SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
SISTEM PERFILMAN INDONESIA


             Oleh: Kelompok 8
Yona Aliviasari         362011068
Yovita Priska           362011049
Valeria Singpanki362012060
Bintang Umbu            362012049
Yeheskiel Tarupay       362012039
Wahyu supriadi          362012089
 
KARAKTERISTIK FILM

 Film sebagai karya seni budaya
  Film merupakan kelanjutan dari seni panggung,orang melayu
  menyebutnya wayang gambar. Film sebagai karya seni budaya dibuat
  berdasarkan kaidah sinematografi. Sedangkan orang yang ahli perfilman
  atau pembuatan film disebut sineas, dan teknik pembuatan film
  dinamakan sinematografi.
 Film Sebagai Pranata Ssosial
  film memiliki seperangkat nilai atau gagasan vital,visi,dan misi yang
  memancar dalam bentuk pesan. System perfilman Indonesia merupakan
  pencerminan dari system politik dan sistim ekonomi Indonesia,yang
  berkaitan dengan ideology Indonesia sebagai sebuah Negara bangsa,dan
  peraturan perundang-undangan serta norma-norma yang ada dalam
  masyrakat Indonesia.
DINAMIKA PERFILMAN NASIONAL
    FIilm dan media public atau media massa lainnya (pers dan radio)
   diposisikan alat revolusi. Film diletakkan sebagai media pembangunan,
   sejalan dengan berkembangnya sejalan studi pembangunan di Indonesia.
1. Nasionalisme dan Peranan Seniman
    Pada umumnya film Indonesia dikembangkan oleh para seniman yang
   memiliki nasionalisme, dengan eksistensi dan karakteristik film secara
   tradisisonal dipandang sebagai pengembangan dari panggung sandiwara
   atau teater yang memiliki fungsi mengutamakan hiburan dan komersial.
   Sesudah proklamasi muncul gerakan yang berbau politik dari Jawa dan
   Sumatra yang dimotori oleh seniman dari kelompok sandiwara. Mereka
   mndapat pemahaman dari Jepang bahwa film bukan saja alat untuk
   hiburan melainkan media komunikasi public serta alat informasi dan
   propaganda sebagaimana dilakukan oleh Jepang yang menduduki
   Indonesia.
2. Sistem Perfilman Terpimpin
    Pemerintah melakukan pengendalian, pengawasan, dan
    pertanggungjawaban kegiatan Panitia film dari Menteri
    Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, yayasan dana film
    (Menteri Perdagangan) dan organisasi perusahaan sejenisnya.
    meletakkan priorotas utama Negara yaitu menjaga, membina,
    dan memperkuat persatuan Indonesia atau integritas nasional
    tercantum sebagai sila ke-tiga Pancasila. Sistem ini berlaku
    pada orde lama di masa pemerintahan presden soekarno
3. Sistem Perfilman Pancasila
    Negara memiliki peranan dalam mengawasi, membina dan
    mengembangkan perfilman nasional supaya film berperan
    sebagai media pembangunan, terutama dalam pembangunan
    budaya bangsa. Film dikembangkan sebagai media
    pembangunan budaya bangsa yang bersifat kultural edukatif
    sehingga film tontonan yang memberi tuntunan. Sistem ini
    berlaku pada orde baru di masa pemerintahan presiden
    soeharto
PERAN NEGARA DAN MASYARAKAT
   Dalam Sistem Perfilman Indonesia senantiasa diperlukan adanya
   pengawasan dan pembinaan pemerintah. dalam bentuk sensor dan izin
   Sensor yang mencakup terhadap isi film, iklan film, serta izin pembuatan
   dan pertunjukan film. Selain itu perfilman harus berkaitan erat dengan
   masyarakatnya. Masyarakat dan pemerintah merupakan pemangku
   kepentingan perfilman.
1. Kebebasan Berkreasi dan Tanggung Jawab
   Insan perfilman bebas berkreasi, berkarya dan bertanggung jawab dalam
   pembuatan film yang dilakukan dalam rangka memelihara dan
   mengembangkan budaya bangsa untuk mewujudkan tujuan
   pembangunan nasional. Selain itu kebebasan berkreasi dan berkarya
   dilaksanakan dengan memerhatikan kode etik dan nilai – nilai bagaimana
   yang berlaku. Kode etik film itu dibuat dan diterapkan oleh masyarakat
   perfilman. Berdasarkan hal tersebut dapat terbilang bahwa perfilman
   Indonesia ini menghargai prinsip berekspresi yang mencakup tentang
   kebebasan film. Namun Indonesia dalam Sistem Perfilman Indonesia ini
   harus diimbangi dengan tanggung jawab sosial, terutama yang berkaitan
   dengan agama, kebudayaan, etika, moral dan kkesusilaan yang tidak
   banyak mengandung mansa politik.
Sebagai media komunikasi massa, film memiliki dampak, efek dan pengaruh yang
besar kepada khalayak. Film membawa pesan yang berisi gagasan vital kepada
khalayak dengan daya pengaruh yang besar, karena film menjangkau khalayak
dalam semua lapisan baik yang berpendidikan maupunn yang buta huruf. Maka
dari itu film Indonesia perlu adanya fungsi pendidikan selain fungsi hiburan,
informasi dan pendorong karya kreatif agar brmanfaat bagi masyarakat.
Sistem Perfilman Indonesia yang berlaku saat ini berasaskan :
a)Ketuhanan Yang Maha Esa
b)Kemanusiaan
c)Bhineka tunggal ika
d)Keadilan
e)Manfaat
f)Kepastian hukum
g)Kebersamaan
h)Kemitraan
i)Kebijakan
Dengan adanya asas tersebut perfilman diharapkan mencapai tujuan dalam
    masyarakat, antara lain :
   Terbinanya akhklak mulia
   Terwujudnya kecerdasan kehidupan bangsa
   Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa
   Meningkatkan harkat dan udaya bangsa
   Berkembang dan lestarinya budaya bangsa

