Dokumen tersebut membahas mengenai tingkat pendidikan dan buta huruf di Indonesia. Indonesia memiliki Indeks Pembangunan Manusia yang rendah yaitu peringkat 124 dari 187 negara. Propinsi-propinsi dengan tingkat buta huruf tertinggi adalah Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Instruksi Presiden No. 5 tahun 2006 telah menurunkan jumlah buta huruf secara bertahap hingga 6,4 juta orang pada tahun 2012. Prestasi
2. PROFILE IPM
• Indek Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu tolok ukur kemakmuran suatu negara,
salah satu indikatornya adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan laporan dari United Nations
Development Program (2012) IPM Indonesia termasuk pada kategori sangat rendah. Pada tahun 2011
IPM Indonesia berada di urutan 124 dari 187 negara yang disurvei, dengan skor 0,617. Hal ini cukup
menghawatirkan karena urutan ini turun dari peringkat 108 pada tahun 2010. Peringkat pertama IPM
adalah Singapura dengan nilai 0,866 dan disusul Brunei dengan nilai IPM 0,838, disusul Malaysia
(0,761), Thailand (0,682,) dan Filipina (0,644). Indonesia hanya unggul dari Vietnam yang memiliki
nilai IPM 0,593, Laos dengan nilai IPM 0,524, Kamboja dengan nilai IPM 0,523, dan Myanmar dengan
nilai IPM 0,483.
3. RANGKING BUTA HURUF
• Terdapat 10 propinsi tertinggi angka buta aksaranya yaitu ; Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Lampung, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Papua.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mensinyalir masih terdapat 33 kabupaten yang memiliki
angka buta aksara terpadat yang jumlahnya >50.000 orang yang tersebar di 8 provinsi yakni: Sumatera
Utara (Kabupaten Nias Selatan), Banten (Kabupaten Tangerang), Jawa Barat (Kabupaten Indramayu,
Bogor, Cirebon, Karawang, dan Bekasi), Jawa Tengah (Kabupaten Brebes, Sragen, dan Tegal). Jawa Timur
(Kabupaten Jember, Sumenep, Sampang, Bangkalan, Probolinggo, Malang, Pasuruan, Bojonegoro,
Pamekasan, Tuban, Situbondo, Banyuwangi dan Bondowoso), Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Lombok
Tengah, Lombok Timur dan Lombok Barat), Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa), dan Papua (Kabupaten
Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Puncak, Tolikara, dan Paniai).
4. DAMPAK DARI INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2006 PADA PRINSIPNYA SUDAH
MENUNJUKKAN HASIL YANG MENGGEMBIRAKAN, HAL INI TERLIHAT PENURUNAN ANGKA
BUTA AKSARA SETIAP TAHUNNYA. BERIKUT DATA PENURUNAN ANGKA BUTA AKSARA DARI
TAHUN 2004 SAMPAI 2012
No Tahun Jumlah
1 2004 15,4 juta
2 2005 14,5 juta
3 2006 12,9 juta
4 2007 11,8 juta
5 2008 9,7 juta
6 2009 8,7 juta
7 2010 8, 3 juta
8 2011 6,7 juta
9 2012 6,4 juta
5. UNESCO
• Atas dasar keberhasilan tersebut, pada tahun 2012 pemerintah
Republik Indonesia mendapat penghargaan King Sejong Literacy
Prizes yang dianugerahkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Kategori dari
penghargaan ini didasari bahwa Indonesia sukses melawan buta
huruf melalui program bertajuk "Peningkatan Kualitas
Pendidikan Literasi Melalui Literasi Kewirausahaan, Budaya
Membaca, dan Pelatihan Para Pendidik".