SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 52
Downloaden Sie, um offline zu lesen
STATUS GIZI
Oleh: Asyifa R.A.
STATUS GIZI
Status Gizi adalah ukuran keberhasilan
dalam pemenuhan nutrisi. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan
yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien.
PENILAIAN STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara
Biokimia
Penilaian Status Gizi secara
Antropometri
Penilaian Status Gizi secara Klinis
(Mulut)
glositis
Defisiensi
riboflavin, niasin,
biotin, Vitamin
B6, vitamin B12,
folat, zat besi
dan zink
Angular
stomatitis
Defisiensi riboflavin, niasin,
biotin, Vitamin B6, dan zat besi
Gingivitis
Defisiensi Vitamin C
Perdarahan Gusi
Penilaian Status Gizi secara Klinis
(badan)
Kulit kering mudah terkelupas
Defisiensi asam lemak esensial
Depigmentasi
Kurang Energi Protein (KEP)
Kulit kekuningan/orange
Kelebihan karoten
Koilonychia
Defisiensi zat besi
Penilaian Status Gizi secara Klinis
(badan)
Atrofi otot
Kurang Energi Protein (KEP)
Spasme Kapropedal
Hipokalsemia
Identifikasi tanda klinis
Kurang Energi Protein
Tanda 1: Pitting pretibial, bilateral edema
0+  tidak ada edema piting
1+  edema paling ringan, 2mm
yang depresi hilang dengan cepat
2+  edema piting moderat,
depresi 4 mm yang hilang dalam
10-15 detik
3+  edema piting berat sedang,
depresi 6 mm yang berakhir >1
menit
4+  edema pitting sangat berat,
depresi 8 mm yang dapat berakhir
kurang atau lebih dari 2 menit
Identifikasi tanda klinis
Kurang Energi Protein
Tanda 2: defisit berat badan mayor (<0,6 median umur)
Tanda 3: defisit berat badan minor (0,8 – 0,6 median umur)
Tanda 4: rambut dicabut tidak terasa sakit
Interpretasi:
Kategori risiko
berat
• Tanda 1 atau 2
Sedang
• Tanda 3 atau 3+4
ringan
• Tanda 4 atau tanpa
tanda
Kategori umur dan jenis kelamin
0 – 5 tahun Laki-laki atau perempuan
Identifikasi tanda klinis
Defisiensi Vitamin C
Tanda 1 Defisiensi Vitamin C  Scorbutic rosary
Tanda 2 Perdarahan difus dari gusi
Tanda 3 purpura atau petechiae dan/atau folikular
hiperkeratosis di tangan atau punggung
Interpretasi:
Kategori
umur dan
jenis
kelamin
Kategori risiko
Berat sedang ringan
0-5 tahun
laki-laki,
perempuan
Tanda 1 atau
2+3
Tanda 2 atau
3
Tanpa tanda
6+ tahun
laki-laki,
perempuan
Tanda 2+3 Tanda 2 atau
3
Tanpa tanda
PENILAIAN STATUS GIZI
SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZI
ZAT GIZI MAKRO (protein)
• Merupakan produk limbah kimia yang diproduksi
dari kontraksi otot dalam kondisi normal yang
dikeluarkan melalui urin, meningkat pada
penggunaan obat tertentu, dan olahraga berat
Kreatinin
urin
• Dikenal sebagai total protein, merupakan tes
biokimia untuk mengukur jumlah total protein
dalam serum, protein dalam plasma terdiri dari
albumin dan globulin
Total
serum
protein
• Terdapat dua kondisi ketika serum albumin
darah rendah, pertama ketika terjadi penyakit
hati yang berat, kedua karena penyakit ginjal
Serum
albumin
• Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga
kesehatan sel, kalau terlalu tinggi akan berisiko
terkena jantung koroner
Kolesterol
total
• HDL biasa disebut koleterol baik karena
kemampuannya menghilangkan kelebihan
kolesterol dari darah dan membawanya ke hati
HDL (High
Density
Lipoprotein)
• LDL disebut kolesetrol jahat karena LDL mengambil
kolesetrol dari darah dan membawanya ke sel,
penyebab jantung koroner
LDL (low
Density
Lipoprotein)
• Merupakan salah satu jenis lemak yang sangat berkaitan
dengan makanan yang dikonsumsi seperti gula, lemak,
dan alkohol. Kadar trigliserida meningkat karena
kelebihan berat badan, pada mereka yang memiliki
penyakit tiroid, penyakit hati, dan kondisi genetik
Trigliserida
PENILAIAN STATUS GIZI
ZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA
ANTROPOMETRI
Parameter
Umur
Berat Badan
(BB)
Tinggi Badan
(TB)/
Panjang
Badan (PB)
Lingkar
Lengan Atas
(LiLA)
Lingkar
Kepala (LK)
Lingkar Dada
(LD)
Parameter adalah ukuran tunggal dari antropometri
• Parameter umur memegang peranan
yang sangat penting dalam penilaian
status gizi dengan antropometri.
Penentuan umur adalah berdasarkan
umur penuh, yaitu bulan penuh dan
tahun penuh
• Contoh  anak umur 5 bulan 20 hari
dihitung 5 bulan, umur 4 tahun 9 bulan
dihitung 4 tahun
Umur
• Merupakan atropometri pilihan
utama karena: utk melihat perubahan
dalam waktu singkat memberikan
gambaran status gizi skrg
• Penentuan yang dilakukan adalah
menimbang alat timbang yang
digunakan adalah dacin dengan
ketelitian 0,1 kg.
Berat Badan (BB)
• Tinggi badan adalah ukuran tubuh linier yang
diukur dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Pengukuran tinggi badan dilakukan denan
menggunakan mikrotoa (microtoise)dengan
ketelitian 0,1 cm
• Ukuran tinggi badan (TB) digunakan untuk
anak umur di atas 24 bulan yang diukur
berdiri.
• Ukuran panjang badan (PB) untuk anak umur
0 – 24 bulan yang diukur secara telentang
Tinggi Badan (TB) /Panjang Badan (PB)
• Merupakan suatu indikator yang
digunakan untuk menilai status gizi dengan
cara mengukur lingkar lengan atas.
• Cara mengukurnya dengan mengukur
lingkar lengan kiri atas pada bagian tengah
antara ujung bahu dan ujung siku.
• Alat ukur yang digunakan adalah pita LiLA
dengan ketelitian 0,1 cm.
Lingkar Lengan Atas (LiLA)
• Pengukuran lingkar kepala umumnya
