SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 38
Pengertian
• Terbentuk dari bahasa Yunani : Pharmakon
(obat/racun) dan “kinesis” (pergerakan)
• Merupakan perjalanan obat pada tubuh untuk
mencapai tempat aksi , metabolisme, dan
ekskresi obat.
• Terdiri dari: absorbsi, distribusi, metabolisme
(biotransformasi), ekskresi.
1. Absorbsi
• Merupakan proses sejak obat masuk ke
tubuh sampai obat masuk ke sirkulasi darah
• Onset aksi obat tergantung pada kecepatan
absorbsi
• Intensitas obat tergantung seberapa banyak
obat dapat masuk ke sirkulasi darah
• Faktor2 yg mempengaruhi absorbsi obat
diantaranya:
Faktor yg mempengaruhi…
a. Kecepatan kelarutan obat
b. Cara pemberian obat (berkaitan dg luasnya
tempat absorbsi)
c. Banyaknya aliran darah yg mengalir ke tempat
pemberian obat
d. Fungsi gastrointestinal
e. Kelarutan dengan lemak (semakin larut semakin
cepat)
f. Adanya obat / makanan lain yg menyertai
g. Dll.
Cara (route) Pemberian obat
&Karakteristiknya
a. Enteral (via gastrointestinal)
b. Parenteral (IV, IM,SC)
• Setiap cara pemberian obat berbeda
kecepatan absorbsinya
• Hal ini berkaitan dg barier pd masing2
route yg berbeda
• Terdapat keuntungan dan kerugian di dlm
setiap route pemberian obat
Intravena
• Barrier absorbsi: tidak ada
• Pola absorbsi: semua dosis obat yg
diberikan langsung diabsorbsi
• Keuntungan: absorbsi terkontrol,dapat
menggunakan cairan dlm jumlah yg
banyak, meminimalkan injuri akibat
obat2an yg iritatif
• Kerugian: mahal, agak sulit dilakukan,
kurang nyaman
Ireversibel (hrs diberikan sangat pelan), dapat
terjadi kelebihan cairan, risiko infeksi (jaga
sterilitas), risiko emboli (perhatikan sifat
larutan, larutkan obat dg benar, hindarkan
melakukan spooling)
Intramuscular / Subkutan
• Barrier absorbsi: dinding kapiler  barier yg tidak
terlalu signifikan
• Pola absorbsi: dapat diserap dengan lambat atau
cepat. Dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air
(semakin larut semakin cepat  bisa mencapai
10-30 menit) dan banyaknya darah yg mengalir ke
tempat penyuntikan.
• Keuntungan: route yg baik untuk obat yg
kelarutannya kurang, cocok untuk obat yg
diberikan bertahap dlm jeda wkt dan efek yg lama
• Kerugian: kurang nyaman, dapat terjadi injuri
jaringan lokal (saraf, otot,subkutan)
• Barrier absorbsi: lapisan epitel
gastrointestinal dan dinding pembuluh
darah / kapiler.
• Pola absorbsi: dipengaruhi oleh faktor: 1)
kelarutan dan stabilitas obat; 2) pH lambung
dan usus; 3)waktu pengosongan lambung;
4) makanan yg ada di usus; 5) pemberian
obat lain; 6) lapisan obat
Per Oral (PO)
• Keuntungan: mudah, nyaman dan tidak
mahal, lebih dianjurkan untuk pengobatan
tanpa bantuan, lebih aman dibandingkan
parenteral (tidak berisiko infeksi, emboli
dan kelebihan cairan), reversibel
• Kerugian: variabilitas (tidak selalu
cepat/lambat dan lengkap pada setiap
orang)  sulit untuk mengontrol
konsentrasi, onset, durasi dan intensitas
respon tubuh terhadap obat; inaktivasi
beberapa jenis obat oleh HCL & enzim
…, pasien harus dalam kondisi sadar dan kooperatif,
dan mampu menelan, dapat menimbulkan iritasi
lokal ( iritatif pada saluran GI sehingga bisa
menimbulkan mual, muntah dan rasa tidak
nyaman)
Route Obat tambahan
• Topikal : terapi lokal pd kulit, mata, telinga,
hidung, mulut dan vagina.
• Inhalasi: untuk memperoleh efek lokal pd
paru2 (obat asma, anaestesi, oksigen)
• Supositoria rektal: untuk efek lokal/sistemik
• Supositoria vaginal: efek lokal
• Penyuntikan langsung pd jaringan tertentu
