SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
1
MAKALAH
LAPORANPENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN
Pada ny..R…di ruang..ICU..dengan…DM dengan HIPERGLIKEMI..di
RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO
Disusun oleh:
Yabniel lit jingga(11/2216/PR/0145)
PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan pada saya untuk dapat menyelesaikan makalah (Laporan dan
Asuhan keperawatan) ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Ruwiyah., S.Kep.Ns. selaku pembimbing lapangan di ruang ICU
dan kepada dosen penguji saya ucapkan terimakasih.
Saya sadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
penulisan maupun pemilihan kata, oleh karena itu saya meminta maaf dan mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini. Selebihnya apabila ada
kesalahan dalam tutur kata mohon dimaafkan. terimakasih
Purworejo, 10 juli 2014
Penyusun
Yabniel Lit Jingga
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR………………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………3
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN ……………………………………..4
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN ……………………………………..5
BAB III. PENUTUP…………………………………………………….….14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....…16
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui, saluran penghantar udara hingga mencapai paru antara lain
terdiri dari hidung, faring, laring, trachea, bronchus, bronchiolus. Saluran pernapasan dari
hidung sampai bronchiolus dilapisi oleh membran mucosa bersilia. Ketika udara masuk ke
dalam rongga hidung, udara akan disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini
merupakan fungsi utama mucosa inspirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia
dan bersel goblet.
Cara Mengukur Kapasitas Vital Paru-ParuSementara paru merupakan satu-satunya
organ tubuh yang berhubungan denganlingkungan di luar tubuh, yaitu melalui sistem
pernapasan. Fungsi utama paru untuk respirasi, yaitu pengambilan O2 dari luar masuk ke
dalam saluran napasdan diteruskan ke dalam darah. Paru juga merupakan organ yang paling
banyak dipergunakan di dalam tubuh. Di samping pertukaran CO2 dengan O2 yang tetap
untuk hidup, pada saat yang sama paru tidak hanya dilewati beratus-ratus polutan (termasuk
asap tembakau), tetapi juga harus mencegah alergen, virus, bakteri dan mikroba lain yang
tidak terhitung jumlahnya. Peradangan pernapasan lebih sering terjadi dari pada peradangan
organ lain, terutama pada orang dengan bakat penyakit yang melemahkan tubuh.
Pemeriksaan faal paru dilakukan untuk mengukur berapa banyak udara yang dapat
masuk ke dalam paru dan seberapa cepat udara dapat keluar dari paru. Sedangkan alat yang
dapat digunakan untuk keperluan tersebut dengan Spirometer. Spirometer merupakan alat
yang dapat dipakai untuk mengukur berbagai parameter ventilasi paru. Adanya gangguan
restriksi, obstruksi maupun bentuk campuran dapat ditentukan dari hasil pemeriksaan
spirometri.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Spirometer adalah alat tes fisiologi yang mengukur volume udara dimana udara
dihirup dan dihembuskan menurut waktu. Dengan pemeriksaan spirometri dapat diketahui
semua volume paru kecuali volume residu, semua kapasitas paru kecuali kapasitas paru yang
mengandung komponen volume residu yaitu FRC dan TLC.
2. JENIS DAN TIPE SPIROMETRI
a. WHOLE BODY PLETHYSMOGRAPH
Jenis spirometer memberikan pengukuran yang lebih akurat untuk komponen volume
paru-paru dibandingkan dengan spirometer konvensional lainnya. Seseorang berada
diruangan kecil yang tertutup ketika pengukuran dilakukan.
b. PNEUMOTACHOMETER
Spirometer ini mengukur laju aliran gas dengan mendeteksi perbedaan tekanan di fine
mesh. Salah satu keuntungan dari spirometer ini adalah bahwa subjek diselidiki dapat
menghirup udara segar selama percobaan.
c. FULLY ELECTRONIC SPIROMETER
Spirometer elektronik telah dikembangkan yang menghitung tingkat aliran udara di
saluran tanpa perlu untuk jerat halus atau bagian yang bergerak. Mereka beroperasi
dengan mengukur kecepatan aliran udara dengan teknik seperti transduser ultrasonik,
atau dengan mengukur perbedaan tekanan dalam saluran. Spirometer ini memiliki akurasi
yang lebih besar dengan menghilangkan momentum dan kesalahan resistensi terkait
dengan bagian yang bergerak seperti kincir angin atau katup aliran untuk pengukuran
6
aliran. Mereka juga memungkinkan meningkatkan kesehatan antara pasien dengan
memungkinkan saluran aliran udara dibuang sepenuhnya.
d. INSENTIF SPIROMETER
Spirometer ini dirancang khusus untuk meningkatkan fungsi seseorang dari paru-paru.
e. PEAK FLOW METER
Perangkat ini berguna untuk mengukur kemampuan seseorang bernapas keluar udara.
f. WINDMILL-TYPE SPIROMETER
Digunakan khusus untuk mengukur kapasitas vital paksa tanpa menggunakan air dan
memiliki pengukuran luas mulai dari 1000 ml sampai 7000 ml. Hal ini lebih portabel dan
ringan dibandingkan dengan tradisional jenis tangki air spirometer. Spirometer ini harus
diadakan secara horizontal saat mengambil pengukuran karena adanya disc berputar.
g. TILT-KOMPENSASI SPIROMETER
Tilt-kompensasi jenis spirometer juga dikenal sebagai AME Spirometer EVOLVE.
