SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
ABSTRAK

           Struktur kristal terdapat dalam bentuk-bentuk yang sederhana sampai ke bentuk yang
kompleks. Secara umum biasanya struktur kristal yang sederhana dapat diwakilkan oleh
kebanyakan bahan logam, sedangkan struktur yang kompleks biasanya diwakilkan oleh
bahan-bahan polimer, keramik , dan lain lain.
           Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga dimensi.
Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus memenuhi adanya
ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Walaupun tidak mudah untuk menyatakan
bagaimana atom tersusun dalam padatan, namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor
penting yang menentukan terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom.
           Sebagian besar materi fisika zat padat adalah kristal dan elektron di dalamnya, fisika
zat padat mulai dikembangkan awal abad ke 20, mengikuti penemuan difraksi sinar-x oleh
kristal.
           Secara ideal, susunan polihedra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan
terjadinya energi per satuan volume yang minimum. Keadaan tersebut dicapai jika:
    1. kenetralan listrik terpenuhi,
    2. ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi,
    3. gaya tolak ion-ion menjadi minimal,
    4. susunan atom serapat mungkin.
           Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam ruang tiga dimensi di mana
setiap titik memiliki lingkungan yang serupa. Titik dengan lingkungan yang serupa itu disebut
simpul kisi (lattice points). Simpul kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda,
yang disebut kisi-kisi Bravais. Jika atom-atom dalam kristal membentuk susunan teratur yang
berulang maka atom-atom dalam kristal haruslah tersusun dalam salah satu dari 14 bentuk
kisi-kisi tersebut. Perlu dicatat bahwa setiap simpul kisi bisa ditempati oleh lebih dari satu
atom, dan atom atau kelompok atom yang menempati tiap-tiap simpul kisi haruslah identik
dan memiliki orientasi sama sesuai dengan pengertian simpul kisi.
           Karena kristal yang sempurna merupakan susunan atom secara teratur dalam kisi
ruang, maka susunan atom tersebut dapat dinyatakan secara lengkap dengan menyatakan
posisi atom dalam suatu kesatuan yang berulang. Kesatuan yang berulang di dalam kisi ruang
itu disebut sel unit (unit cell). Jika posisi atom dalam padatan dapat dinyatakan dalam sel unit
ini, maka sel unit itu merupakan sel unit struktur kristal. Rusuk dari suatu sel unit dalam
struktur kristal haruslah merupakan translasi kisi, yaitu vektor yang menghubungkan dua
simpul kisi. Jika sel unit disusun bersentuhan antar bidang sisi, mereka akan mengisi ruangan

                                                                                               1
tanpa meninggalkan ruang kosong dan membentuk kisi ruang. Satu kisi ruang yang sama
mungkin bisa dibangun dari sel unit yang berbeda; akan tetapi yang disebut sel unit dipilih
yang memiliki geometri sederhana dan mengandung hanya sejumlah kecil simpul kisi. Sel
unit dari 14 kisi Bravais diperlihatkan pada Gb.1.1




                       Gambar.1.1. Sel unit dari 14 kisi ruang Bravais.
       Jika kita pilih tiga rusuk non-paralel pada suatu sel sedemikian rupa sehingga simpul
kisi hanya terletak pada sudut-sudut sel, sel itu disebut sel sederhana atau sel primitif. Pada
Gb.1.1. sel primitif diberi tanda huruf P. Sel primitif hanya berisi satu simpul kisi; jika kita
lakukan translasi sepanjang rusuknya, simpul kisi yang semula ada pada sel menjadi tidak lagi
berada pada sel tersebut. Sel dengan simpul kisi yang terletak pada pusat dua bidang sisi yang
paralel diberi tanda C (center); sel dengan simpul kisi di pusat setiap bidang kisi diberi tanda
F (face); sel dengan simpul kisi di pusat bagian dalam sel unit ditandai dengan huruf I. Huruf
R menunjuk pada sel primitif rhombohedral.
       Sel unit yang paling sederhana adalah kubus yang semua rusuk dan sudutnya sama
yaitu, o a − a − a, α = β = γ = 90° . Ada tiga variasi pada kubus ini yaitu kubus sederhana
(primitive), face centered cubic, dan body centered cubic. Jika salah satu rusuk tidak sama
dengan dua rusuk yang lain tetapi sudut tetap sama 90°, kita dapatkan bentuk tetragonal, a − a
− c, α = β = γ = 90° ; ada dua variasi seperti terlihat pada Gb.1.1. Jika rusuk-rusuk tidak sama
tetapi sudut tetap sama 90° kita dapatkan bentuk orthorombic dengan 4 variasi. Selanjutnya
lihat Gb.1.1.
                                                                                              2
BAB I
              JENIS-JENIS STRUKTUR KRISTAL DAN IKATAN ATOM
1.1    Jenis-jenis Struktur Kristal

       Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang
homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam
industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Contoh proses
kristalisasi : pembuatan gula pasir dari jus tebu/beet, pembuatan kristal pupuk dari larutan
induknya, dll. Kristal itu sendiri merupakan susunan atom yang beraturan dan berulang, yang
bentuknya dapat berupa kubik, tetragonal, orthorombik, heksagonal, monoklin, triklin dan
trigonal. Bentuk itu nantinya, tergantung dari proses downstream ( pemurnian ) yang
dilakukan dan juga spesifikasi produk yang diharapkan pasar. Kristal merupakan susunan
atom yang teratur dan membentuk pola yang berulang.

       Menurut Bravais, struktur Kristal dapat dikelompokkan menjadi 14 macam, beberapa
diantaranya sangat kompleks. Pada bahan logam hanya dikenal 3 jenis Kristal yaitu kubus
pusat badan atau body-centre cubic (bcc), kubus pusat muka atau face-centre cubic (fcc) dan
hexagonal rapat atau hexagonalclose-packed (hcp). Desain, operasional, dan properties pada
material-material logam sangat tergantung pada bidang pengolahan logam, ilmu metalurgi,
material teknik, dan ilmu rekayasa material sehingga diharuskan bagi mahasiswa yang
mengikuti kuliah ini, sudah sangat akrab dengan bidang ilmu ini. Materi pembahasan modul
metalurgi ini, tidak membahas lagi persoalan pengolahan logam dan material tetapi hanya
membahas struktur Kristal logam serta hubungan antara jari-jari atom dengan panjang sisi
kubus. Bilangan koordinasi dan factor kerapatan atom atau atomic packing factor (APF)
merupakan dua karakteristik penting dari Kristal yang akan dibahas secara lebih mendatail
pada bagian ini.

