SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Downloaden Sie, um offline zu lesen
TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG RIBA

1. Al-Baqarah (275)




       Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang-orang kemasukan setan lantaran (terkena) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu adalah di sebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengaramkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhan meraka, lalu berhenti, maka
baginnya apa yang telah di ambilnya dahulu; dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang
orang yang mengulangi, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
didalamnya.(Q.S Al-Baqarah : 275)

Dalam ayat di atas Allah SWT menceritakan saat mereka keluar dan bangkit dari kubur untuk
menuju kebangkitan dan perkumpulan. Allah berfirma, “Orang-orang yang makan riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinnya orang yang kemasukan setan lantaran penyakit
gila.” Maksudnya, tidaklah mereka bangkit dari kuburnya pada hari kiamat melainkan seperti
bangkitnya orang gila pada saat dia mengamuk dan kesurupan setan. Ibnu Abbas berkata,
“pemakan riba akan di bangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan seperti orang gila yang
mengamuk.” Keterangan ini diriwatkan oleh Abi Hatim. Hal serupa diriwatkan pula dari
sekelompok tabi‟in. Ibnu Jarir meriwatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada hari kiamat
akan dikatakan kepada pemakan riba, Ambillah senjatamu untuk berperang! Ibnu Abbas
membaca ayat, `Dan orang-orang yang memakan riba..`Hal itu terjadi tatkala dia bangkit dari
kubur.” Al Bukhari meriwatkan dari Samurah bin Jundub dalam sebuah hadist tentang mimpi
yang panjang (425), “ Maka tibalah kami di sebuah sungai. Saya menduga bahwa dia
mengatakan, `Sungai iti serendah darah.‟ Ternyata dalam sungai itu ada orang yang berenang.
Di pinggit sungai ada orang yang telah mengumpulkan batu yang banyak di sisinya, perenang
itu berenang menuju orang yang di sisinya telah menumpuk batu yang banyak. Kemudian
perenang membukakan mulutnya kepada si penunggu batu yang kemudian menyuapinya
dengan batu.” Dalam penjelasan hadis itu di katakan itulah pemakan riba.


                                             1
Firman Allah, “Keadaan mereka yang demikian itu di sebabkan mereka berkata,
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba.” Sesungguhnya mereka membolehkan riba tiada
lain untuk membantah hukum-hukum Allah yang ada dalam syari‟at-Nya. Firman Allha,
“padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” yang merupakan
penuntas ayat ini dapat di tafsirkan sebagai bantahan atas pandangan mereka yang menolak
hukum Allah, padahal mereka sudah mengetahui pemilihan Allah atas hukum yang satu
dengan yang lainnya. Dialah yang Maha Mengetahui lagi bijaksna. Dia mengetahui hakikat
setiap persoalan dan kemaslahatan serta apa yang berguna bagi hamba-hamba Nya, lalu Dia
membolehkannya bagi mereka. Firman-Nya, “orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu berhenti, maka baginya apa yang telah di ambilnya dahulu, dan
urusanya (teserah) kepda Allah.1

2. Al –Baqarah (276)




           Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa (Q.S. Al-Baqarah: 276)

Ayat ini menjelaskan tentang janji Allah yang benar, dan kabar Ilahi yang menggebirakan
bagi setiap orang yang beriman dan beramal shalih, mendirikan shalat sebagaimana mestinya,
dan membayar zakat, bahwa dia akan mendapat ganjaran yang penuh di sisi Allah SWT pada
hari ketika dia sangat membutuhkannya, yaitu pada hari kiamat dan bahwa dia tidak kawatir
atau takut pada apa yang akan dihadapinya dalam kehidupan dunia dan akhirat, dan dia juga
tidak akan sedih atau susah di dunia dan akhirat.2

3. Al-Baqarah 277




           Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan
sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Q.S. Al-Baqarah: 277)


1
    Tafsir Ibnu Katsir I, hal: 451-453
2
    Tafsir Al-Aisar, hal: 471

                                               2
Dalam ayat di atas Allah berfirman seraya memuji orang-orang yang beriman kepada Tuhan
mereka, menanti perintah-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan berbuat baik kepada makhluk-
Nya. Semua itu di wujudkan dalam pelaksaan Shalat dan penunaian zakat. Kemudian, Allah
memberitahukan kemuliaan yang di sediakan untuk mereka pada hari kiamat, dan memiliki
kemulaan lain karena keimanannya.3

4. Al-Baqarah 278




           Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggakanlah riba, jika
kamu orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah: 278)

Allah menyuruh hamba-hamba-Nya yang beriman agar bertakwa kepada-Nya. Allah pun
melarang mereka melakukan sesuatu yang mendekatkan mereka kepada kemurkaan-Nya dan
menjauhkan mereka dari keridhaan-Nya. Dia berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah, “Takutlah kepada-Nya dan hati-hatilah dalam dalam berbuat
kerena Dia mengawasimu, “Serta tinggalkan sisa riba”, yakni tinggalkan hartamu yang
merupakan kelebihan dari pokok yang harus di bayar oleh orang lain, setelah menerima
peringatan ini, “jika kamu adalah orang-orang yang beriman” kepada apa yang di syariatkan
Allah, yaitu pengahalalan jual beli, pengharaman riba, dan syariat lainnya.

