SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
5 PAHLAWAN YANG SANGAT BERJASA BAGI INDONESIA
1. Ir. SOEKARNO
Ir. Soekarno yang bernama lahir Koesno Sosrodiharjo ini lahir pada 6 Juni 1901
di Blitar dari pasangan Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, diberi
nama kecil, Koesno. Ir. Soekarno , 44 tahun kemudian, menguak fajar kemerdekaan
Indonesia setelah lebih dari tiga setengah abad ditindas oleh penjajah-penjajah asing.
Soekarno hidup jauh dari orang tuanya di Blitar sejak duduk di bangku sekolah rakyat,
indekos di Surabaya sampai tamat HBS (Hoogere Burger School). Ia tinggal di rumah
Haji Oemar Said Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam.
Jiwa nasionalismenya membara lantaran sering menguping diskusi-diskusi
politik di rumah induk semangnya yang kemudian menjadi ayah mertuanya dengan
menikahi Siti Oetari (1921).Soekarno pindah ke Bandung, melanjutkan pendidikan
tinggi di THS (Technische Hooge-School), Sekolah Teknik Tinggi yang kemudian hari
menjadi ITB, meraih gelar insinyur, 25 Mei 1926. Semasa kuliah di Bandung,
Soekarno, menemukan jodoh yang lain, menikah dengan Inggit Ganarsih
(1923).Soekarno muda, lebih akrab dipanggil Bung Karno mendirikan PNI (Partai
Nasional Indonesia), 4 Juni 1927.
Tujuannya, mendirikan negara Indonesia Merdeka. Akibatnya, Bung Karno
ditangkap, diadili dan dijatuhi hukuman penjara oleh pemerintah Hindia Belanda. Ia
Ir. SOEKARNO
6 Juni 1901 – 21 Juni 1970
dijeboloskan ke penjara Sukamiskin, Bandung, 29 Desember 1949. Di dalam pidato
pembelaannya yang berjudul, Indonesia Menggugat, Bung Karno berapi-api
menelanjangi kebobrokan penjajah Belanda. Bebas tahun 1931, Bung Karno kemudian
memimpin Partindo. Tahun 1933, Belanda menangkapnya kembali, dibuang ke Ende,
Flores. Dari Ende, dibuang ke Bengkulu selama empat tahun.
Di sanalah ia menikahi Fatwamati (1943) yang memberinya lima orang anak;
Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rahmawati, Sukmawati dan Guruh
Soekarnoputri.Soekarno adalah seorang cendekiawan yang meninggalkan ratusan karya
tulis dan beberapa naskah drama yang mungkin hanya pernah dipentaskan di Ende,
Flores. Kumpulan tulisannya sudah diterbitkan dengan judul Dibawah Bendera
Revolusi, dua jilid. Dari buku setebal kira-kira 630 halaman tersebut, tulisan
pertamanya (1926), berjudul, Nasionalisme, Islamisme, dan Marxism, bagian paling
menarik untuk memahami gelora muda Bung Karno.Tahun 1942, tentara pendudukan
Belanda di Indonesia menyerah pada Jepang. Penindasan yang dilakukan tentara
pendudukan selama tiga tahun jauh lebih kejam.
Di balik itu, Jepang sendiri sudah mengimingi kemerdekaan bagi Indonesia.
Penyerahan diri Jepang setelah dua kota utamanya, Nagasaki dan Hiroshima, dibom
atom oleh tentara Sekutu, tanggal 6 Agustus 1945, membuka cakrawala baru bagi para
pejuang Indonesia. Mereka, tidak perlu menunggu, tetapi merebut kemerdekaan dari
Jepang.Setelah persiapan yang cukup panjang, dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs
Muhammad Hatta, mereka memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, tanggal 17
Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur No. 52 (sekarang Jln. Proklamasi), Jakarta.
2. Dr. MOCH. HATTA
Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatra Barat. Ia menempuh
pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi, dan kemudian pada tahun 1913-1916
melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. Saat usia 13
tahun, sebenarnya beliau telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia
(kini Jakarta), namun ibunya menginginkan Hatta agar tetap di Padang dahulu,
mengingat usianya yang masih muda. Akhirnya Bung Hatta melanjutkan studi ke
MULO di Padang, baru kemudian pada tahun 1919 beliau pergi ke Batavia untuk studi
di HBS. Beliau menyelesaikan studinya dengan hasil sangat baik, dan pada tahun 1921,
Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di
Nederland Handelshogeschool (bahasa inggris: Rotterdam School of Commerce, kini
menjadi Erasmus Universiteit).
Di Belanda, ia kemudian tinggal selama 11 tahun.Saat masih di sekolah
menengah di Padang, Bung Hatta telah aktif di organisasi, antara lain sebagai bendahara
pada organisasi Jong Sumatranen Bond cabang Padang.Pada tangal 27 November 1956,
Bung Hatta memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam
Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada di Yoyakarta. Pidato pengukuhannya
berjudul “Lampau dan Datang”.Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai
aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang Padang.
Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri ceramah-
Dr. (H.C.) Drs. H. MOHAMMAD HATTA
12 Agustus 1902 – 14 Maret 1980
ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi
idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis. Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah
tingkat menengah (MULO).
Lantas berangkat ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang
Prins Hendrik School. Di Batavia, ia juga aktif di Jong Sumatranen Bond Pusat, juga
sebagai Bendahara.Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia
segera bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah
tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging
yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer
pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische
Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda
pada 1913 sebagai eksterniran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De Express.
Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara
Jong Sumatranen Bond (JSB) Cabang Padang.
Di kota ini Hatta mulai menimbun pengetahuan perihal perkembangan
masyarakat dan politik, salah satunya lewat membaca berbagai koran, bukan saja koran
terbitan Padang tetapi juga Batavia. Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran
Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim dalam Neratja.
Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri ceramah-
ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi
idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis. “Aku kagum melihat cara Abdul Moeis
berpidato, aku asyik mendengarkan suaranya yang merdu setengah parau, terpesona
oleh ayun katanya.
Sampai saat itu aku belum pernah mendengarkan pidato yang begitu hebat
menarik perhatian dan membakar semangat,” aku Hatta dalam Memoir-nya. Itulah
Abdul Moeis: pengarang roman Salah Asuhan; aktivis partai Sarekat Islam; anggota
Volksraad; dan pegiat dalam majalah Hindia Sarekat, koran Kaoem Moeda, Neratja,
Hindia Baroe, serta Utusan Melayu dan Peroebahan. Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari
sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas ia bertolak ke Batavia untuk melanjutkan
studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Di sini, Hatta mulai aktif
menulis. Karangannya dimuat dalam majalah Jong Sumatera, “Namaku Hindania!”
begitulah judulnya. Berkisah perihal janda cantik dan kaya yang terbujuk kawin lagi.
Setelah ditinggal mati suaminya, Brahmana dari Hindustan, datanglah musafir dari
Barat bernama Wolandia, yang kemudian meminangnya. “Tapi Wolandia terlalu miskin
sehingga lebih mencintai hartaku daripada diriku dan menyia-nyiakan anak-anakku,”
rutuk Hatta lewat Hindania.
Pemuda Hatta makin tajam pemikirannya karena diasah dengan beragam bacaan,
pengalaman sebagai Bendahara JSB Pusat, perbincangan dengan tokoh-tokoh
pergerakan asal Minangkabau yang mukim di Batavia, serta diskusi dengan temannya
sesama anggota JSB: Bahder Djohan. Saban Sabtu, ia dan Bahder Djohan punya
kebiasaan keliling kota. Selama berkeliling kota, mereka bertukar pikiran tentang
berbagai hal mengenai tanah air. Pokok soal yang kerap pula mereka perbincangkan
ialah perihal memajukan bahasa Melayu. Untuk itu, menurut Bahder Djohan perlu
diadakan suatu majalah. Majalah dalam rencana Bahder Djohan itupun sudah ia beri
nama Malaya. Antara mereka berdua sempat ada pembagian pekerjaan. Bahder Djohan
akan mengutamakan perhatiannya pada persiapan redaksi majalah, sedangkan Hatta
pada soal organisasi dan pembiayaan penerbitan.
Namun, “Karena berbagai hal cita-cita kami itu tak dapat diteruskan,” kenang
Hatta lagi dalam Memoir-nya. Selama menjabat Bendahara JSB Pusat, Hatta menjalin
kerjasama dengan percetakan surat kabar Neratja. Hubungan itu terus berlanjut meski
Hatta berada di Rotterdam, ia dipercaya sebagai koresponden. Suatu ketika pada medio
tahun 1922, terjadi peristiwa yang mengemparkan Eropa, Turki yang dipandang sebagai
kerajaan yang sedang runtuh (the sick man of Europe) memukul mundur tentara Yunani
yang dijagokan oleh Inggris. Rentetan peristiwa itu Hatta pantau lalu ia tulis menjadi
serial tulisan untuk Neratja di Batavia.
Serial tulisan Hatta itu menyedot perhatian khalayak pembaca, bahkan banyak
surat kabar di tanah air yang mengutip tulisan-tulisan Hatta. Hatta mulai menetap di
Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam Perhimpunan Hindia
(Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia iklim pergerakan di Indische
Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari
ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische
Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat,
Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada 1913 sebagai eksterniran
akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De Expres.
Kondisi itu tercipta, tak lepas karena Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar
Dewantara) menginisiasi penerbitan majalah Hindia Poetra oleh Indische Vereeniging
mulai 1916. Hindia Poetra bersemboyan “Ma’moerlah Tanah Hindia! Kekallah Anak-
Rakjatnya!” berisi informasi bagi para pelajar asal tanah air perihal kondisi di
Nusantara, tak ketinggalan pula tersisip kritik terhadap sikap kolonial Belanda. Di
Indische Vereeniging, pergerakan putra Minangkabau ini tak lagi tersekat oleh ikatan
kedaerahan. Sebab Indische Vereeniging berisi aktivis dari beragam latar belakang asal
daerah. Lagipula, nama Indische –meski masih bermasalah– sudah mencerminkan
