SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PENGARUH MODIFIKASI SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKA ENZIM -AMILASE
DARI KECAMBAH KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG BIJI
NANGKA (Artocarpus Heterophyllus Lamk)
Asvif Ma’rufah*
, Rita Dwi Ratnani, Indah Riwayati
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim
Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236.
*
Email: asvifm@gmail.com
Abstrak
Biji buah nangka merupakan limbah buah nangka yang cukup melimpah yang
pemanfaatannya masih minim. Dengan kandungan gizi yang cukup tinggi,biji nangka
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai tepung. Berbagai penelitian dari bahan-bahan tepung
biji nangka telah dilakukan, tetapi modifikasi tepung biji nangka belum dilakukan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh variable proses modifikasi yang meliputi waktu
inkubasi dan persentase enzim -amilase yang ditambahkan terhadap karakteristik tepung biji
nangka termodifikasi, serta untuk mengetahui kondisi optimum proses modifikasi. Proses
modifikasi tepung biji nangka dilakukan dengan menambahkan enzim -amilase dari
kecambah kacang hijau yang telah di blender kedalam 180 gr tepung biji nangka,
perbandingan kecambah kacang hijau dan air 1:1. kemudian diinkubasi pada suhu 30 o
C
selama waktu yang telah ditentukan, selanjutnya dikeringkan pada suhu 40 o
C, setelah itu
diayak dan dianalisis hasilnya. Variasi waktu inkubasi 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7 hari, sedangkan
variasi konsentrasi enzim yang ditambahkan 5%,10%,15%,20%,25% 30%, dan 35% (% b/b).
Hasil penelitian menunjukan waktu inkubasi optimum pada modifikasi tepung biji nangka
menggunakan enzim-amilase adalah dua hari. Pada waktu tersebut dihasilkan kadar protein
tertinggi, yaitu 14.57%, kadar lemak 0.42%, kadar serat2.57% , kadar abu 0.7%, kadar air
10%, DSA 31%, dan DSM 12.25%. Sedangkan konsentrasi enzim optimum pada modifikasi
tepung biji nangka menggunakan enzim-amilase adalah pada penambahan enzim 35% . pada
konsentrasi tersebut dihasilkan kadar protein tertinggi, yaitu 17,59%, kadar lemak 0,34%,
kadar serat 2,16% , kadar abu 0.73%, kadar air 10.15%, DSA 33%, dan DSM 11%.
Kata kunci: Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifikasi Enzimatis
1. PENDAHULUAN
Biji buah nangka merupakan limbah
buah nangka yang cukup melimpah dan
kandungan gizinya cukup banyak. Jika dilihat
dari komposisi gizinya, biji nangka memiliki
komposisi gizi yang cukup tinggi. Buah nangka
mengandung protein sebesar 4,2 %, karbohidrat
sebesar 36,7 %, serat sebesar 2,74 %, lemak
sebesar 0,1 % serta komponen gizi lainnya
seperti kalsium,fosfor, besi, vitamin B1, dan
vitamin C. Menurut Rukmana (2002) dalam
Wadlillah (2010), biji nangka mengandung
karbohidrat yang cukup tinggi dan berpotensi
untuk diolah menjadi produk pangan. Hal ini
memungkinkan pemanfaatan biji nangka diolah
menjadi tepung biji nangka (Soenardi (2002)
dalam Wadlillah, 2010) Berbagai penelitian
dari bahan-bahan tepung biji nangka telah
dilakukan seperti kerupuk tepung biji nangka
(Yulianingrum (2000) dalam Wadlillah, 2010),
kue onde-onde tepung biji nangka (Supriadi,
2014), kue bolu kukus dari tepung biji nangka
(Wadlilall, 2010). Pembuatan bakso ikan
dengan tepung biji nangka (Yunari, 2012).
Selanjutnya kajian tentang sifat fisik dan kimia
tepung biji nangka juga telah dilakukan
sebelumnya (Widya, 2009), tetapi modifikasi
tepung biji nangka belum dilakukan.
Modifikasi tepung biji nangka
dilakukan untuk menghasilkan tepung biji
nangka sebagai bahan pangan produk baru yang
bermutu tinggi. Modifikasi tepung dapat
dilakukan dengan beberapa metode, salah
satunya adalah dengan metode modifikasi
enzimatis. Modifikasi enzimatis dapat
dilakukan dengan menggunakan enzim -
amilase (Suarni, dkk, 2007). Modifikasi tepung
biji nangka menggunakan enzim -amilase
dapat memperpendek rantai amilosa maupun
amilopektin. Salah satu tanaman yang
mengandung enzim tersebut adalah kacang
hijau yang sudah berkecambah.
2. METODOLOGI
Bahan dan Alat
Bahan baku utama adalah biji nangka,
biji nangka yang akan digunakan diperoleh dari
Ds.Gunung Pati Semarang. Kacang hijau di beli
di pasar Sampangan Semarang. Dan bahan-
bahan kimia lainnya di beli di toko kimia
Indrasari Semarang. Alat yang digunakan;
cawan petri, timbangan, gelas ukur, tabung
reaksi, gelas beaker, erlenmeyer, pengaduk
kaca, thermometer, sentrifus refrigerant,
inkubator, desikator, furnace, oven, kompor,
pisau, ember, blender, ayakan, dan alat bantu
analisis lainnya.
Pembuatan Tepung Biji Nangka
Proses pembuatan tepung biji nangka
dapat dilakukan mencuci biji nangka terlebih
dahulu, direbus selama kurang lebih 30 menit,
kemudian di kupas dan di iris- iris untuk
mempermudah proses pengeringan. Biji nangka
yang telah di sortasi kemudian dikeeringkan
menggunakan oven pada suhu 40-50 o
C.
Selanjutnya biji nangka kering dihaluskan dan
diayak.
Pembuatan Tepung Biji Nangka
Biji kacang hijau disortasi hingga
diperoleh biji bersih dan utuh, dicuci, direndam
dengan aquades selama 30 menit, ditiriskan,
kemudian diperam dalam wadah berpori sampai
terjadi perkecambahan. Waktu perkecambahan
3 hari. Kecambah dibersihkan dengan melepas
kulit luarnya, sebagian ditimbang kemudian