(jantung, sendi, saraf, SSP)
2. Distribusi
• Distribusi merupakan perpindahan molekul
obat dalam tubuh.
• Distribusi sangat tergantung pada 3 faktor
utama, yaitu: keadekuatan sirkulasi darah
ke jaringan tertentu,kemampuan obat untuk
keluar dari pembuluh darah, kemampuan
obat untuk masuk ke dalam sel.
a. Aliran darah ke jaringan
• Thp I distribusi: obat dibawa oleh darah ke suatu
jaringan atau organ tubuh
• Kecepatannya sgt dipengaruhi ol: aliran darah
dan perfusinya ke dlm jaringan tsb.
• Pd abses tdk ada perdarahan internal 
antibiotik tdk dpt mencapai bakteri target yg ada
di dalam pus  perlu drainase abses
• Pada tumor yg padatperdarahan ke arah dalam
tumor semakin terbatas  lebih resisten
terhadap obat
b. Keluar dari pembuluh darah
• Obat keluar melalui dinding kapiler untuk
dimetabolisme dan diekskresikan
• Obat keluar melalui pores atau menembus
langsung dinding kapiler (tergantung sifat
obat)
• Pd barier blood-brain, hanya obat yg larut
lemak dan memiliki kemampuan transport
aktif lah yg dpt menembus bariernya.
• Hal ini dikarenakan kapiler pd SSP tersusun
oleh tight juntion yg sempit pada sela antar
sel kapiler.
• Kondisi ini menguntungkan karena dapat
melindungi otak dari injuri akibat toksin ttt.
• Akan tetapi dpt menghambat pula distribusi
obat ke otak, cth antibiotik untuk infeksi pd
SSP.
• Tight juntion tidak terbentuk sejak lahir 
neonatus lebih mudah terkena racun pada
SSP.
• Pada plasenta, terdapat barrier antara darah
ibu dan janin. Tapi, barier ini bukan
penghalang absolute untuk distribusi obat.
• Obat yg larut lemak, non ionisasi/non polar
dan tidak berikatan dg protein  dpt
menembus barier plasenta melewati
kapiler janin  masuk ke darah janin
• Jika janin sdh terpapar dg obat  dpt
menimbulkan efek yg buruk (ex. Heroin,
anaestesi/analgetik, thalidomide, dll)
• Obat dapat berikatan dengan protein tubuh,
terutama albumin (protein terbanyak dalam
plasma).
• Albumin merup molekul yg besar  tidak
dapat pindah ke luar pembuluh darah
• Ikatan obat dan protein bersifat reversibel
• Banyaknya molekul obat yg terikat protein
tergantung interaksi antara albumin dan
obat (warfarin 99% terikat; gentamisin
10% terikat)
• Merupakan perubahan enzimatik struktur
obat (biotransformasi)
• Tempat: Hepar
• Obat dimetabolisme di hepar pada sistem
enzim mikrosomal hepatik, yg dikenal dg
sistem P-450 (sitokrom P-450)
• Obat tidak saja mengalami katabolisme
tetapi juga anabolisme
3. Metabolisme
Hasil metabolisme obat
1. Percepatan ekskresi obat oleh renal
2. Inaktivasi obat
3. Peningkatan aksi terapeutik
4. Aktivasi pra obat
5. Peningkatan atau penurunan toksisitas.
(1) Percepatan ekskresi obat oleh
renal
• Merup Hasil penting dari metabolisme obat
• Metabolisme membuat obat yg
kelarutannya tinggi dg lemak  menjadi
lebih polar  molekul obat banyak dalam
pembuluh darah  mudah masuk ke dalam
renal  diekskresikan ke dlm urin
(2) Inaktivasi Obat
• Metabolisme obat pun menghasilkan bentuk
inaktifnya, ex. Procain  PABA
(3) Peningkatan aksi terapeutik
Metabolisme merubah molekul obat menjadi
molekul yg efek terapeutiknya lebih besar.
Ex. Codein  Morphin
(4) Aktivasi Pro obat
Metabolisme mengaktifkan bentuk obat
sehingga memiliki efek terapeutik. Ex
diazepam  desmethildiazepam
(5) Peningkatan atau Penurunan
Toksisitas
Ex. Acetaminophen
Faktor2 yg mempengaruhi kecepatan
metabolisme
1. Usia
2. Induksi metabolisme obat – enzim
3. First-pass efect (kecepatan hepar
menonaktifkan obat oral tertentu)
4. Status nutrisi
