SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
Downloaden Sie, um offline zu lesen
MODUL PELATIHAN
PELATIHAN PENGUATAN KELEMBAGAAN DESA
Pokok Bahasan : Penyelenggaraan Tata Layanan Publik
Tujuan : 1. peserta dapat memahami asas-asas pelayanan publik.
2. peserta dapat memahami ruang lingkup atau jenis-jenis pelayanan
publik.
3. peserta dapat menyebutkan contoh-contoh pelayanan publik yang
dilakukan di desa.
4. peserta dapat memahami standar pelayanan publik.
5. peserta dapat memahami pengertian Standar Operasional
Prosedur (SOP) pelayanan publik.
6. peserta dapat membuat contoh SOP terhadap pelayanan publik
yang dilakukan di desa.
Metode : Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok
Alat/Bahan/Media : LCD Projector, spidol kecil, selotip, kertas plano
Waktu : 90 menit
1
Bahan Bacaan
Bagian 1
Pelayanan Publik
Pelayanan publik yang berkualitas atau sering disebut sebagai pelayanan prima
menjadi titik strategis untuk mewujudkan good governance (tata kelola kepemerintahan
yang baik). Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis
untuk memulai pengembangan good governance (Dwiyanto, 2006), yaitu:
1. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana Negara yang diwakili oleh
pemerintah berinteraksi dengan lembaga-lembaga non pemerintah termasuk dalam
hal ini masyarakat.
2. Berbagi aspek good governance dapat diartikulasikan secara relative mudah dalam
ranah pelayanan publik.
3. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance. Dalam hal ini
Pemerintah sebagai representasi Negara, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar
memiliki kepentingan dan keterlibatan yang tinggi dalam ranah ini.
A. Pengertian Pelayanan Publik
Pengertian pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
B. Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Asas penyelenggaraan pelayanan publik menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, yaitu:
1. Kepentingan umum;
Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau
golongan
2. Kepastian hukum;
Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan
3. Kesamaan hak;
Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan
status ekonomi
4. Keseimbangan hak dan kewajiban;
2
Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik
oleh pemberi atau penerima pelayanan
5. Keprofesionalan;
Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas
6. Partisipatif;
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat
7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
Setiap warga Negara berhak memperoleh pelayanan yang adil
8. Keterbukaan;
Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh
informasi mengenai pelayanan yang diinginkan
9. Akuntabilitas;
Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
Pemberian kemudahn terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam
pelayanan
11. Ketepatan waktu;
Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar
pelayanan
12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan;
Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
C. Ruang Lingkup/Jenis-jenis Pelayanan Publik
Ruang lingkup pelayanan publik menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, yaitu:
1. Pelayanan Barang Publik
Pelayanan Barang Publik meliputi:
a. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi
pemerintah yang sebagian atau seluruh danannya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja
daerah;
Contoh :
- Penyediaan obat flu burung yang pengadaannya menggunakan anggaran
pendapatan dan belanja negara di Departemen Kesehatan.
3
- Kapal penumpang yang dikelola oleh PT (Persero) PELNI untuk
memperlancar pelayanan perhubungan antar pulau yang pengadaannya
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di Departemen
Perhubungan.
- Penyediaan infrastruktur transportasi perkotaan yang pengadaannya
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
b. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suaru badan
usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari
kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan;
Contoh :
- Listrik hasil pengelolaan PT (Persero) PLN.
- Air bersih hasil pengelolaan perusahaan daerah air minum.
c. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang pembiayaannya tidak
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
negara yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Contoh :
- Kebijakan menugaskan PT (Persero) Pertamina dalam menyalurkan bahan
bakar minyak jenis premium dengan harga yang sama untuk eceran di
seluruh Indonesia.