kesatuan wilayah, yakni gugusan kepulauan di Nusantara yang secara politis diikat oleh
sistem kolonialisme belanda.
Dari sanalah mereka semua berasal. Hatta mengawali karir pergerakannya di
Indische Vereeniging pada 1922, lagi-lagi, sebagai Bendahara. Penunjukkan itu
berlangsung pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische
Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra.
Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa mendatang,
sebab ketika itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama Indische Vereeniging
menjadi Indonesische Vereeniging dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie
menjadi Indonesia. Sebuah pilihan nama bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam
forum itu pula, salah seorang anggota Indonesische Vereeniging mengatakan bahwa
dari sekarang kita mulai membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau Nederland
Indie. Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan
Kolonialisme di Belanda, dan di sinilah ia bersahabat dengan nasionalis India,
Jawaharlal Nehru.
Aktivitasnya dalam organisasi ini menyebabkan Hatta ditangkap pemerintah
Belanda. Hatta akhirnya dibebaskan, setelah melakukan pidato pembelaannya yang
terkenal: Indonesia Free. Pada tahun 1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung
dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan meningkatkan
kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda kembali
menangkap Hatta, bersama Soetan Sjahrir, ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia
pada bulan Februari 1934. Hatta diasingkan ke Digul dan kemudian ke Banda selama 6
tahun. Pada tahun 1945, Hatta secara aklamasi diangkat sebagai wakil presiden pertama
RI, bersama Bung Karno yang menjadi presiden RI.
3. KI HAJAR DEWANTARA
Pendiri Taman Siswa ini adalah Bapak Pendidikan Nasional. Lahir di
Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari
Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang
memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk
berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan). Ia meninggal dunia di
Yogyakarta tanggal 28 April 1959 dan dimakamkan di sana. Terlahir dengan nama
Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton
Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun menurut
hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara.
Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan
namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara
fisik maupun hatinya. Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan
pengabdian demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS
(Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter
Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai
wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express,
Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara.
Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat
komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat
antikolonial bagi pembacanya. Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif
dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi
Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada
waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
KI HAJAR DEWANTARA
2 Mei 1889 – 26 April 1959
Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto
Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran
nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai
Indonesia merdeka.Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh
status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda.
Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg
berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak pendaftaran itu pada tanggal
11 Maret 1913. Alasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat
membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang
pemerintah kolonial Belanda.Kemudian setelah ditolaknya pendaftaran status badan
hukum Indische Partij ia pun ikut membentuk Komite Bumipoetra pada November
1913. Komite itu sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus
Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda.
Komite Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang
bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis
dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.
Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul Als
Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar
Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan
Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr.
Douwes Dekker itu antara lain berbunyi: “Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak
akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah
merampas kemerdekaannya.
Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas
untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran
untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita
garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang
Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama
ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan
yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun”. Akibat karangannya itu,
pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman
tanpa proses pengadilan, berupa hukuman internering (hukum buang) yaitu sebuah
hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk
bertempat tinggal. Ia pun dihukum buang ke Pulau Bangka. Douwes Dekker dan Cipto
Mangoenkoesoemo merasakan rekan seperjuangan diperlakukan tidak adil. Mereka pun
menerbitkan tulisan yang bernada membela Soewardi.
Tetapi pihak Belanda menganggap tulisan itu menghasut rakyat untuk memusuhi
dan memberontak pada pemerinah kolonial. Akibatnya keduanya juga terkena hukuman
internering. Douwes Dekker dibuang di Kupang dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang
ke pulau Banda. Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di
sana mereka bisa memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya
mereka diijinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari
pelaksanaan hukuman. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah
pendidikan dan pengajaran, sehingga Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berhasil
memperoleh Europeesche Akte.
Kemudian ia kembali ke tanah air di tahun 1918. Di tanah air ia mencurahkan
perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih
kemerdekaan. Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya,
ia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs
Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini
sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka
mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.Tidak
sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa.
Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan
Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihan
memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut. Di tengah
keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Tamansiswa, ia juga
tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan
dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya berjumlah ratusan buah. Melalui
tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi
bangsa Indonesia.
Sementara itu, pada zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan
pendidikan tetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga
Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di
samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Setelah zaman
kemedekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja
diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan
Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi
juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan
Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.
Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari
Universitas Gajah Mada pada tahun 1957. Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor
Honoris Causa itu, ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan
dimakamkan di sana. Kemudian oleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan
Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat
perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya-
karya Ki Hadjar sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan
berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah
penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik,
budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi
atas bantuan Badan Arsip Nasional.
Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu
memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku,
budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus
didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.
4. Raden Ajeng Kartini
Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari
kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan
kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa
besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi
yang sudah membudaya pada zamannya. Buku itu menjadi pedorong semangat para
wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah
hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk
anak gadis di Jepara dan Rembang.
Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan
kaumnya di berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir dan
bertumbuh di berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir menjadi
manusia seutuhnya. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita
negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan
untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan
menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak
mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu
diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan
iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan
tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Pada saat itu, Raden Ajeng
RADEN AJENG KARTINI
