SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 63
Modul Demam
Blok Kedokteran Tropis
Kelompok 10
Kelompok 10
11020150009 AULIA AMANI
11020150014 ANDI RIZKI NUR AMALIA
11020150031 NURUL FAIQAH BAEDURI
11020150044 ANDI ADINDA FARACH DHEA
11020150062 MUHAMMAD ILHAM KAHARU
11020150064 NUR FADHILLAH ARIESA
11020150072 APRIANI EKA SAPUTRI
11020150078 RIFQI ADITYA
11020150079 SITI FADHILAH HAZZHIYAH
11020150092 MAULUDDIN RAHMAT SARITA
Skenario 2
Laki-laki, 41 tahun, Masuk ke IGD rumah sakit dengan keluhan
demam sejak 5 hari yang lalu. Demam mendadak, tinggi dan
menetap. perasaan seperti terbakar di seluruh tubuh dan tidak
menurun dengan pemberian obat penurun panas. Mengigil serta
kulit dan matanya menguning sejak 3 hari lalu, warna urinnya
berubah menjadi kuning kecoklatan seperti teh, badan lemas dan
nyeri disekujur tubuhnya semenjak 2 hari lalu dan tidak membaik
dengan istirahat. Muntah darah sejak 6 jam yang lalu frekuensi 2
kali.
Kata Kunci
1. Laki-laki, 41 tahun
2. Keluhan demam sejak 5 hari yang lalu.
3. Demam mendadak, tinggi dan menetap. perasaan seperti terbakar di
seluruh tubuh
4. Tidak menurun dengan pemberian obat penurun panas
5. Mengigil serta kulit dan matanya menguning sejak 3 hari lalu
6. Warna urinnya berubah menjadi kuning kecoklatan seperti teh
7. Badan lemas dan nyeri disekujur tubuhnya semenjak 2 hari lalu dan
tidak membaik dengan istirahat
8. Muntah darah sejak 6 jam yang lalu frekuensi 2 kali.
Pertanyaan Penting
1. Jelaskan definisi, klasifikasi, dan mekanisme demam!
2. Jelaskan patomekanisme gejala pada scenario !
3. Mengapa demam tidak turun dengan pemberian obat?
4. Sebutkan dan jelaskan penyakit-penyakit tropis yang
menyebabkan demam!
5. Jelaskan langkah-langkah diagnosis!
6. Jelaskan diagnosa banding pada scenario!
7. Jelaskan perspektif islam yang berhubungan dengan
scenario !
1. Jelaskan definisi, klasifikasi, dan
mekanisme demam!
DEFINISI DEMAM
Demam adalah peninggian suhu
tubuh dari variasi suhu normal
sehari-hari yang berhubungan
dengan peningkatan titik patokan
suhu di hipotalamus (Dinarello
& Gelfand, 2005). Suhu tubuh
normal berkisar antara 36,5-
37,2°C.
KLASIFIKASI DEMAM
Patofisiologi Demam dan Efek Antipiretik (Ermawati, 2010)
2. Jelaskan patomekanisme gejala
pada scenario !
3. Mengapa demam tidak turun
dengan pemberian obat?
Mekanisme demam juga dapat terjadi melalui jalur non
prostaglandin melalui sinyal aferen nervus vagus yang
dimediasi oleh produk lokal macrophage inflammatory
protein ( IMP-1), suatu kemokin yang bekerja secara
langsung terhadap hipotalamus anterior. Berbeda
dengan demam dari jalur non prostaglandin, demam
melalui aktivitas MIP-1 ini tidak dapat dihambat oleh
antipiretik.
Infeksi,toksin
mikroba, mediator
inflmasi , reaksi
imunologis
Monosit,
makrofag, sel
endotel
Pirogen, sitokin,
IL-1, IL-6, TNF-
α, IFN δ
Endotel
hipotalamus
Sirkulasi
Asam arakidonat PGE-2
Antipiretik
AMP siklik
Peningkatan
set point
Konservasi &
produksi panas
Demam
Toksin mikroba
≠
4. Sebutkan dan jelaskan penyakit-
penyakit tropis yang menyebabkan
demam!
Penyakit tropis dengan gejala demam
Sudoyo, Aru W, dkk, editor 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5. Jelaskan langkah-langkah
diagnosis!
Langkah-Langkah Diagnosis
6. Jelaskan diagnosa banding pada
scenario!
Leptospirosis
• Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira
interogans tanpa memandang bentuk spesifik
serotipenya.
ETIOLOGI
Leptospirosis disebabkan oleh genus leptospira, famili
treponemataceae, koloni suatu mikroorganisme
spirochaeta.
EPIDEMIOLOGI
Leptospirosis tersebar di seluruh dunia, disemua benua
kecuali benua Antartika, namun terbanyak didapati
didaerah tropis
PENULARAN
Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan :
Air atau tanah, lumpur yang telah terkontaminasi oleh
urine binatang yang telah terinfeksi leptospira.
Infeksi tersebut terjadi jika terjadi luka erosi
pada kulit ataupun selaput lendir..
PATOGENESIS
1.invasi bakteri langsung,
2.faktor inflamasi non spesifik,
3. reaksi imunologi.
PATOLOGI
• Dalam perjalanan pada fase leptospiremia, leptospira
melepaskan toksin yang bertanggung jawab atas
terjadinya keadaan patologi pada beberapa organ.
Lesi yang muncul terjadi karena kerusakan pada
lapisan endotel kapiler. Pada leptospirosis terdapat
perbedaan antara derajat fungsi organ dengan
kerusakan secara histologik.
Gambaran klinis
Diagnosis
• Anamnesis, perlu diketahui pekerjaan dan gejala