- Kebijakan memberikan subsidi agar harga pupuk dijual lebih murah guna
mendorong petani berproduksi.
- Kebijakan pengadaan tabung gas tiga kilo gram untuk kelompok masyarakat
tertentu dalam rangka konversi minyak tanah ke gas.
2. Pelayanan Jasa Publik
Pelayanan jasa publik meliputi:
a. Penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Contoh :
- Pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas).
4
- Pelayanan pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi).
- Pelayanan peradilan.
- Pelayanan kelalulintasan (lampu lalu lintas).
b. Penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
daerah yang dipisahkan.
Contoh ;
- Pelayanan transportasi angkutan udara/laut/darat yang dilakukan oleh PT
(Persero) Garuda Indonesia, PT (Persero) Merpati Airlines, PT Persero KAI,
PT (Persero) DAMRI.
- Jasa penyediaan air bersih yang dilakukan oleh perusahaan daerah air
minum.
c. Penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah
atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan,
tetapi ketersediannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Contoh :
- Jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di rumah sakit swasta.
- Jasa penyelenggaraan pendidikan oleh pihak swasta harus mengikuti
ketentuan penyelenggaraan pendidikan nasional.
- Jasa pelayanan angkutan bus antarkota atau dalam kota, rute dan tarifnya
ditentukan oleh pemerintah.
3. Pelayanan Administratif
Pelayanan administratif meliputi:
a. Tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur
dalam peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan
perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga
negara.Contoh :
- Pembuatan akte kelahiran.
- Izin mendirikan bangunan.
- Izin usaha.
- Sertifikat tanah.
5
b. Tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan oleh
negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta diterapkan
berdasarkan perjanjian dengan penerima layanan.
Contoh :
- Urusan perbankan.
- Asuransi kesehatan.
- Pengelolaan kawasan industri.
- Pengelolaan kegiatan sosial.
D. Komponen Standar Pelayanan
Komponen Standar Pelayanan berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009,
sekurang-kurangnya meliputi :
1. Dasar hukum;
2. Persyaratan;
3. Sistem, mekanisme, dan prosedur;
4. Jangka waktu penyelesaian;
5. Biaya/tarif;
6. Produk pelayanan;
7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;
8. Kompetensi pelaksana;
9. Pengawasan Internal;
10. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan;
11. Jumlah pelaksana;
12. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan;
13. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk
memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan;
14. Evaluasi kinerja pelaksana.
6
Bagian 2
Standar Operasional Prosedur (SOP)
A. Pengertian SOP
Pengertian Standar Opersional Prosedur (SOP) menurut Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan – RB) Nomor 35
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana
dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
Dari definisi tersebut, bisa dirumuskan arti pentingnya SOP bagi suatu
organisasi, yaitu:
1. SOP merupakan petunjuk organisatoris yang menetapkan suatu tindakan baku.
2. SOP ditetapkan untuk menghindari miskomunikasi, konflik dan permasalahan, pada
pelaksanaan tugas/pekerjaan.
3. Secara menyeluruh SOP dapat menggambarkan secara detail cara instansi
beropersi atau bekerja.
B. Prinsip Penyusunan SOP
Pengertian Standar Opersional Prosedur (SOP) menurut Permenpan – RB Nomor 35
Tahun 2012, yaitu:
1. Kemudahan dan kejelasan.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus dapat dengan mudah dimengerti dan
diterapkan oleh semua aparatur bahkan bagi seseorang yang sama sekali baru
dalam pelaksanaan tugasnya;
2. Efisiensi dan efektivitas.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus merupakan prosedur yang paling
efisien dan efektif dalam proses pelaksanaan tugas;
3. Keselarasan.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus selaras dengan prosedur-prosedur
standar lain yang terkait;
4. Keterukuran.
Output dari prosedur-prosedur yang distandarkan mengandung standar kualitas
atau mutu baku tertentu yang dapat diukur pencapaian keberhasilannya;
7
5. Dinamis.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus dengan cepat dapat disesuaikan
dengan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan;
6. Berorientasi pada pengguna atau pihak yang dilayani.
Prosedur- prosedur yang distandarkan harus mempertimbangkan kebutuhan
pengguna (customer’s needs) sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
pengguna;