Spirometer baru ini dapat diselenggarakan secara horizontal saat mengambil pengukuran
tetapi harus pasien bersandar terlalu jauh ke depan atau mundur 3D-tilt mengkompensasi
penginderaan spirometer dan menunjukkan posisi pasien.
3. PRINSIP KERJA SPIROMETER
Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu hukum
Archimedes. Hal ini tercermin pada saat spirometer ditiup, ketika itu tabung yang berisi
udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan dari
udara yang masuk ke spirometer. Spirometer juga menggunakan hukum newton yang
7
diterapkan dalam sebuah katrol . Katrol ini dihubungkan kepada sebuah bandul yang
dapat bergerak naik turun. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat
yang bergerak diatas silinder berputar.
4. CARA KERJA
Sebenarnya cara kerja spirometer cukup mudah yaitu sesorang disuruh bernafas (menarik
nafas dan menghembuskan nafas) di mana hidung orang itu ditutup. Tabung yang berisi
udara akan bergerak naik turun, sementara itu drum pencatat bergerak putar (sesuai jarum
jam) sehingga pencatat akan mencatat sesuai dengan gerak tabung yang berisi udara.
Hasil pencatatan akan terlihat seperti gambar di bawah ini.
8
Pada waktu istirahat, spirogram menunjukkan volume udara paru-paru 500 ml.
Keadaan ini disebut tidal volume. Pada permulaan dan akhir pernafasan terdapat keadaan
reserve; akhir darisuatu inspirasi dengan suatu usaha agar mengisi paru-paru dengan
udara, udara tambahan ini disebut inspiratory reserve volume, jumlahnya sebanyak 3.000
ml. Demikian pula akhir dari suatu respirasi, usaha dengan tenaga untuk mengeluarkan
udara dari paru-paru, udara ini disebut dengan expiratory reserve volume yang jumlahnya
kira-kira 1.100 ml. Udara yang tertinggal setelah ekspirasi secara normal disebut
fungtional residual capacity (FRC). Seorang yang bernapas dalam keadaan baik inspirasi
maupun ekspirasi, kedua keadaan yang ekstrim ini disebut vital capacity.
Dalam keadaan normal, vital capacity sebanyak 4.500 ml. Dalam keadaan apapun paru-
paru tetap mengandung udara, udara ini disebut residual volume (kira-kira 1.000 ml)
untuk orang dewasa.
Untuk membuktikan adanya residual volume, penderita disuruh bernafas dengan
mencampuri udara dengan helium, kemudian dilakukan pengukuran fraksi helium pada
waktu ekspirasi. Di klinik biasanya dipergunakan spirometer. Penderita disuruh bernafas
dalam satu menit yang disebut respiratory minute volume. Maksimum volume udara yang
dapat dihirup selama 15 menit disebut maximum voluntary ventilation. Maksimum
ekspirasi setelah maksimum inspirasi sangat berguna untuk mengetes penderita
emphysema dan penyakit obstruksi jalan pernafasan. Penderita normal dapat
mengeluarkan udara kira-kira 70% dari vital capacity dalam 0.5 detik.; 85% dalam satu
detik; 94% dalam 2 detik; 97% dalam 3 detik. Normal peak flow rate 350-500 liter/menit.
5. TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI
Pemeriksaan spirometri bertujuan:
 Menilai status faal/fungsi paru -paru : normal, restriksi, obstruksi, campuran
 Menentukan diagnosis penyakit : asma, penyakit paru obstrukstif kronik (PPOK), dll
9
 Menilai manfaat pengobatan : memadai atau belum
 Memantau perjalanan penyakit apakah mengalami perbaikan atau perburukan
 Menentukan prognosis : memprediksi kondisi penyakit di masa mendatang
 Menentukan toleransi/risiko tindakan bedah atau anestesi umum
6. INDIKASI PEMERIKSAAN SPIROMETRI
1. Setiap keluhan sesak
2. Penderita asma stabil
3. Penderita PPOK stabil
4. Evaluasi penderita asma tiap tahun dan penderita PPOK tiap 6 bulan
5. Penderita yang akan dianestesi umum
6. Pemeriksaan berkala pekerja yang terpajan zat
7. Pemeriksaan berkala pada perokok
7. PERSIAPAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI
Spirometri merupakan pemeriksaan yang relative mudah namun sering kali hasilnya tidak
dapat digunakan. Karena itu perlu beberapa persiapan sebagai berikut;
1. Operator, harus memiliki pengetahuan yang memadai , tahu tujuan pemeriksaan dan
mampu melakukan instruksi kepada subjek dengan manuver yang benar
2. Persiapan alat, spirometer harus telah dikalibrasi untuk volume dan arus udara
minimal 1 kali seminggu
3. Persiapan subjek, selama pemeriksaan subjek harus merasa nyaman. Sebelum
pemeriksaan subjek sudah tahu tentang tujuan pemeriksaan dan manuver yang akan
10
dilakukan. Subjek bebas rokok minimal 2 jam sebelumnya, tidak makan terlalu kenyang,
tidak berpakaian terlalu ketat, penggunaan obat pelega napas terakhir 8 jam sebelumnya
untuk aksi singkat dan 24 jam untuk aksi panjang.
4. Kondisi lingkungan, ruang pemeriksaan harus mempunyai sistem ventilasi yang baik
dan suhu udara berkisar antara 17 – 40 0C
PERSIAPAN ALAT
1. Siapkan alat spirometer
2. Pastikan mouthpiece yang ada sudah tersambung dengan alat spirometer
3. Siapkan penjepit cuping hidung / nose clips
4. Lakukan kalibrasi
PERSIAPAN SUBJEK
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan penderita sebelum pemeriksaan
(jangan hanya menanyakan kepada pasien)
2. Tanyakan apakah merokok, minum obat atau sedang sakit ?
3. Bebas rokok (2 jam) dan obat-obat (obat asma 8 jam)
4. Terangkan kepada penderita tujuan pemeriksaan dan cara pemeriksaan