digunakan dalam ilmu kedokteran anak
untuk melihat apakah anak mengalami
kepala besar (hidrosefalus) dan kepala
kecil (mikrosefalus)
• Lingkar kepala terutama dihubungkan
dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak
Lingkar Kepala (LK)
• Pengukuran lingkar dada biasanya
dilakukan pada anak umur 2 sampai 3
tahun
• Pada umur 6 bulan sampai 5 tahun,
rasio lingkar kepala dan dada adalah
kurang dari satu
• Posisi pengukuran dilakukan pada garis
puting susu
Lingkar dada (LD)
Penggunaan Antropometri
Anak  umur 0-60 bulan (Laki-
laki dan perempuan)
Anak  umur 5 – 18 tahun
Dewasa  >18 tahun
Baku dan Standar
Antropometri
Menggunakan SK Menkes
Nomor:
1995/Menkes/SK/XII/2010
tentang Standar
Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak
Dengan memperhatikan
berbagai macam indeks,
berbagai kategori status gizi,
dan menggunakan ambang
batas z-score.
Anak  umur 0-60 bulan
(Laki-laki dan perempuan)
Indeks (kombinasi parameter)
BB/U
TB/U
BB/TB
LiLA/U
Jenis, keunggulan, dan kelemahan
masing-masing indeks (I)
Indeks Keunggulan Kelemahan
BB/U Baik untuk mengukur status
gizi akut/kronis
Berat badan dapat
berfluktuasi
Sensitif terhadap perubaan
Dapat mendeteksi
kegemukan
Interpretasi keliru jika
terdapat edema ataupun
asites
Sering terjadi kesalahan
pengukuran krn pengaruh
pakaian dan gerakan anak
TB/U Baik untuk menilai status gizi
masa lampau
Ukuran panjang dapat dibuat
sendiri, murah, dan mudah
dibawa
Tinggi badan tidak cepat naik
Pengukuran relatif sulit dan
membutuhkan 2 orang utk
melakukannya
Ketetapan umur sulit didapat,
terutama di daerah terpencil
Indeks Keunggulan Kelemahan
BB/TB Tidak memerlukan data umur
Dapat membedkan prporsi
tubuh (gemuk, normal, dan
kurus)
Tidak dapat memberikan
gambaran apakah anak tersebut
pendek
Membutuhkan 2 macam alat
ukur
Pengukuran relatif lama
Membutuhkan 2 orang untuk
melakukannya
Sering terjadi kesalahan dalam
pembacaan hasil pengukuran
LiLA/U Indikator yang baik untuk
meilai KEP berat
Alat ukur murah, ringan, dan
dapat dibuat sendiri
Alat dapat diberi kode warna
untuk menentukan tingkat
keadaan gizi
Hanya dapat mengidentifikasi
KEP berat, sulit menentukan
ambang batas sulit digunakan
untuk melihat pertumbuhan
anak karena perubahan tidak
tampak nyata
Penjelasan BB/U
• Dalam keadaan biasa indeks BB/U kurang sensitif
untuk menilai status gizi kurang yang akut pada
anak-anak di lingkungan masyarakat miskin
• Sebaliknya indeks BB/U cukup sensitif untuk menilai
status gizi kurang yang akut sebagai akibat
memburuknya situasi (krisis ekonomi, bencana,
wabah, dll) baik pada masyarakat miskin maupun
masyarakat dengan sosek lebih baik
• Dalam keadaan biasa indeks BB/U cukup sensitif untuk
menilai masalah gizi kronis pada masyarakat
miskin, tetapi tidak sensitif untuk masyarakat dengan
sosek baik
Penjelasan BB/TB
• Dalam keadaan yang baik BB anak akan
berbanding lurus dengan TB (BB akan seimbang
dengan TB). Bila ada kondisi yang memburuk
dalam waktu singkat, maka BB akan berubah dan
TB akan tetap. Sehingga BB tidak proporsional
dengan TB. Dengan demikian indeks BB/TB
sangat sensitif untuk memberikan indikasi
masalah gizi akut
• Indeks BB/TB berguna untuk tindakan segera
seperti: pemeriksaan kesehatan, PMT pemulihan
Penjelasan TB/U
• Gangguan pertumbuhan TB berlangsung pada
kurun waktu yang cukup lama (TB/U memberikan
indikasi masalah gizi kronis)
• Bila terdapat banyak anak yang pendek, maka
memberikan indikasi ada masalah gizi kronis &
harus dicari penyebabnya
• Kalau TB dipantau secara teratur, maka TB/U
dapat digunakan sebagai indikator sosek
masyarakat
• Tidak dapat digunakan untuk memberikan
indikasi masalah gizi akut
Menggunakan parameter LiLA
LiLA digunakan jika:
1. Tidak tersedia data berat badan dan tinggi badan
2. Berat badan dan tinggi badan tidak dapat diukur
secara tepat, seperti pada pasien organomegali,
edema, hidrosefalus.
Klasifikasi Ambang batas
Normal >12,5 cm
Gizi kurang ≤ 11,5 cm – 12,5 cm
Gizi buruk < 11,5 cm
Menghitung Nilai Standar Deviasi
Rumus Menghitung Nilai Standar Deviasi Hasil
Pengukuran Antropometri
Nilai SD=
Nilai Pengukuran – nilai median baku rujukan
Nilai simpangan baku rujukan
Dalam baku rujukan SK Menkes Nomor:
1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak cara penyajian indeks antropometri
hanya dicantumkan nilai Standar Deviasi (SD) saja
Contoh Kasus 1:
Data: anak laki-laki umur 24 bulan dengan BB 9,9 kg.
Pertanyaan: Berapa nilai SD anak tersebut?
Jawab:
Umur Berat Badan
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
24 8,6 9,7 10,8 12,2 13,6 15,3 17,1
Cara:
1. Menghitung nilai 1 SD populasi rujukan
2. Apabila nilai hasil pengukuran di bawah nilai median maka
gunakan nilai 1 SD di bawah Median (Sebelah kiri)  (12,2 – 10,8 =
1,4)
3. Setelah nilai SD populasi rujukan diketahui segera masukkan dalam
rumus dan hitung hasilnya
Nilai SD =
9,9 – 12,2
1,4
= - 1,64
Contoh Kasus 2:
Data: anak laki-laki umur 30 bulan dengan BB 20,3 kg.
Pertanyaan: Berapa nilai SD anak tersebut?
Jawab:
Umur Berat Badan
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
30 9,4 10,5 11,8 13,3 15,0 16,9 19,0
Cara:
1. Menghitung nilai 1SD populasi rujukan
2. Apabila nilai hasil pengukuran di atas nilai median maka gunakan
nilai 1 SD di atas Median (Sebelah kanan)  (15,0 – 13,3 = 1,7)