       Struktur atom yang paling sederhana adalah struktur atom hidrogen; yang terdiri dari 1
(satu) inti/proton dan 1 (satu) elektron yang mengitari inti pada orbitnya. Karena elektron di
dalam atom yang normal ada pada posisi yang stabil, maka pastilah energi total elektron
tersebut dalam keadaan minimal.     (Ingat bahwa jika stabil ® E <<< ) Sehingga akan timbul
pertanyaan dasar yaitu : Berapakah total energi minimal elektron-elektron tersebut diadalam
atom? Untuk mendapatkan solusinya, perlu ditinjau keadaaan energi elektron didalam atom
hidrogen sebagai suatu struktur atom yang paling sederhana tersebut. Pada kasus ini maka
dapatlah digunakan model gelombang elektromagnetik/foton. Dengan mengasumsikan bahwa
orbit atom berupa suatu lingkaran berjari-jari R, dimana elektron dianggap sebagai suatu

                                                                                            3
gelombang,maka didalam atom gelombang elektron tersebut berjalan pada lintasan tertutup (
lihat gambar dibawah ini ).




       Jika atom kelebihan elektron maka muatanya negatif dan jika atom kekurangan
elektron maka muatanya positif. Sehingga sebuah atom yang memiliki satu lintasan saja bisa
dikatakan stabil maka jumlah elektronya 2 buah, tetapi jika sebuah atom yang memiliki lebih
dari satu lintasan maka jumlahnya harus 8 buah.

       Kristal telah diklasifikasikan berdasarkan cara penyusunan partikelnya. Kristal juga
dapat diklasifikasikan dengan jenis partikel yang menyusunnya atau dengan interaksi yang
menggabungkan partikelnya (Tabel 1.2.1).

                        Tabel 1.2.1 berbagai jenis kristal dan ikatanya


       Logam                    Ionik                   Molekular                Kovalen

Li             38       LiF             246,7     Ar          1,56        C(intan)    170

Ca             42       NaCl            186,2     Xe          3,02        Si          105

Al             77       AgCl            216       Cl          4,88        SiO2        433

Fe             99       Zn              964       CO2         6,03

W              200      CH4             1,96


       Nilai yang tercantum di atas adalah energi yang diperlukan untuk memecah kristal
menjadi partikel penyusunnya (atom, ion, atau molekul (dalam kkal mol-1)).



                                                                                            4
1.2    Ikatan Atom
       Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih
memudahkan pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal logam
tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur kristal dari
logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit. Pada temperatur kamar, besi atau
baja memiliki bentuk struktur BCC (Body Centered Cubic). Dalam hal ini cell unit dari atom-
atom disusun sebagai sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut
kubus dan satu atom berada di pusat kubus. Pada temperatur yang tinggi, besi atau baja
memiliki bentuk struktur FCC (Face Centered Cubic). Dalam hal ini, cell unit adalah sebuah
kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan atom lainnya berada
pada pusat masing-masing dari enam keenam bidang kubus. Disamping berbentuk kubus, cell
unit lainnya dapat berupa HCP (Hexagonal Close Packed), seperti halnya pada logam seng.
Dalam hal ini atom-atom menempati kedua belas sudut, atom lain menempati dua sisi dan
ketiga atom lagi menempati tengah.
       Susunan atom-atom dalam struktur kristal sangat menentukan sifat-sifat logamnya.
Logam dengan struktur kristal BCC mempunyai kerapatan atom yang lebih rendah
dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC. Perbedaan kerapatan atom itu dapat dilihat
dari jumlah bidang gesernya. Pada struktur kristal BCC, jumlah bidang gesernya lebih sedikit
dari struktur kristal FCC, sehingga kemampuan atom-atom untuk bergeser lebih sulit. Dengan
demikian, logam dengan struktur kristal BCC membutuhkan energi lebih besar untuk
mengerakkan dislokasi. Hal ini yang menyebabkan logam dengan struktur kristal BCC lebih
sulit dibentuk jika dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC yang mempunyai
kekuatan rendah tetapi memiliki keliatan yang tinggi (ductility).
       Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis
bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai
titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal
pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap
bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang
berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil
inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.
       Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih
tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat
dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals (molekelar).




                                                                                            5
A.1    Ikatan logam

       Kisi kristal logam terdiri atas atom logam yang terikat dengan ikatan logam. Elektron
valensi dalam atom logam mudah dikeluarkan (karena energi ionisasinya yang kecil)
menghasilkan kation. Bila dua atom logam saling mendekat, orbital atom terluarnya akan
tumpang tindih membentuk orbital molekul. Bila atom ketiga mendekati kedua atom tersebut,
interaksi antar orbitalnya terjadi dan orbital molekul baru terbentuk. Jadi, sejumlah besar
orbital molekul akan terbentuk oleh sejumlah besar atom logam, dan orbital molekul yang
dihasilkan akan tersebar di tiga dimensi.

       Karena orbital atom bertumpang tindih berulang-ulang, elektron-elektron di kulit
terluar setiap atom akan dipengaruhi oleh banyak atom lain. Elektron semacam ini tidak harus
dimiliki oleh atom tertentu, tetapi akan bergerak bebas dalam kisi yang dibentuk oleh atom-
atom ini. Jadi, elektron-elektron ini disebut dengan elektron bebas. Sifat-sifat logam yang
bemanfaat seperti ke dapat tempaannya, hantaran listrik dan panas serta kilap logam dapat
dihubungkan dengan sifat ikatan logam. Misalnya, logam dapat mempertahankan strukturnya
bahkan bila ada deformasi. Hal ini karena ada interaksi yang kuat di berbagai arah antara
atom (ion) dan elektron bebas di sekitarnya (Gambar 1.2).




                            Gambar 1.2 Deformasi sruktur logam.

A.2    Ikatan Ionik

       Kristal ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik antara ion
bermuatan positif dan negatif. Kristal ionik biasanya memiliki titik leleh tinggo dan hantaran
listrik yang rendah. Namun, dalam larutan atau dalam lelehannya, kristal ionik terdisosiasi
menjadi ion-ion yang memiliki hantaran listrik. Biasanya diasumsikan bahwa terbentuk ikatan
                                                                                            6
antara kation dan anion. Dalam kristal ion natrium khlorida, ion natrium dan khlorida diikat
oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus,
dan akibatnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion khlorida dalam kristal,
walaupun intensitas interaksi beragam. Demikian juga, ion khlorida akan berinteraksi dengan
semua ion natrium dalam kristal. Susunan ion dalam kristal ion yang paling stabil adalah
susunan dengan jumlah kontak antara partikel bermuatan berlawanan terbesar, atau dengan
kata lain, bilangan koordinasinya terbesar. Namun, ukuran kation berbeda dengan ukuran
anion, dan akibatnya, ada kecenderungan anion yang lebih besar akan tersusun terjejal, dan
kation yang lebih kecil akan berada di celah antar anion.