5. Berikan contoh cara tarik napas dan hembus napas pada waktu pemeriksaan
6. Penderita diminta mengikuti aba-aba pemeriksa pada waktu melakukan
pemeriksaan spirometri
7. Masukkan data2 subjek dalam spirometer
11
8. TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Kapasiti Vital (KV)
1. Pastikan subjek pada posisi yang benar
2. Masukkan mouthpiece dan rapatkan kedua bibir
3. Pemeriksaan dimulai dengan napas tenang (volume tidal ; 3-5 kali sampai
akhir ekspirasi stabil)
4. Minta subjek untuk menghirup udara semaksimal mungkin dan
menghembuskan perlahan-lahan sampai VR dan memenuhi kriteria akhir
pemeriksaan
5. Selama inspirasi perhatikan subjek telah melakukan inspirasi maksimal;
tidak ada bocor
6. Selama ekspirasi perhatikan layar ; aliran relatif konstan dan memenuhi
kriteria akhir pemeriksaan
2. Kapasiti Vital Paksa (KVP) dan Volume ekspirasi paksa detik 1 (VEP1)
1. – Penderita menghisap udara semaksimal mungkin (inspirasi
maksimal) kemudian meniup melalui mouth piece sekuat-kuatnya dan
secepat-cepatnya (blast exhalation) sampai semua udara dapat
dikeluarkan sebanyak-banyaknya
2. – Penderita harus melakukan manuver secara maksimal dan betul
(inspirasi maksimal, permulaan yang baik, ekspirasi yang tidak
terputus/terus menerus minimal 6 detik, serta usaha yang maksimal)
3. – Pastikan subjek pada posisi yang benar – Pasang penjepit hidung –
Inspirasi semaksimal mungkin dengan cepat namun tidak dipaksa –
Masukkan mouthpiece dan rapatkan kedua bibir – Hembuskan udara
semaksimal mungkin segera setelah bibir dirapatkan – Ulangi instruksi
sampai 3 kali perasat
12
9. VOLUME DAN PENGUKURAN KAPASITAS PARU
Selama pernapasan berlangsung, volume paru selalu berubah-ubah,
mengembang sewaktu inspirasi dan mengempis sewaktu ekspirasi. Dalam keadaan
normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung hampir tanpa disadari.
Beberapa parameter yang menggambarkan volume paru adalah:
1. Volume Tidal (Tidal Volume = TV) atau volume alun napas, adalah volume udara
masuk dan keluar pada pernapasan biasa. Besarnya TV orang dewasa sebanyak
500 ml.
2. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiratory Reserve Volume = IRV), volume udara
yang masih dapat dihirup kedalam paru sesudah inspirasi biasa, besarnya IRV
pada orang dewasa adalah 3100 ml.
3. Volume Cadangan Ekspirasi (Ekspiratory Reserve Volume = ERV), volume udara
yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa, besarnya ERV
pada orang dewasa adalah 1200 ml.
4. Volume Residu (Residual Volume = RV), udara yang masih tersisa didalam paru
sesudah ekspirasi maksimal. TV, IRV dan ERV dapat diukur dengan spirometer,
sedangkan RV = TLC-VC.
Sedangkan pengertian kapasitas paru merupakan penjumlahan dari dua
volume paru atau lebih. Termasuk pemeriksaan kapasitas paru adalah:
1. Kapasitas Inspirasi (Inspiratory Capacity=IC) adalah volume udara yang masuk
paru setelah inspirasi maksimal atau sama dengan volume cadangan inspirasi
ditambah volume tidal (IC=IRV+TV).
2. Kapasitas Vital (Vital Capacity), volume udara yang dikeluarkan melalui
ekspirasi maksimal setelah sebelumnya melakukan inspirasi maksimal. Kapasitas
vital besarnya sama dengan volume inspirasi cadangan ditambah volume ekspirasi
cadangan dan volume tidal(VC=IRV+ERV+TV).
3. Kapasitas Paru Total (Total Lung Capacity=TLC) adalah kapasitas vital ditambah
volume residu (TLC=VC+RV atau TLC=IRV + TV + ERV + RV)
13
4. Kapasitas Residu Fungsional (Functional Residual Capacity=FRC) adalah volume
ekspirasi cadangan ditambah volume residu (FRC=ERV+RV)
14
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Spirometer adalah alat tes fisiologi yang mengukur volume udara dimana udara
dihirup dan dihembuskan menurut waktu. Dengan pemeriksaan spirometri dapat
diketahui semua volume paru kecuali volume residu, semua kapasitas paru kecuali
kapasitas paru yang mengandung komponen volume residu yaitu FRC dan TLC.
Jenis-jenis spirometri:
1. WHOLE BODY PLETHYSMOGRAPH
2. PNEUMOTACHOMETER
3. FULLY ELECTRONIC SPIROMETER
4. INSENTIF SPIROMETER
5. PEAK FLOW METER
6. WINDMILL-TYPE SPIROMETER
7. TILT-KOMPENSASI SPIROMETER
Indikasi pemeriksaan spirometri adalah:
1. Setiap keluhan sesak
2. Penderita asma stabil
3. Penderita PPOK stabil
4. Evaluasi penderita asma tiap tahun dan penderita PPOK tiap 6 bulan
5. Penderita yang akan dianestesi umum
6. Pemeriksaan berkala pekerja yang terpajan zat
7. Pemeriksaan berkala pada perokok
15
Tujuan pemeriksaan spirometri adalah:
 Menilai status faal/fungsi paru -paru : normal, restriksi, obstruksi, campuran
 Menentukan diagnosis penyakit : asma, penyakit paru obstrukstif kronik (PPOK),
dll
 Menilai manfaat pengobatan : memadai atau belum
 Memantau perjalanan penyakit apakah mengalami perbaikan atau perburukan
 Menentukan prognosis : memprediksi kondisi penyakit di masa mendatang
 Menentukan toleransi/risiko tindakan bedah atau anestesi umum
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.html diakses tanggal 08 mei 2014, pukul 15.00
WIB
http://blog.uad.ac.id/annisaikaputri/2011/12/17/spirometer/ diakses tanggal 07 mei 2014, pukul
21.00 WIB
http://en.wikipedia.org/wiki/Spirometer diakses tanggal 08 mei 2014, pukul 17.00 WIB

