1. KARYA ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
MEROKOK DIKALANGAN REMAJA
SMA NEG 1 KOTA TERNATE
2. KELOMPOK I
Yuli Alfiani Tauda
Utari Faradina Suhud
Ayu Nabila Assagaf
Fahria Handayani S. Hanafi
Widiawati Sabu
Husnul Hatima
3. Latar Belakang
Ditemui orang merokok dimana-mana, baik rmh
dikantor, dipasar ataupun tempat umum lainnya.
Sejumlah studi menemukan penghisapan rokok
pertama dimulai pada usia 11-13 tahun (Smet,
1994)
Mulai merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan
social. Modelling (meniru perilaku orang lain)
menjadi salah satu determinan dalam memulai
perilaku merokok (Sarafino, 1994)
4. Latar Belakang
Yayasan Kanker Indonesia (YKI)
menemukan 27,1% pelajar pria
SMA/SMK, sudah muali atau bahkan
terbiasa merokok, umumnya siswa kelas 1
menghisap sampai 4 batang
perhari, sementara siswa kelas 3
mengkonsumsi rokok (> 10 btg /hari).
5. Latar Belakang
Berkaitan dengan fenomena di atas, maka
peneliti bermaksud untuk mengadakan
penelitian di lapangan dengan judul “
Faktor- factor yang mempengaruhi perilaku
merokok pada kalangan remaja SMA Negeri
1 Ternate pada tahun 2011.
6. Tujuan Penilitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku merokok pada kalangan remaja siswa SMA
Negeri 1 Ternate.
Tujuan Khusus.
Untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap faktor
pergaulan dikalangan remaja.
Untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap faktor
pamrih/iseng dikalangan remaja
Untuk mengetahui perilaku kebiasaan remaja merokok
dalam jumlah sehari.
7. Manfaat Penilitian
Manfaat teoritis : diharapkan dapat dijadikan acuan
bagi peneliti untuk pengembangan ilmu
pengetahuan khusnya perilaku remaja merokok.
Manfaat Prakitis : Memberikan gambaran tetang
perilaku merokok dikalangan remaja, untuk
dilakukan bimbingan dan konseling oleh pihak
Sekolah SMA Negeri 1 Ternate.
8. Landasan Teori
Perilaku
Perilaku merokok
Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok
Remaja
Pengertian remaja
Perilaku sosial remaja
10. Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat diskriptif dengan analisis sederhana.
Subyek Penelitian
Populasi penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1
Ternate yang berjenis kelamin laki-laki.
sample
Sampel dimabil dari sebagian siswa laki-laki SMA Negeri
1 Ternate, dan ukuran sampel tidak dilakukan secara
statistik.
11. Metode Penelitian
Cara pengambilan sample
Pengambilan sampel secara acak
sederhana, dimana setiap anggota responden dari
populasi mempunyai kesempatan yang sama dan
bersedia untuk menjadi responden.
Alat ukur penilitian
Format kuesioner : menggunakan kuesioner
sederhana untuk mendapatkan informasi dari
subyek penelitian.
12. Variabel Penilitian
Variabeldependen atau variabel yang
dipengaruhi dalam penelitian ini adalah
perilaku remaja merokok.
Variabel
Independen atau variabel yang
mempengaruhi adalah faktor
pergaulan, pamrih/iseng dan meniru.
13. Definisi Operasional
Perilaku remaja adalah presentase perilaku remaja baik
pada saat mulai pertama merokok maupun pola
kebiasaan merokok setiap saat.
Faktor pergaulan adalah presentase kebiasaan merokok
dikalangan remaja yang dipengaruhi oleh teman, orang
tua atau pengaruh lainya.
Faktor pamrih/iseng adalah presentase perilaku
kebiasaan remaja merokok ditempat umum dan pada
saat memakai seragam sekolah.
Foktor konsumsi merokok adalah perilaku kebiasaan
remaja menghabiskan rokok dalam sehari.
16. Perokok dikalangan remaja SMAN 1 Tte
Bila kita bandingkan tengan teori atau hasil
penelitian Tendra (2003) menyayangkan
meningkatnya jumlah perokok dikalangan remaja
meskipun telah mengetahui dampak buruk rokok
bagi kesehatan, dan menyebutkan bahwa 20% dari
total perokok di Indonesia adalah remaja dengan
rentang usia 15 hingga 21 tahun. Meningkatnya
prevelensi di negara-negara berkembang, termaksud
di Indonesia terutama di kalangan remaja
menyebabkan masalah merokok menjadi serius.
