung penyebabnya.
  • 71. Surgical management of adenocarcinoma • A, Malignant tumors should be resected • B, End-to-end anastomosis • (Adapted from Thompson JC: Atlas of Surgery of the Stomach, Duodenum and Small Bowel. St. Louis, Mosby–Year Book, 1992, p 299.)
  • 75.
  • 76. Jika usus tidak bisa dimasukkan ke dalam cavum abdomen è dilakukan ‘Bogata bag’ dgn plastic Sheet
  • 77. IV. Perdarahan / Hemorrhagi
  • 78. PENYEBAB 1. MEKANIK 2. CHEMIS 3. THERMIC 4. ELECTRIC 5. RADIASI
  • 79. DEFENISI • TRAUMA ABDOMEN : Kekerasan dari luar yang mengenai abdomen dan dapat menimbulkan kerusakan dari organ-organ. JENIS TRAUMA : 1. Tumpul 2. Tajam/ Tembus (menembus dinding abdomen)
  • 80. TUMPUL : Blunt Abdominal Trauma Dapat menyebabkan terjadinya robekan pada : a. Alat intraperitoneal - Padat : Liver, limpa - Berongga : Usus, kandung empedu b. Alat-alat RetroPeritoneal : - Padat : Ginjal - Berongga : Duodenum Part 2, Asending Colon, Desending Colon, Vesica Urinaria
  • 81. TAJAM ØLuka tajam /tembus : menembus dinding Abdomen § Stab Wound : Vulnus Abdominis Penetrating § Gun Shot Wound : Luka Tembak.
  • 82. A. BLUNT ABDOMINAL TRAUMA Anamese : - Trauma pada Abdomen - Trafic Accident - Trauma Olah raga - Harus ada nyeri pada abdomen, Nyeri bisa menjalar ke bahu, bila ada iritasi pada diafragma akibat robekan pada liver atau limpa.
  • 83. • Pemeriksaan Fisik v Status Generalisata: - Keadaan umum pasien terlihat kesakitan ,gelisah ,pucat, berkeringat dingin - Tanda Vital : Tek. Darah turun, Nadi cepat, Pernafasan Thoracal, cepat dan dangkal v Status Lokalisata : Keadaan Lokal Abdomen
  • 84. a. Inspeksi : Abdomen distensi : merupakan gejala buruk, bisa dijumpai pada : - Liver/limpa Rupture - Perdarahan Aorta/Vena Cava - Perforasi Organ Berongga : lambung,usus. - Trauma pada Organ Retro peritoneal ( ginjal) Pernafasan Thoracal : - Karena rasa nyeri yang hebat pada abdomen.
  • 85. Bisa terlihat adanya hematoma pada dinding abdomen atau bekas ban mobil. b. Palpasi : - Nyeri sangat hebat - Abdominal Rigidity = tegang otot = defans muscular Ini terjadi akibat adanya iritasi pada Peritoneum c. Perkusi : - Nyeri ketok pada abdomen terutama bila terjadi peritonitis atau adanya tanda-tanda perdarahan dalam rongga abdomen - Pekak hati menghilang bila ada kebocoran pada organ berongga.
  • 86. d. Auscultasi : Suara pertistaltik melemah sampai menghilang hingga terjadi Ileus Paralitik e. Pemeriksaan Tambahan Rontgen Foto : - Plain Abdominal foto yaitu posisi tegak ,telentang dan miring. - IVP dilakukan bila ada persangkaan gangguan ginjal atau saluran kencing. - Dengan rontgen foto biasanya bisa dilihat adanya : udara bebas di rongga peritoneum, udara di rongga retroperitoneal , Foreign Body.
  • 87. • Pemeriksaan dengan Ultrasonografi/ USG à dikenal sebagai FAST (Focused Abdominal Sonography in Trauma) ex : cedera Limpa
  • 89. CT : cedera Hepar
  • 92. f. PEMERIKSAAN LABORATORIUM • Hb dan leukosit diperiksa setiap 1-2 jam , bila Hb turun dan Leukosit naik à Von Slayny Test (+) • Serum Amylase meningkat pada trauma dari pankreas.
  • 93. g. ABDOMINAL PARACENTHESIS/ DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE (DPL) • Mengetahui adanya perubahan intra peritoneal. Caranya : è dimasukkan 100-200 cc NaCl 0,9% ke dalam rongga abdomen ,ditunggu 5-10 menit ,kemudian diaspirasi cairan intra abdominal, dilihat dibawah mikroskop ,bila dijumpai erytrocit 100.000/ mm3 maka Test (+).
  • 95. Diagnostic Peritoneal Lavage Sangat akurat : - Darah - Cairan empedu - Serat
  • 96. B. TAJAM • Luka Tembus : Stab Wound • Luka Tembak : Gun Shot Wound Luka menembus dinding abdomen. Tergantung besarnya luka, bisa terjadi prolapsus dari organ-organ intra abdominal (usus, omentum dll).
  • 97. PENANGULANGAN • a. Darurat : - Perbaiki sistem Cardiovascular atasi Shock dengan memasang Infus NaCl 0.9% atau Ringer Lactat. - Perbaiki atau pertahankan jalan nafas yang bebas dengan cara pemasangan NGTuntuk mengurangi tekanan intra abdominal dan untuk mencegah terjadinya aspirasi muntahan.
  • 98. • Perawatan Luka : - Bersihkan luka dan luka ditutup dengan kain kasa steril untuk mencegah pertambahan kontaminasi. - Obat-obatan analgesik harus diberikan bila diagnosa sudah dapat dipastikan - Bila ada luka, boleh diberikan suntikan Antibiotik dan pemberian ATS sebagai profilaksis.
  • 99. b. Defenitif • Dilakukan di Rumah sakit Rujukan • Dilakukan Explorasi Laparotomy dengan tujuan : mencari sumber perdarahan dan sumber Perforasi • Perdarahan : Bisa berasal dari pembuluh darah organ organ intra abdominal dan dilakukan penjahitan. • Bila berasal dari liver bila perdarahan kecil dijahit, bila agak luas dilakukan reseksi partial.
  • 100. • Bila Limpa yang robek pada orang dewasa limpa dibuang, sedang pada anak-anak diusahakan dijahit. • Perforasi a. Usus halus : kalau lubang perforasi kecil dilakukan eksisi kemudian di jahit. Bila besar atau banyak tapi berdekatan maka dilakukan reseksi dan anastomose end to end.
  • 101. • b. Perforasi Colon - Dilakukan Eksteriorisasi dengan pembuatan Colostomy. Bila keadaan umum pasien sudah baik maka daat dilakukan Relaparotomy untuk menyambung usus yang robek dan usus dikembalikan ke rongga abdomen.
  • 102. Beberapa Keadaan yang Menyerupai Akut Abdomen • 1. Penyakit-penyakit pulmonal. Pneumonia, pleritis è mengiritasi diafragma à nyeri abdomen bagian atas • 2. Infark Miocardial Sering gejala nyeri epigastrial tetapi à nyeri tekan dan spasme nya tak ada • 3. Porfirin à dapat muncul sakit abdomen hebat. Porfobilinogen ditemukan dalam urin