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainageMelz Mutz
 
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanPenatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanUmpungeng
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askepImhe Imha
 
fisioterapi dada dan nebulezer
fisioterapi dada dan nebulezerfisioterapi dada dan nebulezer
fisioterapi dada dan nebulezerTinto Love
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Faal paru ketiga 2021
Faal paru ketiga 2021Faal paru ketiga 2021
Faal paru ketiga 2021FaisalYunus7
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Arif WR
 
Faal Paru Keenam 2021
Faal Paru Keenam 2021Faal Paru Keenam 2021
Faal Paru Keenam 2021FaisalYunus7
 
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)Dodit Mujiono
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenconesti08com
 
Pemeriksaan ttv dan kepala leher
Pemeriksaan ttv dan kepala leherPemeriksaan ttv dan kepala leher
Pemeriksaan ttv dan kepala leherYuny Mustaing
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanUwes Chaeruman
 
Edukasi postural drainage
Edukasi postural drainageEdukasi postural drainage
Edukasi postural drainageAnisa Zuhrotul
 

Was ist angesagt? (20)

Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
Askep ventilasi mekanik
Askep  ventilasi mekanikAskep  ventilasi mekanik
Askep ventilasi mekanik
 
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanPenatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askep
 
fisioterapi dada dan nebulezer
fisioterapi dada dan nebulezerfisioterapi dada dan nebulezer
fisioterapi dada dan nebulezer
 
Algoritma acls
Algoritma aclsAlgoritma acls
Algoritma acls
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
penggunaan teraphy oksigen
penggunaan teraphy oksigenpenggunaan teraphy oksigen
penggunaan teraphy oksigen
 
Postural Drainage
Postural DrainagePostural Drainage
Postural Drainage
 
Faal paru ketiga 2021
Faal paru ketiga 2021Faal paru ketiga 2021
Faal paru ketiga 2021
 
Devi23
Devi23Devi23
Devi23
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
 
Fisioterapi Dada
Fisioterapi DadaFisioterapi Dada
Fisioterapi Dada
 
Faal Paru Keenam 2021
Faal Paru Keenam 2021Faal Paru Keenam 2021
Faal Paru Keenam 2021
 
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
LAPORAN BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Pemeriksaan ttv dan kepala leher
Pemeriksaan ttv dan kepala leherPemeriksaan ttv dan kepala leher
Pemeriksaan ttv dan kepala leher
 
Rjpo
RjpoRjpo
Rjpo
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
 
Edukasi postural drainage
Edukasi postural drainageEdukasi postural drainage
Edukasi postural drainage
 

Ähnlich wie Cover makalah ujian icu

FAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesia
FAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesiaFAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesia
FAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesiaMiaHasibuan2
 
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASILAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASIBella Kriwangko
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiNurul Sari
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxMutia840738
 
Pert 5. sistem respirasi
Pert 5. sistem respirasiPert 5. sistem respirasi
Pert 5. sistem respirasiNanda Reda
 
Pert 5. sistem respirasi
Pert 5. sistem respirasiPert 5. sistem respirasi
Pert 5. sistem respirasiNanda Reda
 