    Kemudian film yang menjadi unsur pokok kegiatan perfilman dan usaha
    perfilman sendiri dilarang mengandung isi yang :
   Mendorong khalayak umum melakukan kekerasan dan perjudian serta
    penyalahgunaan narkoba
   Menonjolkan pornografi
   Memprovokasi terjadinya antar kelompok
   Menistakan, melecehkan atau menodai nilai – nilai agama
   Mendorong khalayak umum melakukan tindakan melawan hukum
   Meremehkan harkat dan martabat manusia
2. Lembaga Sensor Film
film yang harus memiliki surat lulus sensor dari LSF adalah
film cerita, film noncerita yang mengandung unsur naratif
dan unsur sinematik.
dalam Pengirim
 Rekayasa  membentuk sinyal yang cocok
  untuk bisa melalui saluran/kanal komunikasi
  agar informasi sampai di tujuan dengan error
  yang minimal
 Disini bisa terjadi proses source coding,
  compression, scrambling, modulation, line
  coding, spreading, dan/atau lain-lain yang
  dirasa perlu agar komunikasi berhasil dengan
  baik dan efisien
 Kanal fisik
   – Kabel tembaga: Unshielded-Twisted-Pair, Coaxial
   – Serat optik: multi-mode atau single-mode
      • misalnya: hubungan antar sentral telepon, kabel
        komunikasi bawah laut (submarine cable)
 Kanal non-Fisik (udara)
   – Melalui Satellite: geo-stationer atau tidak
      • misalnya: siaran TV atau percakapan telepon
        melalui satelit
   – Gelombang mikro: LoS (line-of-sight), atau tropo-
     scattering
      •    contoh LoS adalah: komunikasi HP ke BTS,
          pemancar FM ke radio penerima di rumah
Ilustrasi
  Sisi                       Sisi
pengirim                   penerima
             Kabel logam

  Sisi                       Sisi
pengirim                   penerima
             Kabel optik