Diceritakan, “Zaid bin Aslam dan yang lainnya menuturkan bahwa redaksi ayat itu d
turunkan berkaitan dengan bani Amr bin Umeir dari Tsaqif dan berkaitan dengan bani
Mughirah dari Bani Makhzum. Telah terjadi riba di antara mereka pada masa jahiliyah.
Setelah islam datang dan mereka memeluknya, Tsaqif meminta hartanya dari bani Mughirah.
Kemudian mereka bermusyawarah. Bani Mughirah berkata “Kami tidak akan melakukan riba
dalam islam dan akan menggantinya dengan usaha yang islami.” Kemudia Utab Ibnu Asid,
pemimpin Mekah, melaporkan itu kepada Nabi SAW dalam sepucuk surat. Maka di turunkan
ayat di atas. Lalu, Rasulullah SAW membalas surut Utab dengan surat yang berbunyi “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan tinggalkanlah sisa riba, apabila
kamu adalah orang-orang yang beriman. Apabila tidak melaksanakan, maka ketahuilah
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. “maka mereka berkata, Kami bertobat
kepada Allah dan kami akan meninggalkan sisa riba. Maka mereka meninggalkannya.”


3
    Tafsir Ibnu Kathir, Hal; 157

                                               3
Ayat itu merupakan peringatan keras dan ancaman yang tegas bagi orang yang masih
melaksanakan praktik riba setelah di beri peringatan. Ibnu Jureij berkata, “Ibnu Abbas
berkata ihwal „ketahuilah bahwa dan Rasul-Nya akan memerangimu‟, yakni yakinlah bahwa
Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kamu.” Ibnu Abi Hatim mengatakan dari Hasan dan
Ibnu Sirin, keduanya berkata, “Sesungguahnya mereka yang suka menukat uang dengan uang
merupakan pemakan riba dan telah di maklumkan perang oleh Allah dan Rasul-Nya. Jika ada
pemimpin yang adil, maka suruhlah bertobat. Jika mereka tidak mau, maka bunuhlah mereka
“Qatadah berkata, “ Allah mengancam mereka dengan perang, sebagaimana yang mereka
dengar. Dia menjadikannya sebagai tukang palsu uang kemanapun mereka pergi.
Hindarkanlah dirimu dari ketertiban dengan jual beli riba seperti itu. Karena Allah telah
meluaskan perkara halal dan menjadikannya baik. Maka jangan sekali-kali kamu terperosok
ke dalam kemaksiatan kepada-Nya.4

5. Al Baqarah 279




           Maka jika kamu tidak mengerjakan (neninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa
Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba),
maka bagimu pokok hartamu; kamu tadak menganiaya dan tidak (pula) di aniaya. (QS. Al-
Baqarah: 279)

Pada ayat sebelumnya Allah SWT. Telah memperinangatkan jika kamu tidak mau berhenti
dari mengerjakan riba itu, maka tanggungkan tantangan perang dari Allah dan Rasul-Nya.
Karena itu pekarjaan melakukan riba itu adalah satu pekerjaan dosa besar yang wajib dijauhi
dan ditinggalkan. Orang yang pernah melakukannya hendaklah berhenti dengan segera dan
bertobat. Kalau dia tobat, dia boleh mengambil modalnya kembali dengan tidak mengambil
keuntungan yang didapatnya dari riba itu.

Sebagaiman telah diterangkan pada ayat yang lalu, riba itu ada dua macam, yaitu jahiliah atau
riba nasi‟ah dan riba fadhal. Yang di katakan riba adalah penggandaan pembayaran karena
berlalunya tempo pembayaran utang yang mesti dibayar, seperti yang diterangkan oleh Abu
Bakar Al-Hanafi dalam Tafsir Al-Ahkam-nya. Jika seseorang berutang 1000 dirham dengan di

4
    Tafsir Ibnu Katsir, Hal; 458-459

                                              4
beri tempo, kemudian utangya di potong beberapa persen oleh karena dibayarnya tunai, yang
seperti itu juga tidak boleh karena riba. Karena orang yang menerima untung karena tempo
yang disebutkan riba. Sufyan telah meriwatkan dari Humaid dari maisarah dia berkata, Aku
bertanya kepada Ibnu Umar, bahwa aku berhutang dengan bertempo. Kemudian orang tempat
aku berutang itu berkata, “lunaskan utangmu sekarang ini juga dan kupotong uangmu itu.”
Ibnu Umar berkata, itu riba.5

6. Ali Imran 130




          Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda
dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah
dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (Qs. Ali Imran [3]:
130)


Tentang sebab turunnya ayat di atas, Mujahid mengatakan, “Orang-orang Arab sering
mengadakan transaksi jual beli tidak tunai. Jika jatuh tempo sudah tiba dan pihak yang
berhutang belum mampu melunasi maka nanti ada penundaan waktu pembayaran dengan
kompensasi jumlah uang yang harus dibayarkan juga menjadi bertambah maka alloh
menurunkan firman-Nya… (ayat di atas).” (al Jami‟ li Ahkamil Qur‟an, 4/199)


Syaikh Abu Bakar Jabir al Jazairi mengatakan, “Ketahuilah wahai orang yang beriman bahwa
riba yang dipraktekkan oleh bank konvensional pada saat ini itu lebih zalim dan lebih besar
dosanya dari pada jahiliah yang Allah haramkan dalam ayat ini dan beberapa ayat lain di
surat al Baqarah. Hal ini disebabkan riba dalam bank itu buatan orang-orang Yahudi
sedangkan Yahudi adalah orang yang tidak punya kasih sayang dan belas kasihan terhadap
selain mereka.


Buktinya jika bank memberi hutang kepada orang lain sebanyak seribu real maka seketika itu
pula bank menetapkan bahwa kewajiban orang tersebut adalah seribu seratus real. Jika orang
tersebut tidak bisa membayar tepat pada waktunya maka jumlah total yang harus dibayarkan
menjadi       bertambah sehingga bisa    berlipat-lipat   dari jumlah hutang sebenarnya.


