SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
TERORISME INTERNASIONAL 
KAPITA SELEKTA HUKUM 
INTERNASIONAL 
FAK. HUKUM, UNIV. BATAM 
By : Yos Satya Dharma,SH,LLM. 
@ 2010-2011
LATAR BELAKANG 
Terorisme internasional yang mulai dibentuk 
dan bergerak pada tahun 1974 sudah 
berkembang menjadi 27 (dua puluh tujuh) 
organisasi yang tersebar di beberapa negara 
seperti di negara-negara Timur Tengah, Asia 
dan Eropa. 
Timur Tengah pada prinsipnya 
bertujuan untuk menyingkirkan AS dan 
pengikutnya dari negara-negara Arab. 
2
LATAR BELAKANG(2) 
Pada umumnya kehadiran terorisme 
internasional dilatarbelakangi oleh tujuan-tujuan 
yang bersifat etnis, politis, agama 
dan ras. 
Tujuannya BUKAN untuk mencapai 
keuntungan material. 
3
Karakteristik 
 karakteristik sangat terorganisasi, 
tangguh, ekstrim, ekslusif, tertutup, memiliki 
komitmen yang sangat tinggi, memiliki pasukan 
khusus serta didukung oleh keuangan dan dana 
yang sangat besar. 
Pasukan khusus 
bom bunuh diri 
(suicide-bomb 
attack squad). 
4
Tujuan 
 Organisasi terorisme internasional tidak bertujuan 
atau bercita-cita membentuk suatu 
negara/pemerintahan baru 
 melainkan bagaimana menciptakan keadaan chaos 
dan tidak terkontrol suatu pemerintahan yang 
menjadi sasarannya sehingga pemerintahan itu 
tunduk dan menyerah terhadap idealismenya. 
5
Organisasi 
Terorisme 
Internasional 
Tidak bertujuan atau bercita-cita 
membentuk suatu 
negara/pemerintahan baru. 
bagaimana menciptakan keadaan chaos dan 
tidak terkontrol suatu pemerintahan yang 
menjadi sasarannya sehingga pemerintahan 
itu tunduk dan menyerah terhadap 
idealismenya. 
6
Cara-cara 
Cara2 yang sering dipakai mis : 
• penyanderaan, 
• pembajakan udara, 
• pemboman, 
• perusakan instalasi strategis dan fasilitas publik, 
• pembunuhan kepala negara atau tokoh politik 
atau keluarganya, dan 
• pemerasan. 
7
8 
Serangan teroris dengan bom bunuh diri pada pesawat terbang 
komersial
9 
 Indonesia semenjak tahun 1999. 
 Tidak ada klaim organisasi terorisme 
internasional atau organisasi terorisme 
domestik atas kejadian-kejadian di Indonesia. 
 sinyal bahwa Indonesia telah 
merupakan salah satu target operasi 
organisasi terorisme internasional maupun 
domestik.
UU No. 8 Tahun 
2010 tentang 
Pencegahan dan 
Pemberantasan 
Tindak Pidana 
Pencucian Uang 
UU Narkotika 
(UU 
No.35/2009) 
UU 
Pemberantasan 
Tindak Pidana 
Terorisme (UU 
No.15/2003) 
Narco-Terorism 
10
Narco-terorism 
• Hasil perdagangan illegal Narkotika dan 
Psikotropika internasional sering juga digunakan 
untuk membeli senjata bagi keperluan organisasi 
terorisme internasional seperti di Afganistan yang 
merupakan salah satu pusat candu di ASIA, dikenal 
dengan “bulan sabit emas”, dan didaerah “segitiga 
emas” dikawasan ASEAN (Thai, Vietnam, Kamboja). 
• Selain itu, terhadap hasil penjualan candu dan 
Narkotika lainnya juga dilakukan pencucian uang 
dan ditanam dalam kegiatan bisnis legal atau 
disimpan di bank 
11
Aliran dana terorisme di Aceh 12
VS 
13
Narco-terorism(2) 
• Ketiga subjek kegiatan yang bersifat internasional 
tersebut satu sama lain saling berhubungan dan 
berkepentingan, sehingga sangatlah sulit jika 
dihadapi secara satu persatu sehingga diperlukan 
suatu pendekatan yang bersifat komprehensif. 
• Pendekatan yang bersifat komprehensif ini 
memerlukan juga perubahan terhadap paradigma 
dalam politik hukum pidana yang berlaku dalam 
sistem hukum pidana di Indonesia. 
14
Perubahan paradigma politik hukum 
pidana 
mempertahankan “due process of laws” 
secara mutlak 
membatasi atau mengkesampingkannya 
sedemikian rupa 
Due process of laws = setiap orang, 
termasuk si pelaku tindak pidana, 
adalah berhak untuk dilindungi dan 
berhak mengajukan pembelaan diri. 15
• Memperhatikan aspek 
perlindungan Hak Asasi dari 
Tersangka. 
• Mengikuti asas-asas Hukum 
Pidana dan Hukum Acara 
Pidana yang sudah berlaku 
Mempertahankan 
“due process of 
laws” 
• Perlindungan hak asasi 
masyarakat / korban 
lebih diutamakan. 
• Memberlakukan aturan2 
khusus (Lex spesialis) 
Membatasi / 
mengkesampingkan 
“due process of 
laws” 
16
Membatasi /mengeyampingkan 
“due process of laws” 
Mencabut “hak 
untuk tidak 
menjawab” (the 
right to remain 
silent) dari 
tersangka 
terorisme selama 
menjalani 
pemeriksaan 
pendahuluan 
(Inggris). 
Untuk 
memperoleh 
bukti permulaan 
yg cukup guna 
penahanan dan 
penyidikan, 
aparat dapat 
menggunakan 
laporan intelijen 
dan dapat 
digunakan sbg 
alat bukti. 
Pembicaraan 
antara penasehat 
hukum dan 
tersangka 
disadap (USA). 
Pemeriksaan 
dilakukan secara 
tertutup dan hak 
untuk diadili oleh 
Grand Jury 
dibatasi (USA). 
17
Membatasi /mengeyampingkan 
“due process of laws” 
Tersangka 
diancam 
dengan pidana 
mati. 
Seluruh 
keuangan 
tersangka 
teroris dan 
organisasi 
teroris yang 
disimpan di 
perbankan 
dibekukan dan 
disita (USA). 
Adanya laporan 
ttg penggunaan 
siksaan dalam 
proses 
interogasi 
terhadap orang 
yg disangka 
teroris (Laporan 
Amnesty 
Internasional). 
Menempatkan 
setiap aktor dari 
terorisme dan 
kegiatan 
terorisme 
sebagai pelaku 
Kejahatan 
Perang dan 
pemberlakuan 
Peradilan 
Militer (USA). 
18
Komentar dan kritik 
• Menurut (Alm.) Munir, justru hal seperti inilah yang harus 
dihindari, karena Tindak Pidana Terorisme harus diberantas 
karena alasan Hak Asasi Manusia, sehingga 
pemberantasannya pun harus dilaksanakan dengan 
mengindahkan Hak Asasi Manusia. 
• bahwa memang secara nasional harus ada Undang-Undang 
yang mengatur soal Terorisme, tapi dengan definisi yang 
jelas, tidak boleh justru melawan Hak Asasi Manusia. 
• Melawan Terorisme harus ditujukan bagi perlindungan Hak 
Asasi Manusia, bukan sebaliknya membatasi dan melawan 
Hak Asasi Manusia. Dan yang penting juga bagaimana ia 
tidak memberi ruang bagi legitimasi penyalahgunaan 
kekuasaan. 
19
Serangan bom teroris di Oklahoma 
Korban serangan teroris tidak mengenal 
usia dan jenis kelamin (Anak gadis 
berusia 4 tahun yang menjadi korban 
serangan teroris di Jaipur, India.). 
20
21
SEKIAN – Terima Kasih 
22

