STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
2. STATUS GIZI
Status Gizi adalah ukuran keberhasilan
dalam pemenuhan nutrisi. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan
yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien.
3. PENILAIAN STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara
Biokimia
Penilaian Status Gizi secara
Antropometri
4. Penilaian Status Gizi secara Klinis
(Mulut)
glositis
Defisiensi
riboflavin, niasin,
biotin, Vitamin
B6, vitamin B12,
folat, zat besi
dan zink
Angular
stomatitis
Defisiensi riboflavin, niasin,
biotin, Vitamin B6, dan zat besi
Gingivitis
Defisiensi Vitamin C
Perdarahan Gusi
5. Penilaian Status Gizi secara Klinis
(badan)
Kulit kering mudah terkelupas
Defisiensi asam lemak esensial
Depigmentasi
Kurang Energi Protein (KEP)
Kulit kekuningan/orange
Kelebihan karoten
Koilonychia
Defisiensi zat besi
6. Penilaian Status Gizi secara Klinis
(badan)
Atrofi otot
Kurang Energi Protein (KEP)
Spasme Kapropedal
Hipokalsemia
7. Identifikasi tanda klinis
Kurang Energi Protein
Tanda 1: Pitting pretibial, bilateral edema
0+ tidak ada edema piting
1+ edema paling ringan, 2mm
yang depresi hilang dengan cepat
2+ edema piting moderat,
depresi 4 mm yang hilang dalam
10-15 detik
3+ edema piting berat sedang,
depresi 6 mm yang berakhir >1
menit
4+ edema pitting sangat berat,
depresi 8 mm yang dapat berakhir
kurang atau lebih dari 2 menit
8. Identifikasi tanda klinis
Kurang Energi Protein
Tanda 2: defisit berat badan mayor (<0,6 median umur)
Tanda 3: defisit berat badan minor (0,8 – 0,6 median umur)
Tanda 4: rambut dicabut tidak terasa sakit
9. Interpretasi:
Kategori risiko
berat
• Tanda 1 atau 2
Sedang
• Tanda 3 atau 3+4
ringan
• Tanda 4 atau tanpa
tanda
Kategori umur dan jenis kelamin
0 – 5 tahun Laki-laki atau perempuan
10. Identifikasi tanda klinis
Defisiensi Vitamin C
Tanda 1 Defisiensi Vitamin C Scorbutic rosary
Tanda 2 Perdarahan difus dari gusi
Tanda 3 purpura atau petechiae dan/atau folikular
hiperkeratosis di tangan atau punggung
13. PENILAIAN STATUS GIZI
ZAT GIZI MAKRO (protein)
• Merupakan produk limbah kimia yang diproduksi
dari kontraksi otot dalam kondisi normal yang
dikeluarkan melalui urin, meningkat pada
penggunaan obat tertentu, dan olahraga berat
Kreatinin
urin
• Dikenal sebagai total protein, merupakan tes
biokimia untuk mengukur jumlah total protein
dalam serum, protein dalam plasma terdiri dari
albumin dan globulin
Total
serum
protein
• Terdapat dua kondisi ketika serum albumin
darah rendah, pertama ketika terjadi penyakit
hati yang berat, kedua karena penyakit ginjal
Serum
albumin
14. • Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga
kesehatan sel, kalau terlalu tinggi akan berisiko
terkena jantung koroner
Kolesterol
total
• HDL biasa disebut koleterol baik karena
kemampuannya menghilangkan kelebihan
kolesterol dari darah dan membawanya ke hati
HDL (High
Density
Lipoprotein)
• LDL disebut kolesetrol jahat karena LDL mengambil
kolesetrol dari darah dan membawanya ke sel,
penyebab jantung koroner
LDL (low
Density
Lipoprotein)
• Merupakan salah satu jenis lemak yang sangat berkaitan
dengan makanan yang dikonsumsi seperti gula, lemak,
dan alkohol. Kadar trigliserida meningkat karena
kelebihan berat badan, pada mereka yang memiliki
penyakit tiroid, penyakit hati, dan kondisi genetik
Trigliserida
PENILAIAN STATUS GIZI
ZAT GIZI MAKRO (lemak)
17. • Parameter umur memegang peranan
yang sangat penting dalam penilaian
status gizi dengan antropometri.
