SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN
ARHTRITIS REUMATOID
Kelompok 1
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN KELAS 3A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2013
Nama Anggota Kelompok
1. Ade Bagus Sasongko (10/1558/PD/0003)
2. Adi Purnomo (121440124040001)
3. Afriyanti Retno Sari (121440124050002)
4. Agasira Wisang Kandha (121440124060003)
5. Agustin Setiyaningsih (121440124070004)
6. Aji Setyo Oetomo (121440124080005)
7. Amanatul Khudsiyah (121440124130010)
8. Aniatun Rokhimah (121440124150012)
9. Ayih Puspita Sari (121440124190016)
10. Budianto (121440124200017)
11. Danang Kukuh Pramono (121440124220019)
12. Dandung Kasmaran (121440124230020)
13. Defi Solifah (121440124250022)
14. Deny Aji Saputra (121440124260023)
15. Eka Nur Cahyani (121440124310028)
16. Eko Ully Kurniawan (121440124330030)
17. Eling Tiyasari (121440124340031)
18. Endro Julianto (121440124350032)
19. Eny Hikmawati (121440124360033)
20. Era Raudatul Jannah (121440124370034)
21. Febri Agung wijayanto (121440124450042)
22. Haryana Suyana (121440124480045)
23. Ififah Qosdina (121440124490046)
24. Isnaeni Ernawati (11/2029/PD/0042)
25. Lina Wijayanti (121440124530050)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan
lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah
satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan
gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan
makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila
otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan
meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut
tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik
ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak,
namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di
bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari
kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri,
kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan
sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau
sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan
meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)
Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati
urutan kedua 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia
>55 tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996). Dan berdasarkan survey
WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari
pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).
Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya
terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata laksananya
sering merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur
dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki.
Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).
Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak
diketahui. Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi
terhadap penyakit.
Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit
rheumatoid artritis dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien.
B. Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi progresif, sistemik dan kronis
(Pusdinakes, 1995) synovial.. Arthritis rheumatoid merupakan peradangan yang kronis dan
sistemik pada sendi.
Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA)
merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem
kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.
Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan
radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan
tulang.(Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas)
Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai
mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri
persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan.( Diane C. Baughman, 2000 )
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama
poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.( Arif Mansjour, 2001 )
B. Etiologi
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun factor predisposisinya
adalah:
 Mekanisme imunitas (antigen-antibodi)
 Factor metabolic
 Infeksi virus
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis arthritis rheumatoid:
1. Setempat :
a. Sakit pada persendian disertai kaku dan gerakan terbatas.
b. Lambat laun membengkak, panas, merah, dan lemah.
c. Perubahan bentuk tangan, jari tangan seperti leher angsa, deviasi ulna.
d. Semua sendi dapat terserang (panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, bahu,
rahang).
2. Sistemik :
a. Mudah capek, lemah, dan lesu
b. Demam
c. Takikardia
d. Berat badan turun
e. Anemia
D. Patofisiologi
Inflamasi awal mengenai sendi-sendi synovial disertai edema, kongestif vascular,
eksudat fibrin, dan infiltrasi selular. Peradanagn kronis synovial menjadi menebal, terutama
pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian terjadi granulasi membentuk panus.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan nutrisi kartilago artikular,
sehingga terjadi nekrotik. Jika kerusakan kartilago sangat luas, akan terjadi ankilosis.
Kerusakan kartilago dan tulang menimbulkan dislokasi. Invasi tulang subkondria
menimbulkan osteoporosis setempat.
E. Pathway
Penyimpangan KDM
Mekanisme imunitas
Factor metabolik
Invasi virus
Pada sendi synovial
Penyebaran yg hematogen
Reaksi antigen-antibodi
Pengaktifan mediator kimiawi
Inflamasi/arthritis reumatoid
Transduksi peningkatan vaskularisasi
Transmisi edema
Modulasi sendi synovial mjd tebal
Nyeri dipersepsikan terjdi granulasi
Nyeri
membentuk panus
G3 nutrisi pada sendi
nekrotik
kelelahan
osteoporosis local
pembatasan
aktivitas klemahan fisik
intoleransi aktivitas Perubahan status kesehatan Imobilitas fisik
Informasi kurang terpajang
Kurang pengetahuan perubahan penampilan
G3 citra tubuh
Potensial cedera g3 konsep diri
BAB III
STUDI KASUS
A. KASUS AR
Nama : Ny. M
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ungaran
Orang terdekat : Tn. B
Alamat orang terdekat : Ungaran
Tanggal pengkajian : 16 Agustus 2012
I. RIWAYAT KELUARGA
Kelayan dalam kehidupan berkeluarga menikah dua kali, suami yang pertama
meninggal dan memiliki lima anak tetapi 4 anaknya juga meninggal dan seorang
anaknya yang terlah berkeluarga dan dikaruniai dua orang cucu. . Kelayan tinggal di
Panti Werdha Wisma Werkudoro sekitar 4 tahun dan menikah lagi dengan penghuni
panti yang bernama Tn. B dan sekarang hidup bersama dengan suaminya. Kelayan
sering mengatakan merasa kecewa dengan anak yang telah dibesarkannya.
Anaknya tidak mau menghargai dan hidup bersama orang tuanya dan mengusirnya
pergi. Karena. kelayan merasa anaknya telah durhaka akhirnya kelayan tersebut sering
sakit-sakitan. Kelayan kemudian hidup dengan adiknya. Karena sakit adiknya meni
nggal kemudian kelayan tersebut dibawa tetangganya dan dimasukkan ke Panti Wreda
Wening Wardoyo.
II. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Kelayan tinggal di Panti Werdha “ Wening Wardoyo “ di wisma Wekudoro yang
berpenghuni 5 kelayan dimana Ny M tinggal bersama suaminya Tn. B. untuk jumlah
kamar yang ada 3 buah untuk kelayan dan 3 kamar untuk tempat pengasuh dalamnya.
Ny. M adalah satu –satunya kelayan wanita di wisma Werkudoro. Suasana di
wisma seperti layaknya disebuah masyarakat dimana kamar merupakan rumah
dan harus dijaga untuk privasi dan keamanannya. Setiap penghuni kamar yang
