SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
Oleh:
MAHIFAL, SH.,MH
   Filsafat = Falsafat
   Yunani : Philosophia
       Philos/philein = suka, cinta, mencintai
       Shopia = kebijaksanaan, hikmah, kepandaian, ilmu
    Artinya: Cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada
    ilmu
   Belanda : Wijsbegeerte
       Wijs = pandai, berilmu
       Begeerte = keinginan
    Artinya: keinginan untuk ilmu
   Plato (427 – 348 S.M)
     Filsafat
           : ilmu pengetahuan yang bersifat untuk
     mencapai kebenaran yang asli
   Aristoteles (382 – 322 S.M)
     Filsafat
             : ilmu pengetahuan yang meliputi
     kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu
     metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik
     dan sostetika
   Cicero (106 – 043 S.M)
     Filsafat : ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya
     Filsafat : ilmu pengetahuan terluhur dan keinginan
      untuk mendapatkannya
   Descartes (1596 – 1650)
     Filsafat : kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan,
      alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya
   Immanuel Kant (1724 - 1804)
     Filsafat : ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
      pangkal segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya
      4 (empat) persoalan:
         Apakah yang dapat kita ketahui? (J: termasuk dalam bidang
          Metafisika)
         Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (J: termasuk dalam
          bidang Etika)
         Sampai dimanakah harapan kita? (J: termasuk pada bidang
          agama)
         Apakah yang dinamakan manusia itu? (J: termasuk pada
          bidang Antropologie)
   Darji Darmodiharjo
     Filsafat
             : pemikiran manusia dalam usahanya
     mencari kebijaksanaan dan kebenaran yang
     sedalam-dalamnya sampai ke akar-akarnya
     (radikal, radik = akar), teratur (sistematis) dan
     menyeluruh (universal)
   I.R. Pudjowijatno
     Filsafat
            : ilmu yang berusaha mencari sebagai
     sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
     berdasarkan atas pikiran belaka
Falsafah             Falsafah
        dalam arti           dalam arti
          Praktis              Proses




 Falsafah                                Falsafah
dalam arti           FALSAFAH           dalam arti
  Teoritis           PANCASILA            Produk