5
    Tafsir Al-Ahkam, hal; 164-165

                                              5
Bandingkan dengan riba jahiliah. Pada masa jahiliah nominal hutang tidak akan bertambah
sedikit pun jika pihak yang berhutang bisa melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo. Dalam
riba jahiliah hutang akan berbunga atau beranak jika pihak yang berhutang tidak bisa
melunasi hutangnya tepat pada saat jatuh tempo lalu mendapatkan penangguhan waktu
pembayaran.



Boleh jadi ada orang yang berpandangan bahwa riba yang tidak berlipat ganda itu
diperbolehkan karena salah paham dengan ayat yang menyatakan „janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda‟. Jangan pernah terpikir demikian karena hal itu sama sekali tidak
benar. Ayat di atas cuma menceritakan praktek para rentenir pada masa jahiliah lalu Allah
cela mereka karena ulah tersebut.


Sedangkan setelah Allah mengharamkan riba maka semua bentuk riba Allah haramkan tanpa
terkecuali, tidak ada beda antara riba dalam jumlah banyak ataupun dalam jumlah yang
sedikit. Perhatikan sabda Rasulullah yang menegaskan hal ini,




“Satu dirham uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan mengetahui bahwa itu
adalah uang riba dosanya lebih besar dari pada berzina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dari
Abdulloh bin Hanzholah dan dinilai shahih oleh Al Albani dalam Shahih al Jami‟, no. 3375)”
[Nida-atur Rahman li Ahli Iman hal 41]


Dalam hadits di atas dengan tegas Nabi mengatakan bahwa uang riba itu haram meski sangat
sedikit yang Nabi ilustrasikan dengan satu dirham. Bahkan meski sedikit, Nabi katakan lebih
besar dosanya jika dibandingkan dengan berzina bahkan meski berulang kali. Jadi hadits
tersebut menunjukkan bahwa uang riba atau bunga itu tidak ada bedanya baik sedikit apalagi
banyak.


Ayat ini berada di antara ayat-ayat yang membicarakan perang Uhud. Sebabnya menurut
penjelasan Imam Qurthubi adalah karena dosa riba adalah satu-satunya dosa yang
mendapatkan maklumat perang dari Allah sebagaimana dalam QS. al Baqarah [2]: 289.
Sedangkan perang itu identik dengan pembunuhan. Sehingga seakan-akan Allah hendak

                                             6
mengatakan bahwa jika kalian tidak meninggalkan riba maka kalian akan kalah perang dan
kalian akan terbunuh. Oleh karena itu Allah perintahkan kaum muslimin untuk meninggalkan
riba yang masih dilakukan banyak orang saat itu (lihat Jam‟ li Ahkamil Qur‟an, 4/199)


Kemudian Allah ta‟ala berfirman, „Bertakwalah kamu kepada Allah‟ yaitu terkait dengan
harta riba dengan cara tidak memakannya.


Al Falah/keberuntungan dalam bahasa Arab adalah bermakna mendapatkan yang diinginkan
dan terhindar dari yang dikhawatirkan. Oleh karena itu keberuntungan dalam pandangan
seorang muslim adalah masuk surga dan terhindar dari neraka. Surga adalah keinginan setiap
muslim dan neraka adalah hal yang sangat dia takuti.


Ayat ini menunjukkan bahwa keberuntungan itu akan didapatkan oleh orang yang bertakwa
dan salah satu bukti takwa adalah menghindari riba.


Hal ini menunjukkan bahwa jika kadar takwa seseorang itu berkurang maka kadar
keberuntungan yang akan di dapatkan juga akan turut berkurang.


Di antara bukti bahwa meninggalkan riba itu menyebabkan mendapatkan keberuntungan
adalah kisah seorang sahabat yang bernama „Amr bin Uqois sebagaimana dalam hadits
berikut ini.




Dari Abu Hurairah, sesungguhnya „Amr bin „Uqoisy sering melakukan transaksi riba di masa
jahiliah. Dia tidak ingin masuk Islam sehingga mengambil semua harta ribanya. Ketika
perang Uhud dia bertanya-tanya, “Di manakah anak-anak pamanku?” “Di Uhud”, jawab

                                             7
banyak orang. “Di manakah fulan?”, tanyanya lagi. “Dia juga berada di Uhud”, banyak orang
menjawab.” Di mana juga fulan berada?”, tanyanya untuk ketiga kalinya. “Dia juga di
Uhud”, jawab banyak orang-orang. Akhirnya dia memakai baju besinya dan menunggang
kudanya menuju arah pasukan kaum muslimin yang bergerak ke arah Uhud. Setelah dilihat
kaum muslimin, mereka berkata, “Menjauhlah kamu wahai Amr!” Abu Amr mengatakan,
“Sungguh aku sudah beriman.” Akhirnya beliau berperang hingga terluka lalu digotong ke
tempat keluarganya dalam kondisi terluka. Saat itu datanglah Sa‟ad bin Muadz, menemui
saudara perempuannya lalu memintanya agar menanyai Abu Amr tentang motivasinya
mengikuti perang Uhud apakah karena fanatisme kesukuan ataukah karena membela Allah
dan rasul-Nya. Abu Amr mengatakan, “Bahkan karena membela Allah dan Rasul-Nya.”
Beliau lantas meninggal dan masuk surga padahal beliau belum pernah melaksanakan shalat
satu kali pun. (HR. Abu Daud, Hakim dan Baihaqi serta dinilai hasan oleh al Albani dalam
Shahih Sunan Abu Daud no. 2212).


Ad Dainuri bercerita bahwa Abu Hurairah pernah bertanya kepada banyak orang yang ada di
dekat beliau, “Siapakah seorang yang masuk surga padahal sama sekali belum pernah
shalat?” Orang-orang pun hanya terdiam seribu bahasa. Beliau lantas mengatakan, “Saudara
bani Abdul Asyhal.”