atau keluhan seperti demam yang muncul
mendadak.
• pemeriksaan fisik, apakah dijumpai demam,
bradikardi, nyeri tekan otot, hepatomegali, dan lain-
lain.
pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah rutin: leukositosis (normal atau
sedikit menurun), neutrofilia, dan laju endap darah
meningkat. Trombositopenia terjadi pada 50% kasus.
Pemeriksaan urin: protein urin, leukositoria, dan cast.
Apabila terdapat kerusakan hati dan ginjal, terdapat
peningkatan transaminase, BUN, ureum, dan kreatinin.
• Kultur dapat menggunakan spesimen dari fase
leptospiremia (sebelum pemberian antibiotik)
berupa urin, darah, dan cairan serebrospinal ke
dalam medium Fletcher atau lainnya.
• Serologi merupakan cara untuk mendeteksi
leptospira dengan cepat dengan pemeriksaan PCR,
silver stain, ELISA, dan MAT (Microscopic
Agglutination Test).
Pengobatan
Indikasi Regimen Dosis
Leptospirosis
ringan
Doksisiklin 2×100 mg
Ampisilin 4x 500-750 mg
Amoksisiklin 4×500 mg
Leptospirosis
sedang/berat
Penisilin G 1,5 juta unit/6 jam
(IV)
Ampisilin 1 gram/ 6 jam
(IV)
Amoksisilin 1 gram/ 6 jam
(IV)
Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/ minggu
PROGNOSIS
•Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus
dengan iktenus angka kematian 5% pada umur di
bawah 30 tahun, dan pada usia lanjut mencapai 30-
40%.
MALARIA
 Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak di
dalam sel darah manusia. Penyakit ini secara alami
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
 Epidemiologi
Di indonesia terdapat 15 juta kasus malaria dengan
38.000 kematian setiap tahunnya (survei kesehatan
rumah tangga, 2001). Diperkirakan 35 % penduduk
undonesia tinggal di daerah yang beresiko tertular
malaria. Dari 293 kabupaten / kota yang ada di
indonesia, 167 kabupaten / kota merupakn daerah
endemis malaria. Upaya penanggulangan malaria telah
menunjukkan peningkatan mulai dari tahun1997 s/d
2004.
 Etiologi
Penyakit malaria ini disebabkan oleh parasit plasmodium.
Species plasmodium pada manusia adalah :4
1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika.
2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana.
3. Plasmodium malariae, penyebab malaria malariae
(quartana)
4. Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale.
Kini plasmodium knowlesi yang selama ini dikenal hanya
ada pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),
ditemukan pula ditubuh manusia
 Patomekanisme
Masa Inkubasi (hari)
Plasmodium Masa inkubasi (hari)
plasmodium falciparum 9-14 hari (12)
plasmodium vivax 12-17 hari (15)
plasmodium ovale 16-18 hari (17)
plasmodium malariae 18-40 hari (28)
 Manifestasi Klinis
1. Stadium frigoris (mengigil)
2. Stadium akme (puncak demam)
3. Stadium sudoris (berkeringat banyak, suhu turun)
 Diagnosis
 ANAMNESIS
• Keluhan Utama : deman ,mengilgil,dan dapat disertai sakit
kepala,mual,
• Muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal
• Riwayat berkunjung dan bermalam 1~4 minggu yang lalu ke
daerah Endemik malaria
• Riwayat tinggal di daerah endemik malaria
• Riwayat sakit malaria
• Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
• Riwayat mendapat tranfusi darah
• Gejala klinis pada anak dapat tidak khas
 PEMFIS
• Demam (perabaan atau pengukuran dengan
thermometer )
• Pucat pada konjungtiva palpebra atau telapak tangan .
• Pembesaran limpa (splenomegali).
• Pembesaraan hati (hepatomegali).
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis untuk mentukan :
•Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).
•Species dan stadium plasmodium (Pf, PV, Pm,Po, dan tropozoit,
skizon, gametosit).
•Kepadatan parasit :
Semi kuatitatif
•(-) : SD neagatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
•(+) : SD positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB).
•(++) : SD positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB).
•(+++) : SD positif 3 (ditemukan 1-100 parasit dalam 1 LPB).
•(++++) : SD positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB).
Pemeriksaan Laboratorium
 Kuantitatif
Kepadatan parasit dihitung pada sediaan tebal dengan
menghitung jumlah parasit per 200 leokosit, atau
dihitung melalui sediaan tipis per 1000 eritrosit.
Penatalaksanaan
• Pengobatan Simptomatik
Pemberian antipiretik pada anak demam untuk mencegah hipertermia dengan dosis
paracetamol 15 mg/kgBB/dosis setiap 4-6 jam
• Pengobatan Anti-malaria
Lini pertama:
• Dehidroartemisin + piperakuin (fixed dose combination) Dosis dehidroartemisin