7. Kepatuhan hukum.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus memenuhi ketentuan dan
peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku;
8. Kepastian hukum.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai
sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan dan menjadi instrumen untuk
melindungi aparatur atau pelaksana dari kemungkinan tuntutan hukum.
C. Prinsip Pelaksanaan SOP
Prinsip pelaksanaan SOP menurut Permenpan – RB Nomor 35 Thun 2012, yaitu:
1. Konsisten.
SOP AP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapa pun,
dan dalam kondisi yang relatif sama oleh seluruh jajaran organisasi pemerintahan;
2. Komitmen.
SOP AP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran
organisasi, dari tingkatan yang paling rendah dan tertinggi;
3. Perbaikan berkelanjutan.
Pelaksanaan SOP AP harus terbuka terhadap penyempurnaan-penyempurnaan
untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif;
4. Mengikat.
SOP AP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
prosedur standar yang telah ditetapkan;
5. Seluruh unsur memiliki peran penting.
Seluruh aparatur melaksanakan peran-peran tertentu dalam setiap prosedur yang
distandarkan. Jika aparatur tertentu tidak melaksanakan perannya dengan baik,
maka akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada
terganggunya proses penyelenggaraan pemerintahan;
6. Terdokumentasi dengan baik.
8
Seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan dengan baik,
sehingga dapat selalu dijadikan acuan atau referensi bagi setiap pihak-pihak yang
memerlukan.
D. Format Umum SOP
Sebetulnya tidak ada format SOP yang baku. Format SOP sangat ditentukan oleh
tujuan penyusunannya. Namun secara umum format SOP dapat kita kategorikan ke
dalam empat jenis, yaitu:
1. Langkah sederhana (Simple Steps)
Simple steps adalah bentuk SOP yang paling sederhana. SOP ini biasanya
digunakan jika prosedur yang akan disusun hanya memuat sedikit kegiatan dan
memerlukan sedikit keputusan yang bersifat sederhana. Format SOP ini dapat
digunakan dalam situasi yang hanya ada beberapa orang yang akan melaksanakan
prosedur yang telah disusun. Dan biasanya merupakan prosedur rutin dan
sederhana. Dalam simple steps ini kegiatan yang akan dilaksanakan cenderung
sederhana dengan proses yang pendek yang umumnya kurang dari 10 (sepuluh)
langkah.
Contoh :
9
2. Tahapan berurutan (Hierarchical Steps)
Hierarchical Steps ini merupakan format pengembangan dari simple steps. Format
ini digunakan jika prosedur yang disusun panjang, lebih dari 10 langkah dan
membutuhkan informasi lebih detail, akan tetapi hanya memerlukan sedikit
pengambilan keputusan. Dalam hierarchical steps, langkah-langkah yang telah
diidentifikasi dijabarkan kedalam sub-sub langkah secara terperinci.
Contoh :
3. Grafik (Graphic)
Format Grafik (graphic) dipilih, jika prosedur yang disusun menghendaki kegiatan
yang panjang dan spesifik. Dalam format ini proses yang panjang tersebut
dijabarkan ke dalam sub-sub proses yang lebih pendek yang hanya berisi beberapa
langkah. Format ini juga bisa digunakan jika dalam menggambarkan prosedur
diperlukan adanya suatu foto atau diagram. Format grafik ini bertujuan untuk
memudahkan dalam memahami prosedur yang ada dan biasanya ditujukan untuk
pelaksana eksternal organisasi (pemohon). Salah satu varian dari SOP format ini
10
adalah SOP Format Annotated Picture (gambar yang diberi keterangan) yang
biasanya ditujukan untuk pemohon atau pengguna jasa sebuah pelayanan.
4. Diagram Alir (Flowcharts)
Flowcharts merupakan format yang biasa digunakan jika dalam SOP tersebut
diperlukan pengambilan keputusan yang banyak (kompleks) dan membutuhkan
opsi jawaban (alternatif jawaban) seperti: jawaban “ya” atau “tidak”, “lengkap”
atau “tidak”, “benar” atau “salah”, dsb. yang akan mempengaruhi sub langkah
berikutnya.
Format ini juga menyediakan mekanisme yang mudah untuk diikuti dan
dilaksanakan oleh para pelaksana (pegawai) melalui serangkaian langkah-langkah
sebagai hasil dari keputusan yang telah diambil. Penggunaan format ini melibatkan
beberapa simbol yang umum digunakan dalam menggambarkan proses (umumnya
berjumlah 30 simbol). Simbol-simbol tersebut memiliki fungsi yang bersifat khas
(teknis dan khusus) yang pada dasarkan dikembangkan dari simbol dasar
flowcharts (basic symbols of flowcharts) yang terdiri dari 4 (empat) simbol, yaitu
simbol kapsul (terminator), simbol kotak (process), simbol belah ketupat (decision)
dan anak panah (arrow).
Format SOP dalam bentuk flowcharts ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu: Linear