Dalam riwayat Ibnu Ishaq disebutkan ada orang yang menanyakan perihal Abu „Amr kepada
Rasulullah, beliau lantas bersabda, “Sungguh dia termasuk penghuni surga.” (Tafsir al
Qosimi, 2/460)6

7. Ar Ruum 39




“Dan apa yang kamu berikan dari riba agar bertambah pada harta manusia, maka ia tidak
bertambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
meraih wajah Allah, maka itulah yang melipatgandakan (pahala). (QS. Ar Ruum: 39)




6
    Ustadz Aris Munandar; Artikel www.muslim.or.id

                                                     8

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (18)

Riba
RibaRiba
Riba
 
riba
ribariba
riba
 
Riba dalam al qur'an
Riba dalam al qur'anRiba dalam al qur'an
Riba dalam al qur'an
 
Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam
Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam  Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam
Riba Dalam Pandangan Syari'ah Islam
 
Materi 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai Syariah
Materi 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai SyariahMateri 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai Syariah
Materi 1 IBC Mengapa Bisnis Harus Sesuai Syariah
 
Fikihmuamalah
FikihmuamalahFikihmuamalah
Fikihmuamalah
 
transaksi yang dilarang dlm syariah islam
transaksi yang dilarang dlm syariah islamtransaksi yang dilarang dlm syariah islam
transaksi yang dilarang dlm syariah islam
 
Riba dalam syariat islam
Riba dalam syariat islamRiba dalam syariat islam
Riba dalam syariat islam
 
Riba dalam perspektif islam
Riba dalam perspektif islamRiba dalam perspektif islam
Riba dalam perspektif islam
 
ayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beliayat muamalat jual beli
ayat muamalat jual beli
 
Fadilah sedekah
Fadilah sedekahFadilah sedekah
Fadilah sedekah
 
Riba’
Riba’Riba’
Riba’
 
Materi ISLAMIC BUSINESS COACHING #1
Materi ISLAMIC BUSINESS COACHING #1Materi ISLAMIC BUSINESS COACHING #1
Materi ISLAMIC BUSINESS COACHING #1
 
Kitab hudud
Kitab hududKitab hudud
Kitab hudud
 
Resume buku teori pembungaan uang
Resume buku teori pembungaan uangResume buku teori pembungaan uang
Resume buku teori pembungaan uang
 
Mengenal Riba
Mengenal RibaMengenal Riba
Mengenal Riba
 
Surat al-hasyr
Surat al-hasyrSurat al-hasyr
Surat al-hasyr
 
Mengenal riba di dalam kehidupan
Mengenal riba di dalam kehidupanMengenal riba di dalam kehidupan
Mengenal riba di dalam kehidupan
 

Andere mochten auch

I want to go there - how to find your path as a designer
I want to go there - how to find your path as a designerI want to go there - how to find your path as a designer
I want to go there - how to find your path as a designerMitzie Testani
 
Quality assurance in practice - coffee meeting, January, DIGIT
Quality assurance in practice - coffee meeting, January, DIGITQuality assurance in practice - coffee meeting, January, DIGIT
Quality assurance in practice - coffee meeting, January, DIGITBalázs Tatár
 
веснина а.в. статья киров
веснина а.в. статья кироввеснина а.в. статья киров
веснина а.в. статья кировDemanessa
 
статья шевнин киров
статья шевнин кировстатья шевнин киров
статья шевнин кировDemanessa
 
Public Campaign_Entrepreneurship
Public Campaign_EntrepreneurshipPublic Campaign_Entrepreneurship
Public Campaign_EntrepreneurshipBipasha Matin
 
Soracom & myThingsを使ったハンズオンセミナーをやってみた
Soracom & myThingsを使ったハンズオンセミナーをやってみたSoracom & myThingsを使ったハンズオンセミナーをやってみた
Soracom & myThingsを使ったハンズオンセミナーをやってみたKenichi Yoshida
 
Sales consultant marketing
Sales consultant marketingSales consultant marketing
Sales consultant marketingTiffany Johnson
 
Android IoTとプログラミング教育
Android IoTとプログラミング教育Android IoTとプログラミング教育
Android IoTとプログラミング教育Kenichi Yoshida
 
The automobile industry by Sumit Jaiswal
The automobile industry by Sumit JaiswalThe automobile industry by Sumit Jaiswal
The automobile industry by Sumit JaiswalSumeet Jayswaal
 
Health today.apr jun13.final
Health today.apr jun13.finalHealth today.apr jun13.final
Health today.apr jun13.finalKim Kubiak
 
Arvo Ott. E-Governance in Estonia
Arvo Ott. E-Governance in EstoniaArvo Ott. E-Governance in Estonia
Arvo Ott. E-Governance in EstoniaOlena Ursu
 
ЗАХОДИ ІЗ ВПРОВАДЖЕННЯ ЕЛЕМЕНТІВ Е-ВРЯДУВАННЯ В ЛУЦЬКІЙ МІСЬКІЙ РАДІ. Борис К...
ЗАХОДИ ІЗ ВПРОВАДЖЕННЯ ЕЛЕМЕНТІВ Е-ВРЯДУВАННЯ В ЛУЦЬКІЙ МІСЬКІЙ РАДІ. Борис К...ЗАХОДИ ІЗ ВПРОВАДЖЕННЯ ЕЛЕМЕНТІВ Е-ВРЯДУВАННЯ В ЛУЦЬКІЙ МІСЬКІЙ РАДІ. Борис К...
ЗАХОДИ ІЗ ВПРОВАДЖЕННЯ ЕЛЕМЕНТІВ Е-ВРЯДУВАННЯ В ЛУЦЬКІЙ МІСЬКІЙ РАДІ. Борис К...Olena Ursu
 
Mapping IUSTI presentation Sri Lanka
Mapping IUSTI presentation Sri LankaMapping IUSTI presentation Sri Lanka
Mapping IUSTI presentation Sri LankaDr Ajith Karawita
 