Penentuan umur adalah berdasarkan
umur penuh, yaitu bulan penuh dan
tahun penuh
• Contoh anak umur 5 bulan 20 hari
dihitung 5 bulan, umur 4 tahun 9 bulan
dihitung 4 tahun
Umur
18. • Merupakan atropometri pilihan
utama karena: utk melihat perubahan
dalam waktu singkat memberikan
gambaran status gizi skrg
• Penentuan yang dilakukan adalah
menimbang alat timbang yang
digunakan adalah dacin dengan
ketelitian 0,1 kg.
Berat Badan (BB)
19. • Tinggi badan adalah ukuran tubuh linier yang
diukur dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Pengukuran tinggi badan dilakukan denan
menggunakan mikrotoa (microtoise)dengan
ketelitian 0,1 cm
• Ukuran tinggi badan (TB) digunakan untuk
anak umur di atas 24 bulan yang diukur
berdiri.
• Ukuran panjang badan (PB) untuk anak umur
0 – 24 bulan yang diukur secara telentang
Tinggi Badan (TB) /Panjang Badan (PB)
20. • Merupakan suatu indikator yang
digunakan untuk menilai status gizi dengan
cara mengukur lingkar lengan atas.
• Cara mengukurnya dengan mengukur
lingkar lengan kiri atas pada bagian tengah
antara ujung bahu dan ujung siku.
• Alat ukur yang digunakan adalah pita LiLA
dengan ketelitian 0,1 cm.
Lingkar Lengan Atas (LiLA)
21. • Pengukuran lingkar kepala umumnya
digunakan dalam ilmu kedokteran anak
untuk melihat apakah anak mengalami
kepala besar (hidrosefalus) dan kepala
kecil (mikrosefalus)
• Lingkar kepala terutama dihubungkan
dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak
Lingkar Kepala (LK)
22. • Pengukuran lingkar dada biasanya
dilakukan pada anak umur 2 sampai 3
tahun
• Pada umur 6 bulan sampai 5 tahun,
rasio lingkar kepala dan dada adalah
kurang dari satu
• Posisi pengukuran dilakukan pada garis
puting susu
Lingkar dada (LD)
24. Baku dan Standar
Antropometri
Menggunakan SK Menkes
Nomor:
1995/Menkes/SK/XII/2010
tentang Standar
Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak
Dengan memperhatikan
berbagai macam indeks,
berbagai kategori status gizi,
dan menggunakan ambang
batas z-score.
25. Anak umur 0-60 bulan
(Laki-laki dan perempuan)
27. Jenis, keunggulan, dan kelemahan
masing-masing indeks (I)
Indeks Keunggulan Kelemahan
BB/U Baik untuk mengukur status
gizi akut/kronis
Berat badan dapat
berfluktuasi
Sensitif terhadap perubaan
Dapat mendeteksi
kegemukan
Interpretasi keliru jika
terdapat edema ataupun
asites
Sering terjadi kesalahan
pengukuran krn pengaruh
pakaian dan gerakan anak
TB/U Baik untuk menilai status gizi
masa lampau
Ukuran panjang dapat dibuat
sendiri, murah, dan mudah
dibawa
Tinggi badan tidak cepat naik
Pengukuran relatif sulit dan
membutuhkan 2 orang utk
melakukannya
Ketetapan umur sulit didapat,
terutama di daerah terpencil
28. Indeks Keunggulan Kelemahan
BB/TB Tidak memerlukan data umur
Dapat membedkan prporsi
tubuh (gemuk, normal, dan
kurus)
Tidak dapat memberikan
gambaran apakah anak tersebut
pendek
Membutuhkan 2 macam alat
ukur
Pengukuran relatif lama
Membutuhkan 2 orang untuk
melakukannya
Sering terjadi kesalahan dalam
pembacaan hasil pengukuran
LiLA/U Indikator yang baik untuk
meilai KEP berat
Alat ukur murah, ringan, dan
dapat dibuat sendiri
Alat dapat diberi kode warna
untuk menentukan tingkat
keadaan gizi
Hanya dapat mengidentifikasi
KEP berat, sulit menentukan
ambang batas sulit digunakan
untuk melihat pertumbuhan
anak karena perubahan tidak
tampak nyata
29. Penjelasan BB/U
• Dalam keadaan biasa indeks BB/U kurang sensitif
untuk menilai status gizi kurang yang akut pada
anak-anak di lingkungan masyarakat miskin
• Sebaliknya indeks BB/U cukup sensitif untuk menilai
status gizi kurang yang akut sebagai akibat
memburuknya situasi (krisis ekonomi, bencana,
wabah, dll) baik pada masyarakat miskin maupun
masyarakat dengan sosek lebih baik
• Dalam keadaan biasa indeks BB/U cukup sensitif untuk
menilai masalah gizi kronis pada masyarakat