LABORATORIUM BIOLOGI SMA kelas X
LABORATORIUM BIOLOGI SMA kelas XLABORATORIUM BIOLOGI SMA kelas X
LABORATORIUM BIOLOGI SMA kelas XMillenia Anjali
 
Ventilator Samarinda final.pptx
Ventilator Samarinda final.pptxVentilator Samarinda final.pptx
Ventilator Samarinda final.pptxAraArafah
 
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01 (1).pptx
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01 (1).pptxpptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01 (1).pptx
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01 (1).pptxdewisartika6260
 
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01.pptx
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01.pptxpptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01.pptx
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01.pptxdewisartika6260
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptmIrene Rangin
 
arus puncak ekspirasi.pptx
arus puncak ekspirasi.pptxarus puncak ekspirasi.pptx
arus puncak ekspirasi.pptxwisnukuncoro11
 
STRUKTUR DAN FUNSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA SISTEM-1.pptx
STRUKTUR DAN FUNSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA SISTEM-1.pptxSTRUKTUR DAN FUNSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA SISTEM-1.pptx
STRUKTUR DAN FUNSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA SISTEM-1.pptxsixvidevil
 

Ähnlich wie Cover makalah ujian icu (20)

Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011
 
FAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesia
FAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesiaFAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesia
FAAL PARU KETIGA 2024 respirologi indonesia
 
ventilator.ppt
ventilator.pptventilator.ppt
ventilator.ppt
 
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASILAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasi
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
 
Pert 5. sistem respirasi
Pert 5. sistem respirasiPert 5. sistem respirasi
Pert 5. sistem respirasi
 
Pert 5. sistem respirasi
Pert 5. sistem respirasiPert 5. sistem respirasi
Pert 5. sistem respirasi
 
LABORATORIUM BIOLOGI SMA kelas X
LABORATORIUM BIOLOGI SMA kelas XLABORATORIUM BIOLOGI SMA kelas X
LABORATORIUM BIOLOGI SMA kelas X
 
Ventilator Samarinda final.pptx
Ventilator Samarinda final.pptxVentilator Samarinda final.pptx
Ventilator Samarinda final.pptx
 
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01 (1).pptx
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01 (1).pptxpptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01 (1).pptx
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01 (1).pptx
 
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01.pptx
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01.pptxpptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01.pptx
pptinteraktifsistempernapasanmanusia-131227084526-phpapp01.pptx
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
asma
asmaasma
asma
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
 
APE.pptx
APE.pptxAPE.pptx
APE.pptx
 
arus puncak ekspirasi.pptx
arus puncak ekspirasi.pptxarus puncak ekspirasi.pptx
arus puncak ekspirasi.pptx
 
STRUKTUR DAN FUNSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA SISTEM-1.pptx
STRUKTUR DAN FUNSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA SISTEM-1.pptxSTRUKTUR DAN FUNSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA SISTEM-1.pptx
STRUKTUR DAN FUNSI SEL PENYUSUN JARINGAN PADA SISTEM-1.pptx
 

Mehr von Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Kürzlich hochgeladen

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdncindyrenatasaleleuba
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)AsriSetiawan3
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 

Kürzlich hochgeladen (20)