5. Kompetisi antar obat
4. Ekskresi
• Merupakan proses pengeluaran obat dari
dalam tubuh
• Pengeluaran dalam bentuk: urine, empedu,
keringat, ASI, saliva, udara ekspirasi
• Ekskresi dibagi ke dalam 2 route: Renal dan
non renal
a) Ekskresi Route Renal
• Route yg paling utama
• Hasil akhir: urine
• Jika ginjal sehat  durasi obat dan aksinya akan
dibatasi mencegah toksisitas.
• Proses dalam ekskresi renal:
1. Filtrasi glomerulus
2. Reabsorbsi pasif tubulus
3. Sekresi aktif tubulus
Filtrasi glomerulus
• Cairan, molekul2 kecil termasuk obat
masuk dari glomerulus ke kapsul
bowman tubulus sebagai hasil
filtrasi glomerulus(filtrat)
• Obat yg terikat dg protein tetap berada
di dalam glomerulus (tidak menjadi
filtrat)
Reabsobsi pasif tubulus
• Darah yg berasal dari glomerulus dialirkan
ke suatu kapiler yg mengarah ke proksimal
tubulus dan distal tubulus
• Konsentrasi obat yg ada dl kapiler tsb <
dibandingkan dg konsentrasi obat dl tubulus
terjadi gradien konsentrasi  obat yg
larut lemak melakukan penetrasi membran
untuk masuk kembali ke kapiler (reabsorbsi
pasif)
Sekresi aktif tubulus
• Melibatkan cara transport aktif
• Asam dan basa organik dari dalam kapiler
melakukan transport aktif ke dalam tubulus
• Kemampuan pompa transport aktif
memiliki kapasitas yg tinggi
Faktor2 yg mempengaruhi ekskresi
Renal
• Ionisasi yg tergantung terhadap pH: biasa dilakukan
untuk mengeluarkan efek toksik obat dg cara
memanipulasi urin. pH urin ditingkatkan / diturunkan
untuk mengurangi reabsorbsi pasif
• Kompetisi Transport aktif tubulus: jika obat yg
diberikan bersamaan dan memiliki sistem transport yg
samamemperlambat ekskresi obat (yg memang
diharapkan memliki efek yg lama dl darah).Ex.
Penicillin+probenecid
• Usia: new born dan infant ginjalnya masih belum
berkembang baikfungsi ekskresi <<
b) Ekskresi route non renal
• ASI  untuk obat yg larut lemak dan non
protein-binding
• Empedu dpt diekresikan ke dlm feses or
ikut sirkulasi enterohepatik
• Saliva dan keringat  tidak memiliki efek
terapeutik atau toksik yg signifikan
• Paru2 anaestesi volatil dikeluarkan
melalui ekshalasi
Rangkaian Waktu Respon Obat
A. Kadar Obat dl Plasma
• Merupakan pemeriksaan laboratorium untuk
mengukur jumlah obat dalam darah dalam waktu
tertentu
• Merefleksikan dosis, absorbsi, kecepatan
metabolisme, waktu paruh dan ekskresi
• Minimum effective concentration (MEC):kadar
obat dalam plasma dimana belum muncull efek
terapeutiknya.
• Toxic concentration: dosis obat yg berlebihan dan
menimbulkan toksisitas
• Konsentrasi toksis tjd akibat pemberian dosis
besar tunggal, pengulangan dosis, kecil, atau
lambatnya proses metabolisme obat.
• Kadar obat dlm plasma juga merefleksikan onset,
puncak dan durasi obat.
Pd obat dosis tunggal  onset obat: pada saat kadar
obat dlm plasma mencapai MEC
• Puncak aksi obatpd saat obat mencapai
konsentrasi tertinggi dalam darah
• Aksi obat berhenti saat konsentrasinya di bawah
MEC
• Durasi obat:waktu dimana kadar obat berada pada
dan di atas MEC
Pada dosis multiple:
• Obat diberikan dengan tujuan menjaga agar
level obat tetap berada di dalam range
terapeutik dan mencegah efek toksis
Waktu Paruh Obat
• Waktu paruh obat: waktu yg dibutuhkan
untuk menurunkan kadar obat dalam darah
sebanyak 50%.
• Jika waktu paruh obat singkat, interval
antara waktu pemberian dosis obat pun
singkat
• Jika waktu paruh obat lama, interval antara
waktu pemberian obat pun lama.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
Dwi Ramdhini
 