2-4 mg/kgBB dan piperakuin 16-32 mg/kgBB/dosis tunggal, diberikan selama 3
hari.
• Artesunat + amodiakuin (tablet 50 mg artesunat dan 153 mg amodiakuin)
Lini kedua:
• Kina (tablet 200 mg kina fosfat/sulfat) Dosis kina 10 mg/kgBB/dosis, diberikan 3
kali sehari selama 7 hari. Kina harus dikombinasikan dengan doksisiklin pada P.
falciparum, dengan dosis doksisiklin: 2 mg/kgBB/dosis (usia >14 tahun), 1
mg/kgBB/dosis (8-14 tahun), 2 kali sehari selama 7 hari.
 Prognosis
Prognosis bergantung pada pengobatan yang dinerikan.
Pada malaria tropika ( yang disebabkan oleh
plasmodium falciparum) dapat timbul komplikasi yang
erbahay yang disebut black water fever
( hemoglobinuric feber) dengan gagal ginjal akut.
 Pencegahan
Penyakit dapat dicegah dengan melakukan pemotongan rantai penularan dengan
cara :
a. Mencegah gigitan vektor :
 Membunuh nyamuk dengan insektisida.
 Tidur dengan mengunakan kelambu.
 Menghilangkan kesempatan nyamuk berkembang biak.
b. Kemoprofolaksis :
Bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria, dan apabila terinfeksi gejala
klinisnya tidak berat. Obat malaria yang dipakai adalah :
1.Doksisiklin : untuk plasmodium falsiparum
Dosis : 1,5 mg / kg BB/ hari selama tidak lebih dari 4-6 minggu.
2.Klorokuin : untuk plasmodium vivax
Dosis 5 mg/ kg BB/ minggu, diminum 1 minggu sebelum ke daerah endemis sampai
4 minggu setelah kembali.
DEMAM KUNING
• Demam kuning adalah infeksi virus yang disebarkan
oleh nyamuk, Aedes dan Haemagogus spp. Untuk
dicatat bahwa nyamuk pembawa demam kuning
kebanyakan menggigit siang hari.
• Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang
secara langsung. Apabila seseorang digigit nyamuk
terinfeksi, gejala biasanya muncul 3 - 6 hari
kemudian. Orang terinfeksi virus ini mengalami
jumlah virus yang banyak dalam darahnya dan
menyebarkan virus ke nyamuk segera sebelum
demam dan pada 3–5 hari pertama sejak sakit.
PATOFISIOLOGI
• Virus demam kuning termasuk dalam kelompok
arbovirus dari genus Flavivirus, dan nyamuk adalah
vektor utama. Nyamuk ini akan membawa virus dari
satu host ke yang lainnya, terutama antara monyet
ke monyet, dari monyet ke manusia, dan dari
manusia ke manusia.
JENIS PENULARAN
• Sylvatic (atau hutan) demam kuning: Di hutan hujan
tropis, demam kuning terjadi pada monyet yang
terinfeksi oleh nyamuk liar. Monyet-monyet yang
terinfeksi kemudian menularkan virus kepada
nyamuk lain yang memakan mereka. Nyamuk yang
terinfeksi menggigit manusia yang masuk ke hutan,
sehingga dalam kasus-kasus tertentu penyakit
demam kuning.
• Intermediate demam kuning: Di daerah yang lembab atau
semi-lembab Afrika, pernah terjadi epidemi skala kecil.
Nyamuk yang berkembang biak di alam bebas dan di sekitar
rumah tangga dapat menginfeksi monyet dan manusia.
• demam kuning Perkotaan: wabah besar terjadi
ketika orang yang terinfeksi virus demam kuning
masuk ke daerah-daerah padat penduduk dengan
sejumlah besar orang yang tidak kebal dan nyamuk
Aedes. Nyamuk yang terinfeksi menularkan virus dari
orang ke orang.
Demam kuning mempunyai tiga tahap:
GEJALA
• Irama jantung tak teratur, gangguan fungsi jantung
• Perdarahan (dapat berkembang ke perdarahan berat)
• Koma
• Kencing sedikit
• Ngigau
• Demam
• Nyeri kepala
• Badan kuning
• Nyeri otot (mialgia)
• Kemerahan pada mata, wajah, lidah
• Kejang
• Muntah
• Muntah darah
Pengobatan
• Tidak spesifik
• Suportif : untuk koreksi kehilangan cairan dan
pertahanan stabilitas hemodinamik
PENCEGAHAN
• Vaksinasi
• Pengendalian nyamuk
• Epidemi kesiapsiagaan dan respon
7. Jelaskan perspektif islam yang
berhubungan dengan scenario !
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
• ”Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya
(dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam
sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR.
Muslim)
Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit
yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada
Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai
saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin
dari api Neraka” (HR. Al Bazzar)
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaArwinAr
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitSurya Seftiawan Pratama
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demamTmb Odhian
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPVKharima SD
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 