Flowcharts (diagram alir linier) dan Branching Flowcharts (diagram alir bercabang).
Linear Flowcharts dapat berbentuk vertikal dan horizontal.
11
Ciri utama dari format linear flowcharts ini adalah ada unsur kegiatan yang
disatukan, yaitu: unsur kegiatan atau unsur pelaksananya dan menuliskan rumusan
kegiatan secara singkat di dalam simbol yang dipakai. SOP format ini umumnya
dipakai pada SOP yang bersifat teknis.
Sedangkan Format Branching Flowcharts memiliki ciri utama dipisahkannya unsur
pelaksana dalam kolom-kolom yang terpisah dari kolom kegiatan dan
menggambarkan prosedur kegiatan dalam bentuk simbol yang dihubungkan
secara bercabang-cabang. Dalam format ini simbol yang digunakan tidak diberi
tulisan rumusan singkat kegiatan. Tulisan hanya diperlukan untuk memberi
penjelasan pada simbol kegiatan yang merupakan pengambilan keputusan (simbol
“decision” atau belah ketupat). SOP format ini umumnya dipergunakan untuk SOP
Administratif.
E. Format SOP Administrasi Pemerintahan (SOP AP)
Format SOP AP yang dipersyaratkan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi memiliki
format yang telah distandarkan tidak seperti format SOP pada umumnya. Adapun
format SOP AP yang dipergunakan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi adalah
sebagai berikut:
1. Format Diagram Alir Bercabang (Branching Flowcharts)
Format yang dipergunakan dalam SOP AP adalah format diagram alir bercabang
(branching flowcharts) dan tidak ada format lainnya yang dipakai. Hal ini
diasumsikan bahwa prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah
termasuk di dalamnya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah memuat
kegiatan yang banyak (lebih dari sepuluh) dan memerlukan pengambilan
keputusan yang banyak. Oleh sebab itu untuk menyamakan format maka seluruh
prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi administrasi pemerintahan dibuat dalam
bentuk diagram alir bercabang (branching flowcharts) termasuk juga prosedur
yang singkat (sedikit, kurang dari sepuluh) dengan/atau tanpa pengambilan
keputusan.
2. Menggunakan hanya Lima Simbol Flowcharts
Simbol yang digunakan dalam SOP AP hanya terdiri dari 5 (lima) simbol, yaitu: 4
(empat) simbol dasar flowcharts (Basic Symbol of Flowcharts) dan 1 (satu) simbol
penghubung ganti halaman (Off-Page Conector). Kelima simbol yang dipergunakan
tersebut adalah sebagai berikut:
12
a. Simbol Kapsul/Terminator ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan mulai dan
berakhir;
b. Simbol Kotak/Process ( ) untuk mendeskripsikan proses atau kegiatan
eksekusi;
c. Simbol Belah Ketupat/Decision ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan
pengambilan keputusan;
d. Simbol Anak Panah/Panah/Arrow ( ) untuk mendeskrpsikan arah kegiatan
(arah proses kegiatan);
e. Simbol Segilima/Off-Page Connector ( ) untuk mendeskripsikan hubungan
antar simbol yang berbeda halaman.
Dasar penggunaan 5 (lima) simbol dalam penyusunan SOP AP adalah:
1. SOP AP mendeskripsikan prosedur administratif, yaitu kegiatankegiatan yang
dilaksanakan oleh lebih dari satu pelaksana (jabatan) dan bersifat makro maupun
mikro dan prosedur yang bersifat teknis yang detail baik yang menyangkut urusan
administrasi maupun urusan teknis;
2. Hanya ada dua alternatif sifat kegiatan administrasi pemerintahan yaitu kegiatan
eksekusi (process) dan pengambilan keputusan (decision);
3. Simbol lain tidak dipergunakan disebabkan karena prosedur yang dideskripsikan
bersifat umum tidak rinci dan tidak bersifat teknis disamping itu kegiatan yang
dilakukan oleh pelaksana kegiatan sudah langsung operasional tidak bersifat
teknikal (technical procedures) yang berlaku pada peralatan (mesin);
4. Penulisan kegiatan dalam prosedur bersifat aktif (menggunakan kata kerja tanpa
subyek) dengan demikian banyak simbol yang tidak dipergunakan, seperti: simbol
pendokumentasian, symbol persiapan, simbol penundaan, dan simbol lain yang
sejenis;
5. Penyusunan SOP AP ini hanya memberlakukan penulisan flowcharts secara
vertikal, artinya bahwa branching flowcharts dituliskan secara vertikal sehingga
hanya mengenal penyambungan simbol yang menghubungkan antar halaman
(simbol segilima/off-page connector) dan tidak mengenal symbol lingkaran kecil
penghubung dalam satu halaman.
13
Pertanyaan
1. Sebutkan contoh-contoh pelayanan publik yang dilakukan di desa?
2. Buatlah contoh Standar Operasional Prosedur terhadap pelayanan publik yang
dilakukan oleh Pemerintah Desa?
Daftar Pustaka
Dwiyanto, Agus, “Mengapa Pelayanan Publik?” dalam Agus Dwiyanto (Ed.), Mewujudkan
Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
14