Was ist angesagt? (20)

Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Io 1
Io   1Io   1
Io 1
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Absorbsi oral 2
Absorbsi oral 2Absorbsi oral 2
Absorbsi oral 2
 
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisAplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
PUD
PUDPUD
PUD
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Ekskresi obat
Ekskresi obatEkskresi obat
Ekskresi obat
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasi
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
Regimen dosis pada gagal jantung (heart failure)
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 
Basic pharmacokinetics
Basic pharmacokineticsBasic pharmacokinetics
Basic pharmacokinetics
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi Analgetik
 
Farmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaanFarmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaan
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
 

Ähnlich wie Farmakokinetik

Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
APOTEKERBAYUPAMUNGKA
 
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
ecky3
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Novi Fachrunnisa
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
dinana88
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
WahyuRaizHo
 
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptFarmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Nursela13
 

Ähnlich wie Farmakokinetik (20)

Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
 
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1
 
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
 
kuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptxkuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptx
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologiMakalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part i
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
 
Tindakan farmakodinamik & farmakokinetik
Tindakan farmakodinamik & farmakokinetikTindakan farmakodinamik & farmakokinetik
Tindakan farmakodinamik & farmakokinetik
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
 
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptFarmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
 
DRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEMDRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEM
 

Kürzlich hochgeladen

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang BumiProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
JsitBanjarnegara
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Novi Cherly
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx.pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx.pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx.pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx.pptx
AgusSuarno2
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
riska190321
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
LeoRahmanBoyanese
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang BumiProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxLK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx.pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx.pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx.pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdfAksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 