3. Setelah nilai SD populasi rujukan diketahui segera masukkan dalam
rumus dan hitung hasilnya
Nilai SD =
20,3 – 13,3
1,7
= +4,12
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)
Berat badan menurut umur
(BB/U)
Anak umur 0-60 bulan
Gizi Buruk <-3 SD
Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD
Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
Panjang badan menurut umur
(PB/U) atau tinggi badan
menurut umur (TB/U)
Anak umur 0-60 bulan
Sangat pendek <-3 SD
Pendek -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Tinggi >2 SD
Berat badan menurut panjang
badan (BB/TB) atau berat
badan menurut tinggi badan
(BB/TB)
Anak umur 0-60 bulan
Sangat kurus <-3 SD
Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2 SD
Indeks massa tubuh menurut
umur (IMT/U) anak umur 0 –
60 bulan
Sangat kurus <-3 SD
Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2SD
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak berdasarkan Indeks
Sumber: Hardinsyah, Supariasa. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi, 2016
Interpretasi Indeks status gizi (I)
BB/U TB/U BB/TB kesimpulan
rendah rendah normal Keadaan gizi saat ini baik,
tapi mengalami masalah gizi
kronis, BB proporsional
dengan TB
normal rendah lebih Anak mengalami masalah gizi
kronis, saat ini mengalami
kegemukan (karena BB lebih
dari proporsional thdp TB nya
rendah rendah rendah Anak mengalami kurang gizi
berta dan kronis, artinya
pada saat ini keadaan gizi
anak tidak baik dan riwayat
masa lalunya juga tidak baik
Interpretasi Indeks status gizi (II)
BB/U TB/U BB/TB kesimpulan
normal normal normal Keadaan gizi anak “baik”
pada saat ini maupun masa
lalu
normal normal rendah Keadaan gizi anak secara
umum baik, tetapi berat
badannya kurang
proporsional terhadap TB-
nya karena tubuh anak
jangkung
rendah normal rendah Anak mengalami kurang gizi
berat (kurus)
Status Gizi anak umur 5 – 18 tahun
Status Gizi
anak umur
5 – 18 tahun
Indeks Massa Tubuh
Umur
Indeks Massa
Tubuh menurut
Umur (IMT/U)
Anak Umur
5 – 18 tahun
Kategori
status Gizi
Ambang Batas
(z-Score)
Sangat kurus < -3 SD
Kurus - 3 SD sampai dengan < -2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk > 1 SD sampai dengan 2 SD
obesitas > 2 SD
Status Gizi anak umur 5 – 18 tahun
Status Gizi Dewasa
Diukur oleh:
IMT (Indeks Massa Tubuh)=
BB(kg)
TB2 (m2)
Interpretasi:
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
normal 18,5 – 25,0
gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi
berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa
negara berkembang.
BMI < 16,0 16,0 - 16,9 17,0 - 18,4 > 18,5
Tingkat KEK III II I normal
KEBUTUHAN GIZI
Penentuan kebutuhan gizi seseorang dalam
keadaan sehat dilakukan berdasarkan:
Umur
Gender
Aktivitas fisik
Kondisi khusus (ibu hamil dan menyusui)
Penetapan standar makanan untuk pemeliharaan kesehatan
telah mengalami perkembangan karena pemahaman peran
gizi dalam kesehatan menjadi semakin baik.
Sebagian besar negara sekarang memiliki Angka Kecukupan
Gizi (AKG) yang dianjurkan sebagai rekomendasi nasional.
Artinya definisi diatas memiliki arti tingkat gizi yang cukup dan
diperlukan untuk mencegah penyakit akibat kekurangan gizi,
seperti Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), Xeroftalmia
dan buta senja untuk vitamin A dan beri-beri untuk thiamin.
Secara tradisional AKG didefinisikan sebagai “tingkat asupan gizi
yang dapat memenuhi kebutuhan gizi diketahui
hampir semua orang sehat”.
• AKG adalah angka kecukupan gizi setiap
hari menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas
untuk mencegah terjadinya kekurangan
ataupun kelebihan gizi.
• Secara internasional, banyak istilah yang
digunakan  AS dan Kanada
menyebutnya Dietary Reference Intakes
(DRIs), sedangkan WHO menggunakan
istilah Recommended Nutrient Intake (RNI)
ANGKA KECUKUPAN GIZI
Penetapan AKG
Setiap per-5 tahun hampir selalu ada perubahan kecukupan
beberapa zat gizi. Perubahan terjadi karena adanya
perkembangan permasalahan kesehatan masyarakat dan
semakin baiknya pemahaman terhadap penyakit kronis dan
semakin bertambahnya umur harapan hidup.
AKG digunakan untuk berbagai keperluan:
• 1. Panduan untuk asupan gizi individu dan populasi
• 2. Pendidikan gizi
• 3. Penilaian asupan makanan
• 4. Membantu dalam perancangan program
intervensi pangan
• 5. Pelabelan gizi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa
Nomor 75 Tahun 2013, tentang:
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa
Nomor 75 Tahun 2013, tentang:
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
Untuk tabel AKG vitamin dan mineral dapat
dilihat dalam LAMPIRAN 1 Gizi Kesehatan
Reproduksi
Setelah ditentukan status gizi
dan kebutuhan gizi seseorang
maka kita bisa menghitung
energinya
Next  energi
ENERGI
Komponen lain adalah pengaruh termis makanan atau
Spesific Dynamic Action of Food (SDA). Karena jumlahnya
relatif kecil, komponen SDA dapat diabaikan.
Komponen utama yang menentukan
kebutuhan energi adalah:
Angka Metabolisme Basal (AMB)
atau Basal Metabolic Rate (BMR)
aktivitas fisik.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangAgnescia Sera
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukJoni Iswanto
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)Feny Kartika
 