        Falsafah
                                 Falsafah
         sebagai
                                  sebagai
       Pandangan
                                    Ilmu
          Hidup
   Falsafah dalam arti produk :
       Pancasila sebagai pandangan hidup
   Falsafah dalam arti praktis:
       Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan
        pegangan dalam sikap, tingkah laku, perbuatan dalam kehidupan
        sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
        dimanapun mereka berada.
   Pancasila sebagai falsafah hidup Bangsa Indonesia tumbuh dan
    berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya
    Bangsa Indonesia
   Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pancasila bersumber pada
    budaya dan pengalaman bangsa Indonesia yang berkembang
    akibat usaha bangsa dalam mencari jawaban atas persoalan-
    persoalan esensial yang menyangkut makna atas hakikat sesuatu
    yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia.
   Makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan
    bangsa Indonesia, meliputi antara lain:
       Alam semesta seperti:
           bagaimana alam ini terbentuk,
           bagaimana hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam alam
            semesta
       Manusia dan kehidupannya:
           siapa sebenarnya manusia itu,
           dari mana asalnya dan kemana kembalinya,
           bagaimana hubungan manusia dengan manusia lain, dengan
            masyarakat, dan dengan Pencipta manusia dsb.
       Nilai-nilai yang kemudian diangkat menjadi NORMA-NORMA yang
        mengatur kehidupan, seperti nilai-nilai tentang:
           baik dan buruk,
           benar dan salah,
           berguna dan tidak berguna,dsb.
   Pancasila yang merupakan falsafah hidup Bangsa Indonesia
    mengandung NILAI-NILAI dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa
    Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa beradab.
   Nilai-Nilai Dasar Yang dimaksud :
       Nilai   Ketuhanan,
       Nilai   Kemanusiaan,
       Nilai   Persatuan,
       Nilai   Kenyataan,
       Nilai   Keadilan Sosial
   Bagi Bangsa Indonesia Rumusan setepatnya dari pada nilai-nilai
    dasar tersebut termuat dalam alinea keempat dari Pembukaan
    UUD 1945
     Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila ini merupakan satu
      kesatuan yang bulat dan utuh, yang tersusun secara sistematis-hirarkis
     Artinya bahwa antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnya
      saling berhubungan, tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-pecahkan
      maupun ditukar tempatnya.
   Nilai (dlm bahasa Inggris : Value) adalah termasuk pengertian
    Filsafat
   Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto:
       Pada hakikatnya nilai adalah sesuatu yang diinginkan (positif) atau
        sesuatu yang tidak diinginkan (negatif).
   Menilai mengandung arti Menimbang, yaitu kegiatan manusia
    menghubungkan sesuatu dengan sesuatu, dan selanjutnya
    mengambil keputusan;
   Menilai dapat berarti menimbang dan memperbandingkan sesuatu
    dengan sesuatu lainnya untuk kemudian mengambil sikap atau
    keputusan.
   Hasil pertimbangan dan perbandingan yang dibuat itulah yang
    disebut dengan NILAI.
   Dalam melakukan Penilaian Subyek dapat menggunakan segala
    kelengkapan analisis yang ada padanya:
       INDERA yang dimilikinya menghasilkan nilai nikmat, dan sebaliknya
        nilai kesengsaraan
     RASIO menghasilkan nilai benar dan salah;
     RASA ETESTIS menghasilkan nilai Indah dan tidak indah
     IMAN menghasilkan nilai suci dan tidak suci, halal dan haram.
   Sesuatu keputusan dapat mengatakan baik atau salah, religius
    atau tidak religius, dan sebagainya berkaitan dengan unsur –unsur
    yang ada pada manusia yaitu :
     jasmani,
     kepercayaan,
     cipta,
     rasa dan karsa
   Maka sesuatu dapat dikatakan mempunyai nilai, yaitu apabila
    sesuatu itu :
       berguna/bermanfaat,
       benar (nilai kebenaran),
       indah (nilai aestheis),
       baik (nilai moral/etis) dan
       religius (nilai keagamaan).
   Loiuis O Kattsoff membedakan NILAI dalam 2 macam:
       Nilai Intristik:
           ialah nilai dari segala sesuatu yang sejak semula sudah bernilai, misalnya
            pisau mengandung kualitas pengirisan di dalamnya.
       Nilai Instrumental:
           ialah nilai sesuatu karena dapat dipakai sebagai sarana untuk mencapai
            sesuatu, misalnya pisau dikatakan bernilai instrumentasl bila dapat digunakan
            si subyek untuk mengiris.
   Menurut Notonegoro nilai dapat dibedakan ke dalam 3 macam:
       Nilai Material:
           yaitu segala sesuatu yang berguna bai unsur manusia.
       Nilai Vital:
           yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
            kegiatan atau aktivitas.
       Nilai Kerohanian:
           yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
   Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam :
     Nilai Kebenaran/Kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia (ratio,
      budi, cipta);
     Nilai Keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia (gevoel,
      perasaan, aestheis);
     Nilai kebaikan atau Nilai Moral yang bersumber pada nili
      kehendak/kemauan manusia (will, karsa, ethic).
     Nilai Religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan
      mutlak.
    Nilai ini bersumber pada kepercayaan manusia/keyakinan manusia.
   Pancasila mengandung nilai kerohanian, yakni
    yang didalamnya terkandung nilai-nilai secara
    lengkap dan harmonis:
       nilai material,
       nilai vital,
       nilai kebenaran/kenyataan,
       nilai aestheis,
       nilai ethis/moral maupun nilai religius, seperti yang
        tampak pada susunan sila-sila Pancasila yang sistematis
        hierarkis, dimulai dari sila pertama sampai sila kelima.
   Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai
    secara berpasangan sbb:
       Nilai Objektif dan Nilai Subjektif:
           Nilai Objektif ialah nilai yang dilihat berdasarkan kondisi senyatanya
            dari obyek tersebut
           Nilai Subjektif ialah nilai yang diberikan oleh subyek
       Nilai Positif dan Nilai Negatif
           Nilai Positif ialah nilai yang bermanfaat bagi kepentingan manusia,
            baik ditinjau dari sudut kepentingan lahiriah maupun bathiniah,
            contoh nilai kebaikan, keindahan, kesusilaan.
           Nilai Negatif ialah yang merupakan antinomi dari nilai positif.
            Contoh : Nilai kejahatan, keburukan, ketidaksusilaan.
   Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai
    secara berpasangan sbb:
       Nilai Intrinsik dan Nilai Ekstrinsik
           Nilai Intrinsik ialah nilai yang berdiri sendiri yang mengandung
            kualitas tertentu, misalnya suatu tindakan dikatakan sebagai
            tindakan yang bernilai susila adalah semata-mata karena tindakan
            itu memang baik.
           Nilai Ekstrintrik ialah nilai yang bergantung pada nilai instrintrik dari
            akibat-akibatnya.
       Nilai Transenden dan Nilai Imanen
           Nilai Transeden ialah nilai yang melampaui batas-batas pengalaman
            dan pengetahuan manusia, misalnya nilai ketuhanan, sebagai nilai
            yang diperoleh melalui pengertian murni, yang mengatasi
            pengalaman dan rasio manusia.
           Nilai Imanen ialah nilai yang terikat dengan pengalaman dan
            pengetahuan manusia, misalnya mengenai pengetahuan inderawi
            dan rasio manusia diperoleh rasa asin, manis, luas sempit dsb.
   Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai
    secara berpasangan sbb:
       Nilai Dasar dan Nilai Instrumental
           Nilai Dasar adalah nilai yang bersifat tetap, yang dipilih sebagai
            landasan bagi nilai instrumental untuk akhirnya diwujudkan sebagai
            kenyataan (praktis).
               Nilai yang dipilih ini umumnya berhubungan dengan nilai–nilai objektif,
                Positif, instrinsik dan transeden.
           Nilai Instrumental ialah nilai yang merupakan usaha konkretisasi dari
            nilai dasar.
               Nilai ini biasanya telah dituangkan dalam bentuk norma, dan dijadikan
                dasar bagi perwujudan suatu praktis.
Selamat Siang ……………….