Farmakokinetik

  • 1. Pengertian • Terbentuk dari bahasa Yunani : Pharmakon (obat/racun) dan “kinesis” (pergerakan) • Merupakan perjalanan obat pada tubuh untuk mencapai tempat aksi , metabolisme, dan ekskresi obat. • Terdiri dari: absorbsi, distribusi, metabolisme (biotransformasi), ekskresi.
  • 2.
  • 3. 1. Absorbsi • Merupakan proses sejak obat masuk ke tubuh sampai obat masuk ke sirkulasi darah • Onset aksi obat tergantung pada kecepatan absorbsi • Intensitas obat tergantung seberapa banyak obat dapat masuk ke sirkulasi darah • Faktor2 yg mempengaruhi absorbsi obat diantaranya:
  • 4. Faktor yg mempengaruhi… a. Kecepatan kelarutan obat b. Cara pemberian obat (berkaitan dg luasnya tempat absorbsi) c. Banyaknya aliran darah yg mengalir ke tempat pemberian obat d. Fungsi gastrointestinal e. Kelarutan dengan lemak (semakin larut semakin cepat) f. Adanya obat / makanan lain yg menyertai g. Dll.
  • 5. Cara (route) Pemberian obat &Karakteristiknya a. Enteral (via gastrointestinal) b. Parenteral (IV, IM,SC) • Setiap cara pemberian obat berbeda kecepatan absorbsinya • Hal ini berkaitan dg barier pd masing2 route yg berbeda • Terdapat keuntungan dan kerugian di dlm setiap route pemberian obat
  • 6. Intravena • Barrier absorbsi: tidak ada • Pola absorbsi: semua dosis obat yg diberikan langsung diabsorbsi • Keuntungan: absorbsi terkontrol,dapat menggunakan cairan dlm jumlah yg banyak, meminimalkan injuri akibat obat2an yg iritatif • Kerugian: mahal, agak sulit dilakukan, kurang nyaman
  • 7. Ireversibel (hrs diberikan sangat pelan), dapat terjadi kelebihan cairan, risiko infeksi (jaga sterilitas), risiko emboli (perhatikan sifat larutan, larutkan obat dg benar, hindarkan melakukan spooling)
  • 8. Intramuscular / Subkutan • Barrier absorbsi: dinding kapiler  barier yg tidak terlalu signifikan • Pola absorbsi: dapat diserap dengan lambat atau cepat. Dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air (semakin larut semakin cepat  bisa mencapai 10-30 menit) dan banyaknya darah yg mengalir ke tempat penyuntikan. • Keuntungan: route yg baik untuk obat yg kelarutannya kurang, cocok untuk obat yg diberikan bertahap dlm jeda wkt dan efek yg lama • Kerugian: kurang nyaman, dapat terjadi injuri jaringan lokal (saraf, otot,subkutan)
  • 9. • Barrier absorbsi: lapisan epitel gastrointestinal dan dinding pembuluh darah / kapiler. • Pola absorbsi: dipengaruhi oleh faktor: 1) kelarutan dan stabilitas obat; 2) pH lambung dan usus; 3)waktu pengosongan lambung; 4) makanan yg ada di usus; 5) pemberian obat lain; 6) lapisan obat Per Oral (PO)
  • 10. • Keuntungan: mudah, nyaman dan tidak mahal, lebih dianjurkan untuk pengobatan tanpa bantuan, lebih aman dibandingkan parenteral (tidak berisiko infeksi, emboli dan kelebihan cairan), reversibel • Kerugian: variabilitas (tidak selalu cepat/lambat dan lengkap pada setiap orang)  sulit untuk mengontrol konsentrasi, onset, durasi dan intensitas respon tubuh terhadap obat; inaktivasi beberapa jenis obat oleh HCL & enzim
  • 11. …, pasien harus dalam kondisi sadar dan kooperatif, dan mampu menelan, dapat menimbulkan iritasi lokal ( iritatif pada saluran GI sehingga bisa menimbulkan mual, muntah dan rasa tidak nyaman)
  • 12. Route Obat tambahan • Topikal : terapi lokal pd kulit, mata, telinga, hidung, mulut dan vagina. • Inhalasi: untuk memperoleh efek lokal pd paru2 (obat asma, anaestesi, oksigen) • Supositoria rektal: untuk efek lokal/sistemik • Supositoria vaginal: efek lokal • Penyuntikan langsung pd jaringan tertentu (jantung, sendi, saraf, SSP)