Was ist angesagt? (20)

Trematoda pbl8
Trematoda pbl8Trematoda pbl8
Trematoda pbl8
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Hipokalemia
HipokalemiaHipokalemia
Hipokalemia
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 

Ähnlich wie DEMAM MODUL

Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeHilya Hilya
 
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdfpptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdfRizkyHidayat91
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxFredy Samosir
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxUGDPKMMARIDAN
 
Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1rikiab
 
Presentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptxPresentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptxOliviaMahulette
 
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docxKonsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docxfarida937092
 
CASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxCASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxlydiaekaputri
 
demam-tifoid-anak-160218082407.pptx
demam-tifoid-anak-160218082407.pptxdemam-tifoid-anak-160218082407.pptx
demam-tifoid-anak-160218082407.pptxMiftahulHuda476813
 
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptxLaporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptxSedahaniAlTarmiji
 
Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfssuser6a7917
 
Kejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptxKejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptxRais8
 
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONAuliaDwiJuanita
 

Ähnlich wie DEMAM MODUL (20)

Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
 
PPT THYPOID KEL 3.pptx
PPT THYPOID KEL 3.pptxPPT THYPOID KEL 3.pptx
PPT THYPOID KEL 3.pptx
 
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdfpptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
 
Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Presentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptxPresentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptx
 
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docxKonsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
 
CASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxCASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptx
 
demam-tifoid-anak-160218082407.pptx
demam-tifoid-anak-160218082407.pptxdemam-tifoid-anak-160218082407.pptx
demam-tifoid-anak-160218082407.pptx
 
Susp Leptospirosis.pptx
Susp Leptospirosis.pptxSusp Leptospirosis.pptx
Susp Leptospirosis.pptx
 
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
 
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptxLaporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptx
 
Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdf
 
Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdf
 
parotitis-ppt.pdf
parotitis-ppt.pdfparotitis-ppt.pdf
parotitis-ppt.pdf
 
Kejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptxKejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptx
 