21 April tahun 1879 – 17 September 1904
Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, ini sebenarnya
sangat menginginkan bisa memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, namun
sebagaimana kebiasaan saat itu dia pun tidak diizinkan oleh orang tuanya. Dia hanya
sempat memperoleh pendidikan sampai E.L.S. (Europese Lagere School) atau tingkat
sekolah dasar. Setamat E.L.S, Kartini pun dipingit sebagaimana kebiasaan atau adat-
istiadat yang berlaku di tempat kelahirannya dimana setelah seorang wanita
menamatkan sekolah di tingkat sekolah dasar, gadis tersebut harus menjalani masa
pingitan sampai tiba saatnya untuk menikah.
Merasakan hambatan demikian, Kartini remaja yang banyak bergaul dengan
orang-orang terpelajar serta gemar membaca buku khususnya buku-buku mengenai
kemajuan wanita seperti karya-karya Multatuli “Max Havelaar” dan karya tokoh-tokoh
pejuang wanita di Eropa, mulai menyadari betapa tertinggalnya wanita sebangsanya bila
dibandingkan dengan wanita bangsa lain terutama wanita Eropa. Dia merasakan sendiri
bagaimana ia hanya diperbolehkan sekolah sampai tingkat sekolah dasar saja padahal
dirinya adalah anak seorang Bupati.
Hatinya merasa sedih melihat kaumnya dari anak keluarga biasa yang tidak
pernah disekolahkan sama sekali. Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad
untuk memajukan wanita bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu
menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita-citanya itu, dia
mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya,
Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan
sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa memungut bayaran alias cuma-cuma.
Bahkan demi cita-cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti Sekolah Guru di
Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi seorang pendidik yang lebih
baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun
keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya.
Guna mencegah kepergiannya tersebut, orangtuanya pun memaksanya menikah
pada saat itu dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang.
Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan sekalipun.
Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di Rembang di samping sekolah di
Jepara yang sudah didirikannya sebelum menikah. Apa yang dilakukannya dengan
sekolah itu kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah
Kartini’ di tempat masing-masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang,
Madiun, dan Cirebon.
Sepanjang hidupnya, Kartini sangat senang berteman. Dia mempunyai banyak
teman baik di dalam negeri maupun di Eropa khususnya dari negeri Belanda, bangsa
yang sedang menjajah Indonesia saat itu. Kepada para sahabatnya, dia sering
mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya memajukan wanita negerinya. Kepada
teman-temannya yang orang Belanda dia sering menulis surat yang mengungkapkan
cita-citanya tersebut, tentang adanya persamaan hak kaum wanita dan pria. Setelah
meninggalnya Kartini, surat-surat tersebut kemudian dikumpulkan dan diterbitkan
menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht
(Habis Gelap Terbitlah Terang).
Apa yang terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong
kemajuan wanita Indonesia karena isi tulisan tersebut telah menjadi sumber motivasi
perjuangan bagi kaum wanita Indonesia di kemudian hari. Apa yang sudah dilakukan
RA Kartini sangatlah besar pengaruhnya kepada kebangkitan bangsa ini. Mungkin akan
lebih besar dan lebih banyak lagi yang akan dilakukannya seandainya Allah
memberikan usia yang panjang kepadanya. Namun Allah menghendaki lain, ia
meninggal dunia di usia muda, usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17 September 1904,
ketika melahirkan putra pertamanya.
Mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa ini maka atas nama negara,
pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang
menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan
hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar
yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Belakangan ini, penetapan tanggal
kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi,
masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak
begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya
sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Alasan mereka adalah agar tidak
pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya.
Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang
lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu
hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata
melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah
mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat
derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide
dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya.
Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum
dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya
atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga
nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928. Terlepas
dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama
pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi
Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan
lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada
yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya.
Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan
Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada
yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka
semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita
hormati dan teladani. Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil
tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide
besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari
kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan
yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita
sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa
yang disebut persamaan hak tersebut.
Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak
dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan. Itu semua adalah
sisa-sisa dari kebiasaan lama yang oleh sebagian orang baik oleh pria yang tidak rela
melepaskan sifat otoriternya maupun oleh sebagian wanita itu sendiri yang belum berani
melawan kebiasaan lama. Namun kesadaran telah lama ditanamkan kartini, sekarang
adalah masa pembinaan.
5. Wage Rudolf Supratman
Tingginya jiwa kebangsaan dari Wage Rudolf Supratman menuntun dirinya
membuahkan karya bernilai tinggi yang di kemudian hari telah menjadi pembangkit
semangat perjuangan pergerakan nasional. Semangat kebangsaan, rasa persatuan dan
kehendak untuk merdeka dalam jiwanya dituangkan dalam lagu gubahannya Indonesia
Raya. Lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan negeri ini. Penolakan jiwanya
terhadap penjajahan, pernah juga dituliskannya dalam bukunya yang berjudul Perawan
Desa. Namun sayang, Pahlawan nasional yang lahir 9 Maret 1903 ini sudah meninggal
pada tanggal 17 Agustus 1938, sebelum mendengar lagu gubahannya dikumandangkan
pada hari kemerdekaan negeri yang dicintainya.
Supratman tepatnya lahir di Jatinegara, Jakarta, tanggal 9 Maret 1903.
Menamatkan sekolah dasarnya di Jakarta, kemudian melanjutkan ke Normaal School
Ujungpandang. Setelah menyelesaikan pendidikan, ia masih tetap tinggal di
Ujungpandang dan sempat bekerja sebagai guru Sekolah Dasar kemudian ke sebuah
perusahaan dagang. Kebolehannya bermain musik biola serta menggubah lagu
diperolehnya dari kakaknya semasa menjalani pendidikan dan bekerja di Ujungpandang
ini. Dari Ujungpandang, ia kemudian pindah ke Bandung menekuni profesi sebagai
seorang wartawan.
WAGE RUDOLF SUPRATMAN
9 Maret 1903 – 17 Agustus 1938
Profesi itu terus ditekuninya hingga ia akhirnya mudik ke kota kelahirannya,
Jakarta. Ia sebenarnya merupakan putra dari seorang Tentara Hindia Belanda (KNIL),
tapi tidak dengan begitu ia menjadi antek Belanda yang tidak mempunyai jiwa
kebangsaan Indonesia. Malah sebaliknya, jiwa kebangsaannya sangat tinggi. Jiwa
kebangsaan itu semakin mengental pada dirinya terutama setelah banyak bertemu
dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional sejak ia menekuni profesi kewartawanan. Rasa
tidak senangnya terhadap penjajahan Belanda pernah dituangkannya dalam bukunya
yang berjudul Perawan Desa.
Buku yang mengandung nilai-nilai nasionalitas dan menyinggung pemerintahan
Belanda itu akhirnya oleh pemerintah Belanda, disita dan dilarang beredar. Kilas balik
dari lahirnya lagu Indonesia Raya sendiri adalah berawal dari ketika suatu kali
terbacanya sebuah karangan dalam Majalah Timbul. Penulis karangan tersebut
menentang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Supratman
yang sudah semakin kental jiwa kebangsaannya merasa tertantang. Sejak itu, ia mulai
menggubah lagu. Dan pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya. Ketika Kongres
Pemuda, yakni kongres yang melahirkan Sumpah Pemuda dilangsungkan di Jakarta
bulan Oktober tahun 1928, secara instrumentalia Supratman memperdengarkan lagu
ciptaannya itu pada malam penutupan acara tanggal 28 Oktober 1928 tersebut. Disitulah
saat pertama lagu tersebut dikumandangkan di depan umum.
Lagu yang sangat menggugah jiwa patriotisme itupun dengan cepat terkenal di
kalangan pergerakan nasional. Sehingga sejak itu apabila partai-partai politik
mengadakan kongres, lagu Indonesia Raya, lagu yang menjadi semacam perwujudan
rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka itu selalu dinyanyikan. Dan ketika
Indonesia sudah memperoleh kemerdekaan, para pejuang-pejuang kemerdekaan
menjadikan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Dan, Wage Rudolf
Supratman yang meninggal dan dimakamkan di Surabaya tanggal 17 Agustus 1938,
dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional atas segala jasa-jasanya untuk nusa dan bangsa
tercinta ini.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kerajaan aceh
Kerajaan aceh Kerajaan aceh
Kerajaan aceh De_Chan
 
