5. Kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi
Merupakan Derivat Dari Kebijakan Liberalisasi
Sektor Energi Yang Diharamkan Islam. Sebab,
kebijakan ini bertentangan dengan; (1) konsepsi
kepemilikan harta dalam Islam; (2)
bertentangan dengan prinsip pengelolaan harta
kepemilikan umum (milkiyyah al-’aamah)
6. • Barang tambang dengan deposit melimpah, seperti
migas, nikel, tembaga, batu bara, dan lain-lain termasuk
kepemilikan umum (milkiyyah al-’aamah)
• Syariat melarang individu menguasai & mengelola
barang tambang yang depositnya melimpah, seperti
tambang garam, migas, nikel, dan barang-barang
tambang lain yang depositnya melimpah.
8. “Sesungguhnya, Abyad bin Hammal mendatangi Rasulullah saw, dan
meminta beliau saw agar memberikan tambang garam kepadanya. Ibnu al-
Mutawakkil berkata,”Yakni tambang garam yang ada di daerah Ma’rib.”
Nabi saw pun memberikan tambang itu kepadanya. Ketika, Abyad bin
Hamal ra telah pergi, ada seorang laki-laki yang ada di majelis itu berkata,
“Tahukan Anda, apa yang telah Anda berikan kepadanya? Sesungguhnya,
Anda telah memberikan kepadanya sesuatu yang seperti air mengalir (al-
maa’ al-‘idd)”. Ibnu al-Mutawakkil berkata, “Lalu Rasulullah saw mencabut
kembali pemberian tambang garam itu darinya (Abyad bin Hammal)”.[HR.
Imam Abu Dawud]
9. Hadits riwayat Imam Abu Dawud menuturkan bahwsanya Nabi
saw memberikan tambang garam kepada Abyad bin Hammal, lalu
menariknya kembali, karena ternyata depositnya melimpah.
Sementara, hadits riwayat Imam Bukhari menjelaskan larangan
menarik kembali pemberian.
Dua hadits ini menunjukkan bahwasanya tambang dengan
deposit melimpah tidak boleh diberikan kepada individu atau
sekelompok orang.
10. • Kaum Muslim memiliki hak, andil, dan bagian
yang sama terhadap barang milik umum,
seperti tambang minyak dan gas bumi.
• Menguasakan atau memberi hak istimewa
kepada individu atau perusahaan swasta
untuk mengolah dan mendistribusikan harta
milik umum, sama artinya telah merampas
hak, andil, dan kesetaraan pihak lain.
11. Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud
menuturkan sebuah hadits bahwasanya
Rasulullah saw bersabda:
“Manusia itu berserikat (bersama-sama
memiliki) dalam tiga hal: air, padang rumput,
dan api”. [HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasaaiy,
dll)
12. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibn Majah dari Ibn
Abbas ada tambahan,”Dan harganya haram”:
“Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal; air,
padang rumput, dan api, dan harganya haram”.[HR.
Imam Ibnu Majah]
13. Asy-Syirkah wa al-Syarikah sama saja, yakni mukhaalithah al-syarikain
(bercampurnya dua peserikat). Dikatakan, “Isytaraknaa (kami berserikat),
maknanya adalah “tasyaaraknaa (kami saling berserikat).Wa qad isytaraka al-
rajulaan (dua orang laki-laki berserikat), artinya adalah tasyaaraka (keduanya
saling berserikat), dan satu dengan yang lain saling berserikat…Diriwayatkan
dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda, “Manusia saling berserikat dalam
tiga hal, padang rumput, air, dan api. Abu Manshur berkata, “Makna al-naar
(api) adalah kayu yang digunakan untuk membakar dan ditebang dari tempat
yang jauh. Demikian juga air yang berasal dari mata air, dan padang rumput
yang tumbuh yang tidak ada pemiliknya, maka, seluruh manusia memiliki hak
yang sama di dalamnya..[Imam Ibnu Mandzur, Lisaan al-‘Arab, juz 10/448]
14. Para ulama juga sepakat mengenai larangan menjual
kelebihan air (fadllu al-maa`).
Hadits-hadits yang menuturkan tentang larangan menjual
kelebihan air, menunjukkan bahwa seorang Muslim dilarang
mencegah orang lain untuk mengakses barang-barang yang
sudah menjadi hajat hidup orang banyak, yang mana
pencegahan itu bisa menimbulkan madlarrah bagi
kehidupan masyarakat.
Dari sinilah dapat dipahami bahwa mengalihkan harta
kepemilikan umum kepada individu atau perusahaan swasta
yang menyebabkan masyarakat tidak mampu mengakses
harta kepemilikan tersebut adalah tindakan haram
15. ”Sesungguhnya Nabi saw melarang menjual kelebihan
air.” [HR Lima kecuali Ibn Majah dan disahihkan
al-Tirmidziy]. Di dalam riwayat lain, dituturkan
dari Jabir ra, bahwasanya ia berkata:
”Rasulullah saw melarang menjual kelebihan
air”.[HR. Imam Muslim dan lain-lain]
16. Imam Asy Syaukani, Nail al-Authar, juz
8/183]
”Dua hadits di atas menunjukkan haramnya menjual kelebihan
air. Yakni, kelebihan air dari kecukupan pemiliknya. Dzahir
hadits tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan antara air yang
terdapat di tanah yang mubah, atau tanah yang telah dimiliki; dan
sama saja apakah air itu untuk minum, atau untuk yang lainnya,
dan sama saja apakah air itu untuk (memenuhi) kebutuhan hewan
gembalaan atau untuk pertanian, dan sama saja apakah ada di
dataran, atau tempat lain”. [Imam Asy Syaukani, Nail al-Authar,
juz 8/183]
23. “Barangsiapa menyempitkan (urusan orang lain), niscaya
Allah akan menyempitkan urusannya kelak di hari
kiamat”.[HR. Imam Bukhari]
“Yaa Allah, barangsiapa memiliki hak mengatur suatu urusan
umatku, lalu ia menyempitkan mereka, maka sempitkanlah
dirinya; dan barangsiapa memiliki hak untuk mengatur suatu
urusan umatku, lalu ia memperlakukan mereka dengan baik,
maka perlakukanlah dirinya dengan baik”.[HR. Imam Ahmad
dan Imam Muslim]
24. Imam An Nawawiy, dalam Syarah Shahih Muslim
menyatakan:
“Hadits ini pencegahan yang paling jelas dari perbuatan
menyempitkan urusan manusia, sekaligus dorongan yang
sangat besar untuk berbuat lemah lembut kepada manusia.
Hadits-hadits yang semakna dengan hadits ini sangatlah
banyak”.[Imam An Nawawiy, Syarah Shahih Muslim, juz
6/299]
26. “Siapa saja yang mengerjakan suatu perbuatan yang
tidak atas perintah kami, maka perbuatan itu
tertolak”.[HR. Imam Bukhari dan Muslim]
27. • Kebijakan pembatasan BBM bersubsidi sebagai
derivat dari kebijakan liberalisasi sektor energi
adalah kebijakan haram.
• Kebijakan pembatasan BBM bersubsidi adalah
kebijakan yang lahir dari ‘aqidah sekuler yang
bertentangan dengan Islam.
• Kebijakan pembatasan BBM bersubsidi adalah
kebijakan dzalim dan khianat.
• Kebijakan ini wajib ditolak!