Andere mochten auch (20)

Ingles
InglesIngles
Ingles
 
macam macam zakat
macam macam zakatmacam macam zakat
macam macam zakat
 
Live chat training
Live chat trainingLive chat training
Live chat training
 
I want to go there - how to find your path as a designer
I want to go there - how to find your path as a designerI want to go there - how to find your path as a designer
I want to go there - how to find your path as a designer
 
6. tymchuk
6. tymchuk6. tymchuk
6. tymchuk
 
Internet security
Internet securityInternet security
Internet security
 
Quality assurance in practice - coffee meeting, January, DIGIT
Quality assurance in practice - coffee meeting, January, DIGITQuality assurance in practice - coffee meeting, January, DIGIT
Quality assurance in practice - coffee meeting, January, DIGIT
 
E brochure grandworld
E brochure grandworldE brochure grandworld
E brochure grandworld
 
Twitter
TwitterTwitter
Twitter
 
веснина а.в. статья киров
веснина а.в. статья кироввеснина а.в. статья киров
веснина а.в. статья киров
 
статья шевнин киров
статья шевнин кировстатья шевнин киров
статья шевнин киров
 
Public Campaign_Entrepreneurship
Public Campaign_EntrepreneurshipPublic Campaign_Entrepreneurship
Public Campaign_Entrepreneurship
 
Soracom & myThingsを使ったハンズオンセミナーをやってみた
Soracom & myThingsを使ったハンズオンセミナーをやってみたSoracom & myThingsを使ったハンズオンセミナーをやってみた
Soracom & myThingsを使ったハンズオンセミナーをやってみた
 
Sales consultant marketing
Sales consultant marketingSales consultant marketing
Sales consultant marketing
 
Android IoTとプログラミング教育
Android IoTとプログラミング教育Android IoTとプログラミング教育
Android IoTとプログラミング教育
 
The automobile industry by Sumit Jaiswal
The automobile industry by Sumit JaiswalThe automobile industry by Sumit Jaiswal
The automobile industry by Sumit Jaiswal
 
Health today.apr jun13.final
Health today.apr jun13.finalHealth today.apr jun13.final
Health today.apr jun13.final
 
Arvo Ott. E-Governance in Estonia
Arvo Ott. E-Governance in EstoniaArvo Ott. E-Governance in Estonia
Arvo Ott. E-Governance in Estonia
 
ЗАХОДИ ІЗ ВПРОВАДЖЕННЯ ЕЛЕМЕНТІВ Е-ВРЯДУВАННЯ В ЛУЦЬКІЙ МІСЬКІЙ РАДІ. Борис К...
ЗАХОДИ ІЗ ВПРОВАДЖЕННЯ ЕЛЕМЕНТІВ Е-ВРЯДУВАННЯ В ЛУЦЬКІЙ МІСЬКІЙ РАДІ. Борис К...ЗАХОДИ ІЗ ВПРОВАДЖЕННЯ ЕЛЕМЕНТІВ Е-ВРЯДУВАННЯ В ЛУЦЬКІЙ МІСЬКІЙ РАДІ. Борис К...
ЗАХОДИ ІЗ ВПРОВАДЖЕННЯ ЕЛЕМЕНТІВ Е-ВРЯДУВАННЯ В ЛУЦЬКІЙ МІСЬКІЙ РАДІ. Борис К...
 
Mapping IUSTI presentation Sri Lanka
Mapping IUSTI presentation Sri LankaMapping IUSTI presentation Sri Lanka
Mapping IUSTI presentation Sri Lanka
 

Ähnlich wie Albaqarah tafsir

Ähnlich wie Albaqarah tafsir (20)

11. riba
11. riba11. riba
11. riba
 
Membangun Bisnis Syariah
 Membangun Bisnis Syariah Membangun Bisnis Syariah
Membangun Bisnis Syariah
 
AYAT_AYAT_TENTANG_RIBA.docx
AYAT_AYAT_TENTANG_RIBA.docxAYAT_AYAT_TENTANG_RIBA.docx
AYAT_AYAT_TENTANG_RIBA.docx
 
8 25-29.pdf
8 25-29.pdf8 25-29.pdf
8 25-29.pdf
 
Ceramah riba docx
Ceramah riba docxCeramah riba docx
Ceramah riba docx
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Akibat memakan harta riba
Akibat memakan harta ribaAkibat memakan harta riba
Akibat memakan harta riba
 
Makalah_Tentang_Riba.docx
Makalah_Tentang_Riba.docxMakalah_Tentang_Riba.docx
Makalah_Tentang_Riba.docx
 
Ada Apa dengan riba & utang
Ada Apa dengan riba  & utang Ada Apa dengan riba  & utang
Ada Apa dengan riba & utang
 
4 zakat
4 zakat4 zakat
4 zakat
 
riba gharar and maysir
riba gharar and maysirriba gharar and maysir
riba gharar and maysir
 
The meaning-of-life
The meaning-of-lifeThe meaning-of-life
The meaning-of-life
 
#02# riba dan jenis jenisnya
#02# riba dan jenis jenisnya#02# riba dan jenis jenisnya
#02# riba dan jenis jenisnya
 
Pembahasan ringkas tentang zina
Pembahasan ringkas tentang zinaPembahasan ringkas tentang zina
Pembahasan ringkas tentang zina
 
Perintah untuk zakat
Perintah untuk zakatPerintah untuk zakat
Perintah untuk zakat
 
Perintah untuk zakat
Perintah untuk zakatPerintah untuk zakat
Perintah untuk zakat
 
Perintah untuk zakat
Perintah untuk zakatPerintah untuk zakat
Perintah untuk zakat
 
Buku saku perbankan syariah
Buku saku perbankan syariahBuku saku perbankan syariah
Buku saku perbankan syariah
 