Kelas x konsep berpikir sejarah
Kelas x   konsep berpikir sejarahKelas x   konsep berpikir sejarah
Kelas x konsep berpikir sejarahyadilia
 
Masa pendudukan jepang
Masa pendudukan jepangMasa pendudukan jepang
Masa pendudukan jepangMamma_mima
 
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
peristiwa sekitar proklamasi
peristiwa sekitar proklamasiperistiwa sekitar proklamasi
peristiwa sekitar proklamasimunir ikhwan
 
Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia 9
Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia 9Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia 9
Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia 9Redemtius Supriyanto
 
Sejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
Sejarah - Kerajaan Ternate&TidoreSejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
Sejarah - Kerajaan Ternate&TidoreRania Afifa Dewi
 
Ppt SNI Organisasi Masa Pendudukan Jepang
Ppt SNI Organisasi Masa Pendudukan JepangPpt SNI Organisasi Masa Pendudukan Jepang
Ppt SNI Organisasi Masa Pendudukan JepangDewi_Sejarah
 
Perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa barat
Perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa baratPerlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa barat
Perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa baratinabel mardelin
 
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesiaPerjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesiaMeliana Siboro
 
Materi Lengkap Tokoh tokoh yang mengatasi disintegrasi bangsa Indonesia_SMAN...
Materi Lengkap Tokoh  tokoh yang mengatasi disintegrasi bangsa Indonesia_SMAN...Materi Lengkap Tokoh  tokoh yang mengatasi disintegrasi bangsa Indonesia_SMAN...
Materi Lengkap Tokoh tokoh yang mengatasi disintegrasi bangsa Indonesia_SMAN...SMAN 1 KEJAYAN
 
Perang Batak
Perang BatakPerang Batak
Perang BatakEko Nur
 
Perlawanan cut nyak dhien_sman1kejayan
Perlawanan cut nyak dhien_sman1kejayanPerlawanan cut nyak dhien_sman1kejayan
Perlawanan cut nyak dhien_sman1kejayanImp Ri
 
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap PenjajahPPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap PenjajahDewi_Sejarah
 
Foto pahlawan revolusi + biografi
Foto pahlawan revolusi + biografiFoto pahlawan revolusi + biografi
Foto pahlawan revolusi + biografiKatarina Yuliana
 
Ir.Soekarno
Ir.SoekarnoIr.Soekarno
Ir.Soekarnorisanurf
 

Was ist angesagt? (20)

Kerajaan aceh
Kerajaan aceh Kerajaan aceh
Kerajaan aceh
 
Kelas x konsep berpikir sejarah
Kelas x   konsep berpikir sejarahKelas x   konsep berpikir sejarah
Kelas x konsep berpikir sejarah
 
Masa pendudukan jepang
Masa pendudukan jepangMasa pendudukan jepang
Masa pendudukan jepang
 
Soeharto
SoehartoSoeharto
Soeharto
 
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
 
peristiwa sekitar proklamasi
peristiwa sekitar proklamasiperistiwa sekitar proklamasi
peristiwa sekitar proklamasi
 
Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia 9
Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia 9Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia 9
Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia 9
 
Tuanku imam bonjol
Tuanku imam bonjolTuanku imam bonjol
Tuanku imam bonjol
 
Sejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
Sejarah - Kerajaan Ternate&TidoreSejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
Sejarah - Kerajaan Ternate&Tidore
 
Ppt SNI Organisasi Masa Pendudukan Jepang
Ppt SNI Organisasi Masa Pendudukan JepangPpt SNI Organisasi Masa Pendudukan Jepang
Ppt SNI Organisasi Masa Pendudukan Jepang
 
Perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa barat
Perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa baratPerlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa barat
Perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa barat
 
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesiaPerjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia
 
Materi Lengkap Tokoh tokoh yang mengatasi disintegrasi bangsa Indonesia_SMAN...
Materi Lengkap Tokoh  tokoh yang mengatasi disintegrasi bangsa Indonesia_SMAN...Materi Lengkap Tokoh  tokoh yang mengatasi disintegrasi bangsa Indonesia_SMAN...
Materi Lengkap Tokoh tokoh yang mengatasi disintegrasi bangsa Indonesia_SMAN...
 