meninggalkan tempat selalu menutup kamar masing- masing. Tetangga terdekat
yaitu penghuni wisma Brotonoyo.
III. TINJAUAN SISTEM
1. Umum
Kondisi umum penderita baik, penderita mengatakan kadang tidurnya
terganggu akibat sering kencing dimalam hari, merasa pusing, pilek dan batuk
Tanda vital : Pada hari Senin, 16/08/04
TD : Tidur : 140/80 mmHg
Duduk : 140/80 mmHg
Berdiri : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36,50C BB : 55 kg
TB : 151 cm
2. Integumen
Pada tubuh kelayan tidak ada lesi dan luka. Untuk rambut sudah mengalami
perubahan yaitu memutih sebagian. Kuku-kuku pasien bersih dan terpotong rapi.
3. Hemopoetik
Konjungtiva tidak anemis. Kelayan belum dilakukan pemeriksaan
darah/laboratorium
4. Kepala
Pemeriksaan kepala kelayan : bentuk kepala mesocephal, rambut memutih tapi
belum semua, tipis dan sedikit, tidak ada luka, bersih, tidak berkutu.
5. Mata
Kondisi mata kelayan sudah mengalami perubahan dalam penglihatan agak sedikit
kabur. Mata kelayan berwarna putih kemerahan dan terlihat keruh.
6. Telinga
Pendengaran kelayan belum berkurang. Pada saat wawancara kelayan masih bisa
mendengar dengan suara biasa . Kelayan mengatakan belum pernah sakit telinga .
Untuk kebersihan telinga kelayan cukup terjaga.
7. Hidung dan Sinus
Kelayan mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap udara dingin. Kebersihan
hidung terjaga.
8. Mulut dan tenggorok
Kelayan mengatakan sedang batuk dan ditenggorokan seperti ada riak yang tidak
bisa keluar. Mengalami perubahan suara saat batuk menjadi serak. Kelayan
mengatakan jarang menggosok gigi karena giginya sudah mulai ompong bagian
bawah. Klien sering menguap.
9. Leher
Kelayan mengatakan saat ini tidak mempunyai masalah dengan lehernya, tetapi
dulu pernah beberapa kali merasakan berat di tengkuk, terasa pegel. Kelayan masih
bisa menggerakkan leher dengan tidak terbatas. Kelayan tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
10. Payudara
Kelayan mengatakan tidak ada masalah dengan payudaranya hanya sekarang sudah
mulai kempet/mengecil tidak seperti waktu masih gadis.
11. Pernafasan
Kelayan mengatakan tidak pernah sesak napas hanya batuk saja
Hasil pemeriksaan :
Inspeksi : simetris, retraksi dada (-)
Palpasi : simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD : bronkhial
ST : Ronkhi (-) Wheezing (-) Hantaran (+)
12. Kardiovaskuler
Inspeksi : IC tak tampak
Palpasi : IC teraba intercosta 4 – 5 mid 2 cm mid klavikula sinistra
Perkusi : Konfigurasi bergeser
Auskultasi : HR 80 x / menit regular, SI-II murni, bising/gallop (-)
13. Gastro Intestinal
Kelayan nafsu makan baik makan sesuai dengan diit panti. Porsi makan habis.
Minum 6 gelas perhari jenis air putih, the. LILA : 25 cm
14. Perkemihan
Kelayan mengatakan sering BAK, hampir setiap jam BAK diwaktu malam hari
dan sekitar 4 – 6 kali disiang hari. Kelayan tidak mengeluhkan tentang nyeri saat
berkemih. Kelayan mengeluh capek untuk bolak-balik kekamar mandi. Pengasuh
pun mengatakan kalau Ny M sering bolak – balik kamar mandi dan urinenya
tercecer saat mau ke kamar mandi.
15. Genito Reproduksi
Kelayan mengatakan tidak ada masalah, kelayan sudah menopouse dan untuk
kebutuhan seksual terpenuhi karena hidup dengan suaminya di panti.
16. Muskuloskleletal
Kelayan mengeluhkan nyeri pada sendi lutut kanan dan kiri. Lutut bengkak dan
memerah. Aktivitas terganggu dan memerlukan tongkat untuk membantu dalam
berjalan
17. Sistem syaraf pusat
Kelayan mengatakan pernah merasakan sakit kepala dan tengkuk terasa berat.
18. Sistem Endokrin
Kelayan mengatakan masih bisa membedakan antara panas dan dingin, serta masih
bisa merasakan. Kelayan tidak mengalami kebiasaan makan yang berlebihan atau
minum yang berlebihan
B. Pengkajian