       Dalam kasus natrium khlorida, anion khlorida (jari-jari 0,181 nm) akan membentuk
susunan kisi berpusat muka dengan jarak antar atom yang agak panjang sehingga kation
natrium yang lebih kecil (0,098 nm) dapat dengan mudah diakomodasi dalam ruangannya
(Gambar 1.3.(a)). Setiap ion natrium dikelilingi oleh enam ion khlorida (bilangan koordinasi
= 6). Demikian juga, setiap ion khlorida dikelilingi oleh enam ion natrium (bilangan
koordinasi = 6) (Gambar 1.3(b)). Jadi, dicapai koordinasi 6:6.




 Gambar 1.3 Struktur kristal natrium khlorida Masing-masing ion dikelilingi oleh enam ion
              yang muatannya berlawanan. Struktur ini bukan struktur terjejal.

       Dalam cesium khlorida, ion cesium yang lebih besar (0,168nm) dari ion natrium
dikelilingi oleh 8 ion khlorida membentuk koordinasi 8:8. Ion cesium maupun khlorida seolah
secara independen membentuk kisi kubus sederhana, dan satu ion cesium terletak di pusat
kubus yang dibentuk oleh 8 ion khlorida (Gambar 1.4).

                                                                                            7
Gambar 1.4 Struktur kristal cesium khlorida.Setiap ion dikelilingi oleh delapan ion dengan
             muatan yang berlawanan. Struktur ini juga bukan struktur terjejal.

       Jelas bahwa struktur kristal garam bergantung pada rasio ukuran kation dan anion.
Bila rasio (jari-jari kation)/(jari-jari anion) (rC/rA) lebih kecil dari nilai rasio di natrium
khlorida, bilangan koordinasinya akan lebih kecil dari enam. Dalam zink sulfida, ion zink
dikelilingi hanya oleh empat ion sulfida.

       Contoh : ZnS, CsCl, CsBr, CsI.

A.3    Ikatan Molekular

       Kristal dengan molekul terikat oleh gaya antarmolekul semacam gaya van der Waals
disebut dengan kristal molekul. Kristal yang didiskusikan selama ini tersusun atas suatu jenis
ikatan kimia antara atom atau ion. Namun, kristal dapat terbentuk, tanpa bantuan ikatan, tetapi
dengan interaksi lemah antar molekulnya. Bahkan gas mulia mengkristal pada temperatur
sangat rendah. Argon mengkristal dengan gaya van der Waaks, dan titik lelehnya -189,2°C.
Padatan argon berstruktur kubus terjejal. Molekul diatomik semacam iodin tidak dapat
dianggap berbentuk bola. Walaupun tersusun teratur di kristal, arah molekulnya bergantian
(Gambar 1.5). Namun, karena strukturnya yang sederhana, permukaan kristalnya teratur. Ini
alasannya mengapa kristal iodin memiliki kilap.

Gambar 1.5 Struktur kristal
iodin.Strukturnya berupa kisi
ortorombik berpusat muka.
Molekul di pusat setiap muka
ditandai dengan warna lebih
gelap.



                                                                                              8
A.4    Ikatan Kovalen.

       Banyak kristal memiliki struktur mirip molekul-raksasa atau mirip polimer. Dalam
kristal seperti ini semua atom penyusunnya (tidak harus satu jenis) secara berulang saling
terikat dengan ikatan kovelen sedemikian sehingga gugusan yang dihasilkan nampak dengan
mata telanjang. Intan adalah contoh khas jenis kristal seperti ini, dan kekerasannya berasal
dari jaringan kuat yang terbentuk oleh ikatan kovalen orbital atom karbon hibrida sp3
(Gambar 1.6). Intan stabil sampai 3500°C, dan pada temperatur ini atau di atasnya intan akan
menyublim. Kristal semacam silikon karbida (SiC)n atau boron nitrida (BN)n memiliki
struktur yang mirip dengan intan. Contoh yang sangat terkenal juga adalah silikon dioksida
(kuarsa; SiO2) (Gambar 1.7). Silikon adalah tetravalen, seperti karbon, dan mengikat empat
atom oksigen membentuk tetrahedron. Setiap atom oksigen terikat pada atom silikon lain.
Titik leleh kuarsa adalah 1700 °C.




 Gambar 1.6 Struktur kristal intan Sudut ∠C-C-C adalah sudut tetrahedral, dan setiap atom
                       karbon dikelilingi oleh empat atom karbon lain.




Gambar 1.7 Struktur kristal silikon dioksida Bila atom oksigen diabaikan, atom silikon akan
      membentuk struktur mirip intan. Atom oksigen berada di antara atom-atom silikon.


                                                                                            9
A.5     Ikatan Cair

        Kristal memiliki titik leleh yang tetap, dengan kata laun, kristal akan mempertahankan
temperatur dari awal hingga akhir proses pelelehan. Sebaliknya, titik leleh zat amorf berada di
nilai temperatur yang lebar, dan temperatur selama proses pelelehan akan bervariasi. Terdapat
beberapa padatan yang berubah menjadi fasa cairan buram pada temperatur tetap tertentu
yang disebut temperatur transisi sebelum zat tersebut akhirnya meleleh. Fasa cair ini memiliki
sifat khas cairan seperti fluiditas dan tegangan permukaan. Namun, dalam fasa cair, molekul-
molekul pada derajat tertentu mempertahankan susunan teratur dan sifat optik cairan ini agak
dekat dengan sifat optik kristal. Material seperti ini disebut dengan kristal cair. Molekul yang
dapat menjadi kristal cair memiliki fitur struktur umum, yakni molekul-molekul ini memiliki
satuan struktural planar semacam cincin benzen. Di Gambar 1.8, ditunjukkan beberapa contoh
kristal cair.




  Gambar 1.8 Beberapa contoh kristal cair Dalam kristal-kristal cair ini, dua cincin benzen
                                  membentuk rangka planar.