Fiqh jinayat
Fiqh jinayatFiqh jinayat
Fiqh jinayat
 
15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman
15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman
15 kunci rizki dari allah untuk hamba yang beriman
 

Albaqarah tafsir

  • 1. TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG RIBA 1. Al-Baqarah (275) Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang-orang kemasukan setan lantaran (terkena) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah di sebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengaramkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhan meraka, lalu berhenti, maka baginnya apa yang telah di ambilnya dahulu; dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang orang yang mengulangi, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.(Q.S Al-Baqarah : 275) Dalam ayat di atas Allah SWT menceritakan saat mereka keluar dan bangkit dari kubur untuk menuju kebangkitan dan perkumpulan. Allah berfirma, “Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinnya orang yang kemasukan setan lantaran penyakit gila.” Maksudnya, tidaklah mereka bangkit dari kuburnya pada hari kiamat melainkan seperti bangkitnya orang gila pada saat dia mengamuk dan kesurupan setan. Ibnu Abbas berkata, “pemakan riba akan di bangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan seperti orang gila yang mengamuk.” Keterangan ini diriwatkan oleh Abi Hatim. Hal serupa diriwatkan pula dari sekelompok tabi‟in. Ibnu Jarir meriwatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada hari kiamat akan dikatakan kepada pemakan riba, Ambillah senjatamu untuk berperang! Ibnu Abbas membaca ayat, `Dan orang-orang yang memakan riba..`Hal itu terjadi tatkala dia bangkit dari kubur.” Al Bukhari meriwatkan dari Samurah bin Jundub dalam sebuah hadist tentang mimpi yang panjang (425), “ Maka tibalah kami di sebuah sungai. Saya menduga bahwa dia mengatakan, `Sungai iti serendah darah.‟ Ternyata dalam sungai itu ada orang yang berenang. Di pinggit sungai ada orang yang telah mengumpulkan batu yang banyak di sisinya, perenang itu berenang menuju orang yang di sisinya telah menumpuk batu yang banyak. Kemudian perenang membukakan mulutnya kepada si penunggu batu yang kemudian menyuapinya dengan batu.” Dalam penjelasan hadis itu di katakan itulah pemakan riba. 1
  • 2. Firman Allah, “Keadaan mereka yang demikian itu di sebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba.” Sesungguhnya mereka membolehkan riba tiada lain untuk membantah hukum-hukum Allah yang ada dalam syari‟at-Nya. Firman Allha, “padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” yang merupakan penuntas ayat ini dapat di tafsirkan sebagai bantahan atas pandangan mereka yang menolak hukum Allah, padahal mereka sudah mengetahui pemilihan Allah atas hukum yang satu dengan yang lainnya. Dialah yang Maha Mengetahui lagi bijaksna. Dia mengetahui hakikat setiap persoalan dan kemaslahatan serta apa yang berguna bagi hamba-hamba Nya, lalu Dia membolehkannya bagi mereka. Firman-Nya, “orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu berhenti, maka baginya apa yang telah di ambilnya dahulu, dan urusanya (teserah) kepda Allah.1 2. Al –Baqarah (276) Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa (Q.S. Al-Baqarah: 276) Ayat ini menjelaskan tentang janji Allah yang benar, dan kabar Ilahi yang menggebirakan bagi setiap orang yang beriman dan beramal shalih, mendirikan shalat sebagaimana mestinya, dan membayar zakat, bahwa dia akan mendapat ganjaran yang penuh di sisi Allah SWT pada hari ketika dia sangat membutuhkannya, yaitu pada hari kiamat dan bahwa dia tidak kawatir atau takut pada apa yang akan dihadapinya dalam kehidupan dunia dan akhirat, dan dia juga tidak akan sedih atau susah di dunia dan akhirat.2 3. Al-Baqarah 277 Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Q.S. Al-Baqarah: 277) 1 Tafsir Ibnu Katsir I, hal: 451-453 2 Tafsir Al-Aisar, hal: 471 2
  • 3. Dalam ayat di atas Allah berfirman seraya memuji orang-orang yang beriman kepada Tuhan mereka, menanti perintah-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan berbuat baik kepada makhluk- Nya. Semua itu di wujudkan dalam pelaksaan Shalat dan penunaian zakat. Kemudian, Allah memberitahukan kemuliaan yang di sediakan untuk mereka pada hari kiamat, dan memiliki kemulaan lain karena keimanannya.3 4. Al-Baqarah 278 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggakanlah riba, jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah: 278) Allah menyuruh hamba-hamba-Nya yang beriman agar bertakwa kepada-Nya. Allah pun melarang mereka melakukan sesuatu yang mendekatkan mereka kepada kemurkaan-Nya dan menjauhkan mereka dari keridhaan-Nya. Dia berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, “Takutlah kepada-Nya dan hati-hatilah dalam dalam berbuat kerena Dia mengawasimu, “Serta tinggalkan sisa riba”, yakni tinggalkan hartamu yang merupakan kelebihan dari pokok yang harus di bayar oleh orang lain, setelah menerima peringatan ini, “jika kamu adalah orang-orang yang beriman” kepada apa yang di syariatkan Allah, yaitu pengahalalan jual beli, pengharaman