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 

Cover makalah ujian icu

  • 1. 1 MAKALAH LAPORANPENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN Pada ny..R…di ruang..ICU..dengan…DM dengan HIPERGLIKEMI..di RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO Disusun oleh: Yabniel lit jingga(11/2216/PR/0145) PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2014
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk dapat menyelesaikan makalah (Laporan dan Asuhan keperawatan) ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ruwiyah., S.Kep.Ns. selaku pembimbing lapangan di ruang ICU dan kepada dosen penguji saya ucapkan terimakasih. Saya sadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan penulisan maupun pemilihan kata, oleh karena itu saya meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini. Selebihnya apabila ada kesalahan dalam tutur kata mohon dimaafkan. terimakasih Purworejo, 10 juli 2014 Penyusun Yabniel Lit Jingga
  • 3. 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………...1 KATA PENGANTAR………………………………………………………..2 DAFTAR ISI…………………………………………………………………3 BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN ……………………………………..4 BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN ……………………………………..5 BAB III. PENUTUP…………………………………………………….….14 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....…16
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sebagaimana kita ketahui, saluran penghantar udara hingga mencapai paru antara lain terdiri dari hidung, faring, laring, trachea, bronchus, bronchiolus. Saluran pernapasan dari hidung sampai bronchiolus dilapisi oleh membran mucosa bersilia. Ketika udara masuk ke dalam rongga hidung, udara akan disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini merupakan fungsi utama mucosa inspirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Cara Mengukur Kapasitas Vital Paru-ParuSementara paru merupakan satu-satunya organ tubuh yang berhubungan denganlingkungan di luar tubuh, yaitu melalui sistem pernapasan. Fungsi utama paru untuk respirasi, yaitu pengambilan O2 dari luar masuk ke dalam saluran napasdan diteruskan ke dalam darah. Paru juga merupakan organ yang paling banyak dipergunakan di dalam tubuh. Di samping pertukaran CO2 dengan O2 yang tetap untuk hidup, pada saat yang sama paru tidak hanya dilewati beratus-ratus polutan (termasuk asap tembakau), tetapi juga harus mencegah alergen, virus, bakteri dan mikroba lain yang tidak terhitung jumlahnya. Peradangan pernapasan lebih sering terjadi dari pada peradangan organ lain, terutama pada orang dengan bakat penyakit yang melemahkan tubuh. Pemeriksaan faal paru dilakukan untuk mengukur berapa banyak udara yang dapat masuk ke dalam paru dan seberapa cepat udara dapat keluar dari paru. Sedangkan alat yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut dengan Spirometer. Spirometer merupakan alat yang dapat dipakai untuk mengukur berbagai parameter ventilasi paru. Adanya gangguan restriksi, obstruksi maupun bentuk campuran dapat ditentukan dari hasil pemeriksaan spirometri.
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN 1. DEFINISI Spirometer adalah alat tes fisiologi yang mengukur volume udara dimana udara dihirup dan dihembuskan menurut waktu. Dengan pemeriksaan spirometri dapat diketahui semua volume paru kecuali volume residu, semua kapasitas paru kecuali kapasitas paru yang mengandung komponen volume residu yaitu FRC dan TLC. 2. JENIS DAN TIPE SPIROMETRI a. WHOLE BODY PLETHYSMOGRAPH Jenis spirometer memberikan pengukuran yang lebih akurat untuk komponen volume paru-paru dibandingkan dengan spirometer konvensional lainnya. Seseorang berada diruangan kecil yang tertutup ketika pengukuran dilakukan. b. PNEUMOTACHOMETER Spirometer ini mengukur laju aliran gas dengan mendeteksi perbedaan tekanan di fine mesh. Salah satu keuntungan dari spirometer ini adalah bahwa subjek diselidiki dapat menghirup udara segar selama percobaan. c. FULLY ELECTRONIC SPIROMETER Spirometer elektronik telah dikembangkan yang menghitung tingkat aliran udara di saluran tanpa perlu untuk jerat halus atau bagian yang bergerak. Mereka beroperasi dengan mengukur kecepatan aliran udara dengan teknik seperti transduser ultrasonik, atau dengan mengukur perbedaan tekanan dalam saluran. Spirometer ini memiliki akurasi yang lebih besar dengan menghilangkan momentum dan kesalahan resistensi terkait dengan bagian yang bergerak seperti kincir angin atau katup aliran untuk pengukuran
  • 6. 6 aliran. Mereka juga memungkinkan meningkatkan kesehatan antara pasien dengan memungkinkan saluran aliran udara dibuang sepenuhnya. d. INSENTIF SPIROMETER Spirometer ini dirancang khusus untuk meningkatkan fungsi seseorang dari paru-paru. e. PEAK FLOW METER Perangkat ini berguna untuk mengukur kemampuan seseorang bernapas keluar udara. f. WINDMILL-TYPE SPIROMETER Digunakan khusus untuk mengukur kapasitas vital paksa tanpa menggunakan air dan memiliki pengukuran luas mulai dari 1000 ml sampai 7000 ml. Hal ini lebih portabel dan ringan dibandingkan dengan tradisional jenis tangki air spirometer. Spirometer ini harus diadakan secara horizontal saat mengambil pengukuran karena adanya disc berputar. g. TILT-KOMPENSASI SPIROMETER Tilt-kompensasi jenis spirometer juga dikenal sebagai AME Spirometer EVOLVE. Spirometer baru ini dapat diselenggarakan secara horizontal saat mengambil pengukuran tetapi harus pasien bersandar terlalu jauh ke depan atau mundur 3D-tilt mengkompensasi penginderaan spirometer dan menunjukkan posisi pasien. 3. PRINSIP KERJA SPIROMETER Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu hukum Archimedes. Hal ini tercermin pada saat spirometer ditiup, ketika itu tabung yang berisi udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan dari udara yang masuk ke spirometer. Spirometer juga menggunakan hukum newton yang