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Ardi Susanto
 
Pengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektoratPengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektorat
Inspektorat
 

Was ist angesagt? (20)

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraManajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil Negara
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
 
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
Etika publik
Etika publikEtika publik
Etika publik
 
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
 
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
 
Manajemen Pelayanan Publik
Manajemen Pelayanan PublikManajemen Pelayanan Publik
Manajemen Pelayanan Publik
 
Manajemen Perubahan Sektor Publik
Manajemen Perubahan Sektor PublikManajemen Perubahan Sektor Publik
Manajemen Perubahan Sektor Publik
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 
ROADMAP REFORMASI BIROKRASI KABUPATEN TANGERANG
ROADMAP REFORMASI BIROKRASI KABUPATEN TANGERANGROADMAP REFORMASI BIROKRASI KABUPATEN TANGERANG
ROADMAP REFORMASI BIROKRASI KABUPATEN TANGERANG
 
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITASTELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
 
Pengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektoratPengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektorat
 
18 lj hubungan kelembagaan ndh 34
18 lj hubungan kelembagaan ndh 3418 lj hubungan kelembagaan ndh 34
18 lj hubungan kelembagaan ndh 34
 

Ähnlich wie Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho

Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).pptSlide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
pikipardede1
 
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
FahreziAchmad
 
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptxPresentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
HanifGhiyatsRamadhan
 
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
novitasariririn
 

Ähnlich wie Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho (20)

Berorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptxBerorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptx
 
Tugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptx
Tugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptxTugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptx
Tugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptx
 
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan PublikSekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
 
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.pptPelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
 
DISKUSI 3 TAB.docx
DISKUSI 3 TAB.docxDISKUSI 3 TAB.docx
DISKUSI 3 TAB.docx
 
Aksi perubahan v vii
Aksi perubahan v viiAksi perubahan v vii
Aksi perubahan v vii
 
konsep-pelayanan-publik
konsep-pelayanan-publikkonsep-pelayanan-publik
konsep-pelayanan-publik
 
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).pptSlide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
 
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
 
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
 
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
 
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptxPresentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1
 
Pelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptxPelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptx
 
Pelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptxPelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptx
 
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
 
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
 
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
 
Makalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publikMakalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publik
 
Makalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publikMakalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publik
 

Mehr von Gedhe Foundation

Mehr von Gedhe Foundation (20)

Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...
Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...
Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
 
Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE
Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE
Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE
 
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
 
PP No 47 Tahun 2015
PP No 47 Tahun 2015 PP No 47 Tahun 2015
PP No 47 Tahun 2015
 
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum PerhutaniPP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
 
Presentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
Presentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan HutanPresentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
Presentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
 
Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...
Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...
Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...
 
Lakpesdam nu pemkab bulukumba
Lakpesdam nu  pemkab bulukumbaLakpesdam nu  pemkab bulukumba
Lakpesdam nu pemkab bulukumba
 
Fakta
FaktaFakta
Fakta
 
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timurPresentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
 
Materi lok nas wvi
Materi lok nas wviMateri lok nas wvi
Materi lok nas wvi
 
Insist bappenas cso workshop presentation template
Insist bappenas cso workshop presentation templateInsist bappenas cso workshop presentation template
Insist bappenas cso workshop presentation template
 
Presentasi lobar
Presentasi lobarPresentasi lobar
Presentasi lobar
 
Ktp dan bpjs untuk suku anak dalam
Ktp dan bpjs untuk suku anak dalamKtp dan bpjs untuk suku anak dalam
Ktp dan bpjs untuk suku anak dalam
 
Presentasi indramayu
Presentasi indramayuPresentasi indramayu
Presentasi indramayu
 
Bappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriahBappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriah
 
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulutPengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
 
Social accountability and public service
Social accountability and public serviceSocial accountability and public service
Social accountability and public service
 