  • 13. 2. Distribusi • Distribusi merupakan perpindahan molekul obat dalam tubuh. • Distribusi sangat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu: keadekuatan sirkulasi darah ke jaringan tertentu,kemampuan obat untuk keluar dari pembuluh darah, kemampuan obat untuk masuk ke dalam sel.
  • 14. a. Aliran darah ke jaringan • Thp I distribusi: obat dibawa oleh darah ke suatu jaringan atau organ tubuh • Kecepatannya sgt dipengaruhi ol: aliran darah dan perfusinya ke dlm jaringan tsb. • Pd abses tdk ada perdarahan internal  antibiotik tdk dpt mencapai bakteri target yg ada di dalam pus  perlu drainase abses • Pada tumor yg padatperdarahan ke arah dalam tumor semakin terbatas  lebih resisten terhadap obat
  • 15. b. Keluar dari pembuluh darah • Obat keluar melalui dinding kapiler untuk dimetabolisme dan diekskresikan • Obat keluar melalui pores atau menembus langsung dinding kapiler (tergantung sifat obat) • Pd barier blood-brain, hanya obat yg larut lemak dan memiliki kemampuan transport aktif lah yg dpt menembus bariernya.
  • 16. • Hal ini dikarenakan kapiler pd SSP tersusun oleh tight juntion yg sempit pada sela antar sel kapiler. • Kondisi ini menguntungkan karena dapat melindungi otak dari injuri akibat toksin ttt. • Akan tetapi dpt menghambat pula distribusi obat ke otak, cth antibiotik untuk infeksi pd SSP. • Tight juntion tidak terbentuk sejak lahir  neonatus lebih mudah terkena racun pada SSP.
  • 17. • Pada plasenta, terdapat barrier antara darah ibu dan janin. Tapi, barier ini bukan penghalang absolute untuk distribusi obat. • Obat yg larut lemak, non ionisasi/non polar dan tidak berikatan dg protein  dpt menembus barier plasenta melewati kapiler janin  masuk ke darah janin • Jika janin sdh terpapar dg obat  dpt menimbulkan efek yg buruk (ex. Heroin, anaestesi/analgetik, thalidomide, dll)
  • 18. • Obat dapat berikatan dengan protein tubuh, terutama albumin (protein terbanyak dalam plasma). • Albumin merup molekul yg besar  tidak dapat pindah ke luar pembuluh darah • Ikatan obat dan protein bersifat reversibel • Banyaknya molekul obat yg terikat protein tergantung interaksi antara albumin dan obat (warfarin 99% terikat; gentamisin 10% terikat)
  • 19.
  • 20. • Merupakan perubahan enzimatik struktur obat (biotransformasi) • Tempat: Hepar • Obat dimetabolisme di hepar pada sistem enzim mikrosomal hepatik, yg dikenal dg sistem P-450 (sitokrom P-450) • Obat tidak saja mengalami katabolisme tetapi juga anabolisme 3. Metabolisme
  • 21. Hasil metabolisme obat 1. Percepatan ekskresi obat oleh renal 2. Inaktivasi obat 3. Peningkatan aksi terapeutik 4. Aktivasi pra obat 5. Peningkatan atau penurunan toksisitas.
  • 22. (1) Percepatan ekskresi obat oleh renal • Merup Hasil penting dari metabolisme obat • Metabolisme membuat obat yg kelarutannya tinggi dg lemak  menjadi lebih polar  molekul obat banyak dalam pembuluh darah  mudah masuk ke dalam renal  diekskresikan ke dlm urin
  • 23. (2) Inaktivasi Obat • Metabolisme obat pun menghasilkan bentuk inaktifnya, ex. Procain  PABA (3) Peningkatan aksi terapeutik Metabolisme merubah molekul obat menjadi molekul yg efek terapeutiknya lebih besar. Ex. Codein  Morphin
  • 24. (4) Aktivasi Pro obat Metabolisme mengaktifkan bentuk obat sehingga memiliki efek terapeutik. Ex diazepam  desmethildiazepam (5) Peningkatan atau Penurunan Toksisitas Ex. Acetaminophen
  • 25. Faktor2 yg mempengaruhi kecepatan metabolisme 1. Usia 2. Induksi metabolisme obat – enzim 3. First-pass efect (kecepatan hepar menonaktifkan obat oral tertentu) 4. Status nutrisi 5. Kompetisi antar obat
