Bab ini membahas nilai acuan norma yang digunakan untuk memberikan arti terhadap skor hasil pengukuran. Ada beberapa pendekatan untuk menentukan nilai acuan seperti pendekatan intuitif, ipsatif, kesempurnaan, dan ke kelompok norma. Nilai acuan dapat berupa angka, huruf, atau predikat. Kelompok norma dapat berupa populasi maupun sampel yang digunakan untuk menentukan tara perkembangan, tingkat, umur, dan peringkat
2. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Bab 7
Nilai Acuan Norma
A. Nilai
1. Kedudukan Nilai
• Pengukuran menghasilkan sekor, misalnya,
sekor responden = 85
• Apa arti sekor ini?
• Diperluan acuan untuk menjadi referensi
sehingga sekor itu dapat diberi arti
• Kedudukan sekor pada acuan itu dikenal
sebagai nilai atau sebagai tara (equivalance)
3. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
2. Pendekatan Acuan Nilai
Ada sejumlah pendekatan untuk memberikan
acuan nilai. Di antaranya
Pendekatan Intuitif
• Dari pengalamannya, para penilai,
misalnya guru, secara intuitif dapat
memberikan nilai kepada sekor responden
tertentu
Pendekatan Ipsatif
• Pemberian nilai didasarkan kepada sekor
tambah yang dicapai oleh responden
melalui usaha mereika
• Nilai acuan adalah selisih di antara sekor
awal dan sekor setelah berusaha
Sekor awal (entri)
Usaha
Sekor akhir (ujian)
4. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Pendekatan ke Kesempurnaan
• Penilai memiliki suatu patokan kesempurnaan
sebagai sekor maksimum
• Sekor responden diacukan ke patokan
kesempurnaan itu untuk memperoleh nilai
acuan kesempurnaan
Pendekatan ke Kelompok Norma
• Ditentukan satu atau lebih kelompok sebagai
kelompol pembanding yang dinamakan
kelompok norma
• Sekor responden diacukan kepada kelompok
norma itu untuk memperoleh nilai acuan norma
Pendekatan ke Kriteria Kemampuan
• Ditentukan suatu wilayah kriteria kemampuan
serta batas penguasaan
• Sekor responden diacukan ke kriteria
kemampuan ini serta memetakannya ke batas
kemampuan untuk memperoleh nilai acuan
kriteria
5. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
3. Nilai Acuan atau Tara
Ada sejumlah cara untuk mengungkapkan nilai
acuan atau tara
Angka
• Nilai acuan atau tara dinyatakan dengan angka
termasuk dengan persentase
Huruf
• Nilai acuan dapat dinyatakan dengan huruf
berperingkat, misalnya, A, B, C, D, E
Predikat
• Nilai acuan dapat berbentuk predikat, misalnya,
lulus (tidak lulus) atau telah menguasai (belum
menguasai)
6. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
B. Hakikat Acuan Norma
1. Pengertian Acuan Norma
Kelompok Norma
• Ditentukan kelompok sekor responden
(boleh lebih dari satu) sebagai pembanding
yang dinamakan kelompok norma
Nilai Acuan
• Sekor responden ini diacukan ke kelompok
norma sekor responden untuk menemukan
kedudukannya di antara kelompok norma
sekor responden itu
Kelompok
norma
Sekor
responden
Kelompok
norma
Kelompok
norma
7. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
2. Cakupan Kelompok Norma
Populasi Kelompok Norma
• Kelompok norma yang digunakan dapat
berbentuk populasi yakni keseluruhan
kelompok yang dijadikan kelompok norma
Sampel Kelompok Norma
• Kelompok norma yang digunakan dapat
berbentuk sampel yakni sebagian dari
kelompok yang dijadikan kelompok norma
• Cara menentukan sampel kelompok norma
adalah sama dengan cara menentukan
sampel sasaran responden
Populasi kelompok
norma
Sampel kelompok
norma
8. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
3. Jenis Kelompok Norma
Parameter Atribut
• Atribut dan responden yang sesuai dengan
atribut dan responden sekor yang akan diacu
• Misal: sekor siswa, keterampilan sopir,
kecekatan sekretaris
Parameter Wilayah
• Keluasan cakupan yang digunakan
• Misal: senegara, seprovinsi, sekota
Contoh Kelompok Norma
• Tingkat siswa se-DKI
• Umur siswa se-kabupaten
• Sekor ujian peserta TOEFL se-Indonesia
• Kerapian karyawan sekretaris senegara
• Ukuran koleksi pencinta perangko se-ASEAN
• Keterampilan sopir taksi se-kecamatan
• Umur mobil kolektor mobil tua sedunia
9. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
4. Tara Acuan Norma (Equivalence)
Tara
• Kesetaraan sekor responden dengan sekor
sepadan pada kelompok norma dikenal sebagai
tara
• Di sini digunakan tiga macam tara, mencakup
Tara pengembangan (tingkat dan umur)
Tara peringkat persentil
Tara nilai baku
Tara pada Populasi Norma
• Kesetaraan dilakukan terhadap populasi
kelompok norma
Tara pada Sampel Norma
• Kesetaraan dilakukan terhadap sampel
kelompok norma
11. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
5. Ukuran dan Jumlah Kelompok Norma
Ukuran Kelompok Norma
• Ukuran kelompok norma, baik kelompok
populasi norma maupun kelompok sampel
norma jangan terlalu kecil
• Sebaiknya kelompok norma dikenal luas oleh
mereka yang membaca laporan tara acuan
norma
• Misal: Kelompok norma acuan adalah
peserta ujian UMPTN
peserta ujian TOEFL
Jumlah Kelompok Norma
• Sekor responden dapat diacukan ke lebih dari
satu kelompok norma
• Misal: Sekor responden diacu sekaligus ke
Kelompok norma sekolah
Kelompok norma sekabupatem
Kelompok norma seprovinsi
Kelompok norma senegara
12. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
C. Acuan Norma Perkembangan
1. Cakupan
• Kelompok norma adalah perkembangan anak,
terutama anak sekolah, seperti
Tingkat siswa di sekolah
Umur anak
• Biasanya atribut acuan adalah kemampuan,
misalnya
Inteligensi umum
Kemampuan keterampilan dasar
Kemampuan membaca
Kemampuan menulis
Kemampuan berhitung
13. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
2. Tara Tingkat
a. Kelompok Norma
• Tingkat atau bagian tingkat siswa di sekolah
pada kemampuan tertentu dijadikan kelompok
norma tingkat
b. Ukuran Tingkat
• Ukuran tingkat adalah tingkat dan bulan
• Dipotong liburan, satu tingkat dianggap terdiri
atas 10 bulan
• Contoh ukuran tingkat
Tingkat 3,6
Tingkat 3 pada bulan ke-6
Tingkat 4,4
Tingkat 4 pada bulan ke-4
14. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
c. Kelompok Norma Tingkat
• Kecenderungan umum kemampuan tertentu pada
siswa pada tingkat tertentu untuk menjawab betul
suatu ujian tertentu
• Misal:
ITBS (Iowa Tests of Basic Skills)
Sekor Tara Sekor Tara Sekor Tara
Tingkat Tingkat Tingkat
10 1,9 20 3,2 30 4,1
11 2,0 21 3,2 31 4,3
12 2,2 22 3,3 32 4,4
13 2,3 23 3,4 33 4,5
14 2,5 24 3,5 34 4,7
15 2,6 25 3,6 35 4,9
16 2,8 26 3,7 36 5,1
17 2,9 27 3,8 37 5,3
18 3,0 28 3,9
19 3,1 29 4,0
15. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
d. Tara Tingkat
Siswa diuji, misalnya, dengan ITBS, dan dari sekor
ujian, ditentukan tara tingkat siswa
• Contoh 1
Si Anu duduk di tingkat 4,1 sedangkan sekor
ujian di ITBS adalah 34. Dari tabel ditemukan
tara tingkat si Anu adalah 4,7
• Contoh 2
Siswa 1 sampai 9 duduk di tingkat 4,1. Dengan
sekor ujian, tara tingkat mereka adalah
Siswa Tingkat Sekor Tara tingkat
1 4,1 34 4,7
2 4,1 27 3,8
3 4,1 32 ___
4 4,1 30 ___
5 4,1 26 ___
6 4,1 24 ___
7 4,1 35 ___
8 4,1 36 ___
9 4,1 29 ___
16. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
e. Penyusunan Tabel Tara Tingkat
Perangkat Ujian
• Siapkan perangkat ujian dan dicobakan ke
siswa dari semua tingkat dan semua bulan
Hitung sekor median pada tiap tingkat dan bulan,
misalnya
Sekor median pada bulan
Tingkat 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
3 x x x 33 x x x x 42 x
4 x x x 45 x x x x 57 x
5 x x x 59 x x x x 64 x
6 x x x 72 x x x x 74 x
7 x x x 77 x x x x 81 x
8 x x x 82 x x x x 85 x
• Catatan: semua sekor x dihitung dan diisi
17. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
• Dibuat grafik dari sekor median terhadap
tingkat-bulan
• Grafik dihaluskan (untuk menghilangkan
kekeliruan acak)
• Dari grafik yang sudah halus, disusun kembali
tabel sekor median terhadap tingkat-bulan
18. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
• Tabel tara tingkat berdasarkan grafik yang
dihaluskan
tara tara
sekor tingkat sekor tingkat
85 8,8 55 4,8
80 7,6 50 4,5
75 6,8 45 4,1
70 6,2 40 3,8
65 5,6 35 3,4
60 5,2 30 2,8
• Tabel tara tingkat ini siap untuk dipergunakan.