Pola Kesehatan dan Fungsional
No Pola Fungsional Sebelum sakit Selama sakit
1 Pola Persepsi
dan
Pemeliharaan
Kesehatan
Klien mengatakan
jarang menggosok
gigi karena giginya
sudah mulai ompong
bagian bawah.
2 Pola Nutrisi dan
Metabolisme
Pasien mengatakan
Makan : nasi, lauk
pauk, sayur,
porsi habis 3
kali makan
sehari.
Minum : 4-5 gelas/hari
air putih
Pasien mengatakan
Makan : Pasien makan
diit sehari 3x
dengan
komposisi nasi,
lauk, sayur dan
kadang-kadang
habis.
Minum : minum 3
gelas/hari jenis
air putih.
3 Pola Eliminasi Pasienmengatakan BAB
sebanyak 1-2x sehari,
konsistensilunak,warna
dan bau khasdan BAK
4-5x/hari dengan
frekuensi sedikit-sedikit,
warna danbau khas.
Pasien mengatakan
Pasien tidak BAB, paling
hanya flatus dan BAK
7x/hari dengan frekuensi
sedikit-sedikit berwarna
kuning
4 Pola Aktivitas
dan Latihan
Kemampuanperawatan
diri pasien baik,
dilakukan secara
mandiri baik dalam
makan/minum,
toileting, berpakaian
dan mobilitas fisik
Kemampuan perawatan
diri pasien kurang baik,
semuanya dilakukan
dengan bantuan orang
lain.
5 Pola Tidur dan
Istirahat
Pasiensebelum dirawat
tidur 6-7 jam/hari
Pasien selama dirawat di
RS tidur hanya 3-4 jam
tetapi nyenyak
6 Pola Persepsi
Kognitif
Panca indra pasien
masihberfungsi dengan
baik dan masih normal.
Pasien masih mampu
berbicara dengan baik,
Pasien juga dapat
membuat keputusan
harus menjaga
nutrisinya untuk
mempercepat
kesembuhannya.Beliau
mengetahui bahwa
dirinya menderita PH.
7 Pola Persepsi
dan Konsep Diri
Pasien berinteraksi
dengan orang
Pasien tetap berinteraksi
dengan orang lain, beliau
dilingkungan sekitarnya
dengan sangat baik.
tidak merasa minder
dengan penyakitnya dan
berharap bisa segera
sembuh setelah dirawat
di RS.
8 Pola Hubungan
dan Peran
Pasien mempunyai
hubungan yang baik
dengan keluarga dan
tetangganya.
Pasien mempunyai
hubungan baik dengan
keluarga dan
tetangganya, dilihat dari
keluarga yang selalu
menjaga dan tetangga
yang selalu berkunjung.
9 Pola Reproduksi
Seksual
Pasienberjenis kelamin
laki-laki dan berperan
sebagai suami dari
seorang istrinya dan
bapak dari keenam
orang anaknya.
10 Pola
Penanggulangan
Stress
Pasien dan keluarga
pasien mengatakan jika
pasien ada masalah
selalu bercerita kepada
keluarganya.
11 PolaTata Nilai
dan Kepercayaan
Pasien beragama Islam,
sebelum sakit pasien
rajin beribadah.
Sesudah sakit, pasien
tidak rajin beribadah.
C. Diagnosa
D. Rencana
E. Pembahasan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran
sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung
beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya
sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai
dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan
umum cepat lelah.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah kami susun ini, dan dapat
menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan keperawatan dalam praktik, khususnya
pada pasien yang menagalami gangguan sistem muskuloskeletal : Gout dan Rheumatoid
Arthritis, dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Suratum, dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuluskeletal. EGC :
Jakarta
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Ed. 3.EGC : Jakarta
konzled, antok . 2012. Askep Arthritis Reumatoid. http://tvftdvtfvtdtd.blogspot.com/. Html
(diakses tanggal 24 Oktober 2013)
Pasiga, Randan. 2013. Makalah Reumatoid Artritis.
http://randanpasiga.blogspot.com/2013/04/makalah-reumatoid-artritis.html . Oktober 2013
(diakses tanggal 25 Oktober 2013)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Terapi iii kel 1 pak akrom
Terapi iii kel 1 pak akromTerapi iii kel 1 pak akrom
Terapi iii kel 1 pak akromhusnul khotimah
 
Makalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaMakalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaKANDA IZUL
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoidfikri asyura
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidKANDA IZUL
 
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)Tata Qonita
 
Presentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatriPresentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatriAihara Tsukiyama
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Fariz Fadhly
 
Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]Dwita Item's
 
Artritis Reumatoid
Artritis ReumatoidArtritis Reumatoid
Artritis ReumatoidAmee Hidayat
 
Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1dinie novianty
 

Was ist angesagt? (17)

Paget's desease
Paget's deseasePaget's desease
Paget's desease
 
nyeri sendi
nyeri sendinyeri sendi
nyeri sendi
 
Terapi iii kel 1 pak akrom
Terapi iii kel 1 pak akromTerapi iii kel 1 pak akrom
Terapi iii kel 1 pak akrom
 
Makalah dikonversi sik
Makalah dikonversi sikMakalah dikonversi sik
Makalah dikonversi sik
 
Makalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaMakalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansia
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
 
Presentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatriPresentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatri
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
 
Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]
 
Artritis Reumatoid
Artritis ReumatoidArtritis Reumatoid
Artritis Reumatoid
 
Catatan pbl 2
Catatan pbl 2Catatan pbl 2
Catatan pbl 2
 
Satpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritisSatpel rematoid artritis
Satpel rematoid artritis
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tik
 

Ähnlich wie Arhtritis reumatoid

Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisWidya Pratiwi
 
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematikAsuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematikupi eka permai
 
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematikAsuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematikupi eka permai
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxRidoniJoy
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_GERONTIK_Rematik.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_GERONTIK_Rematik.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_GERONTIK_Rematik.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_GERONTIK_Rematik.docxciaa4
 
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptxkel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptxchifuyuyuppie
 
2.%20 bab%202.pdf 1563419489
2.%20 bab%202.pdf 15634194892.%20 bab%202.pdf 1563419489
2.%20 bab%202.pdf 1563419489lany pratiwi
 
Osteo artritis
Osteo artritisOsteo artritis
Osteo artritisSujana Pkm
 
Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapipotterkumaidi
 

Ähnlich wie Arhtritis reumatoid (20)

KTI keperawatan
KTI keperawatan KTI keperawatan
KTI keperawatan
 
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
 
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematikAsuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
 
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematikAsuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
 
Sap rematik incie
Sap rematik incieSap rematik incie
Sap rematik incie
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptx
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_GERONTIK_Rematik.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_GERONTIK_Rematik.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_GERONTIK_Rematik.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_GERONTIK_Rematik.docx
 
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptxkel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
 
264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx
 
264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx
 
370504081-Lp-Rematik.docx
370504081-Lp-Rematik.docx370504081-Lp-Rematik.docx
370504081-Lp-Rematik.docx
 
2.%20 bab%202.pdf 1563419489
2.%20 bab%202.pdf 15634194892.%20 bab%202.pdf 1563419489
2.%20 bab%202.pdf 1563419489
 
2. bab 2
2. bab 22. bab 2
2. bab 2
 
Arth
ArthArth
Arth
 
Kel 13 stroke
Kel 13 strokeKel 13 stroke
Kel 13 stroke
 
Osteo artritis
Osteo artritisOsteo artritis
Osteo artritis
 
GOUT.pdf
GOUT.pdfGOUT.pdf
GOUT.pdf
 
Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapi
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 