13.Kerajaan banten
13.Kerajaan banten13.Kerajaan banten
13.Kerajaan banten
 
Perang Batak
Perang BatakPerang Batak
Perang Batak
 
Perlawanan cut nyak dhien_sman1kejayan
Perlawanan cut nyak dhien_sman1kejayanPerlawanan cut nyak dhien_sman1kejayan
Perlawanan cut nyak dhien_sman1kejayan
 
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap PenjajahPPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
 
1. historiografi tradisional
1. historiografi tradisional1. historiografi tradisional
1. historiografi tradisional
 
Foto pahlawan revolusi + biografi
Foto pahlawan revolusi + biografiFoto pahlawan revolusi + biografi
Foto pahlawan revolusi + biografi
 
Ir.Soekarno
Ir.SoekarnoIr.Soekarno
Ir.Soekarno
 

Ähnlich wie 5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia

Bung hatta dalam kesederhanaan
Bung hatta dalam kesederhanaanBung hatta dalam kesederhanaan
Bung hatta dalam kesederhanaanYasirecin Yasir
 
Riwayat bung hatta
Riwayat bung hattaRiwayat bung hatta
Riwayat bung hattaany_susanti
 
Pkn ( biografi )
Pkn ( biografi )Pkn ( biografi )
Pkn ( biografi )pihankaratu
 
Ki hajar dewantara
Ki hajar dewantaraKi hajar dewantara
Ki hajar dewantaradiahaisyah01
 
dokumen.tips_biografi-moh-hatta-55d2988d8d13e.pptx
dokumen.tips_biografi-moh-hatta-55d2988d8d13e.pptxdokumen.tips_biografi-moh-hatta-55d2988d8d13e.pptx
dokumen.tips_biografi-moh-hatta-55d2988d8d13e.pptxfandy ismatullah
 
Indische partij
Indische partijIndische partij
Indische partijrendynamic
 
5 tokoh pahlawan nasional
5 tokoh pahlawan nasional5 tokoh pahlawan nasional
5 tokoh pahlawan nasionalAndy Fath
 
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYANKartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYANriduuwanpungki
 
Muhammad Hatta presentatiton
Muhammad Hatta presentatitonMuhammad Hatta presentatiton
Muhammad Hatta presentatitonAgewen Stifford
 
Hatta Terasuk Panggilan Tanah Air
Hatta Terasuk Panggilan Tanah AirHatta Terasuk Panggilan Tanah Air
Hatta Terasuk Panggilan Tanah AirPindai Media
 
Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh
Hasan Tiro, Perawat Literasi AtjehHasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh
Hasan Tiro, Perawat Literasi AtjehPindai Media
 
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Wa Ode Aisyah Aisyah
 

Ähnlich wie 5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia (20)

Bung hatta dalam kesederhanaan
Bung hatta dalam kesederhanaanBung hatta dalam kesederhanaan
Bung hatta dalam kesederhanaan
 
Riwayat bung hatta
Riwayat bung hattaRiwayat bung hatta
Riwayat bung hatta
 
TAN MALAKA.docx
TAN MALAKA.docxTAN MALAKA.docx
TAN MALAKA.docx
 
Biografi
BiografiBiografi
Biografi
 
Dari wikipedia bahasa indonesia
Dari wikipedia bahasa indonesiaDari wikipedia bahasa indonesia
Dari wikipedia bahasa indonesia
 
Pkn ( biografi )
Pkn ( biografi )Pkn ( biografi )
Pkn ( biografi )
 
pahlawan.pptx
pahlawan.pptxpahlawan.pptx
pahlawan.pptx
 
Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar DewantaraKi Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara
 
Ki hajar dewantara
Ki hajar dewantaraKi hajar dewantara
Ki hajar dewantara
 
dokumen.tips_biografi-moh-hatta-55d2988d8d13e.pptx
dokumen.tips_biografi-moh-hatta-55d2988d8d13e.pptxdokumen.tips_biografi-moh-hatta-55d2988d8d13e.pptx
dokumen.tips_biografi-moh-hatta-55d2988d8d13e.pptx
 
Indische partij
Indische partijIndische partij
Indische partij
 
5 tokoh pahlawan nasional
5 tokoh pahlawan nasional5 tokoh pahlawan nasional
5 tokoh pahlawan nasional
 
Biografi moh
Biografi moh Biografi moh
Biografi moh
 
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYANKartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
 
Muhammad Hatta presentatiton
Muhammad Hatta presentatitonMuhammad Hatta presentatiton
Muhammad Hatta presentatiton
 
Hatta Terasuk Panggilan Tanah Air
Hatta Terasuk Panggilan Tanah AirHatta Terasuk Panggilan Tanah Air
Hatta Terasuk Panggilan Tanah Air
 
Indonesia menggugat-pandangan-soekarno-thd-hukum
Indonesia menggugat-pandangan-soekarno-thd-hukumIndonesia menggugat-pandangan-soekarno-thd-hukum
Indonesia menggugat-pandangan-soekarno-thd-hukum
 
Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh
Hasan Tiro, Perawat Literasi AtjehHasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh
Hasan Tiro, Perawat Literasi Atjeh
 
Biografi
BiografiBiografi
Biografi
 
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
Sejarah Kelas XII SMA Kurikulum 2013-Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang ...
 