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
 

Mehr von Aulia Amani

Persentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anakPersentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anakAulia Amani
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik StrokeKesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik StrokeAulia Amani
 
Deep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisDeep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisAulia Amani
 
Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Aulia Amani
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Aulia Amani
 
Modul Luka/trauma
Modul Luka/traumaModul Luka/trauma
Modul Luka/traumaAulia Amani
 
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak KasarPBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak KasarAulia Amani
 
Modul Gangguan Haid
Modul Gangguan HaidModul Gangguan Haid
Modul Gangguan HaidAulia Amani
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Aulia Amani
 
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok ReproduksiModul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok ReproduksiAulia Amani
 
Modul 2 Produksi Kencing Kurang
Modul 2 Produksi Kencing KurangModul 2 Produksi Kencing Kurang
Modul 2 Produksi Kencing KurangAulia Amani
 
pbl report smelling
pbl report smellingpbl report smelling
pbl report smellingAulia Amani
 
persentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL Penghidupersentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL PenghiduAulia Amani
 

Mehr von Aulia Amani (20)

Persentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anakPersentation of HIV pada anak
Persentation of HIV pada anak
 
HIV pada Anak
HIV pada AnakHIV pada Anak
HIV pada Anak
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik StrokeKesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
Kesadaran Menurun ec Hemoragik Stroke
 
Deep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisDeep Vein Trombosis
Deep Vein Trombosis
 
Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Modul Luka/trauma
Modul Luka/traumaModul Luka/trauma
Modul Luka/trauma
 
PBL Modul Jatuh
PBL Modul JatuhPBL Modul Jatuh
PBL Modul Jatuh
 
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak KasarPBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
PBL Modul Keterlambatan Gerak Kasar
 
Modul Gangguan Haid
Modul Gangguan HaidModul Gangguan Haid
Modul Gangguan Haid
 
Modul Demam
Modul DemamModul Demam
Modul Demam
 
Modul SS Mata
Modul SS MataModul SS Mata
Modul SS Mata
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
 
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok ReproduksiModul 2 BBLR Blok Reproduksi
Modul 2 BBLR Blok Reproduksi
 
Modul 2 Produksi Kencing Kurang
Modul 2 Produksi Kencing KurangModul 2 Produksi Kencing Kurang
Modul 2 Produksi Kencing Kurang
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
 
pbl report smelling
pbl report smellingpbl report smelling
pbl report smelling
 
persentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL Penghidupersentasi laporan PBL Penghidu
persentasi laporan PBL Penghidu
 