Mehr von Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Arhtritis reumatoid

  • 1. TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN ARHTRITIS REUMATOID Kelompok 1 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN KELAS 3A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2013
  • 2. Nama Anggota Kelompok 1. Ade Bagus Sasongko (10/1558/PD/0003) 2. Adi Purnomo (121440124040001) 3. Afriyanti Retno Sari (121440124050002) 4. Agasira Wisang Kandha (121440124060003) 5. Agustin Setiyaningsih (121440124070004) 6. Aji Setyo Oetomo (121440124080005) 7. Amanatul Khudsiyah (121440124130010) 8. Aniatun Rokhimah (121440124150012) 9. Ayih Puspita Sari (121440124190016) 10. Budianto (121440124200017) 11. Danang Kukuh Pramono (121440124220019) 12. Dandung Kasmaran (121440124230020) 13. Defi Solifah (121440124250022) 14. Deny Aji Saputra (121440124260023) 15. Eka Nur Cahyani (121440124310028) 16. Eko Ully Kurniawan (121440124330030) 17. Eling Tiyasari (121440124340031) 18. Endro Julianto (121440124350032) 19. Eny Hikmawati (121440124360033) 20. Era Raudatul Jannah (121440124370034) 21. Febri Agung wijayanto (121440124450042) 22. Haryana Suyana (121440124480045) 23. Ififah Qosdina (121440124490046) 24. Isnaeni Ernawati (11/2029/PD/0042) 25. Lina Wijayanti (121440124530050)
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994) Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan kedua 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996). Dan berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).
  • 4. Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ). Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui. Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap penyakit. Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit rheumatoid artritis dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. B. Tujuan
  • 5. BAB II TINJAUAN TEORI A. Defenisi Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi progresif, sistemik dan kronis (Pusdinakes, 1995) synovial.. Arthritis rheumatoid merupakan peradangan yang kronis dan sistemik pada sendi. Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.(Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas) Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan.( Diane C. Baughman, 2000 ) Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.( Arif Mansjour, 2001 ) B. Etiologi Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun factor predisposisinya adalah:  Mekanisme imunitas (antigen-antibodi)  Factor metabolic  Infeksi virus C. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis arthritis rheumatoid: 1. Setempat : a. Sakit pada persendian disertai kaku dan gerakan terbatas.
  • 6. b. Lambat laun membengkak, panas, merah, dan lemah. c. Perubahan bentuk tangan, jari tangan seperti leher angsa, deviasi ulna. d. Semua sendi dapat terserang (panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, bahu, rahang). 2. Sistemik : a. Mudah capek, lemah, dan lesu b. Demam c. Takikardia d. Berat badan turun e. Anemia D. Patofisiologi Inflamasi awal mengenai sendi-sendi synovial disertai edema, kongestif vascular, eksudat fibrin, dan infiltrasi selular. Peradanagn kronis synovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian terjadi granulasi membentuk panus. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan nutrisi kartilago artikular, sehingga terjadi nekrotik. Jika kerusakan kartilago sangat luas, akan terjadi ankilosis. Kerusakan kartilago dan tulang menimbulkan dislokasi. Invasi tulang subkondria menimbulkan osteoporosis setempat.
  • 7. E. Pathway Penyimpangan KDM Mekanisme imunitas Factor metabolik Invasi virus Pada sendi synovial Penyebaran yg hematogen Reaksi antigen-antibodi Pengaktifan mediator kimiawi Inflamasi/arthritis reumatoid Transduksi peningkatan vaskularisasi Transmisi edema Modulasi sendi synovial mjd tebal Nyeri dipersepsikan terjdi granulasi
  • 8. Nyeri membentuk panus G3 nutrisi pada sendi nekrotik kelelahan osteoporosis local pembatasan aktivitas klemahan fisik intoleransi aktivitas Perubahan status kesehatan Imobilitas fisik Informasi kurang terpajang Kurang pengetahuan perubahan penampilan G3 citra tubuh Potensial cedera g3 konsep diri