  • 26. 4. Ekskresi • Merupakan proses pengeluaran obat dari dalam tubuh • Pengeluaran dalam bentuk: urine, empedu, keringat, ASI, saliva, udara ekspirasi • Ekskresi dibagi ke dalam 2 route: Renal dan non renal
  • 27. a) Ekskresi Route Renal • Route yg paling utama • Hasil akhir: urine • Jika ginjal sehat  durasi obat dan aksinya akan dibatasi mencegah toksisitas. • Proses dalam ekskresi renal: 1. Filtrasi glomerulus 2. Reabsorbsi pasif tubulus 3. Sekresi aktif tubulus
  • 28. Filtrasi glomerulus • Cairan, molekul2 kecil termasuk obat masuk dari glomerulus ke kapsul bowman tubulus sebagai hasil filtrasi glomerulus(filtrat) • Obat yg terikat dg protein tetap berada di dalam glomerulus (tidak menjadi filtrat)
  • 29. Reabsobsi pasif tubulus • Darah yg berasal dari glomerulus dialirkan ke suatu kapiler yg mengarah ke proksimal tubulus dan distal tubulus • Konsentrasi obat yg ada dl kapiler tsb < dibandingkan dg konsentrasi obat dl tubulus terjadi gradien konsentrasi  obat yg larut lemak melakukan penetrasi membran untuk masuk kembali ke kapiler (reabsorbsi pasif)
  • 30. Sekresi aktif tubulus • Melibatkan cara transport aktif • Asam dan basa organik dari dalam kapiler melakukan transport aktif ke dalam tubulus • Kemampuan pompa transport aktif memiliki kapasitas yg tinggi
  • 31. Faktor2 yg mempengaruhi ekskresi Renal • Ionisasi yg tergantung terhadap pH: biasa dilakukan untuk mengeluarkan efek toksik obat dg cara memanipulasi urin. pH urin ditingkatkan / diturunkan untuk mengurangi reabsorbsi pasif • Kompetisi Transport aktif tubulus: jika obat yg diberikan bersamaan dan memiliki sistem transport yg samamemperlambat ekskresi obat (yg memang diharapkan memliki efek yg lama dl darah).Ex. Penicillin+probenecid • Usia: new born dan infant ginjalnya masih belum berkembang baikfungsi ekskresi <<
  • 32. b) Ekskresi route non renal • ASI  untuk obat yg larut lemak dan non protein-binding • Empedu dpt diekresikan ke dlm feses or ikut sirkulasi enterohepatik • Saliva dan keringat  tidak memiliki efek terapeutik atau toksik yg signifikan • Paru2 anaestesi volatil dikeluarkan melalui ekshalasi
  • 33. Rangkaian Waktu Respon Obat A. Kadar Obat dl Plasma • Merupakan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur jumlah obat dalam darah dalam waktu tertentu • Merefleksikan dosis, absorbsi, kecepatan metabolisme, waktu paruh dan ekskresi • Minimum effective concentration (MEC):kadar obat dalam plasma dimana belum muncull efek terapeutiknya. • Toxic concentration: dosis obat yg berlebihan dan menimbulkan toksisitas
  • 34. • Konsentrasi toksis tjd akibat pemberian dosis besar tunggal, pengulangan dosis, kecil, atau lambatnya proses metabolisme obat. • Kadar obat dlm plasma juga merefleksikan onset, puncak dan durasi obat. Pd obat dosis tunggal  onset obat: pada saat kadar obat dlm plasma mencapai MEC • Puncak aksi obatpd saat obat mencapai konsentrasi tertinggi dalam darah • Aksi obat berhenti saat konsentrasinya di bawah MEC • Durasi obat:waktu dimana kadar obat berada pada dan di atas MEC
  • 35.
  • 36. Pada dosis multiple: • Obat diberikan dengan tujuan menjaga agar level obat tetap berada di dalam range terapeutik dan mencegah efek toksis
  • 37.
  • 38. Waktu Paruh Obat • Waktu paruh obat: waktu yg dibutuhkan untuk menurunkan kadar obat dalam darah sebanyak 50%. • Jika waktu paruh obat singkat, interval antara waktu pemberian dosis obat pun singkat • Jika waktu paruh obat lama, interval antara waktu pemberian obat pun lama.