Terdapat tiga jenis kristal cair: smektik, nematik, dan kholesterik. Hubungan struktural antara
kristal padat-smektik, nematik dan kholesterik secara skematik ditunjukkan di Gambar 1.9
Kristal cair digunakan secara luas untuk tujuan praktis semacam layar TV atau jam tangan.

Gambar 1.9 Keteraturan dalam kristal cair.
Keteraturan adalm kristal adalah tiga dimensi.
Dalam kristal cair smektik dapat dikatakan
keteraturannya di dua dimensi, dan dinematik
satu dimensi. T adalah temperatur transisi.

                                                                                             10
BAB II

                                       KRISATALOGRAFI

2.1     Pengertian

        Kristalografi adalah alat yang sering digunakan oleh para ilmuwan material. Dalam
kristal tunggal, efek dari susunan kristal atom seringkali mudah untuk melihat makroskopik,
karena bentuk alami dari kristal mencerminkan struktur atom. Selain itu, sifat fisik sering
dikontrol oleh cacat kristal. Pemahaman struktur kristal merupakan prasyarat penting untuk
memahami cacat kristalografi. Sebagian besar, bahan tidak terjadi dalam bentuk kristal,
namun poli-kristal tunggal, sehingga metode difraksi bubuk memainkan peran paling penting
dalam penentuan struktur.

        Kristalografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam
(internal) dan sifat-sifat fisik lainnya.

        •   Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal
            yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang
            membatasinya.
        •   Perkembangan       dan    pertumbuhan    kenampakkan      luar,   bahwa    disamping
            mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga
            mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya
            yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari
            kristal yang terbentuk kemudian.
        •   Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga
            menghitung parameter dan parameter rasio.
        •   Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar
            kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-
            bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.

        Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai
pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi, suatu kristal adalah suatu
padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi
sinar X. Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai
susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal
yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang
                                                                                              11
datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang
saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak
maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah
kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat
kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.




A.1      Kimia Kristal
         Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana terjadi
penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan dihasilkan dengan
penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah. Kristalografi dapat diartikan sebagai
cabang dari ilmu geologi, kimia, fisika yang mempelajari bentuk luar kristal serta cara
penggambarannya.

         Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa sifat-
sifat mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung
kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan
antar atom-atom penyusun kristal / mineral.
A.2      Komposisi kimia kerak bumi
         a. Kerak
         b. Mantel, dan
         c. Isi bumi
         Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah kerak
samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan mantel dikenal dengan
Mohorovicic discontinuity. Kimia kristal Sejak penemuan sinar X, penyelidikan kristalografi
sinar X telah mengembangkan pengertian kita tentang hubungan antara kimia dan struktur.
Tujuannya adalah:
       Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari suatu
         jenis kristal.
       Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk memprediksi
         struktur kristal dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur dan tekanan.
         Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua macam
         ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.
         a. Isomorfisme
             Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta
             keamanan dari pada kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya.
                                                                                             12
b. Polimorfisme
           Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu macam
           kristal. perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi polimerfic sebagai
           morfic, trimorficdan seharusnya. Polimorfisme menunjukan bahwa struktur kristal
           tidak hanya ditentukan oleh unsur kimia saja akan tetapi dapat disebabkan juga oleh
           unsur dari susunan atom yang dibangaun kristal.
       c. Pseudomorfisme
           Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan kimianya
           proses ini dikenal sebagai proses pseudomorfisme. Pseudomorfisme ini terbagi
           menjadi dua yaitu :
           1.Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan sistem dari
           pada kristalografinya.
           2.Unsur lama diganti unsur baru. Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak
           stabil dalam lingkungan yang baru.
A.3    Daya Ikat dalam Kristal
       Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah
bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengansifat-sifat fisik dan
kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan
koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat. Secara umum,
ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien
ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4
macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals.




                                                                                               13
BAB III
                            LINEAR DAN PLANAR DENSITY
3.1     Kepadatan linear dan planar
        Kepadatan linear dan planar adalah satu-dan dua-dimensi analog merupakan faktor
kemasan atom.


3.2     Pengertian Linear Density
        Linear density merupakan kesetaraan directional yang berhubungan dengan kepadatan
linear atom dalam arti bahwa arah setara memiliki kerapatan linier identik. Vektor arah yang
diposisikan sehingga melewati pusat atom. Fraksi dari panjang garis berpotongan dengan
atom-atom adalah sama dengan kerapatan linear.

        Linear density dari atom      LD=




                                       Keterangan: linier kepadatan AL pada arah 110
                                       a= 0,45 mm


                                             # Atom




        Diolah dari
        Gambar. 3.1 (a),
        Callister & Rethwisch 8e.
D = M/V
  = MW/A X N
      A X a2
D= density (g/cm3)
M= massa (g)
V=volume (cm3)
MW=molecular weight (g/g mole)
N=atoms per unit cell
A= lattice parameter (cm)
A=avagadros number (6.02 x 1023 atom s/g mole )


                                                                                         14
3.3    Pengertian Kepadatan Planar
       Planar Kepadatan: Bidang kristalografi yang setara memiliki kepadatan planar yang
sama atom. Pada bidang tujuan diposisikan sehingga melewati pusat atom.
Kerapatan planar adalah bagian dari bidang kristalografi total area yang ditempati oleh atom.




       Sebaran densitas secara vertikal ditentukan oleh proses percampuran dan
pengangkatan massa air. Penyebab utama dari proses tersebut adalah tiupan angin yang kuat.
Lukas and Lindstrom (1991), mengatakan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terlihat
adanya hubungan yang positif antara densitas dan suhu dengan kecepatan angin, dimana ada
kecenderungan meningkatnya kedalaman lapisan tercampur akibat tiupan angin yang sangat
kuat. Secara umum densitas meningkat dengan meningkatnya salinitas, tekanan atau
kedalaman, dan menurunnya suhu.




