SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 34
RIRIN WULANDARY
DITA AKHMALA
RONY GULMA
MUH. ANSHAR UMAR
ANDI MARDIYANI
Pokok Bahasan
Demam Typhoid?
Demam tifoid atau thypoid fever atau thypus
abdominalis merupakan penyakit infeksi akut
pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh
kuman Salmonella typhii, ditandai gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
saluran pencernaan.
Klasifikasi
klasifikasi bakteri salmonella typhi :
Kerajaan : Bakteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella typhi
Morfologi
Bentuk : batang
Sifat : Gram-negatif,
enterobacteria non-spora
Diameter : ± 0,7-1,5 pm
Panjang : 2-5 pm, flagela
yang berproyek di segala
penjuru (yaitu peritrichous).
Enterobacteria dan patogen
sejati.
Patogenesis dan Patologi
Kuman Salmonella masuk bersama makanan atau minuman
yang terkontaminasi, setelah berada dalam usus halus
mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (terutama
plak peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah
menyebabkan peradangan dan nekrosis setempat kuman lewat
pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju
organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa.
Di tempat ini kuman difagosit oleh sel-sel fagosit
retikuloendotelial sistem (RES) dan kuman yang tidak
difagosit berkembang biak.
Gejala
1. Suhu tinggi yang mencapai 39-40◦C hingga
seminggu
2. Sakit Kepala
3. Nyeri otot
4. Mual berat hingga muntah
5. Sakit perut
6. Perasaan sakit
7. Kehilangan nafsu makan
8. Diare atau mencret
9. Ruam terdiri dari bintik-bintik merah muda kecil
10. kelelahan
Penularan
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis
berupa demam, gangguan gastroentestinal, dan
mungkin disertai perubahan atau gangguan
kesadaran, dengan kriteria ini maka seorang klinisi
dapat membuat diagnosis tersangka tifoid.
Diagnosis pasti ditegakkan melalui isolasi S. typhi
dari darah.
Epidemiologi
Di Asia diperkirakan sebanyak 13 juta kasus setiap
tahunnya. Suatu laporan di Indonesia diperoleh sekitar
310 – 800 per 100.000 sehingga setiap tahun
didapatkan antara 620.000 – 1.600.000 kasus. Demam
tifoid di Indonesia masih merupakan penyakit
endemik, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.
Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan
konon anak perempuan lebih sering terserang.
Peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5
tahun.
Pencegahan
Penyediaan sumber air minum yang baik
Penyediaan jamban yang sehat
Sosialisasi budaya cuci tangan
merebus air sampai mendidih sebelum diminum
Pemberantasan lalat
Pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman
Sosialisasi pemberian ASI pada ibu menyusui
Imunisasi
Pengobatan
Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan
mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian,
faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus
berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun,
kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan. Beberapa
dokter ada yang memilih obat antibiotika seperti ampicillin,
trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin,
dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan
menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan
Infus.
Disentri?
Disentri merupakan peradangan pada usus
besar oleh bakteri Shigella dysentriae.
Bakteri masuk ke dalam organ pencernaan
mengakibatkan pembengkakan hingga
menimbulkan luka dan peradangan pada
dinding usus besar.
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Species : Shigella dysentriae
Morfologi
Bentuk: Batang ramping,
bulat, transparan dengan
pinggir-pinggir utuh
Sifat : tidak berkapsul, tidak
bergerak, tidak membentuk
spora, gram negatif.
Diameter : 2mm dalam 24
jam
Patogenesis dan Patologi
Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai
gangguan yang ditandai dengan peradangan usus ,
terutama kolon dan disertai nyeri perut , tenesmus dan
buang air besar yang sering mengandung darah dan
lender. Habitat alamiah kuman disentri adalah usus
besar manusia, dimana kuman tersebut dapat
menyebabkan disentri basiler. Infeksi Shigella praktis
selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi dalam
darah sangat jarang. Shigella menimbulkan penyakit
yang sangat menular. Dosis infektif kurang dari 103
organisme.
Gejala
 Diare mendadak yang disertai darah dan lendir
dalam tinja.
 Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.
 Muntah-muntah.
 Anoreksia.
 Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
 Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai
ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi,
kaku kuduk, halusinasi).
Penularan
Shigellosis sangat menular. Seseorang dapat terinfeksi
melalui kontak dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh
tinja dari orang yang terinfeksi. Ini termasuk mainan,
permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan
oleh seseorang yang terinfeksi. Misalnya, anak-anak yang
menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh shigella
seperti toilet atau mainan dan kemudian memasukkan jari-
jari mereka di mulut maka mereka bisa menjadi terinfeksi.
Shigella bahkan dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat
yang kontak dengan tinja yang terinfeksi.
Diagnosis
Diagnosis penyakit disentri dapat di tegakkan dengan pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan tinja
Pemeriksaa ini merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat
penting.Biasanya tinja berbau busuk,berlendir dan bercampur darah.
Pemeriksaan ini meliputi :
Makroskopis: Disentri amoeba dapat di tegakkan bila di temukan bentuk
tropozoit dan kista dalam tinja
Benzidin test
Mikroskopis: Leukosit fecal (petanda adanya kolitis ),darah fecal
2. Biakan tinja: Media agar macconkey,xylose-lysinedioxycholate (XLD)
3. Pemeriksaan darah rutin: Leukositosis(5000-15000 sel/mm3) kadang-kadang di
temukan leukopenia
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insidensi penyakit ini rendah.
Setiap tahunnya kurang dari 500.000 kasus yang
dilaporkan ke Centers for Disease Control (CDC). Di
Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3 tahun
(1990-1992) tercatat di catatan medis, dari 748 kasus yang
dirawat karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh
disentri basiler. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan
di beberapa rumah sakit di Indonesia dari Juni 1998 sampai
dengan Nopember 1999, dari 3848 orang penderita diare
berat, ditemukan 5% Shigella.
Pencegahan
 Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci
tangan dengan sabun secara teratur dan teliti.
 Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.
 Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak
menyiapkan makanan.
 Memasak makanan sampai matang.
 Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.
 Mengatur pembuangan sampah dengan baik.
 Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
Pengobatan
Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit
akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk
menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap
dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral .
Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan
menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-
sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa
Shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi
karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk
melawan shigellosis ringan
Difteri?
Difteri adalah penyakit menular akut yang
disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae. Difteri ini dapat menular melalui droplet
pernafasan (seperti ketika batuk atau bersin) dari
orang yang terinfeksi apabila dihirup oleh orang sehat
maka orang tersebut dapat tertular. Difteri ini juga
dapat ditularkan melalui benda-benda yang
terkontaminasi dari makanan seperti susu yang
terkontaminasi.
Klasifikasi
Kerajaan : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Famili : Corynebacteriaceae
Genus : Corynebacterium
Spesies : C. diphtheriae
Morfologi
Kuman ini berbentuk
batang gram negatif,
berukuran 2 – 4π x
0,6π, bergerak. Tidak
bersimpai dan tidak
berspora, tetapi
memiliki fimbria.
Patogenesis dan Patologi
Penyakit difteri timbul dimulai dengan
masuknya basil Corynebacterium diphteriae ke
dalam hidung atau mulut, dan bekembang pada
mukosa saluran napas bagian atas terutama
daerah tonsil, kadang-kadang di daerah kulit,
konjungtiva, atau genital. Basil kemudian akan
memproduksi eksotoksin.
Gejala
Ada membran tebal warna abu-abu yang melapisi
tenggorokan dan tonsil ( ciri khas )
Sakit tenggorokan dan suara serak
Sakit ketika menelan
Kelenjar getah bening di leher membengkak
Kesulitan bernafas dan nafas cepat
Keluar cairan dari hidung
Demam dan menggigil
Malaise
Penularan
Diagnosis
Diagnosis pasti berdasarkan ditemukannya
Corynebacterium diphteriae baik dalam
pemeriksaan mikroskopis secara langsung ataupun
perkembangbiakan dari lesinya. Kelainan
laboratorium yang dapat membantu diagnosis
adalah adanya anemia, leukositosis, hipoglikemia,
glikosuria. Pemeriksaan terhadap imunitas : shick
test. Bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
antibody terhadap toksin difteri.
Epidemiologi
Distribusi penyakit ini di seluruh dunia, terutama di Negara-
negara miskin, yang penduduknya tinggal pada tempat-tempat
yang hygiene dan sanitasinya jelek, dan fasilitas kesehatannya
kurang.
Golongan umur yang sering terserang adalah 2-10 tahun.
Penularan terjadi jika terkena kontak dengan penderita difteri
atau carrier difteri. Basil ditularkan dengan kontak secara
langsung melalui batuk, bersin atau berbicara, dan kontak tak
langsung melalui debu, baju, buku atau makanan yang
terkontaminasi. Carrier difteri merupakan sumber penularan
yang berbahaya karena bersifat silent dan tidak dikenal.
Pencegahan
Cara yang paling baik untuk pencegahan yaitu pemberian
imunisasi aktif. Cara pemberian adalah sebagai berikut;
Imunisasi primer :
Berdasarkan umur anak dibagi atas 2 bagian, yaitu
Anak berumur 6 minggu sampai 6 tahun
Anak berumur 7 tahun atau lebih
Imunisasi booster:
Anak berumur 6 minggu sampai 6 bulan
Anak berumur 7 tahun atau lebih diberi booster setiap 10
tahun.
Pengobatan
Isolasi
Istirahat di tempat tidur minimal 2-3 minggu
Makan lunak,cair
Kebersihan jalan napas dan pengisapan lendir
biasanya dokter akan memberikan antibiotik dan antitoksin, yaitu:
Eritromisin (oral atau dengan suntikan) selama 14 hari (40 mg /
kg per hari dengan maksimum 2 g / d), atau
Prokain penisilin G diberikan intramuskuler selama 14 hari
(300.000 U / hari untuk pasien dengan berat <10 kg dan 600.000
U / hari untuk orang dengan berat> 10 kg). Pasien dengan alergi
terhadap penisilin G atau eritromisin dapat menggunakan
rifampisin atau klindamisin.
Contoh Penderita Difteri
Demam Typhoid, disentri, difteri