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Filsafat pendidikan islam
Filsafat pendidikan islamFilsafat pendidikan islam
Filsafat pendidikan islam
yuandakusuma
 
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
ELce PurWandarie
 
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiahIslam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
azzahracaem
 
POWERPOINT ALIRAN FILSAFAT IDEALISME “Pengaruh Idealisme di Ruang Kelas”
POWERPOINT ALIRAN FILSAFAT IDEALISME “Pengaruh Idealisme di Ruang Kelas”POWERPOINT ALIRAN FILSAFAT IDEALISME “Pengaruh Idealisme di Ruang Kelas”
POWERPOINT ALIRAN FILSAFAT IDEALISME “Pengaruh Idealisme di Ruang Kelas”
isyaheni nurmaya
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Operator Warnet Vast Raha
 

Was ist angesagt? (20)

IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamPeserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
 
PENGANTAR FILSAFAT UMUM SMT 4.ppt
PENGANTAR FILSAFAT UMUM SMT 4.pptPENGANTAR FILSAFAT UMUM SMT 4.ppt
PENGANTAR FILSAFAT UMUM SMT 4.ppt
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Filsafat pendidikan islam
Filsafat pendidikan islamFilsafat pendidikan islam
Filsafat pendidikan islam
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Soal soal filsafat
Soal soal filsafatSoal soal filsafat
Soal soal filsafat
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
 
Dimensi Epistemologi
Dimensi EpistemologiDimensi Epistemologi
Dimensi Epistemologi
 
Mindmap : Pendidikan sebagai suatu sistem
Mindmap : Pendidikan sebagai suatu sistemMindmap : Pendidikan sebagai suatu sistem
Mindmap : Pendidikan sebagai suatu sistem
 
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
 
Dimensi Aksiologis
Dimensi AksiologisDimensi Aksiologis
Dimensi Aksiologis
 
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiahIslam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
 
POWERPOINT ALIRAN FILSAFAT IDEALISME “Pengaruh Idealisme di Ruang Kelas”
POWERPOINT ALIRAN FILSAFAT IDEALISME “Pengaruh Idealisme di Ruang Kelas”POWERPOINT ALIRAN FILSAFAT IDEALISME “Pengaruh Idealisme di Ruang Kelas”
POWERPOINT ALIRAN FILSAFAT IDEALISME “Pengaruh Idealisme di Ruang Kelas”
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 

Andere mochten auch (10)

Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI
Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RIPancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI
Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia
Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara IndonesiaPancasila sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia
Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia
 
3.filsafat pancasila
3.filsafat pancasila3.filsafat pancasila
3.filsafat pancasila
 
Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi NegaraPancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara
 
makna lambang sila tiap Pancasila
makna lambang sila tiap Pancasilamakna lambang sila tiap Pancasila
makna lambang sila tiap Pancasila
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar NegaraPancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara
 

Ähnlich wie Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa indonesia

98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
Fazry Nurokhman
 
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafatBab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
tri harto7
 
Tary lincah
Tary lincahTary lincah
Tary lincah
lestarri
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
ifaajja
 

Ähnlich wie Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa indonesia (20)

Pkn pancaila sebagai ideologi yangterbuka
Pkn pancaila sebagai ideologi yangterbukaPkn pancaila sebagai ideologi yangterbuka
Pkn pancaila sebagai ideologi yangterbuka
 
Pancasila sbg sistem filsafat 2.pptx
Pancasila sbg sistem filsafat 2.pptxPancasila sbg sistem filsafat 2.pptx
Pancasila sbg sistem filsafat 2.pptx
 
Bab iv filsafat
Bab iv filsafatBab iv filsafat
Bab iv filsafat
 
Bab iii
Bab  iiiBab  iii
Bab iii
 
Fp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompokFp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompok
 
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
 
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafatBab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
 
Tugas uts
Tugas utsTugas uts
Tugas uts
 
Tary lincah
Tary lincahTary lincah
Tary lincah
 
Pkn 1 nilai norma dam moral
Pkn  1 nilai norma dam moralPkn  1 nilai norma dam moral
Pkn 1 nilai norma dam moral
 
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptxPancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
 
Pancasila filsafat team 3
Pancasila filsafat team 3Pancasila filsafat team 3
Pancasila filsafat team 3
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Pancasila sebagai Sistem Nilai
Pancasila sebagai Sistem NilaiPancasila sebagai Sistem Nilai
Pancasila sebagai Sistem Nilai
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
W5D1-PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
W5D1-PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKAW5D1-PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
W5D1-PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
 
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
 
Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 

Mehr von Yanuar Hadi Saputro (20)

commad & request
commad & requestcommad & request
commad & request
 
Soal tauhid q 5 ( madrasah)
Soal tauhid q 5 ( madrasah)Soal tauhid q 5 ( madrasah)
Soal tauhid q 5 ( madrasah)
 
Soal tarikh q 5 (madrasah)
Soal tarikh q 5 (madrasah)Soal tarikh q 5 (madrasah)
Soal tarikh q 5 (madrasah)
 
Soal fiqih q 5 (madrasah)
Soal fiqih q 5 (madrasah)Soal fiqih q 5 (madrasah)
Soal fiqih q 5 (madrasah)
 
Soal akhlaq (madrasah)
Soal akhlaq (madrasah)Soal akhlaq (madrasah)
Soal akhlaq (madrasah)
 
Hubungan iman, islam, dan ihsan
Hubungan iman, islam, dan ihsanHubungan iman, islam, dan ihsan
Hubungan iman, islam, dan ihsan
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Al qur'an
Al qur'anAl qur'an
Al qur'an
 
موارث
موارثموارث
موارث
 
Quiz 2
Quiz 2Quiz 2
Quiz 2
 
Simple future
Simple futureSimple future
Simple future
 
Pop quizzzzz
Pop quizzzzzPop quizzzzz
Pop quizzzzz
 
Present perfect tense
Present perfect tensePresent perfect tense
Present perfect tense
 
Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalPancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasional
 
Demokrasi pancasila.revisi
Demokrasi pancasila.revisiDemokrasi pancasila.revisi
Demokrasi pancasila.revisi
 
Parts of speech
Parts of speechParts of speech
Parts of speech
 
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnyaPendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
 
Politik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasionalPolitik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasional
 