Mehr von Yasirecin Yasir (20)

Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinyaBentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
 
Cara menambah ram pc
Cara menambah ram pcCara menambah ram pc
Cara menambah ram pc
 
Ujian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatanUjian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatan
 
Tugas rpp
Tugas rppTugas rpp
Tugas rpp
 
Tugas ppd
Tugas ppdTugas ppd
Tugas ppd
 
Tugas pp
Tugas ppTugas pp
Tugas pp
 
Tugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hattaTugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hatta
 
Tugas jepang
Tugas jepangTugas jepang
Tugas jepang
 
Tugas ekonomi
Tugas ekonomiTugas ekonomi
Tugas ekonomi
 
Tugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigiTugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigi
 
Tugas biokimia air
Tugas biokimia airTugas biokimia air
Tugas biokimia air
 
Tugas bahasa
Tugas bahasaTugas bahasa
Tugas bahasa
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Tugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisiTugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisi
 
Tugas antropologi budaya
Tugas antropologi budayaTugas antropologi budaya
Tugas antropologi budaya
 
Translate medicene
Translate mediceneTranslate medicene
Translate medicene
 
Tanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbhTanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbh
 
Spesies gajah
Spesies gajahSpesies gajah
Spesies gajah
 
Rutinit as
Rutinit asRutinit as
Rutinit as
 
Rrp ng vini
Rrp ng viniRrp ng vini
Rrp ng vini
 

Kürzlich hochgeladen

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 

Kürzlich hochgeladen (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

5 pahlawan yang sangat berjasa bagi indonesia

  • 1. 5 PAHLAWAN YANG SANGAT BERJASA BAGI INDONESIA 1. Ir. SOEKARNO Ir. Soekarno yang bernama lahir Koesno Sosrodiharjo ini lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar dari pasangan Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, diberi nama kecil, Koesno. Ir. Soekarno , 44 tahun kemudian, menguak fajar kemerdekaan Indonesia setelah lebih dari tiga setengah abad ditindas oleh penjajah-penjajah asing. Soekarno hidup jauh dari orang tuanya di Blitar sejak duduk di bangku sekolah rakyat, indekos di Surabaya sampai tamat HBS (Hoogere Burger School). Ia tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Jiwa nasionalismenya membara lantaran sering menguping diskusi-diskusi politik di rumah induk semangnya yang kemudian menjadi ayah mertuanya dengan menikahi Siti Oetari (1921).Soekarno pindah ke Bandung, melanjutkan pendidikan tinggi di THS (Technische Hooge-School), Sekolah Teknik Tinggi yang kemudian hari menjadi ITB, meraih gelar insinyur, 25 Mei 1926. Semasa kuliah di Bandung, Soekarno, menemukan jodoh yang lain, menikah dengan Inggit Ganarsih (1923).Soekarno muda, lebih akrab dipanggil Bung Karno mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia), 4 Juni 1927. Tujuannya, mendirikan negara Indonesia Merdeka. Akibatnya, Bung Karno ditangkap, diadili dan dijatuhi hukuman penjara oleh pemerintah Hindia Belanda. Ia Ir. SOEKARNO 6 Juni 1901 – 21 Juni 1970
  • 2. dijeboloskan ke penjara Sukamiskin, Bandung, 29 Desember 1949. Di dalam pidato pembelaannya yang berjudul, Indonesia Menggugat, Bung Karno berapi-api menelanjangi kebobrokan penjajah Belanda. Bebas tahun 1931, Bung Karno kemudian memimpin Partindo. Tahun 1933, Belanda menangkapnya kembali, dibuang ke Ende, Flores. Dari Ende, dibuang ke Bengkulu selama empat tahun. Di sanalah ia menikahi Fatwamati (1943) yang memberinya lima orang anak; Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rahmawati, Sukmawati dan Guruh Soekarnoputri.Soekarno adalah seorang cendekiawan yang meninggalkan ratusan karya tulis dan beberapa naskah drama yang mungkin hanya pernah dipentaskan di Ende, Flores. Kumpulan tulisannya sudah diterbitkan dengan judul Dibawah Bendera Revolusi, dua jilid. Dari buku setebal kira-kira 630 halaman tersebut, tulisan pertamanya (1926), berjudul, Nasionalisme, Islamisme, dan Marxism, bagian paling menarik untuk memahami gelora muda Bung Karno.Tahun 1942, tentara pendudukan Belanda di Indonesia menyerah pada Jepang. Penindasan yang dilakukan tentara pendudukan selama tiga tahun jauh lebih kejam. Di balik itu, Jepang sendiri sudah mengimingi kemerdekaan bagi Indonesia. Penyerahan diri Jepang setelah dua kota utamanya, Nagasaki dan Hiroshima, dibom atom oleh tentara Sekutu, tanggal 6 Agustus 1945, membuka cakrawala baru bagi para pejuang Indonesia. Mereka, tidak perlu menunggu, tetapi merebut kemerdekaan dari Jepang.Setelah persiapan yang cukup panjang, dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs Muhammad Hatta, mereka memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur No. 52 (sekarang Jln. Proklamasi), Jakarta.
  • 3. 2. Dr. MOCH. HATTA Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatra Barat. Ia menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi, dan kemudian pada tahun 1913-1916 melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. Saat usia 13 tahun, sebenarnya beliau telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (kini Jakarta), namun ibunya menginginkan Hatta agar tetap di Padang dahulu, mengingat usianya yang masih muda. Akhirnya Bung Hatta melanjutkan studi ke MULO di Padang, baru kemudian pada tahun 1919 beliau pergi ke Batavia untuk studi di HBS. Beliau menyelesaikan studinya dengan hasil sangat baik, dan pada tahun 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool (bahasa inggris: Rotterdam School of Commerce, kini menjadi Erasmus Universiteit). Di Belanda, ia kemudian tinggal selama 11 tahun.Saat masih di sekolah menengah di Padang, Bung Hatta telah aktif di organisasi, antara lain sebagai bendahara pada organisasi Jong Sumatranen Bond cabang Padang.Pada tangal 27 November 1956, Bung Hatta memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada di Yoyakarta. Pidato pengukuhannya berjudul “Lampau dan Datang”.Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang Padang. Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri ceramah- Dr. (H.C.) Drs. H. MOHAMMAD HATTA 12 Agustus 1902 – 14 Maret 1980
  • 4. ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis. Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas berangkat ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Di Batavia, ia juga aktif di Jong Sumatranen Bond Pusat, juga sebagai Bendahara.Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada 1913 sebagai eksterniran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De Express. Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) Cabang Padang. Di kota ini Hatta mulai menimbun pengetahuan perihal perkembangan masyarakat dan politik, salah satunya lewat membaca berbagai koran, bukan saja koran terbitan Padang tetapi juga Batavia. Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim dalam Neratja. Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri ceramah- ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis. “Aku kagum melihat cara Abdul Moeis berpidato, aku asyik mendengarkan suaranya yang merdu setengah parau, terpesona oleh ayun katanya. Sampai saat itu aku belum pernah mendengarkan pidato yang begitu hebat menarik perhatian dan membakar semangat,” aku Hatta dalam Memoir-nya. Itulah Abdul Moeis: pengarang roman Salah Asuhan; aktivis partai Sarekat Islam; anggota Volksraad; dan pegiat dalam majalah Hindia Sarekat, koran Kaoem Moeda, Neratja, Hindia Baroe, serta Utusan Melayu dan Peroebahan. Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas ia bertolak ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Di sini, Hatta mulai aktif menulis. Karangannya dimuat dalam majalah Jong Sumatera, “Namaku Hindania!” begitulah judulnya. Berkisah perihal janda cantik dan kaya yang terbujuk kawin lagi.