  • 7. 7 diterapkan dalam sebuah katrol . Katrol ini dihubungkan kepada sebuah bandul yang dapat bergerak naik turun. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat yang bergerak diatas silinder berputar. 4. CARA KERJA Sebenarnya cara kerja spirometer cukup mudah yaitu sesorang disuruh bernafas (menarik nafas dan menghembuskan nafas) di mana hidung orang itu ditutup. Tabung yang berisi udara akan bergerak naik turun, sementara itu drum pencatat bergerak putar (sesuai jarum jam) sehingga pencatat akan mencatat sesuai dengan gerak tabung yang berisi udara. Hasil pencatatan akan terlihat seperti gambar di bawah ini.
  • 8. 8 Pada waktu istirahat, spirogram menunjukkan volume udara paru-paru 500 ml. Keadaan ini disebut tidal volume. Pada permulaan dan akhir pernafasan terdapat keadaan reserve; akhir darisuatu inspirasi dengan suatu usaha agar mengisi paru-paru dengan udara, udara tambahan ini disebut inspiratory reserve volume, jumlahnya sebanyak 3.000 ml. Demikian pula akhir dari suatu respirasi, usaha dengan tenaga untuk mengeluarkan udara dari paru-paru, udara ini disebut dengan expiratory reserve volume yang jumlahnya kira-kira 1.100 ml. Udara yang tertinggal setelah ekspirasi secara normal disebut fungtional residual capacity (FRC). Seorang yang bernapas dalam keadaan baik inspirasi maupun ekspirasi, kedua keadaan yang ekstrim ini disebut vital capacity. Dalam keadaan normal, vital capacity sebanyak 4.500 ml. Dalam keadaan apapun paru- paru tetap mengandung udara, udara ini disebut residual volume (kira-kira 1.000 ml) untuk orang dewasa. Untuk membuktikan adanya residual volume, penderita disuruh bernafas dengan mencampuri udara dengan helium, kemudian dilakukan pengukuran fraksi helium pada waktu ekspirasi. Di klinik biasanya dipergunakan spirometer. Penderita disuruh bernafas dalam satu menit yang disebut respiratory minute volume. Maksimum volume udara yang dapat dihirup selama 15 menit disebut maximum voluntary ventilation. Maksimum ekspirasi setelah maksimum inspirasi sangat berguna untuk mengetes penderita emphysema dan penyakit obstruksi jalan pernafasan. Penderita normal dapat mengeluarkan udara kira-kira 70% dari vital capacity dalam 0.5 detik.; 85% dalam satu detik; 94% dalam 2 detik; 97% dalam 3 detik. Normal peak flow rate 350-500 liter/menit. 5. TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI Pemeriksaan spirometri bertujuan:  Menilai status faal/fungsi paru -paru : normal, restriksi, obstruksi, campuran  Menentukan diagnosis penyakit : asma, penyakit paru obstrukstif kronik (PPOK), dll
  • 9. 9  Menilai manfaat pengobatan : memadai atau belum  Memantau perjalanan penyakit apakah mengalami perbaikan atau perburukan  Menentukan prognosis : memprediksi kondisi penyakit di masa mendatang  Menentukan toleransi/risiko tindakan bedah atau anestesi umum 6. INDIKASI PEMERIKSAAN SPIROMETRI 1. Setiap keluhan sesak 2. Penderita asma stabil 3. Penderita PPOK stabil 4. Evaluasi penderita asma tiap tahun dan penderita PPOK tiap 6 bulan 5. Penderita yang akan dianestesi umum 6. Pemeriksaan berkala pekerja yang terpajan zat 7. Pemeriksaan berkala pada perokok 7. PERSIAPAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI Spirometri merupakan pemeriksaan yang relative mudah namun sering kali hasilnya tidak dapat digunakan. Karena itu perlu beberapa persiapan sebagai berikut; 1. Operator, harus memiliki pengetahuan yang memadai , tahu tujuan pemeriksaan dan mampu melakukan instruksi kepada subjek dengan manuver yang benar 2. Persiapan alat, spirometer harus telah dikalibrasi untuk volume dan arus udara minimal 1 kali seminggu 3. Persiapan subjek, selama pemeriksaan subjek harus merasa nyaman. Sebelum pemeriksaan subjek sudah tahu tentang tujuan pemeriksaan dan manuver yang akan
  • 10. 10 dilakukan. Subjek bebas rokok minimal 2 jam sebelumnya, tidak makan terlalu kenyang, tidak berpakaian terlalu ketat, penggunaan obat pelega napas terakhir 8 jam sebelumnya untuk aksi singkat dan 24 jam untuk aksi panjang. 4. Kondisi lingkungan, ruang pemeriksaan harus mempunyai sistem ventilasi yang baik dan suhu udara berkisar antara 17 – 40 0C PERSIAPAN ALAT 1. Siapkan alat spirometer 2. Pastikan mouthpiece yang ada sudah tersambung dengan alat spirometer 3. Siapkan penjepit cuping hidung / nose clips 4. Lakukan kalibrasi PERSIAPAN SUBJEK 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan penderita sebelum pemeriksaan (jangan hanya menanyakan kepada pasien) 2. Tanyakan apakah merokok, minum obat atau sedang sakit ? 3. Bebas rokok (2 jam) dan obat-obat (obat asma 8 jam) 4. Terangkan kepada penderita tujuan pemeriksaan dan cara pemeriksaan 5. Berikan contoh cara tarik napas dan hembus napas pada waktu pemeriksaan 6. Penderita diminta mengikuti aba-aba pemeriksa pada waktu melakukan pemeriksaan spirometri 7. Masukkan data2 subjek dalam spirometer