Materials for ies
Materials for iesMaterials for ies
Materials for ies
 
Resume
ResumeResume
Resume
 

Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa indonesia

  • 2. Filsafat = Falsafat  Yunani : Philosophia  Philos/philein = suka, cinta, mencintai  Shopia = kebijaksanaan, hikmah, kepandaian, ilmu Artinya: Cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada ilmu  Belanda : Wijsbegeerte  Wijs = pandai, berilmu  Begeerte = keinginan Artinya: keinginan untuk ilmu
  • 3. Plato (427 – 348 S.M)  Filsafat : ilmu pengetahuan yang bersifat untuk mencapai kebenaran yang asli  Aristoteles (382 – 322 S.M)  Filsafat : ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan sostetika  Cicero (106 – 043 S.M)  Filsafat : ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya  Filsafat : ilmu pengetahuan terluhur dan keinginan untuk mendapatkannya
  • 4. Descartes (1596 – 1650)  Filsafat : kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya  Immanuel Kant (1724 - 1804)  Filsafat : ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya 4 (empat) persoalan:  Apakah yang dapat kita ketahui? (J: termasuk dalam bidang Metafisika)  Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (J: termasuk dalam bidang Etika)  Sampai dimanakah harapan kita? (J: termasuk pada bidang agama)  Apakah yang dinamakan manusia itu? (J: termasuk pada bidang Antropologie)
  • 5. Darji Darmodiharjo  Filsafat : pemikiran manusia dalam usahanya mencari kebijaksanaan dan kebenaran yang sedalam-dalamnya sampai ke akar-akarnya (radikal, radik = akar), teratur (sistematis) dan menyeluruh (universal)  I.R. Pudjowijatno  Filsafat : ilmu yang berusaha mencari sebagai sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan atas pikiran belaka
  • 6. Falsafah Falsafah dalam arti dalam arti Praktis Proses Falsafah Falsafah dalam arti FALSAFAH dalam arti Teoritis PANCASILA Produk Falsafah Falsafah sebagai sebagai Pandangan Ilmu Hidup
  • 7. Falsafah dalam arti produk :  Pancasila sebagai pandangan hidup  Falsafah dalam arti praktis:  Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimanapun mereka berada.  Pancasila sebagai falsafah hidup Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Bangsa Indonesia  Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pancasila bersumber pada budaya dan pengalaman bangsa Indonesia yang berkembang akibat usaha bangsa dalam mencari jawaban atas persoalan- persoalan esensial yang menyangkut makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia.
  • 8. Makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia, meliputi antara lain:  Alam semesta seperti:  bagaimana alam ini terbentuk,  bagaimana hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam alam semesta  Manusia dan kehidupannya:  siapa sebenarnya manusia itu,  dari mana asalnya dan kemana kembalinya,  bagaimana hubungan manusia dengan manusia lain, dengan masyarakat, dan dengan Pencipta manusia dsb.  Nilai-nilai yang kemudian diangkat menjadi NORMA-NORMA yang mengatur kehidupan, seperti nilai-nilai tentang:  baik dan buruk,  benar dan salah,  berguna dan tidak berguna,dsb.
  • 9. Pancasila yang merupakan falsafah hidup Bangsa Indonesia mengandung NILAI-NILAI dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa beradab.  Nilai-Nilai Dasar Yang dimaksud :  Nilai Ketuhanan,  Nilai Kemanusiaan,  Nilai Persatuan,  Nilai Kenyataan,  Nilai Keadilan Sosial  Bagi Bangsa Indonesia Rumusan setepatnya dari pada nilai-nilai dasar tersebut termuat dalam alinea keempat dari Pembukaan UUD 1945  Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila ini merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tersusun secara sistematis-hirarkis  Artinya bahwa antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnya saling berhubungan, tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-pecahkan maupun ditukar tempatnya.
  • 10. Nilai (dlm bahasa Inggris : Value) adalah termasuk pengertian Filsafat  Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto:  Pada hakikatnya nilai adalah sesuatu yang diinginkan (positif) atau sesuatu yang tidak diinginkan (negatif).  Menilai mengandung arti Menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu, dan selanjutnya mengambil keputusan;  Menilai dapat berarti menimbang dan memperbandingkan sesuatu dengan sesuatu lainnya untuk kemudian mengambil sikap atau keputusan.  Hasil pertimbangan dan perbandingan yang dibuat itulah yang disebut dengan NILAI.