  Sisi                       Sisi
pengirim                   penerima
             Media udara
Ilustrasi (2)
Distortion in Communication
 Distorsi Komunikasi adalah perubahan makna dari
  suatu informasi/pesan yang secara sengaja mau
  pun tidak sengaja akan mengubah isi informasi.
   – Lost (=hilang)
   – Destroyed (=rusak)
   – Modified or Altered (=berubah)
 Noise adalah gangguan-gangguan dalam proses
  komunikasi yang bercampur dengan (:mengacau)
  pesan yang sedang dikirim.
Types of Distortion
 Distortion
  – Routing – salah sambung
  – Delaying: penundaan
  – Modifying: mengubah isi informasi
  – Summarizing: tidak semua terkirim
 Intentional:
             sengaja
 Unintentional: tidak sengaja
didalam penerima
 Rekayasa  bagaimana cara mendapatkan
  kembali informasi dari sinyal yang diterima
  meskipun sinyal yang diterima “cacat”
 Disini bisa terjadi proses de-coding,
  decompression, demodulation, despreading,
  descrambling, dan / atau rekayasa lain
  (misalnya error detection & error correction)
  yang diperlukan agar informasi yang “utuh”
  bisa diperoleh
Rangkuman istilah
 Komunikasi     Telekomunikasi
 Sistem komunikasi lama: kentongan, asap, cermin,
  bendera, dll.
 Siskom modern: siskom teleponi, radio, data
 Informasi: voice, audio, video, data digital (:teks, data,
  dll.)
 bagan siskom: pengirim, kanal, penerima, dan noise
  (=gangguan)
 Di pengirim: coding, compression, modulation, etc.
 Kanal: fisik & non-fisik
 Penerima: demodulation, decompression, decoding, etc.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
mankoma2013
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
mankoma2013
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
mankoma2013
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
Gadis Octory
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
elsatamara
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem pers (1)
Sistem pers (1)Sistem pers (1)
Sistem pers (1)
 
Cultivation Theory
Cultivation TheoryCultivation Theory
Cultivation Theory
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi SosialTeori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
 
Paradigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiParadigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasi
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Media sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikMedia sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politik
 
Teori Komunikasi Black and Whitney
Teori Komunikasi Black and WhitneyTeori Komunikasi Black and Whitney
Teori Komunikasi Black and Whitney
 
Kelebihan dan kekurangan televisi dan radio
Kelebihan dan kekurangan televisi dan radioKelebihan dan kekurangan televisi dan radio
Kelebihan dan kekurangan televisi dan radio
 
Teori kritis
Teori kritisTeori kritis
Teori kritis
 
Sejarah perkembangan teknologi komunikasi ppt
Sejarah perkembangan teknologi komunikasi pptSejarah perkembangan teknologi komunikasi ppt
Sejarah perkembangan teknologi komunikasi ppt
 
Karakter tv
Karakter tvKarakter tv
Karakter tv
 
Jurnalistik radio
Jurnalistik radioJurnalistik radio
Jurnalistik radio
 

Ähnlich wie Bab1 dasar siskom

Sistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaanSistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaan
Muchlis Soleiman
 
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dianTeknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
Diean Kristina
 

Ähnlich wie Bab1 dasar siskom (20)

ANALISA
ANALISA ANALISA
ANALISA
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
 
Sistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaanSistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaan
 
Comunikasi massa
Comunikasi massaComunikasi massa
Comunikasi massa
 
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi BeritaFungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
 
Karakteristik tv
Karakteristik tvKarakteristik tv
Karakteristik tv
 
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIMODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
 
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dianTeknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
Teknologi pendidikan ( makalah radio ) dian
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilRadio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
 
PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010
PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010
PENGANTAR-MEDIA-TV/Minggu1 /AHD2010
 
Makalah tugas pkn q
Makalah tugas pkn qMakalah tugas pkn q
Makalah tugas pkn q
 
KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptx
KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptxKONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptx
KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI.pptx
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Pengenalan kepada komunikasi massa
Pengenalan kepada komunikasi massaPengenalan kepada komunikasi massa
Pengenalan kepada komunikasi massa
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
 
Media komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknyaMedia komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknya
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Kürzlich hochgeladen (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