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Problem akut penindakan terorisme di indonesia; ada dusta di ciputat
Problem akut penindakan  terorisme  di indonesia; ada dusta di ciputatProblem akut penindakan  terorisme  di indonesia; ada dusta di ciputat
Problem akut penindakan terorisme di indonesia; ada dusta di ciputat
Rizky Faisal
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid
Ronalto_Tan
 

Was ist angesagt? (7)

Problem akut penindakan terorisme di indonesia; ada dusta di ciputat
Problem akut penindakan  terorisme  di indonesia; ada dusta di ciputatProblem akut penindakan  terorisme  di indonesia; ada dusta di ciputat
Problem akut penindakan terorisme di indonesia; ada dusta di ciputat
 
MAKALAH peristiwa PETRUS (Penembakan Misterius)
MAKALAH peristiwa PETRUS (Penembakan Misterius)MAKALAH peristiwa PETRUS (Penembakan Misterius)
MAKALAH peristiwa PETRUS (Penembakan Misterius)
 
HAM
HAMHAM
HAM
 
Perbandingan Pengaturan Mengenai Terorisme di Indonesia, Inggris dan Australi...
Perbandingan Pengaturan Mengenai Terorisme di Indonesia, Inggris dan Australi...Perbandingan Pengaturan Mengenai Terorisme di Indonesia, Inggris dan Australi...
Perbandingan Pengaturan Mengenai Terorisme di Indonesia, Inggris dan Australi...
 