Materi i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukMateri i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukJoni Iswanto
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaDiet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaWira Rotinsulu
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziaditya kusuma
 
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja Shela Rizky Tarinda
 
Obesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan RemajaObesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan RemajaSri Sumarni
 

Was ist angesagt? (20)

Pola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada DiabetesPola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada Diabetes
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
Materi i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukMateri i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi buruk
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
 
SKDN
SKDNSKDN
SKDN
 
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaDiet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
STUNTING.ppt
STUNTING.pptSTUNTING.ppt
STUNTING.ppt
 
Diet hipertensi
Diet hipertensiDiet hipertensi
Diet hipertensi
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Gizi anak sekolah dasar
Gizi anak sekolah dasar Gizi anak sekolah dasar
Gizi anak sekolah dasar
 
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
 
Obesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan RemajaObesitas pada Anak dan Remaja
Obesitas pada Anak dan Remaja
 

Ähnlich wie Kebutuhan gizi dan status gizi

Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDREISA Class
 
Penilaian st gizi
Penilaian st giziPenilaian st gizi
Penilaian st giziPriyo1212
 
Evaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicatesEvaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicatesFirda Amalia
 
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.pptmateri gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.pptNicholasGmarzai1
 
Gizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfGizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfRiefClasher
 
Antropometri gizi
Antropometri giziAntropometri gizi
Antropometri giziYenniJanggu
 
antropometrigizi-190228012756.pdf
antropometrigizi-190228012756.pdfantropometrigizi-190228012756.pdf
antropometrigizi-190228012756.pdfPkmBadean1
 
PERTEMUAN_KE-4_ANTROPOMETRI_GIZI.ppt
PERTEMUAN_KE-4_ANTROPOMETRI_GIZI.pptPERTEMUAN_KE-4_ANTROPOMETRI_GIZI.ppt
PERTEMUAN_KE-4_ANTROPOMETRI_GIZI.pptastroboy40
 