  • 5. Setelah ditinggal mati suaminya, Brahmana dari Hindustan, datanglah musafir dari Barat bernama Wolandia, yang kemudian meminangnya. “Tapi Wolandia terlalu miskin sehingga lebih mencintai hartaku daripada diriku dan menyia-nyiakan anak-anakku,” rutuk Hatta lewat Hindania. Pemuda Hatta makin tajam pemikirannya karena diasah dengan beragam bacaan, pengalaman sebagai Bendahara JSB Pusat, perbincangan dengan tokoh-tokoh pergerakan asal Minangkabau yang mukim di Batavia, serta diskusi dengan temannya sesama anggota JSB: Bahder Djohan. Saban Sabtu, ia dan Bahder Djohan punya kebiasaan keliling kota. Selama berkeliling kota, mereka bertukar pikiran tentang berbagai hal mengenai tanah air. Pokok soal yang kerap pula mereka perbincangkan ialah perihal memajukan bahasa Melayu. Untuk itu, menurut Bahder Djohan perlu diadakan suatu majalah. Majalah dalam rencana Bahder Djohan itupun sudah ia beri nama Malaya. Antara mereka berdua sempat ada pembagian pekerjaan. Bahder Djohan akan mengutamakan perhatiannya pada persiapan redaksi majalah, sedangkan Hatta pada soal organisasi dan pembiayaan penerbitan. Namun, “Karena berbagai hal cita-cita kami itu tak dapat diteruskan,” kenang Hatta lagi dalam Memoir-nya. Selama menjabat Bendahara JSB Pusat, Hatta menjalin kerjasama dengan percetakan surat kabar Neratja. Hubungan itu terus berlanjut meski Hatta berada di Rotterdam, ia dipercaya sebagai koresponden. Suatu ketika pada medio tahun 1922, terjadi peristiwa yang mengemparkan Eropa, Turki yang dipandang sebagai kerajaan yang sedang runtuh (the sick man of Europe) memukul mundur tentara Yunani yang dijagokan oleh Inggris. Rentetan peristiwa itu Hatta pantau lalu ia tulis menjadi serial tulisan untuk Neratja di Batavia. Serial tulisan Hatta itu menyedot perhatian khalayak pembaca, bahkan banyak surat kabar di tanah air yang mengutip tulisan-tulisan Hatta. Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada 1913 sebagai eksterniran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De Expres.
  • 6. Kondisi itu tercipta, tak lepas karena Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) menginisiasi penerbitan majalah Hindia Poetra oleh Indische Vereeniging mulai 1916. Hindia Poetra bersemboyan “Ma’moerlah Tanah Hindia! Kekallah Anak- Rakjatnya!” berisi informasi bagi para pelajar asal tanah air perihal kondisi di Nusantara, tak ketinggalan pula tersisip kritik terhadap sikap kolonial Belanda. Di Indische Vereeniging, pergerakan putra Minangkabau ini tak lagi tersekat oleh ikatan kedaerahan. Sebab Indische Vereeniging berisi aktivis dari beragam latar belakang asal daerah. Lagipula, nama Indische –meski masih bermasalah– sudah mencerminkan kesatuan wilayah, yakni gugusan kepulauan di Nusantara yang secara politis diikat oleh sistem kolonialisme belanda. Dari sanalah mereka semua berasal. Hatta mengawali karir pergerakannya di Indische Vereeniging pada 1922, lagi-lagi, sebagai Bendahara. Penunjukkan itu berlangsung pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra. Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa mendatang, sebab ketika itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia. Sebuah pilihan nama bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam forum itu pula, salah seorang anggota Indonesische Vereeniging mengatakan bahwa dari sekarang kita mulai membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau Nederland Indie. Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda, dan di sinilah ia bersahabat dengan nasionalis India, Jawaharlal Nehru. Aktivitasnya dalam organisasi ini menyebabkan Hatta ditangkap pemerintah Belanda. Hatta akhirnya dibebaskan, setelah melakukan pidato pembelaannya yang terkenal: Indonesia Free. Pada tahun 1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda kembali menangkap Hatta, bersama Soetan Sjahrir, ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia pada bulan Februari 1934. Hatta diasingkan ke Digul dan kemudian ke Banda selama 6 tahun. Pada tahun 1945, Hatta secara aklamasi diangkat sebagai wakil presiden pertama RI, bersama Bung Karno yang menjadi presiden RI.
  • 7. 3. KI HAJAR DEWANTARA Pendiri Taman Siswa ini adalah Bapak Pendidikan Nasional. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan). Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 28 April 1959 dan dimakamkan di sana. Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya. Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. KI HAJAR DEWANTARA 2 Mei 1889 – 26 April 1959
  • 8. Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913. Alasan penolakannya adalah karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.Kemudian setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum Indische Partij ia pun ikut membentuk Komite Bumipoetra pada November 1913. Komite itu sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda. Komite Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut. Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu antara lain berbunyi: “Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun”. Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukuman internering (hukum buang) yaitu sebuah
  • 9. hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk bertempat tinggal. Ia pun dihukum buang ke Pulau Bangka. Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo merasakan rekan seperjuangan diperlakukan tidak adil. Mereka pun menerbitkan tulisan yang bernada membela Soewardi. Tetapi pihak Belanda menganggap tulisan itu menghasut rakyat untuk memusuhi dan memberontak pada pemerinah kolonial. Akibatnya keduanya juga terkena hukuman internering. Douwes Dekker dibuang di Kupang dan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda. Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka bisa memperlajari banyak hal dari pada didaerah terpencil. Akhirnya mereka diijinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berhasil memperoleh Europeesche Akte. Kemudian ia kembali ke tanah air di tahun 1918. Di tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman Siswa. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut. Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Tamansiswa, ia juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya berjumlah ratusan buah. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Sementara itu, pada zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan pendidikan tetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di
  • 10. samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Setelah zaman kemedekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Penghargaan lain yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1957. Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana. Kemudian oleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya- karya Ki Hadjar sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional. Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.
  • 11. 4. Raden Ajeng Kartini Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya. Buku itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang. Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan kaumnya di berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir dan bertumbuh di berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir menjadi manusia seutuhnya. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya. Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Pada saat itu, Raden Ajeng RADEN AJENG KARTINI 21 April tahun 1879 – 17 September 1904