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Surya Seftiawan Pratama
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
jelly hariyati
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
Kindal
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
fikri asyura
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
dacilganteng
 
Asuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcAsuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbc
whenny
 

Was ist angesagt? (20)

Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan AutoimnitasToleransi Imunologik dan Autoimnitas
Toleransi Imunologik dan Autoimnitas
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Pain management
Pain managementPain management
Pain management
 
Asuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcAsuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbc
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 

Andere mochten auch

Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoid
Nova Ci Necis
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoid
ejjariza
 
Demam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthiaDemam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthia
Cynthia Natalia
 

Andere mochten auch (17)

Pa disentri
Pa   disentriPa   disentri
Pa disentri
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Leaflet demam tifoid
Leaflet demam tifoidLeaflet demam tifoid
Leaflet demam tifoid
 
Salmonella
SalmonellaSalmonella
Salmonella
 
Difteri miguel
Difteri miguel Difteri miguel
Difteri miguel
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoid
 
Askep disentri
Askep disentriAskep disentri
Askep disentri
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Kuliah pendahuluan 234 dr. ruri
Kuliah pendahuluan 234 dr. ruriKuliah pendahuluan 234 dr. ruri
Kuliah pendahuluan 234 dr. ruri
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoid
 
Demam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthiaDemam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthia
 
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
 
Presentasi difteri
Presentasi difteriPresentasi difteri
Presentasi difteri
 
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetikPatofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
 
K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)
K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)
K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)
 

Ähnlich wie Demam Typhoid, disentri, difteri

Pwr Point Penyakit
Pwr Point PenyakitPwr Point Penyakit
Pwr Point Penyakit
ezy eina
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
FELIXDEO
 
Psikologi penyakit anak
Psikologi penyakit anakPsikologi penyakit anak
Psikologi penyakit anak
adzanika
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatus
DuniaShare
 
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdfscribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
IipAhmad
 

Ähnlich wie Demam Typhoid, disentri, difteri (20)

Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
 
03 patologi manusia penyakit infeksi
03 patologi manusia   penyakit infeksi03 patologi manusia   penyakit infeksi
03 patologi manusia penyakit infeksi
 
Penyakit bakteri
Penyakit bakteriPenyakit bakteri
Penyakit bakteri
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
 
INFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIRINFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIR
 
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptxPenyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
 
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kitajenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
 
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menularKelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
 
Pwr Point Penyakit
Pwr Point PenyakitPwr Point Penyakit
Pwr Point Penyakit
 
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Penyakit Yang Disebabkan Oleh BakteriPenyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
 
Psikologi penyakit anak
Psikologi penyakit anakPsikologi penyakit anak
Psikologi penyakit anak
 
IKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadiIKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadi
 
Infeksi asal air (mikrobiologi air)
Infeksi asal air (mikrobiologi air)Infeksi asal air (mikrobiologi air)
Infeksi asal air (mikrobiologi air)
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatus
 
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdfscribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 