Presentasi kelompok
Presentasi kelompokPresentasi kelompok
Presentasi kelompok
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid
 
8.pkn ramdhani hal 198 2018
8.pkn ramdhani hal 198  20188.pkn ramdhani hal 198  2018
8.pkn ramdhani hal 198 2018
 

Ähnlich wie Materi terorisme internasional

Uas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan frianaUas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
suzangafar
 
Softskill jilid 2
Softskill jilid 2Softskill jilid 2
Softskill jilid 2
Ennas Otong
 
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Ennas Otong
 
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Ibnu1810
 
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesiaUpaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
Hanson Siagian
 
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Anissa Carolina
 

Ähnlich wie Materi terorisme internasional (20)

Uas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan frianaUas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
Uas ham ( buk rina) an. t. suzan friana
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Softskill jilid 2
Softskill jilid 2Softskill jilid 2
Softskill jilid 2
 
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
 
Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021
Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021
Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021
 
Ppt pkn
Ppt pknPpt pkn
Ppt pkn
 
Softskill okky
Softskill okkySoftskill okky
Softskill okky
 
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
 
Ham 131107101519-phpapp02
Ham 131107101519-phpapp02Ham 131107101519-phpapp02
Ham 131107101519-phpapp02
 
Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
Bab 1 menapaki jalan terjal penegakan ham di indonesia
Bab 1 menapaki jalan terjal penegakan ham di indonesiaBab 1 menapaki jalan terjal penegakan ham di indonesia
Bab 1 menapaki jalan terjal penegakan ham di indonesia
 
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
 
Viktimologi
ViktimologiViktimologi
Viktimologi
 
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesiaUpaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
Upaya penegakan hak asasi manusia di indonesia
 
Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
TERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptxTERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptx
 
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
 
Ham makalah
Ham makalahHam makalah
Ham makalah
 

Kürzlich hochgeladen

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
AlMaliki1
 

Kürzlich hochgeladen (10)