  • 11. Dalam melakukan Penilaian Subyek dapat menggunakan segala kelengkapan analisis yang ada padanya:  INDERA yang dimilikinya menghasilkan nilai nikmat, dan sebaliknya nilai kesengsaraan  RASIO menghasilkan nilai benar dan salah;  RASA ETESTIS menghasilkan nilai Indah dan tidak indah  IMAN menghasilkan nilai suci dan tidak suci, halal dan haram.  Sesuatu keputusan dapat mengatakan baik atau salah, religius atau tidak religius, dan sebagainya berkaitan dengan unsur –unsur yang ada pada manusia yaitu :  jasmani,  kepercayaan,  cipta,  rasa dan karsa
  • 12. Maka sesuatu dapat dikatakan mempunyai nilai, yaitu apabila sesuatu itu :  berguna/bermanfaat,  benar (nilai kebenaran),  indah (nilai aestheis),  baik (nilai moral/etis) dan  religius (nilai keagamaan).  Loiuis O Kattsoff membedakan NILAI dalam 2 macam:  Nilai Intristik:  ialah nilai dari segala sesuatu yang sejak semula sudah bernilai, misalnya pisau mengandung kualitas pengirisan di dalamnya.  Nilai Instrumental:  ialah nilai sesuatu karena dapat dipakai sebagai sarana untuk mencapai sesuatu, misalnya pisau dikatakan bernilai instrumentasl bila dapat digunakan si subyek untuk mengiris.
  • 13. Menurut Notonegoro nilai dapat dibedakan ke dalam 3 macam:  Nilai Material:  yaitu segala sesuatu yang berguna bai unsur manusia.  Nilai Vital:  yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.  Nilai Kerohanian:  yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.  Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam :  Nilai Kebenaran/Kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia (ratio, budi, cipta);  Nilai Keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia (gevoel, perasaan, aestheis);  Nilai kebaikan atau Nilai Moral yang bersumber pada nili kehendak/kemauan manusia (will, karsa, ethic).  Nilai Religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber pada kepercayaan manusia/keyakinan manusia.
  • 14. Pancasila mengandung nilai kerohanian, yakni yang didalamnya terkandung nilai-nilai secara lengkap dan harmonis:  nilai material,  nilai vital,  nilai kebenaran/kenyataan,  nilai aestheis,  nilai ethis/moral maupun nilai religius, seperti yang tampak pada susunan sila-sila Pancasila yang sistematis hierarkis, dimulai dari sila pertama sampai sila kelima.
  • 15. Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara berpasangan sbb:  Nilai Objektif dan Nilai Subjektif:  Nilai Objektif ialah nilai yang dilihat berdasarkan kondisi senyatanya dari obyek tersebut  Nilai Subjektif ialah nilai yang diberikan oleh subyek  Nilai Positif dan Nilai Negatif  Nilai Positif ialah nilai yang bermanfaat bagi kepentingan manusia, baik ditinjau dari sudut kepentingan lahiriah maupun bathiniah, contoh nilai kebaikan, keindahan, kesusilaan.  Nilai Negatif ialah yang merupakan antinomi dari nilai positif. Contoh : Nilai kejahatan, keburukan, ketidaksusilaan.
  • 16. Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara berpasangan sbb:  Nilai Intrinsik dan Nilai Ekstrinsik  Nilai Intrinsik ialah nilai yang berdiri sendiri yang mengandung kualitas tertentu, misalnya suatu tindakan dikatakan sebagai tindakan yang bernilai susila adalah semata-mata karena tindakan itu memang baik.  Nilai Ekstrintrik ialah nilai yang bergantung pada nilai instrintrik dari akibat-akibatnya.  Nilai Transenden dan Nilai Imanen  Nilai Transeden ialah nilai yang melampaui batas-batas pengalaman dan pengetahuan manusia, misalnya nilai ketuhanan, sebagai nilai yang diperoleh melalui pengertian murni, yang mengatasi pengalaman dan rasio manusia.  Nilai Imanen ialah nilai yang terikat dengan pengalaman dan pengetahuan manusia, misalnya mengenai pengetahuan inderawi dan rasio manusia diperoleh rasa asin, manis, luas sempit dsb.
  • 17. Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara berpasangan sbb:  Nilai Dasar dan Nilai Instrumental  Nilai Dasar adalah nilai yang bersifat tetap, yang dipilih sebagai landasan bagi nilai instrumental untuk akhirnya diwujudkan sebagai kenyataan (praktis).  Nilai yang dipilih ini umumnya berhubungan dengan nilai–nilai objektif, Positif, instrinsik dan transeden.  Nilai Instrumental ialah nilai yang merupakan usaha konkretisasi dari nilai dasar.  Nilai ini biasanya telah dituangkan dalam bentuk norma, dan dijadikan dasar bagi perwujudan suatu praktis.