Kürzlich hochgeladen

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 

Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho

  • 1. MODUL PELATIHAN PELATIHAN PENGUATAN KELEMBAGAAN DESA Pokok Bahasan : Penyelenggaraan Tata Layanan Publik Tujuan : 1. peserta dapat memahami asas-asas pelayanan publik. 2. peserta dapat memahami ruang lingkup atau jenis-jenis pelayanan publik. 3. peserta dapat menyebutkan contoh-contoh pelayanan publik yang dilakukan di desa. 4. peserta dapat memahami standar pelayanan publik. 5. peserta dapat memahami pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan publik. 6. peserta dapat membuat contoh SOP terhadap pelayanan publik yang dilakukan di desa. Metode : Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok Alat/Bahan/Media : LCD Projector, spidol kecil, selotip, kertas plano Waktu : 90 menit 1
  • 2. Bahan Bacaan Bagian 1 Pelayanan Publik Pelayanan publik yang berkualitas atau sering disebut sebagai pelayanan prima menjadi titik strategis untuk mewujudkan good governance (tata kelola kepemerintahan yang baik). Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan good governance (Dwiyanto, 2006), yaitu: 1. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana Negara yang diwakili oleh pemerintah berinteraksi dengan lembaga-lembaga non pemerintah termasuk dalam hal ini masyarakat. 2. Berbagi aspek good governance dapat diartikulasikan secara relative mudah dalam ranah pelayanan publik. 3. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance. Dalam hal ini Pemerintah sebagai representasi Negara, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar memiliki kepentingan dan keterlibatan yang tinggi dalam ranah ini. A. Pengertian Pelayanan Publik Pengertian pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. B. Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik Asas penyelenggaraan pelayanan publik menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, yaitu: 1. Kepentingan umum; Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan 2. Kepastian hukum; Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan 3. Kesamaan hak; Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi 4. Keseimbangan hak dan kewajiban; 2
  • 3. Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi atau penerima pelayanan 5. Keprofesionalan; Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas 6. Partisipatif; Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat 7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif Setiap warga Negara berhak memperoleh pelayanan yang adil 8. Keterbukaan; Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan 9. Akuntabilitas; Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan 10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; Pemberian kemudahn terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan 11. Ketepatan waktu; Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan 12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan; Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau. C. Ruang Lingkup/Jenis-jenis Pelayanan Publik Ruang lingkup pelayanan publik menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, yaitu: 1. Pelayanan Barang Publik Pelayanan Barang Publik meliputi: a. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh danannya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah; Contoh : - Penyediaan obat flu burung yang pengadaannya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di Departemen Kesehatan. 3
  • 4. - Kapal penumpang yang dikelola oleh PT (Persero) PELNI untuk memperlancar pelayanan perhubungan antar pulau yang pengadaannya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di Departemen Perhubungan. - Penyediaan infrastruktur transportasi perkotaan yang pengadaannya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah. b. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suaru badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan; Contoh : - Listrik hasil pengelolaan PT (Persero) PLN. - Air bersih hasil pengelolaan perusahaan daerah air minum. c. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan negara yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Contoh : - Kebijakan menugaskan PT (Persero) Pertamina dalam menyalurkan bahan bakar minyak jenis premium dengan harga yang sama untuk eceran di seluruh Indonesia. - Kebijakan memberikan subsidi agar harga pupuk dijual lebih murah guna mendorong petani berproduksi. - Kebijakan pengadaan tabung gas tiga kilo gram untuk kelompok masyarakat tertentu dalam rangka konversi minyak tanah ke gas. 2. Pelayanan Jasa Publik Pelayanan jasa publik meliputi: a. Penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah. Contoh : - Pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas). 4
  • 5. - Pelayanan pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi). - Pelayanan peradilan. - Pelayanan kelalulintasan (lampu lalu lintas). b. Penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan. Contoh ; - Pelayanan transportasi angkutan udara/laut/darat yang dilakukan oleh PT (Persero) Garuda Indonesia, PT (Persero) Merpati Airlines, PT Persero KAI, PT (Persero) DAMRI. - Jasa penyediaan air bersih yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum. c. Penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Contoh : - Jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di rumah sakit swasta. - Jasa penyelenggaraan pendidikan oleh pihak swasta harus mengikuti ketentuan penyelenggaraan pendidikan nasional. - Jasa pelayanan angkutan bus antarkota atau dalam kota, rute dan tarifnya ditentukan oleh pemerintah. 3. Pelayanan Administratif Pelayanan administratif meliputi: a. Tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara.Contoh : - Pembuatan akte kelahiran. - Izin mendirikan bangunan. - Izin usaha. - Sertifikat tanah. 5