miskin, tetapi tidak sensitif untuk masyarakat dengan
sosek baik
30. Penjelasan BB/TB
• Dalam keadaan yang baik BB anak akan
berbanding lurus dengan TB (BB akan seimbang
dengan TB). Bila ada kondisi yang memburuk
dalam waktu singkat, maka BB akan berubah dan
TB akan tetap. Sehingga BB tidak proporsional
dengan TB. Dengan demikian indeks BB/TB
sangat sensitif untuk memberikan indikasi
masalah gizi akut
• Indeks BB/TB berguna untuk tindakan segera
seperti: pemeriksaan kesehatan, PMT pemulihan
31. Penjelasan TB/U
• Gangguan pertumbuhan TB berlangsung pada
kurun waktu yang cukup lama (TB/U memberikan
indikasi masalah gizi kronis)
• Bila terdapat banyak anak yang pendek, maka
memberikan indikasi ada masalah gizi kronis &
harus dicari penyebabnya
• Kalau TB dipantau secara teratur, maka TB/U
dapat digunakan sebagai indikator sosek
masyarakat
• Tidak dapat digunakan untuk memberikan
indikasi masalah gizi akut
32. Menggunakan parameter LiLA
LiLA digunakan jika:
1. Tidak tersedia data berat badan dan tinggi badan
2. Berat badan dan tinggi badan tidak dapat diukur
secara tepat, seperti pada pasien organomegali,
edema, hidrosefalus.
Klasifikasi Ambang batas
Normal >12,5 cm
Gizi kurang ≤ 11,5 cm – 12,5 cm
Gizi buruk < 11,5 cm
33. Menghitung Nilai Standar Deviasi
Rumus Menghitung Nilai Standar Deviasi Hasil
Pengukuran Antropometri
Nilai SD=
Nilai Pengukuran – nilai median baku rujukan
Nilai simpangan baku rujukan
Dalam baku rujukan SK Menkes Nomor:
1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak cara penyajian indeks antropometri
hanya dicantumkan nilai Standar Deviasi (SD) saja
34. Contoh Kasus 1:
Data: anak laki-laki umur 24 bulan dengan BB 9,9 kg.
Pertanyaan: Berapa nilai SD anak tersebut?
Jawab:
Umur Berat Badan
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
24 8,6 9,7 10,8 12,2 13,6 15,3 17,1
Cara:
1. Menghitung nilai 1 SD populasi rujukan
2. Apabila nilai hasil pengukuran di bawah nilai median maka
gunakan nilai 1 SD di bawah Median (Sebelah kiri) (12,2 – 10,8 =
1,4)
3. Setelah nilai SD populasi rujukan diketahui segera masukkan dalam
rumus dan hitung hasilnya
Nilai SD =
9,9 – 12,2
1,4
= - 1,64
35. Contoh Kasus 2:
Data: anak laki-laki umur 30 bulan dengan BB 20,3 kg.
Pertanyaan: Berapa nilai SD anak tersebut?
Jawab:
Umur Berat Badan
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
30 9,4 10,5 11,8 13,3 15,0 16,9 19,0
Cara:
1. Menghitung nilai 1SD populasi rujukan
2. Apabila nilai hasil pengukuran di atas nilai median maka gunakan
nilai 1 SD di atas Median (Sebelah kanan) (15,0 – 13,3 = 1,7)
3. Setelah nilai SD populasi rujukan diketahui segera masukkan dalam
rumus dan hitung hasilnya
Nilai SD =
20,3 – 13,3
1,7
= +4,12
36. Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)
Berat badan menurut umur
(BB/U)
Anak umur 0-60 bulan
Gizi Buruk <-3 SD
Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD
Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
Panjang badan menurut umur
(PB/U) atau tinggi badan
menurut umur (TB/U)
Anak umur 0-60 bulan
Sangat pendek <-3 SD
Pendek -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Tinggi >2 SD
Berat badan menurut panjang
badan (BB/TB) atau berat
badan menurut tinggi badan
(BB/TB)
Anak umur 0-60 bulan
Sangat kurus <-3 SD
Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2 SD
Indeks massa tubuh menurut
umur (IMT/U) anak umur 0 –
60 bulan
Sangat kurus <-3 SD
Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2SD
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak berdasarkan Indeks
Sumber: Hardinsyah, Supariasa. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi, 2016
37. Interpretasi Indeks status gizi (I)
BB/U TB/U BB/TB kesimpulan
rendah rendah normal Keadaan gizi saat ini baik,
tapi mengalami masalah gizi
kronis, BB proporsional