Modul Kulit
Modul Kulit Modul Kulit
Modul Kulit
 

Kürzlich hochgeladen

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 

DEMAM MODUL

  • 1. Modul Demam Blok Kedokteran Tropis Kelompok 10
  • 2. Kelompok 10 11020150009 AULIA AMANI 11020150014 ANDI RIZKI NUR AMALIA 11020150031 NURUL FAIQAH BAEDURI 11020150044 ANDI ADINDA FARACH DHEA 11020150062 MUHAMMAD ILHAM KAHARU 11020150064 NUR FADHILLAH ARIESA 11020150072 APRIANI EKA SAPUTRI 11020150078 RIFQI ADITYA 11020150079 SITI FADHILAH HAZZHIYAH 11020150092 MAULUDDIN RAHMAT SARITA
  • 3. Skenario 2 Laki-laki, 41 tahun, Masuk ke IGD rumah sakit dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Demam mendadak, tinggi dan menetap. perasaan seperti terbakar di seluruh tubuh dan tidak menurun dengan pemberian obat penurun panas. Mengigil serta kulit dan matanya menguning sejak 3 hari lalu, warna urinnya berubah menjadi kuning kecoklatan seperti teh, badan lemas dan nyeri disekujur tubuhnya semenjak 2 hari lalu dan tidak membaik dengan istirahat. Muntah darah sejak 6 jam yang lalu frekuensi 2 kali.
  • 4. Kata Kunci 1. Laki-laki, 41 tahun 2. Keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. 3. Demam mendadak, tinggi dan menetap. perasaan seperti terbakar di seluruh tubuh 4. Tidak menurun dengan pemberian obat penurun panas 5. Mengigil serta kulit dan matanya menguning sejak 3 hari lalu 6. Warna urinnya berubah menjadi kuning kecoklatan seperti teh 7. Badan lemas dan nyeri disekujur tubuhnya semenjak 2 hari lalu dan tidak membaik dengan istirahat 8. Muntah darah sejak 6 jam yang lalu frekuensi 2 kali.
  • 5. Pertanyaan Penting 1. Jelaskan definisi, klasifikasi, dan mekanisme demam! 2. Jelaskan patomekanisme gejala pada scenario ! 3. Mengapa demam tidak turun dengan pemberian obat? 4. Sebutkan dan jelaskan penyakit-penyakit tropis yang menyebabkan demam! 5. Jelaskan langkah-langkah diagnosis! 6. Jelaskan diagnosa banding pada scenario! 7. Jelaskan perspektif islam yang berhubungan dengan scenario !
  • 6. 1. Jelaskan definisi, klasifikasi, dan mekanisme demam!
  • 7. DEFINISI DEMAM Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus (Dinarello & Gelfand, 2005). Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5- 37,2°C.
  • 9. Patofisiologi Demam dan Efek Antipiretik (Ermawati, 2010)
  • 10. 2. Jelaskan patomekanisme gejala pada scenario !
  • 11.
  • 12. 3. Mengapa demam tidak turun dengan pemberian obat?
  • 13. Mekanisme demam juga dapat terjadi melalui jalur non prostaglandin melalui sinyal aferen nervus vagus yang dimediasi oleh produk lokal macrophage inflammatory protein ( IMP-1), suatu kemokin yang bekerja secara langsung terhadap hipotalamus anterior. Berbeda dengan demam dari jalur non prostaglandin, demam melalui aktivitas MIP-1 ini tidak dapat dihambat oleh antipiretik.
  • 14. Infeksi,toksin mikroba, mediator inflmasi , reaksi imunologis Monosit, makrofag, sel endotel Pirogen, sitokin, IL-1, IL-6, TNF- α, IFN δ Endotel hipotalamus Sirkulasi Asam arakidonat PGE-2 Antipiretik AMP siklik Peningkatan set point Konservasi & produksi panas Demam Toksin mikroba ≠
  • 15. 4. Sebutkan dan jelaskan penyakit- penyakit tropis yang menyebabkan demam!
  • 16. Penyakit tropis dengan gejala demam Sudoyo, Aru W, dkk, editor 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  • 19. 6. Jelaskan diagnosa banding pada scenario!
  • 21. • Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans tanpa memandang bentuk spesifik serotipenya.
  • 22. ETIOLOGI Leptospirosis disebabkan oleh genus leptospira, famili treponemataceae, koloni suatu mikroorganisme spirochaeta.
  • 23.
  • 24. EPIDEMIOLOGI Leptospirosis tersebar di seluruh dunia, disemua benua kecuali benua Antartika, namun terbanyak didapati didaerah tropis
  • 25. PENULARAN Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan : Air atau tanah, lumpur yang telah terkontaminasi oleh urine binatang yang telah terinfeksi leptospira. Infeksi tersebut terjadi jika terjadi luka erosi pada kulit ataupun selaput lendir..
  • 26. PATOGENESIS 1.invasi bakteri langsung, 2.faktor inflamasi non spesifik, 3. reaksi imunologi.
  • 27. PATOLOGI • Dalam perjalanan pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan toksin yang bertanggung jawab atas terjadinya keadaan patologi pada beberapa organ. Lesi yang muncul terjadi karena kerusakan pada lapisan endotel kapiler. Pada leptospirosis terdapat perbedaan antara derajat fungsi organ dengan kerusakan secara histologik.