dihancurkan dengan blender.
Proses Modifikasi Tepung Secara Enzimatis
Timbang 180 gr tepung biji nangka,
tambahkan kecambah kacang hijau sesuai
dengan variable (0%, 5%, 10%, 15%, 20%,
25%, 30%, 35%) perbandingan kacang hijau
dan air 1:1. Selanjutnya diinkubasi pada suhu
30 o
C selama waktu yang telah di tentukan
sesuai dengan variable (1; 2; 3; 4; 5; 6; 7 hari),
kemudian keringkan pada suhu 40 o
C. setelah
itu ayak dan analisis hasilnya.
Proses Analisa
Parameter yang diamati terhadap
tepung baik sebelum maupun sesudah
modifikasi adalah: (1) Sifat kimia tepung,
meliputi : kadar air, kadar protein, kadar abu,
kadar lemak, dan kadar serat kasar tepung.
(2) Sifat fisik , meliputi daya serap air (DSA),
dan daya serap minyak (DSM).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Waktu Inkubasi Terhadap
Karakteristik Tepung Biji Nangka
a. Sifat Kimia Tepung
Gambar 1. Grafik pengaruh waktu inkubasi
terhadap sifat kimia tepung
Dari grafik diatas menyatakan tentang
hubungan antara lamanya waktu inkubasi
terhadap sifat kimia (kadar proksimat) tepung
biji nangka termodifikasi. Pada kandungan
protein tepung terjadi kenaikan di hari pertama
dan kedua, namun pada hari ketiga kandungan
protein pada tepung mulai menurun. Ini
disebabkan karena menurunnya aktifitas enzim
pada hari ke tiga. Menurut Suarni dan Patong
(2007), naik turunnya kadar protein dipengaruhi
oleh aktifitas enzim dan kadar dari tepung itu
sendiri. Aktifitas enzim alfa amylase tertinggi
dicapai pada hari ke dua.
Semakin lama waktu inkubasi
mengakibatkan kadar serat dan kadar lemak
tepung cenderung semakin menurun. Lemak
dan serat kasar yang terdapat pada tepung
menurun karena terurai akibat proses
enzimatis. Selain itu kemungkinan terurai saat
proses pengeringan. Menurut Suarni (2006),
modifikasi tepung menggunakan enzim
amylase dapat menurunkan kadar serat dan
kadar lemak tepung. Penurunan kadar lemak
sangat menguntungkan karena kandungan
lemak yang tinggi menyebabkan tepung
menjadi mudah tengik (Nugroho 2006).
Semakin lama waktu inkubasi, kadar air
pada tepung biji nangka cenderung semakin
tinggi, ini disebebkan karena air yang terikat
oleh tepung pada saat proses modifikasi sulit
terlepas kembali saat dilakukan pemanasan.
Modifikasi tepung menyebabkan granula pati
menjadi pecah dan memecah ikatan cabang
pada pati . Pecahnya granula pati
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
0 10 20 30 40
KadarProksimatTepung
Persentase Enzim (b/b)
kadar
protein
kadar
lemak
kadar
serat
kadar
abu
kadar
air
mengakibatkan tepung bersifat porous ketika
dikeringkan dan mudah menyerap air (Ryan
dan Yuniata, 2014) . Kadar air yang semakin
tinggi berpengaruh terhadap daya simpan
tepung. Semakin tinggi kadar air tepung akan
menjadikan tepung mudah rusak (Prabowo,
2010).
Pada penelitian ini kadar abu tepung biji
nangka termodifikasi tidak mengalami
perubahan yang nyata pada tiap waktu. Ini
menunjukkan bahwa waktu inkubasi tidak
memiliki pengaruh yang siknifikan terhadap
perubahan kadar abu tepung. Menurut Kim
(1996) dalam Haryati (2006) , peningkatan
kadar abu dipengaruhi oleh banyaknya larutan
alkali yang ditambahkan. Menurut Sudarmadji
(1994) dalam Fitria (2011), komponen abu
mudah mengalami dekomposisi atau bahkan
menguap pada suhu yang tinggi.
b. Sifat Fisik Tepung
Daya serap air
Gambar 2. Grafik pengaruh waktu inkubasi
terhadap daya serap air tepung
Daya serap air atau water absorption
merupakan salah satu dari berbagai faktor yang
mempengaruhi kualitas tepung. Water
absorption atau daya serap tepung merupakan
kemampuan tepung dalam menyerap air . Pada
penelitian ini daya serap air tepung semakin
menurun mengikuti tingkat lamanya waktu
inkubasi. Menurut Potter dan Hotchkiss (1995),
tepung rendah protein memiliki daya serap air
yang rendah. Kemampuan daya serap air pada
tepung berkurang bila kadar protein juga
berkurang. Selain itu daya serap air pada tepung
juga dipengaruhi oleh kadar air dalam tepung
(moisture) dan kondisi kelembaban tempat
penyimpanan.
Daya serap minyak
Gambar 3. Grafik pengaruh waktu inkubasi
terhadap daya serap minyak tepung
Dilihat dari grafik di atas daya serap
minyak pada tepung biji nangka termodifikasi
cenderung menurun seiring dengan lama waktu
inkubasi. Penurunan daya serap minyak tepung
ini dipengaruhi oleh kandungan amilosa tepung.
Amilosa mempunyai kemampuan membentuk
kompleks dengan minyak (lipid) dalam bentuk
amilosa-lipid (Swinkels, 1985). Kandungan
amilosa tepung biji nangka yang semakin
menurun mengakibatkan penurunan daya serap
minyak tepung. Kandungan amilosa pada
tepung biji nangka termodifikasi semakin
menurun karena enzim α - amilase
mendegradasi amilosa menjadi maltosa dan
amiltrotriosa (Koswara (2006) dalam Zulaidah,
2011).
c. Analisa Optimasi Waktu Inkubasi
Waktu
(hari)
Protein
(%)
Lemak
(%)
Serat
(%)
Abu
(%)
Air
(%)
0 10.3 0.56 3.13 1.06 9
1 14.4 0.49 3.1 09 9.9
2 14.57 0.42 2.75 0.7 10
3 14.31 0.37 2.9 0.73 10.25
4 13.9 0.37 2.75 0.73 10.5
5 13.41 0.32 2.4 0.8 10.5
6 13.4 0.3 2.33 0.77 10.6
7 13.04 0.3 2.16 0.77 10.5
Tabel 1. Perubahan sifat kimia tepung pada
berbagai variasi waktu
Dari table di atas dapat di ketahui bahwa
waktu optimum modifikasi enzimatis adalah 2
hari. Pada waktu inkubasi dua hari dihasilkan
kadar protein tertinggi, yakni 14.57 %. Selain