                                                                                            15

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penggolongan kristal
Penggolongan kristalPenggolongan kristal
Penggolongan kristal
Ida Farida Ch
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
Nur Azizah
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Andreas Cahyadi
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
Khotim U
 
Pemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnianPemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnian
Panji Wijaksono
 

Was ist angesagt? (20)

Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
9 semikonduktor
9 semikonduktor9 semikonduktor
9 semikonduktor
 
Penggolongan kristal
Penggolongan kristalPenggolongan kristal
Penggolongan kristal
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
indeks miller
indeks millerindeks miller
indeks miller
 
Reaksi inti
Reaksi intiReaksi inti
Reaksi inti
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
 
Ketidakpastian Heisenberg
Ketidakpastian HeisenbergKetidakpastian Heisenberg
Ketidakpastian Heisenberg
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Pemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnianPemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnian
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 

Ähnlich wie struktur kristal

1-1. MENGENAL SIFAT BAHAN_LENGKAP.pptx
1-1. MENGENAL SIFAT BAHAN_LENGKAP.pptx1-1. MENGENAL SIFAT BAHAN_LENGKAP.pptx
1-1. MENGENAL SIFAT BAHAN_LENGKAP.pptx
kartikasari144
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
exson Prakoso
 
Ilmu dan teknologi bahan kristalin
Ilmu dan teknologi bahan kristalinIlmu dan teknologi bahan kristalin
Ilmu dan teknologi bahan kristalin
Ken Aditya Pratama
 
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
SetyaAyuAprilia2
 
atom kimia universitas
atom kimia universitasatom kimia universitas
atom kimia universitas
Rudi Wicaksana
 

Ähnlich wie struktur kristal (20)

ppt mat.pptx
ppt mat.pptxppt mat.pptx
ppt mat.pptx
 
1-1. MENGENAL SIFAT BAHAN_LENGKAP.pptx
1-1. MENGENAL SIFAT BAHAN_LENGKAP.pptx1-1. MENGENAL SIFAT BAHAN_LENGKAP.pptx
1-1. MENGENAL SIFAT BAHAN_LENGKAP.pptx
 
Struktur kristal zat padat
Struktur kristal zat padatStruktur kristal zat padat
Struktur kristal zat padat
 
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptxModul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
 
Struktur kristal
Struktur kristalStruktur kristal
Struktur kristal
 
Ringkasan zat padat
Ringkasan zat padatRingkasan zat padat
Ringkasan zat padat
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
 
Ilmu dan teknologi bahan kristalin
Ilmu dan teknologi bahan kristalinIlmu dan teknologi bahan kristalin
Ilmu dan teknologi bahan kristalin
 
Alkena
AlkenaAlkena
Alkena
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
 
atom kimia universitas
atom kimia universitasatom kimia universitas
atom kimia universitas
 
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdfDiktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
 
Bentuk molekul
Bentuk molekulBentuk molekul
Bentuk molekul
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Struktur kristal logam
Struktur kristal logamStruktur kristal logam
Struktur kristal logam
 