Kürzlich hochgeladen

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 

Demam Typhoid, disentri, difteri

  • 1. RIRIN WULANDARY DITA AKHMALA RONY GULMA MUH. ANSHAR UMAR ANDI MARDIYANI
  • 3. Demam Typhoid? Demam tifoid atau thypoid fever atau thypus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhii, ditandai gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan.
  • 4. Klasifikasi klasifikasi bakteri salmonella typhi : Kerajaan : Bakteria Filum : Proteobakteria Kelas : Gamma proteobakteria Ordo : Enterobakteriales Genus : Salmonella Spesies : Salmonella typhi
  • 5. Morfologi Bentuk : batang Sifat : Gram-negatif, enterobacteria non-spora Diameter : ± 0,7-1,5 pm Panjang : 2-5 pm, flagela yang berproyek di segala penjuru (yaitu peritrichous). Enterobacteria dan patogen sejati.
  • 6. Patogenesis dan Patologi Kuman Salmonella masuk bersama makanan atau minuman yang terkontaminasi, setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (terutama plak peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis setempat kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa. Di tempat ini kuman difagosit oleh sel-sel fagosit retikuloendotelial sistem (RES) dan kuman yang tidak difagosit berkembang biak.
  • 7. Gejala 1. Suhu tinggi yang mencapai 39-40◦C hingga seminggu 2. Sakit Kepala 3. Nyeri otot 4. Mual berat hingga muntah 5. Sakit perut 6. Perasaan sakit 7. Kehilangan nafsu makan 8. Diare atau mencret 9. Ruam terdiri dari bintik-bintik merah muda kecil 10. kelelahan
  • 9. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan gastroentestinal, dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran, dengan kriteria ini maka seorang klinisi dapat membuat diagnosis tersangka tifoid. Diagnosis pasti ditegakkan melalui isolasi S. typhi dari darah.
  • 10. Epidemiologi Di Asia diperkirakan sebanyak 13 juta kasus setiap tahunnya. Suatu laporan di Indonesia diperoleh sekitar 310 – 800 per 100.000 sehingga setiap tahun didapatkan antara 620.000 – 1.600.000 kasus. Demam tifoid di Indonesia masih merupakan penyakit endemik, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang. Peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun.
  • 11. Pencegahan Penyediaan sumber air minum yang baik Penyediaan jamban yang sehat Sosialisasi budaya cuci tangan merebus air sampai mendidih sebelum diminum Pemberantasan lalat Pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman Sosialisasi pemberian ASI pada ibu menyusui Imunisasi
  • 12. Pengobatan Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan. Beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.
  • 13. Disentri? Disentri merupakan peradangan pada usus besar oleh bakteri Shigella dysentriae. Bakteri masuk ke dalam organ pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan luka dan peradangan pada dinding usus besar.
  • 14. Klasifikasi Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Shigella Species : Shigella dysentriae
  • 15. Morfologi Bentuk: Batang ramping, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh Sifat : tidak berkapsul, tidak bergerak, tidak membentuk spora, gram negatif. Diameter : 2mm dalam 24 jam
  • 16. Patogenesis dan Patologi Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus , terutama kolon dan disertai nyeri perut , tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lender. Habitat alamiah kuman disentri adalah usus besar manusia, dimana kuman tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi Shigella praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi dalam darah sangat jarang. Shigella menimbulkan penyakit yang sangat menular. Dosis infektif kurang dari 103 organisme.
  • 17. Gejala  Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja.  Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.  Muntah-muntah.  Anoreksia.  Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.  Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
  • 18. Penularan Shigellosis sangat menular. Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi. Ini termasuk mainan, permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan oleh seseorang yang terinfeksi. Misalnya, anak-anak yang menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh shigella seperti toilet atau mainan dan kemudian memasukkan jari- jari mereka di mulut maka mereka bisa menjadi terinfeksi. Shigella bahkan dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat yang kontak dengan tinja yang terinfeksi.