itu, pada waktu inkubasi 2 hari kadar abu
tepung mencapai 0.7%. Menurut SNI (2009)
tentang tepung terigu sebagai bahan pangan,
27
28
29
30
31
32
33
34
0 1 2 3 4 5 6 7 8
DayaserapAir(%)
Waktu Inkubasi (hari)
11.8
12
12.2
12.4
12.6
12.8
13
13.2
13.4
13.6
13.8
14
0 1 2 3 4 5 6 7 8
DayaSerapMinyak(%)
Waktu Inkubasi (hari)
batas maksimal kadar abu tepung adalah 0,7%.
Kadar lemak dan kadar serat juga telah
mengalami penurunan. sedangkan kadar air
pada semua variable masih dalam batas normal
kurang dari 14%. Kemampuan DSA dan DSM
tepung semua variable juga masih normal. Daya
serap air (DSA) dan daya serap minyak (DSM)
tepung dapat di lihat pada tabel 2.
Waktu
(hari)
DSA
(%)
DSM
(%)
0 33 13.75
1 32.5 12.2
2 31 12.25
3 30 12.1
4 30 12.45
5 30 12.15
6 30 12
7 28 12
Tabel 2. Perubahan sifat fisik tepung pada
berbagai variasi waktu
Menurut penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Suarni dan Patong (2007) waktu
optimum modifikasi enzimatis mnggunakan
enzim α – amilase di tinjau dari aktivitas enzim
dalam mendegradasi amilosa dan amilopektin
adalah 2 x 24 jam atau dua hari. Hasil inkubasi
menunjukan bahwa waktu tersebut mempunyai
kadar gula reduksi tertinggi.
Pengaruh Penambahan Enzim -Amilase
Terhadap Karakteristik Tepung Biji Nangka
a. Sifat kimia tepung
Gambar 4. Grafik pengaruh penambahan
enzim terhadap sifat kimia tepung
Enzim -amilase yang digunakan berasal
dari kecambah kacang hijau dengan tanpa
mengekstraknya, hal ini menyebabkan kadar
protein tepung biji nangka termodifikasi
cenderung semakin naik seiring dengan
kenaikan konsentrasi enzim yang ditambahkan.
Menurut Lopez dan Escobedo (1989) dalam
Anggrahini (2007), perkecambahan dapat
meningkatkan kandungan protein. Selain itu
protein merupakan juga komponen dari enzim,
sehingga apabila jumlah enzim meningkat maka
kadar protein juga akan meningkat jumlahnya
(Anggrahini, 2007).
Semakin tinggi konsentrasi enzim yang
ditambahkan pada tepung mengakibatkan kadar
lemak tepung semakin menurun ini disebabkan
karena enzim di dalam kecambah kacang hijau
tidak murni enzim -amilase. Menurut Kruger
(1991) dalam Anggrahini (2007), selama
perkecambahan akan terjadi peningkatan
jumlah enzim lipase dan amilase yang
digunakan untuk mendegradasi lemak dan
karbohidrat. Selain itu kemungkinan lemak
terurai saat proses pengeringan.
Kadar serat tepung biji nangka
termodifikasi mengalami penurunan seiring
dengan bertambahnya konsentrasi enzim yang
ditambahkan. Ini disebabkan karena serat kasar
ikut terurai karena proses enzimatis. Menurut
Suarni (2006), modifikasi tepung menggunakan
enzim α-amilase dari kecambah kacang hijau
dapat menurunkan kadar serat dan kadar lemak
tepung.
Semakin tinggi konsentrasi enzim α-
amilase yang ditambahkan, semakin tinggi
pula kadar air pada tepung. Kandungan air yang
semakin tinggi ini disebabkan karena semakin
banyaknya enzim dari kecambah kacang hijau
yang ditambahkan untuk memecah pati.
Semakin banyak enzim, maka semakin banyak
pula rantai amilosa yang pecah. Pati dengan
amilosa yang rendah kemampuan untuk
mengikat air semakin tinggi, sebaliknya pati
dengan kadar amilosa tinggi cenderung
mengalami interaksi antar rantai molekul
polimer atau mudah mengalami ikatan silang
sehingga menghalangi masuknya molekul air
(Garcia et al., 1999 dalam Narsito, dkk 2007)
Kadar abu tepung biji nangka pada
berbagai variasi konsentrasi enzim enzim α-
amilase yang ditambahkan tidak berbeda nyata,
hal ini terjadi karena selama perkecambahan
tidak ditambahkan mineral. Ada kemungkinan
juga selama proses inkubasi tidak
membutuhkan senyawa anorganik, sehingga
kandungan abu tepung biji nangka pada
berbagai konsentrasi tidak banyak berubah.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
0 10 20 30 40
KadarProksimatTepung
Persentase Enzim (b/b)
kadar
protei
n
kadar
lemak
kadar
serat
b. Sifat Fisik Tepung
Gambar 5. Grafik pengaruh penambahan
enzim terhadap daya serap air tepung
Daya serap air tepung semakin naik
seiring dengan peningkatan konsentrasi enzim
α-amilase yang ditambahkan. Semakin banyak
enzim yang ditambahkan kadar protein tepung
juga semakin meningkat. Kadar protein tepung
yang semakin tinggi akan meningkatkan daya
serap air tepung (Potter dan Hotchkiss, 1995).
Selain itu penurunan daya serap air pada tepung
juga dipengaruhi oleh banyaknya rantai amilosa
yang terpecah. Pati dengan kadar amilosa yang
rendah memiliki kemampuan untuk mengikat
air yang tinggi (Narsito, dkk 2007)
Daya serap minyak
Gambar 5. Grafik pengaruh penambahan
enzim terhadap daya serap minyak tepung
Pada penelitian ini menunjukan bahwa
semakin banyak enzim enzim α-amilase yang
ditambahkan daya serap minyak akan semakin
menurun. Semakin banyak enzim yang
ditambahkan kandungan amilosa pada pati
semakin menuru. Amilosa mempunyai
kemampuan membentuk kompleks dengan
minyak (lipid) dalam bentuk amilosa-lipid
(Swinkels 1985). Oleh nkarena itu,
menurunnyakadar amilosa tepung
mengakibatkan penurunan pada kemampuan
daya serap minyak tepung
Enzim
(%)
Protein
(%)
Lemak
(%)
Serat
(%)
Abu
(%)
Air
(%)
0 9.3 0.56 3.13 1.06 9
5 10.97 0.54 3.1 1.03 9.5
10 13.57 0.52 3.03 0.76 9.75
15 14.33 0.47 2.9 1.03 9.8
20 15.23 0.47 2.75 1.03 9.95
25 14.65 0.42 2.4 0.76 10
30 16.88 0.4 2.33 0.73 10.35
35 17.59 0.34 2.16 0.73 10.55