  • 9. BAB III STUDI KASUS A. KASUS AR Nama : Ny. M Umur : 62 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Ungaran Orang terdekat : Tn. B Alamat orang terdekat : Ungaran Tanggal pengkajian : 16 Agustus 2012 I. RIWAYAT KELUARGA Kelayan dalam kehidupan berkeluarga menikah dua kali, suami yang pertama meninggal dan memiliki lima anak tetapi 4 anaknya juga meninggal dan seorang anaknya yang terlah berkeluarga dan dikaruniai dua orang cucu. . Kelayan tinggal di Panti Werdha Wisma Werkudoro sekitar 4 tahun dan menikah lagi dengan penghuni panti yang bernama Tn. B dan sekarang hidup bersama dengan suaminya. Kelayan sering mengatakan merasa kecewa dengan anak yang telah dibesarkannya. Anaknya tidak mau menghargai dan hidup bersama orang tuanya dan mengusirnya pergi. Karena. kelayan merasa anaknya telah durhaka akhirnya kelayan tersebut sering sakit-sakitan. Kelayan kemudian hidup dengan adiknya. Karena sakit adiknya meni nggal kemudian kelayan tersebut dibawa tetangganya dan dimasukkan ke Panti Wreda Wening Wardoyo. II. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP Kelayan tinggal di Panti Werdha “ Wening Wardoyo “ di wisma Wekudoro yang berpenghuni 5 kelayan dimana Ny M tinggal bersama suaminya Tn. B. untuk jumlah kamar yang ada 3 buah untuk kelayan dan 3 kamar untuk tempat pengasuh dalamnya.
  • 10. Ny. M adalah satu –satunya kelayan wanita di wisma Werkudoro. Suasana di wisma seperti layaknya disebuah masyarakat dimana kamar merupakan rumah dan harus dijaga untuk privasi dan keamanannya. Setiap penghuni kamar yang meninggalkan tempat selalu menutup kamar masing- masing. Tetangga terdekat yaitu penghuni wisma Brotonoyo. III. TINJAUAN SISTEM 1. Umum Kondisi umum penderita baik, penderita mengatakan kadang tidurnya terganggu akibat sering kencing dimalam hari, merasa pusing, pilek dan batuk Tanda vital : Pada hari Senin, 16/08/04 TD : Tidur : 140/80 mmHg Duduk : 140/80 mmHg Berdiri : 130/80 mmHg Nadi : 80 x / menit Suhu : 36,50C BB : 55 kg TB : 151 cm 2. Integumen Pada tubuh kelayan tidak ada lesi dan luka. Untuk rambut sudah mengalami perubahan yaitu memutih sebagian. Kuku-kuku pasien bersih dan terpotong rapi. 3. Hemopoetik Konjungtiva tidak anemis. Kelayan belum dilakukan pemeriksaan darah/laboratorium 4. Kepala Pemeriksaan kepala kelayan : bentuk kepala mesocephal, rambut memutih tapi belum semua, tipis dan sedikit, tidak ada luka, bersih, tidak berkutu.
  • 11. 5. Mata Kondisi mata kelayan sudah mengalami perubahan dalam penglihatan agak sedikit kabur. Mata kelayan berwarna putih kemerahan dan terlihat keruh. 6. Telinga Pendengaran kelayan belum berkurang. Pada saat wawancara kelayan masih bisa mendengar dengan suara biasa . Kelayan mengatakan belum pernah sakit telinga . Untuk kebersihan telinga kelayan cukup terjaga. 7. Hidung dan Sinus Kelayan mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap udara dingin. Kebersihan hidung terjaga. 8. Mulut dan tenggorok Kelayan mengatakan sedang batuk dan ditenggorokan seperti ada riak yang tidak bisa keluar. Mengalami perubahan suara saat batuk menjadi serak. Kelayan mengatakan jarang menggosok gigi karena giginya sudah mulai ompong bagian bawah. Klien sering menguap. 9. Leher Kelayan mengatakan saat ini tidak mempunyai masalah dengan lehernya, tetapi dulu pernah beberapa kali merasakan berat di tengkuk, terasa pegel. Kelayan masih bisa menggerakkan leher dengan tidak terbatas. Kelayan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. 10. Payudara Kelayan mengatakan tidak ada masalah dengan payudaranya hanya sekarang sudah mulai kempet/mengecil tidak seperti waktu masih gadis. 11. Pernafasan
  • 12. Kelayan mengatakan tidak pernah sesak napas hanya batuk saja Hasil pemeriksaan : Inspeksi : simetris, retraksi dada (-) Palpasi : simetris kanan dan kiri Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru Auskultasi : SD : bronkhial ST : Ronkhi (-) Wheezing (-) Hantaran (+) 12. Kardiovaskuler Inspeksi : IC tak tampak Palpasi : IC teraba intercosta 4 – 5 mid 2 cm mid klavikula sinistra Perkusi : Konfigurasi bergeser Auskultasi : HR 80 x / menit regular, SI-II murni, bising/gallop (-) 13. Gastro Intestinal Kelayan nafsu makan baik makan sesuai dengan diit panti. Porsi makan habis. Minum 6 gelas perhari jenis air putih, the. LILA : 25 cm 14. Perkemihan Kelayan mengatakan sering BAK, hampir setiap jam BAK diwaktu malam hari dan sekitar 4 – 6 kali disiang hari. Kelayan tidak mengeluhkan tentang nyeri saat berkemih. Kelayan mengeluh capek untuk bolak-balik kekamar mandi. Pengasuh pun mengatakan kalau Ny M sering bolak – balik kamar mandi dan urinenya tercecer saat mau ke kamar mandi. 15. Genito Reproduksi Kelayan mengatakan tidak ada masalah, kelayan sudah menopouse dan untuk kebutuhan seksual terpenuhi karena hidup dengan suaminya di panti.