Siswa diuji dengan perangkat ujian ini, dan tara
tingkatnya ditentukan berdasarkan tabel ini
19. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
3. Tara Umur
a. Kelompok Norma
• Umur atau bagian umur siswa pada
kemampuan tertentu dijadikan kelompok norma
umur
b. Ukuran Umur
• Ukuran umur adalah tahun dan bulan
• Satu tahun terdiri atas 12 bulan
• Contoh umur
Umur 6.4
Umur 6 tahun 4 bulan
Umur 8.11
Umur 8 tahun 11 bulan
20. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
c. Kelompok Norma Umur
• Kecenderungan umum kemampuan tertentu pada
anak pada umur tertentu untuk menjawab betul
suatu ujian tertentu
• Misal:
Ujian perbendaharaan kata pada Stanford-Binet
Tara umur Sekor
14 31
12 28
10 25
8 22
6 18
• Dapat menggunakana bermacam kemampuan
seperti
Umur membaca
Umur kemampuan mental
Umur berhitung
21. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
d. Penentuan Tara Umur
Anak diuji dengan perangkat ujian, misalnya,
dengan ujian perbendaharaan kata Stanford-Binet,
dan dari sekor ujian, ditentukan tara umur anak
• Contoh 3
Si Anu berumur 14 tahun. Pada ujian
perbendaharaan kata Stanford-Binet, ia
memperoleh sekor 25.
Tara umur perbendaharaan kata si Anu
adalah 10 tahun
• Contoh 4
Susi berumur 6 tahun. Pada ujian
perbendaharaan kata Stanford-Binet, ia
memperoleh sekor 22.
Tara umur Susi pada perbendaharaan kata
adalah __________ tahun
e. Penyusunan Tabel Tara Umur
• Sama seperti pada Tabel Tara Tingkat
22. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
D. Acuan Norma Tara Peringkat Persentil
1. Peringkat Persentil
Sekor Acuan Norma
• Sekor acuan norma disusun ke dalam
urutan dari tinggi ke rendah atau
sebaliknya
Tara Peringkat Persentil
• Tara peringkat persentil suatu sekor
responden adalah kedudukan sekor
responden itu, lebih baik atau sama baik
dari berapa persen sekor responden pada
kelompok norma
• Tara peringkat persentil 50% berarti sekor
responden itu lebih baik atau sama baik
dari 50% sekor responden pada kelompok
norma
23. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Kelompok Norma
Contoh 5
Kelompok norma sekor responden diurut
naik (sekor kecil ke sekor besar)
Sekor Frek Kum frek
A fA Σ fb
0 1 1
1 1 2
2 2 4
3 4 8
4 7 15
5 9 24
6 15 39
7 12 51
8 5 56
9 3 59
10 1 60
Σ f = 60
25. ------------------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
------------------------------------------------------------------------------
Kelompok norma dapat dibagi menjadi tiga kelompok
Sekor rendah
A
Sekor tinggi
< A (kurang dari A)
= A (sama dengan A)
> A (lebih dari A)
Ada tiga model untuk perlakuan terhadap kelompok
sama dengan A (= A) yakni eksklusif, inklusif, dan
semiinklusif
26. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
2. Perhitungan Tara Peringkat Persentil
Model Tara Peringkat Persentil
• TPP eksklusif atau lebih dari
fA eksklusif (tidak dihitung)
• TPP inklusif atau lebih dari atau sama dengan
fA inklusif (dihitung)
• TPP semiinklusif
setengah fA inklusif
Pada umumnya digunakan model semiinklusif
sehingga bila tidak disebut, maka model yang
digunakan adalah model semiinklusif
39. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
E. Nilai Baku
1. Transformasi
Sekor baku diperoleh melalui transformasi baku
dari sekor ke nilai baku
Di sini digunakan dua macam transformasi
baku untuk menghasilkan
• Nilai baku linier z, mis. zA
• Nilai baku dinormalkan zn, mis. znA
Pada nilai baku linier, hubungan di antara sekor
dan nilai baku adalah linier
Pada nilai baku dinormalkan, nilai baku dibuat
berdistribusi probabilitas norma
Jika, distribusi probabilitas sekor adalah
normal, maka kedua nilai baku itu adalah sama
40. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
2. Nilai Baku Linier
Transformasi Baku Linier
= -m
s
A
A
z A
A
A = sekor
mA = rerata kelompok sekor A
sA = simpangan baku kelompok sekor A
zA = nilai baku
Kalau kita melukis grafik di antara zA dan A maka
bentuk grafik adalah garis lurus atau linier
Karena itu transformasi baku ini dinamakan
transformasi baku linier dan nilai bakunya
dinamakan nilai baku linier
Bentuk distribusi probabilitas sebelum dan sesudah
transformasi adalah sama (tidak berubah)
41. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 14 (Nilai baku linier)
Sekor Frek Nilai baku
A fA zA
0 1 – 2,87
1 1 – 2,36
2 2 – 1,86
3 4 – 1,35
4 7 – 0,85
5 9 – 0,34
6 15 0,16
7 12 0,67
8 5 1,17
9 3 1,67
10 1 2,18
60
mA = 5,68 sA = 1,98
42. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 15 (Nilai baku linier)
Sekor Frek Nilai baku
A fA zA
2 2
3 3 mA =
4 6
5 4 sA =
6 3
7 2
Contoh 16 (Nilai baku linier)
Sekor Frek Nilai baku
A fA zA
21 2
22 3
23 5 mA =
24 8
25 13 sA =
26 10
27 4
28 3
29 2
43. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 17 (Nilai baku linier)
Sekor Frek Nilai baku
A fA zA
50 1
55 3
60 6 mA =
65 8
70 10 sA =
75 9
80 6
85 4
90 2
95 1
Contoh 18 (Nilai baku linier)
Sekor Frek Nilai baku
A fA zA
80 1
85 3
90 5 mA =
95 5
100 4 sA =
105 3
110 3
115 1
44. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 19 (Nilai baku linier)
Sekor Frek Nilai baku
A fA zA
17 1
18 14
19 85
20 58 mA =
21 40
22 35 sA =
23 16
24 14
25 10
26 7
27 8
28 12
29 8
30 5
31 3
32 4
33 3
34 3
35 5
45. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
3. Nilai Baku Dinormalkan
Setelah ditransformasi baku, nilai baku zn
berdistribusi probabilitas normal.