17.
18. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian
siswa SMA Neg 1 Kota Ternate berdasarkan
pengenalan merokok sebagian besar mengenal rokok
dari Teman (68%) dibandingkan dengan orang tua
(18%) dan diri sendiri (14%). Dan bila dibandingkan
dengan teori atau hasil penelitian dari Smet
mengatakan bahwa merokok tahap awal dilakukan
dengan teman-teman (46%), seorang anggota
keluarga bukan orang tua (23%) dan orang tua
(14%).
19.
20. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa SMA
Neg 1 Kota Ternate pada awal merokok sejak usia
SMP lebih besar (59%) dibandingkan dengan SD
(23%) dan SMA (18%). Dan bila dibandingkan
dengan teori Smet (dalam Komasari & Helmi, 2000)
menyatakan bahwa usia pertama kali merokok pada
umumnya berkisar antara 11 – 13 tahun. pada
umumnya individu pada usia tersebut merokok
sebelum berusia 18 tahun.
21.
22. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian
siswa SMA Neg 1 Kota Ternate mempunyai
kebiasaan berkumpul dan merokok dengan teman
lebih besar (90,91%) dibandingkan dengan yang
merokok secara sendiri/sembunyi-sembunyi
(9,09%). Dan bila dibandingkan dengan teori yang
dikemukakan oleh Laventhal mengatakan bahwa
merokok tahap awal dilakukan dengan teman-teman
dengan cara bekumpul bersama-sama dan kemudian
merokok.
23.
24. Bila dibandingkan dengan teori yang dikemukakan
oleh Levy (1984) setiap individu mempunyai
kebiasaan merokok yang berbeda dan biasanya
disesuaikan dengan tujuan mereka merokok dan
biasanya terpengaruh dengan melihat ikalan di
media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang
kejantanan atau glamour, membuat remaja sering
kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang
ada dalam iklan tersebut.
25.
26. Teori Mu’tadin yaitu
Merokok di tempat-tempat umum / ruang bublik :
Kantor atau di kamar tidur pribadi.
Toilet. Perokok seperti ini dapat digolongkan
sebgai orang yang suka berfantasi.
27.
28. Bila dibandingkan dengan teori yang di kemukakan
oleh Penelitian yang dilakukan di Amerika pada
tahun 1998 menyatakan bahwa lebih dari empat
miliar remaja adalah perokok dimana konsumsi
rokok paling banyak adalah murid High school.
29.
30. Pendapat Smet ada tiga tipe perokok yang dapat
diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang
dihisap. Tipe tiga perokok tersebut adalah :
- Perokok berat yang menghisap lebih dari 15
batang rokok dalam sehari.
- Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam
sehari.
- Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam
sehari.
31. KESIMPULAN
Perilaku pergaulan dikalangan remaja merokok yaitu
pengenalan merokok dari teman dan juga orang tua dan
sebagian besar merokok pada saat masih SMP.
Perilaku iseng atau pamrih yaitu sebagian merokok di
temapt terbuka dan memakai seragam sekolah dan
sebagian besar merokok bukan karena iseng (perokok).
Faktor perilaku remaja mengkonsumsi rokok sehari
adalah sebagian besar masaih dikatagorikan sebagai
perokok sedang (< 5 batang/hari), sedangkan masih yang
tergolong perokok berat ( 1 bks/hari).
32. SARAN
Untuk mengurangi risiko terhadap bahaya rokok maka
kepada pihak sekolah agar melakukan bimbingan dan
konseling terhadap siswa laki-laki tentang manfaat
merokok yang berpengaruh terhadap lingkungan dan
kesehatan.
Kepada pemerintah kota Ternate agar mengadakan
seminar atau penyuluhan memgenai bahaya merokok
terutama pada remaja pemula yang duduk di bangku
SMP (> 13 thn).
Pihak sekolah agar tegas dalam memberikan sanksi pada
siswa yang merokok pada jam sekolah dan selalu
berkomunikasi dengan orang tua.