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 

Materi terorisme internasional

  • 1. TERORISME INTERNASIONAL KAPITA SELEKTA HUKUM INTERNASIONAL FAK. HUKUM, UNIV. BATAM By : Yos Satya Dharma,SH,LLM. @ 2010-2011
  • 2. LATAR BELAKANG Terorisme internasional yang mulai dibentuk dan bergerak pada tahun 1974 sudah berkembang menjadi 27 (dua puluh tujuh) organisasi yang tersebar di beberapa negara seperti di negara-negara Timur Tengah, Asia dan Eropa. Timur Tengah pada prinsipnya bertujuan untuk menyingkirkan AS dan pengikutnya dari negara-negara Arab. 2
  • 3. LATAR BELAKANG(2) Pada umumnya kehadiran terorisme internasional dilatarbelakangi oleh tujuan-tujuan yang bersifat etnis, politis, agama dan ras. Tujuannya BUKAN untuk mencapai keuntungan material. 3
  • 4. Karakteristik  karakteristik sangat terorganisasi, tangguh, ekstrim, ekslusif, tertutup, memiliki komitmen yang sangat tinggi, memiliki pasukan khusus serta didukung oleh keuangan dan dana yang sangat besar. Pasukan khusus bom bunuh diri (suicide-bomb attack squad). 4
  • 5. Tujuan  Organisasi terorisme internasional tidak bertujuan atau bercita-cita membentuk suatu negara/pemerintahan baru  melainkan bagaimana menciptakan keadaan chaos dan tidak terkontrol suatu pemerintahan yang menjadi sasarannya sehingga pemerintahan itu tunduk dan menyerah terhadap idealismenya. 5
  • 6. Organisasi Terorisme Internasional Tidak bertujuan atau bercita-cita membentuk suatu negara/pemerintahan baru. bagaimana menciptakan keadaan chaos dan tidak terkontrol suatu pemerintahan yang menjadi sasarannya sehingga pemerintahan itu tunduk dan menyerah terhadap idealismenya. 6
  • 7. Cara-cara Cara2 yang sering dipakai mis : • penyanderaan, • pembajakan udara, • pemboman, • perusakan instalasi strategis dan fasilitas publik, • pembunuhan kepala negara atau tokoh politik atau keluarganya, dan • pemerasan. 7
  • 8. 8 Serangan teroris dengan bom bunuh diri pada pesawat terbang komersial
  • 9. 9  Indonesia semenjak tahun 1999.  Tidak ada klaim organisasi terorisme internasional atau organisasi terorisme domestik atas kejadian-kejadian di Indonesia.  sinyal bahwa Indonesia telah merupakan salah satu target operasi organisasi terorisme internasional maupun domestik.
  • 10. UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang UU Narkotika (UU No.35/2009) UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (UU No.15/2003) Narco-Terorism 10
  • 11. Narco-terorism • Hasil perdagangan illegal Narkotika dan Psikotropika internasional sering juga digunakan untuk membeli senjata bagi keperluan organisasi terorisme internasional seperti di Afganistan yang merupakan salah satu pusat candu di ASIA, dikenal dengan “bulan sabit emas”, dan didaerah “segitiga emas” dikawasan ASEAN (Thai, Vietnam, Kamboja). • Selain itu, terhadap hasil penjualan candu dan Narkotika lainnya juga dilakukan pencucian uang dan ditanam dalam kegiatan bisnis legal atau disimpan di bank 11
  • 12. Aliran dana terorisme di Aceh 12
  • 13. VS 13
  • 14. Narco-terorism(2) • Ketiga subjek kegiatan yang bersifat internasional tersebut satu sama lain saling berhubungan dan berkepentingan, sehingga sangatlah sulit jika dihadapi secara satu persatu sehingga diperlukan suatu pendekatan yang bersifat komprehensif. • Pendekatan yang bersifat komprehensif ini memerlukan juga perubahan terhadap paradigma dalam politik hukum pidana yang berlaku dalam sistem hukum pidana di Indonesia. 14
  • 15. Perubahan paradigma politik hukum pidana mempertahankan “due process of laws” secara mutlak membatasi atau mengkesampingkannya sedemikian rupa Due process of laws = setiap orang, termasuk si pelaku tindak pidana, adalah berhak untuk dilindungi dan berhak mengajukan pembelaan diri. 15
  • 16. • Memperhatikan aspek perlindungan Hak Asasi dari Tersangka. • Mengikuti asas-asas Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana yang sudah berlaku Mempertahankan “due process of laws” • Perlindungan hak asasi masyarakat / korban lebih diutamakan. • Memberlakukan aturan2 khusus (Lex spesialis) Membatasi / mengkesampingkan “due process of laws” 16
  • 17. Membatasi /mengeyampingkan “due process of laws” Mencabut “hak untuk tidak menjawab” (the right to remain silent) dari tersangka terorisme selama menjalani pemeriksaan pendahuluan (Inggris). Untuk memperoleh bukti permulaan yg cukup guna penahanan dan penyidikan, aparat dapat menggunakan laporan intelijen dan dapat digunakan sbg alat bukti. Pembicaraan antara penasehat hukum dan tersangka disadap (USA). Pemeriksaan dilakukan secara tertutup dan hak untuk diadili oleh Grand Jury dibatasi (USA). 17
  • 18. Membatasi /mengeyampingkan “due process of laws” Tersangka diancam dengan pidana mati. Seluruh keuangan tersangka teroris dan organisasi teroris yang disimpan di perbankan dibekukan dan disita (USA). Adanya laporan ttg penggunaan siksaan dalam proses interogasi terhadap orang yg disangka teroris (Laporan Amnesty Internasional). Menempatkan setiap aktor dari terorisme dan kegiatan terorisme sebagai pelaku Kejahatan Perang dan pemberlakuan Peradilan Militer (USA). 18
  • 19. Komentar dan kritik • Menurut (Alm.) Munir, justru hal seperti inilah yang harus dihindari, karena Tindak Pidana Terorisme harus diberantas karena alasan Hak Asasi Manusia, sehingga pemberantasannya pun harus dilaksanakan dengan mengindahkan Hak Asasi Manusia. • bahwa memang secara nasional harus ada Undang-Undang yang mengatur soal Terorisme, tapi dengan definisi yang jelas, tidak boleh justru melawan Hak Asasi Manusia. • Melawan Terorisme harus ditujukan bagi perlindungan Hak Asasi Manusia, bukan sebaliknya membatasi dan melawan Hak Asasi Manusia. Dan yang penting juga bagaimana ia tidak memberi ruang bagi legitimasi penyalahgunaan kekuasaan. 19
  • 20. Serangan bom teroris di Oklahoma Korban serangan teroris tidak mengenal usia dan jenis kelamin (Anak gadis berusia 4 tahun yang menjadi korban serangan teroris di Jaipur, India.). 20
  • 21. 21
  • 22. SEKIAN – Terima Kasih 22