Kimia
KimiaKimia
Kimia
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 

struktur kristal

  • 1. ABSTRAK Struktur kristal terdapat dalam bentuk-bentuk yang sederhana sampai ke bentuk yang kompleks. Secara umum biasanya struktur kristal yang sederhana dapat diwakilkan oleh kebanyakan bahan logam, sedangkan struktur yang kompleks biasanya diwakilkan oleh bahan-bahan polimer, keramik , dan lain lain. Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga dimensi. Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Walaupun tidak mudah untuk menyatakan bagaimana atom tersusun dalam padatan, namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor penting yang menentukan terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom. Sebagian besar materi fisika zat padat adalah kristal dan elektron di dalamnya, fisika zat padat mulai dikembangkan awal abad ke 20, mengikuti penemuan difraksi sinar-x oleh kristal. Secara ideal, susunan polihedra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan terjadinya energi per satuan volume yang minimum. Keadaan tersebut dicapai jika: 1. kenetralan listrik terpenuhi, 2. ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi, 3. gaya tolak ion-ion menjadi minimal, 4. susunan atom serapat mungkin. Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam ruang tiga dimensi di mana setiap titik memiliki lingkungan yang serupa. Titik dengan lingkungan yang serupa itu disebut simpul kisi (lattice points). Simpul kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda, yang disebut kisi-kisi Bravais. Jika atom-atom dalam kristal membentuk susunan teratur yang berulang maka atom-atom dalam kristal haruslah tersusun dalam salah satu dari 14 bentuk kisi-kisi tersebut. Perlu dicatat bahwa setiap simpul kisi bisa ditempati oleh lebih dari satu atom, dan atom atau kelompok atom yang menempati tiap-tiap simpul kisi haruslah identik dan memiliki orientasi sama sesuai dengan pengertian simpul kisi. Karena kristal yang sempurna merupakan susunan atom secara teratur dalam kisi ruang, maka susunan atom tersebut dapat dinyatakan secara lengkap dengan menyatakan posisi atom dalam suatu kesatuan yang berulang. Kesatuan yang berulang di dalam kisi ruang itu disebut sel unit (unit cell). Jika posisi atom dalam padatan dapat dinyatakan dalam sel unit ini, maka sel unit itu merupakan sel unit struktur kristal. Rusuk dari suatu sel unit dalam struktur kristal haruslah merupakan translasi kisi, yaitu vektor yang menghubungkan dua simpul kisi. Jika sel unit disusun bersentuhan antar bidang sisi, mereka akan mengisi ruangan 1
  • 2. tanpa meninggalkan ruang kosong dan membentuk kisi ruang. Satu kisi ruang yang sama mungkin bisa dibangun dari sel unit yang berbeda; akan tetapi yang disebut sel unit dipilih yang memiliki geometri sederhana dan mengandung hanya sejumlah kecil simpul kisi. Sel unit dari 14 kisi Bravais diperlihatkan pada Gb.1.1 Gambar.1.1. Sel unit dari 14 kisi ruang Bravais. Jika kita pilih tiga rusuk non-paralel pada suatu sel sedemikian rupa sehingga simpul kisi hanya terletak pada sudut-sudut sel, sel itu disebut sel sederhana atau sel primitif. Pada Gb.1.1. sel primitif diberi tanda huruf P. Sel primitif hanya berisi satu simpul kisi; jika kita lakukan translasi sepanjang rusuknya, simpul kisi yang semula ada pada sel menjadi tidak lagi berada pada sel tersebut. Sel dengan simpul kisi yang terletak pada pusat dua bidang sisi yang paralel diberi tanda C (center); sel dengan simpul kisi di pusat setiap bidang kisi diberi tanda F (face); sel dengan simpul kisi di pusat bagian dalam sel unit ditandai dengan huruf I. Huruf R menunjuk pada sel primitif rhombohedral. Sel unit yang paling sederhana adalah kubus yang semua rusuk dan sudutnya sama yaitu, o a − a − a, α = β = γ = 90° . Ada tiga variasi pada kubus ini yaitu kubus sederhana (primitive), face centered cubic, dan body centered cubic. Jika salah satu rusuk tidak sama dengan dua rusuk yang lain tetapi sudut tetap sama 90°, kita dapatkan bentuk tetragonal, a − a − c, α = β = γ = 90° ; ada dua variasi seperti terlihat pada Gb.1.1. Jika rusuk-rusuk tidak sama tetapi sudut tetap sama 90° kita dapatkan bentuk orthorombic dengan 4 variasi. Selanjutnya lihat Gb.1.1. 2
  • 3. BAB I JENIS-JENIS STRUKTUR KRISTAL DAN IKATAN ATOM 1.1 Jenis-jenis Struktur Kristal Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Contoh proses kristalisasi : pembuatan gula pasir dari jus tebu/beet, pembuatan kristal pupuk dari larutan induknya, dll. Kristal itu sendiri merupakan susunan atom yang beraturan dan berulang, yang bentuknya dapat berupa kubik, tetragonal, orthorombik, heksagonal, monoklin, triklin dan trigonal. Bentuk itu nantinya, tergantung dari proses downstream ( pemurnian ) yang dilakukan dan juga spesifikasi produk yang diharapkan pasar. Kristal merupakan susunan atom yang teratur dan membentuk pola yang berulang. Menurut Bravais, struktur Kristal dapat dikelompokkan menjadi 14 macam, beberapa diantaranya sangat kompleks. Pada bahan logam hanya dikenal 3 jenis Kristal yaitu kubus pusat badan atau body-centre cubic (bcc), kubus pusat muka atau face-centre cubic (fcc) dan hexagonal rapat atau hexagonalclose-packed (hcp). Desain, operasional, dan properties pada material-material logam sangat tergantung pada bidang pengolahan logam, ilmu metalurgi, material teknik, dan ilmu rekayasa material sehingga diharuskan bagi mahasiswa yang mengikuti kuliah ini, sudah sangat akrab dengan bidang ilmu ini. Materi pembahasan modul metalurgi ini, tidak membahas lagi persoalan pengolahan logam dan material tetapi hanya membahas struktur Kristal logam serta hubungan antara jari-jari atom dengan panjang sisi kubus. Bilangan koordinasi dan factor kerapatan atom atau atomic packing factor (APF) merupakan dua karakteristik penting dari Kristal yang akan dibahas secara lebih mendatail pada bagian ini. Struktur atom yang paling sederhana adalah struktur atom hidrogen; yang terdiri dari 1 (satu) inti/proton dan 1 (satu) elektron yang mengitari inti pada orbitnya. Karena elektron di dalam atom yang normal ada pada posisi yang stabil, maka pastilah energi total elektron tersebut dalam keadaan minimal. (Ingat bahwa jika stabil ® E <<< ) Sehingga akan timbul pertanyaan dasar yaitu : Berapakah total energi minimal elektron-elektron tersebut diadalam atom? Untuk mendapatkan solusinya, perlu ditinjau keadaaan energi elektron didalam atom hidrogen sebagai suatu struktur atom yang paling sederhana tersebut. Pada kasus ini maka dapatlah digunakan model gelombang elektromagnetik/foton. Dengan mengasumsikan bahwa orbit atom berupa suatu lingkaran berjari-jari R, dimana elektron dianggap sebagai suatu 3
  • 4. gelombang,maka didalam atom gelombang elektron tersebut berjalan pada lintasan tertutup ( lihat gambar dibawah ini ). Jika atom kelebihan elektron maka muatanya negatif dan jika atom kekurangan elektron maka muatanya positif. Sehingga sebuah atom yang memiliki satu lintasan saja bisa dikatakan stabil maka jumlah elektronya 2 buah, tetapi jika sebuah atom yang memiliki lebih dari satu lintasan maka jumlahnya harus 8 buah. Kristal telah diklasifikasikan berdasarkan cara penyusunan partikelnya. Kristal juga dapat diklasifikasikan dengan jenis partikel yang menyusunnya atau dengan interaksi yang menggabungkan partikelnya (Tabel 1.2.1). Tabel 1.2.1 berbagai jenis kristal dan ikatanya Logam Ionik Molekular Kovalen Li 38 LiF 246,7 Ar 1,56 C(intan) 170 Ca 42 NaCl 186,2 Xe 3,02 Si 105 Al 77 AgCl 216 Cl 4,88 SiO2 433 Fe 99 Zn 964 CO2 6,03 W 200 CH4 1,96 Nilai yang tercantum di atas adalah energi yang diperlukan untuk memecah kristal menjadi partikel penyusunnya (atom, ion, atau molekul (dalam kkal mol-1)). 4