  • 19. Diagnosis Diagnosis penyakit disentri dapat di tegakkan dengan pemeriksaan penunjang: 1. Pemeriksaan tinja Pemeriksaa ini merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting.Biasanya tinja berbau busuk,berlendir dan bercampur darah. Pemeriksaan ini meliputi : Makroskopis: Disentri amoeba dapat di tegakkan bila di temukan bentuk tropozoit dan kista dalam tinja Benzidin test Mikroskopis: Leukosit fecal (petanda adanya kolitis ),darah fecal 2. Biakan tinja: Media agar macconkey,xylose-lysinedioxycholate (XLD) 3. Pemeriksaan darah rutin: Leukositosis(5000-15000 sel/mm3) kadang-kadang di temukan leukopenia
  • 20. Epidemiologi Di Amerika Serikat, insidensi penyakit ini rendah. Setiap tahunnya kurang dari 500.000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease Control (CDC). Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3 tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis, dari 748 kasus yang dirawat karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999, dari 3848 orang penderita diare berat, ditemukan 5% Shigella.
  • 21. Pencegahan  Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan teliti.  Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.  Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan.  Memasak makanan sampai matang.  Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.  Mengatur pembuangan sampah dengan baik.  Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
  • 22. Pengobatan Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral . Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim- sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa Shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan
  • 23. Difteri? Difteri adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Difteri ini dapat menular melalui droplet pernafasan (seperti ketika batuk atau bersin) dari orang yang terinfeksi apabila dihirup oleh orang sehat maka orang tersebut dapat tertular. Difteri ini juga dapat ditularkan melalui benda-benda yang terkontaminasi dari makanan seperti susu yang terkontaminasi.
  • 24. Klasifikasi Kerajaan : Bacteria Filum : Actinobacteria Ordo : Actinomycetales Famili : Corynebacteriaceae Genus : Corynebacterium Spesies : C. diphtheriae
  • 25. Morfologi Kuman ini berbentuk batang gram negatif, berukuran 2 – 4π x 0,6π, bergerak. Tidak bersimpai dan tidak berspora, tetapi memiliki fimbria.
  • 26. Patogenesis dan Patologi Penyakit difteri timbul dimulai dengan masuknya basil Corynebacterium diphteriae ke dalam hidung atau mulut, dan bekembang pada mukosa saluran napas bagian atas terutama daerah tonsil, kadang-kadang di daerah kulit, konjungtiva, atau genital. Basil kemudian akan memproduksi eksotoksin.
  • 27. Gejala Ada membran tebal warna abu-abu yang melapisi tenggorokan dan tonsil ( ciri khas ) Sakit tenggorokan dan suara serak Sakit ketika menelan Kelenjar getah bening di leher membengkak Kesulitan bernafas dan nafas cepat Keluar cairan dari hidung Demam dan menggigil Malaise
  • 29. Diagnosis Diagnosis pasti berdasarkan ditemukannya Corynebacterium diphteriae baik dalam pemeriksaan mikroskopis secara langsung ataupun perkembangbiakan dari lesinya. Kelainan laboratorium yang dapat membantu diagnosis adalah adanya anemia, leukositosis, hipoglikemia, glikosuria. Pemeriksaan terhadap imunitas : shick test. Bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap toksin difteri.
  • 30. Epidemiologi Distribusi penyakit ini di seluruh dunia, terutama di Negara- negara miskin, yang penduduknya tinggal pada tempat-tempat yang hygiene dan sanitasinya jelek, dan fasilitas kesehatannya kurang. Golongan umur yang sering terserang adalah 2-10 tahun. Penularan terjadi jika terkena kontak dengan penderita difteri atau carrier difteri. Basil ditularkan dengan kontak secara langsung melalui batuk, bersin atau berbicara, dan kontak tak langsung melalui debu, baju, buku atau makanan yang terkontaminasi. Carrier difteri merupakan sumber penularan yang berbahaya karena bersifat silent dan tidak dikenal.
  • 31. Pencegahan Cara yang paling baik untuk pencegahan yaitu pemberian imunisasi aktif. Cara pemberian adalah sebagai berikut; Imunisasi primer : Berdasarkan umur anak dibagi atas 2 bagian, yaitu Anak berumur 6 minggu sampai 6 tahun Anak berumur 7 tahun atau lebih Imunisasi booster: Anak berumur 6 minggu sampai 6 bulan Anak berumur 7 tahun atau lebih diberi booster setiap 10 tahun.
  • 32. Pengobatan Isolasi Istirahat di tempat tidur minimal 2-3 minggu Makan lunak,cair Kebersihan jalan napas dan pengisapan lendir biasanya dokter akan memberikan antibiotik dan antitoksin, yaitu: Eritromisin (oral atau dengan suntikan) selama 14 hari (40 mg / kg per hari dengan maksimum 2 g / d), atau Prokain penisilin G diberikan intramuskuler selama 14 hari (300.000 U / hari untuk pasien dengan berat <10 kg dan 600.000 U / hari untuk orang dengan berat> 10 kg). Pasien dengan alergi terhadap penisilin G atau eritromisin dapat menggunakan rifampisin atau klindamisin.