  • 13. 16. Muskuloskleletal Kelayan mengeluhkan nyeri pada sendi lutut kanan dan kiri. Lutut bengkak dan memerah. Aktivitas terganggu dan memerlukan tongkat untuk membantu dalam berjalan 17. Sistem syaraf pusat Kelayan mengatakan pernah merasakan sakit kepala dan tengkuk terasa berat. 18. Sistem Endokrin Kelayan mengatakan masih bisa membedakan antara panas dan dingin, serta masih bisa merasakan. Kelayan tidak mengalami kebiasaan makan yang berlebihan atau minum yang berlebihan B. Pengkajian Pola Kesehatan dan Fungsional No Pola Fungsional Sebelum sakit Selama sakit 1 Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Klien mengatakan jarang menggosok gigi karena giginya sudah mulai ompong bagian bawah. 2 Pola Nutrisi dan Metabolisme Pasien mengatakan Makan : nasi, lauk pauk, sayur, porsi habis 3 kali makan sehari. Minum : 4-5 gelas/hari air putih Pasien mengatakan Makan : Pasien makan diit sehari 3x dengan komposisi nasi, lauk, sayur dan kadang-kadang habis. Minum : minum 3 gelas/hari jenis air putih.
  • 14. 3 Pola Eliminasi Pasienmengatakan BAB sebanyak 1-2x sehari, konsistensilunak,warna dan bau khasdan BAK 4-5x/hari dengan frekuensi sedikit-sedikit, warna danbau khas. Pasien mengatakan Pasien tidak BAB, paling hanya flatus dan BAK 7x/hari dengan frekuensi sedikit-sedikit berwarna kuning 4 Pola Aktivitas dan Latihan Kemampuanperawatan diri pasien baik, dilakukan secara mandiri baik dalam makan/minum, toileting, berpakaian dan mobilitas fisik Kemampuan perawatan diri pasien kurang baik, semuanya dilakukan dengan bantuan orang lain. 5 Pola Tidur dan Istirahat Pasiensebelum dirawat tidur 6-7 jam/hari Pasien selama dirawat di RS tidur hanya 3-4 jam tetapi nyenyak 6 Pola Persepsi Kognitif Panca indra pasien masihberfungsi dengan baik dan masih normal. Pasien masih mampu berbicara dengan baik, Pasien juga dapat membuat keputusan harus menjaga nutrisinya untuk mempercepat kesembuhannya.Beliau mengetahui bahwa dirinya menderita PH. 7 Pola Persepsi dan Konsep Diri Pasien berinteraksi dengan orang Pasien tetap berinteraksi dengan orang lain, beliau
  • 15. dilingkungan sekitarnya dengan sangat baik. tidak merasa minder dengan penyakitnya dan berharap bisa segera sembuh setelah dirawat di RS. 8 Pola Hubungan dan Peran Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangganya. Pasien mempunyai hubungan baik dengan keluarga dan tetangganya, dilihat dari keluarga yang selalu menjaga dan tetangga yang selalu berkunjung. 9 Pola Reproduksi Seksual Pasienberjenis kelamin laki-laki dan berperan sebagai suami dari seorang istrinya dan bapak dari keenam orang anaknya. 10 Pola Penanggulangan Stress Pasien dan keluarga pasien mengatakan jika pasien ada masalah selalu bercerita kepada keluarganya. 11 PolaTata Nilai dan Kepercayaan Pasien beragama Islam, sebelum sakit pasien rajin beribadah. Sesudah sakit, pasien tidak rajin beribadah. C. Diagnosa D. Rencana E. Pembahasan
  • 16. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah. B. Saran Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah kami susun ini, dan dapat menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan keperawatan dalam praktik, khususnya pada pasien yang menagalami gangguan sistem muskuloskeletal : Gout dan Rheumatoid Arthritis, dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Suratum, dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuluskeletal. EGC : Jakarta Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed. 3.EGC : Jakarta konzled, antok . 2012. Askep Arthritis Reumatoid. http://tvftdvtfvtdtd.blogspot.com/. Html (diakses tanggal 24 Oktober 2013) Pasiga, Randan. 2013. Makalah Reumatoid Artritis. http://randanpasiga.blogspot.com/2013/04/makalah-reumatoid-artritis.html . Oktober 2013 (diakses tanggal 25 Oktober 2013)