Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 55 tahun dengan diagnosis hipertensi stadium 1. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 150/80 mmHg. Dokumen ini memberikan penjelasan mengenai pendekatan diagnosis, manajemen, dan edukasi pasien hipertensi."
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
Portofolio hipertensi
1. 1
Kasus 3
Borang Portofolio
Nama Peserta: dr. Elbert Hadidjaja
Nama Wahana: Puskesmas Panunggangan
Topik: Hipertensi stadium 1 (JNC 7)
Tanggal (kasus): 6 Maret 2017
Nama Pasien: Tn. NSM No. RM: 00014
Tanggal Presentasi: 8 Maret 2017 Nama Pendamping: dr. Harmayani
Tempat Presentasi: Puskesmas Panunggangan
Obyektif Presentasi: Penyegaran keilmuan Hipertensi, terutama edukasi
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Tn. NSM, 55 tahun, Hipertensi stadium 1 (JNC 7)
Tujuan: Penyegaran keilmuan mengenai hipertensi, terutama edukasi
2. 2
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data pasien: Nama: Tn. NSM Nomor Registrasi: 00014
Nama klinik: Telp: Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien mengeluhkan kepala pusing disertai dengan penglihatan yang kadang terasa kabur, juga terasa lemas. Pasien memang memiliki
riwayat Hipertensi namun tidak pernah terkontrol dengan baik dan rutin
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien menyangkal pernah mengikuti program pengobatan TB ataupun lainnya
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
Pasien mengakui memiliki riwayat Hipertensi, namun tidak pernah terkontrol dengan baik dan rutin
Pasien menyangkal memiliki riwayat diabetes mellitus, asma, ataupun alergi
4. Riwayat keluarga:
Pasien menyangkal adanya penyakit keturunan dalam keluarga.
3. 3
5. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN)
Pasien mengatakan bahwa lingkungan rumah bersih.
Pasien adalah seorang supir
6. Lain-lain:
a. Pemeriksaan fisik
Berat badan : 60 kg
Keadaan Umum: Pasien tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 150/80 mmHg
Pernafasan : 20 kali/menit
Nadi : 78 kali/menit, teraba kuat
Suhu : 36,4OC
b. Status generalis
Kepala : Normocephal, pupil isokor 3mm/3mm
Mata : Conjuctiva anemis -/- , sklera ikterik -/- , mata cekung -/-
Mulut : Bibir kering (-), mukosa mulut basah,
Thorax Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler teratur, murmur -, gallop -.
Paru : Simetris, Vesikuler +/+ , Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Datar, supel, Timpani pada perkusi, NT-
Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2 detik
4. 4
Daftar Pustaka:
1. Fisher Nomi, Williams Gordon. Hypertensive Vascular Diease. Harrison Tinsley R, editor. Harrison’s Principle of Internal Medicine.
16th edition. United Nations of America: McGraw-Hill. 2005. P.1463-80
2. Schwartz Gary L. Hypertension. Habermann Thomas, Ghosh K. Amit, editors. Mayo Clinic Internal Medicine Concise Textbook.
USA: Mayo Clinic Scientific Press and Informa Healthcare USA, INC. 2008. P 429-64
3. Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure. U.S.
Department Health and Human Services. August. 2004
4. Camm AJ, BUnce N. Cardiovascular Disease. Kumar Parveen, Clark Micheal, editors. Kumar & Klark’s Clinicak Medicine. Seventh
Edition. UK: Saunders Elsevier. 2005. p.798-804
5. Kowalak Jenifer, Cardiovascular System. Kowalak Jenifer, Cavallini Mario, editors. Handbook of Pathopisiology. US: Springhouse
Corporation. 2001.p.120-4
6. Hafrialdi. Antihipertensi. Gunawan Gan Sulistia, editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2007. h.341-60
5. 5
1. Subjektif:
Pasien mengeluhkan kepala terasa pusing dan sakit sudah sejak lama, disertai dengan keluhan mata yang terasa kabur, juga
sudah sejak lama (pasien lupa sejak kapan). Pasien memang memiliki riwayat Hipertensi, namun tidak pernah terkontrol
dengan baik dan secara rutin.
2. Objektif:
Pada kasus ini ditegakkan diagnosis Hipertensi berdasarkan anamensis dan pemeriksaan fisik
Gejala klinis berupa pusing dan penglihatan kabur
Pemeriksaan fisik:
Tekanan darah: 150/80, Pernafasan: 20 kali/menit, Nadi: 78 kali/menit, Suhu: 36,4OC
3. “Assessment”:
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan pada Negara berkembang. Secara umum, hipertensi tidak
bergejala, mudah dideteksi, biasanya mudah diobati dan sering menyebabkan komplikasi kematian bila tidak ditangani.
Saat ini untuk orang dewasa, hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih
tinggi dan atau peningkatan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih tinggi. Orang dengan prehipertensi memiliki
peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan perkembangan hipertensi dari waktu ke waktu dibandingkan dengan orang dengan
tekanan darah normal.