  • 5. 1.2 Ikatan Atom Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih memudahkan pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal logam tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur kristal dari logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit. Pada temperatur kamar, besi atau baja memiliki bentuk struktur BCC (Body Centered Cubic). Dalam hal ini cell unit dari atom- atom disusun sebagai sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan satu atom berada di pusat kubus. Pada temperatur yang tinggi, besi atau baja memiliki bentuk struktur FCC (Face Centered Cubic). Dalam hal ini, cell unit adalah sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan atom lainnya berada pada pusat masing-masing dari enam keenam bidang kubus. Disamping berbentuk kubus, cell unit lainnya dapat berupa HCP (Hexagonal Close Packed), seperti halnya pada logam seng. Dalam hal ini atom-atom menempati kedua belas sudut, atom lain menempati dua sisi dan ketiga atom lagi menempati tengah. Susunan atom-atom dalam struktur kristal sangat menentukan sifat-sifat logamnya. Logam dengan struktur kristal BCC mempunyai kerapatan atom yang lebih rendah dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC. Perbedaan kerapatan atom itu dapat dilihat dari jumlah bidang gesernya. Pada struktur kristal BCC, jumlah bidang gesernya lebih sedikit dari struktur kristal FCC, sehingga kemampuan atom-atom untuk bergeser lebih sulit. Dengan demikian, logam dengan struktur kristal BCC membutuhkan energi lebih besar untuk mengerakkan dislokasi. Hal ini yang menyebabkan logam dengan struktur kristal BCC lebih sulit dibentuk jika dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC yang mempunyai kekuatan rendah tetapi memiliki keliatan yang tinggi (ductility). Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya. Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals (molekelar). 5
  • 6. A.1 Ikatan logam Kisi kristal logam terdiri atas atom logam yang terikat dengan ikatan logam. Elektron valensi dalam atom logam mudah dikeluarkan (karena energi ionisasinya yang kecil) menghasilkan kation. Bila dua atom logam saling mendekat, orbital atom terluarnya akan tumpang tindih membentuk orbital molekul. Bila atom ketiga mendekati kedua atom tersebut, interaksi antar orbitalnya terjadi dan orbital molekul baru terbentuk. Jadi, sejumlah besar orbital molekul akan terbentuk oleh sejumlah besar atom logam, dan orbital molekul yang dihasilkan akan tersebar di tiga dimensi. Karena orbital atom bertumpang tindih berulang-ulang, elektron-elektron di kulit terluar setiap atom akan dipengaruhi oleh banyak atom lain. Elektron semacam ini tidak harus dimiliki oleh atom tertentu, tetapi akan bergerak bebas dalam kisi yang dibentuk oleh atom- atom ini. Jadi, elektron-elektron ini disebut dengan elektron bebas. Sifat-sifat logam yang bemanfaat seperti ke dapat tempaannya, hantaran listrik dan panas serta kilap logam dapat dihubungkan dengan sifat ikatan logam. Misalnya, logam dapat mempertahankan strukturnya bahkan bila ada deformasi. Hal ini karena ada interaksi yang kuat di berbagai arah antara atom (ion) dan elektron bebas di sekitarnya (Gambar 1.2). Gambar 1.2 Deformasi sruktur logam. A.2 Ikatan Ionik Kristal ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik antara ion bermuatan positif dan negatif. Kristal ionik biasanya memiliki titik leleh tinggo dan hantaran listrik yang rendah. Namun, dalam larutan atau dalam lelehannya, kristal ionik terdisosiasi menjadi ion-ion yang memiliki hantaran listrik. Biasanya diasumsikan bahwa terbentuk ikatan 6
  • 7. antara kation dan anion. Dalam kristal ion natrium khlorida, ion natrium dan khlorida diikat oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus, dan akibatnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion khlorida dalam kristal, walaupun intensitas interaksi beragam. Demikian juga, ion khlorida akan berinteraksi dengan semua ion natrium dalam kristal. Susunan ion dalam kristal ion yang paling stabil adalah susunan dengan jumlah kontak antara partikel bermuatan berlawanan terbesar, atau dengan kata lain, bilangan koordinasinya terbesar. Namun, ukuran kation berbeda dengan ukuran anion, dan akibatnya, ada kecenderungan anion yang lebih besar akan tersusun terjejal, dan kation yang lebih kecil akan berada di celah antar anion. Dalam kasus natrium khlorida, anion khlorida (jari-jari 0,181 nm) akan membentuk susunan kisi berpusat muka dengan jarak antar atom yang agak panjang sehingga kation natrium yang lebih kecil (0,098 nm) dapat dengan mudah diakomodasi dalam ruangannya (Gambar 1.3.(a)). Setiap ion natrium dikelilingi oleh enam ion khlorida (bilangan koordinasi = 6). Demikian juga, setiap ion khlorida dikelilingi oleh enam ion natrium (bilangan koordinasi = 6) (Gambar 1.3(b)). Jadi, dicapai koordinasi 6:6. Gambar 1.3 Struktur kristal natrium khlorida Masing-masing ion dikelilingi oleh enam ion yang muatannya berlawanan. Struktur ini bukan struktur terjejal. Dalam cesium khlorida, ion cesium yang lebih besar (0,168nm) dari ion natrium dikelilingi oleh 8 ion khlorida membentuk koordinasi 8:8. Ion cesium maupun khlorida seolah secara independen membentuk kisi kubus sederhana, dan satu ion cesium terletak di pusat kubus yang dibentuk oleh 8 ion khlorida (Gambar 1.4). 7
  • 8. Gambar 1.4 Struktur kristal cesium khlorida.Setiap ion dikelilingi oleh delapan ion dengan muatan yang berlawanan. Struktur ini juga bukan struktur terjejal. Jelas bahwa struktur kristal garam bergantung pada rasio ukuran kation dan anion. Bila rasio (jari-jari kation)/(jari-jari anion) (rC/rA) lebih kecil dari nilai rasio di natrium khlorida, bilangan koordinasinya akan lebih kecil dari enam. Dalam zink sulfida, ion zink dikelilingi hanya oleh empat ion sulfida. Contoh : ZnS, CsCl, CsBr, CsI. A.3 Ikatan Molekular Kristal dengan molekul terikat oleh gaya antarmolekul semacam gaya van der Waals disebut dengan kristal molekul. Kristal yang didiskusikan selama ini tersusun atas suatu jenis ikatan kimia antara atom atau ion. Namun, kristal dapat terbentuk, tanpa bantuan ikatan, tetapi dengan interaksi lemah antar molekulnya. Bahkan gas mulia mengkristal pada temperatur sangat rendah. Argon mengkristal dengan gaya van der Waaks, dan titik lelehnya -189,2°C. Padatan argon berstruktur kubus terjejal. Molekul diatomik semacam iodin tidak dapat dianggap berbentuk bola. Walaupun tersusun teratur di kristal, arah molekulnya bergantian (Gambar 1.5). Namun, karena strukturnya yang sederhana, permukaan kristalnya teratur. Ini alasannya mengapa kristal iodin memiliki kilap. Gambar 1.5 Struktur kristal iodin.Strukturnya berupa kisi ortorombik berpusat muka. Molekul di pusat setiap muka ditandai dengan warna lebih gelap. 8