dengan TB
normal rendah lebih Anak mengalami masalah gizi
kronis, saat ini mengalami
kegemukan (karena BB lebih
dari proporsional thdp TB nya
rendah rendah rendah Anak mengalami kurang gizi
berta dan kronis, artinya
pada saat ini keadaan gizi
anak tidak baik dan riwayat
masa lalunya juga tidak baik
38. Interpretasi Indeks status gizi (II)
BB/U TB/U BB/TB kesimpulan
normal normal normal Keadaan gizi anak “baik”
pada saat ini maupun masa
lalu
normal normal rendah Keadaan gizi anak secara
umum baik, tetapi berat
badannya kurang
proporsional terhadap TB-
nya karena tubuh anak
jangkung
rendah normal rendah Anak mengalami kurang gizi
berat (kurus)
40. Status Gizi
anak umur
5 – 18 tahun
Indeks Massa Tubuh
Umur
Indeks Massa
Tubuh menurut
Umur (IMT/U)
Anak Umur
5 – 18 tahun
Kategori
status Gizi
Ambang Batas
(z-Score)
Sangat kurus < -3 SD
Kurus - 3 SD sampai dengan < -2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk > 1 SD sampai dengan 2 SD
obesitas > 2 SD
Status Gizi anak umur 5 – 18 tahun
42. Interpretasi:
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
normal 18,5 – 25,0
gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi
berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa
negara berkembang.
BMI < 16,0 16,0 - 16,9 17,0 - 18,4 > 18,5
Tingkat KEK III II I normal
44. Penentuan kebutuhan gizi seseorang dalam
keadaan sehat dilakukan berdasarkan:
Umur
Gender
Aktivitas fisik
Kondisi khusus (ibu hamil dan menyusui)
45. Penetapan standar makanan untuk pemeliharaan kesehatan
telah mengalami perkembangan karena pemahaman peran
gizi dalam kesehatan menjadi semakin baik.
Sebagian besar negara sekarang memiliki Angka Kecukupan
Gizi (AKG) yang dianjurkan sebagai rekomendasi nasional.
Artinya definisi diatas memiliki arti tingkat gizi yang cukup dan
diperlukan untuk mencegah penyakit akibat kekurangan gizi,
seperti Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), Xeroftalmia
dan buta senja untuk vitamin A dan beri-beri untuk thiamin.
Secara tradisional AKG didefinisikan sebagai “tingkat asupan gizi
yang dapat memenuhi kebutuhan gizi diketahui
hampir semua orang sehat”.
46. • AKG adalah angka kecukupan gizi setiap
hari menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas
untuk mencegah terjadinya kekurangan
ataupun kelebihan gizi.
• Secara internasional, banyak istilah yang
digunakan AS dan Kanada
menyebutnya Dietary Reference Intakes
(DRIs), sedangkan WHO menggunakan
istilah Recommended Nutrient Intake (RNI)
ANGKA KECUKUPAN GIZI
47. Penetapan AKG
Setiap per-5 tahun hampir selalu ada perubahan kecukupan
beberapa zat gizi. Perubahan terjadi karena adanya
perkembangan permasalahan kesehatan masyarakat dan
semakin baiknya pemahaman terhadap penyakit kronis dan
semakin bertambahnya umur harapan hidup.
AKG digunakan untuk berbagai keperluan:
• 1. Panduan untuk asupan gizi individu dan populasi
• 2. Pendidikan gizi
• 3. Penilaian asupan makanan
• 4. Membantu dalam perancangan program
intervensi pangan
• 5. Pelabelan gizi
48. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa
Nomor 75 Tahun 2013, tentang:
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
49. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneisa
Nomor 75 Tahun 2013, tentang:
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
50. Untuk tabel AKG vitamin dan mineral dapat
dilihat dalam LAMPIRAN 1 Gizi Kesehatan
Reproduksi
51. Setelah ditentukan status gizi
dan kebutuhan gizi seseorang
maka kita bisa menghitung
energinya
Next energi
52. ENERGI
Komponen lain adalah pengaruh termis makanan atau
Spesific Dynamic Action of Food (SDA). Karena jumlahnya
relatif kecil, komponen SDA dapat diabaikan.
Komponen utama yang menentukan
kebutuhan energi adalah:
Angka Metabolisme Basal (AMB)
atau Basal Metabolic Rate (BMR)
aktivitas fisik.