  • 6. b. Tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta diterapkan berdasarkan perjanjian dengan penerima layanan. Contoh : - Urusan perbankan. - Asuransi kesehatan. - Pengelolaan kawasan industri. - Pengelolaan kegiatan sosial. D. Komponen Standar Pelayanan Komponen Standar Pelayanan berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009, sekurang-kurangnya meliputi : 1. Dasar hukum; 2. Persyaratan; 3. Sistem, mekanisme, dan prosedur; 4. Jangka waktu penyelesaian; 5. Biaya/tarif; 6. Produk pelayanan; 7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas; 8. Kompetensi pelaksana; 9. Pengawasan Internal; 10. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan; 11. Jumlah pelaksana; 12. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan; 13. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; 14. Evaluasi kinerja pelaksana. 6
  • 7. Bagian 2 Standar Operasional Prosedur (SOP) A. Pengertian SOP Pengertian Standar Opersional Prosedur (SOP) menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan – RB) Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Dari definisi tersebut, bisa dirumuskan arti pentingnya SOP bagi suatu organisasi, yaitu: 1. SOP merupakan petunjuk organisatoris yang menetapkan suatu tindakan baku. 2. SOP ditetapkan untuk menghindari miskomunikasi, konflik dan permasalahan, pada pelaksanaan tugas/pekerjaan. 3. Secara menyeluruh SOP dapat menggambarkan secara detail cara instansi beropersi atau bekerja. B. Prinsip Penyusunan SOP Pengertian Standar Opersional Prosedur (SOP) menurut Permenpan – RB Nomor 35 Tahun 2012, yaitu: 1. Kemudahan dan kejelasan. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus dapat dengan mudah dimengerti dan diterapkan oleh semua aparatur bahkan bagi seseorang yang sama sekali baru dalam pelaksanaan tugasnya; 2. Efisiensi dan efektivitas. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus merupakan prosedur yang paling efisien dan efektif dalam proses pelaksanaan tugas; 3. Keselarasan. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus selaras dengan prosedur-prosedur standar lain yang terkait; 4. Keterukuran. Output dari prosedur-prosedur yang distandarkan mengandung standar kualitas atau mutu baku tertentu yang dapat diukur pencapaian keberhasilannya; 7
  • 8. 5. Dinamis. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus dengan cepat dapat disesuaikan dengan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan; 6. Berorientasi pada pengguna atau pihak yang dilayani. Prosedur- prosedur yang distandarkan harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna (customer’s needs) sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna; 7. Kepatuhan hukum. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus memenuhi ketentuan dan peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku; 8. Kepastian hukum. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan dan menjadi instrumen untuk melindungi aparatur atau pelaksana dari kemungkinan tuntutan hukum. C. Prinsip Pelaksanaan SOP Prinsip pelaksanaan SOP menurut Permenpan – RB Nomor 35 Thun 2012, yaitu: 1. Konsisten. SOP AP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapa pun, dan dalam kondisi yang relatif sama oleh seluruh jajaran organisasi pemerintahan; 2. Komitmen. SOP AP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran organisasi, dari tingkatan yang paling rendah dan tertinggi; 3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP AP harus terbuka terhadap penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif; 4. Mengikat. SOP AP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan; 5. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh aparatur melaksanakan peran-peran tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika aparatur tertentu tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada terganggunya proses penyelenggaraan pemerintahan; 6. Terdokumentasi dengan baik. 8
  • 9. Seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan acuan atau referensi bagi setiap pihak-pihak yang memerlukan. D. Format Umum SOP Sebetulnya tidak ada format SOP yang baku. Format SOP sangat ditentukan oleh tujuan penyusunannya. Namun secara umum format SOP dapat kita kategorikan ke dalam empat jenis, yaitu: 1. Langkah sederhana (Simple Steps) Simple steps adalah bentuk SOP yang paling sederhana. SOP ini biasanya digunakan jika prosedur yang akan disusun hanya memuat sedikit kegiatan dan memerlukan sedikit keputusan yang bersifat sederhana. Format SOP ini dapat digunakan dalam situasi yang hanya ada beberapa orang yang akan melaksanakan prosedur yang telah disusun. Dan biasanya merupakan prosedur rutin dan sederhana. Dalam simple steps ini kegiatan yang akan dilaksanakan cenderung sederhana dengan proses yang pendek yang umumnya kurang dari 10 (sepuluh) langkah. Contoh : 9
  • 10. 2. Tahapan berurutan (Hierarchical Steps) Hierarchical Steps ini merupakan format pengembangan dari simple steps. Format ini digunakan jika prosedur yang disusun panjang, lebih dari 10 langkah dan membutuhkan informasi lebih detail, akan tetapi hanya memerlukan sedikit pengambilan keputusan. Dalam hierarchical steps, langkah-langkah yang telah diidentifikasi dijabarkan kedalam sub-sub langkah secara terperinci. Contoh : 3. Grafik (Graphic) Format Grafik (graphic) dipilih, jika prosedur yang disusun menghendaki kegiatan yang panjang dan spesifik. Dalam format ini proses yang panjang tersebut dijabarkan ke dalam sub-sub proses yang lebih pendek yang hanya berisi beberapa langkah. Format ini juga bisa digunakan jika dalam menggambarkan prosedur diperlukan adanya suatu foto atau diagram. Format grafik ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami prosedur yang ada dan biasanya ditujukan untuk pelaksana eksternal organisasi (pemohon). Salah satu varian dari SOP format ini 10