  • 28.
  • 30.
  • 31.
  • 32. Diagnosis • Anamnesis, perlu diketahui pekerjaan dan gejala atau keluhan seperti demam yang muncul mendadak. • pemeriksaan fisik, apakah dijumpai demam, bradikardi, nyeri tekan otot, hepatomegali, dan lain- lain.
  • 33. pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah rutin: leukositosis (normal atau sedikit menurun), neutrofilia, dan laju endap darah meningkat. Trombositopenia terjadi pada 50% kasus. Pemeriksaan urin: protein urin, leukositoria, dan cast. Apabila terdapat kerusakan hati dan ginjal, terdapat peningkatan transaminase, BUN, ureum, dan kreatinin.
  • 34. • Kultur dapat menggunakan spesimen dari fase leptospiremia (sebelum pemberian antibiotik) berupa urin, darah, dan cairan serebrospinal ke dalam medium Fletcher atau lainnya. • Serologi merupakan cara untuk mendeteksi leptospira dengan cepat dengan pemeriksaan PCR, silver stain, ELISA, dan MAT (Microscopic Agglutination Test).
  • 35. Pengobatan Indikasi Regimen Dosis Leptospirosis ringan Doksisiklin 2×100 mg Ampisilin 4x 500-750 mg Amoksisiklin 4×500 mg Leptospirosis sedang/berat Penisilin G 1,5 juta unit/6 jam (IV) Ampisilin 1 gram/ 6 jam (IV) Amoksisilin 1 gram/ 6 jam (IV) Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/ minggu
  • 36. PROGNOSIS •Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus dengan iktenus angka kematian 5% pada umur di bawah 30 tahun, dan pada usia lanjut mencapai 30- 40%.
  • 37. MALARIA  Definisi Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak di dalam sel darah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
  • 38.  Epidemiologi Di indonesia terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya (survei kesehatan rumah tangga, 2001). Diperkirakan 35 % penduduk undonesia tinggal di daerah yang beresiko tertular malaria. Dari 293 kabupaten / kota yang ada di indonesia, 167 kabupaten / kota merupakn daerah endemis malaria. Upaya penanggulangan malaria telah menunjukkan peningkatan mulai dari tahun1997 s/d 2004.
  • 39.  Etiologi Penyakit malaria ini disebabkan oleh parasit plasmodium. Species plasmodium pada manusia adalah :4 1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika. 2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana. 3. Plasmodium malariae, penyebab malaria malariae (quartana) 4. Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale. Kini plasmodium knowlesi yang selama ini dikenal hanya ada pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), ditemukan pula ditubuh manusia
  • 41. Masa Inkubasi (hari) Plasmodium Masa inkubasi (hari) plasmodium falciparum 9-14 hari (12) plasmodium vivax 12-17 hari (15) plasmodium ovale 16-18 hari (17) plasmodium malariae 18-40 hari (28)
  • 42.  Manifestasi Klinis 1. Stadium frigoris (mengigil) 2. Stadium akme (puncak demam) 3. Stadium sudoris (berkeringat banyak, suhu turun)
  • 43.  Diagnosis  ANAMNESIS • Keluhan Utama : deman ,mengilgil,dan dapat disertai sakit kepala,mual, • Muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal • Riwayat berkunjung dan bermalam 1~4 minggu yang lalu ke daerah Endemik malaria • Riwayat tinggal di daerah endemik malaria • Riwayat sakit malaria • Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir • Riwayat mendapat tranfusi darah • Gejala klinis pada anak dapat tidak khas
  • 44.  PEMFIS • Demam (perabaan atau pengukuran dengan thermometer ) • Pucat pada konjungtiva palpebra atau telapak tangan . • Pembesaran limpa (splenomegali). • Pembesaraan hati (hepatomegali).
  • 45. Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis untuk mentukan : •Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif). •Species dan stadium plasmodium (Pf, PV, Pm,Po, dan tropozoit, skizon, gametosit). •Kepadatan parasit : Semi kuatitatif •(-) : SD neagatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB) •(+) : SD positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB). •(++) : SD positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB). •(+++) : SD positif 3 (ditemukan 1-100 parasit dalam 1 LPB). •(++++) : SD positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB). Pemeriksaan Laboratorium