  • 11. 11 8. TEKNIK PEMERIKSAAN 1. Kapasiti Vital (KV) 1. Pastikan subjek pada posisi yang benar 2. Masukkan mouthpiece dan rapatkan kedua bibir 3. Pemeriksaan dimulai dengan napas tenang (volume tidal ; 3-5 kali sampai akhir ekspirasi stabil) 4. Minta subjek untuk menghirup udara semaksimal mungkin dan menghembuskan perlahan-lahan sampai VR dan memenuhi kriteria akhir pemeriksaan 5. Selama inspirasi perhatikan subjek telah melakukan inspirasi maksimal; tidak ada bocor 6. Selama ekspirasi perhatikan layar ; aliran relatif konstan dan memenuhi kriteria akhir pemeriksaan 2. Kapasiti Vital Paksa (KVP) dan Volume ekspirasi paksa detik 1 (VEP1) 1. – Penderita menghisap udara semaksimal mungkin (inspirasi maksimal) kemudian meniup melalui mouth piece sekuat-kuatnya dan secepat-cepatnya (blast exhalation) sampai semua udara dapat dikeluarkan sebanyak-banyaknya 2. – Penderita harus melakukan manuver secara maksimal dan betul (inspirasi maksimal, permulaan yang baik, ekspirasi yang tidak terputus/terus menerus minimal 6 detik, serta usaha yang maksimal) 3. – Pastikan subjek pada posisi yang benar – Pasang penjepit hidung – Inspirasi semaksimal mungkin dengan cepat namun tidak dipaksa – Masukkan mouthpiece dan rapatkan kedua bibir – Hembuskan udara semaksimal mungkin segera setelah bibir dirapatkan – Ulangi instruksi sampai 3 kali perasat
  • 12. 12 9. VOLUME DAN PENGUKURAN KAPASITAS PARU Selama pernapasan berlangsung, volume paru selalu berubah-ubah, mengembang sewaktu inspirasi dan mengempis sewaktu ekspirasi. Dalam keadaan normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung hampir tanpa disadari. Beberapa parameter yang menggambarkan volume paru adalah: 1. Volume Tidal (Tidal Volume = TV) atau volume alun napas, adalah volume udara masuk dan keluar pada pernapasan biasa. Besarnya TV orang dewasa sebanyak 500 ml. 2. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiratory Reserve Volume = IRV), volume udara yang masih dapat dihirup kedalam paru sesudah inspirasi biasa, besarnya IRV pada orang dewasa adalah 3100 ml. 3. Volume Cadangan Ekspirasi (Ekspiratory Reserve Volume = ERV), volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa, besarnya ERV pada orang dewasa adalah 1200 ml. 4. Volume Residu (Residual Volume = RV), udara yang masih tersisa didalam paru sesudah ekspirasi maksimal. TV, IRV dan ERV dapat diukur dengan spirometer, sedangkan RV = TLC-VC. Sedangkan pengertian kapasitas paru merupakan penjumlahan dari dua volume paru atau lebih. Termasuk pemeriksaan kapasitas paru adalah: 1. Kapasitas Inspirasi (Inspiratory Capacity=IC) adalah volume udara yang masuk paru setelah inspirasi maksimal atau sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal (IC=IRV+TV). 2. Kapasitas Vital (Vital Capacity), volume udara yang dikeluarkan melalui ekspirasi maksimal setelah sebelumnya melakukan inspirasi maksimal. Kapasitas vital besarnya sama dengan volume inspirasi cadangan ditambah volume ekspirasi cadangan dan volume tidal(VC=IRV+ERV+TV). 3. Kapasitas Paru Total (Total Lung Capacity=TLC) adalah kapasitas vital ditambah volume residu (TLC=VC+RV atau TLC=IRV + TV + ERV + RV)
  • 13. 13 4. Kapasitas Residu Fungsional (Functional Residual Capacity=FRC) adalah volume ekspirasi cadangan ditambah volume residu (FRC=ERV+RV)
  • 14. 14 BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Spirometer adalah alat tes fisiologi yang mengukur volume udara dimana udara dihirup dan dihembuskan menurut waktu. Dengan pemeriksaan spirometri dapat diketahui semua volume paru kecuali volume residu, semua kapasitas paru kecuali kapasitas paru yang mengandung komponen volume residu yaitu FRC dan TLC. Jenis-jenis spirometri: 1. WHOLE BODY PLETHYSMOGRAPH 2. PNEUMOTACHOMETER 3. FULLY ELECTRONIC SPIROMETER 4. INSENTIF SPIROMETER 5. PEAK FLOW METER 6. WINDMILL-TYPE SPIROMETER 7. TILT-KOMPENSASI SPIROMETER Indikasi pemeriksaan spirometri adalah: 1. Setiap keluhan sesak 2. Penderita asma stabil 3. Penderita PPOK stabil 4. Evaluasi penderita asma tiap tahun dan penderita PPOK tiap 6 bulan 5. Penderita yang akan dianestesi umum 6. Pemeriksaan berkala pekerja yang terpajan zat 7. Pemeriksaan berkala pada perokok
  • 15. 15 Tujuan pemeriksaan spirometri adalah:  Menilai status faal/fungsi paru -paru : normal, restriksi, obstruksi, campuran  Menentukan diagnosis penyakit : asma, penyakit paru obstrukstif kronik (PPOK), dll  Menilai manfaat pengobatan : memadai atau belum  Memantau perjalanan penyakit apakah mengalami perbaikan atau perburukan  Menentukan prognosis : memprediksi kondisi penyakit di masa mendatang  Menentukan toleransi/risiko tindakan bedah atau anestesi umum
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA http://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.html diakses tanggal 08 mei 2014, pukul 15.00 WIB http://blog.uad.ac.id/annisaikaputri/2011/12/17/spirometer/ diakses tanggal 07 mei 2014, pukul 21.00 WIB http://en.wikipedia.org/wiki/Spirometer diakses tanggal 08 mei 2014, pukul 17.00 WIB