Tabel 3. Perubahan sifat fisik tepung pada
berbagai variasi konsentrasi enzim
Dari table di atas dapat di ketahui bahwa
jumlah penambahan enzim α-amilase optimum
untuk modifikasi enzimatis adalah 35%. Pada
penambahan enzim α-amilase sebanyak 35%
dihasilkan kadar protein tertinggi, yaitu 17,59%
. Selain itu, pada penambahan enzim α-amilase
sebanyak 35% kadar abu tepung mencapai
0.73%. Menurut SNI (2009) tentang tepung
terigu sebagai bahan pangan, batas maksimal
kadar abu pada tepung adalah 0,7%. Kadar
lemak dan kadar serat juga telah mengalami
penurunan. Sedangkan kadar air pada semua
variable masih dalam batas normal dibawah
14%. Pada kemampuan DSA dan DSM tepung
semua variable masih normal. Daya serap air
(DSA) dan daya serap minyak (DSM) tepung
dapat di lihat pada tabel 4.
Enzim
(%)
DSA
(%)
DSM
(%)
0 30 13.75
5 31 12.95
10 31 12.75
15 32 12.1
20 32 12.15
25 32.5 12
30 32.5 12
35 33 11
Tabel 4. Perubahan sifat fisik tepung pada
berbagai variasi konsentrasi enzim
4. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa waktu inkubasi dan persentase enzim
yang di tambahkan dalam modifikasi tepung
biji nangka memiliki pengaruh yang cukup
siknifikan terhadap karakteristik tepung biji
nangka. Waktu inkubasi optimum pada
modifikasi enzimatis menggunakan enzim α-
amilase dari kecambah kacang hijau adalah dua
29
30
31
32
33
34
0 10 20 30 40
DayaSerapAir
Konsententrasi Enzim (b/b)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 10 20 30 40
DayaSerapMinyak
Persentase Enzim (%b/b)
hari atau 48 jam. Persentase enzim α-amilase
optimum pada modifikasi enzimatis
menggunakan enzim α-amilase dari kecambah
kacang hijau adalah 35%
Perlu diadakan penelitian lanjutan
tentang struktur amilosa dan amilopektin
tepung biji nangka termodifikasi, serta
penelitian tentang aplikasi tepung biji nangka
termodifikasi untuk pembuatan mie basah
ataupun makanan-makanan lain yang berbahan
baku tepung gandum berprotein tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Anggrahini, S., 2007, Pengaruh Lama
Pengecambahan Terhadap Kandungan
Α-Tokoferol Dan Senyawa Proksimat
Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus
Radiatus L.), Fakultas Teknologi
Pertanian UGM, Yogyakarta
Fitria, R.H., 2011, Flakes Kaya Antioksidan
Sebagai Alternatif Diversifikasi Ubi
Jalar Ungu, Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Haryati, S., Dkk, 2006, Kajian Substitusi
Tepung Ikan Kembung, Rebon,
Rajungan dalam Berbagai Konsentrasi
Terhadap Mutu Fisika-Kimiawi dan
Organoleptik pada Mie Instan, Jurnal
Pasir Laut, Vol.41 2, No.1, Juli 2006 :
37-51, Semarang.
Narsito, S.W., Dkk, 2007, Modifikasi Pati
Alami dan Pati Hasil Pemutusan
Rantai Cabang dengan Perlakuan
Fisik/Kimia untuk Meningkatkan Kadar
Pati Resisten pada Pati Beras, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas
Brawijaya, Malang.
Nugroho, J. S., 2006, Optimalisasi
Pemanfaatan Ikan Pepetek
(Leiognathus Sp.) dan Ubi Jalar Putih
(Ipomoea Batatas L.) untuk Substitusi
Parsial Tepung Terigu dalam
Pembuatan Biskuit, Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Bogor.
Potter, N.N. & Hotchkiss, J. H.,1995, Food
Science, CBS Publishers &
Distributors, New Delhi.
Prabowo, B., 2010, Kajian Sifat Fisikokimia
Tepung Millet Kuning dan Tepung
Millet Merah, Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Ryan, M.A., Dan Yunianta, 2014, Pengaruh
Lama Perendaman Na2s2o5 dan
Fermentasi Ragi Tape Terhadap Sifat
Fisik Kimia Tepung Jagung, Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Ftp
Universitas Brawijaya, Malang.
Suarni dan Patong, R., 2007, Potensi Kecambah
Kacang Hijau Sebagai Sumber Enzim
α- Amilase, Universitas Hasanudin,
Makasar.
Suarni, Dkk, 2007, The Enzimatic Effect (α –
Amilase) on Viscosity and
Carbohidrate Composition of Maize
Flour Modified, Universitas Hasanudin,
Makasar.
Suarni, Dkk., 2006, Modifikasi Tepung Jagung
dengan Enzim (α - Amilase) dari
Kecambah Kacang Hijau, Balai
Penelitian Tanaman Serealia,
Universitas Hasanudin, Makasar
Supriadi, A., 2014, Pengaruh Substitusi Tepung
Biji Nangka (Artocarpus Heterphyllus)
terhadap Mutu Organoleptik Kue Onde
Onde Ketawa, Program Stuti
Pendidikan Tata Bog, Fakultas Teknik,
UNESA, Surabaya.
Swinkels, J.J.M, 1985, Source of Starch, its
Chemistry and Physics, Di dalam :
G.M.A.V. Beynum dan J.A Roels
(eds.), Starch Conversion Technology.
Marcel Dekker, Inc., New York.
Wadlillah, F., 2010, Pengaruh Perbandingan
Terigu dan Tepung Bii Nangka
Terhadap Komposisi Proksimat dan
Sifat Sensorik Kue Bolu Kukus,
Fakultas Ilmu Kesehatan, UMS,
Surakarta
Widya, H., 2009. Kajian Sifat Fisik Dan Kimia
Tepung Biji Nangka Dan Aplikasinya
dalam Pembuatan Roti Manis. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas
Andalas. Padang
Yunari, 2012, Studi Pembuatan Bakso Ikan
dengan Tepung Biji Nangka
(Artocarpus Heterophyllus Lam),
Skripsi Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Zulaidah Agustien, 2011, Modifikasi Ubi Kayu
Secara Biologi Menggunakan Starter
Bimo-Cf Menjadi Tepung Termodifikasi
Pengganti Gandum, Thesis Magister
Teknik Kimia Undip, Semarang.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiEvaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiika rini
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungSilvi Natalia
 