riba, dan syariat lainnya. Diceritakan, “Zaid bin Aslam dan yang lainnya menuturkan bahwa redaksi ayat itu d turunkan berkaitan dengan bani Amr bin Umeir dari Tsaqif dan berkaitan dengan bani Mughirah dari Bani Makhzum. Telah terjadi riba di antara mereka pada masa jahiliyah. Setelah islam datang dan mereka memeluknya, Tsaqif meminta hartanya dari bani Mughirah. Kemudian mereka bermusyawarah. Bani Mughirah berkata “Kami tidak akan melakukan riba dalam islam dan akan menggantinya dengan usaha yang islami.” Kemudia Utab Ibnu Asid, pemimpin Mekah, melaporkan itu kepada Nabi SAW dalam sepucuk surat. Maka di turunkan ayat di atas. Lalu, Rasulullah SAW membalas surut Utab dengan surat yang berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan tinggalkanlah sisa riba, apabila kamu adalah orang-orang yang beriman. Apabila tidak melaksanakan, maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. “maka mereka berkata, Kami bertobat kepada Allah dan kami akan meninggalkan sisa riba. Maka mereka meninggalkannya.” 3 Tafsir Ibnu Kathir, Hal; 157 3
  • 4. Ayat itu merupakan peringatan keras dan ancaman yang tegas bagi orang yang masih melaksanakan praktik riba setelah di beri peringatan. Ibnu Jureij berkata, “Ibnu Abbas berkata ihwal „ketahuilah bahwa dan Rasul-Nya akan memerangimu‟, yakni yakinlah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kamu.” Ibnu Abi Hatim mengatakan dari Hasan dan Ibnu Sirin, keduanya berkata, “Sesungguahnya mereka yang suka menukat uang dengan uang merupakan pemakan riba dan telah di maklumkan perang oleh Allah dan Rasul-Nya. Jika ada pemimpin yang adil, maka suruhlah bertobat. Jika mereka tidak mau, maka bunuhlah mereka “Qatadah berkata, “ Allah mengancam mereka dengan perang, sebagaimana yang mereka dengar. Dia menjadikannya sebagai tukang palsu uang kemanapun mereka pergi. Hindarkanlah dirimu dari ketertiban dengan jual beli riba seperti itu. Karena Allah telah meluaskan perkara halal dan menjadikannya baik. Maka jangan sekali-kali kamu terperosok ke dalam kemaksiatan kepada-Nya.4 5. Al Baqarah 279 Maka jika kamu tidak mengerjakan (neninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tadak menganiaya dan tidak (pula) di aniaya. (QS. Al- Baqarah: 279) Pada ayat sebelumnya Allah SWT. Telah memperinangatkan jika kamu tidak mau berhenti dari mengerjakan riba itu, maka tanggungkan tantangan perang dari Allah dan Rasul-Nya. Karena itu pekarjaan melakukan riba itu adalah satu pekerjaan dosa besar yang wajib dijauhi dan ditinggalkan. Orang yang pernah melakukannya hendaklah berhenti dengan segera dan bertobat. Kalau dia tobat, dia boleh mengambil modalnya kembali dengan tidak mengambil keuntungan yang didapatnya dari riba itu. Sebagaiman telah diterangkan pada ayat yang lalu, riba itu ada dua macam, yaitu jahiliah atau riba nasi‟ah dan riba fadhal. Yang di katakan riba adalah penggandaan pembayaran karena berlalunya tempo pembayaran utang yang mesti dibayar, seperti yang diterangkan oleh Abu Bakar Al-Hanafi dalam Tafsir Al-Ahkam-nya. Jika seseorang berutang 1000 dirham dengan di 4 Tafsir Ibnu Katsir, Hal; 458-459 4
  • 5. beri tempo, kemudian utangya di potong beberapa persen oleh karena dibayarnya tunai, yang seperti itu juga tidak boleh karena riba. Karena orang yang menerima untung karena tempo yang disebutkan riba. Sufyan telah meriwatkan dari Humaid dari maisarah dia berkata, Aku bertanya kepada Ibnu Umar, bahwa aku berhutang dengan bertempo. Kemudian orang tempat aku berutang itu berkata, “lunaskan utangmu sekarang ini juga dan kupotong uangmu itu.” Ibnu Umar berkata, itu riba.5 6. Ali Imran 130 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (Qs. Ali Imran [3]: 130) Tentang sebab turunnya ayat di atas, Mujahid mengatakan, “Orang-orang Arab sering mengadakan transaksi jual beli tidak tunai. Jika jatuh tempo sudah tiba dan pihak yang berhutang belum mampu melunasi maka nanti ada penundaan waktu pembayaran dengan kompensasi jumlah uang yang harus dibayarkan juga menjadi bertambah maka alloh menurunkan firman-Nya… (ayat di atas).” (al Jami‟ li Ahkamil Qur‟an, 4/199) Syaikh Abu Bakar Jabir al Jazairi mengatakan, “Ketahuilah wahai orang yang beriman bahwa riba yang dipraktekkan oleh bank konvensional pada saat ini itu lebih zalim dan lebih besar dosanya dari pada jahiliah yang Allah haramkan dalam ayat ini dan beberapa ayat lain di surat al Baqarah. Hal ini disebabkan riba dalam bank itu buatan orang-orang Yahudi sedangkan Yahudi adalah orang yang tidak punya kasih sayang dan belas kasihan terhadap selain mereka. Buktinya jika bank memberi hutang kepada orang lain sebanyak seribu real maka seketika itu pula bank menetapkan bahwa kewajiban orang tersebut adalah seribu seratus real. Jika orang tersebut tidak bisa membayar tepat pada waktunya maka jumlah total yang harus dibayarkan menjadi bertambah sehingga bisa berlipat-lipat dari jumlah hutang sebenarnya. 5 Tafsir Al-Ahkam, hal; 164-165 5