Diperlukan bantuan dari tabel distribusi probabilitas
normal baku untuk menemukan nilai baku
Pada setiap bagian sekor (tara peringkat persentil),
kita mencari nilai baku zn di tabel distribusi
probabilitas normal baku untuk bagian (luas) itu
Dikenal juga sebagai transformasi luas (area
transformation) atau transformasi nonlinier
Karena zn diambil dari distribusi probabilitas normal
baku, maka sekor baku yang diperoleh, dengan
sendirinya, juga berdistribusi probabilitas normal
Jika sekor berdistribusi probabilitas normal, maka
nilai baku dinormalkan sama dengan nilai baku
linier
46. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Langkah Transformasi Dinormalkan
• Langkah pertama, kita menentukan suatu luas
(area) pada distribusi probabilitas sekor melalui
tara peringkat persentil (semiinklusif)
• Langkah kedua, pada luas (area) tersebut kita
carikan nilai baku zn pada tabel distribusi normal
baku
• Langkah pertama dan kedua ini diulangi untuk
semua luas atau tara peringkat persentil
• Misal, tara peringkat persentil adalah 65%, maka
pada fungsi distribusi bawah 65% pada tabel
distribusi probabilitas normal baku, kita temukan
nilai baku zn = 0,385
50. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 21 (Nilai baku dinormalkan)
Sekor Frek Kum frek TPP Nilai baku
A fA Σf % znA
2 2
3 3
4 6
5 4
6 3
7 2
Contoh 22 (Nilai baku dinormalkan)
Sekor Frek Kum frek TPP Nilai baku
A fA Σf % znA
21 2
22 3
23 5
24 8
25 13
26 10
27 4
28 3
29 2
51. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 23 (Nilai baku dinormalkan)
Sekor Frek Kum frek TPP Nilai baku
A fA Σf % znA
50 1
55 3
60 6
65 8
70 10
75 9
80 6
85 4
90 2
95 1
Contoh 24 (Nilai baku dinormalkan)
Sekor Frek Kum frek TPP Nilai baku
A fA Σf % znA
80 1
85 3
90 5
95 5
100 4
105 3
110 3
115 1
52. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 25 (Nilai baku dinormalkan)
Sekor Frek Kum frek TPP Nilai baku
A fA Σf % znA
17 1
18 14
19 85
20 58
21 40
22 35
23 16
24 14
25 10
26 7
27 8
28 12
29 8
30 5
31 3
32 4
33 3
34 3
35 5
53. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
F. Tara Nilai Baku
1. Nilai Acuan Norma
Ada beberapa tara pada acuan norma,
mencakup
• Tara tingkat dan tara umur pada acuan
norma perkembangan
• Tara peringkat persentil (TPP) pada acuan
norma umum
• Tara nilai baku (TNB) pada acuan norma
umum
2. Tara Nilai Baku
Ada dua macam tara nilai baku yang
digunakan, mencakup
• Tara nilai baku pada nilai baku linier
• Tara nilai baku pada nilai baku
dinormalkan
54. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
3. Modifikasi Tara Nilai Baku
Bentangan dan harga
• Secara teoretik, tara nilai baku membentang
dari minus tak hingga sampai plus tak hingga,
tetapi hampir semua nilainya terkumpul di
antara
– 4 sampai + 4
selebar sekitar 8 simpangan baku
• Separuh dari harga tara nilai baku adalah
negatif dan separuh lagi adalah positif
Modifikasi tara nilai baku
• Ada keinginan untuk memperlebar bentangan;
hal ini dapat dilakukan dengan mengalikannya
dengan suatu besaran (s)
• Ada juga keinginan untuk menghilangan nilai
negatif; hal ini dapat dilakukan dengan
menambahkannya dengan suatu besaran (m)
• Modifikasi ini menghasilkan
TNB = sz + m
55. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
4. Tara Nilai Baku Konvensional
Model tara nilai baku
• Ada sejumlah model tara nilai baku yang
berlaku secara konvensional
• Perbedaan di antara mereka terletak pada
pemilihan s, m, dan z (z linier atau zn yang
dinormalkan)
Model s m Keterangan
CEEB 100 500
UMPTN 100 500
AGCT 20 100
AL-AS 10 50
NCE 21,06 50 1 sampai 99
T 10 50 McCall 1922
ITED 5 15
SAS 16 100
Inteligensi 15 100 Wechsler 1939
16 100 Stanford-Binet
Stanine 2 5 1 sampai 9
Sten 1 sampai 10
C 1 sampai 11
56. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
CEEB = college entrance examination
board di Amerika Serikat untuk
SAT (scholastic aptitude test)
GRE (graduate record examination)
UMPTN = ujian masuk perguruan tinggi negeri
di Indonesia
AGCT = army general classification test di
Amerika Serikat
AL-AS = angkatan laut di Amerika Serikat