Bab1 dasar siskom

  • 1. SISTEM PERFILMAN INDONESIA Oleh: Kelompok 8 Yona Aliviasari 362011068 Yovita Priska 362011049 Valeria Singpanki362012060 Bintang Umbu 362012049 Yeheskiel Tarupay 362012039 Wahyu supriadi 362012089  
  • 2. KARAKTERISTIK FILM  Film sebagai karya seni budaya Film merupakan kelanjutan dari seni panggung,orang melayu menyebutnya wayang gambar. Film sebagai karya seni budaya dibuat berdasarkan kaidah sinematografi. Sedangkan orang yang ahli perfilman atau pembuatan film disebut sineas, dan teknik pembuatan film dinamakan sinematografi.  Film Sebagai Pranata Ssosial film memiliki seperangkat nilai atau gagasan vital,visi,dan misi yang memancar dalam bentuk pesan. System perfilman Indonesia merupakan pencerminan dari system politik dan sistim ekonomi Indonesia,yang berkaitan dengan ideology Indonesia sebagai sebuah Negara bangsa,dan peraturan perundang-undangan serta norma-norma yang ada dalam masyrakat Indonesia.
  • 3. DINAMIKA PERFILMAN NASIONAL FIilm dan media public atau media massa lainnya (pers dan radio) diposisikan alat revolusi. Film diletakkan sebagai media pembangunan, sejalan dengan berkembangnya sejalan studi pembangunan di Indonesia. 1. Nasionalisme dan Peranan Seniman Pada umumnya film Indonesia dikembangkan oleh para seniman yang memiliki nasionalisme, dengan eksistensi dan karakteristik film secara tradisisonal dipandang sebagai pengembangan dari panggung sandiwara atau teater yang memiliki fungsi mengutamakan hiburan dan komersial. Sesudah proklamasi muncul gerakan yang berbau politik dari Jawa dan Sumatra yang dimotori oleh seniman dari kelompok sandiwara. Mereka mndapat pemahaman dari Jepang bahwa film bukan saja alat untuk hiburan melainkan media komunikasi public serta alat informasi dan propaganda sebagaimana dilakukan oleh Jepang yang menduduki Indonesia.
  • 4. 2. Sistem Perfilman Terpimpin Pemerintah melakukan pengendalian, pengawasan, dan pertanggungjawaban kegiatan Panitia film dari Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, yayasan dana film (Menteri Perdagangan) dan organisasi perusahaan sejenisnya. meletakkan priorotas utama Negara yaitu menjaga, membina, dan memperkuat persatuan Indonesia atau integritas nasional tercantum sebagai sila ke-tiga Pancasila. Sistem ini berlaku pada orde lama di masa pemerintahan presden soekarno 3. Sistem Perfilman Pancasila Negara memiliki peranan dalam mengawasi, membina dan mengembangkan perfilman nasional supaya film berperan sebagai media pembangunan, terutama dalam pembangunan budaya bangsa. Film dikembangkan sebagai media pembangunan budaya bangsa yang bersifat kultural edukatif sehingga film tontonan yang memberi tuntunan. Sistem ini berlaku pada orde baru di masa pemerintahan presiden soeharto
  • 5. PERAN NEGARA DAN MASYARAKAT Dalam Sistem Perfilman Indonesia senantiasa diperlukan adanya pengawasan dan pembinaan pemerintah. dalam bentuk sensor dan izin Sensor yang mencakup terhadap isi film, iklan film, serta izin pembuatan dan pertunjukan film. Selain itu perfilman harus berkaitan erat dengan masyarakatnya. Masyarakat dan pemerintah merupakan pemangku kepentingan perfilman. 1. Kebebasan Berkreasi dan Tanggung Jawab Insan perfilman bebas berkreasi, berkarya dan bertanggung jawab dalam pembuatan film yang dilakukan dalam rangka memelihara dan mengembangkan budaya bangsa untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Selain itu kebebasan berkreasi dan berkarya dilaksanakan dengan memerhatikan kode etik dan nilai – nilai bagaimana yang berlaku. Kode etik film itu dibuat dan diterapkan oleh masyarakat perfilman. Berdasarkan hal tersebut dapat terbilang bahwa perfilman Indonesia ini menghargai prinsip berekspresi yang mencakup tentang kebebasan film. Namun Indonesia dalam Sistem Perfilman Indonesia ini harus diimbangi dengan tanggung jawab sosial, terutama yang berkaitan dengan agama, kebudayaan, etika, moral dan kkesusilaan yang tidak banyak mengandung mansa politik.