  • 6. Bandingkan dengan riba jahiliah. Pada masa jahiliah nominal hutang tidak akan bertambah sedikit pun jika pihak yang berhutang bisa melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo. Dalam riba jahiliah hutang akan berbunga atau beranak jika pihak yang berhutang tidak bisa melunasi hutangnya tepat pada saat jatuh tempo lalu mendapatkan penangguhan waktu pembayaran. Boleh jadi ada orang yang berpandangan bahwa riba yang tidak berlipat ganda itu diperbolehkan karena salah paham dengan ayat yang menyatakan „janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda‟. Jangan pernah terpikir demikian karena hal itu sama sekali tidak benar. Ayat di atas cuma menceritakan praktek para rentenir pada masa jahiliah lalu Allah cela mereka karena ulah tersebut. Sedangkan setelah Allah mengharamkan riba maka semua bentuk riba Allah haramkan tanpa terkecuali, tidak ada beda antara riba dalam jumlah banyak ataupun dalam jumlah yang sedikit. Perhatikan sabda Rasulullah yang menegaskan hal ini, “Satu dirham uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan mengetahui bahwa itu adalah uang riba dosanya lebih besar dari pada berzina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dari Abdulloh bin Hanzholah dan dinilai shahih oleh Al Albani dalam Shahih al Jami‟, no. 3375)” [Nida-atur Rahman li Ahli Iman hal 41] Dalam hadits di atas dengan tegas Nabi mengatakan bahwa uang riba itu haram meski sangat sedikit yang Nabi ilustrasikan dengan satu dirham. Bahkan meski sedikit, Nabi katakan lebih besar dosanya jika dibandingkan dengan berzina bahkan meski berulang kali. Jadi hadits tersebut menunjukkan bahwa uang riba atau bunga itu tidak ada bedanya baik sedikit apalagi banyak. Ayat ini berada di antara ayat-ayat yang membicarakan perang Uhud. Sebabnya menurut penjelasan Imam Qurthubi adalah karena dosa riba adalah satu-satunya dosa yang mendapatkan maklumat perang dari Allah sebagaimana dalam QS. al Baqarah [2]: 289. Sedangkan perang itu identik dengan pembunuhan. Sehingga seakan-akan Allah hendak 6
  • 7. mengatakan bahwa jika kalian tidak meninggalkan riba maka kalian akan kalah perang dan kalian akan terbunuh. Oleh karena itu Allah perintahkan kaum muslimin untuk meninggalkan riba yang masih dilakukan banyak orang saat itu (lihat Jam‟ li Ahkamil Qur‟an, 4/199) Kemudian Allah ta‟ala berfirman, „Bertakwalah kamu kepada Allah‟ yaitu terkait dengan harta riba dengan cara tidak memakannya. Al Falah/keberuntungan dalam bahasa Arab adalah bermakna mendapatkan yang diinginkan dan terhindar dari yang dikhawatirkan. Oleh karena itu keberuntungan dalam pandangan seorang muslim adalah masuk surga dan terhindar dari neraka. Surga adalah keinginan setiap muslim dan neraka adalah hal yang sangat dia takuti. Ayat ini menunjukkan bahwa keberuntungan itu akan didapatkan oleh orang yang bertakwa dan salah satu bukti takwa adalah menghindari riba. Hal ini menunjukkan bahwa jika kadar takwa seseorang itu berkurang maka kadar keberuntungan yang akan di dapatkan juga akan turut berkurang. Di antara bukti bahwa meninggalkan riba itu menyebabkan mendapatkan keberuntungan adalah kisah seorang sahabat yang bernama „Amr bin Uqois sebagaimana dalam hadits berikut ini. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya „Amr bin „Uqoisy sering melakukan transaksi riba di masa jahiliah. Dia tidak ingin masuk Islam sehingga mengambil semua harta ribanya. Ketika perang Uhud dia bertanya-tanya, “Di manakah anak-anak pamanku?” “Di Uhud”, jawab 7
  • 8. banyak orang. “Di manakah fulan?”, tanyanya lagi. “Dia juga berada di Uhud”, banyak orang menjawab.” Di mana juga fulan berada?”, tanyanya untuk ketiga kalinya. “Dia juga di Uhud”, jawab banyak orang-orang. Akhirnya dia memakai baju besinya dan menunggang kudanya menuju arah pasukan kaum muslimin yang bergerak ke arah Uhud. Setelah dilihat kaum muslimin, mereka berkata, “Menjauhlah kamu wahai Amr!” Abu Amr mengatakan, “Sungguh aku sudah beriman.” Akhirnya beliau berperang hingga terluka lalu digotong ke tempat keluarganya dalam kondisi terluka. Saat itu datanglah Sa‟ad bin Muadz, menemui saudara perempuannya lalu memintanya agar menanyai Abu Amr tentang motivasinya mengikuti perang Uhud apakah karena fanatisme kesukuan ataukah karena membela Allah dan rasul-Nya. Abu Amr mengatakan, “Bahkan karena membela Allah dan Rasul-Nya.” Beliau lantas meninggal dan masuk surga padahal beliau belum pernah melaksanakan shalat satu kali pun. (HR. Abu Daud, Hakim dan Baihaqi serta dinilai hasan oleh al Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud no. 2212). Ad Dainuri bercerita bahwa Abu Hurairah pernah bertanya kepada banyak orang yang ada di dekat beliau, “Siapakah seorang yang masuk surga padahal sama sekali belum pernah shalat?” Orang-orang pun hanya terdiam seribu bahasa. Beliau lantas mengatakan, “Saudara bani Abdul Asyhal.” Dalam riwayat Ibnu Ishaq disebutkan ada orang yang menanyakan perihal Abu „Amr kepada Rasulullah, beliau lantas bersabda, “Sungguh dia termasuk penghuni surga.” (Tafsir al Qosimi, 2/460)6 7. Ar Ruum 39 “Dan apa yang kamu berikan dari riba agar bertambah pada harta manusia, maka ia tidak bertambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan meraih wajah Allah, maka itulah yang melipatgandakan (pahala). (QS. Ar Ruum: 39) 6 Ustadz Aris Munandar; Artikel www.muslim.or.id 8