  • 11. adalah SOP Format Annotated Picture (gambar yang diberi keterangan) yang biasanya ditujukan untuk pemohon atau pengguna jasa sebuah pelayanan. 4. Diagram Alir (Flowcharts) Flowcharts merupakan format yang biasa digunakan jika dalam SOP tersebut diperlukan pengambilan keputusan yang banyak (kompleks) dan membutuhkan opsi jawaban (alternatif jawaban) seperti: jawaban “ya” atau “tidak”, “lengkap” atau “tidak”, “benar” atau “salah”, dsb. yang akan mempengaruhi sub langkah berikutnya. Format ini juga menyediakan mekanisme yang mudah untuk diikuti dan dilaksanakan oleh para pelaksana (pegawai) melalui serangkaian langkah-langkah sebagai hasil dari keputusan yang telah diambil. Penggunaan format ini melibatkan beberapa simbol yang umum digunakan dalam menggambarkan proses (umumnya berjumlah 30 simbol). Simbol-simbol tersebut memiliki fungsi yang bersifat khas (teknis dan khusus) yang pada dasarkan dikembangkan dari simbol dasar flowcharts (basic symbols of flowcharts) yang terdiri dari 4 (empat) simbol, yaitu simbol kapsul (terminator), simbol kotak (process), simbol belah ketupat (decision) dan anak panah (arrow). Format SOP dalam bentuk flowcharts ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu: Linear Flowcharts (diagram alir linier) dan Branching Flowcharts (diagram alir bercabang). Linear Flowcharts dapat berbentuk vertikal dan horizontal. 11
  • 12. Ciri utama dari format linear flowcharts ini adalah ada unsur kegiatan yang disatukan, yaitu: unsur kegiatan atau unsur pelaksananya dan menuliskan rumusan kegiatan secara singkat di dalam simbol yang dipakai. SOP format ini umumnya dipakai pada SOP yang bersifat teknis. Sedangkan Format Branching Flowcharts memiliki ciri utama dipisahkannya unsur pelaksana dalam kolom-kolom yang terpisah dari kolom kegiatan dan menggambarkan prosedur kegiatan dalam bentuk simbol yang dihubungkan secara bercabang-cabang. Dalam format ini simbol yang digunakan tidak diberi tulisan rumusan singkat kegiatan. Tulisan hanya diperlukan untuk memberi penjelasan pada simbol kegiatan yang merupakan pengambilan keputusan (simbol “decision” atau belah ketupat). SOP format ini umumnya dipergunakan untuk SOP Administratif. E. Format SOP Administrasi Pemerintahan (SOP AP) Format SOP AP yang dipersyaratkan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi memiliki format yang telah distandarkan tidak seperti format SOP pada umumnya. Adapun format SOP AP yang dipergunakan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi adalah sebagai berikut: 1. Format Diagram Alir Bercabang (Branching Flowcharts) Format yang dipergunakan dalam SOP AP adalah format diagram alir bercabang (branching flowcharts) dan tidak ada format lainnya yang dipakai. Hal ini diasumsikan bahwa prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk di dalamnya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah memuat kegiatan yang banyak (lebih dari sepuluh) dan memerlukan pengambilan keputusan yang banyak. Oleh sebab itu untuk menyamakan format maka seluruh prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi administrasi pemerintahan dibuat dalam bentuk diagram alir bercabang (branching flowcharts) termasuk juga prosedur yang singkat (sedikit, kurang dari sepuluh) dengan/atau tanpa pengambilan keputusan. 2. Menggunakan hanya Lima Simbol Flowcharts Simbol yang digunakan dalam SOP AP hanya terdiri dari 5 (lima) simbol, yaitu: 4 (empat) simbol dasar flowcharts (Basic Symbol of Flowcharts) dan 1 (satu) simbol penghubung ganti halaman (Off-Page Conector). Kelima simbol yang dipergunakan tersebut adalah sebagai berikut: 12
  • 13. a. Simbol Kapsul/Terminator ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan mulai dan berakhir; b. Simbol Kotak/Process ( ) untuk mendeskripsikan proses atau kegiatan eksekusi; c. Simbol Belah Ketupat/Decision ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan pengambilan keputusan; d. Simbol Anak Panah/Panah/Arrow ( ) untuk mendeskrpsikan arah kegiatan (arah proses kegiatan); e. Simbol Segilima/Off-Page Connector ( ) untuk mendeskripsikan hubungan antar simbol yang berbeda halaman. Dasar penggunaan 5 (lima) simbol dalam penyusunan SOP AP adalah: 1. SOP AP mendeskripsikan prosedur administratif, yaitu kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh lebih dari satu pelaksana (jabatan) dan bersifat makro maupun mikro dan prosedur yang bersifat teknis yang detail baik yang menyangkut urusan administrasi maupun urusan teknis; 2. Hanya ada dua alternatif sifat kegiatan administrasi pemerintahan yaitu kegiatan eksekusi (process) dan pengambilan keputusan (decision); 3. Simbol lain tidak dipergunakan disebabkan karena prosedur yang dideskripsikan bersifat umum tidak rinci dan tidak bersifat teknis disamping itu kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan sudah langsung operasional tidak bersifat teknikal (technical procedures) yang berlaku pada peralatan (mesin); 4. Penulisan kegiatan dalam prosedur bersifat aktif (menggunakan kata kerja tanpa subyek) dengan demikian banyak simbol yang tidak dipergunakan, seperti: simbol pendokumentasian, symbol persiapan, simbol penundaan, dan simbol lain yang sejenis; 5. Penyusunan SOP AP ini hanya memberlakukan penulisan flowcharts secara vertikal, artinya bahwa branching flowcharts dituliskan secara vertikal sehingga hanya mengenal penyambungan simbol yang menghubungkan antar halaman (simbol segilima/off-page connector) dan tidak mengenal symbol lingkaran kecil penghubung dalam satu halaman. 13
  • 14. Pertanyaan 1. Sebutkan contoh-contoh pelayanan publik yang dilakukan di desa? 2. Buatlah contoh Standar Operasional Prosedur terhadap pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemerintah Desa? Daftar Pustaka Dwiyanto, Agus, “Mengapa Pelayanan Publik?” dalam Agus Dwiyanto (Ed.), Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 14