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Ernalia Rosita
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuLosta Masta
 
Pemanfaatan ampas tahu
Pemanfaatan ampas tahuPemanfaatan ampas tahu
Pemanfaatan ampas tahuIrfanSL
 
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putuPengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putuFirlita Nurul Kharisma
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananpsychologica
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherErnalia Rosita
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
 
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melaluiEvaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
Evaluasi mutu dan daya simpan roti manis yang dibuat melalui
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
 
Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagung
 
Makalah tphp
Makalah tphpMakalah tphp
Makalah tphp
 
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
 
Minuman Umbi Garut
Minuman Umbi GarutMinuman Umbi Garut
Minuman Umbi Garut
 
Internship Report
Internship ReportInternship Report
Internship Report
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahu
 
Pemanfaatan ampas tahu
Pemanfaatan ampas tahuPemanfaatan ampas tahu
Pemanfaatan ampas tahu
 
mekanikal
mekanikalmekanikal
mekanikal
 
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putuPengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
Pengolahan limbah kulit singkong dalam pembuatan kue putu
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
 
Ampas tahu
Ampas tahuAmpas tahu
Ampas tahu
 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit Leather
 

Ähnlich wie OPTIMASI MODIFIKASI

Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahErnalia Rosita
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE RiaAnggun
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi Anisa II
 
Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeNuruliswati
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Rancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongRancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongIswi Haniffah
 
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganismeA biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganismeRiniDwi7
 
Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Sukmiyati Agustin
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Pengantar Bioteknologi_Teknologi Fermentasi, Manfaat dan Aplikasinya.pptx
Pengantar Bioteknologi_Teknologi Fermentasi, Manfaat dan Aplikasinya.pptxPengantar Bioteknologi_Teknologi Fermentasi, Manfaat dan Aplikasinya.pptx
Pengantar Bioteknologi_Teknologi Fermentasi, Manfaat dan Aplikasinya.pptxAnnaHeirina1
 
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptxPohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptxRizkalFadli1
 
makalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempemakalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempeAncela Rebeka
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnalyulina096
 

Ähnlich wie OPTIMASI MODIFIKASI (20)

Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie Basah
 
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptxPPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
Teknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempeTeknologi Fermentasi padaTempe
Teknologi Fermentasi padaTempe
 
ppt pembuatan tempe kedelai 5B.pptx
ppt pembuatan tempe kedelai 5B.pptxppt pembuatan tempe kedelai 5B.pptx
ppt pembuatan tempe kedelai 5B.pptx
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
 
Susi 28-36
Susi 28-36Susi 28-36
Susi 28-36
 
Rancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape SingkongRancangan Percobaan Tape Singkong
Rancangan Percobaan Tape Singkong
 
Review jurnal kpli
Review jurnal kpliReview jurnal kpli
Review jurnal kpli
 
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganismeA biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
 
Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011
 
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptxLaporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
 
Pengantar Bioteknologi_Teknologi Fermentasi, Manfaat dan Aplikasinya.pptx
Pengantar Bioteknologi_Teknologi Fermentasi, Manfaat dan Aplikasinya.pptxPengantar Bioteknologi_Teknologi Fermentasi, Manfaat dan Aplikasinya.pptx
Pengantar Bioteknologi_Teknologi Fermentasi, Manfaat dan Aplikasinya.pptx
 
Tugas pembuatan tempe
Tugas pembuatan tempeTugas pembuatan tempe
Tugas pembuatan tempe
 
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptxPohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
 
makalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempemakalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempe
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 