6. 6
Tekanan darah sistolik meningkat sepanjang hidup, tetapi tekanan darah diastolik cenderung stabil pada usia dekade kelima. Dengan
demikian, baik insiden dan prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia, dan hipertensi sistolik terisolasi menjadi
subtipe yang paling umum pada orang tua. Untuk orang setengah baya dengan tekanan darah normal yang hidup sampai usia 85
tahun, masa residual risiko mengembangkan hipertensi adalah 90%.
Selain usia, faktor-faktor lain yang terkait dengan peningkatan risiko hipertensi yang tidak dapat diubah (nonreversible)
termasuk ras Afrika Amerika atau memiliki riwayat keluarga hipertensi. Faktor yang dapat diubah (reversible) termasuk memiliki
tekanan darah dalam rentang prehipertensi, kelebihan berat badan, memiliki gaya hidup yang kurang gerak, diet mengkomsumsi
tinggi natrium- rendah kalium, asupan alkohol yang berlebih, serta overweight.
Berikut adalah target tekanan darah untuk pasien Hipertensi berdasarkan JNC 8
7. 7
Secara umum, hipertensi tidak bergejala. Namun beberapa tanda dan gejala dapat terjadi pada pasien hipertensi, yaitu:
Peningkatan tekanan darah pada pembacaan setidaknya dua kali berturut-turut setelah penyaringan awal
Nyeri kepala oksipital (kemungkinan memburuk pada di pagi hari sebagai akibat dari peningkatan tekanan intrakranial);
mual dan muntah juga dapat terjadi
Epistaksis yang mungkin karena keterlibatan vaskular
Bruits (yang dapat didengar melalui aorta perut atau karotis, arteri ginjal, dan femoralis) disebabkan oleh stenosis atau
aneurisma
Pusing, kebingungan, dan kelelahan yang disebabkan oleh perfusi jaringan menurun karena vasokonstriksi pembuluh darah
Penglihatan kabur sebagai akibat dari kerusakan retina
Nokturia disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi glomerular
Edema yang disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler.
Pasien dengan tekanan diastolik 90 mmHg atau tekanan sistolik 140 mmHg harus ditangani. Perubahan gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah dan harus digalakkan untuk semua orang dengan prehipertensi. Modifikasi mungkin cukup sebagai
terapi awal untuk beberapa orang dengan hipertensi stadium 1. Perlu terapi tambahan bagi mereka dengan hipertensi yang lebih
parah.
8. 8
Dalam lebih dari 50% dari orang dengan tahap 1 hipertensi, tekanan darah dapat dikontrol dengan terapi obat tunggal. Berdasarkan
JNC 8, pemberian diuretic Thiazide sudah tidak lagi efektif sebagai terapi insital pada Hipertensi. Pengobatan monoterapi meliputi
beta-bloker, calcium channel blockers (CCB), ACE-inhibitors (ACEIs) dan Angiotensi Receptor Blockers (ARBs). Kombinasi dosis
rendah juga dapat digunakan untuk terapi awal. Tiazid sebaiknya diberikan sebagai terapi awal pasien hipertensi tanpa komplikasi
yang tidak memiliki pilihan yang jelas untuk jenis lain.
Berikut ini pembagian obat-obat yang rutin diberikan untuk hipertensi:
1. Diuretik, Thiazide
Diuretik bekerja dengan meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan
cairan ekstraseluler. Berdasarkan JNC 8 golongan tiazid bukan lagi merupakan obat utama dalam terapi hipertensi.
Pemberiannya akan lebih efektif jika dikombinasi dengan seperti ACE Inhibitor, Calcium Channel Blocker, atauoun
Angiotensin Receptor Blocker
Diuretik bekerja dengan menghambat transport bersama Na-Cl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na+ dan
Cl- meningkat. Pemberian hydrochlorothiazide umumnya sebanyak 12,5 mg dan dikombinasikan dengan obat
antiphipertensif lainnya, dosis maksimal adalah 50mg
2. Beta bloker
Beta-bloker bekerja dengan (1) menurunkan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga
menurunkan curah jantung, (2) hambatan sekresi rennin di sel jungstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan
kadar angiotensin II, (3) efek sentral yang mempengaruhi aktivitas baroreseptor, perubahan aktivitas neuron
adrenergik perifer dan oeningkatan sintesis prostasiklin. Contoh Beta Blocker adalah Bisoprolol dan Propranolol.
9. 9
3. Angiotensin Converting Enzym (ACE) inhibitor
ACE-inhibitor bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Pada gagal jantung kongestif, ACEI mengurangi beban jantung dan
akan memperbaiki keadaan pasien. Beberapa obat golongan ACE Inhibitor adalah Captopril dan Ramipril
4. Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Bekerja dengan memblok reseptor AT 1 sehingga terjadi vasokontriksi, sekresi aldosteron, rangsangan saraf
simpatis, stimulasi jantung, efek renal serta efek jangka panjang berupa hipertrofi otot polos pembuluh darah dan
miokard. Beberapa obat golongan ARB adalah Losartan dan Valsartan
5. Antagonis Kalsium
Antagonis kalsium meghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah,
antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Beberapa golongan
obat CCB adalah Nifedipine dan Amlodipine
11. 11
Selain penggunaan obat, edukasi terhadap pasien pengidap hipertensi juga harus diberikan dengan baik.