Antropometri 1
Antropometri 1Antropometri 1
Antropometri 1_fitria
 
antropometri-1.ppt
antropometri-1.pptantropometri-1.ppt
antropometri-1.pptrose125620
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiDessycis
 
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI pjj_kemenkes
 

Ähnlich wie Kebutuhan gizi dan status gizi (20)

Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMDParameter pertumbuhan pada anak - BMD
Parameter pertumbuhan pada anak - BMD
 
Penilaian st gizi
Penilaian st giziPenilaian st gizi
Penilaian st gizi
 
Evaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicatesEvaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicates
 
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.pptmateri gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
 
Gizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfGizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdf
 
Antropometri gizi
Antropometri giziAntropometri gizi
Antropometri gizi
 
antropometrigizi-190228012756.pdf
antropometrigizi-190228012756.pdfantropometrigizi-190228012756.pdf
antropometrigizi-190228012756.pdf
 
PERTEMUAN_KE-4_ANTROPOMETRI_GIZI.ppt
PERTEMUAN_KE-4_ANTROPOMETRI_GIZI.pptPERTEMUAN_KE-4_ANTROPOMETRI_GIZI.ppt
PERTEMUAN_KE-4_ANTROPOMETRI_GIZI.ppt
 
Antropometri 1
Antropometri 1Antropometri 1
Antropometri 1
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
Materi inti i jan 2013
Materi inti i jan 2013Materi inti i jan 2013
Materi inti i jan 2013
 
antropometri-1.ppt
antropometri-1.pptantropometri-1.ppt
antropometri-1.ppt
 
antropometri-1.ppt
antropometri-1.pptantropometri-1.ppt
antropometri-1.ppt
 
antropometri
antropometriantropometri
antropometri
 
Gizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansiaGizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansia
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
Pengukuran antropometr1
Pengukuran antropometr1Pengukuran antropometr1
Pengukuran antropometr1
 
Pengukuran antropometr1 AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 AKPER PEMKAB MUNA Pengukuran antropometr1 AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI
 

Mehr von Asyifa Robiatul adawiyah

Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Asyifa Robiatul adawiyah
 
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularKonsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularAsyifa Robiatul adawiyah
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanAsyifa Robiatul adawiyah
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Asyifa Robiatul adawiyah
 
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanPendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanAsyifa Robiatul adawiyah
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Asyifa Robiatul adawiyah
 

Mehr von Asyifa Robiatul adawiyah (20)

Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 2
 
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
Konsep Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular chapter 1
 
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak MenularKonsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Konsep Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
 
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi KesehatanEvaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
 
Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan Pembuatan desain media promosi kesehatan
Pembuatan desain media promosi kesehatan
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
 
komunikasi kesehatan
komunikasi kesehatankomunikasi kesehatan
komunikasi kesehatan
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
 
Konsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi KesehatanKonsep Promosi Kesehatan
Konsep Promosi Kesehatan
 
Survei cepat
Survei cepatSurvei cepat
Survei cepat
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepatLangkah langkah pelaksanaan survei cepat
Langkah langkah pelaksanaan survei cepat
 
Analisis data deskriptif
Analisis data deskriptifAnalisis data deskriptif
Analisis data deskriptif
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
 
Strategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatanStrategi mutu pelayanan kesehatan
Strategi mutu pelayanan kesehatan
 
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatanPendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
Pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
 
Gizi ibu hamil
Gizi ibu hamilGizi ibu hamil
Gizi ibu hamil
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 

Kürzlich hochgeladen

Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 

Kürzlich hochgeladen (17)

Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 

Kebutuhan gizi dan status gizi

  • 2. STATUS GIZI Status Gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
  • 3. PENILAIAN STATUS GIZI Penilaian Status Gizi secara Klinis Penilaian Status Gizi secara Biokimia Penilaian Status Gizi secara Antropometri
  • 4. Penilaian Status Gizi secara Klinis (Mulut) glositis Defisiensi riboflavin, niasin, biotin, Vitamin B6, vitamin B12, folat, zat besi dan zink Angular stomatitis Defisiensi riboflavin, niasin, biotin, Vitamin B6, dan zat besi Gingivitis Defisiensi Vitamin C Perdarahan Gusi
  • 5. Penilaian Status Gizi secara Klinis (badan) Kulit kering mudah terkelupas Defisiensi asam lemak esensial Depigmentasi Kurang Energi Protein (KEP) Kulit kekuningan/orange Kelebihan karoten Koilonychia Defisiensi zat besi
  • 6. Penilaian Status Gizi secara Klinis (badan) Atrofi otot Kurang Energi Protein (KEP) Spasme Kapropedal Hipokalsemia
  • 7. Identifikasi tanda klinis Kurang Energi Protein Tanda 1: Pitting pretibial, bilateral edema 0+  tidak ada edema piting 1+  edema paling ringan, 2mm yang depresi hilang dengan cepat 2+  edema piting moderat, depresi 4 mm yang hilang dalam 10-15 detik 3+  edema piting berat sedang, depresi 6 mm yang berakhir >1 menit 4+  edema pitting sangat berat, depresi 8 mm yang dapat berakhir kurang atau lebih dari 2 menit
  • 8. Identifikasi tanda klinis Kurang Energi Protein Tanda 2: defisit berat badan mayor (<0,6 median umur) Tanda 3: defisit berat badan minor (0,8 – 0,6 median umur) Tanda 4: rambut dicabut tidak terasa sakit
  • 9. Interpretasi: Kategori risiko berat • Tanda 1 atau 2 Sedang • Tanda 3 atau 3+4 ringan • Tanda 4 atau tanpa tanda Kategori umur dan jenis kelamin 0 – 5 tahun Laki-laki atau perempuan
  • 10. Identifikasi tanda klinis Defisiensi Vitamin C Tanda 1 Defisiensi Vitamin C  Scorbutic rosary Tanda 2 Perdarahan difus dari gusi Tanda 3 purpura atau petechiae dan/atau folikular hiperkeratosis di tangan atau punggung
  • 11. Interpretasi: Kategori umur dan jenis kelamin Kategori risiko Berat sedang ringan 0-5 tahun laki-laki, perempuan Tanda 1 atau 2+3 Tanda 2 atau 3 Tanpa tanda 6+ tahun laki-laki, perempuan Tanda 2+3 Tanda 2 atau 3 Tanpa tanda
  • 13. PENILAIAN STATUS GIZI ZAT GIZI MAKRO (protein) • Merupakan produk limbah kimia yang diproduksi dari kontraksi otot dalam kondisi normal yang dikeluarkan melalui urin, meningkat pada penggunaan obat tertentu, dan olahraga berat Kreatinin urin • Dikenal sebagai total protein, merupakan tes biokimia untuk mengukur jumlah total protein dalam serum, protein dalam plasma terdiri dari albumin dan globulin Total serum protein • Terdapat dua kondisi ketika serum albumin darah rendah, pertama ketika terjadi penyakit hati yang berat, kedua karena penyakit ginjal Serum albumin
  • 14. • Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan sel, kalau terlalu tinggi akan berisiko terkena jantung koroner Kolesterol total • HDL biasa disebut koleterol baik karena kemampuannya menghilangkan kelebihan kolesterol dari darah dan membawanya ke hati HDL (High Density Lipoprotein) • LDL disebut kolesetrol jahat karena LDL mengambil kolesetrol dari darah dan membawanya ke sel, penyebab jantung koroner LDL (low Density Lipoprotein) • Merupakan salah satu jenis lemak yang sangat berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi seperti gula, lemak, dan alkohol. Kadar trigliserida meningkat karena kelebihan berat badan, pada mereka yang memiliki penyakit tiroid, penyakit hati, dan kondisi genetik Trigliserida PENILAIAN STATUS GIZI ZAT GIZI MAKRO (lemak)
  • 15. PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
  • 16. Parameter Umur Berat Badan (BB) Tinggi Badan (TB)/ Panjang Badan (PB) Lingkar Lengan Atas (LiLA) Lingkar Kepala (LK) Lingkar Dada (LD) Parameter adalah ukuran tunggal dari antropometri
  • 17. • Parameter umur memegang peranan yang sangat penting dalam penilaian status gizi dengan antropometri. Penentuan umur adalah berdasarkan umur penuh, yaitu bulan penuh dan tahun penuh • Contoh  anak umur 5 bulan 20 hari dihitung 5 bulan, umur 4 tahun 9 bulan dihitung 4 tahun Umur
  • 18. • Merupakan atropometri pilihan utama karena: utk melihat perubahan dalam waktu singkat memberikan gambaran status gizi skrg • Penentuan yang dilakukan adalah menimbang alat timbang yang digunakan adalah dacin dengan ketelitian 0,1 kg. Berat Badan (BB)
  • 19. • Tinggi badan adalah ukuran tubuh linier yang diukur dari ujung kaki sampai ujung kepala. Pengukuran tinggi badan dilakukan denan menggunakan mikrotoa (microtoise)dengan ketelitian 0,1 cm • Ukuran tinggi badan (TB) digunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang diukur berdiri. • Ukuran panjang badan (PB) untuk anak umur 0 – 24 bulan yang diukur secara telentang Tinggi Badan (TB) /Panjang Badan (PB)
  • 20. • Merupakan suatu indikator yang digunakan untuk menilai status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas. • Cara mengukurnya dengan mengukur lingkar lengan kiri atas pada bagian tengah antara ujung bahu dan ujung siku. • Alat ukur yang digunakan adalah pita LiLA dengan ketelitian 0,1 cm. Lingkar Lengan Atas (LiLA)