Kürzlich hochgeladen

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 

OPTIMASI MODIFIKASI

  • 1. PENGARUH MODIFIKASI SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKA ENZIM -AMILASE DARI KECAMBAH KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus Heterophyllus Lamk) Asvif Ma’rufah* , Rita Dwi Ratnani, Indah Riwayati Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236. * Email: asvifm@gmail.com Abstrak Biji buah nangka merupakan limbah buah nangka yang cukup melimpah yang pemanfaatannya masih minim. Dengan kandungan gizi yang cukup tinggi,biji nangka berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai tepung. Berbagai penelitian dari bahan-bahan tepung biji nangka telah dilakukan, tetapi modifikasi tepung biji nangka belum dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh variable proses modifikasi yang meliputi waktu inkubasi dan persentase enzim -amilase yang ditambahkan terhadap karakteristik tepung biji nangka termodifikasi, serta untuk mengetahui kondisi optimum proses modifikasi. Proses modifikasi tepung biji nangka dilakukan dengan menambahkan enzim -amilase dari kecambah kacang hijau yang telah di blender kedalam 180 gr tepung biji nangka, perbandingan kecambah kacang hijau dan air 1:1. kemudian diinkubasi pada suhu 30 o C selama waktu yang telah ditentukan, selanjutnya dikeringkan pada suhu 40 o C, setelah itu diayak dan dianalisis hasilnya. Variasi waktu inkubasi 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7 hari, sedangkan variasi konsentrasi enzim yang ditambahkan 5%,10%,15%,20%,25% 30%, dan 35% (% b/b). Hasil penelitian menunjukan waktu inkubasi optimum pada modifikasi tepung biji nangka menggunakan enzim-amilase adalah dua hari. Pada waktu tersebut dihasilkan kadar protein tertinggi, yaitu 14.57%, kadar lemak 0.42%, kadar serat2.57% , kadar abu 0.7%, kadar air 10%, DSA 31%, dan DSM 12.25%. Sedangkan konsentrasi enzim optimum pada modifikasi tepung biji nangka menggunakan enzim-amilase adalah pada penambahan enzim 35% . pada konsentrasi tersebut dihasilkan kadar protein tertinggi, yaitu 17,59%, kadar lemak 0,34%, kadar serat 2,16% , kadar abu 0.73%, kadar air 10.15%, DSA 33%, dan DSM 11%. Kata kunci: Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifikasi Enzimatis 1. PENDAHULUAN Biji buah nangka merupakan limbah buah nangka yang cukup melimpah dan kandungan gizinya cukup banyak. Jika dilihat dari komposisi gizinya, biji nangka memiliki komposisi gizi yang cukup tinggi. Buah nangka mengandung protein sebesar 4,2 %, karbohidrat sebesar 36,7 %, serat sebesar 2,74 %, lemak sebesar 0,1 % serta komponen gizi lainnya seperti kalsium,fosfor, besi, vitamin B1, dan vitamin C. Menurut Rukmana (2002) dalam Wadlillah (2010), biji nangka mengandung karbohidrat yang cukup tinggi dan berpotensi untuk diolah menjadi produk pangan. Hal ini memungkinkan pemanfaatan biji nangka diolah menjadi tepung biji nangka (Soenardi (2002) dalam Wadlillah, 2010) Berbagai penelitian dari bahan-bahan tepung biji nangka telah dilakukan seperti kerupuk tepung biji nangka (Yulianingrum (2000) dalam Wadlillah, 2010), kue onde-onde tepung biji nangka (Supriadi, 2014), kue bolu kukus dari tepung biji nangka (Wadlilall, 2010). Pembuatan bakso ikan dengan tepung biji nangka (Yunari, 2012). Selanjutnya kajian tentang sifat fisik dan kimia tepung biji nangka juga telah dilakukan sebelumnya (Widya, 2009), tetapi modifikasi tepung biji nangka belum dilakukan. Modifikasi tepung biji nangka dilakukan untuk menghasilkan tepung biji nangka sebagai bahan pangan produk baru yang bermutu tinggi. Modifikasi tepung dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya adalah dengan metode modifikasi enzimatis. Modifikasi enzimatis dapat dilakukan dengan menggunakan enzim - amilase (Suarni, dkk, 2007). Modifikasi tepung biji nangka menggunakan enzim -amilase dapat memperpendek rantai amilosa maupun amilopektin. Salah satu tanaman yang mengandung enzim tersebut adalah kacang hijau yang sudah berkecambah.
  • 2. 2. METODOLOGI Bahan dan Alat Bahan baku utama adalah biji nangka, biji nangka yang akan digunakan diperoleh dari Ds.Gunung Pati Semarang. Kacang hijau di beli di pasar Sampangan Semarang. Dan bahan- bahan kimia lainnya di beli di toko kimia Indrasari Semarang. Alat yang digunakan; cawan petri, timbangan, gelas ukur, tabung reaksi, gelas beaker, erlenmeyer, pengaduk kaca, thermometer, sentrifus refrigerant, inkubator, desikator, furnace, oven, kompor, pisau, ember, blender, ayakan, dan alat bantu analisis lainnya. Pembuatan Tepung Biji Nangka Proses pembuatan tepung biji nangka dapat dilakukan mencuci biji nangka terlebih dahulu, direbus selama kurang lebih 30 menit, kemudian di kupas dan di iris- iris untuk mempermudah proses pengeringan. Biji nangka yang telah di sortasi kemudian dikeeringkan menggunakan oven pada suhu 40-50 o C. Selanjutnya biji nangka kering dihaluskan dan diayak. Pembuatan Tepung Biji Nangka Biji kacang hijau disortasi hingga diperoleh biji bersih dan utuh, dicuci, direndam dengan aquades selama 30 menit, ditiriskan, kemudian diperam dalam wadah berpori sampai terjadi perkecambahan. Waktu perkecambahan 3 hari. Kecambah dibersihkan dengan melepas kulit luarnya, sebagian ditimbang kemudian dihancurkan dengan blender. Proses Modifikasi Tepung Secara Enzimatis Timbang 180 gr tepung biji nangka, tambahkan kecambah kacang hijau sesuai dengan variable (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%) perbandingan kacang hijau dan air 1:1. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 30 o C selama waktu yang telah di tentukan sesuai dengan variable (1; 2; 3; 4; 5; 6; 7 hari), kemudian keringkan pada suhu 40 o C. setelah itu ayak dan analisis hasilnya. Proses Analisa Parameter yang diamati terhadap tepung baik sebelum maupun sesudah modifikasi adalah: (1) Sifat kimia tepung, meliputi : kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, dan kadar serat kasar tepung. (2) Sifat fisik , meliputi daya serap air (DSA), dan daya serap minyak (DSM). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Waktu Inkubasi Terhadap Karakteristik Tepung Biji Nangka a. Sifat Kimia Tepung Gambar 1. Grafik pengaruh waktu inkubasi terhadap sifat kimia tepung Dari grafik diatas menyatakan tentang hubungan antara lamanya waktu inkubasi terhadap sifat kimia (kadar proksimat) tepung biji nangka termodifikasi. Pada kandungan protein tepung terjadi kenaikan di hari pertama dan kedua, namun pada hari ketiga kandungan protein pada tepung mulai menurun. Ini disebabkan karena menurunnya aktifitas enzim pada hari ke tiga. Menurut Suarni dan Patong (2007), naik turunnya kadar protein dipengaruhi oleh aktifitas enzim dan kadar dari tepung itu sendiri. Aktifitas enzim alfa amylase tertinggi dicapai pada hari ke dua. Semakin lama waktu inkubasi mengakibatkan kadar serat dan kadar lemak tepung cenderung semakin menurun. Lemak dan serat kasar yang terdapat pada tepung menurun karena terurai akibat proses enzimatis. Selain itu kemungkinan terurai saat proses pengeringan. Menurut Suarni (2006), modifikasi tepung menggunakan enzim amylase dapat menurunkan kadar serat dan kadar lemak tepung. Penurunan kadar lemak sangat menguntungkan karena kandungan lemak yang tinggi menyebabkan tepung menjadi mudah tengik (Nugroho 2006). Semakin lama waktu inkubasi, kadar air pada tepung biji nangka cenderung semakin tinggi, ini disebebkan karena air yang terikat oleh tepung pada saat proses modifikasi sulit terlepas kembali saat dilakukan pemanasan. Modifikasi tepung menyebabkan granula pati menjadi pecah dan memecah ikatan cabang pada pati . Pecahnya granula pati 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 0 10 20 30 40 KadarProksimatTepung Persentase Enzim (b/b) kadar protein kadar lemak kadar serat kadar abu kadar air