  • 12. Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, ini sebenarnya sangat menginginkan bisa memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, namun sebagaimana kebiasaan saat itu dia pun tidak diizinkan oleh orang tuanya. Dia hanya sempat memperoleh pendidikan sampai E.L.S. (Europese Lagere School) atau tingkat sekolah dasar. Setamat E.L.S, Kartini pun dipingit sebagaimana kebiasaan atau adat- istiadat yang berlaku di tempat kelahirannya dimana setelah seorang wanita menamatkan sekolah di tingkat sekolah dasar, gadis tersebut harus menjalani masa pingitan sampai tiba saatnya untuk menikah. Merasakan hambatan demikian, Kartini remaja yang banyak bergaul dengan orang-orang terpelajar serta gemar membaca buku khususnya buku-buku mengenai kemajuan wanita seperti karya-karya Multatuli “Max Havelaar” dan karya tokoh-tokoh pejuang wanita di Eropa, mulai menyadari betapa tertinggalnya wanita sebangsanya bila dibandingkan dengan wanita bangsa lain terutama wanita Eropa. Dia merasakan sendiri bagaimana ia hanya diperbolehkan sekolah sampai tingkat sekolah dasar saja padahal dirinya adalah anak seorang Bupati. Hatinya merasa sedih melihat kaumnya dari anak keluarga biasa yang tidak pernah disekolahkan sama sekali. Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad untuk memajukan wanita bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita-citanya itu, dia mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa memungut bayaran alias cuma-cuma. Bahkan demi cita-cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti Sekolah Guru di Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi seorang pendidik yang lebih baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya tersebut, orangtuanya pun memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang. Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan sekalipun. Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di Rembang di samping sekolah di Jepara yang sudah didirikannya sebelum menikah. Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah
  • 13. Kartini’ di tempat masing-masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon. Sepanjang hidupnya, Kartini sangat senang berteman. Dia mempunyai banyak teman baik di dalam negeri maupun di Eropa khususnya dari negeri Belanda, bangsa yang sedang menjajah Indonesia saat itu. Kepada para sahabatnya, dia sering mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya memajukan wanita negerinya. Kepada teman-temannya yang orang Belanda dia sering menulis surat yang mengungkapkan cita-citanya tersebut, tentang adanya persamaan hak kaum wanita dan pria. Setelah meninggalnya Kartini, surat-surat tersebut kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Apa yang terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan wanita Indonesia karena isi tulisan tersebut telah menjadi sumber motivasi perjuangan bagi kaum wanita Indonesia di kemudian hari. Apa yang sudah dilakukan RA Kartini sangatlah besar pengaruhnya kepada kebangkitan bangsa ini. Mungkin akan lebih besar dan lebih banyak lagi yang akan dilakukannya seandainya Allah memberikan usia yang panjang kepadanya. Namun Allah menghendaki lain, ia meninggal dunia di usia muda, usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17 September 1904, ketika melahirkan putra pertamanya. Mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa ini maka atas nama negara, pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu
  • 14. hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928. Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani. Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan. Itu semua adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama yang oleh sebagian orang baik oleh pria yang tidak rela melepaskan sifat otoriternya maupun oleh sebagian wanita itu sendiri yang belum berani melawan kebiasaan lama. Namun kesadaran telah lama ditanamkan kartini, sekarang adalah masa pembinaan.
  • 15. 5. Wage Rudolf Supratman Tingginya jiwa kebangsaan dari Wage Rudolf Supratman menuntun dirinya membuahkan karya bernilai tinggi yang di kemudian hari telah menjadi pembangkit semangat perjuangan pergerakan nasional. Semangat kebangsaan, rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka dalam jiwanya dituangkan dalam lagu gubahannya Indonesia Raya. Lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan negeri ini. Penolakan jiwanya terhadap penjajahan, pernah juga dituliskannya dalam bukunya yang berjudul Perawan Desa. Namun sayang, Pahlawan nasional yang lahir 9 Maret 1903 ini sudah meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938, sebelum mendengar lagu gubahannya dikumandangkan pada hari kemerdekaan negeri yang dicintainya. Supratman tepatnya lahir di Jatinegara, Jakarta, tanggal 9 Maret 1903. Menamatkan sekolah dasarnya di Jakarta, kemudian melanjutkan ke Normaal School Ujungpandang. Setelah menyelesaikan pendidikan, ia masih tetap tinggal di Ujungpandang dan sempat bekerja sebagai guru Sekolah Dasar kemudian ke sebuah perusahaan dagang. Kebolehannya bermain musik biola serta menggubah lagu diperolehnya dari kakaknya semasa menjalani pendidikan dan bekerja di Ujungpandang ini. Dari Ujungpandang, ia kemudian pindah ke Bandung menekuni profesi sebagai seorang wartawan. WAGE RUDOLF SUPRATMAN 9 Maret 1903 – 17 Agustus 1938
  • 16. Profesi itu terus ditekuninya hingga ia akhirnya mudik ke kota kelahirannya, Jakarta. Ia sebenarnya merupakan putra dari seorang Tentara Hindia Belanda (KNIL), tapi tidak dengan begitu ia menjadi antek Belanda yang tidak mempunyai jiwa kebangsaan Indonesia. Malah sebaliknya, jiwa kebangsaannya sangat tinggi. Jiwa kebangsaan itu semakin mengental pada dirinya terutama setelah banyak bertemu dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional sejak ia menekuni profesi kewartawanan. Rasa tidak senangnya terhadap penjajahan Belanda pernah dituangkannya dalam bukunya yang berjudul Perawan Desa. Buku yang mengandung nilai-nilai nasionalitas dan menyinggung pemerintahan Belanda itu akhirnya oleh pemerintah Belanda, disita dan dilarang beredar. Kilas balik dari lahirnya lagu Indonesia Raya sendiri adalah berawal dari ketika suatu kali terbacanya sebuah karangan dalam Majalah Timbul. Penulis karangan tersebut menentang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Supratman yang sudah semakin kental jiwa kebangsaannya merasa tertantang. Sejak itu, ia mulai menggubah lagu. Dan pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya. Ketika Kongres Pemuda, yakni kongres yang melahirkan Sumpah Pemuda dilangsungkan di Jakarta bulan Oktober tahun 1928, secara instrumentalia Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya itu pada malam penutupan acara tanggal 28 Oktober 1928 tersebut. Disitulah saat pertama lagu tersebut dikumandangkan di depan umum. Lagu yang sangat menggugah jiwa patriotisme itupun dengan cepat terkenal di kalangan pergerakan nasional. Sehingga sejak itu apabila partai-partai politik mengadakan kongres, lagu Indonesia Raya, lagu yang menjadi semacam perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka itu selalu dinyanyikan. Dan ketika Indonesia sudah memperoleh kemerdekaan, para pejuang-pejuang kemerdekaan menjadikan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Dan, Wage Rudolf Supratman yang meninggal dan dimakamkan di Surabaya tanggal 17 Agustus 1938, dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional atas segala jasa-jasanya untuk nusa dan bangsa tercinta ini.