  • 46.  Kuantitatif Kepadatan parasit dihitung pada sediaan tebal dengan menghitung jumlah parasit per 200 leokosit, atau dihitung melalui sediaan tipis per 1000 eritrosit.
  • 47. Penatalaksanaan • Pengobatan Simptomatik Pemberian antipiretik pada anak demam untuk mencegah hipertermia dengan dosis paracetamol 15 mg/kgBB/dosis setiap 4-6 jam • Pengobatan Anti-malaria Lini pertama: • Dehidroartemisin + piperakuin (fixed dose combination) Dosis dehidroartemisin 2-4 mg/kgBB dan piperakuin 16-32 mg/kgBB/dosis tunggal, diberikan selama 3 hari. • Artesunat + amodiakuin (tablet 50 mg artesunat dan 153 mg amodiakuin) Lini kedua: • Kina (tablet 200 mg kina fosfat/sulfat) Dosis kina 10 mg/kgBB/dosis, diberikan 3 kali sehari selama 7 hari. Kina harus dikombinasikan dengan doksisiklin pada P. falciparum, dengan dosis doksisiklin: 2 mg/kgBB/dosis (usia >14 tahun), 1 mg/kgBB/dosis (8-14 tahun), 2 kali sehari selama 7 hari.
  • 48.  Prognosis Prognosis bergantung pada pengobatan yang dinerikan. Pada malaria tropika ( yang disebabkan oleh plasmodium falciparum) dapat timbul komplikasi yang erbahay yang disebut black water fever ( hemoglobinuric feber) dengan gagal ginjal akut.
  • 49.  Pencegahan Penyakit dapat dicegah dengan melakukan pemotongan rantai penularan dengan cara : a. Mencegah gigitan vektor :  Membunuh nyamuk dengan insektisida.  Tidur dengan mengunakan kelambu.  Menghilangkan kesempatan nyamuk berkembang biak. b. Kemoprofolaksis : Bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria, dan apabila terinfeksi gejala klinisnya tidak berat. Obat malaria yang dipakai adalah : 1.Doksisiklin : untuk plasmodium falsiparum Dosis : 1,5 mg / kg BB/ hari selama tidak lebih dari 4-6 minggu. 2.Klorokuin : untuk plasmodium vivax Dosis 5 mg/ kg BB/ minggu, diminum 1 minggu sebelum ke daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali.
  • 51. • Demam kuning adalah infeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk, Aedes dan Haemagogus spp. Untuk dicatat bahwa nyamuk pembawa demam kuning kebanyakan menggigit siang hari.
  • 52. • Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang secara langsung. Apabila seseorang digigit nyamuk terinfeksi, gejala biasanya muncul 3 - 6 hari kemudian. Orang terinfeksi virus ini mengalami jumlah virus yang banyak dalam darahnya dan menyebarkan virus ke nyamuk segera sebelum demam dan pada 3–5 hari pertama sejak sakit.
  • 53. PATOFISIOLOGI • Virus demam kuning termasuk dalam kelompok arbovirus dari genus Flavivirus, dan nyamuk adalah vektor utama. Nyamuk ini akan membawa virus dari satu host ke yang lainnya, terutama antara monyet ke monyet, dari monyet ke manusia, dan dari manusia ke manusia.
  • 54. JENIS PENULARAN • Sylvatic (atau hutan) demam kuning: Di hutan hujan tropis, demam kuning terjadi pada monyet yang terinfeksi oleh nyamuk liar. Monyet-monyet yang terinfeksi kemudian menularkan virus kepada nyamuk lain yang memakan mereka. Nyamuk yang terinfeksi menggigit manusia yang masuk ke hutan, sehingga dalam kasus-kasus tertentu penyakit demam kuning.
  • 55. • Intermediate demam kuning: Di daerah yang lembab atau semi-lembab Afrika, pernah terjadi epidemi skala kecil. Nyamuk yang berkembang biak di alam bebas dan di sekitar rumah tangga dapat menginfeksi monyet dan manusia.
  • 56. • demam kuning Perkotaan: wabah besar terjadi ketika orang yang terinfeksi virus demam kuning masuk ke daerah-daerah padat penduduk dengan sejumlah besar orang yang tidak kebal dan nyamuk Aedes. Nyamuk yang terinfeksi menularkan virus dari orang ke orang.
  • 57. Demam kuning mempunyai tiga tahap:
  • 58. GEJALA • Irama jantung tak teratur, gangguan fungsi jantung • Perdarahan (dapat berkembang ke perdarahan berat) • Koma • Kencing sedikit • Ngigau • Demam • Nyeri kepala • Badan kuning • Nyeri otot (mialgia) • Kemerahan pada mata, wajah, lidah • Kejang • Muntah • Muntah darah
  • 59. Pengobatan • Tidak spesifik • Suportif : untuk koreksi kehilangan cairan dan pertahanan stabilitas hemodinamik
  • 60. PENCEGAHAN • Vaksinasi • Pengendalian nyamuk • Epidemi kesiapsiagaan dan respon
  • 61. 7. Jelaskan perspektif islam yang berhubungan dengan scenario !
  • 62. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, • ”Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim) Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka” (HR. Al Bazzar)