  • 3. mengakibatkan tepung bersifat porous ketika dikeringkan dan mudah menyerap air (Ryan dan Yuniata, 2014) . Kadar air yang semakin tinggi berpengaruh terhadap daya simpan tepung. Semakin tinggi kadar air tepung akan menjadikan tepung mudah rusak (Prabowo, 2010). Pada penelitian ini kadar abu tepung biji nangka termodifikasi tidak mengalami perubahan yang nyata pada tiap waktu. Ini menunjukkan bahwa waktu inkubasi tidak memiliki pengaruh yang siknifikan terhadap perubahan kadar abu tepung. Menurut Kim (1996) dalam Haryati (2006) , peningkatan kadar abu dipengaruhi oleh banyaknya larutan alkali yang ditambahkan. Menurut Sudarmadji (1994) dalam Fitria (2011), komponen abu mudah mengalami dekomposisi atau bahkan menguap pada suhu yang tinggi. b. Sifat Fisik Tepung Daya serap air Gambar 2. Grafik pengaruh waktu inkubasi terhadap daya serap air tepung Daya serap air atau water absorption merupakan salah satu dari berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas tepung. Water absorption atau daya serap tepung merupakan kemampuan tepung dalam menyerap air . Pada penelitian ini daya serap air tepung semakin menurun mengikuti tingkat lamanya waktu inkubasi. Menurut Potter dan Hotchkiss (1995), tepung rendah protein memiliki daya serap air yang rendah. Kemampuan daya serap air pada tepung berkurang bila kadar protein juga berkurang. Selain itu daya serap air pada tepung juga dipengaruhi oleh kadar air dalam tepung (moisture) dan kondisi kelembaban tempat penyimpanan. Daya serap minyak Gambar 3. Grafik pengaruh waktu inkubasi terhadap daya serap minyak tepung Dilihat dari grafik di atas daya serap minyak pada tepung biji nangka termodifikasi cenderung menurun seiring dengan lama waktu inkubasi. Penurunan daya serap minyak tepung ini dipengaruhi oleh kandungan amilosa tepung. Amilosa mempunyai kemampuan membentuk kompleks dengan minyak (lipid) dalam bentuk amilosa-lipid (Swinkels, 1985). Kandungan amilosa tepung biji nangka yang semakin menurun mengakibatkan penurunan daya serap minyak tepung. Kandungan amilosa pada tepung biji nangka termodifikasi semakin menurun karena enzim α - amilase mendegradasi amilosa menjadi maltosa dan amiltrotriosa (Koswara (2006) dalam Zulaidah, 2011). c. Analisa Optimasi Waktu Inkubasi Waktu (hari) Protein (%) Lemak (%) Serat (%) Abu (%) Air (%) 0 10.3 0.56 3.13 1.06 9 1 14.4 0.49 3.1 09 9.9 2 14.57 0.42 2.75 0.7 10 3 14.31 0.37 2.9 0.73 10.25 4 13.9 0.37 2.75 0.73 10.5 5 13.41 0.32 2.4 0.8 10.5 6 13.4 0.3 2.33 0.77 10.6 7 13.04 0.3 2.16 0.77 10.5 Tabel 1. Perubahan sifat kimia tepung pada berbagai variasi waktu Dari table di atas dapat di ketahui bahwa waktu optimum modifikasi enzimatis adalah 2 hari. Pada waktu inkubasi dua hari dihasilkan kadar protein tertinggi, yakni 14.57 %. Selain itu, pada waktu inkubasi 2 hari kadar abu tepung mencapai 0.7%. Menurut SNI (2009) tentang tepung terigu sebagai bahan pangan, 27 28 29 30 31 32 33 34 0 1 2 3 4 5 6 7 8 DayaserapAir(%) Waktu Inkubasi (hari) 11.8 12 12.2 12.4 12.6 12.8 13 13.2 13.4 13.6 13.8 14 0 1 2 3 4 5 6 7 8 DayaSerapMinyak(%) Waktu Inkubasi (hari)
  • 4. batas maksimal kadar abu tepung adalah 0,7%. Kadar lemak dan kadar serat juga telah mengalami penurunan. sedangkan kadar air pada semua variable masih dalam batas normal kurang dari 14%. Kemampuan DSA dan DSM tepung semua variable juga masih normal. Daya serap air (DSA) dan daya serap minyak (DSM) tepung dapat di lihat pada tabel 2. Waktu (hari) DSA (%) DSM (%) 0 33 13.75 1 32.5 12.2 2 31 12.25 3 30 12.1 4 30 12.45 5 30 12.15 6 30 12 7 28 12 Tabel 2. Perubahan sifat fisik tepung pada berbagai variasi waktu Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suarni dan Patong (2007) waktu optimum modifikasi enzimatis mnggunakan enzim α – amilase di tinjau dari aktivitas enzim dalam mendegradasi amilosa dan amilopektin adalah 2 x 24 jam atau dua hari. Hasil inkubasi menunjukan bahwa waktu tersebut mempunyai kadar gula reduksi tertinggi. Pengaruh Penambahan Enzim -Amilase Terhadap Karakteristik Tepung Biji Nangka a. Sifat kimia tepung Gambar 4. Grafik pengaruh penambahan enzim terhadap sifat kimia tepung Enzim -amilase yang digunakan berasal dari kecambah kacang hijau dengan tanpa mengekstraknya, hal ini menyebabkan kadar protein tepung biji nangka termodifikasi cenderung semakin naik seiring dengan kenaikan konsentrasi enzim yang ditambahkan. Menurut Lopez dan Escobedo (1989) dalam Anggrahini (2007), perkecambahan dapat meningkatkan kandungan protein. Selain itu protein merupakan juga komponen dari enzim, sehingga apabila jumlah enzim meningkat maka kadar protein juga akan meningkat jumlahnya (Anggrahini, 2007). Semakin tinggi konsentrasi enzim yang ditambahkan pada tepung mengakibatkan kadar lemak tepung semakin menurun ini disebabkan karena enzim di dalam kecambah kacang hijau tidak murni enzim -amilase. Menurut Kruger (1991) dalam Anggrahini (2007), selama perkecambahan akan terjadi peningkatan jumlah enzim lipase dan amilase yang digunakan untuk mendegradasi lemak dan karbohidrat. Selain itu kemungkinan lemak terurai saat proses pengeringan. Kadar serat tepung biji nangka termodifikasi mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya konsentrasi enzim yang ditambahkan. Ini disebabkan karena serat kasar ikut terurai karena proses enzimatis. Menurut Suarni (2006), modifikasi tepung menggunakan enzim α-amilase dari kecambah kacang hijau dapat menurunkan kadar serat dan kadar lemak tepung. Semakin tinggi konsentrasi enzim α- amilase yang ditambahkan, semakin tinggi pula kadar air pada tepung. Kandungan air yang semakin tinggi ini disebabkan karena semakin banyaknya enzim dari kecambah kacang hijau yang ditambahkan untuk memecah pati. Semakin banyak enzim, maka semakin banyak pula rantai amilosa yang pecah. Pati dengan amilosa yang rendah kemampuan untuk mengikat air semakin tinggi, sebaliknya pati dengan kadar amilosa tinggi cenderung mengalami interaksi antar rantai molekul polimer atau mudah mengalami ikatan silang sehingga menghalangi masuknya molekul air (Garcia et al., 1999 dalam Narsito, dkk 2007) Kadar abu tepung biji nangka pada berbagai variasi konsentrasi enzim enzim α- amilase yang ditambahkan tidak berbeda nyata, hal ini terjadi karena selama perkecambahan tidak ditambahkan mineral. Ada kemungkinan juga selama proses inkubasi tidak membutuhkan senyawa anorganik, sehingga kandungan abu tepung biji nangka pada berbagai konsentrasi tidak banyak berubah. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 0 10 20 30 40 KadarProksimatTepung Persentase Enzim (b/b) kadar protei n kadar lemak kadar serat