  • 21. • Pengukuran lingkar kepala umumnya digunakan dalam ilmu kedokteran anak untuk melihat apakah anak mengalami kepala besar (hidrosefalus) dan kepala kecil (mikrosefalus) • Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak Lingkar Kepala (LK)
  • 22. • Pengukuran lingkar dada biasanya dilakukan pada anak umur 2 sampai 3 tahun • Pada umur 6 bulan sampai 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu • Posisi pengukuran dilakukan pada garis puting susu Lingkar dada (LD)
  • 23. Penggunaan Antropometri Anak  umur 0-60 bulan (Laki- laki dan perempuan) Anak  umur 5 – 18 tahun Dewasa  >18 tahun
  • 24. Baku dan Standar Antropometri Menggunakan SK Menkes Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak Dengan memperhatikan berbagai macam indeks, berbagai kategori status gizi, dan menggunakan ambang batas z-score.
  • 25. Anak  umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
  • 27. Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I) Indeks Keunggulan Kelemahan BB/U Baik untuk mengukur status gizi akut/kronis Berat badan dapat berfluktuasi Sensitif terhadap perubaan Dapat mendeteksi kegemukan Interpretasi keliru jika terdapat edema ataupun asites Sering terjadi kesalahan pengukuran krn pengaruh pakaian dan gerakan anak TB/U Baik untuk menilai status gizi masa lampau Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa Tinggi badan tidak cepat naik Pengukuran relatif sulit dan membutuhkan 2 orang utk melakukannya Ketetapan umur sulit didapat, terutama di daerah terpencil
  • 28. Indeks Keunggulan Kelemahan BB/TB Tidak memerlukan data umur Dapat membedkan prporsi tubuh (gemuk, normal, dan kurus) Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut pendek Membutuhkan 2 macam alat ukur Pengukuran relatif lama Membutuhkan 2 orang untuk melakukannya Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran LiLA/U Indikator yang baik untuk meilai KEP berat Alat ukur murah, ringan, dan dapat dibuat sendiri Alat dapat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi Hanya dapat mengidentifikasi KEP berat, sulit menentukan ambang batas sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak karena perubahan tidak tampak nyata
  • 29. Penjelasan BB/U • Dalam keadaan biasa indeks BB/U kurang sensitif untuk menilai status gizi kurang yang akut pada anak-anak di lingkungan masyarakat miskin • Sebaliknya indeks BB/U cukup sensitif untuk menilai status gizi kurang yang akut sebagai akibat memburuknya situasi (krisis ekonomi, bencana, wabah, dll) baik pada masyarakat miskin maupun masyarakat dengan sosek lebih baik • Dalam keadaan biasa indeks BB/U cukup sensitif untuk menilai masalah gizi kronis pada masyarakat miskin, tetapi tidak sensitif untuk masyarakat dengan sosek baik
  • 30. Penjelasan BB/TB • Dalam keadaan yang baik BB anak akan berbanding lurus dengan TB (BB akan seimbang dengan TB). Bila ada kondisi yang memburuk dalam waktu singkat, maka BB akan berubah dan TB akan tetap. Sehingga BB tidak proporsional dengan TB. Dengan demikian indeks BB/TB sangat sensitif untuk memberikan indikasi masalah gizi akut • Indeks BB/TB berguna untuk tindakan segera seperti: pemeriksaan kesehatan, PMT pemulihan
  • 31. Penjelasan TB/U • Gangguan pertumbuhan TB berlangsung pada kurun waktu yang cukup lama (TB/U memberikan indikasi masalah gizi kronis) • Bila terdapat banyak anak yang pendek, maka memberikan indikasi ada masalah gizi kronis & harus dicari penyebabnya • Kalau TB dipantau secara teratur, maka TB/U dapat digunakan sebagai indikator sosek masyarakat • Tidak dapat digunakan untuk memberikan indikasi masalah gizi akut
  • 32. Menggunakan parameter LiLA LiLA digunakan jika: 1. Tidak tersedia data berat badan dan tinggi badan 2. Berat badan dan tinggi badan tidak dapat diukur secara tepat, seperti pada pasien organomegali, edema, hidrosefalus. Klasifikasi Ambang batas Normal >12,5 cm Gizi kurang ≤ 11,5 cm – 12,5 cm Gizi buruk < 11,5 cm
  • 33. Menghitung Nilai Standar Deviasi Rumus Menghitung Nilai Standar Deviasi Hasil Pengukuran Antropometri Nilai SD= Nilai Pengukuran – nilai median baku rujukan Nilai simpangan baku rujukan Dalam baku rujukan SK Menkes Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak cara penyajian indeks antropometri hanya dicantumkan nilai Standar Deviasi (SD) saja
  • 34. Contoh Kasus 1: Data: anak laki-laki umur 24 bulan dengan BB 9,9 kg. Pertanyaan: Berapa nilai SD anak tersebut? Jawab: Umur Berat Badan -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD 24 8,6 9,7 10,8 12,2 13,6 15,3 17,1 Cara: 1. Menghitung nilai 1 SD populasi rujukan 2. Apabila nilai hasil pengukuran di bawah nilai median maka gunakan nilai 1 SD di bawah Median (Sebelah kiri)  (12,2 – 10,8 = 1,4) 3. Setelah nilai SD populasi rujukan diketahui segera masukkan dalam rumus dan hitung hasilnya Nilai SD = 9,9 – 12,2 1,4 = - 1,64
  • 35. Contoh Kasus 2: Data: anak laki-laki umur 30 bulan dengan BB 20,3 kg. Pertanyaan: Berapa nilai SD anak tersebut? Jawab: Umur Berat Badan -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD 30 9,4 10,5 11,8 13,3 15,0 16,9 19,0 Cara: 1. Menghitung nilai 1SD populasi rujukan 2. Apabila nilai hasil pengukuran di atas nilai median maka gunakan nilai 1 SD di atas Median (Sebelah kanan)  (15,0 – 13,3 = 1,7) 3. Setelah nilai SD populasi rujukan diketahui segera masukkan dalam rumus dan hitung hasilnya Nilai SD = 20,3 – 13,3 1,7 = +4,12