  • 6. Sebagai media komunikasi massa, film memiliki dampak, efek dan pengaruh yang besar kepada khalayak. Film membawa pesan yang berisi gagasan vital kepada khalayak dengan daya pengaruh yang besar, karena film menjangkau khalayak dalam semua lapisan baik yang berpendidikan maupunn yang buta huruf. Maka dari itu film Indonesia perlu adanya fungsi pendidikan selain fungsi hiburan, informasi dan pendorong karya kreatif agar brmanfaat bagi masyarakat. Sistem Perfilman Indonesia yang berlaku saat ini berasaskan : a)Ketuhanan Yang Maha Esa b)Kemanusiaan c)Bhineka tunggal ika d)Keadilan e)Manfaat f)Kepastian hukum g)Kebersamaan h)Kemitraan i)Kebijakan
  • 7. Dengan adanya asas tersebut perfilman diharapkan mencapai tujuan dalam masyarakat, antara lain :  Terbinanya akhklak mulia  Terwujudnya kecerdasan kehidupan bangsa  Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa  Meningkatkan harkat dan udaya bangsa  Berkembang dan lestarinya budaya bangsa Kemudian film yang menjadi unsur pokok kegiatan perfilman dan usaha perfilman sendiri dilarang mengandung isi yang :  Mendorong khalayak umum melakukan kekerasan dan perjudian serta penyalahgunaan narkoba  Menonjolkan pornografi  Memprovokasi terjadinya antar kelompok  Menistakan, melecehkan atau menodai nilai – nilai agama  Mendorong khalayak umum melakukan tindakan melawan hukum  Meremehkan harkat dan martabat manusia
  • 8. 2. Lembaga Sensor Film film yang harus memiliki surat lulus sensor dari LSF adalah film cerita, film noncerita yang mengandung unsur naratif dan unsur sinematik.
  • 9. dalam Pengirim  Rekayasa membentuk sinyal yang cocok untuk bisa melalui saluran/kanal komunikasi agar informasi sampai di tujuan dengan error yang minimal  Disini bisa terjadi proses source coding, compression, scrambling, modulation, line coding, spreading, dan/atau lain-lain yang dirasa perlu agar komunikasi berhasil dengan baik dan efisien
  • 10.  Kanal fisik – Kabel tembaga: Unshielded-Twisted-Pair, Coaxial – Serat optik: multi-mode atau single-mode • misalnya: hubungan antar sentral telepon, kabel komunikasi bawah laut (submarine cable)  Kanal non-Fisik (udara) – Melalui Satellite: geo-stationer atau tidak • misalnya: siaran TV atau percakapan telepon melalui satelit – Gelombang mikro: LoS (line-of-sight), atau tropo- scattering • contoh LoS adalah: komunikasi HP ke BTS, pemancar FM ke radio penerima di rumah
  • 11. Ilustrasi Sisi Sisi pengirim penerima Kabel logam Sisi Sisi pengirim penerima Kabel optik Sisi Sisi pengirim penerima Media udara
  • 13. Distortion in Communication  Distorsi Komunikasi adalah perubahan makna dari suatu informasi/pesan yang secara sengaja mau pun tidak sengaja akan mengubah isi informasi. – Lost (=hilang) – Destroyed (=rusak) – Modified or Altered (=berubah)  Noise adalah gangguan-gangguan dalam proses komunikasi yang bercampur dengan (:mengacau) pesan yang sedang dikirim.
  • 14. Types of Distortion  Distortion – Routing – salah sambung – Delaying: penundaan – Modifying: mengubah isi informasi – Summarizing: tidak semua terkirim  Intentional: sengaja  Unintentional: tidak sengaja
  • 15. didalam penerima  Rekayasa bagaimana cara mendapatkan kembali informasi dari sinyal yang diterima meskipun sinyal yang diterima “cacat”  Disini bisa terjadi proses de-coding, decompression, demodulation, despreading, descrambling, dan / atau rekayasa lain (misalnya error detection & error correction) yang diperlukan agar informasi yang “utuh” bisa diperoleh
  • 16. Rangkuman istilah  Komunikasi  Telekomunikasi  Sistem komunikasi lama: kentongan, asap, cermin, bendera, dll.  Siskom modern: siskom teleponi, radio, data  Informasi: voice, audio, video, data digital (:teks, data, dll.)  bagan siskom: pengirim, kanal, penerima, dan noise (=gangguan)  Di pengirim: coding, compression, modulation, etc.  Kanal: fisik & non-fisik  Penerima: demodulation, decompression, decoding, etc.