  • 9. A.4 Ikatan Kovalen. Banyak kristal memiliki struktur mirip molekul-raksasa atau mirip polimer. Dalam kristal seperti ini semua atom penyusunnya (tidak harus satu jenis) secara berulang saling terikat dengan ikatan kovelen sedemikian sehingga gugusan yang dihasilkan nampak dengan mata telanjang. Intan adalah contoh khas jenis kristal seperti ini, dan kekerasannya berasal dari jaringan kuat yang terbentuk oleh ikatan kovalen orbital atom karbon hibrida sp3 (Gambar 1.6). Intan stabil sampai 3500°C, dan pada temperatur ini atau di atasnya intan akan menyublim. Kristal semacam silikon karbida (SiC)n atau boron nitrida (BN)n memiliki struktur yang mirip dengan intan. Contoh yang sangat terkenal juga adalah silikon dioksida (kuarsa; SiO2) (Gambar 1.7). Silikon adalah tetravalen, seperti karbon, dan mengikat empat atom oksigen membentuk tetrahedron. Setiap atom oksigen terikat pada atom silikon lain. Titik leleh kuarsa adalah 1700 °C. Gambar 1.6 Struktur kristal intan Sudut ∠C-C-C adalah sudut tetrahedral, dan setiap atom karbon dikelilingi oleh empat atom karbon lain. Gambar 1.7 Struktur kristal silikon dioksida Bila atom oksigen diabaikan, atom silikon akan membentuk struktur mirip intan. Atom oksigen berada di antara atom-atom silikon. 9
  • 10. A.5 Ikatan Cair Kristal memiliki titik leleh yang tetap, dengan kata laun, kristal akan mempertahankan temperatur dari awal hingga akhir proses pelelehan. Sebaliknya, titik leleh zat amorf berada di nilai temperatur yang lebar, dan temperatur selama proses pelelehan akan bervariasi. Terdapat beberapa padatan yang berubah menjadi fasa cairan buram pada temperatur tetap tertentu yang disebut temperatur transisi sebelum zat tersebut akhirnya meleleh. Fasa cair ini memiliki sifat khas cairan seperti fluiditas dan tegangan permukaan. Namun, dalam fasa cair, molekul- molekul pada derajat tertentu mempertahankan susunan teratur dan sifat optik cairan ini agak dekat dengan sifat optik kristal. Material seperti ini disebut dengan kristal cair. Molekul yang dapat menjadi kristal cair memiliki fitur struktur umum, yakni molekul-molekul ini memiliki satuan struktural planar semacam cincin benzen. Di Gambar 1.8, ditunjukkan beberapa contoh kristal cair. Gambar 1.8 Beberapa contoh kristal cair Dalam kristal-kristal cair ini, dua cincin benzen membentuk rangka planar. Terdapat tiga jenis kristal cair: smektik, nematik, dan kholesterik. Hubungan struktural antara kristal padat-smektik, nematik dan kholesterik secara skematik ditunjukkan di Gambar 1.9 Kristal cair digunakan secara luas untuk tujuan praktis semacam layar TV atau jam tangan. Gambar 1.9 Keteraturan dalam kristal cair. Keteraturan adalm kristal adalah tiga dimensi. Dalam kristal cair smektik dapat dikatakan keteraturannya di dua dimensi, dan dinematik satu dimensi. T adalah temperatur transisi. 10
  • 11. BAB II KRISATALOGRAFI 2.1 Pengertian Kristalografi adalah alat yang sering digunakan oleh para ilmuwan material. Dalam kristal tunggal, efek dari susunan kristal atom seringkali mudah untuk melihat makroskopik, karena bentuk alami dari kristal mencerminkan struktur atom. Selain itu, sifat fisik sering dikontrol oleh cacat kristal. Pemahaman struktur kristal merupakan prasyarat penting untuk memahami cacat kristalografi. Sebagian besar, bahan tidak terjadi dalam bentuk kristal, namun poli-kristal tunggal, sehingga metode difraksi bubuk memainkan peran paling penting dalam penentuan struktur. Kristalografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisik lainnya. • Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang membatasinya. • Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian. • Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung parameter dan parameter rasio. • Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang- bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin. Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang 11
  • 12. datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter. A.1 Kimia Kristal Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana terjadi penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan dihasilkan dengan penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah. Kristalografi dapat diartikan sebagai cabang dari ilmu geologi, kimia, fisika yang mempelajari bentuk luar kristal serta cara penggambarannya. Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa sifat- sifat mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal / mineral. A.2 Komposisi kimia kerak bumi a. Kerak b. Mantel, dan c. Isi bumi Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah kerak samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan mantel dikenal dengan Mohorovicic discontinuity. Kimia kristal Sejak penemuan sinar X, penyelidikan kristalografi sinar X telah mengembangkan pengertian kita tentang hubungan antara kimia dan struktur. Tujuannya adalah:  Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari suatu jenis kristal.  Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk memprediksi struktur kristal dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur dan tekanan. Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua macam ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen. a. Isomorfisme Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta keamanan dari pada kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya. 12
  • 13. b. Polimorfisme Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu macam kristal. perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi polimerfic sebagai morfic, trimorficdan seharusnya. Polimorfisme menunjukan bahwa struktur kristal tidak hanya ditentukan oleh unsur kimia saja akan tetapi dapat disebabkan juga oleh unsur dari susunan atom yang dibangaun kristal. c. Pseudomorfisme Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan kimianya proses ini dikenal sebagai proses pseudomorfisme. Pseudomorfisme ini terbagi menjadi dua yaitu : 1.Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan sistem dari pada kristalografinya. 2.Unsur lama diganti unsur baru. Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak stabil dalam lingkungan yang baru. A.3 Daya Ikat dalam Kristal Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengansifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat. Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals. 13
  • 14. BAB III LINEAR DAN PLANAR DENSITY 3.1 Kepadatan linear dan planar Kepadatan linear dan planar adalah satu-dan dua-dimensi analog merupakan faktor kemasan atom. 3.2 Pengertian Linear Density Linear density merupakan kesetaraan directional yang berhubungan dengan kepadatan linear atom dalam arti bahwa arah setara memiliki kerapatan linier identik. Vektor arah yang diposisikan sehingga melewati pusat atom. Fraksi dari panjang garis berpotongan dengan atom-atom adalah sama dengan kerapatan linear. Linear density dari atom LD= Keterangan: linier kepadatan AL pada arah 110 a= 0,45 mm # Atom Diolah dari Gambar. 3.1 (a), Callister & Rethwisch 8e. D = M/V = MW/A X N A X a2 D= density (g/cm3) M= massa (g) V=volume (cm3) MW=molecular weight (g/g mole) N=atoms per unit cell A= lattice parameter (cm) A=avagadros number (6.02 x 1023 atom s/g mole ) 14
  • 15. 3.3 Pengertian Kepadatan Planar Planar Kepadatan: Bidang kristalografi yang setara memiliki kepadatan planar yang sama atom. Pada bidang tujuan diposisikan sehingga melewati pusat atom. Kerapatan planar adalah bagian dari bidang kristalografi total area yang ditempati oleh atom. Sebaran densitas secara vertikal ditentukan oleh proses percampuran dan pengangkatan massa air. Penyebab utama dari proses tersebut adalah tiupan angin yang kuat. Lukas and Lindstrom (1991), mengatakan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terlihat adanya hubungan yang positif antara densitas dan suhu dengan kecepatan angin, dimana ada kecenderungan meningkatnya kedalaman lapisan tercampur akibat tiupan angin yang sangat kuat. Secara umum densitas meningkat dengan meningkatnya salinitas, tekanan atau kedalaman, dan menurunnya suhu. 15