  • 5. b. Sifat Fisik Tepung Gambar 5. Grafik pengaruh penambahan enzim terhadap daya serap air tepung Daya serap air tepung semakin naik seiring dengan peningkatan konsentrasi enzim α-amilase yang ditambahkan. Semakin banyak enzim yang ditambahkan kadar protein tepung juga semakin meningkat. Kadar protein tepung yang semakin tinggi akan meningkatkan daya serap air tepung (Potter dan Hotchkiss, 1995). Selain itu penurunan daya serap air pada tepung juga dipengaruhi oleh banyaknya rantai amilosa yang terpecah. Pati dengan kadar amilosa yang rendah memiliki kemampuan untuk mengikat air yang tinggi (Narsito, dkk 2007) Daya serap minyak Gambar 5. Grafik pengaruh penambahan enzim terhadap daya serap minyak tepung Pada penelitian ini menunjukan bahwa semakin banyak enzim enzim α-amilase yang ditambahkan daya serap minyak akan semakin menurun. Semakin banyak enzim yang ditambahkan kandungan amilosa pada pati semakin menuru. Amilosa mempunyai kemampuan membentuk kompleks dengan minyak (lipid) dalam bentuk amilosa-lipid (Swinkels 1985). Oleh nkarena itu, menurunnyakadar amilosa tepung mengakibatkan penurunan pada kemampuan daya serap minyak tepung Enzim (%) Protein (%) Lemak (%) Serat (%) Abu (%) Air (%) 0 9.3 0.56 3.13 1.06 9 5 10.97 0.54 3.1 1.03 9.5 10 13.57 0.52 3.03 0.76 9.75 15 14.33 0.47 2.9 1.03 9.8 20 15.23 0.47 2.75 1.03 9.95 25 14.65 0.42 2.4 0.76 10 30 16.88 0.4 2.33 0.73 10.35 35 17.59 0.34 2.16 0.73 10.55 Tabel 3. Perubahan sifat fisik tepung pada berbagai variasi konsentrasi enzim Dari table di atas dapat di ketahui bahwa jumlah penambahan enzim α-amilase optimum untuk modifikasi enzimatis adalah 35%. Pada penambahan enzim α-amilase sebanyak 35% dihasilkan kadar protein tertinggi, yaitu 17,59% . Selain itu, pada penambahan enzim α-amilase sebanyak 35% kadar abu tepung mencapai 0.73%. Menurut SNI (2009) tentang tepung terigu sebagai bahan pangan, batas maksimal kadar abu pada tepung adalah 0,7%. Kadar lemak dan kadar serat juga telah mengalami penurunan. Sedangkan kadar air pada semua variable masih dalam batas normal dibawah 14%. Pada kemampuan DSA dan DSM tepung semua variable masih normal. Daya serap air (DSA) dan daya serap minyak (DSM) tepung dapat di lihat pada tabel 4. Enzim (%) DSA (%) DSM (%) 0 30 13.75 5 31 12.95 10 31 12.75 15 32 12.1 20 32 12.15 25 32.5 12 30 32.5 12 35 33 11 Tabel 4. Perubahan sifat fisik tepung pada berbagai variasi konsentrasi enzim 4. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu inkubasi dan persentase enzim yang di tambahkan dalam modifikasi tepung biji nangka memiliki pengaruh yang cukup siknifikan terhadap karakteristik tepung biji nangka. Waktu inkubasi optimum pada modifikasi enzimatis menggunakan enzim α- amilase dari kecambah kacang hijau adalah dua 29 30 31 32 33 34 0 10 20 30 40 DayaSerapAir Konsententrasi Enzim (b/b) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 10 20 30 40 DayaSerapMinyak Persentase Enzim (%b/b)
  • 6. hari atau 48 jam. Persentase enzim α-amilase optimum pada modifikasi enzimatis menggunakan enzim α-amilase dari kecambah kacang hijau adalah 35% Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang struktur amilosa dan amilopektin tepung biji nangka termodifikasi, serta penelitian tentang aplikasi tepung biji nangka termodifikasi untuk pembuatan mie basah ataupun makanan-makanan lain yang berbahan baku tepung gandum berprotein tinggi DAFTAR PUSTAKA Anggrahini, S., 2007, Pengaruh Lama Pengecambahan Terhadap Kandungan Α-Tokoferol Dan Senyawa Proksimat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.), Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta Fitria, R.H., 2011, Flakes Kaya Antioksidan Sebagai Alternatif Diversifikasi Ubi Jalar Ungu, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Haryati, S., Dkk, 2006, Kajian Substitusi Tepung Ikan Kembung, Rebon, Rajungan dalam Berbagai Konsentrasi Terhadap Mutu Fisika-Kimiawi dan Organoleptik pada Mie Instan, Jurnal Pasir Laut, Vol.41 2, No.1, Juli 2006 : 37-51, Semarang. Narsito, S.W., Dkk, 2007, Modifikasi Pati Alami dan Pati Hasil Pemutusan Rantai Cabang dengan Perlakuan Fisik/Kimia untuk Meningkatkan Kadar Pati Resisten pada Pati Beras, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Nugroho, J. S., 2006, Optimalisasi Pemanfaatan Ikan Pepetek (Leiognathus Sp.) dan Ubi Jalar Putih (Ipomoea Batatas L.) untuk Substitusi Parsial Tepung Terigu dalam Pembuatan Biskuit, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. Potter, N.N. & Hotchkiss, J. H.,1995, Food Science, CBS Publishers & Distributors, New Delhi. Prabowo, B., 2010, Kajian Sifat Fisikokimia Tepung Millet Kuning dan Tepung Millet Merah, Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Ryan, M.A., Dan Yunianta, 2014, Pengaruh Lama Perendaman Na2s2o5 dan Fermentasi Ragi Tape Terhadap Sifat Fisik Kimia Tepung Jagung, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Ftp Universitas Brawijaya, Malang. Suarni dan Patong, R., 2007, Potensi Kecambah Kacang Hijau Sebagai Sumber Enzim α- Amilase, Universitas Hasanudin, Makasar. Suarni, Dkk, 2007, The Enzimatic Effect (α – Amilase) on Viscosity and Carbohidrate Composition of Maize Flour Modified, Universitas Hasanudin, Makasar. Suarni, Dkk., 2006, Modifikasi Tepung Jagung dengan Enzim (α - Amilase) dari Kecambah Kacang Hijau, Balai Penelitian Tanaman Serealia, Universitas Hasanudin, Makasar Supriadi, A., 2014, Pengaruh Substitusi Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterphyllus) terhadap Mutu Organoleptik Kue Onde Onde Ketawa, Program Stuti Pendidikan Tata Bog, Fakultas Teknik, UNESA, Surabaya. Swinkels, J.J.M, 1985, Source of Starch, its Chemistry and Physics, Di dalam : G.M.A.V. Beynum dan J.A Roels (eds.), Starch Conversion Technology. Marcel Dekker, Inc., New York. Wadlillah, F., 2010, Pengaruh Perbandingan Terigu dan Tepung Bii Nangka Terhadap Komposisi Proksimat dan Sifat Sensorik Kue Bolu Kukus, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMS, Surakarta Widya, H., 2009. Kajian Sifat Fisik Dan Kimia Tepung Biji Nangka Dan Aplikasinya dalam Pembuatan Roti Manis. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Andalas. Padang Yunari, 2012, Studi Pembuatan Bakso Ikan dengan Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lam), Skripsi Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Zulaidah Agustien, 2011, Modifikasi Ubi Kayu Secara Biologi Menggunakan Starter Bimo-Cf Menjadi Tepung Termodifikasi Pengganti Gandum, Thesis Magister Teknik Kimia Undip, Semarang.