NCE = normal curve equivalent
T = sekor T dari McCall (1922); huruf T
sebagai penghormatan kepada
Thorndike dan Terman
ITED = Iowa Test of Educational
Development
SAS = Standard Age Score
Stanine = standard nine, dikembangkan
oleh Angkatan Udara AS pada
Perang Dunia ke-2
Sten = standard ten, diusulkan oleh
Canfield tahun 1951 (tidak populer)
C = standard C, diusulkan oleh
Guilford dan Fruchter tahun 1978
(tidak populer)
57. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
5. Penggunaan Nilai Baku
Tampaknya nilai baku linier dan nilai baku
dinormalkan, dua-duanya, dipergunakan
Ada T dengan nilai baku linier dan ada T dengan
nilai baku dinormalkan
Nilai baku dinormalkan terutama digunakan pada
tara nilai baku
• T asli dari McCall
• NCE
• SAS
• Stanine
Jika sekor berdistribusi probabilitas normal, maka
kedua macam tara nilai baku itu adalah sama, dan
hal inilah yang diharapkan di dalam pensekoran
58. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
6. Kesetaraan Tara Nilai Baku
• Untuk dapat menyetarakan semua tara nilai baku,
kita perlu menggunakan sekor nilai baku yang
dinormalkan
• Misalnya tara nilai baku
Nilai z – 1,0
Nilai TPP 16
Nilai T 40
Nilai NCE 29
Nilai IQ 85
Nilai SAS 84
Nilai Stanine 3
Mereka semuanya adalah nilai yang sama
68. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
G. Keterampilan Statistika
1. Kovariansi
a. Perkalian Simpangan
• Ada dua variabel X dan Y masing-masing
dengan rerata mX dan mY
• Simpangan adalah letak X atau Y yang
menyimpang terhadap reratanya
• X ada kalanya terletak di atas rerata mX dan
ada kalanya terletak di bawahnya
• Y ada kalanya terletak di atas rerata mY dan
ada kalanya terletak di b awahnya
• Terdapat empat kemungkinan perkalian
simpangan di antara X dan Y
70. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
b. Jumlah Perkalian Simpangan (JP)
• Jumlah
+ berarti ada hubungan searah
0 berarti tidak ada hubungan
– berarti ada hubungan lawan arah
• Jumlah perkalian simpangan menunjukkan
hubungan di antara X dan Y
• Terpengaruh oleh banyaknya data
c. Kovariansi
å å å -
( )( )
N
X Y
N
XY
JP
= =
N
s
XY
sXY = kovariansi
N = banyaknya data (derajat kebebasan)
JP = jumlah kuadrat simpangan
• Kovarinasi menunjukkan hubungan di antara
X dan Y
72. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
2. Koefisien Korelasi Linier
Dikenal juga sebagai koefisien korelasi hasil-kali momen
Pearson (Pearson product-moment coefficient)
Menunjukkan hubungan di antara X dan Y
Rumus
r s
XY
=
XY
s .
s
X Y
s r s s
. .
=
XY XY X Y
– 1≤ rXY ≤ + 1
Dengan kalkulator, dapat langsung dihitung
sX, sY, dan rXY
75. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
3. Koefisien Regresi Linier
a. Regresi Linier
• Hubungan linier di antara X dan Y dapat
dinyatakan melalui regresi linier di antara X dan
Y
▪
▪
▪
▪ ▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
Y
X
A
Bentuk regresi linier Ŷ = A + B X
A dan B = koefisien regresi linier
A = titik potong dengan sumbu Y
B = menentukan besar sudut
76. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
b. Koefisien Regresi
Koefisien regresi B berhubungan dengan koefisien
regresi linier
= r s
Y
s
X
XY B
A dan B dapat dihitung langsung melalui kalkulator
zŶ
zX
B = rXY
zŶ = rXY.zX
77. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
c. Residu
Y ▪
Ŷ
Residu = Y – Ŷ
Regresi linier ditentukan berdasarkan jumlah
kuadrat residu yang minimum
Perbedaan di antara regresi linier dan fungsi linier
adalah fungsi linier tidak mengenal residu
sedangkan regresi linier mengenal residu
78. -----------------------------------------------------------------------
Nilai Acuan Norma
-----------------------------------------------------------------------
Contoh 29
(a) (b) (c) (d)
X Y X Y X Y X Y
4 7 6 8 76 10 18 8
3 4 4 6 74 19 22 6
7 6 1 2 77 11 25 2
8 8 2 1 73 17 27 1
3 5 2 3 74 14 21 3
5 8 3 4 73 24 25 4
10 9 2 2 75 15 22 2
2 4 5 5 71 23 19 5
6 9 3 4 73 18 21 4
9 10 4 3 72 21 22 3
5 4 72 19 24 4
3 5 76 12 23 5
Dengan
kalkulator
A = 3,317 A = A = A =
B = 0,646 B = B = B =