  • 36. Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score) Berat badan menurut umur (BB/U) Anak umur 0-60 bulan Gizi Buruk <-3 SD Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD Gizi Lebih >2 SD Panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) Anak umur 0-60 bulan Sangat pendek <-3 SD Pendek -3 SD sampai dengan <-2 SD Normal -2 SD sampai dengan 2 SD Tinggi >2 SD Berat badan menurut panjang badan (BB/TB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) Anak umur 0-60 bulan Sangat kurus <-3 SD Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD Normal -2 SD sampai dengan 2 SD Gemuk >2 SD Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) anak umur 0 – 60 bulan Sangat kurus <-3 SD Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD Normal -2 SD sampai dengan 2 SD Gemuk >2SD Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak berdasarkan Indeks Sumber: Hardinsyah, Supariasa. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi, 2016
  • 37. Interpretasi Indeks status gizi (I) BB/U TB/U BB/TB kesimpulan rendah rendah normal Keadaan gizi saat ini baik, tapi mengalami masalah gizi kronis, BB proporsional dengan TB normal rendah lebih Anak mengalami masalah gizi kronis, saat ini mengalami kegemukan (karena BB lebih dari proporsional thdp TB nya rendah rendah rendah Anak mengalami kurang gizi berta dan kronis, artinya pada saat ini keadaan gizi anak tidak baik dan riwayat masa lalunya juga tidak baik
  • 38. Interpretasi Indeks status gizi (II) BB/U TB/U BB/TB kesimpulan normal normal normal Keadaan gizi anak “baik” pada saat ini maupun masa lalu normal normal rendah Keadaan gizi anak secara umum baik, tetapi berat badannya kurang proporsional terhadap TB- nya karena tubuh anak jangkung rendah normal rendah Anak mengalami kurang gizi berat (kurus)
  • 39. Status Gizi anak umur 5 – 18 tahun
  • 40. Status Gizi anak umur 5 – 18 tahun Indeks Massa Tubuh Umur Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Umur 5 – 18 tahun Kategori status Gizi Ambang Batas (z-Score) Sangat kurus < -3 SD Kurus - 3 SD sampai dengan < -2 SD Normal -2 SD sampai dengan 1 SD Gemuk > 1 SD sampai dengan 2 SD obesitas > 2 SD Status Gizi anak umur 5 – 18 tahun
  • 41. Status Gizi Dewasa Diukur oleh: IMT (Indeks Massa Tubuh)= BB(kg) TB2 (m2)
  • 42. Interpretasi: Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4 normal 18,5 – 25,0 gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0 Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. BMI < 16,0 16,0 - 16,9 17,0 - 18,4 > 18,5 Tingkat KEK III II I normal
  • 44. Penentuan kebutuhan gizi seseorang dalam keadaan sehat dilakukan berdasarkan: Umur Gender Aktivitas fisik Kondisi khusus (ibu hamil dan menyusui)
  • 45. Penetapan standar makanan untuk pemeliharaan kesehatan telah mengalami perkembangan karena pemahaman peran gizi dalam kesehatan menjadi semakin baik. Sebagian besar negara sekarang memiliki Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan sebagai rekomendasi nasional. Artinya definisi diatas memiliki arti tingkat gizi yang cukup dan diperlukan untuk mencegah penyakit akibat kekurangan gizi, seperti Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), Xeroftalmia dan buta senja untuk vitamin A dan beri-beri untuk thiamin. Secara tradisional AKG didefinisikan sebagai “tingkat asupan gizi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi diketahui hampir semua orang sehat”.
  • 46. • AKG adalah angka kecukupan gizi setiap hari menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk mencegah terjadinya kekurangan ataupun kelebihan gizi. • Secara internasional, banyak istilah yang digunakan  AS dan Kanada menyebutnya Dietary Reference Intakes (DRIs), sedangkan WHO menggunakan istilah Recommended Nutrient Intake (RNI) ANGKA KECUKUPAN GIZI
  • 47. Penetapan AKG Setiap per-5 tahun hampir selalu ada perubahan kecukupan beberapa zat gizi. Perubahan terjadi karena adanya perkembangan permasalahan kesehatan masyarakat dan semakin baiknya pemahaman terhadap penyakit kronis dan semakin bertambahnya umur harapan hidup. AKG digunakan untuk berbagai keperluan: • 1. Panduan untuk asupan gizi individu dan populasi • 2. Pendidikan gizi • 3. Penilaian asupan makanan • 4. Membantu dalam perancangan program intervensi pangan • 5. Pelabelan gizi
  • 48. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa Nomor 75 Tahun 2013, tentang: Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
  • 49. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa Nomor 75 Tahun 2013, tentang: Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
  • 50. Untuk tabel AKG vitamin dan mineral dapat dilihat dalam LAMPIRAN 1 Gizi Kesehatan Reproduksi
  • 51. Setelah ditentukan status gizi dan kebutuhan gizi seseorang maka kita bisa menghitung energinya Next  energi
  • 52. ENERGI Komponen lain adalah pengaruh termis makanan atau Spesific Dynamic Action of Food (SDA). Karena jumlahnya relatif kecil, komponen SDA dapat diabaikan. Komponen utama yang menentukan kebutuhan energi adalah: Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) aktivitas fisik.