1. Lifestyle Modification
Perubahan gaya hidup adalah esensial dalam mencegah ataupun juga mengobati hipertensi. Gaya hidup “sendetary lifestyle”
harus diubah menjadi lebih aktif dan banyak berolahraga. Olahraga kardiovaskular seperti berlari ataupun berenang,
dianjurkan untuk dilakuakn 3-4x dalam satu minggu, dengan durasi 30 menit per harinya
2. Diet
Konsumsi garam harus dikurangi. Berdasarkan penelitan oleh American Heart Association (AHA), konsumsi sodium per
harinya tidak boleh melebihi 6 gram, hal ini dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 2-8 mmHg. Disarankan untuk
mengikuti DASH (Dieraty Approaches to Stop Hypertension) eating plan, meliputi:
Ada 2 versi, yaitu Standar (konsumsi sodium 2.500mg/hari atau ½ sdt) dan Lower sodium (konsumsi sodium
1.500mg/hari atau ¼ sdt)
Konsumsi serelia utuh berupa roti gandum, oat, nasi merah, serta pasta yang terbuat dari gandum
Sayuran seperti tomat, wortel, brokoli, dan ubi, disajikan sebagai sajian utama dan buah-buahan
Konsumsi produk olahan susu seperti yogurt dan susu, namun pastikan rendah lemak
Daging merupakan sumber yang sangat kaya akan protein, vitamin B, zat besi, dan zinc. Namun, jumlah asupan
daging harus dipangkas, dan pastikan potongan dagingnya yang rendah lemak
Kacang-kacangan, biji-bijian, dan almond dapat dikonsumsi sebagai snack, namun tetap harus yang rendah garam
dan tidak berlebihan
3. Hindari konsumsi alcohol
4. Hindari merokok
12. 12
DASH DIET
Kelompok
Makanan
Porsi sehari Ukuran saji Contoh dan
catatan
Signifikansi
setiap kelompok
Serealia dan
produk olahan
7 – 6 1 ptg Roti
1 ckr Sereal kering
½ ckr nasi, pasta
Roti gandum
penuh, roti, sereal,
oatmeal, kraker,
pretzel tawar dan
popcorn
Sumber utama
energi dan serat
Sayuran 4 – 5 1 gls sayur
berdaun segar
½ gls sayur
matang
150ml jus sayur
Tomat, kentang,
wortel, kacang
polong, brokoli,
bayam, buncis
Sumber kaya
potasium,
magnesium, dan
serat.
Buah 4 – 5 150ml jus buah
1 ptg sedang buah
Pisang, kurma,
anggur, jeruk, jus
jeruk, jus anggur,
mangga, melon,
peach, nanas,
strawberry.
Sumber utama
potasium,
magnesium, dan
serat.
Susu dan produk
susu rendah lemak
atau tanpa lemak
2 – 3 200ml susu
1 gls yoghurt
Susu, yoghurt dan
keju tanpa lemak
(skim) atau rendah
lemak (1%)
Sumber utama
kalsium dan
protein
Daging, unggas
dan ikan
2 atau kurang 100 gr daging
setelah dimasak
Buang lemak yang
terlihat pada
daging; bakar,
panggang, atau
rebus sebagai
pengganti goreng;
buang kulit unggas
Sumber kaya
protein dan
magnesium
Kacang-kacangan,
biji-bijan, dan
kacang kering
4 – 5 / minggu 1/3 gls Almond, kacang
campuran, kacang
tanah, biji bunga
Sumber kaya
magnesium,
potasium, protein
13. 13
matahari, dan serat
Lemak dan minyak 2 – 3 1 sdt margarin
rendah lemak
1 sdm mayonnaise
rendah lemak
2 sdm saus salad
ringan
Margarin rendah
lemak,
mayonnaise
rendah lemak,
saus salad ringan,
minyak sayur
(minyak zaitun,
minyak jagung)
Selain lemak yang
ditambahkan, perlu
dipilih juga bahan
makanan yang
rendah lemak
Gula 5 / minggu 1 sdm gula
1 sdm jelly atau
selai jam
½ oz jelly beans
8 oz air limun
Syrup, gula, jelly,
selai jam, gelatin
rasa buah,
permen, fruit
punch, sorbet, es
krim
Pemanis termasuk
bahan rendah
lemak
15. 15
4. “Plan”:
Diagnosis: Hipertensi Stadium 1 (JNC 7)
Terapi yang diberikan pada Tn. NSM
- Amlodipine 1 x 10mg
- Paracetamol 3 x 500mg
Konsultasi:
- Edukasi bahwa Hipertensi hanya bisa terkontrol dan tidak bisa sembuh total
- Obat harus diminum secara rutin, tidak boleh terputus
- Kontrol ke Puskesmas harus secara rutin, dianjurik 1 minggu sekali
- Edukasi diet rendah garam, rendah lemak, dan rendah minyak
- Harus olahraga rutin, sebanyak 3-4x/minggu, selama kurang lebih 30 menit